Metalografi
Metalografi
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Metalografi Kuantitatif
Metalografi kuantitatif adalah pengukuran gambar struktur dari
potongan, replika, atau lapisan tipis dari logam-logam yang dapat
diamati dengan mikroskop optik dan mikroskop electron
2. Metalografi Kualitatif
Metalografi kualitatif adalah pengukuran komposisi fasa-fasa yang
terbentuk pada potongan atau replica dari logam-logam yang diamati
dari mikroskop optik ataupun mikroskop elektron. Biasanya obyek
yang dianalisa adalah jumlah/banyaknya fasa-fasa yang terbentuk
pada logam tersebut. [Catatan mata kuliah metalografi,2009]
Dengan mengetahui fasa-fasa apa saja yang terbentuk dan banyaknya fasa
yang terbentuk pada logam tersebut maka kita dapat mengetahui sifat-sifat fisik
dan mekanis dari logam tersebut, karena sifat-sifat fisik dan mekanis suatu logam
dipengaruhi oleh fasa yang terbentuk pada butir-butir tersebut.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan ini secara umum digambarkan dalam bentuk diagram alir sebagai
berikut :
Data
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Data pengamatan
Data pengamatan
DataKesimpulan
pengamatan
DataKesimpulan
pengamatan
9
1 Mengamplas benda uji dengan kertas amplas ukuran #80, #100, #120,
#240, #320, #400, #600, #800, #1000, #1200.
2 Melakukan pemolesan dengan alumina.
3 Membersihkan permukaan benda uji dengan metanol dan air.
Kemudian dikeringkan dengan dryer.
4 Mengetsa dengan larutan nital 3%. Kemudian diberi metanol dan
dikeringkan.
5 Mengamati benda uji dengan mikroskop optik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
10
Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan
struktur-struktur mikro yang berbeda pada perlakuan yang diberikan maka
pembahasannya adalah sebagai berikut :
1. Baja AISI low carbon non treatment
11
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan metalografi maka penulis mendapatkan
beberapa kesimpulan, di antaranya sebagai berikut :
14
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk percobaan ini sebagai
pengembangan di masa depan adalah pada saat grinding sebaiknya dilakukan
bergantian sehingga spesimen yang diuji akan lebih efektif hasilnya.
.
DAFTAR14PUSTAKA
Djaka, Tri. 2009. Catatan Kuliah Pengujian Logam dan Metalografi. Cilegon: FT.
UNTIRTA.
Lakhtin, Y. 1968. ”Engineering Physical Metallurgy”, Moscow : MIR Publised,.
Smallman, R.E. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material Edisi
Keenam Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
http://idrusme.blogspot.com/2011/11/metalografi.html [Diakses tanggal 13 Maret
2013 pukul 23.51 WIB]
15
16
LAMPIRAN
yang dikandung suatu logam sehingga dari fasa-fasa dalam struktur butir suatu
logam kita dapat mengetahui sifat mekaniknya. Aplikasi dalam dunia industri
pada pengujian metalografi adalah bisa digunankan untuk mengetahui kadar
kekuatan dari suatau material logam dan unsur atau paduan apa yang harus
digunakan untuk menghasilkan logam dengan kekuatan yang kita inginkan,
karena tujuan pada uji metalografi disini adalah untuk mendapatkan struktur
mikro dari suatu logam maka aplikasi yang sering dipakai dalam dunia
industri adalah bagaimana mendapatkan suatu material dengan kekuatan yang
diinginkan. Contohnya adalah dengan metalografi industri dapat menghasilkan
permukaan tampak lebih mengkilap pada body mobil, sepeda motor, alat-alat
dapur, serta aplikasi logam pada bangunan. Selain itu aplikasinya terdapat
pada frame jam tangan, drum stainless steel pada mesin cuci dan alat-alat
pembedahan yang terbuat dari stainless steel.
2. Jelaskan mengapa kita harus melakukan etsa dan bagaimana mekanismenya?
Dan jelaskan macam-macam etsa?
Jawaban :
Etsa dilakukan sebelum melakukan pengamatan metalografi dikarenakan etsa
digunakan untuk mengikis daerah batas butir dan untuk menampilkan susunan
dan ukuran butir serta morfologi fasa sehingga struktur bahan yang diuji dapat
diamati dengan jelas dibawah mokroskop optik. Larutan etsa yang dipakai
dalam pengujian metalografi ini adalah larutan nital 3% yang sebelumnya
dibersihkan dahulu dengan alkohol. Mekanismenya adalah kita hanya
menyelupkan benda uji yang akan diteliti kedalam larutan etsa selama kurang
lebih 5 detik, kemudian diangkat dan dilap hati-hati menggunakan kapas dan
dikeringkan dengan menggunakan blower (hair dryer).
3. Jelaskan mekanisme mounting dan syarat-syarat yang harus dimiliki bahan
mounting?
Jawaban :
Mounting disebut juga proses pembingkaian sampel. Sampel dimounting
dengan alat mounting press dengan penambahan bakelit yang akan
menggumpal dan membingkai sampel. Selain bakelit juga masih banyak
18
bahan yang dapat digunakan untuk mounting. Hasil mounting yaitu berbentuk
bulat dengan ukuran 1 inchi – 1 ½ inchi.
4. Mengapa pada saat pengamplasan harus dialiri air terus menerus?
Jawaban :
Selama pengamplasan terjadi gesekan antara permukaan sampel dan kertas
amplas yang memungkinkan terjadinya kenaikan suhu yang dapat
mempengaruhi mikrostruktur sampel sehingga diperlukan pendinginan dengan
cara mengaliri air.
5. Jelaskan apa yang terjadi apabila permukaan benda uji kasar atau
bergelombang? Serta jelaskan metode-metode polishing?
Jawaban :
Apabila permukaan benda uji kasar atau bergelombang maka benda uji tidak
bisa diperiksa menggunakan mikroskop. Polishing (pemolesan) adalah proses
terakhir dari bagian preparasi spesimen untuk mendapatkan permukaan benda
kerja yang benar-benar halus dengan menggunakan mesin poles metalografi
yang terdiri dari piringan yang berputar dilapisi dengan kain “selvyt” dan
didalamnya menggunakan gaya abrasif. Polishing diperlukan dalam
metalografi karena proses ini berguna untuk meningkatkan benda kerja
tampak mengkilap, halus mencegah kontaminasi peralatan medis,
menghilangkan oksidasi, atau mencegah korosi pada pipa. Dalam metalografi
dan metalurgi, polishing digunakan untuk membuat plat rata, membuat
permukaan benda kerja bebas dari cacat sehingga memudahkan dalam
pemeriksaan mikrostruktur logam dengan mikroskop.
6. Jelaskan hasil metalografi jenis-jenis baja cor dan bagaimana sifat
mekanisnya? Serta gambarkan mikrostrukturnya?
Jawaban :
Baja cor atau disebut juga baja tuang adalah baja yang dituang dalam bentuk
tertentu. Kadar karbon dari baja tuang biasanya lebih rendah dari [ada kadar
karbon dari besi tuang dan biasanya kurang dari 1,0% C. jenis-jenis baja tuang
yaitu [Bagyo, 1985]:
19
Gambar 10. Spesimen baja AISI low carbon Gambar 11. Dryer