Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN GIZI I

KASUS OBESITAS
Dosen Pengampu :
Etika Ratna Noer,S.Gz,M.Si
dr. Martha Ardiaria, M.Si.Med

Disusun oleh :
1. Annisa Khaira Maadi (22030114120006)
2. A’isyah Aulia Firdausya (2203011120016)
3. Inmas Kusumawati (22030114120028)
4. Pradita Putri Ramadhani (22030114120042)
5. Intan Puji Lestari (22030114120052)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak yang abnormal atau berlebih pada jaringan
adiposa yang dapat menganggu kesehatan. Obesitas juga merupaka akibat dari
ketidakseimbangan pemasukan energi dan pengeluaran energi. WHO mendefiniskan obesitas
adalah :
a. BMI yang lebih besar atau sama dengan 25 adalah overweight
b. BMI yang lebih besar atau sama dengan 30 adalah obesitas
Di tahun 2014 lebih dari 1.9 miliyar orang dewasa usia lebih dari 18 tahun mengalami
overweight. 600 juta diantaranya adalah obesitas. Secara keseluruhan, 13% populasi orang
dewasa di dunia, 11% laki-laki dan 15% perempuan mengalami obesitas di tahun 2014.
Overweight dan obesitas lebih banyak berhubungan dengan kematian dunia dibandingkan
underweight.
Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang
dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Secara global, adanya peningkatan intake makanan
tinggi energi seperti makanan yang tinggi lemak dan menurunnya aktivitas fisik karena
bertambahnya jenis jenis pekerjaan yang sedenter, berubahnya model transportasi, dan
meningkatnya urbanisasi.
Meningkatnya IMT merupakan faktor resiko utama pada penyakit tidak menular
seperti penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke), yang menyebabkan
kematian pada tahun 2012, diabetes, gangguan muskulus skeletal (terutama osteoarthritis),
kanker (endometrium, payudara dan kolon). Faktor resiko terserang penyakit menular
tersebut meningkat seiring meningkatnya IMT.
Obesitas dan hubungannya dengan penyakit tidak menular dapat dicegah. Lingkungan
dan komunitas yang mendukung merupakan hal yang paling mendasar dalam membentuk
pilihan seseorang, membuat pilihan yang lebih menyehatkan pada makanan dan aktivitas fisik
reguler yang paling mudah (bisa diakses, tersedia dan terjangkau) sehingga dapat
menurunkan resiko obesitas.(1)
Upaya pemenuhan kebutuhan gizi pasien secara optimal, baik berupa pemberian
makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan dapat
dilakukan dengan proses asuhan gizi. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan
masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, khususnya tenaga yang
bergerak di bidang gizi. Diperlukan proses asuhan yang komprehensif yang terstandar. Proses

2
asuhan gizi terstandar dan komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai profesi terkait
(dokter, perawat, gizi, farmasis) sejak mulai assessment, penegakan diagnosis, intervensi, dan
monitoring evaluasi (monev).
Asuhan gizi yang tersedia bagi seorang individu tergantung pada adanya penyakit
atau risiko penyakit yang pada dirinya, lingkungan, tahap pertumbuhan dan perkembangan,
serta isu-isu sosial ekonomi. Asuhan gizi akan mencakup penilaian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kecukupan asupan gizi dan status gizi saat ini, dan identifikasi diagnosa
gizi. Penyusunan diet, pemberian enteral atau parenteral, atau intervensi dalam bentuk
konseling atau pendidikan dan koordinasi perawatan adalah intervensi yang mungkin dapat
dipilih sesuai dengan etiologi masalah. Dalam kebanyakan kasus, penyedia jasa kesehatan
telah menetapkan standar pelayanan atau praktek pedoman yang menjelaskan tindakan yang
direkomendasikan dalam proses asuhan gizi. Standar-standar ini sering berfungsi sebagai
dasar untuk menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.(2)
Proses asuhan gizi terdiri dari empat tahap yang berbeda tetapi saling berhubungan
dan terhubung dalam setiap langkah-langkahnya:(3)
(1) assessment
(2) diagnosisgizi
(3) intervensi gizi
(4) monitoring dan evaluasigizi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyelesaian kasus obesitas dengan asuhan gizi?

1.3. Tujuan
1. Melakukan proses asuhan gizi pada kasus obesitas.

1.4. Manfaat
1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian kasus obesitas dengan proses asuhan
gizi.
2. Mengetahui pembuatan preskripsi diet pada kasus obesitas.

