Askep Leukemia
Askep Leukemia
LEUKEMIA
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
4. GEJALA KLINIS
a. Pilek tidak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu
c. Demam dan anoreksia
d. Berat badan menurun
e. Ptechie, memar tanpa sebab
f. Nyeri pada tulang dan persendian
g. Nyeri abdomen
h. Lympadenopathy
i. Hepatosplenomegali
j. Abnormal WBC
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001: 177).
5. KLASIFIKASI
Ada 4 jenis leukemia, yaitu:
a. Leukemia Limfositik Akut atau Acute Lymphocytic Leukemia (ALL).
Leukemia jenis ini akan menghambat fungsi limfosit sehingga
penderita beresiko mengalami infeksi serius. Tipe ini juga dikenal
limfoblastik. Tipe ini jenis paling awam terjadi pada anak-anak.
b. Leukemia Limfositik Kronis atau Chronic Lymphocytic Leukemia
(CLL).
Leukemia jenis ini biasanya baru terdeteksi pada stadium lanjut
karena penderita cenderung tidak merasakan gejala-gejala nya dalam
jangka waktu yang lama. Leukemia jenis ini awam terjadi pada orang
dewasa meskipun dapat menyerang orang yang lebih muda.
c. Leukemia Mielositik atau Acute Myelogenous Leukemia (AML).
Leukemia jenis ini membentuk sel-sel myeloid tidak sempurna yang
dapat menyumbat pembuluh darah. AML lebih sering terjadi pada
orang dewasa dibandingkan anak-anak. Pasien penderita AML ini
akan diobati melalui kemoterapi.
d. Leukemia Mielositik Kronis atau Chronic Myelogenous Leukemia
(CML).
Leukemia jenis ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, sel-sel
abnormal berkembang perlahan-lahan. Pada tahap kedua, jumlah sel
abnormal akan bertambah dengan pesat dan jumlah sel darah sehat
akan menurun drastis. Penderita leukemia jenis ini sebagian besar
adalah orang dewasa.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC
kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki prognosis paling
baik, jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis
kurang baik pada anak sembarang umur.
b. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat.
c. Foto thorax untuk mengkaji keteribatan mediastinum.
d. Aspirasi sum sum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat
diagnosis.
e. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan
tulang.
f. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
g. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
(Betz Cecily L. 2002. Hal 301-302).
7. PENATALAKSANAAN
a. Memperbaiki keadaan umum dengan cara: tranfusi sel darah merah padat
untuk mengatasi anemia, pemberian antibiotik profilaksis untuk
mencegah terjadinya infeksi.
b. Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang
diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari 3 fase,
yaitu: induksi, konsolidasi dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3
sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agen kemoterapi untuk
menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu
selama fase konsolidasi untuk memberantas keteribatan sistem saraf
pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa
tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat
yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (anti
inflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar
asparagin/asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat
(antimetabolik), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada
pasien leukemia granulositik akut, allopurinol, siklofosfamid (antitumor
kuat) dan daunorisibin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan
leukemia akut). (Betz Cecily L. 2002: 302).
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Leukemia
diantaranya:
a. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya pertahanan tubuh
sekunder.
d. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
f. Hipertermi berhubungan dengan efek dari terapi pengobatan.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama Anak : An. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 7 tahun
Agama/Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD kelas I
Alamat Rumah : Jl. Anggrek Blitar
Pengkajian diambil tanggal 1 Februari 2019 jam 08.00
Saat sakit nafsu makan menurun, klien kadang merasa mual, klien hanya
mau makan 2 – 3 sendok tiap makan, minum kurang lebih 200cc/hari,
harus dipaksakan baru mau minum. Tidak terdapat nyeri tekan, bising usus
± 8x/menit. BB saat sakit 17 kg.
X. Pola Istirahat
Keadaan sebelum sakit anak biasa tidur siang selama kurang lebih2 jam
dan malam hari tidur jam 9 sampai jam 5.30.
Keadaan anak saat ini : anak bila akan tidur harus ditemani oleh ibunya,
malam hari mulai tidur jam 20.00 dan bangun pagi pukul 5.30
Ekspresi wajah tidak mengantuk.
Manajemen Energi
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
Dorong mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menye-babkan
adanya kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat
Monitor klien adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
Monitor pola tidur dan lamanya tidur /
istirahat klien
2. Terapi Aktivitas
12.00 1. Mencatat frekuensi jantung, irama, perubahan tekanan darah S: Klien mengatakan badannya masih terasa lemah
sebelum, selama, setelah beraktivitas sesuai indikasi O:
12.00 2. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat, Anemis +
membatasi aktivitas. CRT > 3dtk
12.00 3. Menganjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung Turgor kulit menurun
4. Memasang pelindung tempat tidur pasien TTV: BP=100/65 mmHg, HR=80x/i, reguler, teraba
5. Memberi bantuan yang positif pada klien untuk beraktivitas kuat, S=37, RR 26x/mnt, SpO2 98% dengan O2 nasal
6. Menyiapkan lingkungan yang tidak berbahaya untuk 2 lpm.
berjalan sesuai indikasi ADL masih dibantu ibu pasien.
7. Monitor / pantau respon emosi, fisik, sosial dan spiritual A: Masalah teratasi sebagian
P: Melanjutkan implementasi nomer 1 sampai 7
3. Manajemen nutrisi
1. Mengidentifikasi ada tidaknya alergi makanan bagi pasien
12.00 S: Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, kadang mual
2. Mengkaji apa makanan yang disukai pasien dan
saat makan
menyehatkan
O:
3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
Mual +
untuk memenuhi persyaratan gizi
Muntah –
4. Menciptakan lingkungan yang optimal saat pasien
Makan 2 – 3 sendok tiap kali makan
mengkonsumsi makanan
BB saat sakit 17 kg
5. Berkolaborasi dengan tim gizi untuk penyajian makanan
Mukosa bibir kering dan pucat
yang menarik
6. Menganjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit- A: Masalah teratasi sebagian
sedikit tapi sering P: Melanjutkan implementasi nomer 3, 4, 5, 6, 7, 8.
7. Menganjurkan keluarga untuk membawakan makanan
favorit pasien selama di rumah sakit sejauh sesuai dengan
aturan diit
8. Memonitor berat badan
1.
2/9/2019 S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak terlalu lemas
08.00 1. Memberi pasien posisi semifowler O:
08.00 2. Memonitor vital sign secara rutin K/u cukup
08.00 3. Memonitor akral, kelembapan secara rutin Anemis <
08.00 4. Menginstruksikan pada keluarga untuk mengobservasi kulit CRT kembali dalam 2 detik
jika ada luka Produksi urine ± 300 cc dalam 6 jam
08.00 5. Memonitor adanya tromboplebitis Akral hangat dan kering
10.00 6. Kolaborasi evaluasi Hb post tranfusi PRC 2 kolf TTV: BP=105/70 mmHg, HR=88x/i, reguler, teraba kuat,
S=36,8, RR 24x/mnt, SpO2 98% dengan O2 nasal 2 lpm
Posisi semifowler
Hb post tranfusi PRC 2 kolf = 9,8 gr/dl
A: Masalah teratasi sebagian
P: Melanjutkan implementasi manajemen sensasi perifer
nomer 1 sampai 5
2. S: Klien mengatakan badannya sudah tidak terlalu lemah
08.00 1. Mencatat frekuensi jantung, irama, perubahan tekanan darah O:
sebelum, selama, setelah beraktivitas sesuai indikasi Anemis <
08.00 2. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat, CRT kembali dalam 2 detik
membatasi aktivitas. Turgor kulit membaik
08.00 3. Menganjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung
TTV: BP=105/70 mmHg, HR=88x/i, reguler, teraba
4. Memasang pelindung tempat tidur pasien
kuat, S=36,8, RR 24x/mnt, SpO2 98% dengan O2
10.00 5. Memberi bantuan yang positif pada klien untuk beraktivitas
nasal 2 lpm.
08.00 6. Menyiapkan lingkungan yang tidak berbahaya untuk
ADL masih dibantu ibu pasien.
berjalan sesuai indikasi
A: Masalah teratasi sebagian
08.00 7. Monitor / pantau respon emosi, fisik, sosial dan spiritual
P: Melanjutkan implementasi nomer 1 sampai 7
3. 1. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan S: Klien mengatakan mulai ada nafsu makan, rasa mual mulai
08.00 untuk memenuhi persyaratan gizi hilang
2. Menciptakan lingkungan yang optimal saat pasien O:
mengkonsumsi makanan Mual <<
3. Berkolaborasi dengan tim gizi untuk penyajian makanan Muntah –
yang menarik Makan ¼ sampai ½ porsi tiap kali makan
4. Menganjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit- BB hari ini 17 kg
sedikit tapi sering Mukosa bibir lembab
5. Menganjurkan keluarga untuk membawakan makanan
favorit pasien selama di rumah sakit sejauh sesuai dengan A: Masalah teratasi sebagian
aturan diit P: Melanjutkan implementasi nomer 3, 4, 5, 6, 7, 8
6. Memonitor berat badan