Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH AGAMA

BUAN (SETAN)

OLEH
YORIANA MARIA SERAN
KELAS : XI MIA 2

TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SMAN HAREKAKAE
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah agama ini dengan baik. Dan saya juga bertimakasih kasih kepada
teman-teman saya yang turut membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa makalahsaya ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan
saran dari para pembaca sehingga kedepannya makalah saya ini dapat menjadi sempurna.

Harekakae, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

LEMBARAN PENGESAHAN

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

BAB 2 : PENDASARAN / PANDANGAN AGAMA – AGAMA TENTANG SETAN

2.1 MENURUT AGAMA - AGAMA

2.1.1 ARTI SUANGGI

2.1.1 MENURUT KAMUS ALKITAB

2.1.1.2 MENURUT KAMUS BAHASA INDONESIA

2.1.2 CIRI – CIRI SUANGGI MENURUT AGAMA- AGAMA

2.2 TATA UPACARA / RITUS SUANGGI

2.3 SASARAN /KORBAN/OBJEK SUANGGI

2.4 AKIBAT YANG DITIMBULKAN

2.5 PELAKU/SUANGGI

2.5.1 KELOMPOK

2.5.2 INDIVIDU

2.6 PEMAHAN SETAN MENURUT AGAMA PROTESTAN

2.7 PEMAHAMAN SETAN MENURUT AGAMA HINDU

2.8 PEMAHAMAN SETAN MENURUT AGAMA BUDHA

2.9 PEMAHAMAN SETAN MENURUT PEMAHAMAN YAHUDI

2.10 PEMAHAMAN SETAN MENURUT AGAMA ISLAM

BAB 3 : SISTIM, CIRI, CARA MENANGKAL DAN MEMBASMI SUANGGI

3.1 SISTEM KERJA SUANGGI


3.1.1 KELOMPOK INDIVIDU

3.1.2 INDIVIDU

3.1.3 CARA KERJA MENURUT ORANG PAPUA

3.1.4 SANTET

3.1.5 SIHIR

3.2 CIRI – CIRI SUANGGI

3.3 CARA – CARA MEMBASMI

3.3.1 CARA MEMBASMI SANTET

3.3.2 CARA MEMBASMI DENGAN MENGGUNAKAN BENDA-BENDA

3.4 PANDANGAN TENTANG SUANGGI MENURUT MASYARAKATT LIO

3.4.1 PENGERTIAN SUANGGI

3.4.2 ASAL-USUL TERJADINYA ATA POLO DAN MOTIVASI MENJADI ATA POLO

3.4.3 MACAM-MACAM PRAKTEK ATA POLO DAN CARA KERJANYA

3.4.3.1 POLO ANA TANA

3.4.3.2POLO WERA

3.4.3.3 POLO KESU

3.4.3.4 POLO JOU

3.4.4 AKIBAT DARI PRAKTEK ATA POLO

3.5 HUBUNGAN ANTARA ATA POLO DAN DU’A NGGA’E, MAGI, DUKUN SERTA
ROH-ROH.

3.5.1 DU’A NGGAE DAN ATA POLO

3.5.2 MAGI DAN ATA POLO

3.5.3 DUKUN DAN ATA POLO

3.6.4 ROH-ROH DAN ATA POLO

3.6 TANGGAPAN MASYARAKAT LIO DAN GEREJA ATAS FENOMENA ATA POLO

3.6.1 TANGGAPAN MASYARAKAT LIO

3.6.2 ATA POLO DAN PENGARUHNYA BAGI IMAN KRISTEN SERTA TANGGAPAN
GEREJA KATOLIK.
3.7 SUANGGI DARI INDONESIA TIMUR

3.7.1 SUANGGI DI MALUKU

3.7.2 SUANGGI PAPUA

3.8 JENIS-JENIS HANTU YANG BIASANYA BERADA DI SEKITAR KITA

3.8.1 HANTU YANG GAK SADAR MEREKA SUDAH MATI

3.8.2 HANTU YANG MASIH PUNYA URUSAN DI DUNIA

3.8.3 HANTU YANG TERPERANGKAP ATAU TERSESAT

3.8.4 HANTU PENUH DENDAM

3.8.5 HANTU YANG LAPAR

BAB 4 : PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

AUTO BIOGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kata “setan’’ diambil dari kata “syathana”, dan “syathin” mempunyai makna yang buruk”.dan
“syaithan” adalah suatu wujud pembangkang atau penentang, baik dari golongan manusia, jin, atau
makhluk-makhluk lainya. “syaithan” juga mempunyai makna lain, yaitu roh jahat yang jauh dari hak
dan kebenaran. Pada hakikatnya, semua arti ini kembali kepada arti yang sama.

Harus kita camkan bahwa setan adalah sebuah nama umum (genus), sementara “iblis” adalah
nama khusus (alam). Dengan kata lain, “setan” dapat diatributkan kepada setiap wujud yang
berbahaya, menyesatkan,pembangkang,arogan,dan penentang baik dalam bentuk manusia maupun
selain manusia. Dan “iblis” merupakan nama dari setan yang senantiasa menciptakan tipuan daya
kepada manusia, dan sekarang ia pun selalu menunggu kesempatan dengan seluruh bala tentaranya
untuk menyerang menteng pertahan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa itu suanggi?
2.Bagaimana suanggi menurut berbagai agama?
3.apa saja ciri – ciri suanggi?
4.Bagaimana cara kerja suanggi?
5.Bagaimana tata upacara / ritual suanggi?
6. Siapakah sasaran suanggi?
7.Siapa pelaku suanggi?
8.Bagaimana pemahaman tentang suanggi menurut berbagai agama?
9.Bagaimana cara membasmi suanggi?
10.Mengapa terciptanya suanggi?
11.Bagaimana pandangan masyarakat lio tentang suanggi?
12.Dari mana asal – usul suanggi?
13.Akibat yang di timbulkan suanggi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat mengetahui apa itu suanggi
2. Dapat mengetahui apa alasan diciptakannya suanggi
3. Dapat mengetahui bagaimana cara kerja suanggi
4. Dapat mengetahui dari mana asal – usul suanggi
Dapat mengetahui cara membasmi suanggi
5. Dapat mengetahui siapa pelaku suanggi dan sasaran suanggi
BAB 2
PENDASARAN / PANDANGAN AGAMA-AGAMA TENTANG
SETAN

2.1 MENURUT AGAMA KATOLIK


2.1.1 ARTI SUANGGI
2.1.1.1 Menurut Alkitab
Didalam alkitab bagian perjanjian lama kata “setan” hanya dipakai di 3 kitab yaitu kitab 1
Tawarikh, Ayub dan Zakharia,yang merupakan terjemahan kata bahasa ibrani (syatan atau setan
)yang berarti musuh. Di bagian perjanjian baru setan disebutkan berusaha membawah manusia jauh
dari Allah , malahan mencobai Yesus Kristus meskipun gagal dan diusir pergi oleh yesus.
2.1.1.2 Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, suanggi merupakan hantu yang jahat atau dukun yang
bekerja dengan bantuan orang halus. Suanggi juga memiliki 1 arti. Suanggi memiliki arti dalam kelas
nomina atau kata benda sehingga suanggi dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau
semua benda dan segala yang dibendakan.

2.1.2 Ciri-Ciri Suanggi Menurut Agama Katolik


Menurut yang saya dengar dari orang kebanyakan ciri-ciri suanggi adalah matanya selalu terlihat
merah, jika dipandang selama 5 menit maka ia akan cepat-cepat mengalih kelain arah.Ia selalu
terlihat lesuh dan tidak mempunyai semangat,ia inggin tidur terus menerus. kerjaannya tiap hari
hanya inggin menyakiti orang lain dengan obatnya saja. Jika ia melihat orang lain mempunyai
sesuatu( semacam mobil baru,orang yang sukses,mempunyai banyak uang, dll) pasti ia akan
memulai aksinya. Sunggi inggin selalu membuat orang lain menderita.

2.2Tata Upacara Atau Ritus Suanggi

Mengenai pertanyaan apakah Gereja melalui Konsili Vatikan II (1962-1965) sudah mencabut
buku upacara eksorsisme. Dengan tegas saya menjawab: tak pernah ada pencabutan. Konsili Vatikan
II bahkan memperbaharui seluruh liturgi sakramen dan upacara sakramentalia, termasuk Rituale
Exorcisme. Rituale ini telah terbit tahun 1985 dan yang terbaru terbit tahun 1999. Tak ada satu
dokumen pun dari seluruh Konsili Vatikan II yang menyatakan pelarangan terhadap eksorsisme.

Buku Upacara Sakramentalia untuk Eksorsisme yang sebagian doa-doanya dikutip Romo Gabriel
Armorth dalam bagian akhir bukunya (hlm 253 dst) ialah buku resmi dari tahun 1985. Pada tahun
1999 telah diterbit buku yang baru. Buku-buku eksorsisme ini, baik yang lama (1985) maupun yang
baru (1999) belum diterjemahkan secara resmi ke dalam bahasa Indonesia oleh Komisi Liturgi KWI.
Dalam buku ini disebut sarana-sarana sakramentalia yaitu air suci, air suci, minyak suci, garam yang
diberkati, salib, dan benda-benda kudus lain, serta stola imam.Memang, karena buku eksorsisme
merupakan
pegangan imam, seperti halnya buku Tata Perayaan Ekaristi dan buku-buku Sakramen, maka
hanya imamlah yang boleh melakukan upacara eksorsisme menurut dengan langkah-langkah dalam
buku itu. Sedangkan di luar itu tidak boleh disebut sebagai eksorsisme melainkan pelepasan yang
bisa dilakukan siapapun dalam nama Yesus Kristus.

2.3 Sasaran/ Korban/Objek suanggi

Sasaran suanggi adalah orang-orang yang bisa dikatakan mampu atau mapan untuk biaya hidup,
orang-orang yang mempunyai barang mewah. Dan orang yang menjadi sasaran suanggi itu harus
mati atau dengan kata lain misi suanggi ini harus selesai atau harus tuntas.suanggi tidak akan puas
jika misinya gagal.dan biasanya mereka membuat korban menggunakan racun yang ditaruh
dimakanan atau minuman,biasanya acar kayu yang diikat, rambut dll.

2.4 Akibat Yang Ditimbulkan

Pertanyaannya untuk kita sekarang, sungguhkah semua itu bisa kita alami saat ini? Masihkah
kuasa Yesus menjadi nyata dalam zaman modern ini? Sungguhkah Kristus membebaskan kita dari
belenggu berbagai ketakhayulan: hari baik-hari buruk, nasib dan karakter buruk yang konon
dipengaruhi oleh shio/weton, ancaman “Bathara Kala” yang konon membutuhkan ruwatan, dsb.
Bagaimana dengan fenomena “dunia yang tak kelihatan” yang sebenarnya juga kita akui dalam
Syahadat yang panjang? Sungguhkah pengikut Kristus tidak mempan oleh berbagai guna-guna dan
santet? Sungguhkah kuasa Kristus mengalahkan semua gangguan black magic itu? Ataukah kita
mesti lari kepada “orang-orang pintar”?

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam mau mengingatkan kita bahwa Kristus sungguh berkuasa
dan sudah menaklukkan segala ketakhayulan, gangguan “dunia yang tak kelihatan”, dan ulah black
magic.

Bagaimana hal itu terbukti dari pengalaman? Saya mau mensharingkan beberapa “kejadian aneh”
yang dialami oleh tiga orang umat Katolik yang menunjukkan bahwa kuasa Kristus ternyata sungguh
masih terjadi hingga saat ini dan di sini. Dan saya bersyukur saat bertugas di paroki itu boleh
menjadi “saksi” atas peristiwa-peristiwa ini sehingga bisa mensharingkan dalam tulisan singkat ini.

Pertama, seorang gadis sempat menghilang tiga hari dari rumahnya sehingga membuat bingung
keluarganya. Saat kembali ke rumah dia berkisah selama tiga hari itu merasa bingung dan ketakutan,
dia merasa ada teman kerja yang mengguna-gunainya. Bahkan sampai di rumah pun dia masih
terbayang-bayang wajah pria yang mengganggunya. Namun, setelah pengakuan dosa dan
pemberkatan rumah, gangguan itu pun hilang.

Kedua, seorang ibu yang baru melahirkan merasa kesakitan setiap Maghrib dan jam 12 malam!
Setelah pengakuan dosa, puasa ala Katolik selama tiga hari, dan rumahnya diberkati, gangguan itu
pun hilang! Namun, gangguan dalam bentuk lain berpindah ke tempat kerjanya. Dia mengalami sakit
migrain setiap kali berada di ruang kerjanya, tapi bila berada di luar ruangan, migrainnya sembuh.
Namun, begitu balik ke ruang kerja lagi, migrainnya kambuh! Setelah konsultasi dengan romo, dia
pun berangkat pagi-pagi lantas memerciki seluruh ruang kerjanya dengan air suci yang tersisa dari
pemberkatan rumahnya. Aneh, sakit migrainnya pun sembuh dan tak pernah kambuh. Temannya
yang satu ruangan malahan bertanya, “Kamu melu ngelmu apa?” [Kamu mengikuti atau mempunyai
“ilmu spiritual” apa?]

Ketiga, seorang ibu lain lagi mengalamai bahwa ada benjolan-benjolan di sekujur tubuhnya.
Dokter ahli kulit yang memeriksanya tak bisa mendiagnosa penyakitnya. Makin hari demam ibu ini
makin tinggi sehingga tidak bisa bekerja. Bahkan, saat [maaf] ke belakang, ada tiga petasan kecil
keluar dari tubuhnya! Selain dia, pembantu rumah tangganya menjadi saksi mata. Setelah rumahnya
diberkati dan dia menerima sakramen pengurapan orang sakit, sekitar satu jam kemudian benjolan-
benjolan pada tubuhnya itu pecah, dan keluar darah dan nanah! Ibu itu pun menjadi sembuh.