BAB II
NCP OBESITAS

3
2.1. Gambaran Kasus
Ny. Risa adalah seorang pedagang baju berusia 48 tahun dengan tinggi badan 155 cm
dan berat badan 79 kg. Ny. Risa bekerja selama 10 jam setiap harinya dipasar dan selama
berjualan Ny. Risa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk sembari menunggui
tokonya. Suaminya Tn. Hendra adalah seorang PNS dan mereka memiliki 2 orang anak.
Ny. Risa sering menyaksikan tayangan kesehatan terutama tentang pengaturan diet.
Tetapi informasi yang didapat hanya didengarkan dan tidak diimplementasikan.
Ny. Risa akhir-akhir ini mengeluh sering pusing dan mudah lelah. Ny. Risa sudah 3
tahun terakhir ini dinyatakan oleh dokter menderita tekanan darah tinggi.
Khawatir dengan keadaan istrinya, Tn. Hendra membawa istrinya tersebut kontrol ke
dokter praktek, dan dilakukan pemeriksaan lab sebagai berikut :
Kolesterol total 265 mg/dl
LDL 155 mg/dl
HDL 25 mg/dl
Glukosa puasa 100 mg/dl
Tekanan Darah = 180/90 mmHg
Ny. Risa sangat menyukai makanan yang berlemak dan bersantan, dan 1 hari sebelum
pemeriksaan dilakukan Ny. Risa sempat menghadiri acara aqiqah keluarga jauhnya, dan
mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Di bawah ini merupakan hasil recall makanan Ny.
Risa dalam sehari :
Pagi : Nasi 200 gr, ayam goreng 2 ptg, sayur asam 1 mangkok, teh manis 1 gelas
Snack : Kolak pisang 1 mangkok dan mendoan 3 buah
Siang : Nasi 200 gr, gule kambing 1 mangkok, sop kikil 1 mangkok, lalapan (daun kemangi
50 gr), teh manis 1 gelas
Snack : Sup buah 1 gls + krakers 5 buah besar
Malam : Mie goreng babat + jus alpukat

2.1.1. Estimasi Kebutuhan Total Energi :


a. BMR = (9,99 x BB) + (6,25 x TB) – (4,92 x U) – 161
= (9,99 x 79) + (6,25 x 155) – (4,92 x 48) – 161

4
= 789,21 + 968,75 – 236,16 – 161
= 1378,8
b. Aktivitas Fisik = 30% x 1378,8
= 413,64
c. TEF = 10% (1378,8 + 413,64)
= 179,244
d. Energi Total = BMR + AF + TEF
= 1971,68
2.1.2. Indeks Massa Tubuh
BB 79
IMT = 2 = = 32,88
TB (m) 2,4025
2.1.3. % Lemak tubuh
Persen lemak Tubuh = (1,2 x BMI) + (0,23 x U) – (10,8 x G) – 5,4
= (1,2 x 32,88) + (0,23 x 48) – (10,8 x 0) – 5,4
= 45,096%
2.1.4. Berat Badan Ideal (kg)
BB ideal = ((TB [cm] –100) – 10%)
= ((155-100) – 10%)
= 54,9 kg
2.1.5 Hasil Recall
- Energi : 2383.5 kkal
- Karbohidrat : 317.1 gram
- Lemak : 113.8 gram
- Protein : 82.5 gram

2.2. Asesmen Gizi


2.2.1. Food History
Domain Data Interpretasi
Kelebihan energi sebanyak
FH 1.1.1.1
2801,1 kkal 450,246 kkal dari estimasi
Total Energy Intake
kebutuhan energi
Asupan cairan masih
FH 1.2.11 Teh manis, kolak pisang,
kurang dan cenderung
Oral Fluid jus alpukat, sup buah
meminum minuman manis
Konsumsi nasi, ayam
Makanan yang dikonsumsi
goreng, sayur asam,
FH 1.2.2 mengandung lemak jenuh
mendoan, sop kikil, gule
Type of Food yang tinggi dan kolestrol
kambing, lalapan, krakers,
tinggi.
mi goreng babat
Kelebihan asupan total
FH 1.5.1.1
127,5 gram lemak sebesar 175% dari
Total Fat
kebutuhan normal

5
Sering menonton tayangan Kurangnya kesadaran
FH 4.2.4 Motivation kesehatan tetapi tidak untuk mengubah gaya
mengimplementasikan hidup sehat terkait gizi.
Aktivitas sedang, karena
FH 7.3.6 Berjualan baju selama 10
sebagian besar waktunya
Type Physical Activity jam
untuk menjaga toko
Kesimpulan :
1. Kelebihan asupan energi dan lemak.
2. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
3. Aktivitas fisik yang rendah.
4. Kurangnya kesadaran dalam mengimplementasikan pengetahuan terkait gizi

2.2.2. Anthropometry Measurement

Domain Data Interpretasi


AD 1.1.1
155 cm Normal
Height
AD 1.1.2
79 kg Berat badan berlebih
Weight
AD 1.1.5
32.88 kg/m2 Obesitas tipe 2
BMI
Kesimpulan : Ny. Risa tergolong Obesitas tipe II

2.2.3. Biochemical Data, Medical Test and Procedures

Domain Data Interpretasi


BD 1.1.3
Partial pressure of carbon
Hipertensi
180 mmHg
dioxide in arterial blood, (normal 120 mmHg)
PaCO2
BD 1.1.4
Partial pressure of oxygen Hipertensi
90 mmHg
(normal 80mmHg)
in arterial blood, PaCO2
BD 1.5.1
100mg/dl Normal
Glucose, fasting
BD 1.7.1 Hiperkolesterol
265 mg/dl
Cholestrol serum (normal 200 mg/dl)
BD 1.7.2 HDL rendah, kurang dari
25mg/dl
Cholestrol HDL 50 mg/dl
BD 1.7.3 LDL tinggi, lebih dari 100
155 mg/dl
Cholestrol LDL mg/dl

6
Kesimpulan : Ny. Risa mengalami hipertensi dan dislipidemia.

2.2.4. Nutrition –Focused Physical Findings

Domain Data Interpretasi


PD 1.1.6 Ny. Risa akhir-akhir ini Keluhan akibat hipertensi
Head and eyes mengeluh sering pusing yang diderita
Tekanan darah tinggi dan
PD 1.1.9 Tekanan Darah = 180/90
tergolong dalam hipertensi
Vital Signs mmHg
tingkat 3
Kesimpulan : Ny. Risa digolongkan hipertensi tingkat 3

2.2.5. Client History

Domain Data Interpretasi


CH 1.1.1 -
48 tahun
Age
CH 1.1.2 -
Perempuan
Gender
CH 1.1.7 -
Ibu dari 2 orang anak
Role in family
Hasil pemeriksaan dokter
CH 2.1.1
tekanan darah nya =
Patient/client chief Hipertensi
180/90 mmHg. Tergolong
nutrition complaint
dalam hipertensi tingkat 3
Tn. Hendra bekerja
sebagai PNS dan Ny. Risa
CH 3.1.1 Keluarga Ny. Risa
sebagai pedagang baju
Socioeconomic factors berpenghasilan cukup.
dipasar dan memiliki 2
orang anak
CH 3.1.6 Ny. Risa bekerja sebagai -
Occupation pedagang baju

2.2.6. Comparative Standards

Domain Data Interpretasi


CS 1.1.1
Kebutuhan normal energi
Total energy estimated 2350,85 kkal
yang seharusnya dipenuhi
needs

7
Penggunaan rumus
CS 1.1.2
Mifflin dikarenakan Ny.
Method for estimating Rumus Mifflin
Risa telah terdiagnosis
needs
memiliki hipertensi.
CS 2.1.1
Total lemak yang
Total fat estimated 65,30 gram/hari
seharusnya dikonsumsi
needs
CS 2.2.1
Total protein yang
Total protein estimated 117,54 gram/hari
seharusnya dikonsumsi
needs
CS 2.3.1
Total karbohidrat yang
Total carbohydrates 323,24 gram/hari
seharusnya dikonsumsi
estimated needs
CS 5.1.1
Berat badan yang
Ideal/reference body 54,9 kg
direkomendasikan
weight
CS 5.1.2 BMI yang
22,85 kg/m2
Recomended body mass direkomendasikan

