Kindina PDF
Kindina PDF
TIM DOSEN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
1
Bab I
KONSEP – KONSEP D AS AR
1.1 KINEMATIKA
yang diperhatikan.
3
A 2
4
C
diesel. Bagian -bagian yang diam, terdidri dari bantalan -bantalan kruk as
dan dinding silinder diberi label 1. Engkol dan kruk as adalah batang
penghubung 4.
1
Batang penghubung (link0 adalah suatu nama yang diberikan pada
pada panjang dari engkol dan batang hubung dan tidak dipenguruhi
1.3 MEKANISME
yang lain . Jika salah satu dari batang penghubungnya tetap dan
sebuah rantai kinematis yang dibatasi .Jika salah satu dari batang
2
1.4 INVERSI
3
2
1
Dengan membuat suatu batang penghubung yang berbeda
Penting untuk dicatat bahwa inverse dari suatu mekanisme tidak akan
akan bergerak kekanan sepanjang garis lurus pada penghubung1. Hal ini
ditahan tetap.
1.5 PASANGAN
Pasangan lebih rendah (lower pairing) terjadi jika dua permukaan saling
3
3
2
4
1
berupa titik atau garis. Contohnya dari pasangan lebih tinggi adalah
3
2
Bidang referensi tersebut dise but bidang gerakan (plane motion). Bidang
gerakan dapat merupakan salah satu dari 3 tipe : gerakan menurut garis
1.7 TRANSLASI
4
tersebut bergerak mengikuti posisi-posisi yang sejajar. Translasi garis lurus
suatu benda bergerak dalam jalur garis lurus. Suatu translasi dimana titik-
1.8 PUTARAN
mempunyai jarak yang tetap dari sebuah garis yang tegak lurus terhadap
bidang geraknya. Garis ini adalah sumbu putaran (axis of rotation) dan
C
B’ C’
(a)
5
B ’’ B
B’ C’ C
(b)
B ’’’
B’
C
’
C
(c)
BC ke B’C’. Posisi -posisi ini ditunjukkan dalam gambar (b). Disini kita lihat
yang diikuti oleh sutu rotasi dari B’’C’’ ke B’C’. Gerakan ekivalen yang lain
diilukiskan dalam ga mbar (c). Disini ditunjukkan suatu putaran dari suatu
dari B’’C’’ ke B’C’. Jadi gerakan dari batang hubung dapat dianggap
6
1.10 VEKTOR-VEKTOR
jarak, luas, isi dan waktu. Besaran vector mempunyai besar dan arah.
pada gambar. Titik O adalah titik awal yang disebut kutub, dari kutub ini
diletakkan pada ujung vector lainnya. Jumlah dari kedua vector disebut
A
A
A+B
B
O
7
tetapi urutannya meletakkan tidak akan memberikan efek terhadap
-B B
O
A
A+B A
A -B
-A
B -A
O
B O
O
O C
A
A+B+C A
C C +A+B B
8
sejumlah komponen yang tak terbatas. Seringkali diinginkan untuk
dan arah. Jika dua dari empat besarannya diketahui, dua yang lain
dapat ditentukan.
C B
A A
SOAL – SOAL :
9
A
-B B
O
C
-A
R
R
O
-D C
-D
(a)
-Q (b)
O
R
-N P
M
O
R -M
-P
-N
(d)
(c)
1200 kedalam dua vector R dan S. Besar R harus 30 unit dan besar S
adalah 66 unit.
2100 kedalam dua vector B dan C. Besar C harus 37.5 unit dan
10
5. Uraikan sebuah vector A yang mempunyai besar 60 unit dan arah
12
Bab II
Lintasan dari sebuah titik adalah perubahan dari posisinya dan dia
C
P ?s
B
?y
?x
Gambar 2.1
13
Ukuran dari lintasan linear dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran besar x
dan y.
2 2
s ( x) ( y)
lintasan linearnya. Dalam gambar 2.1 titik p bergerak dari posisi B ke posisi
adalah:
s
Vav =
t
Kecepatan linear sesaat dari suatu titik pada waktu di titik B adalah :
lim s ds
V= =
t 0 t dt
kecepatan linearnya.
lim V dV
A= =
t 0 t dt
ds
Tetapi : V =
dt
d 2s
Maka A =
dt 2
14
yang tetap pada benda tersebut. Sewaktu P bergerak ke P’, lintasan
sudut dari garis OP adalah ??, yang terjadi dalam waktu ?t.
