Tiamin HCL
Tiamin HCL
B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan
berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa
yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis.
Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau
gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan
mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur
atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa
serta berat atom penyusunnya.
Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa
kuantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan
konsentrasi zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan analisa
volumetri ini sangat ditentukan oleh adanya indikator yang tepat
sehingga mampu menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat.
Dalam praktikum kali ini dilakukan identifikasi dan penetapan
kadar sediaan sirup vit.B1 (tiamin HCl) dimana diketahui Vitamin B1
memiliki fungsi yang sangat penting untuk system saraf dan fungsi
jantung serat dapat mencegah penyakit beri-beri Adapun sumber
makanan mengandung tiamin adalah kacang hijau, daging, kacang
kedelai, susu, tepung, roti, ayam, daging tanpa lemak, ikan dan lain-
lain.
Pada analisis identifikasi, sampel direkasikan dengan beberapa
pereaksi spesifik, sedangkan pada penetapan kadar dengan cara
argentometri yaitu metode mohr, dimana metode ini dapat disebut
metode pengendapan dengan Ag yang akan bereaksi dengan sampel
dan menggunakan larutan baku AgNO3 serta dengan mengukur
volume titrannya.
Metode mohr digunakan untuk menetapkan kadar klorida
(dimana pada sampel terdapat HCl) dan bromide dalam suasana
C. Metode Gravimetri
1. Sejumlah tertentu larutan sampel diukur secara seksama setara
dengan lebih kurang 50 mg tiamin HCL, diencerkan dengan air
secukupnya hingga 50 mL dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 2 mL asam klorida pekat dan dipanaskan hingga
mendidih
3. Selagi larutan masih panas, ditambahkan dengan cepat tetes
demi tetes selama larutan masih panas, ditambahkan dengan
cepat tetes demi tetes 4 mL larutan asam silikowolframat P yang
baru disaring lalu didihkan selama 4 menit.
4. Larutan disaring melalui penyaring kaca masir, kemudian dicuci
dengan 60 mL campuran yang terdiri atas 1 bagian volume
asam klorida pekat dan 19 bagian aquadest yang mengandung
larutan asam silikowolframat 0,2% b/v, selanjutnya dicuci 2 kali
tiap kali dengan 5 mL aseton.
5. Sisa dikeringkan pada suhu 105°C selama satu jam, lalu
didinginkan selama 10 menit dan dibiarkan dalam eksikator
diatas larutan asam sulfat 38% dan ditimbang berat endapan
6. Tiap gram endapan (sisa) setara dengan 192,9 mg tiamin HCL.
4.1 Hasil
a. Identifikasi Tiamin HCl
Perlakuan Hasil
Ose dicelupkan pada sampel (+) Bau kacang
dan dipijarkan
Sampel + Aquadest + (+) hijau kebiruan
Dipanaskan + Larutan cuprifil
Sampel + NaOH + KMNO4 Positif
Sampel + HgCl2 (+) endapan putih
b. Metode Mohr
Kelompok Nama Sampel % Tiamin HCl
I TJ Joybee 110,15%
II Sangobion 290,3%
2. Kelompok 2 (Sangobion)
𝑊 𝑇𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐶𝑙 ∶ (𝑉𝑥𝑁)𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐶𝑙
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa hasil
identifikasi kandungan tiamin HCl pada sampel Sangobion adalah
positif dimana ketika ditambahkan larutan cuprifil membentuk warna
hijau kebiruan, ditambahkan KMNO4 membentuk earna hijau dan
ditambahkan HgCl2 terbentuk endapan putih dan pada penetapan
kadar diperoleh hasil berat Tiamin HCl sebanyak 20,32 ml dan %
Tiamin HCL yaitu 290,3%. % kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan
literatur, dimana farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa
kadar tiamin tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%.
5.2 Saran
Adapun saran yaitu praktikan harus lebih teliti dalam melakukan
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cartika, Hirpolia, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kimia Farmasi
Cetakan Pertama, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Permenkes RI, Jakarta.
Widodo, Didik Setiyo, dkk, 2009, Bahan Ajar Analisis Kuantitatif, FMIPA
Univ. Dipanegoro, Semarang.
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
A. Identifikasi Tiamin HCl
Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu dipijarkan
pada api Bunsen
LAMPIRAN
GAMBAR
A. Identifikasi