Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa selalu digunakan dalam kehidupan manusia untuk

bersosialisasi. Oleh karena itu, bahasa mempunyai peranan penting. Para

pengguna bahasa bermacam-macam karena mereka mempunyai latar

belakang sosial dan kebiasaan berbeda. Hal ini menyebabkan terjadinya

keragaman bahasa dan salah satunya ialah ragam bahasa gaul. Salah satu

perilaku yang cukup menonjol yang mencirikannya dengan kelompok lain

adalah bahasa yang digunakannya (Holmes, 1992:10). Kelompok yang

mempunyai penggunaan bahasa yang berbeda biasanya kelompok remaja.

Seperti yang telah dikatakan oleh Janet Holmes (1992:10), salah satu

perilaku yang menonjol dari remaja yang menjadikannya ciri khas dan

membedakannya dengan kelompok lain adalah bahasa yang digunakannya.

Bahasa Prancis mempunyai ragam bahasa gaul. Bahasa itu disebut

bahasa argot. Sebutan bahasa argot dalam bahasa Indonesia dikenal bahasa

slang. Bahasa argot dalam negara Prancis merupakan salah satu kekayaan

budaya Prancis yang muncul sejak abad 19. Bahasa ini menyimbolkan

sebagai keakraban (intimate), gaya ujaran intimate yang dicirikan dengan

pemakaian kode bahasa yang bersifat pribadi, tersendiri dan relative tetap

dalam kelompoknya (Chaedar alwasilah, 1989:55).

1|Page
Pada awalnya, argot dikenal sebagai bahasa rahasia karena

digunakan oleh para pencuri di Paris. Tujuannya agar tidak diketahui oleh

masyarakat umum dan para polisi tentang rencana kejahatannya. Akan

tetapi, dalam perkembangannya, argot tidak hanya digunakan oleh kalangan

pencuri atau kelompok yang bersifat negatif, tetapi juga digunakan oleh

komunitas untuk menunjukkan identitas kelompok dan sosial mereka

(Dubois dkk., 2002:48). Argot merupakan bentuk kosa kata baru atau kosa

kata lama akan tetapi dirubah bentuknya sehingga muncul makna baru.

Pembentukan kosa-kata bahasa argot dilakukan melalui beberapa cara,

dengan pemenggalan kata, pengulangan, pembalikan, metafora dan

metonimia (Boyer, 2001: 28).

Para remaja Prancis banyak yang menggunakan bahasa argot dengan

menggunakan media tertentu, salah satuya adalah media sosial. Penggunaan

bahasa argot pada media sosial terus berkembang dan berganti mengikuti

tren. Pada zaman sekarang sudah banyak berbagai media sosial yang

mewadahi semua orang untuk bersosialisasi serta berbagi pengalaman dan

ilmu. Instagram adalah salah satu contoh media sosial yang terdapat banyak

penggunanya. Di instagram, orang-orang bisa berbagi foto, cerita, komentar

dan saling berkomunikasi dengan santai. Di situ lah banyak bahasa argot

ditemukan. Menurut William Labov (1976:158), usia remaja dan pra-remaja

merupakan golongan yang rentan terkena dampak perubahan lingustik. Para

remaja yang menggunakan bahasa argot agar menjadi trend setter, hal itu

membuat mereka sangat bangga atas kata-kata mereka yang banyak

2|Page
mendapatkan simpati dari teman-teman mayanya. Contoh penggunaan argot

yang biasa dijumpai seperti kata teuf yang berarti pesta, pengucapan kata

ckoi untuk mengatakan c’est quoi atau apa itu?, mengucapkan cimer untuk

menggantikan kata merci yang mempunyai arti terimakasih dan mengatakan

meuf untuk menggantikan kata femme yang berarti wanita. Bahasa argot

Prancis sangat berbeda dengan bahasa baku yang telah dipelajari pada

umumnya. Tidak ada aturan baku yang dapat dijadikan sebagai acuan. Oleh

karena itu, sangat sulit untuk kalangan pengguna instagram pembelajar

bahasa Prancis saat membaca komentar dialog orang Prancis asli pada

unggahan di instagram karena menggunakan bahasa argot. Berdasarkan

uraian tersebut, penulis tertarik untuk memilih judul tentang “Analisis

Penggunaan Bahasa Argot Prancis Melalui Media Sosial Instagram” dalam

kesempatan ini.

3|Page
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah kosa kata bahasa argot Prancis yang terdapat pada media sosial

instagram ?