V
??
R P
adalah :
??
?
?t
lim q
w=
t 0 t
garis PP’ dan oleh karena itu tegak lurus terhadap jari-jari R. Panjang busur
titik P adalah :
lim R q dq
V= =R
t 0 t dt
V =Rw
15
2.3 PERCEPATAN SUDUT
kecepatan sudut :
dw d 2q
a
dt dt 2
percepatan tangensial.
V C V + ?V
V ?V
? Vn
’ ??
M R R
V + ?V ?Vt
O
O,
16
Dalam gambar diatas sebuah titik bergerak sepanjang jalur MN.
jari dari lintasan titik B dan C. Percepatan tangensial At dari suatu titik
kecepatan linearnya.
lim Vt dV t
At = =
t 0 t dt
dw
Dengan V = R w maka : At = R
dt
pergeseran.
n
lim V dV n
An == =
t 0 t dt
Dengan sudut ?? menjadi d? dan besar dari ?Vn menjadi sama dengan
dVn = Vd?
dq
An = V
dt
= V w
dengan V = R w
V2
An = R w 2 =
R
17
2.5. Gerakan relatif
-V A
VA
VA
VBA
VB
-V B
V AB
VB
VAB = VA - VB
= VA + ( - VB )
VB A = VB - VA
= VB + ( - V A )
VB = VA + V BA
18
SOAL SOAL :
ditempuh ?
19
Tentukan :
b. ? 2, ? 4 dan ? 24.
c. Gambarkan vector-vektornya.
mm.
B
?
1350
O
a
20
21
Bab III
RELATIF
3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku
VB
y y VBy
? B VB x B
?
R
R
? ?
x x
O
O
Gambar 3.1. Kecepatan sebuah titik yang bergerak
terhadap satu titik tetap
Jarak antara O dan B adalah R dan garis O-B membuat suatu sudut
22
Perpindahan titik B dalam arah sumbu x = R cos q dan perpindahan titik B
dx d ( R cosq ) dq
R( sin q )
dt dt dt
dy d ( R cosq ) dq
( R cosq )
dt dt dt
dx
Kecepatan titik B dalam arah x adalah =
dt
dy
Kecepatan titik B dalam arah y adalah V B y =
dt
dq
Kecepatan sudut garis O-B adalah : w
dt
VB = R w sin q R w cosq
= Rw (sin2 q + cos 2 q )
= Rw
23
Dari gambar diatas ditunjukkan bahwa kecepatan titik B tegak lurus
3.1.2 Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku
analisa diatas.
R? cos ?
y y y
y R?
VA
B R? sin?
R B B
V Ax
? R sin ? ? ?
? ?
YA A
A
x x O x
O O
R cos ?
XA
Gambar 3.2. Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku
Perhatikan sebuah garis A-B, seperti terlihat pada gambar 3.3 yang
(X A,YA), panjang A-B sebesar R dan sudut yang dibentuk garis A-B dan
24
X B = X A + R cos q
YB = YA + R sin q
dxB dX A dq
Rsin q
dt dt dt
dyB dYA dq
R cos q
dt dt dt
VB = (V aX V ay ) (R w sin q R w cosq )
Harga (V aX y
V a ) adalah kecepatan total titik A , VA dan
dituliskan menjadi :
VB = VA Rw
Dengan R w adalah vector kecepatan yang tegak lurus ke garis A-B dan
25
Sehingga untuk dua buah titik pada satu penghubung kaku, dapat
VB = VA Rw
VB = VA VB A
26
27
y
R a sin ?
B
a
Ra
R ?
R a cos ?
x
O
(e)
Gambar 3.3. Percepatan sebuah titik pada sebuah penghubung yang berputar terhadap satu pusat
tetap.
