A. Pendahuluan :
1. Pengertian Pemeriksaan Setempat
Pemeriksaan Setempat atau descente ialah pemeriksaan mengenai perkara oleh
Hakim karena jabatannya yang dilakukan di luar gedung tempat kedudukan
pengadilan, agar Hakim dengan melihat sendiri memperoleh gambaran atau
keterangan yang memberi kepastian tentang peristiwa- peristiwa yang menjadi
sengketa.( Sudikno M.,S.H. Hukum Acara Perdata Indonesia, Univ. Atmajaya,
Yogyakarta, 2010, hal 266 ).
Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa pada dasarnya pemeriksaan
setempat itu adalah pemeriksaan perkara dalam persidangan, namun demikian
pemeriksaan perkara tersebut dilaksanakan di luar gedung Pengadilan di tempat
objek sengketa itu berada.
2. Permasalahan :
Dalam praktek penerapan pemeriksaan setempat bagi para Hakim di
Pengadilan Agama masih banyak ragam perbedaan antara lain :
Tentang siapa yang harus melaksanakan pemeriksaan setempat? Apakah cukup
diwakili salah seorang Hakim ? atau harus dilaksanakan dengan Majelis Hakim
secara lengkap ?.
Tentang pelaksanaan pemeriksaan setempat apa harus dengan Putusan Sela ?
Tentang siapa yang harus membayar biaya pemeriksaan setempat? Apakah
Penggugat ?, atau pihak penginisiatif/ Pemohon pemeriksaan setempat ?
B. Pembahasan :
1. Tujuan Pemeriksaan setempat
Pemeriksaan setempat tujuannya adalah :
Untuk mengetahui dengan jelas dan pasti tentang objek sengketa dari letak, luas,
batas- batas serta dari kualitas dan kuantitas objek dimaksud.
1
Untuk mencocokan bukti yang tertulis di persidangan dengan kondisi di tempat
objek sengketa.
Untuk menghindari kesulitan ketika mengeksekusi objek sengketa, jangan
sampai dinyatakan non executable/tidak dapat dieksekusi.
2. Dasar Hukum Pemeriksaan Setempat
Pasal 153 HIR / 180 R.Bg.
(1). Jika dianggap dan berguna, maka Ketua dapat mengangkat seorang atau dua
orang komisaris dari pada Pengadilan itu, yang dengan bantuan Panitera
akan memeriksa sesuatu keadaan setempat, sehingga dapat menjadi
keterangan kepada Hakim.
(2). Tentang pekerjaan dan hasilnya dibuat oleh Panitera surat berita acara atau
relaas yang ditandatangani oleh Komisaris dan Panitera itu.
(3). (R.Bg). Jika tempat yang akan diperiksa itu terletak di luar daerah hukum
tempat kedudukan Pengadilan itu, maka Ketua dapat minta kepada
Pemerintah setempat supaya melakukan atau menyuruh melakukan
pemeriksaan itu dan mengirimkan dengan selekas- lekasnya berita acara
pemeriksaan itu.
Surat Edaran Mahkamah Agung RI. Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan
Setempat diterangkan bahwa banyak perkara- perkara perdata yang putusannya
telah berkekuatan hukum tetap, tetapi tidak dapat dieksekusi (non executable)
karena objek sengketa misalnya sawah / tanah tidak jelas letak, luas dan batas-
batasnya.
Pasal 211 RV :
(1). Jika Hakim atas permintaan para pihak atau karena jabatan memandang
perlu, maka dengan surat putusan dapat diperintahkan agar seorang atau
lebih para anggota yang duduk dalam majelis, disertai oleh Panitera, datang
di tempat yang harus diperiksa untuk menilai keadaan setempat dan
membuat akta pendapatnya, baik dilakukan sendiri maupun dengan dibantu
oleh ahli- ahli.
2
(2). Dengan cara dan maksud yang sama dapat diperintahkan dengan suatu
putusan, penyaksian benda- benda bergerak yang tidak dapat atau sukar
untuk diajukan ke depan sidang pengadilan.
(3). Putusan itu menentukan waktu pemeriksaan di tempat atau waktu dan
tempat peninjauan, tenggang waktu, bilamana berita acara seperti tersebut
dalam Pasal 212 harus disediakan di Kepaniteraan, dan menentukan waktu
dilakukannya persidangan bagi para pihak untuk melanjutkan perkaranya.
3
hal ini tertuang dalam Pasal 211 ayat (1) R.V. Misalnya seorang isteri
menggugat Harta Bersama terhadap suaminya, dalam gugatannya isteri tidak
dapat menyebutkan letak dan batas- batasnya sebab suami ketika membeli
tanah tersebut tidak pernah memberitahu isterinya.
4
d. Praktek pemeriksaan setempat :
Pemeriksaan setempat dapat dilaksanakan dengan berbagai macam:
5
Jawabnya, menurut Yahya Harahap, pemeriksaan setempat oleh Majelis
Hakim secara lengkap adalah lebih baik dan lebih sempurna ( Yahya Harahap,
Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika,Jakarta, hal 784).
6
Bagaimana dalam perkara non perceraian, siapa yang harus membayar biaya
pemeriksaan setempat? Jawab : Biaya Pemeriksaan setempat dalam perkara non
perceraian seperti perkara Waris atau perkara Ekonomi syariah, ditanggung
pihak yang kalah. Bagaimana bila inisiatif untuk melaksanaknan pemeriksaan
setempat datang dari salah satu pihak ?, jawabnya: Biaya pemeriksaan setempat
untuk sementara dibayar oleh pihak penginisiatif, kemudian apabila perkara
telah putus, biaya pemeriksaan setempat dibebankan kepada pihak yang kalah.
Bagaimana jika para pihak yang diperintah oleh Hakim untuk membayar biaya
pemeriksaan setempat, tetapi mereka tidak mau membayar?, Jawabnya :
pemeriksaan setempat tidak perlu dilakukan sesuai Pasal 160 HIR ayat (2)/ 187
ayat (2) R.Bg. dan tentu resikonya ada pada pihak yang tidak melaksanakan
perintah Hakim dalam putusan Hakim nantinya.
C. Kesimpulan :
1. Pemeriksaan Setempat lebih baik dilaksanakan oleh Majelis Hakim secara lengkap,
tidak perlu menugaskan salah satu Hakim untuk melaksanakan pemeriksaan
setempat, oleh karena tidak ada penugasan maka tidak diperlukan Putusan Sela,
esensi Putusan Sela adalah suatu perintah dari Ketua Majelis kepada salah satu
Hakim untuk melaksanakan pemeriksaan setempat. Kalau kita mencermati formulir
administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama yang dibuat Direktorat Pembinaan
Adminstrasi Peradilan Agama Dirjen Badilag MA RI tidak mencantumkan formulir
contoh Putusan Sela untuk melaksanakan Pemeriksaan setempat, ini dapat dipahami
bahwa pemeriksaan setempat tidak perlu Putusan Sela, karena hakekat
pemeriksaan setempat adalah sidang resmi Pengadilan hanya tempatnya di luar
Gedung. Bagaimana dengan Ketua Majelis yang menugaskan salah satu Hakim untuk
melaksanakan pemeriksaan setempat ? yang demikian tidak salah karena diatur
dalam Pasal 211 ayat (1) RV. Dengan demikian harus ada Putusan Sela isinya
menugaskan salah satu Hakim.
7
setempat, sedangkan sengketa perkara yang bukan termasuk Perkawinan seperti
perkara waris atau Ekonomi Syariah sebelum dilaksanaka pemeriksaan setempat di
bebankan kepada Penggugat, dan atau Penginisiatif yang nantinya akan dibebankan
kepada pihak yang kalah apabila telah diputus oleh Hakim.
Wassalam
Mataram, Maret 2015
Penulis