Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN SPASIAL PLAN KABUPATEN SOPPENG

3.1.1. Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Soppeng


Tujuan penataan ruang Kabupaten Soppeng disusun dengan memperhatikan
karakteristik wilayah, isu-isu strategis dan rencana pembangunan jangka panjang maka
tujuan penataan ruang Kabupaten Soppeng adalah :

“Terwujudnya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan


lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan sejahtera.”

Dalam mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng yang dapat
berfungsi sebagaimana ditetapkan dalam UU. No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, maka dirumuskan :
1. Rumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Soppeng.
2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah di kabupaten serta keserasian antar sektor
3. Mengarahkan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan disesuaikan dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang berbasiskan agropolitan dan pariwisata
dalam wilayah Kabupaten Soppeng.
5. Menyusun penataan ruang wilayah Kabupaten yang merupakan dasar dalam
pemberian perizinan lokasi pembangunan dan pengawasan implementasi rencana.
6. Sebagai dasar bagi penyusunan rencana tata ruang yang lebih rinci.
7. Mengarahkan pengembangan struktur dan pola pemanfaatan ruang Kabupaten
Soppeng ke depan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian Visi dan
Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 1


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

3.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Soppeng

Kebijakan dan Strategi penataan ruang berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten yang telah dirumuskan sebelumnya, maka disusun kebijakan dan strategi
penataan ruang yang meliputi :
1. Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan;
2. Peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah secara
merata dan berhirarki;
3. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan
jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang
terpadu dan merata di seluruh daerah;
4. Pemeliharaan, perwujudan dan pengawasan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka
hijau (RTH), kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, dan kawasan
lindung geologi dan kawasan lindung lainnya;
6. Perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya;
7. Pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan berorientasi
kearifan lokal;
8. Pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang
berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional;
9. Pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan
pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan;
10. pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung
dan lingkungan;
11. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
12. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

3.1.3. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Soppeng

1. Strategi pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan terdiri atas :

a) Mengembangkan kawasan perdesaan dan perkotaan dengan mengacu pada


karakteristik secara fisik-morfologi dan kegiatan ekonominya;
b) Mengembangkan kawasan sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki untuk
perdesaan dengan berbasis pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan sedangkan untuk perkotaan diarahkan berdasarkan hirarki kekotaan

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 2


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

yakni pusat pelayanan, aksebilitas, fasilitas dan pemusatan kegiatan ekonomi


wilayah; dan
c) Mendorong kawasan perkotaan dan perdesaan serta pusat pertumbuhan agar
lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah
sekitarnya;
2. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah meliputi:

a) Meningkatkan interkoneksi dan akses pelayanan dengan pusat- pusat


pertumbuhan ekonomi kawasan wilayah dengan wilayah sekitarnya;
b) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;
c) Membangun dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai andalan
pengembangan kawasan perdesaan; serta
d) Membangun, mengembangkan dan mengintegrasikan jalur kawasan tujuan
pariwisata dan daya tarik wisata secara optimal dan sinergi dengan
perkembangan wilayah.
3. Strategi untuk peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi dan sumber
daya air meliputi:

a) Meningkatnya kualitas dan kapasitas jaringan prasarana dan mewujudkan


keterpaduan pelayanan transportasi darat;
b) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang
masih terisolir;
c) Meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh- kembangkan
pemanfaatan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem
kemandirian energi area mikro, dibanding pemanfaatan sumber daya yang tak
terbarukan, serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
d) Meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air;
e) Mengembangkan kapasitas sumber energi listrik dan distribusi pelayanan hingga
mencapai pusat-pusat lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan
tak terbarukan secara optimal;
f) Mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan
pelestarian sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan
perlindungan kawasan mata air, sungai dan danau;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 3


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

g) Mengembangkan kapasitas pelayanan air minum hingga mencapai pusat-pusat


pelayanan lingkungan terutama pada kawasan ketinggian atau daerah rawan air
bersih;
h) Mengembangkan sistem jaringan drainase perkotaan dan perdesaan untuk
mengendalikan genangan air dan banjir;
i) Mengembangkan sistem pengelolaan limbah disetiap kawasan dan
mengamankan kawasan permukiman serta kawasan pesisir danau dan sungai
dari pencemaran; dan
j) Mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada wilayah yang rawan
bencana.
4. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup,
terdiri atas:

a) Membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan


hidup;
b) Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
sebagai akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan
dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c) Mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi
lindung dan menjaga keberlanjutan pembangunan wilayah jangka panjang.
d) Strategi penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang
terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan
lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya, terdiri atas:
e) Menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai kawasan
perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau, kawasan
pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan
kawasan lindung lainnya;
f) Mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang
terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan
lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya dengan peraturan zonasi;
g) Menyusun mekanisme dan peraturan pemanfaatan ruang pada kawasan
perlindungan setempat, terutama pemanfaatan sempadan sungai; dan
h) Menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan perizinan serta sanksi
terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan
bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 4


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

5. Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan


keterkaitan antar kegiatan budidaya, terdiri atas:

a) Mengembangkan potensi unggulan pada pusat-pusat pertumbuhan untuk


mendorong pemerataan pembangunan;
b) Mengembangkan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kegiatan
peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan,
pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya;
c) Pengembangan pusat permukiman sebagai pusat pertumbuhan dan pusat
pengembangan kawasan;
d) Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan budidaya
tanaman pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan
pangan dan pelestarian lingkungan;
e) Mendorong pengembangan kawasan budidaya melalui penyediaan dan
peningkatan sarana dan prasarana penunjang; dan
f) Mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan,
kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang.
6. Strategi pengembangan kawasan pariwisata dan obyek wisata yang
berorientasi kearifan lokal, terdiri atas:

a) Mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan pariwisata,


kawasan daya tarik wisata khusus dan kawasan daya tarik wisata;
b) Mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebagai salah satu
Daerah Tujuan Wisata (DTW) terkemuka;
c) Mengembangkan kepariwisataan berbasis masyarakat yang diintegrasikan
dengan pengembangan pertanian pada kawasan daya tarik wisata khusus dan
daya tarik wisata;
d) Mempromosikan potensi wisata pada tingkat regional, nasional dan
internasional; dan
e) Mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
kepariwisataan.
7. Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan
ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional, terdiri
atas:

a) Menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan


strategis yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi
wilayah;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 5


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

b) Meningkatkan fungsi dan radius pelayanan pada suatu kawasan jasa dan
perdagangan agar memiliki daya saing nasional dan internasional;
c) Meningkatkan kualitas kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan
permukiman perdesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar
permukiman yang memadai;
d) Mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-
sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; dan
e) Mengarahkan peruntukan permukiman perkotaan dengan konsep compact city
dan permukiman perdesaan diarahkan mengikuti pola mengelompok, untuk
menghindari perkembangan secara sporadis dan linier;
f) Memanfaatkan sumber daya pesisir danau dan sungai melalui pemanfaatan
jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan tetap menjaga kelestarian
ekosistem danau, sungai dan pemberdayaan masyarakat; dan
g) Mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri
kecil, dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang.
8. Strategi pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk
meningkatkan pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan, terdiri atas:

a) Melestarikan dan merevitalisasi kawasan atau obyek yang memiliki nilai sejarah
dan menjadikan sebagai salah satu obyek wisata; dan
b) Mendorong pengembangan budaya lokal sebagai salah satu potensi wilayah.
9. Strategi pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan
fungsi daya dukung dan lingkungan, terdiri atas:

a) Melestarikan dan merehabilitasi hutan lindung pada kawasan lindung;


b) Melestarikan dan melindungi sumber-sumber air bersih berupa mata air dan
danau serta wilayah tangkapannya; dan
c) Mensosialisasikan pelestarian kawasan lindung serta pengendalian
pembangunan pada kawasan rawan bencana berbasis mitigasi
10. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi,
terdiri atas:

a) Mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan


teknologi tinggi; dan
b) Pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 6