CS 2.1.1 Total fat estimated needs

estimasi konsumsi lemak estimasi energi


= x
100 9

25 2350,854
= x
100 9

=65,30

CS 2.2.1 Total protein estimated need

estimasi konsumsi protein estimasi energi


= x
100 4

20 2350,854
= x
100 4

=117,54

CS 2.3.1 Total carbohydrate estimated need

8
estimasi konsumsi KH estimasi energi
= x
100 4

55 2350,854
= x
100 4

=323,24

2.3. Diagnosis Gizi

Masalah Diagnosis
1. Kelebihan asupan makanan 1. Ketidakinginan untuk mengurangi
asupan energi
2. Aktivitas fisik rendah
2. Keterbatasan waktu untuk
3. Kebiasaan mengkonsumsi
berolahraga
makanan tinggi lemak
3. Ketidaksiapan untuk merubah
kebiasaan makan

Berdasarkan data assesmen yang telah kami dapatkan, diketahui Ny. Risa usia 48
tahun, dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 79 kg, mengalami kelebihan asupan
lemak sebesar 175% dari kebutuhan normalnya. Hal ini diperkuat dengan data biokimia
yaitu kadar kolesterol serum sebesar 265 mg/dl dari kadar kolesterol serum normal sebesar
<200 mg/dl. Selain itu, tekanan darah dari Ny. Risa mencapai 180/90 mmHg di mana hasil
tersebut tergolong dalam hipertensi tingkat 3.

Dari hasil pemeriksaaan antropometri, didapatkan IMT Ny. Risa adalah 32.88 kg/m 2,
yang masuk ke dalam kategori Obesitas tipe 2. Hal ini disebabkan karena Ny. Risa gemar
mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh yang dan kolestrol. Dari uraian data yang
telah kami dapatkan dari hasil assesmen di atas, kami menyimpulkan bahwa diagnosis gizi
untuk Ny. Risa yaitu kelebihan asupan energi (P) berkaitan dengan kebiasaan
mengkonsumsi makanan tinggi lemak (E) yang ditandai dengan dislipidemia, hipertensi
serta obesitas tipe 2(S).

2.4. Intervensi Gizi


a. Tujuan Intervensi
- Menurunkan berat badan
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat dan
bergizi
- Mengubah perilaku dan kebiasaan makan.

9
b. Preskripsi Diet
- Modifikasi zat gizi dengan menurunkan jumlah asupan sebesar 500 kkal/
hari
- Jenis diet yang diberikan berupa makanan tinggi serat, rendah sodium dan
rendah lemak jenuh, tekstur padat dengan frekuensi normal (3x sehari)
- Memberikan edukasi terkait dengan zat gizi dan perilaku kebiasaan makan.
c. Implementasi
- Memberikan diet sebesar 1970,8 kkal setiap harinya dan diterapkan selama
6 bulan pertama.
- Meningkatkan aktivitas fisik berupa berenang, jalan cepat dan sepeda
selama 30 menit seminggu maksimal 4 kali
- Melakukan edukasi gizi tentang pola makanan selama 15 menit minimal
sebulan sekali
- Mengadakan konseling gizi mengenai menu makanan yang tepat minimal
sebulan sekali selama 30 menit
- Memberikan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan serta
pemberian diet rendah lemak dan tinggi serat (menu terlampir)

2.5. Monitoring dan Evaluasi Gizi

Masalah Intervensi Monitoring Evaluasi


Kelebihan asupan 1. Pemberian 1. Pemantauan asupan 1. Didapatkan
lemak diet rendah lemak dengan metode penurunan
lemak (asupan food recall ( 1 x / bulan) profil lipid
2. Pemantauan asupan
lemak ± 65.3 Kolesterol dan
kalori dengan metode
gr/ hr) LDL darah serta
food recall ( 1 x / bulan)
meningkatnya
HDL.
2. Didapatkan
2. Pemberian
penurunan
menu dengan
kalori secara
kalori
bertahap
±2350,854
Kelebihan berat Pemberian menu Pemantaun terhadap berat Didapatkan data
badan dengan makan sesuai badan pasien, ditinjau dari antropometri
IMT 32.88 kg/m2 dengan kebutuhan data antropometri dan pasien yang
(masuk dalam normal secara asupan makan pasien menunjukan
kategori Obese 2) bertahap adanya penurunan
berat badan, dari 79

10
kg menjadi 54 kg
secara berangsur-
angsur dan
mencapai IMT
normal
Rendahnya Pemberian Pemantauan terhadap Terjadi perubahan
aktivitas fisik. motivasi untuk peningkatan aktivitas fisik akivitas fisik pasien
aktivitas fisik, atau olahraga pasien, baik menjadi rajin
terutama dari segi jenis olahraga berolahraga seperti
olahraga. maupun frekuensi olahraga. berenang,
bersepeda dan jalan
cepat dengan
frekuensi setiap
hari minimal 30
menit