2.5 Pelaku atau Suanggi

2.5.1 kelompok

Mereka membuat suatu misi yang boleh dikatatakan sebagai arisan. Mereka membuat arisan ini
dan tumbalnya yaiutu manusia. ketika pada saat mereka memulai aksi mereka maka setiap satu orang
harus menumbalkan satu manusi. Jika salah satu dari antara mereka gagal melakukan misinya maka
mereka semua akan menuntun sehingga kawan mereka tersebut harus menemukan tumbalnya. Dan
barulah misi mereka tuntas hingga selesai.

2.5.2 Individu

Yaitu seseorang yang kerjaanya hanya ingin orang lain menderita dan selalu merugikan orang
lain. Cara keraja suanggi ini beda dari cara kerja secara berkelompok. Cara kerja ia membuat korban
menderita secara perlahan-lahan hingga korban tidak mampu lagi untuk berbuat apa-apa.hingga
korban pun meninggal. Ada pun suanggi yang hanya membuat orang menderita saja tidak sampai
meninggal, orang yang dibuatnya itu pasti sangat dibencinya.

2.6 Pemahaman Suanggi/Setan Menurut Agama Protestan

Menurut doktrin Kristen Trinitarian, pada mulanya, setan adalah malaikat Tuhan yang bernama
Lucifer. Istilah “malaikat” berarti “utusan”.semua malaikat diciptakan oleh Tuhan.kolose 1:16
mengatakan “karena didalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada
di bumi,yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,baik singgasana,maupun kerajaan, baik
pemerintahan,maupun penguasa ,segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”. Lucifer
diciptakan dengan keindahan yang sempurna sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling
cantik.ia dipenuhi hikmat sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terpandai. Dari seluruh
malaikat yang ada disurga,Lucifer yang paling pintar, cantaik,dan berkuasa.walaupun malaikat
adalah makhluk yang indah dan berkuasa,namun mereka tidak boleh disembah karena malaikat
adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Tuhan sang pencipta saja yang patut disembah.

Kata satan ( dengan huruf besar ) hanya digunakan dua kali didalam alkitab terjemahan baru
(wahyu 12:9-20:2) untuk akar kata Yunani satanas yang diterjemmahkan menjadi iblis di 34 tempat
yang lain di alkitab. Oleh karena itu sinonim satan yang terdekat didalam bahasa Indonesia adalah
iblis.
Lucifer dan Beelzebel adalah dua nama lain yang disebut didalam alkitab yang sering kali
dikaitkan dengan satan. Nama Lucifer didalam teologi Kristen didefinisikan dengan putra fajar
didalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan pemfitnah dalam bagian lain di perjanjian lama.
Beelzebel atau bezebuk adalah nama dewa orang filistin( lebih tepatnya sejenis baal dari kata ba”al
zebub yang artinya ‘dewa lalat’) dan juga digunakan di perjanjian baru sebagai sinonim satan.

Selain itu satan juga digambarkan sebagai ular dan naga (ualr naga) dan banyak lagi. Didalam
kisah kejadian, satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk hawa untuk memakan buah
pengetahuan yang baik dan benar wahyu 20:2 menyebut bahwa ‘siular tua itu yaitu iblis dan satan’.

2.7 Pemahaman Suanggi/Setan Menurut Agama Hindu

Didalam bahasa sansekerta tidak dikenal istilah atau kata setan (satan). kata ini rupanya berasal
dari bahasa Arab (setan) atau Ibrani (satan), yang maknanya sangat dekat mirip dengan kata
paisaca,raksasa,dan asura. Kata setan atau satan didalam the student english sanskrit (apte,1987:408)
adalah paisaca (maskulinium) dan paisaci (feminium),paisacagrai, paisacanatha. Di dalam
gveda(1.133.5) disebut dengan nama paisaci sedang di dalam
atharvaveda(II.18.4;IV.20.6,9;IV.36.4;IV.37.10;V.29.4.5.14;VI.32.2;VIII2.12;XII.1.150) maknanya
sama didalam geveda yakni nama dari sekelompok raksasa. Didalam taittiri ya sa hita (II.4.1.1,juga
dalam ka haka sa hita XXXVII.14) mereka diasosiasikan dengan para raksasa dan asura yang
bermusuhan dengan para dewa manusia dan leluhur didalam atharvaveda (v.25.9) mereka
digambarkan sebagai kravyad yang artinya ‘pemakan daging mentah’yang mungkin mengandung
pengertian etimologi dari kata paisaca tersebut. Hal ini sangat mungkin, bahwa paisaca seperti
diungkapkan oleh Grierson merupakan musuh dari manusia, seperti suku asli di barat laut, yang
sampai masa akhir di sebut sebagai pemakan daging mentah (tidak mesti disebut kanibal, namun
memakan daging manusia dalam rangkaian sebuah upacara ritual). Demikian, walaupun tidak
semuanya,seperti paisaca aslinya berarti ‘setan’, yang tampak seperti suku asli,hal itu di tunjukan
dengan identitasnya yang dicemohkan. Satu cabang ilmu pengetahuan disebut paisacavidya yang
populer muncul pada akhir zaman veda, di antaramya ditemukan dalam kitab gopatha brahma
(I.1.10) (macdonell dan keith,II,1982:533). Didalam kitab-kitab pura ,paisaca dijelaskan sebagai
berikut. Makhluk berhati dengki yang merupakan perwujudtan yang jahat. Setiap orang yaang ada
dibumi ini sejak baru terjadinya alam semesta dipercaya telah hadir roh yang jahat. Menuruta
mahabarata (adiparva) paisaca merupakan ciptaan dewa brahma. Pada masa awal brahma
menciptakan 18 prajapati yang dipimpin oleh daksa, dan gandharva dan paisaca. Seperti halnya
dalam mahabharata, dalam kita-kitab puraa juga merupakan ciptaan brahma. Paisaca merupakan
penghasut segala bentuk kejahatan dan memegang peran penting didalam kitab-kitab puraa dan
mahabharata. Paisaca tinggal di istana dewa Kubera dan memujanya (sabharparva XI.49). Paisaca
tinggal di Gokar ati rtha dan memuji dewa sifa (vanaparva LXXXV.25). paisaca adalah pemimpin
roh-roh jahat. Si mari ci dan si yang seperti beliau menciptakan roh-roh jahat (vanaparva
CCLXXII.46). Minuman para paisaca adalah darah dan makanannya adalah daging (dro aparva L.9).
Para bhuta (roh-roh jahat) menjadikan rafa’a raja mereka (vanaparva CCLXXV.88). Dalam perang
barahtayuddha, kuda yang menarik kereta raksasa alambusa adalah para paisaca (dro aparva
CLXXV.109). Arjuna mengalahkan paisaja saat terbakarnya hutan khandava (karaparva
XXXVII.37). Paisaca muncul saat pertempuran arjuna dengan kar’a (karaparva XXXVII.50). Paisaca
memuja dewi parvati dan paramesvara yang sedang bertapa dipuncak gunung munjavan
(asvamedhaparva VIII.5). Pada masa berlangsungnya perang barathayuddha abnyak paisaca
menjelma menjadi raja (asramavasikaparva XXXI.6) (mani 1989:590).

Didalam susastra Jawa kuno kata paisaca ditulis dengan paisaca yang artinya tidak jauh dengan
makna didalam veda dan susastra sansekerta, yakni nama jenis makhluk halus, mungkin disebit
demikian karena kegemarannya akan daging (pisa untuk pisita) atau karena warnanya yang
kekuningkuningan :setan, iblis, raksasa, jin, makhluk yang berarti dengki atau jahat. Didalam
adiparva (30) dinyatakan: san M gi makanak pisaca ga’a bhuta kata ini, dapat juga dijumpai dalam
bhisma parva 109: agasty aparva 378:385: ramava’a. 8.128.:20.3:23.1.29: sumanasantaka 147.10:
sutasoma 125.11 (zoet mulder II,1995:826). Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka didalam kitab
suci veda, kitab-kitab pura’a , setan dapat diindentikan dengan paisaca, bhuta, raksasa, daitia, dan
asura yang menghasut atau mendorong terjadinya kejahatan, dapat merasuki setiap orang dan bahkan
menjelma menjadi raja sebagai pemimpin sebuah negara, dan lain-lain.

2.8 Pemahaman Setan Menurut Agama Budha

Mara adalah bahasa pali atau bahasa sansekerta yang dipakai oleh agama Buddha, yang sering
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia... Tidak diterjemahkan penggoda, tidak diterjemahkan
penghalang... tetapi diterjemahkan dengan setan, mahluk halus yang selalu membujuk, menarik,
menyeret orang-orang untuk melakukan kejahatan atau perbuatan berdosa (arti dosa dalam bahasa
Indonesia ).

Tetapi sesungguhnya dalam ajaran Sang Budha menyebutkan, bahwa Mara adalah rintangan setan
bagi manusia yang ingin mencapai pencerahan. Sang Budha menyebutkan bahwa Mara adalah
Khanda, dan Khanda itu yang membentuk kehidupan ini.

Ada 5 khanda (khanda itu artinya kelompok):


a.kelompok jasmani (Rupa)
b.kemampuan mengingat mengenali (Sañña)
c.kemampuan mental merasakan (Vedanä),
d.kemampuan mental berpikir termasuk mengingat
kenangan yang lalu, mempunyai rencana, cita-cita
harapan(Sankhära),
e. Arus kesadaran ( Viññana ).
2.9 Pemahaman Setan Menurut Agamma Yahudi

Rujukan yang banyak memaparkan mengenai setan adalah menurut tradisi Kabbalah ( mistisme
yahudi ) yang menyebutkan bahwa setan adalah mahluk ciptaan YHWH yang
digunakan YHWH untuk menguji keimanan umatnya seperti dalam cerita Adam & Hawa, Raja saul
yang disembuhkan oleh Daud karena ia kerasukan roh jahat, dan Iblis yang ditugaskan
oleh YHWH untuk mencobai Ayub. Setan dalam pemahaman yahudi lebih sebagai alat YHWH dan
bukan sebagai yang melawan YHWH, karena dalam Taurat sendiri telah memaparkan
bagaimana YHWH menguji umatnya dengan menugaskan Iblis untuk mencobai mereka.

2.10 Pemahaman setan menurut agama Islam

Menurut ajaran Islam, kata setan pada dasarnya memiliki arti sebagai kata sifat, yang bisa
digunakan kepada makhluk dari golongan jin, manusia, dan hewan. Kemudian Ibnu Katsir
menyatakan pula, bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan.

“...dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis)
manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-
perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An’am: 112)”
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan
dari jenis jin, dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya
menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan.
BAB 3
SISTIM,CIRI,CARA MEMBASMI DAN MENANGKAL SUANGGI
3.1 SISTEM KERJA SUANGGI
3.1.1 Secara kelompok

Biasanya mereka berkumpul untuk melakukan suatu misi tertentu yang bertujuan untuk
merugikan orang lain dan ketika mereka ingin berkumpul mereka telah berjanji antara satu samalain
untuk mengetahui dimana tempat yang ingin mereka tujui.

3.1.2 Secara Individu

ketika seorang suanggi ingin memanaskan obatnya ia harus memakan tumbal.dan tumbal itu
berupa manusia dan agar orang yang menjadi sasaran tumbalnya itu mati ia harus membuatnya
menderita.

3.1.3 Cara Kerja Suanggi Menurut Orang Papua

Secara umum, prinsip dasar cara kerja Suanggi ini serupa dengan Santet atau Teluh. Di Papua
sendiri Suanggi ini mempunyai banyak sebutan, tergantung pada bahasa suku yang hidup di Papua.
Suku Meyah yang menyebutnya Merejs, suku Hatam menyebutnya Mpieda, dan suku Sough
menyebutnya Surera. Setidaknya yang saya tahu tiga nama tersebut yang kebetulan tersimpan di
buku saku.

Sayangnya, saya tidak mendapat informasi, sejak kapan peraktek Suanggi ini dilakukan.
Mungkin, penekun ilmu Suanggi ini sangat berhati-hati menjalankan aksinya hingga tak ada
informasi yang keluar. Para pemilik ilmu ini juga tidak dengan mudah membagi atau menurunkan
ilmunya pada orang yang tidak jelas asal-usulnya. Ilmu Suanggi ini juga hanya dipraktekkan hanya
kaum pria saja.

Pada kesempatan lain, setelah pekerjaan selesai sambil menunggu pulang, saya berkesempatan
diajak oleh Pak Warno (pensiuan asal Kebumen) berkunjunga ke kediaman seorang Undoapi (entah
ketua adat atau suku saya kurang jelas). Nah, dari keterangan Undoapi inilah saya mendapatkan
keterangan lebih jauh tentang Suanggi.

Undoapi sendiri menuturkan, kelompok ini (penekun Suanggi) sangat tertutup. Hanya orang-orang
tertentu saja yang mengenalinya. Bahkan sesama satu suku sekalipun. Tidak ada yang tahu tentang
jenis tanaman apa dalam praktek ini, kecuali penekunnya sendiri.

Selain untuk tugas mencederai dan bahkan membunuh, ilmu Suanggi ini juga sebagai sarana untuk
memberi ‘makan’ pada makhluk halus atau ilmu gaib kepunyaannya. Seperti penekun kuyang di
Kalimantan itulah kira-kira.

Kalaupun toh bisa dikatakan pembeda antara penekun Suanggi dan Santet atau sebangsanya,
penekum Suanggi ini tidak bisa membunuh atas keingiannya sendiri. Dia hanya bisa menjalankan
tugas manakala ada pesanan dari orang lain. Tugas ini biasanya dilatarbelakangi oleh dendam
keluarga secara turun temurun, misalnya hukuman atas perzinahan yang dilakukan oleh korban
ataupun karena kudeta kekuasaan. Suksesi Undoapi misalnya, hal ini kerap terjadi.

Tentu saja hal ini bukanlah gratis, ada uang ada barang begitulah hukumnya. Namun bukan perkara
nilai nominal saja yang mesti ditanggung oleh seorang pemesan, konsekuesi lain pun ada dalam
transaksi ini. Misalnya, bila keluarga korban melakukan tindakan balasan dengan menggunakan jasa
penekun Suanggi lainnya.

Tak jarang dalam kasus transaksi ini, penekun Suanggi bisa saja menjadi agen ganda alias
membelot dan malah mengeksekusi kliennya. Biasanya hal ini karena faktor kedekatan emosional
antara pelaku dan calon korban. Tak ada makan siang yang gratis, itulah sebutan yang pas.

Seperti halnya Santet, nilai nominal sebagai imbalan untuk menyelesaikan proyek membunuh
dalam senyap ini juga variatif. Di masa lalu, pengguna Suanggi dijanjikan hal-hal yang menggiurkan.
Tapi yang wajib dalam hal ini, selain nominal uang tentunya, adalah kain Timor kualitas 10 mata
(saya kurang tau modelnya kainnya seperti apa), jika dinilai uang kain ini bisa mencapai Rp. 15 juta
perlembar. Kain Toba, senilai Rp. 30 juta, babi dan sejumlah uang.

Tapi ada juga yang bilang, karena ketatnya persaingan para dukun Suanggi kini ‘hanya’ mematok
harga antara Rp. 7-10 juta belum termasuk babi. Serupa dengan Santet, semakin tinggi status sosial
calon korban, maka harganya menjadi mahal. Hal serupa juga berlaku pada Suanggi.

Dalam Suanggi setidaknya dikenal ada dua macam cara dalam mencapai tujuan. Pertama cara
halus tapi lambat, atau cara kasar tapi cepat. Cara lambat memang membutuhkan waktu, namun
konon sangat efektif. Cara ini dipilih biasanya untuk menghindari balas dendam dari keluarga
korban. Prakteknya, cara lambat ini menggunakan doti-doti atau teknik racun.

Doti adalah praktek pengiriman ilmu gaib melalui media angin. Konon, hanya dengan menjetikkan
jari sejumlah benda asing akan masuk ke tubuh korbannya. Cara ini sangat mirip dengan santet.
Bedanya, benda yang masuk berupa kulit kayu merah atau mereva, halia merah dan benda-benda
berbahaya lainnya.

Saat benda-benda asing itu masuk ke dalam tubuh reaksinya akan merusak jaringan dan
keseimbangan tubuh tapi hanya dukung Suanggi yang mumpuni saja yang bisa melakukan cara
seperti ini. Sebab, jika arah angin tidak menuju rumah korban cara ini tak akan menuai hasil. Alih-
alih membunuh korban, saat angin berbalik arah misalnya, cara ini bisa membunuh diri sendiri.

Berbeda dengan cara cepat. Cara ini ekstrem, namun sangat efektif. Penekun Suanggi konon
terlebih dahulu menginvestigasi terlebih dahulu calon korban dalam waktu tertentu. Mirip-mirip
dalam praktet Santet Margopati. Aksi akan dilancarkan saat korban sedang sendirian. Awalnya
korban akan dilempari kerikil, tentu saja bukan kerikil biasa, kerikil yang sudah dimanterai sehingga
korbannya langsung semaput alias pingsan. Kalau kita paling langsung buru-buru cari minyak angin.
Tapi tidak bagi dukun Suanggi, melihat calon korbannya sedang tak sadar tersebut, langsung akan
memasukkan ilmu gaibnya yang berbentuk telur ke dalam mulut korban

Nah, telur tersebut adalah manisfestasi hewan gaib berbentuk kadal, ketika sudah masuk
kedalam perut korban telur tersbut berubah bentuk menjadi kadal. Akibatnya bisa ditebak, kadal
tersebut akan menggerogoti organ korbannya dari dalam. Hasilnya pun jelas, mati.
Setelah korban meninggal dan dikuburkan, konon dukun Suanggi akan datang ke kuburan untuk
kembali mengambil telur yang bersarang ditubuh korban. Itulah makanya, biasanya keluarga korban
menunggui kuburan tersebut dalam beberapa waktu. Tentu saja dalam hal ini, ada beberapa ciri
khusus dari korban yang mengindikasikan sebab matinya adalah korban Suanggi yang diketahui oleh
keluarganya.

Dampak yang mematikan dari ulah Suanggi ini dapat dikurangi dengan cara mengenali ciri-ciri
Suanggi tengah mengincar kita. Waspadai bila tiba-tiba bau kus-kus. Sayangnya saya belum pernah
tau bau kus-kus jadi tidak bisa mempersamakannya dengan bau tertentu. Bila mencium bau seperti
ini, lebih baik masuk rumah. Jangan halangi jalan mereka. Begitulah penuturan Undoapi.

Dan yang terakhir, biasanya saat seseorang berpapasan dengan Suanggi atau berdekatan dengan
penekun Suanggi, maka yang pasti dapat langsung dikenali adalah berdirinya bulu kuduk. Jantung
berdebar-debar. Hal ini terjadi karena secara alamiah Suanggi mengeluarkan energi negative dalam
jumlah besar. Aura inilah yang memicu panas pada orang-orang yang berada disekitarnya

3.1.4 Santet
Secara umum, pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan
benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti. Benda ini bisa saja misalnya sebuah
paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang
dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Seperti ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam
tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam
aplikasinya ilmu putih ini dipadukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan
(dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi yang rewel
agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk menidurkan calon korbannya.

Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk
membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal
dengan istilah gendam.

Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis
santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim, benda-benda
seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi.

Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai
sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya
beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet.
Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan
kesakitan pada tubuh orang yang disantet.

Selanjutnya saya akan membahas ilmu santet lebih ke arah santet sebagai ilmu hitam.
Berdasarkan pengetahuan saya, ada dua jenis santet menilik dari jenis kekuatan yang dijadikan
sumber kekuatannya.

Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin,
setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan
makhluk gaib sebagai media pengiriman santet.
Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir" ini tentu saja pelaku santet harus
memberikan imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang
diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya.

Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet.
Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya
membawa santet menuju sasaran.

Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh pelaku
santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet.
Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet.

Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini
membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual.

Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan
visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media
bambu apus yang ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu,
setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan
dubur sijabang bayi (sasaran).

Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil.
Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatan kehendak batin saja.
Sedangkan peran dari ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana
penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah
kuat. Sekian dulu dan semoga tulisan singkat ini bisa menambah wawasan bagi kerabat akarasa
sekalian
3.1.5Sihir
Apa sihir itu mungkin banyak orang awam yang belum tahu, sihir berasal dari bahasa Arab
"Sahara" yang artinya waktu antara gelap dan terang, dari turunan kata itu kita juga mengenal kata
"sahur" yang artinya makan pada waktu hari masih gelap (remang-remang) sampai menjelang fajar.
Menurut bahasa (etimologi), sihir berarti sesuatu yang halus dan tersembunyi. Ada beberapa macam
jenis sihir, termasuk cara kerja, metode , media yang digunakan, semuanya berbeda-beda sesuai
dengan maksud dan sasaran sihir tersebut.
Banyak istilah yang digunakan oleh para penyihir untuk mencelakakan korbannya. Antara lain: sihir,
sikir, pelet dan gendam.
Namun yang termasuk sihir paling ganas atau sadis adalah tenung, santet, atau janges. Pada
dasarnya, teluh, tenung, gendam, santet, serta guna-guna, selalu dikonotasikan sama, yaitu Ilmu
Hitam.
Ia mempunyai kekuatan mencelakai atau membunuh. Hanya saja cara mempraktekkan, media,
sarana, serta pengaruhnya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Dalam prakteknya, dukun santet bisa menggunakan beberapa jenis bahan untuk disatukan sebagai
media. Kemudian pencampuran dari berbagai benda tersebut dirapalkan sebuah mantera
pemanggilan jin perewangan.
3.2Ciri - ciri suanggi
Yaitu memiliki mata yang merah,cepat mengantuk jika ditatap ia akan cepat-cepat melihat kelain
arah,pemalas dan banyak tato dibadanya.kerjaannya tiap hari hanya ingin menyusahkan orang lain
dan menyakiti orang lain. Suanggi keluar pada malam hari dan biasanya ia bergantung pada pohon
pada saat ia bergantung pada pohon ia tidak akan sadarkan diri.pada saat dia bergantung kepalanya
akan ke bawah dan pantatnya akan berada diatas.

3.3 Cara membasmi

3.3.1cara membasmi santet

Yang pertama dan yang paling kita kenal adalah SANTET yang merupakan metode penyerangan
jarak jauh dengan menggunakan jenis bahan yang spesifik dan umumnya berupa benda mati, seperti
kain, jarum, silet, beling dan lainnya. Serangan dapat diketahui dari tubuh korban yang normal tanpa
gejala yang tertalu terlihat oleh mata. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh serangan ini umumnya hanya
lokal (bagian tertentu saja) dan saat di ronsen pun tidak ada apa-apanya. Hasil dari pengerjaan ilmu
ini pun nyaris tidak meninggalkan tanda/jejak yang selalu mencolok.

Yang kedua adalah TELUH, metode ini merupakan kebalikan dari metode SANTET. Teluh sangat
identik yang selalu membawa unsur yang bernyawa seperti binatang. Cara kerja ilmu ini adalah
dengan mengubah suatu bentuk atau zat tertentu menggunakan ilmu khusus. Ciri serangan ini dapat
dilihat secara kasat mata (orang awam pun bisamelihat) gejalanya seperti terlihat cahaya melesat dan
masuk ke rumah target, atau bisa juga berupa kehadiran binatang-binatang tertentu seperti,
kalajengking,ular dll.

Yang ketiga adalah TENUNG, ilmu ini adalah pengembangan dari SANTET dan TELUH. Prinsip
dasarnya sama namun pengaplikasian ilmu ini berbeda karena dapat menggunakan barang, benda
mati, atau hewan dan telur. Cara pengirimannya sama seperti TELUH namun kelebihan ilmu ini bisa
menyusup ke dalam tanah. Ilmu ini sekaligus mematahkan teori menangkal ilmu hitam dengan
hukum fisika. Gejala serangan ilmu ini dapat dilihat dengan tanda seperti piring di rak atau di meja
jatuh, pecah, ambruk. Hal ini terjadi jika serangan ilmu ini menggunakan beling dan perpaduan
lainnya. Efek lain dari serangan ilmu ini seperti saat kita makan tiba-tiba terselip paku, kawat, silet,
seteples, dll. Atau juga bisa rumah tiba-tiba lantai keramiknya pecah maupun terangkat ke atas
(membentuk pola horizontal, vertikal, zig-zag secara teratur dan berurutan). Jika diperhatikan, gejala
dari orang yang terkena pun tak jauh beda seperti TELUH. Namun saat dikeluarkan dalam tubuh
benda medianya bisa beragam seperti jarum, paku, kawat, serpihan beling, logam, batu kerikil, dll.

Yang terakhir adalah GUNA-GUNA, ilmu ini lebih identik dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan makanan, minuman, pakaian. Semua ini dapat menjadi media penghantar
kekuatan ilmu hitam ini.

TELUH, SANTET, TENUNG dan GUNA-GUNA, sudah ada sejak zaman sebelum masehi.
Setiap zaman membawa trend tersendiri pada ilmu hitam jenis ini. Anehnya, hingga kini misteri
SANTET belum berhasil diungkap. Bahkan, saat ini santet berkembang jadi lebih canggih. Misalkan
saja, ada jenis santet yang ditujukan untuk menghentikan laju bisnis pesaingnya dan sebagainya.
Atau, ada pula santet yang direkayasa dalam bentuk kecelakaan lalu linta.
Santet tak bedanya mencederai, mencelakai atau bahkan membunuh pesaingnya dengan cara
supranatural santet atau sihir dalam bahasa Arab dinamakan Aninun Saqhirah, atau sesuatu yang
menyilaukan mata. Lebih jauh, bermakna menakjibkan. Dari sini baru ketahuan bahwa ilmu hitam
ini adalah kemampuan luar bisa yang sulit diterima akal sehat manusia.

Fenomena santet atau teluh menurut para saksi mata dan cerita turun temurun yang sring kita
dengar, merupakan sinar terang benderang yang melesat amat cepat. Atau seperti Ainun Saqhirah.
Kemunculan sinar ini biasanya dikikuti mewabahnya penyakit. Kalau menuju dan jatuh ke sebuah
rumah, bisa dipastikan salah satu penghuninya bakal menderita sakit berat hingga meninggal.

Sulitkah melawan santet? Ternyata tidak!!!! Leluhur kita telah mewariskan Ilmu pada kita, yaitu
cara mudah untuk mengalahkan ilmu hitam ini dengan menggunakan tanaman, saya akan tulis nanti
di blog ini juga. Selain dengan tanaman-tanaman ada juga cara lain untuk menangkal imu hitam ini
dengan dengan membawa merang atau jerami dari jenis ketan hitam ke manapun pergi. Menurut para
leluhur kita, merang padi ketan hitam memiliki ‘power positif’ untuk menetralisir ilmu santet.