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

11. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara,


terdiri atas:
a) Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
b) Mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan khusus pertahanan dan kemanan;
c) Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan;
d) Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara; dan
e) Menyusun perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemanfaatan ruang demi
pertahanan keamanan.
3.1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng
1. Pusat-Pusat Kegiatan
a) Pusat Kegiatan Lokal (PKL); yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng yang
meliputi Kecamatan Lalabata.
b) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp); yaitu Kawasan Perkotaan
Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan Kawasan Perkotaan Batu-Batu di
Kecamatan Marioriawa.
1) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri dari:
2) Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
3) Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
4) Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
5) Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan
6) Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau
c) Pusat Pelayanan Lokal (PPL), terdiri dari:.
1) Pusat permukiman perdesaan Rompegading dan pusat permukiman
perdesaan Barang Kecamatan Liliriaja;
2) Pusat Permukiman perdesaan Watu dan pusat permukiman perdesaan
Goarie Kecamatan Marioriawa;
3) Pusat Permukiman perdesaan Baringeng dan pusat perdesaan Tetewatu
Kecamatan Lilirilau;
4) Pusat Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan Marioriawa;
5) Pusat Permukiman perdesaan Lalabata Riaja Kecamatan Donri- donri;
6) Pusat Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra; dan
7) Pusat Permukiman perdesaan Kampiri Kecamatan Citta.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 7


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

2. Sistem Jaringan Prasarana Utama

a) Jaringan jalan Utama terdiri atas:


jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan jalan provinsi yang
ada di Kabupaten Soppeng, terdiri atas :
1) ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas koma delapan)
Kilometer;
2) ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43 (delapan belas koma
empat puluh tiga) Kilometer;
3) ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma delapan puluh
delapan) Kilometer;
4) ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh koma enam puluh)
Kilometer;
5) ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh lima koma
delapan puluh dua) Kilometer;
6) ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma delapan puluh
satu) Kilometer dan;
7) ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh lima koma tujuh
belas) Kilometer.
b) Lalu lintas dan angkutan di Kabupaten Soppeng meliputi:
1) Trayek angkutan; dan
2) Terminal.
c) Trayek angkutan meliputi :
1) Trayek angkutan barang terdiri atas Sentra-sentra produksi di Kabupaten
Soppeng menuju ke Kota Makassar, Kota Pare-Pare dan Kabupaten Bone;
2) Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP);
3) Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan
4) Trayek angkutan penumpang perdesaan.
d) Terminal meliputi:
1) Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di Kecamatan Lalabata;
2) Pembangunan terminal penumpang terdiri dari :
 Terminal Cabenge di Kecamatan Lilirilau
 Terminal Takalala di Kecamatan Marioriwawo
 Terminal Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
 Terminal Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri
 Terminal Ganra di Kecamatan Ganra.
3) Rencana pembangunan terminal barang terdapat di Kecamatan Lilirilau.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 8


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

e) Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di Kabupaten


Soppeng dikembangkan di Danau Tempe Kecamatan Marioriawa;
f) Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa
pelabuhan danau dan penyeberangan di Kabupaten Soppeng dikembangkan
untuk melayani pergerakan keluar masuk arus penumpang dan barang yang
menghubungkan antara Kabupaten Soppeng dengan pusat permukiman di
kabupaten sekitarnya;
g) Simpul transportasi penyeberangan, terdiri dari:
1) Pelabuhan penyeberangan danau di Dermaga TPI Salomate Kecamatan
Marioriawa; dan
2) Pelabuhan penyeberangan danau di PPI Anetue Kecamatan Marioriawa.

3. Sistem Jaringan Lainnya


a) Sistem Jaringan Energi
1) Sistem jaringan energi meliputi:
 pembangkit tenaga listrik; dan
 jaringan transmisi tenaga listrik.
2) Pembangkit tenaga listrik merupakan rencana pengembangan energi listrik
dengan memanfaatkan energi terbarukan untuk mendukung ketersediaan
energi listrik pada daerah-daerah terpencil dan terisolir di Kabupaten
Soppeng terdiri atas:
 Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan
sumber daya spekulatif sebesar 25 (dua puluh lima) megawatt di
Kecamatan Marioriawa; dan
 Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
dengan kapasitas 25 (dua puluh lima) megawatt di Kecamatan
Marioriwawo
3) Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas:
 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) kapasitas 70 (tujuh puluh) KV
yang menghubungkan GI Sidrap – GI Soppeng, GI Soppeng - GI Bone;
dan GI Soppeng – Sengkang; dan
 Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA terdapat di Desa
Maccile Kecamatan Lalabata.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 9


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

b) Sistem Jaringan Telekomunikasi


1) Sistem jaringan telekomunikasi ditetapkan dalam rangka meningkatkan
aksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan telekomunikasi;
2) Sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas:
 jaringan teresterial; dan
 jaringan satelit.
3) Selain jaringan terestrial dan satelit, sistem jaringan telekomunikasi juga
meliputi jaringan bergerak seluler berupa menara Base Transceiver Station
(BTS) telekomunikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4) Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon Otomat (STO)
Soppeng di Kecamatan Lalabata dan Kecamatan Liliriaja.
c) Sistem Jaringan Sumberdaya Air
1) Sistem jaringan sumber daya air , ditetapkan dalam rangka pengelolaan
sumber daya air yang terdiri atas konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
2) Sistem jaringan sumberdaya air terdiri atas sumber air dan prasarana
sumber daya air;
3) Sumber air terdiri atas air permukaan pada sungai, bendung, dan embung;
4) Sumber air terdiri atas:
 Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Walanae Cenranae yang merupakan
wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana;
 Bendung, yaitu Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan
Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung
Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan
Marioriwawo, dan Bendung Paroto di Kecamatan Lilirilau;
5) Embung, yaitu Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung
Lapince di Kecamatan Marioriwawo;
6) Prasarana sumber daya air terdiri atas sistem jaringan irigasi, dan sistem
pengendalian banjir;
7) Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi primer, jaringan irigasi
sekunder, dan jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah Irigasi (DI) di
wilayah Kabupaten Soppeng;
8) Daerah Irigasi (DI), terdiri atas:
 Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah yaitu DI Langkemme dengan
luas pelayanan 6.708 (enam ribu tujuh ratus delapan) hektar, DI Tinco

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 10


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

Kanan/Kiri dengan luas pelayanan 3.520 (tiga ribu lima ratus dua puluh)
hektar, dan DI Lawo dengan luas pelayanan 3.600 (tiga ribu enam ratus)
hektar;
 Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Provinsi yaitu DI Salobunne
dengan luas pelayanan 1.386 (seribu tiga ratus delapan puluh enam), DI
Leworeng dengan luas pelayanan 2.258 (dua ribu dua ratus lima puluh
delapan) hektar, DI Latenreng dengan luas pelayanan 1.700 (seribu tujuh
ratus) hektar, DI Padangnge dengan luas pelayanan 2.950 (dua ribu
sembulan ratus lima puluh) hektar dan DI Walanae dengan luas
pelayanan 2.650 (dua ribu enam ratus lima puluh) hektar;
 Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118
(seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan 10.111 (sepuluh
ribu seratus sebelas) hektar.
9) Sistem pengendalian banjir terdiri atas:
 Rencana pembangunan tanggul Sungai Walanae di Kecamatan
Marioriawa, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Citta, Kecamatan Ganra,
Kecamatan Liliriaja dan Kecamatan Marioriwawo;
 pengendalian terhadap luapan air Sungai Walanae.

d) Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan


1) Sistem Pengelolaan Persampahan
 Sistem pengelolaan persampahan ditetapkan dalam rangka mengurangi,
menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya;
 Sistem pengelolaan persampahan di Daerah terdiri atas tempat
penampungan sementara (TPS), tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST), tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah;
 Lokasi TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah ditetapkan
di perkotaan PKL, PKLp, PPK dan PPL yang dikembangkan dengan
sistem transfer depo;
 Lokasi TPST dan TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah
ditetapkan di Kawasan TPA Lempa di Kelurahan Lalabata Rilau
Kecamatan Lalabata yang dilengkapi dengan kawasan industri
pengolahan sampah;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 11


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

2) Sistem Penyediaan Air Minum


 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ditetapkan dalam rangka
menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air minum bagi
penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan
cakupan pelayanan;
 SPAM terdiri atas jaringan instalasi perpipaan dan bukan jaringan
instalasi perpipaan;
 SPAM jaringan instalasi perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan
unit pengelolaan dengan kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan di Kabupaten Soppeng;
 SPAM bukan jaringan instalasi perpipaan yang meliputi sumur dangkal,
sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil
tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 SPAM di Daerah dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air
untuk menjamin ketersediaan air baku;
 SPAM jaringan perpipaan terdiri atas:

o Unit air baku yang bersumber dari:


 Sungai Lawo, Sungai Walannae, Sungai Langkemme dan Sungai
Lajaroko.; dan
 Mata air Ompo di Kecamatan Lalabata dan mata air Citta di
Kecamatan Citta.

o Unit produksi air minum meliputi:


 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ompo melayani Kecamatan
Lalabata
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Lawo melayani Kecamatan
Donri-donri;
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Paroto melayani Kecamatan
Lilirilau;
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Asanae melayani Kecamatan
Marioriwawo;
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Barang melayani Kecamatan
Liliriaja;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 12


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Citta melayani Kecamatan


Citta;
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ganra Melayani Kecamatan
Ganra; dan
 Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Batu-batu melayani
Kecamatan Marioriawa.

o Unit distribusi air minum ditetapkan di Ompo Kecamatan Lalabata.

3) Sistem Jaringan Drinase


 Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, sistem
saluran drainase sekunder dan sistem saluran drainase tersier yang
ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung
pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata;
 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran
pembuangan utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang
melayani kawasan perkotaan di Kabupaten Soppeng;
 Sistem saluran drainase sekunder dikembangkan tersendiri pada
kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, dan
kawasan pariwisata yang terhubung ke saluran primer, sehingga tidak
menganggu saluran drainase permukiman;

4) Sistem Jaringan Air Limbah


 Sistem jaringan air limbah ditetapkan dalam rangka pengurangan,
pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Sistem jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah
setempat dan sistem pembuangan air limbah terpusat;
 Sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual
melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat serta
dikembangkan pada kawasan yang belum memiliki sistem pembuangan
air limbah terpusat;
 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui
jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta pembuangan air
limbah secara terpusat, terutama pada kawasan permukiman padat,
kawasan perdagangan, kawasan industri dan kawasan rumah sakit;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 13


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

 Sistem pembuangan air limbah terpusat mencakup Instalasi Pengolahan


Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah;
 Sistem pembuangan air limbah dilaksanakan dengan memperhatikan
aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya masyarakat setempat, serta
dilengkapi dengan zona penyangga;
 Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi:

o Sistem pembuangan air limbah terpusat rumah sakit di Kecamatan


Lalabata; dan

o Sistem pembuangan air limbah terpusat kawasan perkotaan


Watansoppeng di Kecamatan Lalabata;

5) Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana


 bertujuan sebagai penyediaan jalur dan ruang yang dapat digunakan
untuk tempat keselamatan dan tempat berlindung jika terjadi bencana;
 Jalur dan ruang evakuasi bencana ditetapkan dalam skala kota, skala
kawasan, dan skala lingkungan berupa jalur evakuasi bencana (escape
way) dan ruang evakuasi bencana (melting point);
 Jalur evakuasi bencana meliputi:

o jalur dan ruang evakuasi bencana banjir meliputi ruas jalan di


Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Donri-donri,
Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, dan Kecamatan Ganra; dan

o jalur dan ruang evakuasi bencana longsor meliputi Desa Gattareng


Kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, dan
Desa Citta Kecamatan Citta;
 Jalur evakuasi bencana direncanakan mengikuti dan/ atau menggunakan
jaringan jalan dengan rute terdekat ke ruang evakuasi dan merupakan
jaringan jalan paling aman dari ancaman berbagai bencana, serta
merupakan tempat-tempat yang lebih tinggi dari daerah bencana;
 ruang evakuasi bencana (Melting point) merupakan kawasan yang
dipersiapkan sebagai tempat sementara evakuasi korban bencana
ditetapkan di Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan
Lalabata, Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan
Citta, dan Kecamatan Ganra.;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 14


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 15


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

3.1.5. Rencana Pola Ruang Kabupaten Soppeng

1. Kawasan Lindung
a) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
 Kawasan hutan lindung, dengan luas 34.287 (tiga puluh empat ribu dua ratus
delapan puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Citta;
 Kawasan resapan air, ditetapkan di:
o Kawasan sekitar Danau Tempe Kecamatan Marioriawa;
o Kawasan sekitar rawa di sebagian wilayah Kecamatan Ganra dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o kawasan sekitar cekdam di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri; dan
o kawasan sekitar waduk ompo di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.
b) Kawasan perlindungan setempat;
 Kawasan sempadan sungai, ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walanae,
Sungai Langkemme, dan Sungai Lajaroko dengan ketentuan:
o daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit
5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
o daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi
sungai; dan
o daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi
sungai.
 Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan di Danau Tempe Kecamatan
Marioriawa, di kawasan waduk ompo Kecamatan Lalabata dan kawasan cek
dam Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriawa,
Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Donri-donri dengan ketentuan:
o daratan dengan jarak paling sedikit 50 (lima puluh) meter sampai
dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk
tertinggi; atau

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 16


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

o daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional


terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk
 Kawasan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, berupa Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan
seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, sosial budaya, estetika,
dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dan RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas
kawasan perkotaan yaitu PKL, PKLp dan PPK di Kabupaten Soppeng; dan
c) Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;
 Kawasan wisata alam, sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2) huruf a
merupakan Kawasan Taman Wisata Alam Lejja dengan luasan 1.572 (seribu
lima ratus tujuh puluh dua) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo;
 Kawasan cagar budaya dan ilmu pegetahuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ayat (2) huruf c meliputi:
o Bangunan dan lingkungan arkeologi ditetapkan di:
 kawasan situs Megalitik Lawo, situs Tinco, situs Sewo dan situs
Umpungeng di Kecamatan Lalabata;
 kawasan situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu, Situs
Kecce, Situs Marale, dan Situs Paroto di Kecamatan Lilirilau;
 kawasan situs Tampaning di Kecamatan Marioriawa;
 kawasan situs Talepu, Lonrong, Lenrang dan Gua Lakaroci di
Kecamatan Liliriaja;
 kawasan Gua Codong, dan situs Paleolitik Lakibong di Kecamatan
Citta; dan
 kawasan situs Goarie, dan Situs Megalitik Madenra di Kecamatan
Marioriwawo.
o Bangunan dan lingkungan peninggalan sejarah ditetapkan di:
 Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid
digelar Tuang Uddungeng, Makam Petta Bulu Matanre, Makam Petta
Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Gereja Khatolik Patung
Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam
Jera’Caddie, Menhir Latemmamala (Lamumpatu’E), Situs Petta
Banuang’E, Situs Petta Wanua, Di Kecamatan Lalabata;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 17


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

 Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta


Abbaraningge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejeng’E,
Makam Petta Addagang’E di Kecamatan Donri-Donri;
 Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario,
Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
 Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe,
Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang kebo dan Petta Karame,
di Kecamatan Ganra;
 Museum Calio, Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung
Baringeng, Makam Abbanuange, di Kecamatan Lilirilau;
 Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo,
Benteng Pattojo, Saoraja Seng, di Kecamatan Liliriaja;
 Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
 Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Sumur Tua
Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di
Kecamatan Marioriwawo.
d) Kawasan rawan bencana alam;
 Kawasan rawan banjir ditetapkan di kawasan daerah aliran Sungai Walanae
yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan
sebagian wilayah Kecamatan Ganra;
 Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan di sebagian wilayah Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Desa Mattabulu
Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Desa Citta Kecamatan Citta;
e) Kawasan lindung geologi; dan
 Kawasan keunikan batuan dan fosil ditetapkan di sebagian wilayah Desa
Calio Kecamatan Lilirilau;
 Kawasan keunikan bentang alam merupakan kawasan karst yang
membentang dari Kabupaten Wajo ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
 kawasan imbuhan air tanah meliputi daratan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi air tanah berupa
kawasan Cadangan Air Tanah Pinrang Sidenreng ditetapkan di sebagian

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 18


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

wilayah Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Donri-Donri dan Kecamatan


Lalabata; dan
2. Kawasan Budidaya
a) Kawasan peruntukan hutan produksi;
 kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh sembilan)
hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan
 kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 10.876 (sepuluh ribu delapan
ratus tiga puluh enam) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri dengan luas 4.200 (empat ribu dua ratus) hektar, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo dengan luas 417 (empar ratus tujuh belas)
hektar, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa dengan luas 6.268
(enam ribu dua ratus enam puluh delapan) hektar.
b) Kawasan peruntukan hutan rakyat;
 Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
huruf b, dengan luas 2.352 (dua ribu tiga ratus lima puluh dua) ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa.

c) Kawasan peruntukan pertanian;


 Kawasan peruntukan pertanian tanaman, dengan luas 46.491 (empat puluh
enam ribu empat ratus sembilan puluh enam ribu) hektar ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
 Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan luas 21.549 (dua puluh
satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
 Kawasan peruntukan perkebunan dengan luas 1.615 (seribu enam ratus
lima belas) hektar terdiri atas:

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 19


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

o Kawasan peruntukan perkebunan kakao dan kelapa ditetapkan di


sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan cengkeh ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, dan
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo;
o Kawasan peruntukan perkebunan lada ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan aren ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan jambu mete ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan kemiri ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan tembakau ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 20


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan


Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa;
o Kawasan peruntukan perkebunan murbei ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.
 Kawasan peruntukan peternakan terdiri atas:
o Kawasan peruntukan pengembangan ternak besar dengan luasan 137
(seratus tiga puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, dan
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja; dan
o Kawasan peruntukan pengembangan ternak unggas ditetapkan di
sebagian wilayah sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
o Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Soppeng
ditetapkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan berkelanjutan,
dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh
enam ribu) hektar; dan

d) Kawasan peruntukan perikanan;


 Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada wilayah sungai
yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
 Kawasan peruntukan budidaya perikanan merupakan Kawasan budidaya
perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
 Kawasan pengembangan balai benih ikan ditetapkan akan dikembangkan
di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja, dan BBI
Citta Kecamatan Citta;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 21


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

e) Kawasan peruntukan pertambangan;


 Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara, terdiri
atas:
o Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral logam berupa emas
dan tembaga ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
o Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral bukan logam berupa
pasir kuarsa, batu gamping, fire clay, dan dolomite ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo;
o wilayah usaha pertambangan komoditas batuan berupa kerikil berpasir
alami ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau;
o wilayah usaha pertambangan komoditas batubara ditetapkan di Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo.
 Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi,
merupakan bagian dari kawasan pertambangan minyak dan gas bumi Blok
Sengkang yang berada di wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
 Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi, ditetapkan di Desa
Bulue Kecamatan Marioriawa; dan

f) Kawasan peruntukan industri;


 Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas:
o Kawasan peruntukan industri penggilingan padi ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan industri pemintalan sutera alam ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri;
o Kawasan peruntukan industri pengolahan ikan ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 22


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian


wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan
o Kawasan peruntukan industri pengolahan tembakau ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
 Kawasan peruntukan industri rumah tangga merupakan kawasan
aglomerasi industri rumah tangga, terdiri atas:
o Kawasan peruntukan industri pembuatan gula merah ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan peruntukan industri pertenunan sarung sutera ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata.
g) Kawasan peruntukan pariwisata;
 Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :
o Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid
digelar Tuang Uddungeng, Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik
Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks
Makam Datu Soppeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah
Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam Jera’Caddie, Menhir
Latemmamala (Lamumpatu’E), Situs Petta Banuang’E, Situs Petta
Wanua, Di Kecamatan Lalabata;
o Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejeng’E,
Makam Petta Addagang’E di Kecamatan Donri-Donri;
o Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs
Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
o Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam
Petta Sara’e, Makam Sullewatang kebo dan Petta Karame, di
Kecamatan Ganra;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 23


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

o Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks


Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange,
Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
o Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge,
Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua
Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
o Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan
Citta;
o Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs
Megalitik Madenra, Sumur Tua Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang,
Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo.
 Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas:
o Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di Kecamatan
Marioriawa;
o Kawasan TWA Citta dan kawasan Goa Coddong di Kecamatan Citta,
o Kawasan TWA Lereng Hijau Bulu Dua di Kecamatan Marioriwawo;
o Kawasan populasi kelelawar di pusat kota Watansoppeng Kecamatan
Lalabata; dan
o Kawasan Pesutraan Alam di Kecamatan Donri-Donri.
 Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas:
o Kawasan wisata Ompo di Kecamatan Lalabata; dan
o Kawasan wisata agro di Desa Mariolau dan Desa Gattareng di
Kecamatan Marioriwawo.

h) Kawasan peruntukan permukiman; dan


 Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di:
o Kawasan permukiman perkotaan Watansoppeng di Kecamatan
Lalabata;
o Kawasan permukiman perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau;
o Kawasan permukiman perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo;
dan
o Kawasan permukiman perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa.
 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berupa kawasan permukiman
yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan,
penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah
terbangun.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 24


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan di sebagian


wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan

i) Kawasan peruntukan lainnya.


 Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:
o Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan Lalabata;
o Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan
Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-
donri, Kecamatan Ganra, Kecamatan Marioriwawo;
o Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba Kecamatan
Lalabata; dan
o Kantor Kepolisian Sektor di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau,
Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-donri,
Kecamatan Ganra, Kecamatan Marioriwawo.
 Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional ditetapkan di
kawasan perdagangan Watansoppeng Kecamatan Lalabata dan kawasan
perdagangan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
 Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kabupaten dan/atau
kecamatan ditetapkan di kawasan perdagangan Takkalala Kecamatan
Marioriwawo dan kawasan perdagangan Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 25


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 26


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

3.1.6. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Soppeng


1. Kawasan Strategis Provinsi
a) KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas:
 Kawasan lahan pangan berkelanjutan komoditas beras dan jagung
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan
Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan
 kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas perkebunan
unggulan kopi robusta, kakao, dan jambu mete ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri.
b) KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan
teknologi tinggi, merupakan kawasan penambangan minyak dan gas bumi
Blok Sengkang di wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa;
c) KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup:
 Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan-Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-donri, dan Kecamatan Citta;
 Kawasan Danau Tempe ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa; dan
 Kawasan Taman Wisata Alam Lejja ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa.

2. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

a) KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas:


 Kawasan perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan
Lalabata;
 Kawasan perkotaan Takkalala di Kecamatan Marioriwawo yang
dipromosikan untuk ditetapkan sebagai PKL;

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 27


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

 Kawasan perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa yang


dipromosikan untuk ditetapkan sebagai PKL;
 Kawasan simpul transportasi dan perdagangan Cabenge di Kecamatan
Lilirilau; dan
 Kawasan pengembangan lahan petanian dan kawasan agropolitan
ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriwawo, dan
Kecamatan Ganra.

b) KSK dengan sudut kepentingan lingkungan hidup, terdiri atas;


 Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa;
 Kawasan Taman Wisata Alam Lejja di Kecamatan Marioriawa; dan
 Kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagain wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagain wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-Donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Ganra.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 28


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 29


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

3.2. TINJAUAN KEBIJAKAN DEVELOPMENT PLAN KABUPATEN SOPPENG

3.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Soppeng
1. Visi dan Misi

a) Visi
Visi RPJMD Kabupaten Soppeng ini dimaksudkan sebagai gambaran tentang
kondisi yang hendak diwujudkan dalam lima tahun kedepan. Antara gambaran masa
depan yang hendak diwujudkan dengan gambaran kondisi saat ini terdapat
kesenjangan. Rumusan visi dalam hal ini berfungsi menyatukan segenap pemangku
kepentingan dalam bergerak bersama menutup kesenjangan tersebut.

RPJMD Kabupaten Soppeng merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten


Soppeng 2005-2025 dan juga memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan
2013-2018 dan RPJMN 2015-2019. Karena itu, rumusan visi RPJMD Kabupaten
Soppeng harus memperhatikan keterkaitan dan sinkronisasinya dengan berbagai
dokumen perencanaaan tersebut.

Visi RPJPD Kabupaten Soppeng 2005-2015 adalah “Soppeng Yang Maju, Adil,
dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini memiliki pokok visi yakni:

Maju : mempunyai makna bahwa masyarakat Kabupaten Soppeng


berkeinginan maju dalam segala aspek kehidupan yang berorientasi
pada pertumbuhan dan pengembangan masa depan yang lebih baik
dan konstruktif.
Adil : mengandung makna tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, semua
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam
meningkatkan taraf kehidupan, memperolah pekerjaan,
mendapatkan pelayanan, pendidikan, kesehatan, agama,
mengemukakan pendapat, melaksanakan hak politik, menciptakan
keamanan serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan
hukum.
Sejahtera : mempunyai makna bahwa masyarakat Kabupaten Soppeng
mendambakan kehidupan yang berkecukupan secara materil dan
spiritual, serta kesejahteraan lahir dan batin.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 30


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

Visi RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,


Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Visi RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021 adalah :

“Pemerintahan yang Melayani dan Lebih Baik”

Pada rumusan visi ini terkandung substansi “perwujudan visi” bahwa


Kabupaten Soppeng “pemerintahannya akan lebih melayani” dan “daerahnya akan
lebih baik”. Terdapat dua pokok visi pada rumusan visi ini yakni “pemerintahan yang
melayani” dan “Kabupaten Soppeng yang lebih baik”.
Pemerintahah yang melayani bermakna bahwa dalam lima tahun kedepan
kehadiran pemerintah akan semakin signifikan dalam melayani rakyatnya. Hakekat
kehadiran pemerintahan adalah untuk melayani rakyatnya. Pemerintah tidak hadir
untuk dilayani tetapi untuk melayani. Kondisi yang hendak dicapai dengan pokok
visi ini adalah terjadinya peningkatan kinerja pelayanan dalam pemenuhan
kebutuhan petani dan kemajuan pertanian, pendidikan yang unggul dan murah,
pelayanan publik yang prima, pariwisata yang berkembang, infrastruktur
transportasi yang baik, tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan kesehatan
yang unggul dan murah, serta kehidupan beragama yang kondusif dan tingginya
partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan.
“Kabupaten Soppeng yang lebih baik” bermakna bahwa Kabupaten Soppeng
akan terakselerasi kemajuannya sehingga mencapai posisi sebagai daerah yang
merupakan pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan. Sebagaimana Visi RPJMD
Sulawesi Selatan 2013-2018 salah satu pokok visinya adalah pilar utama
pembangunan nasional dalam hal ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan,
maka Kabupaten Soppeng dalam lima tahun kedepan akan menjadi pilar utama
Sulawesi Selatan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan
pangan tersebut.

b) Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang akan ditempuh adalah sebagai
berikut.
1) Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro- petani
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan pelayanan pada
urusan pertanian secara umum sehingga berlangsung kebijakan yang berpihak
kepada petani. Sebagaimana terlihat pada gambaran umum daerah bahwa mata
pencaharian utama penduduk Kabupaten Soppeng adalah pertanian dalam arti
umum. Misi ini terutama memprioritaskan upaya memenuhi kebutuhan sarana

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 31


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

produksi petani terutama pupuk, sarana produksi untuk pembudidaya ikan


terutama bibit ikan, keterpenuhan jaringan irigasi bagi persawahan dan upaya
penerapan sistem petik-olah-jual pada usahatani yang berjalan.
2) Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di satu sisi serta dapat diakses dengan murah dan berkeadilan pada sisi lainnya.
Misi ini terutama memprioritaskan upaya umum untuk pendidikan gratis level
sekolah dasar dan menengah pertama serta bimbingan belajar gratis bagi siswa.
Prioritas ini dijalankan secara terkait dengan kewajiban dasar pemerintah
kabupaten dalam urusan pendidikan.
3) Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan publik
Fokus dari misi ini adalah upaya umum untuk menyelenggarakan pelayanan
publik secara lebih baik. Prioritas dalam misi adalah upaya dalam
mengaplikasikan sistem administrasi satu pintu berbasis teknologi informasi
(information technology/IT), peningkatan pelayanan administrasi kependudukan,
perbaikan pelayanan dan pengadaan pemadam kebakaran setiap kecamatan,
keringanan biaya melahirkan dan santunan kematian (lahir gratis, meninggal
disantuni) dan meningkatkan kunjungan dan interaksi Bupati dengan warga
(Bupati menyapa).
4) Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan potensi wisata
daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi daerah. Prioritas
dalam misi ini adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan
pengembangan obyek wisata baru, pembangunan / perbaikan jalan 500 km
dalam lima tahun dan membuka isolasi kampung terpencil.
5) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih bebas korupsi
Fokus dari misi ini adalah upaya umum mewujudkan tata kelola pemerintahan
baik melalui reformasi birokrasi. Dalam misi ini prioritas diarahkan kepada
keterlibatan perempuan hingga 30% dalam pemerintahan, menciptakan PNS
yang kuat untuk pemerintahan yang bersih, penerapan fakta integritas tidak
korupsi bagi pejabat, pemberian tunjangan kesejahteraan khusus untuk PNS dan
pengadaan kendaraan operasional bagi kepala dusun.
6) Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan pelayanan kesehatan.
Prioritas dalam misi ini adalah penyelenggaraan layanan dokter/bidan
keluarga/pribadi untuk warga, layanan kesehatan keliling yang gratis, pelayanan
kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit, penyelenggaraan layanan
puskesmas plus setaraf rumah sakit di ibu kota kecamatan dan penghargaan dan
insentif khusus bagi kader posyandu.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 32


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

7) Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan


perempuan dalam pembangunan
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam perbaikan kehidupan beragama
sebagai landasan spiritual dalam kehidupan masyarakat serta peningkatan peran
pemuda dan perempuan dalam kemajuan daerah. Prioritas dalam misi ini adalah
fasilitasi pelatihan di balai latihan kerja (BLK) untuk pemuda, fasilitasi
peningkatan keterampilan untuk persiapan pengiriman tenaga kerja Indonesia
(TKI), peningkatan kapasitas kelembagaan perempuan, meningkatkan prestasi
bidang olah raga dan seni, pembangunan perumahan bagi imam masjid dan
insentif khusus untuk guru mengaji.
8) Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi
Selatan
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memaksimalkan seluruh potensi
Kabupaten Soppeng secara penuh untuk menjadikan daerah ini sebagai salah
saatu penopang utama provinsi Sulawesi Selatan. Potensi yang terdiri dari
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, diupayakan untuk dioptimalkan
mendorong Kabupaten Soppeng sebagai daerah utama di Provinsi Sulawesi
Selatan. Prioritas dari misi ini adalah pengelolaan potensi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia bagi perwujudan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, serta
menanggulangi kemiskinan.
9) Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan
dalam investasi
Fokus dari misi ini adalah upaya menggairahkan roda perekonomian daerah.
Akselerasi roda perekonomian dimaksud berlangsung melalui investasi, baik
investasi yang berkembang secara autonomous dalam masyarakat melalui
usaha kecil dan menengah, maupun investasi yang berkembang secara induced
dari luar masyarakat untuk usaha skala besar dan korporasi. Perputaran roda
ekonomi akan semakin kencang dengan semakin banyaknya kegiatan investasi.
Untuk itu, semua usaha akan diupayakan agar bisa menarik lebih banyak
investor masuk ke Kabupaten Soppeng.
2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman
untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna mencapai
sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan mencerminkan
urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan
pengaturan waktu.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 33


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki


kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran
tahapan lima (5) tahunan dalam RPJMD. Penekanan prioritas tersebut bukan berarti
bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada SKPD di luar yang
diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan penekanan strategis yang lebih
rendah dibanding yang diprioritaskan.

Tabel 3.1. Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Soppeng periode 2016-2021


No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan produksi dan mutu hasil Perbaikan sistem penyediaan sarana
kesejahteraan pendapatan petani melalui penerapan teknologi dengan produksi pertanian khususnya pupuk
pelaku utama tanaman pangan, petani mengoptimalkan pemenuhan dan bibit ikan
pertanian, perkebunan, peternak, kebutuhan sarana prasarana dan
perkebunan, pembudidaya ikan dan Pengembangan teknologi spesifik
kelembagaan petani.
peternakan nelayan (S1) lokasi serta penguatan kelembagaan
,perikanan dan pelaku utama (kelompok, gabungan
nelayan kelompok dan KTNA)

Meningkatnya kapasitas Mengoptimalkan pemanfatan potensi Pembangunan, perbaikan dan


jaringan irigasi dalam sumber daya air dengan pembangunan pemeliharaan bendung, bendungan
mendukung peningkatan bendung, bendungan dan bangunan dan jaringan irigasi
produksi pertanian (S2) jaringan irigasi lainnya melalui dukungan
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten
dan masyarakat.
Meningkatnya kegiatan Mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku Modernisasi teknologi pengolahan
pengolahan hasil dari yang tersedia melalui peningkatan dan pengemasan hasil pertanian,
produk pertanian, keterampilan, akses modal dan pasar serta peternakan, perkebunan dan
perkebunan, peternakan penerapan teknologi pengolahan hasil perikanan sebagai bagian dari
dan perikanan (S3) melalui pendekatan “petik-olah-jual “ gerakan “petik-olah-jual”.
2. Meningkatkan Meningkatnya akses Menyediakan akses layanan Perbaikan penyelenggaraan wajib
derajat pendidikan masyarakat atas layanan pendidikan berkualitas melalui belajar sembilan tahun serta dukungan
masyarakat pendidikan (S4) proporsi guru dan murid yang sesuai pendidikan gratis dan beasiswa
dan peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan serta
pemahaman kepada masyarakat
tentang pendidikan
Meningkatnya Meningkatkan kualitas luaran Bimbingan belajar lulusan SMA/ SMK
kualitas pelayanan pendidikan melalui perbaikan dan peningkatan kualitas
pendidikan (S5) kompetensi, integritas dan budaya pembelajaran serta manajemen
kinerja guru serta penanganan khusus sekolah SD sederajat dan SMP
siswa setelah lulus sederajat
Meningkatnya Mengoptimalkan pelaksanaan program Penyelenggaraan pendidikan paket
kemampuan literasi keaksaraan, paket penyetaraan, dan A,B dan C serta pengembangan
masyarakat (S6) pengembangan minat baca serta minat baca & per- pustakaan daerah
perpustakaan sekolah dan desa

3. Meningkatkan Berkembangnya Menguatkan sistem internal pelayanan Penarapan layanan simultan,


kualitas pelayanan pelayanan berbasis PTSP dalam hal kompetensi petugas perbaikan cara pelayanan, dan
publik teknologi informasi dan pelayanan, dukungan sarana- modernisasi teknologi pe-layanan
keterbukaan informasi prasarana dan modernisasi IT, dan (pemantauan CCTV) pada Kantor
pembangunan(IT) (S7) penerapan layanan simultan diiringi pelayanan publik, serta
dengan sosialisasi kepada masyarakat penyebarluasan informasi
untuk pemahaman tentang komprehensif kepada masyarakat
keterbukaan informasi pembangunan tentang hasil pembangunan.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 34


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Meningkatnya kemudahan Mendekatkan pelayanan kependudukan Perbaikan akurasi data penduduk
masyarakat dalam dan catatan sipil dengan penerima lahir/meninggal dan penduduk migrasi
pengurusan administrasi manfaat yang disertai dengan dukungan kedalam/ keluar serta
kependudukan dan catatan sumberdaya, serta mengembangkan penyelenggaraan pelayanan
sipil (S8) sistem pelayanan kartu kelahiran tuntas administrasi kependudukan di Kantor
saat lahir Dukcapil dan di desa/ kelurahan serta
secara mobile. Pelayanan akta
kelahiran pada tempat kelahiran bayi
(rumah sakit, puskesmas, atau rumah
penduduk)
4. Memelihara Meningkatnya Menyediakan armada pelayanan Penyiapan dan penyiagaan armada
ketenteraman dan jangkauan dan kualitas kebakaran serta perangkat pemadam kebakaran pada setiap
ketertiban umum penanganan bencana pelayanannya pada setiap kecamatan kecamatan dan penanganan
kebakaran dan bencana serta memperkuat kesiapsiagaan bencana lainnya
lainnya (S9) masyarakat dalam menghadapi
kebakaran serta bencana lainnya
Berkurangnya gangguan Memperkuat pelayanan polisi pamong Perlindungan masyarakat dari
ketenteraman dan praja bagi perlindungan masyarakat gangguan ketenteraman dan
ketertiban dalam serta mengembangkan sinergi antara ketertiban umum
masyarakat (S10) masyarakat dan pemerintah daerah
dalam memelihara keamanan serta
kehidupan sosial
Meningkatnya kesadaran Meningkatkan kesadaran,partisipasi, dan Pemahaman kepada masyarakat
masyarakat terhadap kemandirian masyarakat dalam upaya tentang bahaya narkoba, dan
bahaya penyalahgunaan pencegahan penyalahgunaan dan peningkatan kerjasama dengan
narkoba (S11) peredaran narkoba, serta mengembangkan kepolisian dan lembaga yang
sinergitas antara pemerintah daerah menangani narkoba.
dengan instansi vertikal dan lembaga yang
menangani narkoba
5. Meningkatkandaya Meningkatnya jumlah Mengembangkan, mempromosikan, Promosi dan pengembangan dan
tarik pariwisata dan kunjungan wisatawan dan membuka obyek/destinasi wisata destinasi/ daya tarik wisata unggulan
daya tarik keunikan (S12) baru dengan melibatkan dukungan yang sudah ada serta membuka
daerah berbagai pemangku kepentingan destinasi/daya tarik wisata baru
pariwisata
Meningkatnya apresiasi Merevitalisasi kekayaan dan Pengelolaan kebudayaan dan
kebudayaan dan keragaman budaya serta menguatkan pelestarian tradisi masyarakat serta
ketahanan budaya apresiasi masyarakat terhadap sejarah pembinaan sejarah lokal
daerah dalam dan kebudayaan daerah
menghadapi dinamika
kebudayaan global (S13)
6. Meningkatkan Meningkatnya kapasitas Memperbaiki kualifikasi jalan dan Perbaikan kualitas jalan yang sudah
kapasitas dan kualitas infrastruktur jembatan serta merintis jalan baru untuk ada dan perintisan jalan khusus
infrastruktur wilayah transportasi dalam lokasi terpencil dan lokasi khusus serta jalan ke lokasi terpencil
mendukung
interkoneksitas wilayah
dan membuka lokasi
terpencil (S14)
Meningkatnya Meningkatkan kapasitas dan kualitas Penataan terminal dan sistem lalu
kapasitas dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan raya
infrastruktur lintas angkutan jalan dan pelayanan
perhubungan dalam tertib kendaraan
mendukung mobilitas
manusia, barang dan
jasa (S15)