11
BAB III
PEMBAHASAN NCP

Banyak faktor penyebab yang berhubungan dengan peningkatan prevalensi obesitas


diantaranya 1) meningkatnya porsi makan 2) tingginya frekuensi makan 3) aktivitas
sedenter. Obesitas dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit Diabetes tipe 2, HTN,
stroke, kanker, menurunnya kesuburan dan kondisi lainnya(1). Berdasarkan data
assessment, Ny. Risa memiliki masalah utama yaitu pada tingginya asupan energi yang
berasal dari lemak. Dari data biokimia, Ny. Risa mengalami dislipidemia yang ditandai
dengan tingginya kadar kolesterol total, tingginya kadar LDL, dan rendahnya kadar HDL
dalam tubuh.
Asupan tinggi lemak, terutama lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol
LDL karena asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan mudah membentuk
radikal bebas. Asam lemak jenuh dalam diet, berhasil menurunkan kadar kolesterol total
dan K-LDL tanpa menurunkan K-HDL (kolesterol HDL), sehingga dapat menurunkan
risiko penyakit jantung koroner.
Konsumsi lemak total maksimal per hari yang dianjurkan adalah 30% dari energi
total, yang meliputi 10% asam lemak jenuh (SFA), 10% asam lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) dan 10% asam lemak tak jenuh jamak(PUFA). Asam lemak tak jenuh jamak
(PUFA) ternyata memiliki efek membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan
kemungkinan juga dari VLDL, serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein
beta di dalam hati. Selain berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner juga
berperan penting dalam transport dan metabolisme lemak, fungsi imun, dan
mempertahankan fungsi dan integritas membran sel.
Masalah lain yang dialami Ny. Risa adalah rendahnya aktivitas fisik. Aktivitas fisik
memiliki peran penting dalam penurunan berat badan. Menurut penelitian di negara maju,
individu yang memiliki aktivitas yang rendah memiliki resiko peningkatan berat badan
sebesar 5 kg. Aktivitas fisik merupakan variabel penting dalam energi ekspenditur yang
dapat meningkatkan keefektivitasan dari intervensi untuk menurunkan berat badan.

12
Tingkat kecukupan aktivitas fisik direkomendasikan selama 60 sampai 90 menit per hari
oleh USDA(1).
Ny. Risa memiliki antusiasme yang tinggi terhadap informasi-infomasi tentang
kesehatan. Terbukti dengan seringnya Ny. Risa menonton tayangan kesehatan di televisi.
Akan tetapi, Ny. Risa tidak memiliki keinginan untuk memulai hidup sehat terutama dalam
mengonsumsi makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan program edukasi maupun konseling
terkait pengetahuan tentang gizi dan makanan sehat.
Selain itu, Ny. Risa memiliki masalah yaitu tekanan darah yang tergolong tinggi
diikuti dengan aktivitas fisik yang kurang. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko
terserang penyakit hipertensi. Individu obes mengalami aktivasi saraf simpatis yang
berperan penting dalam terjadinya hipertensi pada obesitas. Diet tinggi lemak dan
karbohidrat meningkatkan konsentrasi norepinefrin di jaringan perifer. Hal ini
menyebabkan stimulasi reseptor a1 dan b-adrenergik dan meningkatkan aktivitas saraf
simpatis serta hipertensi. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada
individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan arteri serta
vasokonstriksi perifer(5).
Penurunan berat badan adalah terapi utama pada obesitas dengan hipertensi.
Pencegahan kenaikan berat badan berlebih akan mengurangi risiko kenaikan tekanan
darah selanjutnya. Aktivitas fisik secara teratur sertag mengurangi gaya hidup sedentary
akan mengoptimalkan penurunan berat badan dan mencegah hipertensi. Modifikasi diet
dan pendidikan keluarga akan sangat membantu tatalaksana hipertensi pada obesitas.
Penelitian menunjukkan bahwa pengaturan gaya hidup seperti penurunan berat badan,
meningkatkan konsumsi tinggi serat dan rendah lemak, mengurangi asupan garam, dan
meningkatkan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya hipertensi. Berat badan berkaitan
erat dengan tekanan darah, dan peningkatan berat badan yang berlebih diikuti oleh
peingkatan tekanan darah. Karena itu mempertahankan berat badan normal dapat
mencegah terjadinya hipertensi pada saat dewasa.
Dari data tersebut kami menyimpulkan bahwa diagnosis untuk Ny. Risa adalah
kelebihan asupan energi (P) berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi
lemak (E) yang ditandai dengan dislipidemia, hipertensi serta obesitas tipe 2 (S).
Penurunan berat badan berhubungan dengan penurunan tekanan darah. Penurunan
berat badan sebanyak 10kg dapat menurunkan angka sistol sebesar 7mmHg. Semakin
besar berat badan yang diturunkan maka semakin besar pula angka sistol yang turun. (4)

13
Selain menurunkan berat badan dapat dilakukan beberapa diet untuk menurunkan
sistol, antara lain :(4)
1. DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Merupakan cara diet sehat untuk mencegah hipertensi. DASH diet
menerapkan makanan rendah sodium namun tinggi potasium, kalsium, dan
magnesium. DASH diet mampu menurunkan tekanan darah sekitar 8-
14mmHg. Contoh bahan makanan yang dianjurkan oleh DASH diet yaitu
sereal, oatmilk, tomat, brokoli, bayam, pisang, kismis, kiwi dan lain- lain.
2. Sodium Restriction
Dengan mengurangi konsumsi sodium kurang dari 2400mg atau setara
dengan 6gram perhari dianggap mampu menurunkan tekanan darah berkisar
2-8mmHg.
Apabila intervensi berat badan gagal, maka frekuensi konseling akan ditingkatkan
sehingga terbentuk motivasi dan komitmen Ny. Risa untuk menuju berat badan ideal.
Hal ini dapat diatasi dengan intervensi sebagai berikut :
- Menurunkan berat badan
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan aktivitas fisik
- Meningkatkan pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat dan
bergizi
- Memberikan konseling gizi
- Meningkatkan asupan mineral dan vitamin agar tercapainya keseimbangan
zat gizi

Maka dari itu, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat keberhasilan
intervensi. Monitoring dilakukan dengan cara :

1. Pemantauan asupan lemak dengan metode food recall (1x/bulan)


2. Pemantauan asupan kalori dengan metode food recall (1x/bulan)
3. Pemantaun terhadap berat badan pasien, ditinjau dari data antropometri dan asupan
makan pasien
4. Pendampingan terhadap pengetahuan gizi pasien hingga pasien mau mengurangi
konsumsi makanan tinggi lemak.
5. Pendampingan terhadap kebiasaan konsumsi asupan lemak dan kolesterol.
6. Pemantauan terhadap peningkatan aktivitas fisik atau olahraga pasien, baik dari segi
jenis olahraga maupun frekuensi olahraga.

14
Waktu Contoh Menu Bahan Berat URT Penukar
Pagi Teh manis Gula 13 gr 1 sdm 1 gula
Nasi Nasi 200 1 ½ gls 2 karbohidrat
ayam goreng Ayam gr110 2 ptg sdg 2 hewani
sayur asam Sayuran B gr 1 ½ gls 1 ½ sayuran
Minyak 150 gr 1 sdt 1 minyak
5 gr
Snack Kolak pisang Buah 90 gr ¾ bh bsr 1 buah
pagi Gula 13 gr 1 sdm 1 gula
Santan 40 gr 1/3 gls 1 lemak
mendoan
Tempe 50 gr 2 ptg sdg 1 protein
Tepung terigu 50 gr 5 sdm 1 karbohidrat
Minyak 5 gr 1 sdm 1 lemak
Siang Nasi Nasi 200 gr 1½gls 2 karbohidrat
Gulai Kambing Daging kambing 100 gr 4 potong sdg 2 nabati
Santan 40 gr 1/3 gelas 1 lemak
Sop kikil Kikil 50 gr 2 ptg 1 hewani
Sayuran B 50 gr 1 gelas 1 nabati
Lalapan Sayuran A 50 gr 1 gelas 1 nabati
Teh manis Gula 13 gr 1 sdm 1 gula

Snack Sup buah Gula 13 gr 1 sdm 1 gula


sore Pepaya 25 gr ½ potong sdg ½ buah
Semangka 25 gr ½ potong sdg ½ buah
Apel 25 gr ½ potong sdg ½ buah
Melon 25 gr ½ potong sdg ½ buah
Krekes Krekes 50 gr 5 buah besar 1 karbohidrat
Malam Mi goreng babat Mi basah 100 gr 1 gls 1 karbohidrat
Babat 60 gr 2 ptg sdg 1 hewani
Minyak 5gr 1 sdm 1 lemak
Jus alpukat Alpukat 110 gr 1 ptg sdg 1 buah
Gula 13 gr 1 sdm 1 gula

Total energi 2383.5 kkal


Total Karbohidrat 317.1 gram
Total Protein 113.8 gram
Total Lemak 82.5 gran
Lampiran
Hasil Recall

15
Rekomendasi Menu
Waktu Contoh Menu Bahan Berat URT Penukar
Pagi Jus Jeruk peras Jeruk 110 gr 1 ptg sdg 1 buah
Nasi Nasi 100 gr ¾ gls 1 kardohidrat
Ikan kakap bakar Ikan kakap 55 gr 1 ptg sdg 1 karbohidrat
madu Sayuran B 100 gr 1 gls 1 hewani
Pepes jamur Minyak 5 gr 1 sdt 1 sayuran
Semur tahu Tahu 55 gr 1 ptg bsr 1 minyak
Susu Susu skim 30 gr 6 sdm 1 nabati
1 susu
Snack Apel Buah 110 gr 1 bh bsr 1 buah
pagi Kue pia kacang hijau Biskuit 40 gr 4 bh 1 karbohidrat

Siang Nasi Nasi 100 gr ¾ gls 1 karbohidrat


Sop ayam Sayuran B 50 gr ½ gls ½ sayuran
Telur dadar Ayam 25 gr ½ ptg sdg ½ hewani
Pepaya Telur 55 gr 1 btr sdg 1 hewani
Ikan mas bumbu Minyak 5 gr 1 sdm 1 minyak
kuning Buah 110 gr 1 ptg bsr 1 buah
Semangka Ikan 50 gr 1 ptg sdg 1 hewani
Kripik tempe Buah 110 gr 1 ptg sdg 1 buah
Tempe 15 gr 1/3 ptg sdg 1/3 nabati
Snack Jus alpukat Alpukat 110 gr 1 bh 1 buah
sore Roti panggang Roti 70 gr 2 ptg sdg 1 karbohidrat

Malam Nasi Nasi 100 gr 1 gls 1 karbohidrat


Oseng-oseng daging Daging kerbau 35 gr 1 ptg sdg 1 hewani
Brokoli saus tiram Sayuran B 50 gr ½ gls ½ sayuran
Krupuk Tapioka 20gr 5 sdm ¼karbohidrat
Jeruk Minyak 5 gr 1 sdm 1 minyak
Sayur bayam wortel Buah 110 gr 1 bh 1 buah
Ikan mas pepes Sayuran B 50 gr ½ gls ½ sayuran
Ikan mas 55 gr 1 ptg sdg 1 nabati

Snack Susu Susu skim 30 gr 6 sdm 1 susu


malam Biskuit kering/bolu Biskuit 40 gr 4 bh bsr 1 karbohidrat
kering
Total Kalori 1970,8 kkal
Total Lemak 52,2 gram
Total Karbohidrat 298gram
Total Protein 90,9 gram

16
Catatan :
Pemberian menu diet pada Ny. Risa tidak langsung diberikan menu diet sesuai dengan
kebutuhanya, yaitu sebesar ±2350,854 kkal, karena mengingat Ny. Risa memiliki status obes
2, dan mungkin akan sulit mengubah kebiasaan makan Ny. Risa. Sehingga, agar pasien dapat
mematuhi diet yang diberikan, maka penurunan kalori pada menu diet dilakukan secara
bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.

2. Krause’e KMS-S. Food and Nutrition Therapy. 12 ed. St. Louwis: Saunders Elsevier; 2008.
3. Marcia Nelms KPS, Karen Lacey SLR. Nutrition Therapy and Phatophysiology. second
ed. Belmont: Cengage Learning; 2011.
4. Sharon Rady Rolfes, Kathryn Pinna, Ellie Whitney. Understanding Normal and Clinical
Nutrition. Eight ed. Belmont: Cengage Learning;2009.

5. Subardja D. Obesitas Primer pada Anak: Diagnosis, Patogenesis dan Patofisiologi. Edisi
ke-1. Bandung: Kiblat;2004

Anda mungkin juga menyukai