Atau juga bila seseorang terancam santet dipersilahkan selalu tidur di atas lantai. Tanah atau bumi
memiliki energi positif yg tinggi. Karena itulah, maka tidak ada gendruwo atau lelembut yang
;berani’ menginjak bumi, sebab akan merasa panas.

Santet, biasanya bergerak pada ambang maksimal sekitar 40 cm di atas permukaan tanah. Maka
bila seseorang tengah tidur di atas lantai, tidak mungkin terkena santet. Suasana hati yang ceria,
jernih dan ‘tanpa prasangka’ juga bisa menghindarkan santet pada seseorang.

3.3.2 Cara membasmi menggunakan benda-benda

penangkal bala atau benda yang digunakan untuk menangkis ilmu-ilmu hitam yang hendak
mengincar seseorang. Ini merupakan hasil diskusi dengan salah satu tokoh yang dituakan di Toraja.
Adapun benda-benda tersebut yaitu:

1.Minyak Bumi

Benda cair ini dikemas dalam botol dan biasanya diletakkan di atas pintu masuk rumah. Dipercaya
bahwa orang-orang yang hendak berniat jahat dan ingin menaruh jimat/pelet akan gemetaran atau
terhalangi untuk masuk ke dalam rumah itu. Itupun jika orang tersebut bisa melewatinya, maka
ilmu/khasiat benda pelet yang dibawanya tak berfungsi untuk sementara waktu.

2. Tanaman tabang

Tanaman jenis ini sering dijadikan sebagai tanaman penolak bala. Jika seseorang hendak mengirim
makhluk halus seperti jin atau tuyul ke rumah seseorang, maka jin/tuyul tersebut tertahan di tanaman
ini. Katanya tanaman ini dijadikan sebagai alat untuk menarik perhatian makhluk halus agar tidak
menganggu anggota keluarga dalam rumah tersebut

3. Campuran merica, bawang merah dan minyak goreng yang diramu menjadi minyak gosok

Ramuan ini dioleskan ke tubuh seseorang. Ramuan ini dipercaya mengusir roh-roh jahat yang ada
dalam tubuh orang tersebut.
4. Bangle

Tanaman yang bentuknya seperti jahe ini juga digunakan untuk mengusir roh jahat yang ada dalam
tubuh seseorang. Bau dari tanaman ini tak disukai oleh orang-orang yang punya “ilmu”. Cara
pemakaiannya yaitu, tanaman ini dikunyah dan ampasnya dioleskan ke tubuh seseorang.

5.Kayu Manis

Kayu manis merupakan salah satu rempah untuk membuat masakan terasa semakin sedap. Tidak
hanya untuk masak, ternyata kayu ini pada beberapa kepercayaan dipercaya dapat mengusir hantu
dari dalam rumah. Biasanya potongan kayu manis diikat di atas pintu untuk mengusir hantu. Kayu
ini dahulunya digunakan oleh warga Mesir untuk membuat daerah menjadi suci. Sementara di
kalangan masyarakat China, kayu manis digunakan untuk memurnikan candi.

6.Tapal Kuda

Tapal kuda atau biasa disebut ladam sangat terkenal di seluruh dunia menjadi salah satu benda yang
bisa mengusir hantu. Biasanya benda ini diletakkan di depan pintu yang dipakukan dengan
menghadap ke atas atau ke bawah. Kepercayaan ini berkembang di Inggris pada abad ke-16. Selain
mengusir hantu, tapal kuda juga dipercaya dapat menangkal sihir dan pembawa keberuntungan bagi
orang yang melewatinya.

7.Lonceng Angin

Lonceng angin atau wind chimes merupakan lonceng yang memiliki bunyi yang nyaring. Bunyi
inilah yang dipercaya dapat menakut-nakuti makhluk halus yang tinggal di dalam rumah dan
kemudian pergi dari rumah. Lonceng ini awalnya dibuat di India lalu kemudian berkembang di
negara China. Di negara inilah lonceng angin berkembang menjadi benda yang dapat mengusir
hantu. Selain dapat mengusir hantu, lonceng angin juga dipercaya dapat mendatangkan
keberuntungan

8.Daun Palem

Daun palem yang digantung digantung di depan pintu juga dipercaya dapat mengusir hantu.
Kepercayan ini berkembang dalam agama katolik di seluruh dunia. Namun daun ini terlebih dahulu
harus diberkati oleh pemukan agama ini. Di Filipina, ada adat istiadat yang menempatkan daun
palem hias yang dijual dalam Minggu Palma, yang menandai awal minggu Kudus.

9.Cermin Ba Gua

Cermin ini merupakan cermin aksesoris dalam ilmu ramalan Feng Shui yang berasal dari China.
Biasanya cermin ini diletakkan di pintu masuk utama di sebuah rumah. Selain untuk mengusir hantu,
cermin Ba Gua juga dapat menghalau energi negatif sehingga dapat menciptakan keharmonisan di
dalam rumah.
10. Wind chimes

Wind chimes yang mengeluarkan bunyi yang nyaring, secara umum dipercaya bisa mengusir roh-roh
jahat. Lonceng angin modern awalnya berasal dari lonceng angin India, yang kemudian
diperkenalkan ke Cina, dimana pada akhirnya digunakan untuk melindungi rumah dari roh jahat.
Lonceng angin kaca dari Jepang dikenal sebagai furin yang juga dipercaya membawa
keberuntungan.

11. Mezuzah

Menurut kepercayaan Kabbalah (mistisisme Yahudi), mezuzah diyakini bisa menangkal roh jahat
yang ingin masuk ke dalam rumah, dan mereka yang memasang benda itu akan dilindungi sepanjang
waktu. Mezuzah adalah sepotong perkamen yang mengandung ayat-ayat doa yang ditulis dalam
bahasa Ibrani. Mezuzah ini digulung dan dilekatkan ke kusen pintu dengan posisi diagonal.

12. Nazar/Tanda mata

Tanda Mata juga dikenal sebagai batu mata jahat, benda ini adalah sebuah jimat yang digunakan oleh
Yunani/Turki sebagai penangkal dari 'mata-jahat', yang dalam budaya Mediterania dikenal sebagai
'Mal de ojo'. Benda ini biasanya terbuat dari kaca berwarna, Nazar juga akan melindungi rumah
Anda dari nasib buruk.

13.Rowan

Dalam beberapa kepercayaan orang Celtic, salib yang terbuat dari cabang pohon Rowan yang diikat
dengan benang merah digunakan sebagai pelindung jimat yang diletakkan di atas pintu rumah.
Seperti yang tercantum dalam sajak lama : 'pohon Rowan, benang merah, mengusir semua
penyihir.'http://anehdidunia.blogspot.com

14. Ofudu

Ofuda adalah sebuah jimat yang berasal dari Jepang dan kepercayaan Shinto yang digunakan untuk
melindungi keluarga dari penyakit. Benda ini biasanya dihiasi dengan kertas, kayu, kain atau logam
yang melekat ke pintu.

15. Arrowheads

Mata panah di atas pintu depan Anda dipercaya dapat mencegah pencuri yang berniat masuk ke
rumah Anda.

16. Wishbone

Bagi mereka yang mencari cinta, wishbone yang dipaku di atas pintu depan Anda selama Hari Tahun
Baru akan membawa kekasih baru ke dalam hidup Anda, tetapi Anda harus bernyanyi, 'Sayang,
datanglah ke sini!' sebanyak 3 kali.
17. Batang kayu manis

Sebuah objek yang tampak seperti batang kayu manis yang diikat di atas pintu dipercaya bisa
melindungi rumah Anda. Dulu, batang kayu ini digunakan oleh penduduk Mesir untuk membuat
suatu area kudus/suci, dan di Cina digunakan untuk memurnikan candi.

18. Seruling bambu

Kepercayaan lain Feng Shui untuk mengamankan rumah anda dari setiap getaran yang buruk adalah
dengan menggantung suling bambu di pintu depan. Seruling bambu juga merupakan simbol kekuatan
dan dukungan.

19. Mahakala

Mahakala dianggap dalam kepercayaan Buddha Tibet sebagai pelindung Dharma. Direpresentasikan
dalam berbagai bentuk, Mahakala dapat memiliki 1 wajah dengan 1 lengan, 2 atau 6, atau 8 wajah
dengan 16 senjata. Sahabat anehdidunia.blogspot.com dia adalah pembela hukum dan dengan
demikian ditempatkan di pintu masuk kuil-kuil Buddha.

20. Karangan Bunga Rosemary

Karangan bunga yang dibuat dari rosemary segar yang diikat dengan benang hijau juga akan
melindungi rumah Anda. Sebagai perlindungan tambahan, masukkan bunga-bunga ini: snapdragons,
cyclamen, bunga bawang putih, marigold, anyelir atau mawar dalam interval tiga, tujuh atau
sembilan. Menggantungnya di pintu dan bahkan dapat menikmati aroma!

21. Penggaris Koin Emperors

Ingin membanggakan kekayaan Anda? Menggantung 6 Coin Kaisar Penguasa di atas pintu depan
Anda untuk melambangkan kesuksesan dalam bisnis Anda. http://anehdidunia.blogspot.com

22. Hamsa

Hamsa, atau Tangan Fatima (hand of Fatima), adalah sebuah jimat berbentuk kelapa dengan simbol
mata di tengah. Dalam bahasa Arab, benda ini diyakini untuk mengusir mata jahat. Hamsa biasanya
digantung di pintu atau dinding, dan sebagian besar digunakan sebagai daya tarik untuk kalung.

23. Pintu Dewa

Benda ini adalah dekoratif kain Cina yang ditempatkan pada setiap sisi pintu masuk rumah dan kuil
yang dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat yang masuk. Mereka selalu berpasangan dan harus
ditempatkan saling berhadapan. Dewa pintu tersebut sebenarnya adalah potret dari 2 jenderal, Qin
dan Yuchi Jingde Shubao, yang hidup pada masa Kaisar TangTaizong. Kaisar menghormati mereka
dengan menempatkan gambar mereka di pintu depan rumahnya.
24. Bawang Putih

Jimat pelindung ini sudah umum tergantung di pintu-pintu rumah di berbagai belahan dunia sebagai
perlindungan terhadap makhluk mitos seperti vampir. Jimat ini merupakan jimat yang paling mudah
diperoleh.

3.4 Pandang Tentang Suanggi Menurut Masyarakat Lio

3.4.1 Pengertian Suanggi

Orang Lio mengenal suanggi dengan sebutan Ata polo. Frasa Ata polo dibangun dari dua kata Ata
yang berarti manusia dan Polo yang berarti jahat, tidak baik, setan, roh-roh jahat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, suanggi merupakan hantu yang jahat atau dukun yang bekerja dengan
bantuan orang halus. Sedangkan George Kirchberger dalam bukunya Allah Menggugat
mendefenisikan suanggi sebagai manusia atau semacam manusia yang memiliki kekuatan gaib dan
bersifat jahat. Mereka membenci manusia dan melalui kekuatan gaib yang dimiliki mereka membuat
orang jatuh sakit. Ada juga anggapan yang menyatakan bahwa para suanggi memakan juga daging
orang-orang yang dibunuhnya.

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa suanggi atau Ata polo adalah manusia
yang bersekutu dengan roh jahat untuk satu maksud tertentu. Persekutuan antara manusia dan roh
jahat tersebut lahir dari inisiatif manusia yang mendekati roh jahat dengan sesajen atau persembahan
guna memperoleh kekuatan gaib. Kepercayaan akan roh-roh jahat ini berkembang sejak dahulu kala
sebelum manusia mengenal agama (kepercayaan masih bersifat animisme dan dinamisme).
Kepercayaan akan roh-roh yang dapat ditemui pada batu atau pohon besar atau tempat tempat lain
yang dipercaya sebagai tempat tinggal para roh tersebut. Namun, Ata polo tidak saja merupakan hasil
persekutuan setan dan manusia tetapi ada juga yang merupakan warisan turun temurun dalam satu
keluarga. Mengenai jenis ini, lebih lengkap akan kami uraikan pada bagian macam-macam praktek
suanggi dan cara kerjanya.

3.4.2 Asal-usul terjadinya Ata polo dan motivasi menjadi Ata polo

Pada zaman dahulu dalam masyarakat Lio berlaku status tuan-hamba atau kaya-miskin.
Seringkali dalam kehidupan sehari-hari mereka yang berstatus sebagai hamba dipojokan bahkan
dikucilkan dari lingkup pergaulan masyarakat setempat. Mereka diharuskan untuk taat kepada
tuannya. Hamba atau ko’o memiliki prilaku yang berbeda dengan orang dari strata sosial lain yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh tekanan dari mereka yang berstatus lebih tinggi sehingga
menyebabkan para Ko’o terkurung dalam rasa malu dan rendah diri serta lebih cenderung untuk
mengurung diri/memisahkan diri dari pergaulan umum. Mereka juga hidup terpisah dari masyarakat
umumnya dan makan ditempat gelap serta meminta-minta sedekah.Karena seringnya dianggap
rendah dan dilecehkan, sehingga ko’o kemudian berusaha untuk mencari kekuatan yang dapat
digunakan untuk membalas sakit hati dan untuk menjamin harga diri serta keberadaanya. Tak jarang
ko’o memilih jalan pintasyang dianggap pantas untuk memperoleh apa yang diinginkan yakni dengan
bekerjasama/bersekutu dengan roh jahat (polo). Setelah bersekutu dengan roh jahat dan memiliki
kekuatan gaib maka ko’o akan menunjukkan prilaku yang berbeda dengan dari orang kebanyakan.
Misalnya, matanya menjadi merah, tatapannya tajam dan suka berkeliaran pada malam hari. Dari
prilaku yang berbeda ini ko’o kemudian disebut ko’o polo. Ko’o artinya hamba dan polo artiya orang
yang memiliki kebiasaan yang berbeda dari orang kebanyakkan.

Pandangan ini kemudian hari berkembang karena maraknya ko’o yang bersekutu degnan polo.
Kekuatan jahat hasil persekutuan dengan polo digunakan untuk menyantet orang yang tidak mereka
disukai atau yang menimbulkan iri hati dalam diri mereka. Santet adalah suatu tindakan. Santet yang
dilancarkan tidak saja menyebabkan orang bersangkutan sakit tetapi dapat juga menyebabkan
kematian. Mereka kemudian disebut ata polo atau suanggi karena persekutuan mereka dengan roh
jahat dan tindak kejahatan yang mereka perbuat.

Ada pun beberapa motivasi yang mendorong orang untuk menjadi suanggi:

1.Untuk mempertahankan kekuasaan sebagai mosalaki atau kepala suku (polo ana tana )

2.Adanya rasa iri hati, sakit hati, cemburu atas kesuksesan orang lain juga dendam (polo wera dan
polo kesu). Hal ini biasanya dialami oleh ko’o.

3.Untuk dapat disegani orang dan tidak dilecehkan.

3.4.3 Macam-macam Praktek Ata polo dan Cara Kerjanya

Macam-macam praktek ata polo sesuai dengan jenis ata polo. Ada pun jenis dan praktek ata polo

3.4.3.1 Polo Ana Tana

Ata polo yang sudah benar-benar menyatu dengan alam dan tidak dapat dipisahkan lagi. Ata polo
yang termasuk dalam golongan ini lebih cenderung mengarah kepada kepala suku atau Mosalaki
sebagai penguasa tertinggi dalam batas-batas wilayah kedaulatan yang dikuasainya
guna mempertahankan eksistensinya sebagai kepala suku. Mosalaki Lio terdiri dari Mosalaki Boge
( mosalaki yang diangkat karena mempunyai perang penting dalam perang perebutan tanah dengan
suku lain), mosalaki Ria Bewa ( mosalaki yang diakui sebagai panglima perang dan juga sebagai juru
bicara pemersatu setiap mosalaki suku Lio), mosalaki Hage (mosalaki ini berada di bawa mosalaki
ria bewa dan dia bertugas untuk menjagadan mengatur tana watu). Mosalaki hage mempunyai
hubungan dengan Nitu Pa’i sehingga kerap dia juga mengambil bagian menyantap korban. Sehingga
muncul istilah dalam bahasa Lio “Mosa’eo ka fara no’o Tana, Laki’Eo pesa bela no’o Watu” artinya
“ mosalaki dapat menyatukan diri dan bersantap bersama Nitu Pa’i roh penjaga tana watu”. Untuk
memainkan perannya polo jenis ini tidak pernah terlibat langsung menyerang orang-orang yang
dianggap melanggar hukum adat, seremoni adat atau bahkan pembangkang dan pengkhianat
sekalipun. Akan tetapi ia cukup meminta kepada arwah-arwah nenek moyang yang dalam bahasa Lio
dikenal dengan sebutan “Nitu Pa’i ata mata” dari alam gaib yang sudah menyatu dengannya untuk
melaksanakan tugasnya demi mempertahankan hegemoninya. Meskipun demikian, demi tercapainya
maksud tersebut, polo ana tana harus melakukan ritual khusus yaitu; Memberikan sesajen pada wisu-
lulu atau musu-mase (semacam altar ) dan setelah itu mengucapkan bahasa adat yang mengandung
makna mendalam atau yang disebut dengan "Suasasa". Contoh suasasa yang biasa di buat Mosalaki
:
Ata polo wiwi riwu lema ngasu Tana watu ju angi nitu pai Nu no’o rubu lela no’o angi Embu mamo
miu mulu kami baru nduMiu jejo kami baru dheko Demi ata nara re’e pesa le pusu Redha le lema kai
su’i le ghai rego le lima ke

Artinya : roh yang memiliki banyak mulut dan beribu lidah yang
berada pada batu, tanah, akan kabut dan nenek moyang
datanglah dan berkumpulah di sini para leluhur kalian
berjalanlah lebih dahulu dan kami di belakangmukalau orang
berencana jahat dengan kami, makanlah jantungnya, tariklah
lidahnya, patahkan kaki dan tangannya.

Lantas, mengapa polo ana tana yang menggunakan kekuatannya untuk hal positif (mempertahankan
hegemoninya) digolongkan sebagai ata polo yang adalah jahat? Alasanya ialah karena polo ana tana
merupakan penguasa satu wilayah dan biasanya ia juga menjadi bagian dari komunitas ata polo yang
biasa membuat pesta menyantapan korban . Dan karena keikutsertaannya dalam pesta ata polo ini,
maka polo ana tana juga dikategorikan sebagai ata polo.

3.4.3.1Polo Wera

Polo Wera lahir karena rasa iri hati terhadap orang lain yang lebih mapan ekonominya, cemburu
atas kesuksesan yang diperoleh seseorang, dendam kepada orang yang tidak memenuhi keinginannya
atau yang menyakiti hatinya. Polo Wera beraksi pada malam hari dan bisa berubah wujud (polo
mbale mbe’o) dalam bentuk seperti kucing, cicak, tikus, ular dan dalam bentuk lainnya. Mereka
biasanya muncul secara tiba-tiba dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat dan
mengetahui bahwa itu adalah jelmaan dari roh jahat.

3.4.3.3 Polo Kesu

Ata Polo jenis ini pada hakikatnya bermula dari orang yang berkekurangan dan sering dilecehkan
dalam masyarakat. Meskipun demikian, orang tersebut sangat berambisius untuk memperoleh
kelimpahan harta dalam masyarakat sehingga cenderung melakukan penyembahan-penyembahan
secara rahasia terhadap benda-benda yang dianggap keramat di luar dari tata cara adat istiadat Lio.
Ini artinya benda-benda tersebut tidak termasuk dalam unsur-unsur pemujaan bagi masyarakat Lio.
Setelah melakukan pemujaan orang tersebut mendapat ilham misalnya dia harus ke hutan dan
mencari buah kenari. Buah kenari yang jatuh terlalu banyak membuat orang tersebut kewalahan
untuk menampungnya sehingga dia akan pingsan untuk sesaat. Pada saat itulah proses reinkarnasi
sedang berlangsung yang mengubah seseorang menjadi ata polo. Proses ini dinamakan kesu, yang
meenjadikan asal muasal seseorang disebut ata polo kesu. Untuk membedahkan ciri-ciri ata polo
jenis ini cukup dilihat dari perilakunya yang aneh dalam bermasyarakat, contohnya; sorot matanya
cukup tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan kemarahan kepada orang
lain dengan selalu melontarkan kata-kata yang bermakna kiasan, bayangan raganya sering dijumpai
berkeliaran pada tengah malam disaat orang lain sedang terlelap tidur dan dapat berubah wujud
(menjelma) menjadi apa saja. Ata polo kesu, mempunyai kesaktian yang luar biasa dari jenis ata polo
lainnya bahkan pada tingkat tertentu ata polo kesu ini diyakini bisa terbang pada malam hari.
Biasanya, ata polo jenis ini tidak sembarangan menyerang (menyantet) setiap orang yang
dijumpainya kecuali ia merasa dilecehkan atau tidak dihargai oleh orang yang akan menjadi
korbannya. Namun diketahui ata polo jenis ini tidak mudah tersinggung. Jenis-jenis ata polo kesu
seperti : polo pesa bebeo yaitu ata polo yang masih berada pada taraf belajar untuk menggunakan
ilmu yang diperoleh. Dan polo pesa mbeo yaitu ata polo yang sudah mahir dalam menggunakan ilmu
yang dimiliki.

3.4.3.4Polo Jou

Masyarakat Lio pada umumnya beranggapan bahwa ata polo jenis ini adalah yang paling unik
dari jenis lainnya. Keunikan Polo Jou terletak pada aksi-aksi fenomenalnya yang selalu
menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat setempat misalnya; secara terselubung sering
mengukuhkan diri sebagai yang terkuat, tertinggi, terbaik, terhebat bahkan kerap menunjukan
arogansinya sehingga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pada dasarnya, polo jou adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari polo ana tana dan polo kesu.

Karena polo jou berguru pada polo ana tana atau polo kesu untuk memperoleh kekuatan
gaib. Adapun beberapa tahap yang harus dilewati untuk menjadi polo jou :
a) Menemui polo ana tana atau polo kesu untuk berguru
pada mereka.
b) Harus memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan.
Misalnya soal sesajen dan cara berhubungan dengan roh-roh
halus.
c) Wajib menyatakan sumpah untuk tidak melanggar etika di
dalam komunitasnya sendiri dan harus menyerahkan diri
seutuhnya serta mempunyai keyakinan yang sangat kuat
supaya tujuannya bisa tercapai. Etika yang dimaksudkan di
sini adalah tata aturan yang berada dalam komunitas ata polo
tersebut.
d) Harus menjaga kerahasiaan meskipun ada sesuatu hal
terburuk yang akan terjadi dikemudian hari.
e) Berani menanggung resiko dari segala macam perbuatan
terhadap masyarakat.

Setelah semua persyaratan yang disebutkan di atas bisa terpenuhi, selanjutnya orang tersebut
memasuki proses pengisian ilmu gaib yaitu: dapat melalui air yang disuguhkan, dimandikan ataupun
dengan cara memakan beberapa bulir beras merah yang dalam bahasa Lio disebut dengan Pu’u Pare
Laka. Sudah tentu hal ini berlangsung secara tersembunyi.

Dari poin-poin yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya bukan hal yang
mudah untuk menjadi ata polo jou. Namun, kenyataan menunjukkan ada banyak orang yang menjadi
penganut aliran ini. Pada dasarnya aliran ata polo jenis ini dimaksudkan untuk suatu tujuan yang
baik yaitu untuk membentengi diri dari serangan hal-hal yang bersifat mistik (gaib). Akan tetapi
seiring berjalannya waktu ata polo jenis ini kerap kali sulit mengontrol kekuatan gaib yang ada
dalam dirinya, dan kerap melanggar beberapa persyaratan yang sudah ditentukan di atas sehingga
dapat menunjukan ciri-ciri dan keunikan–keunikan seperti;
a) Menyantet setiap orang yang tidak disukainya dan bisa
mengakibatkan hilangnya nyawa orang tersebut.
b) Suka membangkang.
c) Iri hati kepada orang lain yang lebih mampu dari sisi ekonomi.
d) Menghasut orang lain.
e) Menyatakan diri yang terbaik, terhebat, paling sakti dari orang lain
dan sebagainya.
f) Sama seperti ata polo kesu, ciri-ciri ata polo jenis ini juga dapat
dilihat dari perilaku yang cukup aneh, sorot matanya juga cukup
tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan
kemarahan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa-bahasa
kiasan namun perbedaannya dengan ata polo kesu adalah ata polo
jou lebih gampang tersinggung dan mudah marah.

Menurut kepercayaan masyarakat Lio, pada tingkat tertentu ata polo jenis ini diketahui setelah
menyantet korbannnya. Mereka kerap memakan korbannya yang sudah meninggal setelah empat hari
penguburan melalui ritual khusus yang dilakukan pada malam hari oleh komunitas ata polo. Ritus ini
bertujuan untuk melengkapi kesaktian mereka. Dalam ritual tersebut para ata polo hadir dalam rupa
roh atau dalam bentuk mahkluk jelmaan lainnya seperti hewan agar tidak dikenali.

3.4.4 Akibat dari praktek Ata polo

1) Harus ada tumbal yang diberikan sebagai imbalan untuk kekuatan yang diperoleh. Misalanya,
ada anggota keluarga yang harus menjadi korban atau ata polo harus mencari korban lain
yang dapat menjadi tumbal.
2) Kehadiran ata polo juga dapat merusak kerukunan hidup bersama karena keresahan yang di
timbulkan dari tindak menyantet atau membunuh orang yang tidak disukai
3) Akibat dari praktek suanggi ini juga menyebabkan orang yang dianggap suanggi dijauhi oleh
masyarakat karena perbuatannya yang tidak baik dan mangancam kehidupan masyarakat.
4) Dapat menimbulkan salah paham diantara anggota masyarakat hanya menduga orang yang
dianggap suanggi.
5) Dapat menimbulkan korban jiwa orang-orang yang tidak bersalah (akibat iri hati).
6) Menjauhkan orang yang bersekutu dengan suanggi juga orang yang terpengaruh karena dari
hubungan yang akrabdengan Tuhan.

3.5 Hubungan Antara Ata polo dan Du’a Ngga’e, Magi, Dukun serta Roh-roh.

3.5.1 Du’a Nggae dan Ata polo

Masyarakat Lio menyapa Wujud Tertinggi mereka dengan sapaan Du’a Ngga’e. Mengenai
pengertian harafiah kata Du’a Ngga’e, ditemukan adanya pemahaman yang berbeda atau
bertentangan. Namun, berdasarkan hasil wawancara yang dibuat oleh para misionaris Lio,
kebanyakan responden (mosalaki : kepala suku) mengatakan bahwa wujud tertinggi itu ada dua
orang yaitu Du’a: laki-laki, yang ada di langit dan Ngga’e: perempuan, yang ada di bumi. Lantas
bagaimana mungkin istilah yang dualistis ini menjadi sapaan monoteis kristiani?
Berdasarkan asal katanya, Du’a Ngga’e bukanlah nama monoteis murni. Sebelum dipakai secara
resmi sebagai nama monoteis kristiani terjadi polemik pastoral antara para misonaris Lio. Ada yang
menerimanya sebagai nama monoteis murni tetapi ada juga yang menolaknya dengan alasan bahwa
nama ini adalah nama dualistis yang tidak cukup mengungkapkan monoteisme kristiani dalam
cahaya wahyu. Namun sebagian besar suku bangsa Lio mengungkapkan bahwa Du’a Ngga’e itu esa
(A.Suntrup. Pastoralia 1953. Hlm. 18-23). Polemik pastoral tersebut berakhir dengan kata sepakat
yang melazimkan nama Du’a Ngga’e sebagai nama monoteis yang digunakan dalam ibadah kristiani.

Masyarakat Lio mengadakan kontak dan komunikasi dengan Du’a Ngga’e lewat doa dan
pemberian sesajen atau persembahan. Dalam upacara sesajen Du’a Ngga’e dipanggil dengan sapaan
Du’a Lulu Wula, Ngga’e Wena tana sebagai Tuhan penguasa langit tertinggi dan Allah penguasa
bumi terdalam. Upacara menyerahkan sesajen disebut pa’a ka tana watudan pa’a ka wula leja .
Pa’aka berarti memberi makan, wula leja berarti bulan matahari, tana watu berarti tanah batu.
Sebutan dual dalam ritual penyeraharan sesajen menunjukan adanya dua kekuatan yaitu kekuatan
langit tertinggi dan bumi terdalam. Jadi, sesajen dibawa kepada dua kekuatan. Dalam hubungan
dengan hal ini, dapat dilihat bahwa apa yang dihasilkan merupakan perpaduan dari dua
kekuatan atau prinsip yaitu laki-laki (Du’a: langit) dan perempuan (Nggae: bumi). Du’a Nggae
merupakan perpaduan kekuatan yang menguasai langit dan bumi. Dalam perpaduanya, unsur
dualistis tidak lagi dirasakan. Kehadiran Du’a Lulu Wula dan Nggae Wena Tana sebagai kekuatan
langit tertinggi atau sebagai prinsip laki-laki dan kekuatan bumi terdalam atau prinsip perempuan
yang mengadakan perkawinan kosmos dan menghasilkan harmoni alam yang selaras dan seimbang.

Penghormatan terhadap Du’a Nggae dinyatakan juga melalui doa dan permohonan yang singkat
misalnya: mohon pengampunan, pernyataan maaf dan kerendahan hati menegaskan
ketidakbersalahan, keluhan dan juga pemujaan.Contohnya, Du’a Nggae akan disebut Du’a Nggae
Ria, raja Ria, Ngga’e Riabewa (Tuhan yang agung, raja besar, dan Tuhan yang mahakuasa). Ia
dihormati dalam sumpah dan kaul melalui nyanyian dan tarian dalam kutukan dengan namanya dan
kebanyakan dalam persembahan yang ditujukan kepada-Nya.

Contoh doa persembahan yang biasa dilantunkan dalam upacara Mopo: upacara ada yang
dilalukan pada waktu menggarap lahan pertanian atau sewaktu memanen hasil ladang. Rumusan doa
sesajen tersebut sebagai berikut :

O Du’a Ngga’e Du’a gheta Lulu Wula Ngga’e sai noo soku lo Tau ka are kau gau doa Rue
kibi kau lema koja Moo tau mujo wiwi Kau Noo moke mi.

Berarti : O Tuhan Penguasa langit tertinggi Tuhan bumi terdalam Datangah melalui tiang
raja Mari nikmati sesajen nasi bungkus Makanlah emping yang melemaskan pinggang Mari
kumur mulutmu Dengan nira manis.

Lantas bagaimana hubungan antara Du’a Ngga’e dan Ata polo? Du’a Ngga’e adalah wujud
tertinggi atau kekuatan paling tinggi sedangkan ata polo berada dibawahnya. Du’a Ngga’e melebihi
segala mahluk duniawi, manusiawi, tetapi sungguh ilahi dan Du’a Nggae merupakan wujud yang
berpribadi. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa Du’a Ngga’e berwujud seperti Roh yang memiliki
suara dan ia juga seperti bayangan di cermin yang terlihat tetapi tidak bertubuh. Ia merupakan
pengasal dan pencipta segala sesuatu termasuk roh-roh dan ata polo (suanggi).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seturut kepercayaan masyarakat Lio, ata polo
merupakan ciptaan Du’a Ngga’e dan ia berkuasa atasnya. Du’a Ngga’e bersifat baik dan selalu
berbelaskasihan kepada manusia. Ia juga hakim yang adil, yang memberikan ganjaran kepada orang
yang bersalah dan melimpahkan rezeki bagi orang yang baik. Sifat-sifat Du’a Ngga’e ini,
bertentangan dengan sifat Ata polo.

3.5.2 Magi dan Ata polo

Magi dapat didefenisikan sebagai kekuatan gaib yang dapat menghasilkan sesuatu yang seturut
perhitungan rational manusia tidak mungkin tetapi dengan bantuan magi hal tersebut dapat terjadi.
Sedangkan menurut KBBI magi merupakan sesuatu atau cara tertentu yang diyakini dapat
menimbulkan kekuatan gaib dan dapat menguasai alam sekitar, termasuk alam pikiran dan tingkah
laku manusia. Magi dibagi atas dua yaitu magi hitam yang digunakan untuk tujuan jahat dan magi
putih yaitu magi yang digunakan untuk tujuan baik.

Seringkali sulit dibedakan antara praktek magi dan praktek religi karena mempunyai banyak
kesamaan namun sasaran upacara religi langsung kepada Tuhan yaitu jiwa langit tertinggi dan jiwa
bumi terdalam, sedangkan praktek magi menguasai kekuatan alam hanya dengan bujukan sesajen
yaitu upacara sesajen bagi roh, mahluk halus dan arwah nenek moyang. Dalam upacara religi subyek
mengalami getaran jiwa tetapi dalam upacara magi subyek memperoleh induksi kekuatan gaib
sehingga serba mampu. Masyarakat Lio menyebut kekuatan magi itu Bhisa atau Bhisa Gia artinya
angker atau luar biasa angker. Dengan upacara magi hendak diperoleh daya sakti dan mencapai cita-
cita tanpa perhitungan rational.

Mengenai jenis-jenis magi ada yang hanya membaginya ke dalam dua jenis ialah magi hitam
dengan daya destruktif dan magi putih dengan kekuatan baik. Sedangkan Mahjunir dalam bukunya
Mengenal Pokok-Pokok Antropogi Dan Kebudayaan membagi magi kedalam tiga jenis berdasarkan
tujuan dan akibat tertentu: magi prodiktif untuk menghasilkan, magi protektif untuk melindungi dan
magi destruktif untuk memusnahkan.

Dengan demikian, magi memiliki kemiripan dengan ata polo dalam hal hubungan dengan roh,
makhluk halus dan arwah nenek moyang juga dalam hal sesajen yang harus diberikan. Namun,
berbeda dengan jenis ata polo kesu dan ata polo jou, magi tidak diperoleh dengan cara berguru pada
manusia tetapi cukup dengan membawa sesajen bagi roh, makhluk halus dan arwah nenek moyang.
Juga magi dibedakan atas magi hitam atau magi destruktif yang dapat kita samakan dengan ata polo
dan magi putih yang memiliki sifat baik atau protektif yang tidak dapat disamakan dengan ata polo.

3.5.3 Dukun dan Ata polo

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dukun merupakan orang yang mengobati, menolong
orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). Dukun dibagi atas dua: pertama, dukun
putih terdiri dari dukun beranak (dukun yang membantu proses persalinan), dukun jampi (dukun
yang menggukan tumbuhan dan berbagai ramuan alami untuk menyembuhkan berbagai penyakit),
dukun japa (dukun yang mengandalkan mantra sebagai sarana mengobatan), kedua, dukun hitam
yang terdiri dari dukun klenik (duku yang membuat dan memberi guna-guna atau kekeuatan gaib
lainnya), dukun santet (dukun yang memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan sihir
terhadap manusia).

Dalam masyarakat Lio dukun dikenal dengan sebutan ata bhisa. Ata bhisa biasanya membantu
persalinan (dukun beranak), atau juga menyembuhkan orang yang sakit dengan ramuan-ramuan
alami (dukun jampi) atau ada juga ata bhisa yang dapat menyembuhkan penyakit dengan mantra-
mantra (japa). Berkaitan dengan jenis dukun japa, kerap kali sulit dibedakan apakah mantra yang
digunakan adalah mantra yang untuk memanggil roh yang baik atau yang jahat karena seringkali
diduga ada ata polo yang juga berprofesi sebagai dukun. Mereka (ata polo) dapat menyantet orang
sehingga sakit kemudian orang sakit tersebut akan datang meminta bantuan untuk disembuhkan
dengan memberikan imbalan jasa dalam bentuk uang.

Hubungan antara dukun dan ata polo terlihat jelas dalam jenis dukun japa atau dukun hitam
lainnya (dukun santet dan klenik) yang juga menggunakan mantra-mantra khusus sebagai media
untuk berkomunikasi dengan roh-roh jahat yang bersekutu dengan mereka. Namun, tidak semua ata
polo disebut dukun karena ada juga yang tidak mengajarkan ilmunya kepada orang atau tidak
menerima permintaan bantuan untuk menyantet orang. Mereka hanya menyantet orang sesuai dengan
kehendak pribadi mereka.

3.5.4 Roh-roh dan Ata polo

Roh merupakan sesuatu yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan). Roh
juga didefenisikan sebagai mahluk yang tidak berjasad tetapi berpikiran dan berperasaan (malaikat,
jin, setan ).

Masyarakat Lio mengenal beberapa jenis roh seperti :

1. Leke/ineleke(ine: sapaan untuk wanita dan leke: bagian punggung)yaitu


merupakan roh jahat yang diyakini biasa muncul dalam rupa seorang wanita muda
dan cantik yang punggungnya berlubang. Leke biasanya mengganggu ibu-ibu
hamil, menggoda lelaki serta menculik anak-anak. Leke/ineleke biasanya muncul
pada siang hari.
2. Limabua. Secara harafiah diartikan sebgai “tangan berbulu”. Limabua diyakini
sebagai roh bumi yang seturut para nara sumber diidentikan dengan Ngga’e.
3. Mataria atau mata besar. Merupakan roh jahat atau suanggi besar.
4. Nitu/Nitu pa’i. Nitu berarti roh-roh yang biasanya bertempat tinggal di rumah, air,
batu besar atau pohon besar. Nitu lowo berarti roh-roh yang tinggal di kali. Nitu
pu’u kaju berarti roh-roh yang tinggal di pohon, nitu watu berarti roh-roh yang
berdiam di batu-batu besar. Pa’i berarti berjaga atau mete. Nitu pa’i adalah roh-
roh pelindung keluarga yang tinggal di sudut kanan ruangan belakang rumah adat
(wisu ulu).
5. Polo merupakan roh jahat. Sedangkan ata polo merupakan persekutuan manusia
dna roh jahat yang biasa menghisap darah dan memakan mayat manusia.

Dengan demikian, hubungan antara roh-roh dan ata polo ialah bahwa roh-roh merupakan sumber
kekuatan baik dan jahat, yang didekati dengan doa dan sesajen dan yang mengabulkan permohonan
mereka yang meminta kepadanya. Selain itu roh-roh juga kerap menjadi penggangu manusia (leke
dan polo) tetapi juga dapat menjadi pelindung manusia (limabua, nitu). Hubungannya dengan ata
polo ialah bahwa ata polo bersekutu dengan roh-roh jahat seperti polo, leke dan mataria untuk
beroleh kekuatan gaib.

3.6 Tanggapan Masyarakat Lio dan Gereja Atas Fenomena Ata polo

3.6.1 Tanggapan Masyarakat Lio

Fenomena suanggi kerap kali menimbulkan keresahan dalam hidup bersama. Hal ini juga dialami
oleh masyarakat Lio. Adapun cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat Lio untuk mengatasi
persoalan ata polo demi keselamatan diri dan juga seluruh anggota keluarga atau siapa saja yang
membutuhkan pertolongan.

Pertama, Suasasa. Suasasa merupakan ungkapan bahasa kiasan sebagai bentuk permohonan untuk
mencapai maksud tertentu. Misalnya permohonan untuk melindungi diri dari godaan atau gangguan
orang-orang sekitar atau roh-roh jahat dan juga dapat digunakan untuk meminta kesembuhan atas
sakit yang diderita karena ulah Ata polo.

Contoh suasasa :

Sare pe watu ae sabu Ture jegha Mage Nggebha Nggoro rusa Detu
kua, Wewa Loghe Nusa Toe, Sere Kuma, Mage oto watu mopo, Mai
ka bou pesa mondo gha ina, Nira tolo sai ana mamo miu, We’e ana
mamo muri bheri, Mbana leka jala eo mapa, Leta leka wolo eo lera,
Suru sai gepa gena, Leka tana keta watu ngga.

Artinya :Datanglah roh yang bersemayam di batu Yang berdiam di pohon


besar Yang berada di atas tanah Yang berada di sekitar kami Datanglah dan
santaplah makanan ini Tengoklah dan jagalah anak-cucumu ini Agar anak dan
cucumu senantiasa hidup baikBerjalan pada jalan yang benar berdiri di padang
yang luas Dan apa yang dicita-citakan dapat tercapaiDi bumi yang sejuk dan
nyaman ini.

Ungakapan ini dimaksudkan untuk memanggil roh-roh yang bersemayam di batu, air, bukit,
pohon, tugu batu (tubu/musumase: batu lonjong dengan ukuran lebih dari satu meter dan dipasang
tegak di tengah- tengah pelataran suci ditengah kampung sebagai tempat berlangsungnya upacara
adat dan berbagai aktivitas sosial lainnya), di laut dan tempat bhisa (angker) lainya, supaya
berkumpul serta menyantap sesajen yang dipersembahkan. Hal ini dilakukan tentu dengan
pengharapan agar roh-roh tersebut dapat melindungi orang yang membawa sesajen tersebut, agar ia
dapat terhindar dari bahaya dan godaan serta dianugarahi rejeki yang melimpah di tanah (tempat
tinggal) yang sejuk dan nyaman.

Kedua, melalui Ata Nipi atau Juru mimpi. Ata Nipi merupakan orang yang dapat mengetahui
sesuatu yang tersembunyi atau meramalkan sesuatu melalui mimpinya dan tafsiaran atas mimpi
tersebut. Mimpi dan interpretasi atas mimpi tersebut diyakini kebenarannya oleh komunitasnya.
Misalnya, sebelum membangun rumah, masyarakat adat memintanya untuk tidur dilokasi yang akan
digunakan dengan maksud untuk mendapatkan petunjuk ilahi atau petunjuk dari roh-roh para leluhur.
Selain untuk kepentingan tersebut, orang-orang sakit juga dapat meminta bantuan Ata Nipi untuk
mengetahui penyebab penyakitnya.

Ketiga, untuk mengatasi roh jahat atau suanggi biasanya seseorang beridiri di depan pintu atau
belakang pintu atau juga di luar rumah dengan menggenggam garam dan kapur di tangan lalu
menghamburkannya ke luar sambil berkata “Yang jelek kamu ambil dan yang baik ke saya”. Hal ini
biasanya di lakukan pukul 18.00 (jam 6 sore).

Proses pelepasan polo dari seseorang dapat dilakukan. Pada dasarnya polo itu dapat dilepaskan,
tergantung orang bersangkutan ( ata polo). Proses pelepasannya itu dapat dilakukan melalui ritual
adat tertentu dengan persetujuan mosalaki.

3.6.2 Ata polo dan Pengaruhnya Bagi Iman Kristen Serta Tanggapan Gereja Katolik.

Dalam fenomena Ata polo tersingkap inti dari kejahatan manusia yakni usaha memperkuat dan
mempertahankan hidupnya sendiri dengan merugikan orang lain. Hal ini mengindikasikan lemahnya
atau bahkan hilangnya kepercayaan akan Allah, sumber dan penjamin hidup manusia. Lemah atau
hilangnya iman tidak saja diderita oleh Ata polo tetapi juga diderita oleh orang-orang yang kerap
mengkambinghitamkan orang lain dengan dalil Ata polo.

Pelayanan Gereja dalam usaha menanggapi persoalan Ata polo, haruslah mencakupi tiga level yang
berbeda yakni :

1). pribadi-pribadi yang dituduh sebagai Ata polo atau yang


memiliki guna- guna,

2). Fungsi Gereja sebagai yang memberikan pengampunan dan


memasukkan kembali individu-indivu ke dalam anggota tubuh Gereja,

3) Fungsi Kenabian para agen pastoral.

Fungsi kenabian dijalankan untuk memperdalam iman akanAllah : Allah yang dapat diandalkan,
Allah yang merangkul dan mengampuni manusia, Allah yang tidak memghitung-hitung kesalahan,
dan yang mengangkat manusia dari kubangan dosa. Untuk itu diperlukan juga kejujuran dalam
melihat diri dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga orang dapat terhindar dari
kecenderungan untuk memproyeksikan kesalahanya kepada orang lain. Dengan bekal pandangan
tentang Allah yang benar, juga hidup yang sesuai dengan perintah-Nya, orang beriman kemudian
dapat mendekati sesamanya yang dikucilkan karena dianggap suanggi guna membawa cinta Allah
bagi mereka.

Suanggi juga seringkali dihasilkan oleh cara pandang yang keliru tentang dunia. Berikut ditunjukkan
perbedaan pandangan yang kontras antara pandangan dunia suanggi dan pandangan Kristen tentang
dunia :

Postulat pandangan dunia menurut suanggi/ata polo:


1. Dunia yang sempurna. Hidup yang normal adalah hidup yang bebas dari rasa sakit,
kemandulan, dan kematian. Nasib sial merupakan sesuatu yang tidak biasa
dan mengganggu.
2. Nasib sial harus dijelaskan. Nasib sial tidak muncul secara sembarangan. Selalu ada sebab
dan orang yang menyebabkannya. Suanggi menjelaskan gejala nasib sial tersebut.
3. Balas dendam. Jika penyebab nasib sial itu sudah ditemukan, harus diadakan
tindakan pembalasan.
4. Jangan membicarakan kekuatan jahat. Ketika orang lain membicaraan tentang suanggi
maka mereka (orang yang berbicara tentang suanggi) akan diserang olah para suanggi.
5. Manusia sebagai korban. Manusia adalah mahluk yang lemah, korban tak berdaya dari
roh-roh dan kekuatan-kekuatan jahat. Suanggi dapat menggunakan orang tertentu tanpa
orang tersebut menyadarinya.
6. Ketakutan. Hidup penuh dengan ketakutan akan serangan roh-roh, atau takut akan
menjadi suanggi.
7. Mengatur relasi melalui tuduhan suanggi. Permusuhan dengan sesama tidak diatasi
dengan konfrontasi langsung, melainkan dengan tuduhan suanggi.
8. Kesamaan dalam kelompok atas dasar curiga. Individu tidak boleh berkembang melebihi
level umum kelompok. Kelebihan itu merupakan sesuatu yang tidak benar dan harus
dihukum.
9. Kebaikan yang disebabkan oleh rasa takut. Ketakutan akan dituduh sebagai suanggi
membuat orang bersikap baik dan taat.
10. Proyeksi kesalahan. Seringkali kesalahan yang dilakukan diproyeksikan kepada orang
lain.

Postulat pandangan dunia menurut agama Kristen:


1. Dunia yang sudah jatuh. Sebelum kejatuhan, hidup manusia bebas dari nasib sial.
Sebaliknya setelah kejatuhan, kita berada di bawah belenggu maut. Nasib sial merupakan
bagian hidup normal manusia dalam dunia yang sudah jatuh ini.
2. Kita yakin, kita berada dalam tangan Tuhan. Kejadian-kejadian tertentu dalam hidup
manusia, baik maupun buruk, ada dalam rencana Allah yang tidak pernah meninggalkan
ciptaanya. Ia mencintai kita (Yoh.:3:16), mengenal kita secara intim (Mzm. 139:1-6) dan
mempunyai rencana tertentu untuk hidup kita (Ef. 2:10).
3. Menyerahkan urusan keadilan kepada Allah. Balas dendam merupakan urusan Allah. Kita
harus percaya bahwa Allah melakukan yang adil untuk kita dan memupuk sikap saling
mencintai dan mengampuni mereka yang (mungkin) bersalah kepada kita (I Ptr. 4:12-19).

4. Menyingkapkan Kegelapan. Setan bekerja dalam kegelapan. Ia adalah bapak kebohongan


(Yoh. 8:44). Kita harus menolak setan dan segala perbuatannya, dan menyingkapkan hal-
hal yang tersembunyi.
5. Manusia menguasai. Tuhan memberikan pilihan kepada manusia dan menghormati
pilihan yang dibuat manusia, entah mengikuti Allah dan kebaikanNya ataukah mengikuti
setan dan kejahatannya. Manusia bukanlah korban, melainkan sudah diberikan hak untuk
menguasai seluruh ciptaan (Kej. 1:28-30). Setan hanya bisa bergiat kalau dia diberi
kesempatan oleh manusia itu sendiri.
6. Damai dan perlindungan. Jika kita berada dalam Kristus, kejahatan tidak bia menyentuh
kita (I Yoh. 5:18). Ia yang ada di dalam kita jauh lebih berkuasa dari dia yang ada di
dunia (I Yoh. 4:4; Kol. 2:9-10).
7. Menyatakan kebenaran dalam cinta. Mateus 18:15 dst., memberikan suatu metode
pemecahan masalah dalam relasi dengan sesama. Dituntut untuk menyatakan kebenaran
dalam cinta tanpa harus beresiko kehilangan muka. Deuteronomi 18:9-13 memberi sanksi
kepada orang yang menggunakan roh jahat dalam memecahkan konflik.
8. Kesamaan dalam kelompok atas dasar cinta. Kesamaan dalam kelompok bukanlah
sesuatu yang bertentangan dengan Kitab Suci, tetapi kebersamaan itu harus berdasarkan
cinta (Flp. 2:1-8).
9. Kebaikan berdasarkan cinta. Kita harus menjadi baik. Kebaikan itu harus didasarkan atas
motivasi yang baik: cinta akan sesama manusia dan cinta akan Allah (I Ptr. 1:22).
10. Menerima tanggung jawab. Kita harus mengakui kesalahan kita sendiri dan bertanggung
jawab atas tindakan kita. Tuhan akan mengampuni. (I Yoh. 1:18-10).

Selain beberapa usaha di atas, dalam hubungan dengan roh jahat Gereja juga mengenal istilah
eksorsisme yaitu suatu tindakan mengusir roh jahat atau setan dari seseorang atau dari suatu tempat
atau wilayah yang dimasuki dan dikuasai oleh roh jahat atau setan tersebut. Eksorsisme biasanya
dipraktekkan untuk mengusir roh jahat yang merasuki diri seseorang. Upaya yang dilakukan dalam
eksorsisme merupakan suatu tindakan komunitas yang terjadi berkat kerjasama antara Allah dan
manusia. Kita mengimani bahwa Allah sendiri yang mengadakan dan menguasai segala makhluk
termasuk setan atau roh jahat. Intervensi Allah dapat bersifat langsung tetapi pada umumnya tidak
bersifat langsung melainkan bekerja dan beroperasi melalui orang-orang tertentu yang dikaruniakan
oleh Tuhan kharisma khusus atau kemampuan istimewa untuk atas namaNya mengusir dan
menghalau setan. Dengan bantuan rahmat Tuhan ditambah dengan kemauan yang kuat dari penderita
serta niat tulus dan luhur dari orang yang memiliki kharisma atau karunia khusus, setan dan
pengaruhnya yang negatif dapat diatasi.

Praktek eksorsime harus memenuhi sejumlah ketentuan normatif yang ditetapkan oleh gereja.
Ketentuan normatif gereja itu termaktub dalam Kitab Hukum Kanonika (KHK)-1983, kan. 1172
yang menyatakan :

1. Izinan kepada seorang imam untuk melaksanakan eksorsisme hanya diberikan oleh
Ordinaris wilayah atau Uskup Diosesan.
2. Imam yang diizinkan juga merupakan imam yang ahli dalam hal eksorsisme hal ini
berkenaan dengan tuntutan kemampuan untuk membedakan orang yang kerasukan roh
jahat dari orang yang mengidap penyakit lain seperti gangguan psikis.
3. Syarat lain seperti : saleh, bijaksana dan tidak tersela hidupnya. Hal ini bertolak dari
keyakinan bahwa roh jahat memiliki kekuatan yang lebih dari manusia karena itu
ordinaris wilayah atau uskup mendelegasikan kuasa pengusiran roh jahat kepada seorang
imam yang dipandang saleh, bijaksana dan tidak tercela hidupnya.
4. Pendelegasian kuasa ini hanya untuk eksorsisme yang bersifat publik dan resmi.
Sedangkan untuk esksorsisme sederhana yang dilaksanakan melalui pembabtisan dan
upacara sakramentali dapat dijalankan oleh semua klerus juga awam melalui doa dan
puasa. Perbedaan antara eksorsisme public/resmi dan yang sederhanya terletak dalam
prose pengangkatan yang legitim dan perintah langsung untuk mengusir setan.
5. Umat beriman harus menghindari dua ekstim berikut yaitu terlalu tergesa-gesa percaya
bahwa seseorang sedang kerasukan roh jahat atau mengatakan bahwa roh jahat tidak ada
dan penyakit yang diderita karena akibat gangguan psikis.

Satu hal yang ditekankan oleh Kan. 1172 ialah kuasa Kristus dan Gereja-Nya untuk mengusir roh
jahat dan menyembuhkan penyakit. Kuasa roh jahat dengan segala aktivitasnya mengadung daya
untuk menjauhkan manusia dari jalan keselamatan.

3.7 Suanggi dari Indonesia Timur

3.7.1 Suanggi di Maluku

Suanggi di Maluku sering diidentikan dengan penyihir (dukun jahat) atau kanibal. Jika seorang
dituduhkan sebagai suanggi akan berakibat fatal,bagi mereka yang di duga terbukti menjadi suanggi
akan dibunuh dan mayat mereka akan dibuang ke laut. Sesungguhnya ada begitu banyak pandangan
dan nama tentang suanggi. Pater kirch menganggap suanggi menjadi manusia atau semacam manusia
yang berkekuatan gaib atau jahat.

Wilken,seperti dikutip beekman, menyebut suanggi denagn suwangi atau swangi menjelaskan
tentang seorang perempuan berkekuatan magis atau semacam hantu yang berhati dengaki. Dalam
pengembaraanya di Maluku dan Halmahera , hantu ini sering bereaksi pada saat tengah malam
dengan wajah yang sangat menyeramkan dan kepala yang bersayap hendak mencari korban. Untuk
orang Maluku , suanggi terkenal dengan ritual mistiknya, yakni menari ditengah bulan
purnama.orang Manggarai juga memakai kata suanggi untuk membedakannya dari poti (iblis/roh
jahat). Suanggi bisa merasuku siapa saja tampa pandang bulu. Korban yang dirasuki akan meninggal
denagn cara-cara yang kadang kala tidaka masuk akal. Ada yang sakit tampa penyakit yang jelas.
Ada juga yang mengalami gangguan, jiwa ,depresi, hingga akhirnya meninggal dalam keadaan yang
tak wajar.

Tidak cukup banyak data yang saya capai untuk mencari tahu asal-usul suanggi. Namun, setidaknya
trem ini masih berhubungan dengan iblis dan roh jahat. Suanggi lebih dihubungkan denagn seorang
tukang sihir. Bisa dikatakan setan yang bersekutu dengan manusia. Roh jelmaan itulah yang
dianggap menjadi suanggi. Itu berarti, istialh suanggi sendiri dilepaspisahkan dari istilah setan atau
roh jahat. Walaupun pada dasarnya cara kerja roh jahat tidak bisa dilepaspisahkan dari manusia.
Suanggi umumnya hanya dikenal di IndonesiaTimor,seperti provinsi NTT,Sulawesi utara, Maluku
utara, maluku, papua.

Untuk masyarakat papua, suanggi dapat menjelma menjadi bola api yang dapat terbang menyasar
korbanya. Untuk mayarakat Maluku utara, tepatnya di Tobelo kabupaten dipulau halmahera, arwah
perempuan jahat hadir sebagai suanggi. Rohnya berwujud sebagai perempuan cantik pada februari
2004. Suanggi menghantui wilayah tobelo selama sekitar dua bulan. Suanggi yang berwujud wanita
cantik yang akan mengincari pria hidung belang. Dia ( suanggi ) melancarkan serangannya dengan
menggoda para pria hudung belang. Kehadiran suanggi membawa aroma mistik yang menakutkan
bagi masyarakat tobelo, dan beberapa tempat di Maluku Utara. Masyarakat setempat saat ini engan
untuk keluar rumah terlebih jika hari sudah larut malam.

Di Nusa Tenggara Timur sendiri, sosok suanggi sendiri dikisahkan sebagai wanita tua yang dengki
terhadap masyarakat sekitarnya. Diceritakan tahun,1895, di sebuah kampung di
nangaroro,kab.nagekeo,NTT, hiduplah seorang nenek yang sangat cantik nan rupawan. Tapi, dibalik
kecantikan wajahnya, ada tersembunyi suatu kedengkian di hatinya. Ia selalu merasa iri dan dengki
terhadap orang yang mempunyai kelebihan yang lebih dari dirinya, entah harta maupun ilmu
pengetahuan. Suatua hari, ada seorang bapak sekaligus tetangganya yang baru pulang memancing
dan mendapatkan banyak ikan. Pada saat itu juga hatinya mulai iri terhadap bapak itu.

Akhirnya dia mencari cara agar bapak itu tidak mendapatkan ikan sama sekali sesusdah pulang
memancing. Tidak kehabisan akal, diapun pergi kehutan dan menyembah sebuah pohon yang amat
besar selama 40 hari agar mendapat ilmu sihir dari penunggu pohon besar itu. Akhirnya usaha yang
dilakukannya itu behasil pada saat ia ingin bergegas pulang, dia mendengar suara dari pohon itu,
katanya pulanglah kerumah mu, pada saat malam nanti roh mu harus keluar, kata pohon itu, dan ia
pun menjawab baik. Dan ia pu pulang ke rumah.

Sesampainya dirumah tingkah lakunya berubah, tatapan matanya kemerah-merahan bagaikan iblis.
Malam pun tiba, disaat semua warga tidur, ia pun melakukan praktek sihirnya yang didapat dari
huitan. Saat ia melakukan ilmu sihirnya lehernya kaya di cekik, dia pun berteriak kesakitan, akhirnya
semua warga terbangun pergi kerumahnya dan meghampirinya. Sesampainya dirumah wargapun
melihat dia mati dengan cara yang mengenaskan, seorang warga mengatakan ia belajar ilmu sihir dan
salah mempraktekanya, warga pun sepakat dan memberi namanya suanggi. Rohnya akan
bergentayangan mencari mangsa dimalam hari, seperti yang dikatakan oleh pohon besar yang
disembahnya.

3.7.2 Suanggi di Papua

Suanggi adalah makhluk gaib yang amat ditakuti di Papua. Yang namanya jin atau makhluk halus,
mereka dapat menampakan diri dengan wujud yang berbeda beda sesuka mereka. Begitulah deskripsi
dari wujud ini. Didasarkan legenda suanggi ditanah Papua, mereka diyakini kerap menampakan diri
dengan wujud bola api yang berkobar menyala-nyala serta dapat terbang.

Namun ada juga kisah yang menyatakan kalau suanggi kerap menampakan diri sebagai hantu
perempuan yang amat menyeramkan serta mengerikan di Papua, sesungguhnya ada banyak
kepercayaan mengenai makhluk halus.

Namun suanggi adalah setan yang paling ditakuti. Itulah kenapa orang papua lebih memilih tinggal
didalam rumah tengah malam serta tak berani keluar pada tengah malam. Bahkan saking takutnya
denagn suanggi orang papua tak berani menceritakan mengenai makhluk halus pada malam hari.
Konon, bila adanya orang yang bercerita mengenai suanggi, makhluk halus ini akan tau serta denagn
cepat mendatangi orang-orang yang membicarakannya tadi.
Suanggi dapat diperintah, kita tahu jikalau banyak orang papua yang mempunyai ketuatan mistis.
Orang –orang sakti tersebut dapat memeritah suanggi pasal konon jelas-jelas jin ini dapat diperintah,
namun cuman orang-orang yang mempunyai kekuatan sakti saja. Biasanya suanggi diperintah khusus
buat membunuh seseorang. Sebelum membunuh orang, suanggi biasanya menyerupai bola api yang
melayang-layang diatas calon korban sebelum akhirnya membunuhnya. Tak pernah adanya kisah
yang mengatakan kahluk halus ini buat sasar lain disamping membunuh orang. Jadi, bisa dikatakan
setan adalah spesialis pembunuh manusia.

Cara suanggi membunuh manusia. Jelas –jelas suanggi makhluk penghancur mereka membunuh
manusia dapat pasal kemauan mereka sendiri maupun diperintah oleh orang yang mempunyai
kekuatan sakti layaknya dukun. Lalu kaya gimana suanggi manusia membunuh manusia? Rujukan
oleh kepercayaan orang papua, suanggi dapat membunuh manusia dengan 2 cara, yang pertama ialah
jarak jauh. mereka memakan badan manusia dengan metode gaib sehingga orang yang dimakan
makin lama makin kurus hingga akhirnya mati dengan cara yang mengenaskan. Jadi bila adanya
orang papua yang badannya tiba-tiba kurus serta sakit hingga mati, dapat jadi pasal ia dimakan oleh
suanggi. Cerita dari mulut ke mulut konon hantu suanggi ini kabarnya hanya bisa menyerang orang
Papua saja karena konon rasanya lebih nikmat. Sementara untuk orang pendatang hantu suanggi
tidak bisa menyerang mereka. Namun apapun ceritanya hantu suanggi yang legendaris ini
merupakan hantu yang paling ditakuti oleh masyarakat Papua. Mereka hanya bisa menerima
keberadaannya tanpa bisa berbuat apa-apa karena konon hantu suanggi tidak ada penangkalnya.

Ada kalanya memang keberadaan hantu tidak dapat kita pungkiri, meski sains berulang kali
membantah akan keberadaannya namun kadang eksistensi mereka membuktikan kalau mereka ada.

3.8 Jenis-jenis hantu yang berada di sekitar kita

3.8.1 hantu yang gak sadar mereka sudah mati

Hantu yang gak sadar mereka sudah mati biasanya menjalani tiap harinya seakan-akan mereka masih
hidup. Mereka percaya bahwa manusia- manusia yang hidup itu adalah hantu, padahal dirinya sendiri
adalah hantu! Kadang-kadang hantu itu tidak bisa melihat manusia tapi dapat merasakan kehadiran
manusia.katnya sih cara yang bisa diajak move on dengan tenamg diajak bicara tentang dengan
diajak bicara tentang kematianya.

3.8.2 hantu yang masih punya urusan di dunia

Hantu ini biasa tinggal berlama-lama di dunia untuk berbagai alasan. Misalnya hantu seorang ayah
yang memastikan anak-anaknya berhasil dalam hidup pasca kematianya yang mendadak. Atau
misalnya orang yang menjadi korban pemerkosaan atau pembunuhan tidak akan pergi sebelom
pelaku mendapat hukuman yang adil.

3.8.3 hantu yang terperangkap atau tersesat

Jenis hantu ini sebenarnya sudah tau kalo mereka sudah mati,tapi ada alasan yang membuat mereka
belum bisa menyeberang ke alam roh. Mungkin mereka takut berpindah, karena saat hidup mereka
memiliki karakteristik takut menghadapi perubahan.beberapa hantu mungkin terjebak dalam
ketakutan yang ditahan oleh hantu lain atau roh jahat. Atau seperti hantu menghantui hantu.

3.8.4 hantu penuh dendam

Contoh dari hantu penuh dendam ini misalnya seorng perempuan dibunuh oleh seorang laki-laki dan
sekarang mumpung jadi hantu dia terusmenyiksa atau menyerang silaki-laki dilokasi tersebut.

3.8.5 hantu yang lapar

Dalm bahasa Tiongkok atau kepercayaan Hindu Budha, hantu ini kembali ke alam manusia unutuk
mengunjungi keluarga atau rumah-rumah tua. Dalam agama taoisme , hantu lapar adalah orang-
orang yang meninggl namun tidak menemukan apa yag mereka butuhkan di akhirat. Jadi mereka
kembali, agar mereka dapat hidup tenang maka mereka harus diberikan persembahan seperti,
makanan, minuman,dan uang jadi mereka bisa meninggalkan dunia ini dengan damai.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran kepustakaan yang berhubungan dengan tema
suanggi, kami meyakini adanya suanggi atau yang kami sebut ata polo. Dasar kepercayaan kami
ialah kesaksian dari berbagai pihak yang kami wawancarai dan juga kesaksian dari nara sumber yang
diwawancarai oleh P. Paul Arndt, SVD dan hasilnya kemudian dibukukan. Kami yakin bahwa
kepercayaan akan adanya suanggi/ata polo dapat membantu kita untuk memperdalam iman kita akan
Yesus Kristus baik dalam tataran pengetahuan maupun penghayatan.

Roh-roh jahat dengan berbagai daya dan upaya menggunakan dengan lihai moment kerapuhan
manusiawi (saat iri hati menggerogoti, kebencian, sakit hati, dendam, dll) untuk beraksi menjauhkan
manusia dari jalan keselamatan. Untuk itu diperlukan pemahaman yang benar akan Tuhan yang kita
imani, kesetiaan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya, ketekunan dalam berelasi dengan
Tuhan juga kejujuran dalam mengakui kerapuhan manusiawi kita.

Kenyataan akan adanya suanggi semestinya tidak menciutkan nyali tetapi lebih menjadi daya
dorong untuk meningkatkan penghayatan hidup iman kita. Secara resmi (berdasarkan KHK), hanya
imam yang diangkat menjadi agen eksorsisme, namun perihal menolong orang lain yang diganggu
oleh roh jahat adalah tanggung jawab semua orang beriman karena “semua orang beriman adalah
satu keluarga” (GS 24). Oleh karena itu, berhadapan dengan kenyataan akan adanya suanggi jalan
yang harus ditempuh adalah memperdalam iman kita, memasrahkan hidup sepenuhnya kepada Allah
yang selalu dapat diandalkan.

4.2 Saran

Demikianlah makalah ini ditulis, semoga kita dapat mengambil hikmah dari pembahasan –
pembahasan di atas. Namun terbatasnya kemampuan penulis, menyebabkan makalah ini jauh dati
kata sempurna. Jika terdapat kesalahan mohon pembaca mengoreksi hal tersebut karena
kesempurnaan adalah milik Allah. Semoga kita selalu mendapat perlindungan Allah dari segala
godaan dan bisikan iblis dan setan yang ingin menyesatkan kita.
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.jadipintar.com/2015/10/defenisi-dan-perbedaan-antara-jin-setan-dan-iblis-serta-
dalilnya,html
 http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-arti-setan-jin-dan-iblis-makhluk-
gaib.html#.WpzKx7MRXIU
 http://www.ilmusaudara.com/2016/05/pengertian-jin-iblis-dan-setan-serta.html
 Alkitab
 http://www.molucartimes.com/2016/05/suanggi-hantu-yang-paling-ditakuti-di.html
AUTOBIOGRAFI

Nama saya Yoriana Maria Seran saya lahir di desa Wekmidar kabupaten Malaka pada
tanggal 10-06-2001, ayah saya bernama Viktor Seran, dan ibu saya bernama Yeni Frida Luruk.
Pekerjaan orang tua saya petani.Saya mempunyai seorang adik laki-laki yang bernama Cheristian
Barce Seran, ia sekarang berumur 13 tahun.

Anda mungkin juga menyukai