2. Bagaimanakah proses pembentukan kosa kata bahasa argot yang digunakan

dalam media sosial instagram ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menyebutkan kosa kata bahasa argot Prancis yang digunakan pada media

sosial instagram

2. Mendeskripsikan proses pembentukan kosa kata bahasa argot yang

digunakan dalam media sosial instagram

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis :

a. Menambah pengetahuan tentang ragam kosa kata bahasa argot

Prancis untuk pembelajar bahasa Prancis

b. Memberikan informasi mengenai pembentukan kosa kata bahasa

argot Prancis

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan dokumentasi tentang ragam bentuk argot dalam

komunikasi penutur Prancis pada media sosial instagram agar

pembelajar bahasa Prancis dapat mengenalnya

4|Page
b. Dapat menjadikan referensi untuk pembelajar bahasa Prancis

tentang penggunaan bahasa argot dalam kehidupan sehari-hari

penutur bahasa Prancis agar dapat mengaplikasikannya dengan

benar dan di waktu yang tepat.

1.5 Batasan Istilah

Untuk menghindarkan perbedaan pemahaman terhadap istilah-

istilah yang akan dipaparkan dalam penelitian, maka peneliti merumuskan

batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Media sosial instagram : sebuh laman tempat di mana orang-

orang bersosialisasi dengan membagikan foto, video, cerita baru

dan bisa memberikan komentar atas tersebut

2. Bahasa Argot : Kosa kata argotik atau bahasa slang/gaul yang

digunakan oleh penutur Prancis yang tidak sesuai dengan kaidah

tata bahasa standar untuk bersosialisasi dalam media sosial

instagram

3. Bentuk Argot : Bentuk yang berdasarkan kategori kosa kata

argotik atau bahasa gaul yang digunakan dalam media sosial

instagram

4. Pembentukan Kosa Kata Bahasa Argot : Proses terbentuknya

kosa kata argotik yang digunakan dalam media sosial instagram

5|Page
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Semantik

Menurut Chaer (1990:3) semantik mengkaji makna yang berkaitan

dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Jadi semantik adalah ilmu yang

mempelajari tentang makna sebuah kata. Selain itu, ada lagi ahli bahasa

yang mengutip tentang definisi semantik. Griffiths (2006:15) semantik

didefinisikan sebagai “The study of word meaning and sentence meaning,

abstracted away from contexts of use, is a descriptive subject”, teori ini

mempunyai arti bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari makna

kata dan makna kalimat yang dapat dilihat dari kontekss penggunaan.

Semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Studi yang

mempelajari makna adalah bagian dari linguistik. Contohnya seperti bunyi

dan tata bahasa, komponen makna juga menduduki tingkat tertentu. Maksud

dari pernyataan sebelumnya adalah jika komponen bunyi menduduki

tingkat pertama, tata bahasa pada tingkat kedua sedangkan komponen

makna menduduki tingkat yang terakhir.

Haliday mengatakan ada 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam

menentukan fungsi dan komponen-komponen semantis bahasa, yaitu

ideasional yaitu isi pesan yang akan disampaikan; interpersonal yaitu makna

yang hadir bagi pemeran dalam peristiwa tuturan; tekstual yaitu bentuk

6|Page
kebahasaan serta konteks tuturan yang merepresentasikan serta menunjang

terwujudnya makna tuturan.

2.1.2 Makna

Makna memiliki lingkup yang luas untuk dijelaskan. Maka dari itu,

hal ini mennyebabkan adanya keragaman dalam mengartikan makna suatu

ujaran dan tulisan. Untuk melihat makna suatu kata biaanya orang

menggunakan sebuah kamus. Dan makna yang dijelaskan di dalam kamus

mmerupakan makna leksikal.

Menurut Lyons (1968:136) meaning are ideas or concept, which

can be transferred from the mind of the speaker to the mind of hearer to

embodying them as it were in the forms of one language or another. Teori

ini mengatakan bahwa makna merupakan ide atau konsep yang dapat

dialihkan dari pemikiran penutur ke pikiran pendengar yang

mewujudkannya sebagaimana adanya dalam suatu bentuk satu bahasa atau

yang lainnya. Batasan makna ini sama dengan istilah pikiran, referensi yaitu

hubungan antara lambang dengan acuan atau referen (Ogden dan Richards

dalam Sudaryat, 2009: 13) Secara linguistik makna dipahami sebagai apa

yang diartikan atau dimaksudkan oleh kita (Hornby dalam Sudaryat, 2009:

13).

Beberapa definisi makna telah dijabarkan di atas dan dapat

disimpulkan bahwa makna merupakan suatu ide atau konsep yang dapat

diungkapkan dari pemikiran penutur ke pikiran pendengar dalam hal abstrak

7|Page
kepada suatu bentuk bahasa lainnya dan dapat diaplikasikan kepada

seseorang yang menggunakan bahasa.

2.1.3 Jenis Jenis Makna

Chaer (1990:62) membagi makna menjadi 3 jenis, yaitu makna

leksikal, makna gramatikal dan makna konstektual, berdasarkan ada

tidaknya referen pada sebuah kata/leksem terdapat makna referensial dan

makna nonreferensial, berdasarkan ada atau tidaknya nilai rasa pada sebuah

kata/leksem dapat dibedakan dengn adannya makna denotatif dan makna

konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya yaitu makna kata dan makna

istilah atau makna umum dan makna khusus, dan berdasarkan kriteria lain

yaitu makna asosiatif, kolokatif, reflektif dan idiomatik.

Berikut jenis-jenis makna menurut Lyons (1981) :

2.1.3.1 Makna Leksikal

Menurut Kridalaksana (1984:120), “Makna leksikal merupakan

unsur bahasa sebagai lambang atau peristiwa dan lain sebagainya dan

mempunyaai unsu-unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya”.

Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem) sebagai

lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur

bahasa terlepas dari penggunaan atau konteksnya. Misalnya kata tikus

bermakna ‘binatang pengerat yang bisa menyebabkan penyakit tifus’.

Makna ini akan jelas dalam kalimat berikut.

1. Tikus itu mati diterkam kucing.

2. Gagal panen tahun ini disebabkan hama tikus.

8|Page
Jika kata tikus pada dua kalimat di atas bermakna langsung, lain halnya

dengan kalimat berikut yang bermakna kiasan.

3. Yang menjadi tikus kantor ternyata orang dalam.

Semua kata memiliki makna leksikal tetapi juga bisa mengandung

makna kontekstual. Dan apabila ingin memaknai sebuah kalimat, frasa atau

kata secara leksikal jangan melihat konteks kalimat itu sendiri.

2.1.3.2 Makna Gramatikal

Menurut Hardiyanto (2008:21) makna gramatikal disebut makna

yang timbul karena peristiwa gramatikal. Adanya makna gramatikal apabila

jika terjadi proses gramatikal contohnya adanya afiksasi, reduplikasi dan

komposisi. Selsin itu, jika menurut Widdowson (1996:54) “The

grammatical processes can be as playing a supportive role whereby existing

units of lexical meaning are organized, modified, and tailored to

requirements”, yang di mana teori ini mengatakan untuk memaknai sebuah

kalimat secara gramatikal memang harus melihat konteks dalam kalimat itu

sendiri, mempertimbangkan aturan kalimat atau grammar yang digunakan

dalam setiap kata yang sudah diatur.

Contoh : I help my mother to bring some bags from the car.

Dalam bahasa inggris, contoh di atas terdapat suffiks-“s” pada kata

bags yang mempunyai makna banyak tas. Suffiks- “s” berarti jamak, ini

melalui reduplikasi.

9|Page
2.1.3.3.Makna Konstektual

Cruse (1995:16) dan McManiset la (1998:197) mengemukakan

definisi makna konstektual adalah makna yang dihasilan dari hubungan

sebuah kata dengan konteksnya dn untuk memaknai sebuah kalimat secara

konstektual harus dimengerti dahulu konteks yang diucapkan atau

dicantumkan. Lalu, menurut Catford (1965:36) mengungkapkan “The

contextual meaning of an item is the groupment of the relevant situational

features with which it is related”. Teori ini mempunyai maksud yaitu bahwa

makna kontekstual merupakan suatu penggabungan dari ciri-ciri situasional

yang relevan dan saling berkaitan.

Contoh ; You are a buffalo! All you can do just sleeping and eating.

Pada kalimat di atas, penutur mengatakan seekor binatang yaitu

kerbau kepada pedengar. Dilihat dari konteks makna kalimat tersebut yaitu

karena yang bisa dilakukannya hanyalah tidur dan makan yang sama seperti

halnya kerbau

Jadi kesimpulannya, makna kontekstual sangat dipengaruhi oleh

situasi penggunaan bahasanya. Serta penggunaan makna kontekstual

banyak diterapkan dalam menganalisis makna ambigu.