Kecepatan titik B:
dVBx dq dw
R[w(cosq ) (sin q ) ]
dt dt dt
28
dVBy dq dw
R[w( sin q ) (cosq ) ]
dt dt dt
x
dVb x
Percepatan titik B dalam arah sumbu x : AB
dt
dVby
Percepatan titik B dalam arah sumbu y : AByx
dt
dw
Percepatan sudut : a
dt
A xB Rw 2 cosq Ra sin q
A By Rw 2 sin q Ra cosq
Dua komponen kedua tegak lurus dalam tanda kurung kedua, yang
AB = R w 2 Ra
29
R a disebut komponen percepatan tangensial
30
3.2.2 Percepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku
a B
?
R ?
A
YA
x
O XA (a)
X B = X A + R cos q
YB = YA + R sin q
dVBx dVAx dq dw
harga R konstan diperoleh : R[w(cosq ) (sin q ) ]
dt dt dt dt
dVBy dVAy dq dw
R[w( sin q ) (cosq ) ]
dt dt dt dt
31
x
dVb x
Percepatan titik B dalam arah sumbu x : AB
dt
y
dVb yx
Percepatan titik B dalam arah sumbu y : AB
dt
dVbAx
Percepatan titik A dalam arah sumbu x : AAx
dt
dVAy
Percepatan titik A dalam arah sumbu y : AAyx
dt
dq
Kecepatan sudut: w
dt
dw
Percepatan sudut : a
dt
tegak lurus: AB = A B
x
A yB
x
AB = (A A A yA ) ( Rw 2 cos q Rw 2 sin q ) ( Ra sin q Ra cosq )
32
yaitu vector dengan arah tegak lurus B-A dan arahnya sesuai dengan
AB = AA Rw 2 Ra
y Ra AA
B
a R
x
(c)
O
AB = AA ABA
VBA
Dengan mengganti R = BA dan w maka didapatkan persamaan :
BA
V 2 BA
AB = AA BA a
BA
33
Soal -soal :
I. Kecepatan Relatif
VA B
2
30 0
VB
A
?2
6 m/det
3 m/det 1.5 m/det
B
1.5 m/det
34
3. Kecepatan titik a pada penghung 2 diketahui besar dan arahnya.
VBA
VA
2
A B
rpm kearah putaran jarum jam, dengan salah satu ujungnya tetap
2
AA=1000 m/det
A
0
30
15 cm
200
O2
35
3. Jika percepatan normal titik B terhadap titik A adalah 125 m/det2
penghubung ?
t 2
A BA=250 m/det
AB = 15 cm
36
B
A
n 2
A B A=125 m/det
2
AA=200 m/det
0 AB =400 m/det2
60
A B
36
Bab IV
PERCEPATAN RELATIF
dengan skala.
w2
A
3 B
2
4
O2 B
Diagram Kecepatan
37
VA diketahui tegak lurus O 2A arahnya sesuai w2
VB = VA + V BA Atau VB = VA + ( BA) w2
akan horizontal.
1 VA = O v - a (O2 A) w2 - O2A
2 VB A = a - b ? - BA
3 VB = Ov - b ? ¦ Lintasan titik B
a VA
Ov
b
Diagram Kecepatan
38
A
3
w3
VBA
berputar kea rah melawan jarum jam umtuk posisi yang ditunjukkan,
VBA
dengan harga sebesar : w3
BA
Diagram Percepatan
dengan
39
AA = (O2 A)w 2 2 (O2 A)a 2
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A – O2
dari A menuju O2 dan harga (O2 A)a 2 sama dengan 0 karena kecepatan
sudutnya konstan..
penghubung 3.
AB = AA ABA
AB = AA ABAn AB A t
AB = AA BA ? 3
2
BAa 3
2
V BA
AB = AA BAa 3
BA
2
V BA
b. dapat ditentukan secara lengkap, baik dalam besarnya
BA
40
c. BAa 3 diketahui tegak lurus ke garis dari B ke A, besarnya belum
diketahui.
Sehingga terdapat dua anu, yakni besar AB dan besarnya BAa 3 , yang
1 AA = o’ – w 22 (O2 A) A – O2 o’ – a 0 0 - a 0 – a’
a’
2 ABA = a‘- b’ 2
w 3 (AB) B-A a’ - ba ? ¦ VB A ba – b’
3 AB = o’ – 0 - o’ – b 0 ? ¦ VB b 0 – b’
b’
Ov
b’
Letak titik b sesuai lintasan
ba
Diagram P e rcepatan
a’
Letak titik b tegak lurus AB
41
Besar dan arah percepatan sudut penghubung 3 dapat ditentukan
dengan cepat. Jika percepatan tangensial titik B terhadap titik A
ditempatkan pada penghubung 3, yang terisolasi seperti ditunjukkan
pada gambar dibawah.
(BA) a 3
3
a3
Apabila satuan- satuan yang dipakai adalah feet dan detik, maka
percepatan sudut harus dinyatakan dengan radian per detik per detik,
42
A C
w2
3
O2 4
O4
Gambar 4.1.2 Mekanisme Engkol Peluncur
a VA
Ov
b
Diagram Kecepatan
VC = VB VCB
43
Dimana terdapat emtat anu : besar dan arah VC , besar VC A dan
besarnya VCB . Kedua persamaan vektor memungkinkan diperolehnya
keempat anu, yang jawabnya ditunjukkan dalam gambar. Perlu dicatat
bahawa a-b-c dalam gambar adalah bayangan A-B-C, penghubung 3.
Bayangan dari kecepatan
Tiap batang penghubung dalam suatu mekanisme akan mempunyai
bayangan dalam segi banyak kecepatannya. Dalam gambar diagram
kecepatan garis-garis a -b, b-c dan c-a masing-masing digambarkan
tegak lurus terhadap garis-garis A-B, B-C dan C-A dari mekanisme.
Akibatnya segitiga abc adalah sebangun dengan segitiga ABC dan
?abc disebut sebagai bayangan (image ) dari segitiga ABC.
Diagram Percepatan
Pembuatan diagram kecepatan seperti pada sub bab 4.1.1.
Titik C dapat dicari dengan persamaan-persamaan dibawah ini.
AC = AA ACA
AC = AA ACAn ACA t
2
V CA
AC = AA CAa 3
CA
Dan AC = AB ACB
AC = AB ACBn AC Bt
2
VCB
AC = AB CB a
b’3
CB A t
BA Ov
2
VCB
CB
ABAn
n 2 t 2
AB A = ABA ABA
2 2 2
= [ AB w ] [ AB a ]
4 2
= BC w a
44
Pada waktu menggambarkan bayangan percepatannya kita harus hati-
penghubung 3 dan 4.
O2 A = 152 C
3 B
AB = 279
O4C = 229
A
4
2
? 2 = 50 rad/det
2
O2 a 2 = 1600 rad/det
1 O4
Diagram Kecepatan
45
Kecepatan titik A : VA = (O 2 A) w2
1 VA = O v - a (O2 A) w2 - O2A
2 VB A = a - b ? - BA
3 VB = Ov - b ? - O4B
Ov c
VA
Diagram Percepatan
dengan
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A – O 2
2 ABA = a‘- b’ 2
w3 (AB) B-A a’ - ba ? ¦ VB A ba – b’
3 AB = o’ – w42 (O4B ) B – O4 o’ – b 0 ? ¦ VB b 0 – b’
b’
47
O’
n
AB
bo
ABt
b’
A An
c’
3
ao
a’
A At
48
4.3 Mesin Powell
Mesin yang mengkombinasikan engkol peluncur dan dan empat
penghubung ialah mesin powel pada gambar . Penghubung 2
dimisalkan berputar pada suatu kecepatan konstan ? 2 searah putaran
jam .
Diagram Kecepatan
Kecepatan titik A : VA = (O 2 A) w 2
1 VA = O v - a (O2 A) w2 - O2A
2 VB A = a - b ? - BA
3 VB = Ov - b ? - O4B
4 VC = Ov - c VC VB
Diperoleh dengan ( )
O4C O4 B
49
5 VD C = c - d ? - CD
6 VD = Ov -d ? ¦ Lintasan titik D
Diagram Percepatan
dengan
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A – O2
1 AA = o’ – w22 (O2 A) A – O 2 o’ – a 0 0 - a 0 – a’
a’
3 AB = o’ – w42 (O4B) B – O4 o’ – b 0 ? ¦ VB b 0 – b’
b’
4 AC = o’ – AC AB
Diperoleh dengan ( )
c’ O4C O4 B
50
d’
6 AD = o’ – 0 - o’ – d 0 ? ¦ VD d 0 – d’
d’
c’
d’ dc
a’
b’
ba
bo
OA
Diagram Percepatan
51
SOAL-SOAL :
1. Kecepatan A adalah 3 m/det kearah bawah dan bertambah
dengan laju sebesar 25 m/det2.