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 35


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Meningkatnya Merehabilitasi perumahan yang tidak Perbaikan rumah tidak layak
kapasitas dan kualitas layak huni bagi keluarga miskin, huni dan perbaikan sanitasi
infrastruktur memperbaiki sistem sanitasi, dan menata lingkungan pemukiman
perumahan dan pemukiman kumuh
pemukiman dalam
mendukung kehidupan
masyarakat yang
bersih dan sehat (S16)
Meningkatnya kepatuhan Menyadarkan masyarakat dan Penegakan regulasi tata ruang dan
terhadap rencana tata stakeholder lainnya dalam hal regulasi penataan utilitas perkotaan (saluran
ruang wilayah dalam tata ruang serta menata utilitas drainase dan sempadan jalan)
menjaga keseimbangan perkotaan
fungsi antara kawasan
perlindungan dan
kawasan budidaya (S17)
7. Meningkatkan Meningkatnya kinerja Promosi terbuka untuk seleksi jabatan Penataan struktur kelembagaan dan
kapasitas ASN sesuai kompetensi pimpinan tinggi pratama dan pemberian pengembangan sistem remunerasi
kelembagaan dalam tugas dan remunerasi berbasis kinerja berbasis kinerja
birokrasi dan fungsinya pada struktur
kompetensi organisasi (S18)
profesional ASN
8. Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan kapasitas pengawas Pengawasan dan pendampingan
penerapan kaidah penerapan prinsip internal dalam penjaminan dan SKPD, Pemerintah Desa dan BUMD
kepemerintahan akuntabilitas, konsultansi perencanaan, oleh inspektorat dalam meningkatkan
yang baik dan transparansi, partisipasi,
penganggaran, dan pelaporan kinerja kualitas administrasi dan pelaporan
reformasi birokrasi efektivitas, dan efisiensi
dalam perencanaan, serta membangun sinergi dengan keuangan dan kinerja
dalam pengawas eksternal.
penyelenggaraan penganggaran dan Penyelenggaraan perencanaan dan
pertanggungan kinerja
pembangunan evaluasi pembangunan daerah
(S19)
daerah dengan data kinerja yang akurat
9. Meningkatkan Meningkatnya kepuasan Menguatkan pelayanan kecamatan dan Penyelenggaraan pelayanan di
kualitas masyarakat atas kelurahan serta meningkatkan kecamatan dan desa/kelurahan
penyelenggaraan pelayanan kecamatan kapasitas kemandirian desa.
pemerintahan, dan kelurahan serta Pembinaan kerjasama antar
pelayanan dan desa/ kelurahan dan
berkembangnya
pembangunan penguatan manajemen
kemandirian desa (S20)
pada level pembangunan desa
kecamatan dan
desa/ kelurahan
10. Meningkatkan Meningkatnya Memperluas jangkauan layanan Pelayanan kesehatan
derajat kesehatan keterpenuhan sarana- langsung/ mobile kesehatan dan langsung/mobile kesehatan terutama
masyarakat prasarana serta memantapkan sistem internal pelayanan untk warga miskin
ketenagaan medic/non kesehatan terkait pemenuhan standar
medik dalam pelayanan sarana/prasarana, keterampilan tenaga
kesehatan (S21) medis/paramedic serta konsistensi
penerapan SOP dalam memenuhi SPM
Meningkatnya Memperkuatan sistem internal Penyelengaraan layanan rumah sakit
kualitas pelayanan manajemen dalam pelaksanaan SOP
rumah sakit (S22) serta menerapkan remunerasi berbasis
kinerja secara konsisten
11. Meningkatkan Meningkatnya Menyediakan sarana dan fasilitas bagi Penyediaan sarana/prasarana bagi
kualitas keterpenuhan sarana pengelola rumah ibadah, merangsang imam mesjid dan pemberian insentif
kehidupan ibadah, penyelenggara aktivitas remaja masjid dan tempat bagi imam masjid, guru mengaji dan
beragama kegiatan ibadah, dan pengajian anak, serta memelihara situasi pendeta
situasi kondusif bagi kondusif bagi kerukunan beragama
kerukunan ummat (S23)

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 36


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


12. Meningkatkan Meningkatnya kegiatan Membangun sarana prasarana olah Penyediaan sarana/prasarana dan
partisipasi dan kepemudaan dan olah raga dan kepemudaan serta pembinaan prestasi pemuda dan
prestasi pemuda raga daerah (S24) mengaktifkan pembinaan cabang olah raga
dalam berbagai olah raga dan organisasi pemuda
bidang
pembangunan
13. Meningkatkan Meningkatnya kapasitas Menerapkan perspektif gender dalam Pengarusutamaan gender,
partisipasi pengarusutamaan perencanaan, penganggaran dan pemberdayaan perempuan dan
perempuan dan gender dalam evaluasi pembangunan serta perlindungan anak
masyarakat secara pembangunan (S25) mendorong pemberdayaan
umum dalam perempuan dan perlindungan anak
berbagai bidang Meningkatnya Menguatkan kapasitas kelembagaan Pembinaan LPM desa dan kelurahan
pembangunan keswadayaan dan lembaga pemberdayaan masyarakat di
partisipasi masyarakat desa dan kelurahan serta merevitalisasi Revitalisasi spirit kegotong- royongan
dalam pembangunan integritas masyarakat dalam kegotong- dan nilai-nilai integritas masyarakat
daerah (S26) royongan (revolusi mental)
14. Meningkatkan Meningkatnya produksi Melindungi lahan pertanian pangan Peningkatan surplus beras (sebagai
kontribusi daerah beras (S27) berkelanjutan dari konversi dan pilar ketahanan pangan Sulawesi
dalam perwujudan degradasi kesuburan, menerapkan Selatan)
Sulawesi Selatan teknologi spesifik lokasi bagi
sebagai pilar peningkatan produksi beras, menekan
nasional dalam kehilangan hasil dan memperkuat
ketahanan, kapasitas industry pengolahan beras
kemandirian dan
kedaulatan pangan
15. Melestarikan daya Meningkatnya kelestarian Meningkatkan penerapan kaidah-kaidah Konservasi lahan dan
dukung sumberdaya alam (S28) konservasi dalam pengolahan lahan dan pemeliharaan
sumberdaya alam perlindungan keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati
dan lingkungan serta adaptasi perubahan iklim Pengurangan emisi gas rumah kaca
hidup dan adaptasi/mitigasi perubahan iklim
Terpeliharanya Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan
kualitas lingkungan serta pengendalian pencemaran
hidup (S29) dan dampak lingkungan Pengendalian pencemaran
lingkungan
Terpeliharanya Meningkatkan partisipasi seluruh Penanganan sampah dan penataan
kebersihan dan stakeholder dalam gerakan LIMPUT taman kota
keindahan serta penataan keindahan dan
perkotaan (S30) estetika kota.
16. Meningkatkan Berkurangnya penduduk Mengefektifkan peran TKPKD dan SPKD Penanggulangan kemiskinan
kualitas miskin (S31) dalam mengkordinasikan dan multidimensi
kesejahteraan mensinkronkan program
sosial masyarakat penanggulangan kemiskian berbasis by
name by addres
Meningkatnya cakupan Meningkatkan jumlah tenaga teknis Penguatan tenaga teknis sosial dan
pelayanan penyandang sosial dan memperkuat kerjasama kerjasama dengan lembaga
masalah kesejahteraan dengan pihak terkait dalam masyarakat dalam penanganan
sosial (S32) penanganan PMKS PMKS
17. Meningkatkan Meningkatnya Mempermudah layanan Promosi potensi dan pemberian
perizinan dan memberi insentif insentif investasi
daya saing investasi jumlah investor yang pada investasi tertentu
dan iklim bisnis tertarik berinvestasi
18. Meningkatkan (S33)
Meningkatnya jumlah Mengembangkan pusat latihan kerja Pelatihan tenaga kerja berbasis
daya saing tenaga tenaga kerja berstandar nasional dan membuka kompetensi
kerja dan berkompetensi cukup jaringan akses informasi lapangan kerja
penyerapan untuk terserap dalam kepada masyarakat
tenaga kerja lapangan kerja (S34)

daerah

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 37


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


19. Meningkatkan Meningkatnya daya Memperkuat teknologi produksi dan Pembinaan UKM dan revitalisasi
produktivitas dan saing produk koperasi, pengemasan produk UKM dan industri gerakan koperasi/KUD
daya saing produk UKM, industri kecil dan serta gerakan revitalisasi kelembagaan
industri, koperasi, industry rumah tangga koperasi
usaha kecil dan dalam perdagangan
usaha menengah (S35)
daerah dalam Meningkatnya kapasitas Merevitalisasi sarana dan prasarana Penataan perdagangan daerah
perdagangan sarana/prasarana perdagangan melalui regulasi yang
perdagangan bagi pelaku melindungi eksistensi Usaha Kecil dan
industri kecil dan rumah Menengah
tangga, koperasi, serta
usaha kecil dan menengah
(S36)
Sumber : RPJMD Kabupaten Soppeng 2016-2021

3.2.2. Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Periode 2016-2021


Dinas Perhubungan Kabupaten Soppeng
1. Visi dan Misi
a) Visi
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu
5 (Lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas Perhubungan, Kabupaten Soppeng
Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

” Terciptanya penyelenggaraan dan Pelayanan Bidang Perhubungan,


Yang Lebih Baik Tahun 2021”.
Pernyataan Visi tersebut memiliki makna sebagai berikut : Dinas Perhubungan,
Kabupaten Soppeng kedepan mampu menjadi institusi yang memiliki komitmen dan
kemampuan dalam mengatur sistem Perhubungan yang lebih baik sehingga
mewujudkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan transportasi yang
selamat, aman, nyaman, cepat, lancar tertib. Penyelenggaraan yang dapat
memberdayakan masyarakat dan memberikan nilai tambah, sehingga perhubungan
menjadi pendorong, penggerak dan penunjang penyelenggaraan pembangunan
Daerah yang lebih baik.
b) Misi
Misi merupakan tugas Dinas Perhubungan, Kabupaten Soppeng dalam
melakukan pelayanan transportasi dalam rangka mencapai terwujudnya Visi dan
Misi pembangunan Kabupaten Soppeng yang di topang dari nilai – nilai dasar yang
menjadi bingkai dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tata pergaulan yang
dianut oleh masyarakat bugis dan dengan tekat Yassisoppengeng Soppeng.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 38


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

Misi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 yang sesuai dengan


tupoksi Dinas Perhubungan Kabupaten Soppeng yaitu :
Menata keparawisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman
Fokus dari misi ini adalah upaya umum dalam memanfaatkan potensi wisata
daerah dan meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi daerah. Prioritas
dalam misi ini adalah optimalisasi promosi wisata, penemuan dan pengembangan
obyek wisata baru, pembangunan / perbaikan jalan 500 km dalam lima tahun dan
membuka isolasi kampung terpencil dan didukung dengan peningkatan kapasitas
dan kualitas terminal serta memperbaiki sistem lalu lintas angkutan jalan dan
pelayanan tertib kendaraan.
Dinas Perhubungan Kabupaten Soppeng sebagai SKPD pembantu Bupati
dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan urusan Pemerintah daerah dan tugas
pembantuan di bidang Perhubungan. Misi Dinas Perhubungan, Kabupaten
Soppeng Tahun 2016-2021 yaitu sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan dan penataan sarana dan prasarana perhubungan
untuk menciptakan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas darat dan
sungai.
2) Meningkatkan pelayanan administrasi, akuntabilitas kinerja dan keuangan serta
profesionalisme sumber daya manusia.
2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
a) Tujuan
Sejalan dengan Tujuan RPJMD, maka Dinas Perhubungan, Kabupaten
Soppeng menetapkan tujuan sebagai berikut :
1) Mewujudkan Penyelenggaraan Perhubungan dan transportasi yang aman dan
tertib.
2) Meningkatkan kinerja aparatur.

Tabel 3.2. Tujuan, indikator kinerja tujuan dan target kinerja tujuan RPJMD

Sumber : Renstra Dinas Perhubungan, Kabupaten Soppeng 2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 39


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

b) Sasaran Jangka Menengah SKPD

1) Meningkatkannya pelayanan ketersediaan sarana dan prasarana bidang


Perhubungan.
2) Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi dan ketersediaan sarana dan
prasarana bidang perhubungan.
3) Meningkatnya Pelayanan Penerangan Jalan.

Tabel 3.3. Sasaran Jangka Menengah

Sumber : Renstra Dinas Perhubungan, Kabupaten Soppeng 2016-2021

3. Strategi dan Kebijakan


a) Strategi pengembangan transportasi darat , danau dan sungai.
Dalam upaya pengembangan transportasi darat, danau dan sungai di wilayah
Kabupaten Soppeng, diperlukan strategi sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan penggunaan sistem informasi dalam rangka dukungan
pelaksanaan administrasi umum dan kepegawaian
2) Mengoptimalkan fungsi pengembangan pegawai guna memenuhi kebutuhan
SDM yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai
3) Meningkatkan penyelenggaraan layanan administrasi keuangan, pelaporan,
keuangan dan pelaporan kinerja
4) Mengotimalkan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran
5) Meningkatkan kualitas bagi pegawai

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 40


DINAS PERHUBUNGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DATABASE LAMPU JALAN KABUPATEN SOPPENG

6) Optimalisasi pelayanan, pengelolaan dan penataan fsilitas sarana dan prasarana


perhubungan.
7) Pemenuhan standar keselamatan transportasi berupa perlengkapan
keselamatan transportasi jalan.
8) Menyediakan data base penggunaan dan pemanfaatan jalan baru pemeliharaan
9) Lampu jalan dan mnyediakan lampu tenaga surya pada titik titik tertentu serta
mengganti lampu jalan dengan LED.
b) Kebijakan
Kebijakan yang ditetapkan dilandaskan kepada perencanaan strategis
Kabupaten Soppeng dalam setiap program Dinas Perhubungan Kabupaten
Soppeng melalui peningkatan kualitas sarana dan prasarana wilayah dan
peningkatan kinerja SKPD, yang dijabarkan dengan upaya sebagai berikut :
1) Peningkatan pelayanan kepegawaian
2) Peningkatan pengelolaan kepegawaian
3) Pelaksanaan pelatihan
4) Pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
5) Pemeliharaan sarana perkantoran
6) Inventarisasi sarana dan prasarana
7) Meningkatkan Pelayanan Publik dan kualitas pelayanan transportasi melalui
penyediaan fasilitas sarana dan prasarana perhubungan
8) Pemenuhan standar keselamtan transportasi berupa perlengkapan keselamatan
transportasi jalan
9) Penyusunan data base lampu penarangan jalan dan pemeliharaan lampu jalan,
penggantian lampu jalan dengan lampu LED dan pemasangan lampu surya.

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG III - 41


DINAS PERHUBUNGAN

Anda mungkin juga menyukai