2.1.4 Bahasa Argot

Bahasa argot merupakan salah satu kekayaan budaya Prancis seperti

yang dituliskan oleh Alphonse Boudard (dalam Pascale Certa, 2001: 7)

«Lárgot est une part de notre richesse culturelle, de notre patrimoine

comme on dit…Lárgot símpose parce quón ne peut rien contre la rue».

10 | P a g e
Menurut Chaer dan Agustina (2010: 68) menjelaskan bahwa bahasa argot

adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi

tertentu dan bersifat rahasia. Sedangkan Certa (2001: 8) mengatakan bahwa

“L’argot est une langue familière etoriginale inventée par un milieu fermé

et dont de nombreux mots passent dans la langue commune”. Argot adalah

suatu bentuk bahasa keakraban dan bahasa unik yang diciptakan oleh

kalangan terbatas dimana banyak kosakata argot yang diserap ke dalam

bahasa umum.

contoh kosakata bahasa argot yang sering digunakan saat ini yaitu:

keuf  policier

kiffer  aimer, s’amuser

joujoux  jouer

Awalnya, bahasa argot hanya dipergunakan di kalangan narapidana

untuk berkomunikasi secara rahasia melalui kosakata yang dipakai.

Tujuannya untuk berkomunikasi menggunakan kode rahasia secara bebas

tanpa dipahami oleh orang-orang di luar kelompok mereka. Kemudian

bahasa argot berkembang pesat dan berjaya pada abad ke-19, hal ini

dibuktikan dengan banyak penutur yang mulai menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sosial maupun pergaulan.

Keunikan bahasa argot pula yang akhirnya menarik minat sastrawan Prancis

untuk mengaplikasikannya dalam dunia sastra, contohnya seperti Victor

Hugo dalam karyanya Les Miserables serta Vidocq dalam karyanya

Mémoires dan Les Voleurs.

11 | P a g e
2.1.5 Pembentukan Bahasa Argot

Louis Jean Calvet (1994:11) menjelaskan delapan tipe pembentukan

argot dalam bahasa Prancis yaitu pemenggalan kata (troncation), sufiksasi,

le verlan, emprunt perubahan makna, l’argonji dan ciptaan murni.

2.1.5.1 Pemenggalan Kata (Troncation)

Pemenggalan kata (troncation) adalah pembentukan kata dengan

memenggal sebuah kata utuh menjadi bentuk baru atau dengan

menghilangkan beberapa suku kata. Dalam situasi formal, para pengguna

bahasa memiliki kecenderungan berkomunikasi menggunakan tuturan yang

utuh, sedangkan pada situasi santai atau tidak resmi, para pelaku

komunikasi cenderung untuk menggunakan tuturan yang tidak utuh atau

pemenggalan (troncation). Kata-kata argotik yang diambil dari kata-kata

bahasa standar ada yang dibentuk dengan cara pemenggalan baik

pemenggalan fonem maupun pemenggalan suku kata. Untuk membentuk

kata-kata argotik dengan cara pemenggalan dapat dilakukan dengan

menghilangkan satu fonem atau satu suku kata, dan pemenggalan tersebut

dapat terjadi di awal, di tengah atau di akhir kata. Contohnya terdapat pada

kata dwich yang berasal dai kata sandwich.

2.1.5.2 Sufiksasi

Sufiksasi yaitu proses penambahan imbuhan pada sebuah kata.

Setelah terjadi proses pemenggalan (troncation) pada bahasa standar,

12 | P a g e
kemudian dilakukan proses sufiksasi. Bahasa argot memiliki ± 30 sufik

argotik. Namun demikian tidak semua sufik tersebut produktif. Adapun

jenis sufik argotik adalah -che, -ache, cart, -o, rate, -ard, -iole, -iff dan lain-

lain. Penambahan sufik argotik dilakukan hanya dengan meletakkan sufik

pada kata yang telah mengalami pemenggalan. Contoh sufiksasi dari kata

cinéma ‘bioskop’dipenggal menjadi bunyi [ema], setelah itu ditambahkan

sufik –oche pada penggalan kata tersebut menjadi kata cinoche.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

sufiksasi tidak bisa dipisahkan dari proses troncation karena dalam proses

sufiksasi terdapat proses troncation di dalamnya sehingga keduanya sangat

berkaitan satu sama lain.