Tentukan : a. Kecepatan dan percepatan titik-titik B, C dan D.
b. Kecepatan sudut dan percepatan sudut
penghubung 3 dan 5.
52
3. Mekanisme penghubung kepala silang , Jika sesaat ditunjukkan
seperti gambar penghubung 2 bertambah kecepatannya pada laju 4800
rad/det2.
54
Bab V
56
bergerak. Sudut ? memberikan posisi sudut dari sumbu c dengan sumbu X
Y
M
B
c d
d ?
c (c sin ? + d cos ?)
XA ?
YB
A
(c cos ? - d sin ?)
YA
X
O XB
(a)
pada M :
X B = X A + c cos q - d sin q
YB = YA + c sin q + d cos q
dq
Dideferensialkan persamaan-persamaan di atas dan mengganti w
dt
adalah variable-variabel
dX B dX A dc dd
V Bx cw sin q cosq dw cosq sin q
dt dt dt dt
57
dY B dY A dc dd
V BY cw cosq sinq dw sin q cosq
dt dt dt dt
dc dd dX A X dY A y
Dengan uc , ud , V A dan VA
dt dt dt dt
? (c cos ? - d sin ?)
Y H
R?
? ?
B
? (c sin ? + d cos ?)
G 90-? c
d ?
R (c sin ? + d cos ?)
?
A J
(c cos ? - d sin ?)
O X
(b)
(a). V B = (V XB V yB )
X
(b). V A = (V A V yA )
1/ 2
(c). w ( c sin q d cos q ) w ( c cos q d sin q ) = w c 2 d2
58
1/ 2
(d). (u c cos ? u c sin ?) = ( u c cosq ) 2 ( uc sin q ) 2 = uc
1/ 2
(e). (u d cos ? u d sin ?) = (ud cosq ) 2 (ud sinq ) 2 = ud
Maka
VB = V B R? uc ud
berimpit dengan titik B, karena A dan satu titik pada badan M yang
berimpit dengan B adalah dua buah titik pada satu penghubung kaku.
M
VB = V B u
kecepatan sebuah titik yang bergerak terhadap satu badan yang juga
titik gerak sebagai B 3 titik berimpit pada badan M sebagai B4, sehingga
bentuknya menjadi :
VB3 = VB 4 VB3 B4
penghubung 4 diam.
59
5.2 Percepatan dua titik berimpit
dimana satu titik bergerak terhadap satu body yang bergerak, seperti
keadaan tersebut diatas akan lebih rumit karena pusat kecepatan relatif
VQ S
? s
VQ S Q
? S
s
Q ? zs
S z
?
M
s
M s
Q pada link z
S pada link s
M pada link z dan link s
(a) (b)
60
Pada gambar (a)diatas link S bergerak dengan kecepatan sudut ? S ,
pusat lintasan M.
Pada gambar (b) Arah VQS keatas apabila ? ZS. Arahnya berlawanan arah
putaran jarum jam dan arahnya akan kebawah bila ? ZS berputar searah
VQS
w ZS
r
? Z = ? S + ? ZS
? zs
?
61
( AQM ) n = ? w 2Z
= ? (? S + ? ZS ) 2
= ? wS2 + ? w ZS
2
2 ? wS ? w ZS
VQS2 VQS
( AQM ) n = ? w S2 + r 2 ? wS
r2 r
2
V QS
( AQM ) n = ? wS2 + 2 wS V QS
r
wS ( ASM )n = ? w S2
r
M
didapatkan :
2
VQS2 2
( AQM ) n = ? w + S 2 w S V QS - ? wS
r
62
2
V QS
( AQM ) n = 2 wS V QS
r
2
V QS
Komponen percepatan adalah percepatan normal titik Q,
r
2
V QS
Dalam hal ini berarti VQS = V q , dan arah adalah dari Q ke M.
r
dan komponen
Sekarang apabila lintasan titik Q diatas link S adalah berpa garis lurus,
2
VQS
percepatan harganya nol.
r
Jadi untuk kasus ini percepatan normal antara titik Q relatif terhadap S
adalah :
( AQS )n = 2 w S VQS
( ASQ )n = 2 w S VS Q
63
Cara untuk menentukan arah komponen percepatan coriolis
Arah dari komponen percepatan coriolis dapat juga kita tentukan tanpa
tersebut.
Arah dari 2 w S VQS adalah sama dengan arah VQS yang diputar
Komponen percepatan coriolis seperti yang telah kita bahas diatas terjadi
pada dua titik yang berimpit dari dua buah link yang merupakan
64
Pada ketiga gambar diatas titik Q pada link q dan titik S pada link s.
Pada gambar ini link q mempunyai gerakan sl iding, slip-rolling atau rolling
pada link s.
CONTOH SOAL :
65
Pada mekanisme diatas diketahui data-data sebagai berikut :
Diagram Kecepatan
Kecepatan titik Q : V Q = (O 2Q) w2
1 VQ = Ov - q (O2Q) w2 - O2Q
2 VS Q = q - s ? ¦ O4S
3 VS = Ov - s ? - O4S
4 VP = Ov - p VP VS
Diperoleh dengan ( )
O4 P O4 S
5 VR = Ov -r ? ¦ Lintasan titik R
Dari diagram kecepatan didapat :
VS Q = q – s ( arah ke bawah)
VS = o–s
66
VS
?S = ( arahnya berlawanan putaran jarum jam )
O4 S
Diagram Percepatan
dengan
1 AQ = o’ – w 22 (O2Q) Q – O2 o’ – q 0 0 - q 0 – q’
q’
3 AS = o’ – w S2 (O 4S) S – O4 o’ – s0 ? ¦VS s0 – s’
s’
4 AP = o’ – AP AS
Diperoleh dengan ( )
p’ O4 P O4 S
5 ARP = p‘- 2
w 5 (RP) R-P p’ - rp ? ¦ VRP rp – r’
r’
67
6 AR = o’ – 0 - o’ – r 0 ? ¦VR r0 – r’
r’
r’
O’
s’
so
p’
q’
sq
2? S VSQ
?S
2? S VSQ
V SQ
Diagram percepatan
SOAL-SOAL :
68
1. Suatu mekanisme seperti pada gambar dibawah diketahui :
O2 O 3 = 36 cm
O2 B 2 = 8 cm
O3 B 3 = 32 cm
R = 48 cm
Penghubung 2 sebagai penggerak berputar dengan kecepatan
konstan ? 2 = 40 rad/det2.
Tentukan ? 3 dan a 3 dengan membuat diagram kecepatan dan
diagram percepatan lebih dahulu.
69
71
Bab VI
MEKANISME KO MPL EK
Q
3
P
4
O2
O4
mentransfer gerakan dan terletak pada satu link. Jari-jari lintasan titik P
dan Q langsung dapat diketahui yaitu O2P dan O4Q, sedang pusat
Apabila salah satu jari-jari lintasannya tidak dapat ditentukan maka cara
yaitu suatu elemen yang merupakan pasangan kinema tik (turning atau
sliding) dengan paling sedikit tiga buah link yang bergerak dan tidak
O6
D C 4 O4
3
B A 2
O2
72
Gerakan pada link 5 ditentukan oleh dua dari tiga link yang berhubungan
sudah tertentu. Hanya satu jari-jari lintasan yang tidak diketahui yaitu jari-
Apabila input diberikan dari link 6 pada mekanisme diatas maka analisa
gerak relatif.
Kemudian kita tentukan titik bantu yang terletak pada floating link
tersebut.
gerakan yang terletak pada link lain, dimana komponen kecepatan dan
percepatan ttitik bantu kearah garis-garis bantu yang dibuat, yang dapat
73
Gambar 6.3. Sebagian dari mekanisme komplek
dan III melalui titik-titik D, E dan F. garis Bantu I adalah perpanjangan link
AD, garis Bantu II adalah perpanjangan link BE dan garis Bantu III adalah
perpanjangan link CF. Ketiga garis Bantu ini berpotongan di titik-titik Bantu
KECEPATAN
74
Kemudian melalui titik O ini ditarik garis-garis Bantu I, II dan III.
