Anda di halaman 1dari 9

PENYITA

AN DAN
EKSEKUSI
Pengertian Penyitaan
sita adalah mengambil atau menahan barang-barang (harta
kekayaan dari kekuasaan orang lain) dilakukan berdasarkan atas
penetapan dan perintah Ketua Pengadilan atau Ketua Majelis.
Macam Macam Sita
1. Sita Jaminan
Sita ini dilakukan untuk menjamin hak-hak pihak yang dimenangkan dalam
suatu perkara sehingga gugatannya tidak sia-sia (Illusior)

2. Sita Revindiksi
penyitaan terhadap barang milik penggugat yang berada ditangan tergugat.
Dasar hukumnya Pasal 226 HIR / 260 RBg.

3.Sita Harta bersama


Sita yang diletakkan atas harta gono gini yang berada pada suami ataupun
istri dalam perkara permohonan cerai, gugat cerai, atau gugatan harta
bersama.

4. Sita Eksekusi
yaitu sita yang dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan putusan, yakni sita
yang dilakukan setelah ada putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Prosedur Penyitaan Prosedur penyitaan dalam KUH PERDATA
a) Ketua PN di wilayah barang yang disita berada,
berwenangmemberikan izin/persetujuan penyitaan atas permohon
penyidik.
b) Apabila perkara tersebut dilimpahkan kepada Pengadilan Nege
ditempat terjadinya tindak pidana, maka yang berwenangan
memberi izin penyitaan adalah Ketua Pengadilan Negeri tersebut,
sedangkan KetuaPengadilan Negeri di wilayah barang yang akan
disita itu berada hanya“mengetahui”.
c) Apabila dalam persidangan Hakim memandang perlu dilakuka
penyitaan atas suatu barang, maka perintah Hakim untuk melakuk
penyitaan ditujukan kepada Penyidik melalui Penuntut Umum.
d) Ketentuan mengenai penyitaan yang terdapat dalam KUHAP
berlaku pula untuk tindak pidana khusus (misalnya tipikor).
Pengertian Eksekusi
Eksekusi menurut M. Yahya Harahap adalah tindakan hukum
yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam
suatu perkara, merupakan aturan tata cara lanjutan dari proses
pemeriksaan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses
hukum acara perdata.
Sumber Hukum Eksekusi
Beberapa sumber hukum eksekusi, yaitu:
1. Undang-Undang Hukum Acara Perdata.
2. Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
3. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
1. Menjalankan Putusan yang Telah
Berkekuatan Hukum Tetap
Asas Asas 2. Pelaksanaan Putusan Lebih Dahulu
3. Pelaksanaan Putusan Provinsi
Eksekusi 4. Akta Perdamaian
5. Eksekusi Terhadap Grosse Akta
6. Putusan Tidak Dijalankan Secara Sukarela
Putusan Yang Dapat di Eksekusi
Sebagaimana diketahui suatu keputusan hakim
memiliki beberapa sifat, yaitu:

1. Putusan condemnatoir, yaitu yang amar


putusannya berbunyi “Menghukum dan
seterusnya”.

2. Putusan declaratoir, yaitu yang amar


putusannya menyatakan suatu keadaan sebagai
sesuatu keadaan yang sah menurut hukum.

3. Putusan konstitutif, yaitu yang amarnya


menciptakan suatu keadaan.
TERIMA
KASIH!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai