Disusun dalam rangka penyelesaian studi D3 Teknik Mesin untuk mencapai gelar
Ahli Madya
Disusun oleh:
NIM : 5250303528
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui dihadapan sidang penguji Tugas Akhir
Pada hari:
Tangal:
Pembimbing
Penguji II : Penguji I :
Dekan,
ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
dikemudian hari.
PERSEMBAHAN :
iii
ABSTRAK
Sri Wurdiatmoko. 2006. Analisis Sistem Pengisian dan Trouble Shooting Pada
Toyota Kijang Seri 5K. Tugas Akhir. Teknik Mesin D3. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Semarang.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan baik.
Pengisian dan Trouble Shooting pada Toyota Kijang Seri 5K “ ini merupakan
syarat yang yang harus ditempuh oleh penulis untuk mendapatkan gelar Ahli
penunjang yang relevan dengan materi, mendapat bimbingan dan petunjuk dari
Atas terselesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucakan terima kasih kepada :
Negeri Semarang.
tugas akhir.
4. Bapak Drs. Sunyoto, Msi, pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan
v
Semoga bantuan dan jasa yang telah diberikan mendapat imbalan dari
tersusunnya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumunya.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
HALAMAN ABSTRAK............................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xi
BAB I PENADAHULUAN.................................................................... 1
B. Permasalahan ....................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
D. Manfaat ................................................................................ 3
1. Konstruksi Alternator........................................................ 9
vii
D. Trouble Shooting Pada Sistem Pengisan dan Cara
Mengatasinya ........................................................................ 22
A. Simpulan ............................................................................... 51
B. Saran ..................................................................................... 52
LAMPIRAN............................................................................................... 54
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 12. Cara Kerja Rangkaian Intern Pengisian Pada Mesin Mati..... 17
Gambar 14. Cara Kerja Rangkaian Pengisian Pada Kecepatan Tinggi .... 21
ix
Gambar 23. Memeriksa Hubungan Massa Stator Coil .............................. 48
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
membangkitkan listrik agar dapat digunakan sebagai pengisi tenaga listrik battery
yang telah digunakan oleh sistem stater, pengapian dan kelistrikan body, dan
lainnya.
atau tegangan menjadi lemah. Oleh karena itu sistem pengisian sangat dibutuhkan
kondisi full charge disamping harus menggantikan fungsi batery selama mesin
hidup.
Penulisan laporan tugas akhir ini dengan judul Analisis Sistem Pengisian
dan Trouble Shooting pada Toyota Kijang seri 5K, disamping konstruksinya
Sistem pengisian yang digunakan mobil Toyota Kijang seri 5K adalah type
Regulator itu sendiri terdiri dari dua buah gulungan pengatur yaitu voltage relay
1
2
tegangan.
B. PERMASALAHAN
berikut :
1. Bagaimana rangkaian dan cara kerja sistem pengisisan pada mesin kijang
seri 5K.
2. Bagaimana skema dan cara kerja aliran listrik pada sistem pengisian mesin
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis pada penulisan laporan sistem
2. Menjelaskan aliran listrik pada sistem pengisian Toyota Kijang seri 5K.
3
D. MANFAAT
otomotif.
BAB II
A. Pengertian Batery
Batery merupakan bagian yang sangat penting pada sistem kelstrikan mobil
digunakan untuk memenuhi kebutuhan arus listrik mobil. Disamping itu batery
sebagai sumber tenaga cadangan untuk menstar mobil. Tenaga putar pertama kali
untuk memutakan poros engkol adalah dari arus listrik batery yang diubah
menjadi tenaga mekanik pada motor starter tidak akan kuat memutar poros engkol
Proses pelepsan arus dengan sendirinya ini akan lebih cepat dalam keadaan atau
cuaca yang panas. Oleh karena itu untuk membatasi pelepasan arus dengan
sendirinya ini batery harus disimpan ditempat yang dingin dalam keadaan penuh
terisi arus. Jumlah elektrolit batery berada antara tanda batas agar sel-sel terendam
oleh elektrolit dan sel-sel batery dapat bereaksi dengan baik selama proses
4
5
berat jenis elektrolit batery maka dapat diperkirakan keadaan pengisian batery
batery akan menunjukan berat jenis elektrolit tersebut pada skala yang ada di
hidrometer. Waktu yang paling baik untuk melakukan pengukuran batery ialah
pada saat batery itu batery itu baru saja digunakan. Apabila batery masih penuh
maka berat jenis elektrolitnya 1,26 sampai 1,28. secara umum keadan berat jenis
Batery pada mobil mempunyai tegangan 12 volt yang tersusun dari 6 sel,
yang berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian)
dengan uap asam sulfat dalam batery dengan cara membiarkan gas hidrogen
6
keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun ada bagian
Besar perbedaan antara sel atau kutub–kutubnya perlu diukur dengan cell
tester. Perbedaan tegangan antara kitub–kutub dalam sebuah sel adalah 2,2 volt
Agar batery tahan lama maka batery harus dirawat secara teratur. Pemeriksaaan
penuh dengan endapan berwarna putih, bersihkan dengan sikat yang halus dan
air.
berlaku.
2. Batery 12 V 40 ah.
medan magnet disebut motor yang bergerak di tengah stator. Stator terdiri dari
cukup besar.
Enam pasang kutub utara dan kutub selatan pada rotor menghasilkan medan
magnet apabila kumparan yang berada didalamnya dialiri arus yang disalurkan
lewat dua buah slip ring. Arus yang dihasilkan oleh rotor dan stator masih berupa
induksi, seperti terlihat pada gambar dibawah ini, batang magnet berputar diantara
dua buah penghatar. Pada waktu kutub utara (N) bergerak pada penghantar bagian
atas dan kutub selatan (S) pada bagian bawah, maka arus induksi akan mengalir
dari A menuju B. Sebaliknya bila kutub selatan (S) berada pada bagian atas dan
kutub utara berada di bagian bawah, arus induksi mengalir dari B menuju A.
untuk alternator.
Untuk lebih jelasnya pada gambar diurakan proses pembangkit arus bolak-
penghatar sehingga tidak ada perpotongan antara garis magnet dengan garis
penghantar dan dan tidak terbangkit tegangan listrik. Rotor terus berputar garis-
garis gaya magnet sudah berpotongan dengan penghantar sehingga pada posisis
nomor 2 kedudukan rotor sudah bergerak 900 dan garis gaya magnet yang paling
garis gaya maget yang terpotong sehingga arus induksi melemah dan akhirnya
sama sekali tidak ada. Perpindahan posisi nomor 3 pada nomor 4 sama dengan
posisi nomor 1 dan nomor 2, tetapi kutub mganet sudah berubah posisi sehinggga
arus induksi yang dihasilkan arahnya terbalik. Pepindahan dari posisi nomor 4 ke
posisi nomor 5 sama danga posisi nomor 2 ke posisi nomor 3, yakni pembangkit
10
melemah. Dengan berputarnya rotor 3600 maka dihasilkan arus bolak-balik. Kurva
tegangan seperti yang terdapat pada gambar biasanya disebut gelombang sinus.
membutuhkan arus listrik cukup banyak. Dengan kondisi seperti itu ternyata
untuk mengatasi kekurangan ini maka produsen kendaran tidak lagi menggunakan
karena ini lebih baik dibandingkan dengan alternator yang menghasilkan arus
searah (DC), baik dari segi kontruksinya, maupun dari segi kemampuan
listrik yang dihasilkan oleh alternator (AC) diubah terlebih dahulu menjadi arus
2. Konstruksi Alternator
energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima dari sebuah pulley yang
diubah pada diode mejadi arus searah sebelum digunakan oleh komponen-
kendaraan.
mengalirkan arus ke rotor coil untuk membentuk garis gaya magnet dan fan untuk
mendinginkan rotor, stator dan doiode. Semua bagian tersebut dipegang oleh
a. Pulli ( pully )
b. Kipas ( fan )
alternator.
c. Rotor coil
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (rotor coil ), Slip ring
dan rotor shaft. Field coil digulung dengan arah yang sama dengan putarannya
dan kedua inti kutub dipasang pada kedua ujung kumparan sebagai penutup
field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir, salah satu
kutub menjadi kutub N dan lainnya menjadi kutub S. Jadi pada sistem kutub
cakar ini, kedua kutub dimagnetisasi oleh suatu kumparan medan. Dua buah
slip ring dipasang pada salah satu sisi dari rotor untuk mensuplai arus eksistasi
d. Stator coil
Rotor terdiri dari stator core (inti) dan field coil dan akibat oleh frame depan
serta belakang. Stator core terdiri dari lapisan stel plating yang tipis (inti besi
berlapis ). Dibagian dalam terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator coil
yang yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja sebagai saluran
yang memungkinkan garis gaya magnet menyebrang dari pole core ke stator
coil. Bagian tengah yang menjadi satu dari tiga stator coil adalah pusat
gulungan dan bagian ini disebut titik netral (neutral point) atau biasa disebut
terminal N. Pada ujung kabel yang lainnya akan menghasilakan arus bolak-
Pada diode holder terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negatif.
Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada sisi
positif terisolasi dari end frame. Selama proses penyearahan, diode akan
menjadi panas sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan
mencegah diode menjadi terlalu panas. Pada model yang lama bagian diode
positif (+) Mempunyai rumah yang lebih besar dari yang bagian negatif (-).
Selain perbedaan tersbut ada lagi perbedaan yaitu strip merah pada diode
3. Kontruksi Regulator
hasilnya. Karena hasil listrik tergantung dari kecepatan putaran motor, makin
cepat putaran motornya, maka makin besar pula listrik yang dihasilkan, demikian
pula putaran semakin rendah putaran motor maka makin kecil pula listrik pula
yang dihasilkan.
magnet listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk
15
ke rotor coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator
coil pun akan terpengaruh. Jadi hasil alternator salah satunya sangat dipengaruhi
Fungsi regulator adalah mengatur besar kecilnya arus listrik yang masuk ke
dalam rotor coil, sehingga arus yang dihasilkan dari stator coil akan tetap konstan
atau sama menurut harga yang telah ditentukan walaupun putaran mesin berubah-
ubah. Selain itu regulator juga berfungsi untuk mematikan lampu pengisian,
lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila alternator sudah
titik kontak point seperti yang ditunjukkan pada gambar atas ini. Kebutuhan
tenaga yang menghasilkan medan magnet (magnetic flux) pada rotor alternator
disuplai dari terminal F. Arus ini diatur dalam arti tambahan atau dikurangi oleh
alternator yang disuplai dari terminal B, dan dipakai untuk mensuplai kembali
16
beban-beban yang terjadi pada kelistrikan body dalam penambahan untuk mengisi
kembali batery. Lampu pengisian akan menyala bila alternator tidak melakukan
pengisian yang kurang baik. Hal tersebut terjadi apabila tegangan dari terminal N
alternator kurang dari jumlah yang ditentukan, karena tegangan yang dihasilkan
Bila sekering terminal IG putus, listrik tidak akan mengalir ke rotor dan
putus alternator akan berfungsi. Hal tersebut dapat ditentukan dibuktikan dengan
Bila kunci kontak dihidupkan (ON), maka arus field coil dari batery akan
mengalir ke rotor. Pada saat itu juga arus dari batery mengalir ke lampu indicator
dan lampu menyala. Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut.
17
Gambar 12: Cara kerja rangkaian intern pengisian pada posisi mesin mati
(New Step 1, 1995 : 634)
Terminal (+) batery →fusible link → kunci kontak (IG switch) → fuse
terminal F alternator→ brush → slip ring → rotor coil→ slip ring→ brush→
Terminal (+) batery → fusible link→ kunci kontak (IG switch) → fuse →
Sesudah mesin hidup dan rotor pada alternator berputar, tegangan/ voltage
dibangkitkan pada stator coil, dan tegangan netral digunakan untuk voltage relay,
karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang
dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. Arus medan (field current) yang ke
yang beraksi pada voltage regulator. Demikianlah salah satu medan arus akan
lewat menembus atau tidak menembus resistor (R), tergantung pada titik kontak
PLo.
Bila gerakan Po voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2,
maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya
sama sehingga arus tidak akan mengalir kelampu dan akhirnya lampu mati. Untuk
a. Tegangan netral
Akibatnya pada magnet coil pada voltage relay akan terjadi kemagnetan dan
dapat menarik titik kontak Po dari P1 dan selanjutnya Po akan bersatu dengan
Gambar 13: Cara kerja rangkaiana pengisian pada posisi kecepatan sedang
(New Step 1, 1995 : 634)
massa body.
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo. Dalam hal ini PLo akan
tertarik dari PL1 sehingga pada kecepatan sedang PLo akan mengambang
Dalam hal ini jumlah arus/ tegangan yang masuk ke rotor coil bisa melalui
dua saluran.
1) Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PLo dari PL1
maka arus yang mengalir ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus
akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil pun kecil (berkurang).
2) Sedangkan jika pada voltage regulator lemah dan dan PLo tidak tertarik dari
PL1 maka arus yang ke rotor coil akan tetap melalui point PL1 ke PLo.
Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk ke rotor coil akan
normal kembali.
d. Output current
Bila putaran mesin bertambah, voltage yag dihasilkan oleh kumparan stator
menjadi naik, daya gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator
Dengan gaya tarik yang lebih kuat , field current yang ke rotor akan
arus dapat megalir ke rotor coil. Dengan kata lain, gerakan titik kontak PLo dari
PL2.
Bila gerakan titik kontak PLo pada regulator berhubungan dengan titik
kontak PL2, field coil akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point PLo dari voltage
21
relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam
b. Output Voltage
Gambar 14: Cara kerja rangkaian pengisian pada posisi kecepatan tinggi
(New Step 1, 1995 : 634)
point Plo → point PL2 → ground (no F.C) → terminsl E alternator → massa
→ massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tetapi jika PLo menempel PL2 →
maka arus mengalir ke massa sehingga arus yang ke rotor coil tidak ada.
d. Otput Current
terus menerus ataupun usia yang sudah tua sehingga kemagnetan pada regulator
berkurang.
Faktor yang dapat menyebabkan tidak adanya pengisian adalah sebagai berikut :
a. V belt putus
alternator akan berputar apabila mesinpun berputar, dipindahkan melalui tali kipas
ke alternator. Apabila tali kipas putus, otomatis alternator tidak akan berputar.
Akibatnya tenaga listrik tidak dapat dibangkitkan oleh alternator walaupun pada
rotor coil terjadi kemagnetan yang cukup sesusia besarnya arus yang mengalir.
Karena arus dari IG tetap mengalir ke rotor coil dan terus ke massa. Disamping
itu putusnya tali kipas yang mengakibatkan kerusakan atau trouble pada sistem
lainnya seperti sistem pendingin mesin dan water pump tidak akan berputar tanpa
mengatasi masalah ini, dengan mengganti tali kipas / V belt yang baru dan
defleksi belt baru 5 - 7 mm dan belt yang lama 7 - 8 dengan gaya tekan 10 kg.
Dalam hal arus IG tidak ada, maka masukan rotor coil melalui fuse engine
contack point terus ke rotor, juga tidak ada. Akibtnya pada rotor coil tidak akan
walaupun alternator tetap berputar. Ada beberapa penyebab yang tidak dapat
mengakibatkan arus IG tidak ada. Misalnya ignition switch joinya rusak atau
ebonitnya pecah dan fuse IG putus. Dengan demikian jelaslah urutan sirkuit di
atas akan menentukan sekali apakah arus IG dapat mengalir ke rotor coil atau
tidak. Apabila terjadi seperti tidak mungkin lampu CHG akan mati atau padam
saat kunci kontak ON saat mesin mati. Untuk mengatasi masalah ini, jika ignition
switch join rusak, ganti dengan yang baru. Dan jika ebonitnya pecah atau fuse IG
putus, juga harus dilakukan dengan penggantian yang baru. Untuk pemeriksaan
Bebas : OΩ
Jika terjadi resistor pada regulator dan kontak point terbakar akan
Karena pada putaran mesin rendah, arus seharusnya mengalir melalui contack
point dan bila putaran mesin naik, maka point akan terbuka akibat gaya
kemagnetan pada kumparan voltage regultor. Maka arus yang mengalir ke rotor
coil pasti melewati resistor. Tetapi resistor putus, akhirnya arus juga tidak akan
membangkitkan tenaga listrik setelah rotor berputar. Jadi jelas apabila tidak ada
arus yang mengalir ke rotor, baik yang disebabkan oleh putusnya resistor maupun
karena point terbakar, maka alternator tetap tidak dapat membangkitkan tenaga
listrik.
c. Alternator rusak
Tenaga listrik akan dihasilkan apabila terjadi pemotongan garis gaya magnet
oleh konduktor atau sebaliknya. Apabila dalam hal ini rotor coil putus, akibat
solderan pada slip ring leleh atau hal lain maka arus tidak akan mengalir, sirkuit
listriknya tidak tertutup yang berarti di rotor coil tidak terjadi kemagnetan.
Dengan demikian walaupun rotor berputar dan memotong stator coil, maka jelas
alternator tidak akan membangkitkan tenaga listrik. Jadi kata lain tidak ada
pengisian pada sistem pengisian. Untuk mengatasi masalah ini, ganti rotor coil
dengan yang baru, atau dapat juga mendapat sebuah lilitan yang sama ukuran
2) Brush habis
mengalir ke rotor coil. Besar kecilnya kemagnetan yang dihasilka oleh rotor coil
sangat tergantung pada besar kecilnya arus yang mengalir pada kumparan
tersebut. Apabila brush terasebut habis penekanan brush terhadap slip ring
menjadi berkurang. Jadi arus yang ke rotor coil tidak dapat mengalir dengan
sempurna, akibatnya kemagnetan tidak di rotor tidak ada sama sekali. Sistem
pengisian tidak dapat bekerja (tidak ada pengisian). Untuk mengatasi masalah ini,
Sama halnya dengan kejadian sebelumnya, yaitu bila gulungan stator coil
ada yang putus tidak akan tejadi pengisian. Hal ini akan banyak tergantung pada
berapa banyak gulungan pada stator coil yang putus atau short. Karena besarnya
26
gaya gerak listrik (GGL) yang akan dihasilkan erat sekali hubunganya dengan
rumus berikut :
E=B.I.i
I = Panjangnya konduktor
Jika dalam stator coil ada yang putus, berarti panjang konduktor tersebut
alternator sama dengan batery, maka pengisan tidak terjadi, karena tidak ada
maka tenaga listrik yang dihasilkan oleh alternator tidak dapat disearahkan oleh
diode yang menyebabkan ggl yang dibangkitkan oleh masing-masing stator tidak
dapat dialirkan ke sirkuit. Akibatnya sistem pengisian tidak dapat bekerja yang
tidak ada pengisian. Kemungkinan putusnya diode secara keseluruhan ini agak
pengisian tidak bekerja, walaupun alternator dan regulator dapat bekerja dengan
1) Fuse IG putus
Bila fuse IG putus, berarti arus tidak dapat mengalir ke IG regulator ke rotor
rotor berputar, alternator tidak dapat membangkitkan tenaga listrik, hal ini akan
menyebabkan lampu tanda pengisian (charge warning lamp) akan mati saat kunci
kontak ON mesin mati dan lampu akan menyala bila mesin hidup. Jadi kalau
sekering IG putus sistem pengisian tidak akan menghasilkan listrik dengan kata
sistem yang membutuhkan tenaga listrik, dan juga merusak diode (rectifier).
arus listrik yang relatif lama dapat mengakibatkan temperatur melampui batas
Jika soket voltage regulator yang lepas atau kotor mengakibatkan hubungan
masing-masing terminal tidak ada. Ini berarti arus IG putus, yang ke rotor coil
pun tidak ada yang mengalir. Hal ini mengakibatkan pada rotor tidak ada yang
demikian, alternator tidak dapat membangkitkan tenaga listrik, ini dapat dilihat
dari lampu tada pengisian tidak dapat bekerja normal, yaitu lampu charge akan
padam terus, baik pada kunci kontak ON mesin mati maupun mesin hidup.
Jika terminal kotor dapat mempengaruhi arus yang menuju rotor coil yang
tidak sempurna, karena besarnya risistance pada sirkuit tersbut akan bertambah
besar. Akibatnya arus yang ke rotor coil akan kecil atau tidak mengalir sama
sekali, sehingga output alternator tidak ada, dengan kata lain tidak akan ada
pengisian.
Jika hubungan massa (ground) dalam sirkuit pengisian kurang baik, maka
semacam hambatan pada pengantar sirkuit tesebut. Hal ini akan mempengaruhi
minimum yaitu 13,8 volt, berarti sistem pengisian tidak bekerja dengan normal.
Karena spesifikasi normal setiap sistem pengisian untuk mobil bensin adalah 13,
8 – 14,8 volt. Dalam hal ini pengisian ke batery sebagai pengganti arus yang
a. Tali Kipas
Ketegangan tali kipas dapat mempengaruhi beasr kecilnya daya listrik yang
dihasilkan. Apabila tegangan tali kipas dibawah tegangan normal, disebabkan tali
kipas kendor sehingga putaran yang dihasilkan menjadi tidak konstan, walaupun
tegangan di rotor coil tetap tergantung pada sistem pada voltage regulator. Seperti
berubah karena putaran tidak stabil adalah (v) dalam satuan waktu menjadi rendah
b. Voltage Regulator
Penyetelan pada armature gap terlalu rendah pada voltage regulator dapat
coil. Jika setelan rapat, walaupun kemagnetan dikumparan voltage pada kecepatan
mesin rendah ke kecepatan menengah (putaran 1500 rpm) spring sudah tertarik,
akibatnya memutuskan point P1 dengan point Po. Dengan demikian arus yang ke
rotor coil tidak lagi mengalir melalui kontak point tersebut, sehingga arus yang
Hal yang sama akan terjadi bila point P1 (low speed side), Po (point gap) dan
P2 (high speed side) kotor atau terbakar, akan mempengaruhi arus yang ke rotor
coil tidak sempurna. Akibatnya kemagnetan yang ditimbulkan oleh rotor coil juga
30
gerak listrik yang dapat dibangkitkan pada stator coil adalah sangat erat, karena
lurus dengan jumlah listrik yang dibangkitkan. Jadi kalau kemagnetan kecil output
c. Alternator
rotor coil menjadi berkurang. Dengan demikian walaupun rotor berputar normal
tetapi output yang dihasilkan alternator akan tetap rendah, karena kemagnetan
Bocornya rotor coil dapat mempengaruhi pengisian, karena pada saat arus
IG mengalir ke rotor coil sebagian ada yang kemassa akibat bocor, dengan
minimum yaitu 13,8 Volt. Walaupun terjadi pengisian tetapi sedikit atau rendah,
3) Rectifier rusak
31
output alternator. Diode pada rectifier ada dua macam yaitu diode positif (+) dan
diode negatif (-), diode tersebut dibuat dari beberapa bahan yang bersifat semi
konduktor dan dapat rusak akibat panas yang berlebihan. Diode akan mengalir
arus satu arah, tetapi kalau arus dapat mengalir kedua arah maka diode tersebut
kotonya terminal akan menaikkan nilai tahanan pada soket, akibatnya jumlah arus
yang mengalir pada sirkuit tersebut akan berkurang sehingga kemagnetannya juga
Hubungan massa kurang sepurna dapat terjadi karena terminal batery kotor
atau banyak oksidasi. Akibat hubungan massa yang kurang baik itu menyebabkan
e. Batery
pada besar kecilnya kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil, sedang besarnya
kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil bergantung pada besarnya tegangan
Jika tegangan batery lemah, maka besar sekali pengaruhnya pada output
pada rotor coil, apabila tegangan batery lemah maka kemagnetan yang
dihasilakan rotor coil akan lemah juga, sehingga pengisian menjadi rendah pula.
mengalir untuk memberi rangsangan awal pada rotor coil, jika arus yang mengalir
kecil akibat terminal kotor maka besarnya kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor
Maksimum 15,5 volt, maka pengisian dikatakan over charge atau terlalu tinggi.
Pengisian terlalu tinggi dapat dilihat dari pemakaian elektrolit batery yang cepat
habis. Hal ini disebabkan karena bertambah besar output alternator, sehingga
lebih cepat menguap, akibatnya akan lebih cepat kering atau habis.
33
output alternator konstan dengan cara mengatur tegangan yang menglir ke rotor
coil. Jika pengisian tinggi, berarti pengatur tegangan tersebut tidak normal.
pada alternator juga terlalu tinggi, hal ini akan mempengaruhi sitem pengisian ke
batery menjadi besar pula dandapat berakibat over charge pada batery. Pada
dasarnya besar tegangan yang mengalir ke rotor coil tergantung pada putaran
mesin. Pada kondisi setelan point gap voltage regulator normal, penurunan
pada faktor kemagnetan yang dihasilkan oleh kumparan voltage regulator itu
sendiri.
maksimum pada low speed, menurun hingga menjadi 0,5 tegangan pada putaran
medium dan turun menjadi tegangan maksinun pada putarn tinggi. Kurva ini
ditunjukan dengan kurva yang bergaris strip-strip. Kemudian perubahan point gap
Perubahan penurunan tersebut dapat ditunjukkan oleh kurva garis yang tidak
mencapai 0,25 tegangan maksimum pada low speed, akibatnya tegangan output
alternator pada kecepatan tinggi akan jauh lebih tinggi dan dapat meliputi
akan menjadi tinggi dan hal tersebut dapat menyebabkan batery over charge.
o
rpm
Gambar 17: Tegangan pada voltage regulator
dengan bertambahnya putaran mesin. Karena saat putarn mesin betambah, secara
maksimum atau mencapai kurang lebih 3 volt pada putaran mesin diatas 2300
rpm. Dengan demikian tegangan output akan tetap konstan pada setiap putaran
maka point tidak akan terbuka atau lepas dari P1, akibatnya yang ke rotor coil
demikian pada saat mesin berputar pada rpm tinggi, cenderung output alternator
Apabila voltage relay coil terbakar atau putus, maka output N alternator
tidak akan mengalir menuju kumparan voltage relay, maka relay tidak kan
bekerja, akibatnya lampu charge akan menyala atau tidak padam dan tegangan
yang ke voltage tidak ada, sehingga dapat menghasilkan kemagnetan yang cukup
untuk menarik kontak point gap pengatur yang ke tegangan rotor coil. Dengan
demikian pada rpm tinggi, seharusnya tegangan output tetap konstan karena
tegangan ke rotor coil turun menjadi 3 volt. Tetapi karena tegangan ke rotor coil
Jika hubungan massa (ground) dalam sirkuit sistem pengisian kurang baik,
membuat aliraan tegangan listrik dari tegangan output tidak normal, sehingga
kejadian ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka dapat menimbulkan panas
36
pada penghantar. Karena besarnya arus yang mengalir tidak sempurna, akibatnya
kabel massa voltage reguklator terbakar. Cepat atau lambatnya proses tesebut
tergantung dari besarnya arus yang mengalir dan kualitas kabel massanya. Dengan
menarik contact point dari kontak kecepatan rendah. Akibatnya pada rpm tinggi
pengisian yang berlangsung dalam jumlah yang besar akan menyebabkan batery
over charge.
Suara berisik pada alternator biasanya disebabkan oleh bearing sudah aus,
sehingga menimbulkan suara yang berisik. Atau suara dencitan pada drive yang
dengan mengganti bearing pada alternator yang sudah aus dan melakukan
penyetelan pada drive belt denga defleksi 7 - 11 mm pada gaya tekan 10 kg.
Dalam sistem pengisin terjadi gangguan bila lampu pada pengisian menyala.
Sering ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat mesin tidak dapat
distart karena batery terlalu lemah atau bila cahaya lampu berubah redup.dalam
segala maslah bila dicurigai bahwa sistem pengisian tidak normal. Kemungkinan
gangguan yang terjadi adalah pada lampu pengisian mengalami gangguan pada
mobil antara lain. (a) Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON. (b)
Lampu CHG tidak mati saat mesin hidup. (c) Lampu CHG menyala redup saat
mesin berputar. (d) Saat mesin berputar kadang-kadang lampu CHG menyala.
37
sebagai berikut :
1. Periksa kemungkinan ada sekering yang terbakar atau sirkuit lampu charge
Bila lampu warning charge menyala berarti konektor tiga pin pada alternator
terlepas, dan diode terjadi hubungan singkat. Meskipun hanya ada satu diode
positif yang terjadi hubungan singkat, arus batery akan mengaklir dari
menyebabkan voltage relay bekerja dan moving akan tertarik sehingga lampu
charge tidak menyala berarti putus. Lampu charge tidak mati setelah mesin
hidup
gejala ini menunjukkan adanya arus balik dari terminal L regulator melalui
Bila lampu CHG tidak mati maka langkah-langkah yang harus dilakukan
dari ketentuan (13, 8 V – 14,8 V), alternator tidak membangkitkan listrik. Bila
relay tidak bekerja, maka tegangan tidak diatur oleh voltage regulator,
5. Ukur tegangan field pada terminal F pada konektor regulator. Bila ada
tegangan berarti kumparan pada rotor coil ada yang rusak atau siikat-sikat
Pemeriksaan ketika lampui CHG menyala redup saat mesin berputar adalah
sebagai berikut :
1. Periksa sirkuit lampu charge kemungkinan ada sekering yang putus atau
Sekering ini tidak hanya untuk sirkuit lampu charge tetapi juga untuk
melindungi bagian kelistrikan lainnya. Pada saat kunci kontak ON arus akan
dialirkan kebagian-bagian ini. Bila sekering putus atau kontaknya kurang baik ,
arus tidak akan mengalir melalui kunci kontak. Akan tetapi, alternator
membangkitkan arus, maka voltage relay bekerja dan arus mengalir dari terminal
Lepaskan konektor kunci komtak dan putar ke posisi ON, ukur tahanan IG
pada konektor. Bila tahanan kunci kontak terlalu besar, tegangan yang dialirkan
ke sekering akan berkurang. Oleh karena itu, seperti sekering putus, arus dari
Ukur tegangan setiap konektor wire harness antara batery dan sekering
sirkuit lampu charge. Bila tegangannya terlalu rendah, berarti kontaknya kurang
baik. Seperti halnya tahanan kunci kontak berlebihan, tegangan juga akan turun
bila tahanan wire harness terlalau besar dan arus akan mengalir balik dan termin L
Cara pemeriksaan bila lampu CHG kadang- kadang mwnyala saat mesin
lampu memijar berarti tidak baik. Bila kontak terminal konektor tidak baik
karena getaran, arus yang mengalir akan terhambat sehingga alternator tidak
2. Periksas kondisi kontak pada maing-masing titik kontak regulator dan tahanan
yang ada pada buku repair manual. Khususnya periksa kondisi titik kontak
Bongkarlah alternator yang terdapat pasda repair manual dan periksa keausan
sikat-sikat serta kondisi kontaknya terhadap slip ring. Bila sikat-sikat aus
kontaknya kurang baik. Bila hal ini terjadi, arus field yang mengaklir ke rotor
siap pakai atau suatu saat terjadi kerusakan mendadak di jalan, kita perlu
perhatikan besar tegangan dan arus pengisisan yang terbaca pada voltmeter
atau ampermeter yang diapasang dari luar secara paralel dan batery.
d. Pemeriksaan secara visual pada drive belt apakah terjadi keretakan dan
e. Pemeriksaan baut-baut pengikat serta fuse apakah terpasang dengan baik dan
1. Pada sikat tidak terjadi bunga bunga api karena kontak antara sikat (brush)
dengan slip ring dan juga arus yang mengalir juga kecil.
2. Tidak diperlukan adanya pembatas arus, karena adanya tahanan induksi dalam
3. Alternator lebih tahan pada putaran tinggi, karena dalam rotor terdapat
kumparan medan yang jumlah lilitanya lebih sedikit, sehingga rotor lebih
ringan.
45
4. Pengisian dapat bekerja dengan baik pada putaran iddling (rendah), hal ini
karena perbandingan diameter pully lebih besar sehingga pada putaran iddling
2. Apabila bantalan poros ada rotor rusak atau aus, maka poros tidak dapat
berputar dengan cepat dan halus, bahkan kadang-kadang tidak dapat berputar
3. Pada stator bila mendapat arus yang berlebihan pada waktu yang lama akan
terjadi panas dan isolasi akan terbakar sehingga terjadi hubungan pendek
dengan massa, akibatnya medan magnet yang ditimbulkan akan kecil, maka
Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini. Jika jarum ohm meter tidak
bergerak (tetap pada posisi tak terhingga) berarti kumparan dalam kondisi baik.
Jika jarum ohm menjukkan nilai tertentu maka terjadi kebocoran pada rotor coil.
46
slip ring, kemudian probe yang lain pada slip ring. Tahanan antara slip ring harus
berkisar 4 Ω.lihat apakah ada bercak-bercak atau bagtian kasar pada permukaan.
Gunakan amplas halus (# 300 : 500) untuk menghilangkan bekas-bekas ini. Slip
dengan stator core tadak ada hubungan. Bila ada hubungan, maka gantilah yang
baru
47
Lakuakan seperti pada gambar dibawah ini. Jika jarum ohmmeter bergerak
kearah nol berarti hubungan stator coil baik. Jika jarum ohm tidak bergerak
diode positif dan ujung kabel negatif dengan terminal B, dan lakukan secara
2) Pemeriksaan Regulator
Spesifikasi :
kesalahan pengaturan armatur dan lebar celah yang diakibatkan getaran kontak
b. Setiap melakukan penyetelan, jaga putaran alternator pada putaran rendah dan
yaitu penyetelan point gap dan armature gap menurut spesifikasinya tanpa
PENUTUP
A. Simpulan
engine diberi dudukan dan dihubungkan oleh suatu v belt antara poros
2. Prinsip kerja sistem pengisian antara lain ketika kontak ON mesin belum
berputar aliran arusnya : Terminal (+) batery →fusible link → kunci kontak
(IG switch) → fuse terminal IG regulator→ point PL1→ point PL0→ terminal
terangsang dan timbul kemagnetan yang arus selanjutnya disebut arus medan
(field current).
mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PLo. Dalam hal ini PLo akan
tertarik dari PL1 sehingga pada kecepatan sedang PLo akan mengambang
51
52
,dan mesin hidup putaran tinggi aliran arusnya : Voltage Neutral ( tegangan
netral)
gharge), adanya suara tidak normal pada akternator, dan lampu pengisian
mengalami gangguan.
B. Saran
Akhir dari laporan ini penulis menyampaikan beberapa saran bagi pembaca
serta pengguna kendaraan bermotor, tentang sistem pengisian dan gangguan yang
secara berkala agar senatiasa selalu siap dan normalsebagai contoh periksa
batery dan kekencangan vand belt tiap 5000 km periksa sambungan kabel,
regulator dan setel tegangan relay dan tegangan pengisian yang tepat sehingga
3. Analisa terlebih dahulu kerusakan yang terjadi pada sistem pengisan regulator
komponen-komponen alternato .
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996, “New Step 1 Training Manual” Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
Anonim, 1996, “New Step 2 Training Manual” Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
Darmawan Hadi, 1966, Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Bumi
Aksara.
Aksara.
51