X dan Y terletak pada satu rigid body pula yaitu pada floating link. Jadi
I melalui a1.
melalui b 1.
Tempat kedudu kan titik-titik f dan y terletak pada garis p - garis Bantu III
melalui c1.
Titik x didapat dari perpotongan garis m dan n, dan titik y diperoleh dari
Setelah titik x dan y diketahui pada diagram, maka titik D, E dan F dapat
VXY Y X
w arahcw
X .Y X .Y
75
Kemudian VD ,VE dan V F dicari sebagai berikut :
VD = VX + VD X
VE = VX + VE X
VF = VY +
VFY
PERCEPATAN
VD2A
( A DA )I = ( ADA )n = a I - dI =
AD
2
V XD
( AX )I = ( AX )n = d I - xI =
DX
VYX2
( AYX )I = ( AYX )n = xI - yI =
XY
( AX )I I = ( AB )I I + ( A EB )I I + ( AXB )I I
dengan :
2
VEB
( AEB )I I = ( AEB )N = bII - eII =
BE
2
VXE
( AXE )I I = ( AXE )n = eII - xI I =
EX
77
Harga -harga VEB dan V xe didapatkan dari diagram kecepatan.
Percepatan titik Y pada garis Bantu III dapat diperoleh dengan cara yang
dengan :
2
VFC
( AFC )III = ( AEB ) N = c III - fII =
CF
VYF2
( AYF )III = ( A XE )n = fIII - yIII =
FY
memanfaatkan garis Bantu I dan II karena dari garis ini didapatkan dua
AD = A X + AD X
AD = A A + AD A
AE = A B + A EB
AE = A X + A EX
78
Dari dua persamaan diatas diperoleh AE = o’ - e’
AF = AC + AFC
AF = AY + AFY
AA
Letak d’
Letak x ’ (AA)I
AC
Letak y’
Letak f’
(AY F)n
I
III
y’
II
Gambar 6.5. Diagram Percepatan
79
Contoh Soal
Penyelesaian :
Titik Bantu untuk analisa mekanisme ini akan ditentukan pada link 4,
80
Kecepatan :
Diagram kecepatan dari mekanisme diatas dibuat menurut table
dibawah ini :
1 V A = Ov - a (O2 A) w2 - O2A
2 VBA = a - b ? - BA
3 VXB = b - x ? - BA
4 VD = Ov - d ? ¦ Lintasan titik D
6 VCX = x - c ? - XC
7 VC = Ov - c ? - O5C
8 VDC = c - d ? - CD
9 VBC = c - b ? - BC
81
Percepatan :
Table diagram percepatan
Percepatan Normal Percepatan Tangensial
No Besaran Harga Arah Vektor Harga Arah Vektor
1 AA = o’ – a’ w22 (O2 A) A – O 2 o’ – a 0 0 - a 0 – a’
3 AXB = b‘- x’ 2
w4 (XB) X-B b’ - xb ? ¦ VXB xb – x’
4 AD = o’ – d’ 0 - o’ – d 0 ? ¦ VD d 0 – d’
5 AXD = d ‘- x’ 2
w4 (XD) X-D d’ - xd ? ¦ VXD xd – x’
6 AC = o’ – c’ w52 (O5C) C – O 5 o’ – c0 ? ¦ VC c 0 – c’
9 AB C = c‘- b’ 2
w4 (BC) B-C c’ - cb ? ¦ VBC cb – b’
82
x’
Oa
xd
a’
ba
xb
cx
b x’
b
Oa
db
xd
C0
d’
a’
ba
xb
83
SOAL-SOAL :
84
2. Penghubung (link) 2 dari mekanisme dari gambar dibawah
mempunyai kecepatan sudut konstan ? 2 = 50 rad/det arahnya
berlawanan putaran jarum jam.
Tentukan : ? 6 dan a 6
85
86