2.1.5.3 Le verlan

Verlan yaitu permainan kata dengan mengubah letak susunan

fonem. Pengucapan maupun penulisan suatu kata dalam suatu bahasa pada

umumnya telah disepakati bersama. Dalam penelitian ini, verlan akan

dibahas tersendiri pada pembahasan mengenai variasi bahasa slang Prancis.

2.1.5.4 L’argonji

Pembentukkan kata argotik, selain melalui peristiwa kebahasaan

yang telah dijelaskan dapat juga dihasilkan dengan menggunakan rumus le

largonji.Yang dimaksud le largonji adalah tipe kata argotik yang cara

pembentukannya menggunakan fonem ‘l’ di awal kata dan diakhiri dengan

sufik bebas. Perubahan ini sering disertai juga dengan pemenggalan fonem.

13 | P a g e
Contoh kata fou menjadi louf, vieux menjadi lieuve, dan à poil menjadi à

loilpe (Pierre, 1997: 38-39).

2.1.5.5 Emprunt

Hubungan kerjasama antar masyarakat bahasa yang satu dengan

yang lain menimbulkan kontak bahasa. Akibat lebih lanjut dari adanya

kontak bahasa tersebut adalah adanya saling pinjam istilah dari bahasa yang

satu oleh bahasa yang lain. Kata-kata tersebut tidak mengalami perubahan

bunyi, artinya kata-kata tersebut langsung dipakai oleh para pemakai bahasa

argot sesuai dengan ucapan aslinya. Contohnya terdapat pada kata

‘misquina’ yang sepadan dengan kata ‘pauvre’.

2.2 Penelitian Sebelumnya

14 | P a g e
Penelitian mengenai bahasa argot pernah dilakukan sebelumya oleh

Apriyanti, Lina (2014) Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Analisis

Semantik Bahasa Argot dalam Dialog Film Jeux D’enfants Karya Yann Samuel.

Lalu, penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Haerani,

Susri (2014) Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul Analisis Semantik

Bahasa Argot dalam Novel Une Seconde Chance Karya Patrick Cauvin

Dan terdapat pula penelitian analisis semantik bahasa argot pada lirik lagu

rap yang dilakukan oleh Janah, Miftahul Nurul (2016) Universitas Pendidikan

Indonesia dengan judul Analisis Semantik Bahasa Argot pada Lirik Lagu Grup Rap

Sexion D’assaut dalam Album L’apogée

BAB III

15 | P a g e
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data berupa

deskripsi dan dilakukan berdasarkan fakta yang ada. Tahapan pelaksanaan

penelitian ini ada 3 tahap, yaitu pengumpulan data, analisis data dan

pemaparan hasil analisis data atau panyajian hasil penguraian data (ibid,

1986:57). Berikut merupakan metode yang digunakan dalam tiap tahapan

penelitian ini :

3.1 Pengumpulan Data

Hal pokok yang perlu dibahas dalam tahap pengumpulan data, yaitu

sumber data, metode dan alat yang digunakan (Lestari, 2005:17). Penjelasan

tiga hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

3.1.1 Sumber Data

Djajasudarma (1993:15) menyatakan bahwa data dalam penelitian

deskriptif bukan berupa angka-angka, melainkan berupa kata-kata atau

gambaran sesuatu. Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu dari tuturan

tertulis remaja Prancis yang termuat dalam instagram. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini ada 12 akun instagram remaja Prancis, akun-

akun tersebut ialah @lilic2_, @iamxlina, @jonathan_yusuf, @sooo.hwg,

@liine_yan, @defineashee, @xrubyfrog, @xulydie, @gwendolinedai,

@juliedaii, @willy__xu, @_bolderiz. 12 akun tersebut dipilih karena

merupakan sekelompok teman remaja yang sering memberikan komentar

menggunakan bahasa argot dan beberapa diantaranya merupakan teman

16 | P a g e
chatting yang berasal dari Shanghai dan bersekolah di Paris. Dia juga suka

menggunakan bahasa argot untuk bermain medsos instagram. Subyek

penelitian ini adalah semua kata, frasa maupun kalimat yang ada pada

tuturan tertulis penutur Prancis yang termuat dalam instagram. Sedangkan

objek penelitian adalah semua kosa kata argotik yang ada dalam tuturan

tertulis yang termuat pada instagran penutur Prancis. Data penelitian ini

berupa kalimat-kalimat dialog dalam komentar instagram yang terdapat

bentuk dan fungsi penggunaan bahasa argot Prancis.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode simak. Di

sini penulis akan menyimak penggunaan bahasa argot Prancis dalam

instagram. Teknik selanjutnya yang digunakan penelitian ini dalam rangka

mengumpulkan data adalah teknik Rekam dan Teknik Catat (Sudaryanto,

1993:133-135). Dan juga digunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC)

untuk mendukung penggunaan metode simak. Teknik ini menjadikan

peneliti sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul

dari peristiwa kebahasaan yang berada di luar dirinya (Sudaryanto, 1993:

135). Untuk lebih jelasnya, dalam metode penelitian SBLC ini peneliti

melakukan penyimakan dengan cara membaca dan menganalisis

penggunaan bahasa tanpa menentukan pembentukan dan pemunculan calon

data. Peneliti tidak terlibat dalam percakapan maupun dialog yang ada pada

kolom komentar instagram melainkan hanya menyimak secara cermat

setiap kalimat terseebut. Dan utuk selanjutnya menggunakan teknik

17 | P a g e
mencatat dengan alat bantu. Teknik ini untuk mencatat data yang diperoleh

dari hasil menyimak.

Berikut langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini,

1. Peneliti mengumpulkan sumber data berupa komentar-komentar

pada instagram

2. Peneliti membaca komentar para penutur Prancis satu per satu pada

laman instagram, menyimak penggunaan bahasa sambil

memperhatikan kosakata argotik dalam komentar tersebut untuk

menemukan data berupa kalimat yang didalamnya terdapat bentuk

bahasa dari kosa kata argotik dalam laman komentar para penutur

Prancis. Dan untuk memperoleh hasil yang menyeluruh, peneliti

mengulangi proses menyimak hingga yakin tidak ada data yang

tertinggal.

3. Peneliti juga melakukan teknik rekam atau potret, yaitu dengan cara

merekam/potret data yang diperlukan dalam sebuah file sebagai

bukti penelitian

4. Jika data telah terkumpul, peneliti mencatat ungkapan atau kalimat

penutur Prancis yang terdapat kosa kata argot ke dalam sebuah

daftar dengan bantuan komputer untuk penyimpanannya.

5. Lalu data kosa kata bahasa argot Prancis yang telah dicatat,

dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu seperti berdasarkan

18 | P a g e
jenis kata saperti adjektiva, nomina, verba, adverbial, pronominal,

numerial

3.2 Analisis Data

Penelitian ini menggunaan padan intralangual untuk menganalisis

data. Metode padan intralangual adalah metode analisis dengan cara

menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang

terdapat dalam suatu bahasa maupun dalam bahasa yang berbeda (Mahsun,

2000: 82). Lalu, bentuk-bentuk kosa kata bahasa argot dikelompokkan

berdasarkan jenis katanya seperti kelompok kata adjektiva, nomina, verba,

adverbial, pronominal, numerial dan kata tugas.

Berikut contoh tabel pengelompokan data,

Nomor Data Kalimat Keterangan Kelompok

Data Kata

Data 1 grave Grave douce Grave Termasuk

mempunyai adverb

arti sangat karena

menerangkan

kata sifat

douce yang

berarti sangat

manis

3.3 Penyajian Hasil Analisis

19 | P a g e
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif.

Penyajian data deskriptif ini ialah penyajian dengan menggunakan kata-kata biasa

tanpa menggunakan lambang tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

20 | P a g e
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Kushartanti, dkk. 2009. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Calvet, Louis-Jean. 1994. L’Argot. Presses Universitaire de France: Paris.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.

Chiss, Jean-Louis. 1992. Linguistique Française. Paris:Hachette.

Holmes, Janet. 1992. An Introduction to Sociolinguistics, London : Longman

Sudaryanto, Drs. 1986. Metode Linguistik: Bagian Pertama ke Arah Memahami

Metode Linguistik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Goudaillier, Jean-Pierre. 1999. La langue des jeunes des cités.Paris : Conférence

du Casnav de l’Académie de Paris. [online] tersedia

http://www.galanet.eu/dossier/fichiers/langue_des_jeunes_des_cit%E9s.p

df [18 Maret 2014

Guadjardo, Martin. 2009. Modèles Linguistiques et Variation Diatopique :

Attitude et Présentations des Enseignants Face à La Pluricentricité

Normative en Classe D’Espagnol Langue Etrangère.Montréal : Université

du Québec.

Guiraud, Pierre. 1955. La Sémantique. Paris : Presses Université de France.

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai