Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGI

MAKALAH
“ ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
(INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS)”

PROGRAM STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH


OTONOMI DAERAH

Disusun Oleh :
MUH. YUSRIFAN ISRA
MUHAMMAD HAEKAL ANSYAR

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Atas rahmat Yang Maha Kuasa, dan karena seijinNya pula

maka proses pembuatan makalah ini dapat di rampungkan. Hambatan

dan tantangan yang dihadapi dalam pembuatan makalah ini untuk sekedar

memberikan ilmu kepada pembaca serta apresiasi kepada ilmu

pengetahuan dan sekaligus sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan nilai

akademik dari penulis.

Kiranya ilmu dan pengetahuan yang dituangkan oleh penulis dalam

makalah ini menjadi sebuah pegangan dan pembelajaran yang berguna

dengan nilai –nilai positifnya yang bermanfaat di dalam kehidupan

sesungguhnya bagi para pembaca. Banyak factor kiranya yang perlu di

perhitungkan untuk mendapatkan sebuah pandangan bagi suatu karya

yang terbaik. Menyadari kesempurnaan nilai itu kami pun menghaturkan

permohonan maaf apabila karya dalam bentuk makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan tersebut dan semoga dapat memberikan pemahaman dan

pemikiran yang lurus menuju ilmu yang berguna.

Atas kritik dan saran yang ditujukan untuk memperbaharui

makalah ini kami menyampaikan terima kasih.

Penulis

Muh. Yusrivan Isra / Muh. Haekal Ansyar


ABSTRAKSI

Di makalah ini akan dibahas tentang pemahaman serta

pengetahuan tentang kondisi serta hal apa saja yang terkait

dengan lingkungan Internal serta bagaimana lingkungan internal

dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan maupun

organisasi. Salah satu tujuan penting dari studi lingkungan

internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

perusahaan maupun organisasi.Oleh karena itu analisis

lingkungan internal sangat penting bagi perusahaan maupun

organisasi dan akan dibahas secara singkat dalam makalah ini.

Ada beberapa tujuan penelitian analisis lingkungan internal

dalam makalah ini salah satunya : bagaimana proses dan

pentingnya analisi lingkungan internal.

Untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan

factor-faktor yang berada diluar maupun di dalam organisasi yang

dapat mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan

yang telah di tetapkan.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan
suatu strategi yang tepat guna memenangkan persaingan tersebut.
Strategi di tingkat korporasi, bisnis dan tingkat operasional akan
memegang kendali utama terlaksananya tujuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada lingkungan
merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan, Manajemen strategis
adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya, dalam
manajemen strategis Perusahaan maupun Organisasi akan
dipengaruhi oleh lingkungan, dimana lingkungan tersebut dapat
dianalisis dan dibagi kedalam dua bagian besar yakni Lingkungan
Eksternal maupun Lingkungan Internal. Dengan analisis
lingkungan ini perusahaan maupun organisasi bisa menemukan
kekuatan dan kelemahan serta mendapatkan peluang dan
mengantisipasinya untuk mencapai tujuan perusahaan maupun
organisasi.
Lingkungan Eksternal maupun Lingkungan Internal
mempunyai peran yang cukup penting dalam usaha pengambilan
keputusan guna mewujudkan visi perusahaan maupun organisasi,
tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah agar dapat mengerti
dan memahami serta mengantisipasi lingkungan organisasi
sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat terhadap setiap
perubahan untuk mensukseskan organisasi. Lingkungan Internal
berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan, makin besar suatu organisasi atau perusahaan,
makin kompleks pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi
dalam menghadapi lingkungan internal tersebut (Hanafie,
2007:12). Dengan demikian analisis lingkungan sangat penting
dalam proses manajemen strategi, karena manajemen strategi
bukan untuk melihat peluang-peluang (reaktif terhadap
perubahan) tetapi penyusun manajemen strategi haruslah dilihat
sebagai usaha untuk mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan organisasi (bisnis/publik) agar organisasi mampu
bertahan (survive) menghadapi perubahan lingkungan secara terus
menerus.
Di makalah ini akan dibahas tentang pemahaman serta
pengetahuan tentang kondisi serta hal apa saja yang terkait
dengan lingkungan Internal serta bagaimana lingkungan internal
dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan maupun
organisasi. Salah satu tujuan penting dari studi lingkungan
internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
perusahaan maupun organisasi.Oleh karena itu analisis
lingkungan internal sangat penting bagi perusahaan maupun
organisasi dan akan dibahas secara singkat dalam makalah ini.

1.2. Rumusan masalah.


1. Apakah pengertian dari analisis lingkungan internal ?
2. Apakah Pentingnya Analisis Lingkungan Internal?
3. Apa saja yang merupakan elemen dari analisis internal?
4. Apa saja hal-hal yang terkait dengan analisis internal?
5. Bagaimana Proses Analisis Lingkungan Internal?
6. Bagaimana bentuk pendekatan pengamatan dalam analisis
Internal?
7. Apa Saja Dimensi dalam lingkungan Internal?

1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari analisis lingkungan internal
2. Dapat mengetahui Pentingnya Analisis Lingkungan Internal
3. Dapat Mengetahui elemen yang ada pada Lingkungan Internal
4. Dapat Mengetahui hal-hal yg terkait dengan Analisis
Lingkungan Internal
5. Dapat Mengetahui proses analisis lingkungan internal
6. Dapat Mengetahui Dimensi dalam Lingkungan Internal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Analisis lingkungan Internal


Menurut Hunger dalam Moeljadi (1998:33) mengemukakan
bahwa setiap usaha yang dilakukan perusahaan selalu
dihadapkan pada situasi yang selalu berubah. Kondisi tersebut
tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya proses penyesuaian
terhadap kondisi Internal yang ada. Jadi lingkungan internal
merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari suatu
organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan
manajemen untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat
menunjukkan kekuatan sumber daya, meliputi segala aspek
material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam
menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara
komersial. Konsep tersebut terdiri dari kemampuan pengusaha,
kemampuan optimalisasi proses produksi yang ada, kapabilitas
mengadakan ekspansi pasar, dan pengelolaan keuangannya.
Menurut Herry Achmad Buchori dan Djasmin Saladin
(2010:49) mengemukakan bahwa lingkungan Internal adalah para
pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan, yang
mempengaruhi perusahaan.
Menurut Wispandono (2010:155) lingkungan Internal adalah
lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi.
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
organisasi relatif dibanding dengan para pesaingnya.
Menurut Lawrence dan William (1998) mendefinisikan analisa
lingkungan internal perusahaan sebagai suatu proses dengan
mana perencana strategi mengkaji pemasaran, dan distribusi
perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi,
sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan
dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan
mempunyai kekuatan dan kelemahan yang penting sehingga
perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang
paling efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan.
Menurut David (2009) semua organisasi mempunyai
kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis.
Analisis lingkungan eksternal terhadap peluang dan ancaman
tidak cukup untuk memberikan sebuah lembaga keuntungan
kompetitif. Analisis lingkungan internal lebih mengarah pada
analisis intern lembaga dalam menilai atau mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan
akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta
operasional.
Menurut Jauch dan Glueck (1997), lingkungan internal
adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor
internal lembaga untuk menentukan dimana lembaga memiliki
kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola
peluang secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat
dalam lingkungan. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson Jr,
dalam Kotler (2005), analisis lingkungan internal adalah
pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan
internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Jadi analisis
lingkungan internal adalah suatu proses atau kegiatan untuk
mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan suatu organisasi
atau lembaga agar kita tahu dimana lembaga tersebut berada.

2.2. Pentingnya Analisis Internal


Alasan Pentingnya Analisis Lingkungan Internal adalah untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan
maupun Organisasi. Kekuatan merupakan suatu kondisi
perusahaan yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara
baik karena memiliki sumber daya, keterampilan, atau
keunggulan-keunggulan lain terhadap pesaing dan kebutuhan
pasar yang ingin dilayani oleh perusahaan maupun organisasi.
Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana perusahaan
kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena
memiliki keterbatasan ataupun kekurangan dalam sumberdaya,
kinerja efektif perusahaan. Contoh dari sumber daya dan
kemampuan yang menghambat itu antara lain fasilitas, sumber
daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan
pemasaran. Faktor lain penyebab pentingnya analisis Internal
penting dilakukan adalah adanya kondisi ketidakpastian,
kompleksitas, dan konflik yang dihadapi dalam organisasi.
Pimpinan maupun Manajer menghadapi kondisi ketidakpastian
dalam hal munculnya teknologi baru, perubahan kecenderungan
ekonomi dan politik yang berlangsung cepat, dan perubahan
dalam nilai sosial. Ketidakpastian lingkungan akan meningkatkan
kompleksitas dan jumlah masalah yang harus diamati pimpinan
maupun manajer saat mempelajari lingkungan internal.

2.3. Elemen Lingkungan Internal


Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah organisasi
untuk menjamin keberlangsungan perusahaan maupun organisasi
yang sedang belangsung oleh karena itu dibutuhkan manjemen
pengelolaan yang baik, Analisis internal memiliki elemen-elemen
untuk melihat secara kritis mengenai :
- Potensi sumberdaya apa saja, berapa jumlahnya dan
bagaimana mutu atau kualitasnya. Suatu organisasi memiliki
sumberdaya yang terbatas, apalagi organisasi publik yang
seringkali harus sharing sumberdaya atau menggunakan
sumberdaya secara bersama.
- Kemampuan sumberdana organisasi publik pada umumnya
terbatas atau kurang bila dibandingkan dengan tugas yang
diemban dan tuntutan yang harus dipenuhi.
- Manusia atau personalia organisasi menduduki peringkat yang
paling penting dalarn organisasi. Ada istilah 'man behind the
gun' akan sangat menentukan keberhasilan menembak target
dan memenuhi tujuan organisasi. Analisis ini tidak mudah
karena harus mengungkap kejujuran anggota untuk menilai
diri sendiri.
- Citra atau image yang dimiliki organisasi merupakan modal
untuk melanjutkan atau memperbaharui sehingga kekuatan
yang tersembunyi akan terpancar keluar. Organisasi yang
memiliki citra kuat perlu melakukan konsolidasi dan
introspeksi dengan perkembangan dan perubahan lingkungan
eksternal.
Unsur-unsur dari lingkungan Internal itu sendiri antara lain :
a. Karyawan
Semakin berkembangnya organisasi maka karyawan dituntut
untuk lebih meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya.
Adakalanya suatu posisi dalam organisasi menghendaki
klasifikasi pendidikan tertentu, seperti programer komputer
mensyaratkan karyawanya untuk menguasai software terbaru
b. Manajemen
Dalam menjalankan usahanya, organisasi memerlukan
koordinasi atau pengaturan agar sasaran organisasi dapat
tercapai. Pengertian manajemen yang terdapat dalam
investorwords.com ”management is the group of individuals who
make decisions about how a business is run”
c. Pemegang Saham/Dewan Direksi/Pimpinan
Pada sebuah perusahaan maupun organisasi yang besar,
dewan direksi atau pimpinan dalam organisasi memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
melalui hak pemberian suara pada rapat umum.
d. Modal dan Peralatan Fisik
Organisasi atau perusahaan membutuhkan modal untuk
kelangsungan hidupnya. Untuk organisasi yang telah go public
modal diperoleh dari para penanam saham. Peralatan fisik
seperti sarana dan prasarana juga menjadi modal suatu
organisasi.

2.4. Hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Internal


1. Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Dalam hal ini adalah karyawan atau pekerja yang harus
memiliki kompetensi dibidangnya oleh karena itu perekrutan
harus dilakukan secara profesional
2. Kebijakan
Ialah peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan maupun
organisasi yang terkait dengan visi dan misi perusahan
maupun organisasi, sasaran, segmen, dan filosofi marketing.
Visi dan misi perusahaan menggambarkan perusahaan
tersebut serta sasaran yang dituju dari tujuan perusahaan.
Visi dan misi yang di bentuk akan membuat kita lebih tau apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam visi dan
misi yang sudah kita bentuk, Aturan-aturan yang digunakan
dalam menajalankan Visi dan Misi akan membuat kita lebih
tau mana yang harus boleh dilakukan atau tudak boleh
dilakukan untuk mencapai target yang mesti dicapai
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam perusahaan maupun organisasi bersifat
universal. Tugas kepemimpinan yakni harus mampu
mengambil keputusan atau kebijakan perusahaan. Gaya
pemimpin berbeda antara satu sama lainnya, gaya pemimpin
yang terbaik adalah yang dapat memberikan pembinaan
kepada karyawan sehingga menjadi lebih baik lagi.
4. System Reward
Dalam suatu perusahaan maupun organisasi diperlukan
adanya penghargaan (reward) kepada karyawan atau bawahan,
agar bawahan merasa bahwa mereka memang perlu di
butuhkan dalam suatu pekerjaan tersebut.
Dalam system reward mempunyai 2 sifat, yaitu:
- Materi : berupa tunjangan-tunjangan gaji, tunjangan
transport, tunjangan anak dan istri,dll.
- Non Matreri: berupa pujian-pujian kepada bawahan.
5. Culture (Budaya)
Value atau nilai-nilai yang perlu dipergunakan yang mampu
menunujukan identitas organisasi, yang meliputi :
- Menjunjung nilai-nilai luhur standar etika moral, ilmu
pengetahuan, dan profesi;
- Membantu pengembangan manusia secara optimal, baik
dilingkungan pendidikan maupun masyarakat;
- Mengembangkan ilmu secara bertanggungjawab dan
berkesinambungan serta menjadikan budaya belajar
(learning culture) dalam peningkatan mutu diri yang
berkesinambungan (continous quality improvement) sebagai
falsafah hidup;
- Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan
umat manusia tanpa membedakan agama dan suku bangsa;
- Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan
harkatnya.

2.5. Proses Analisis Lingkungan Internal


Menurut Henry Achmad Buchory dan Djasmin Saladin
(2006:48) proses analisi lingkungan internal penting dilakukan
oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut :
1. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan
tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai
landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan
dengan strategi yang potensial yang akan datang;
2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
perumusan strategi;
3. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang terhadap lingkungan.

2.6. Pendekatan dalam pengamatan Analisis Internal


1. Pendekatan Analisis Fungsional
Pendekatan Fungsional adalah salah satu cara yang paling
sederhana dan paling pertama kali dikenal dibanding
pendekatan lainnya. Menurut pendekatan ini, profil
perusahaan (kekuatan dan kelemahan) perusahaan maupun
organisasi dapat dilihat pada berbagai fungsi yang ada seperti :
a. Struktur
Pemahaman terhadap bagaimana perusahaan tertentu
tersusun sangat berguna dalam perumusan strategi.
Apabila strategi perusahaan cocok dengan perubahan
strategi yang diusulkan, maka struktur tersebut merupakan
kekuatan perusahaan. Apabila sebaliknya merupakan
kelemahan perusahaan dan akan membuat strategi tidak
dapat dilaksanakan dengan benar.
b. Budaya
Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan,
harapan, dan nilai yang dipelajari dan dibagikan oleh
anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari satu
generasi ke generasi berikutnya, yang mencerminkan nilai-
nilai pendiri perusahaan dan misi perusahaan. Budaya
perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam
suatu organisasi, yakni :
- Budaya memberikan nuansa identitas bagi karyawan
- Budaya menambah stabilitas perusahaan sebagai suatu
sistem sosial
- Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar
digunakan sebagai pedoman bagi perilaku yang tepat.
Budaya perusahaan maupun organisasi membentuk
perilaku manusia dalam perusahaan. Karena budaya sangat
kuat pengaruhnya terhadap perilaku manajer tiap
organisasi, maka budaya sangat mempengaruhi stabilitas
perusahaan untuk mengubah arah strategisnya. Budaya
yang kuat tidak hanya dapat membantu kelangsungan
hidup, melainkan juga menciptakan dasar posisi bersaing
yang superior.
c. Pemasaran
Tugas utama manajer pemasaran adalah mempengaruhi
tingkat, waktu, dan karakter permintaan dalam suatu cara
yang akan membantu perusahaan mencapai tujuan-
tujuannya. Manajer pemasaran merupakan penghubung
utama perusahaan kepada konsumen dan pada pesaingnya
karena itu manajer pemasaran harus peduli terutama pada
posisi pasar perusahaan dan bauran pemasarannya.
d. Keuangan
Tugas manajer keuangan adalah mengelola dana, yaitu
menentukan sumber dan penggunaan dana yang terbaik
(dari sumber internal maupun eksternal) dan
mengendalikan penggunaannya dari sudut pandang
strategis bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat
sebaik apa dan yang ditangani. Bagian keuangan harus
menganalisis dan membuat peringkat investasi-investasi
seperti tanah, bangunan, dan peralatan, ditinjau dari sudut
pandang pengeluaran tambahan yang dibutuhkan dan
penerimaan tambahan yang dihasilkan.
e. Penelitian dan Pengembangan (Research dan development)
Teknologi perusahaan membantu menentukan posisi pasar
dan jenis persaingan yang dihadapi. Research and
Development bertanggung jawab mengusulkan dan
melaksanakan strategi teknologi perusahaan dengan
mempertimbangkan tujuan dan kebijakan
perusahaan.adapun tugas dari Research and Development
adalah :
- Memilih salah satu diantara berbagai alternatif teknologi
baru yang akan dipakai oleh perusahaan;
- Mengembangkan penerapan teknologi baru kedalam
produk dan proses produksi;
- Menyebarluaskan sumber daya yang ada sehingga
teknologi itu dapat dilaksanakan dengan sukses.
f. Produksi/Operasi
Mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistem yang
akan menghasilkan jumlah produk dan jasa yang
dibutuhkan dengan kualitas tertentu pada harga yang
sudah ditentukan.
g. Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kesesuaian antara individu dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ada. Kualitas kesesuaian ini
berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan dan
perputaran tenaga kerja. bagian Sumber daya manusia
yang baik seharusnya paham cara menggunakan survey
sikap untuk menilai kepuasan karyawan terhadap
pekerjaan dan perusahaan. lalu bagian Sumber Daya
Manusia juga seharusnya menggunakan analisis jabatan
(job analysis) yaitu alat untuk mendapatkan informasi
deskripsi pekerjaan mengenai apa yang harus dicapai oleh
setiap pekerjaan dari segi kualitas dan kuantitas.
h. Sistem Informasi
merancang dan mengelola aliran informasi dalam organisasi
dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas
dan pengambilan keputusan. Informasi harus
dikumpulkan, disimpan, dan digabungkan dalam metode
tertentu sehingga nantinya dapat menjadi jawaban atas
pertanyaan operasional dan strategis. Sistem informasi
perusahaan dapat berupa kekuatan dan kelemahan dalam
ketiga aspek manajemen strategis. Sistem informasi tidak
hanya dapat membantu dalam pengamatan lingkungan dan
pengendalian berbagai kegiatan tetapi juga berfungsi
sebagai senjata strategis dalam upaya mendapatkan
keunggulan kompetitif.
2. Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis)
Pendekatan rantai nilai pertama kali diperkenalkan oleh
Michael Porter pada pertengahan dasawarsa 1980an dan sejak
itu dikenal banyak orang. Menurut Porter, untuk mengenali
kekuatan dan kelemahan perusahaan, porter menyatakan
bahwa setiap perusahaan harus dipandang sebagai
sekumpulan kegiatan yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, menyampaikan, dan mendukung
produknya.
Value Chain Analysis (VCA) memungkinkan perusahaan
untuk mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan
kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan terhadap
analisa rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang
dievaluasi dari waktu ke waktu. Penilaian substansial mungkin
dibutuhkan dalam menjalankan VCA karena aktivitas yang
berbeda sepanjang rantai nilai dapat mempengaruhi aktivitas
lainnya secara positif atau negatif, jadi terdapat saling
keterkaitan yang kompleks. Pada pendekatan ini untuk
memperoleh tingkat margin diperlukan aktifitas bisnis yang
dikelompokkan atas :
a. Aktifitas Utama
b. Aktifitas Penunjang
Aktifitas utama perlu untuk diperhatikan agar bekerja dengan
baik serta dukungan oleh aktifitas penunjang. Dengan
memperhatikan setiap aktifitas dan keterkaitannya antar
masing-masing, maka diharapkan perusahaan dapat

meningkatkan kinerja masing-masing aktifitas dan


menciptakan sinergi agar terciptanya keunggulan perusahaan.

3. Pendekatan PIMS (Profit Impact od marketing strategy)


Pendekatan PIMS di perkenalkan pertama kali pada tahun
1960 sebagai proyek internal Perusahaan GE (General
Electric). Dalam analisis ini yang digunakan adalah strategi
mana yang akan memberikan keuantungan bagi
perusahaan. Model ini dikembangkan lebih lanjut oleh
Harvard Business Scholl, Marketing Science Institute dan
Strategic Planning Institute.SPI mengemukakan beberapa
hal yang mempengaruhi kekuatan dan kelemahan
perusahaan maupun organisasi yaitu :
1. Intensitas Investasi
2. Pangsa Pasar
3. Pertumbuhan Pasar
4. Daur Kehidupan Produk
5. Rasio Biaya Pemasaran dan Besaran Penjualan
4. Pendekatan 7-S
Pendekatan ini mensyaratkan mengetahui dan mengevaluasi
tujuh variabel organisasi (The Seven S’s) yaitu :
1. Struktur (Structure);
2. Strategi (Strategy);
3. Staff (Staff);
4. Gaya Management (Management Style);
5. Sistem dan Prosedur (System and Procedures);
6. Keahlian (Skill);
7. Dan Budaya Perusahaan/norma dan nilai yang dianut
bersama (Shared Value).
Manajemen dituntut untuk mengarahkan keseluruhan
variabel tersebut dalam gerakan yang seirama dan oleh
karena itu keseluruhan variabel tersebut selalu berada pada
kesinambungan yang dinamis.

2.8. Dimensi Analisa Lingkungan Internal


Setiap Perusahaan maupun Organisasi perlu untuk
meningkatkan kekuatan internalnya dalam berhadapan dengan
persaingan. Pada dasarnya keunggulan bersaing yang diperlukan
adalah keunggulan yang bersifat terus menerus sehingga
perusahaan dapat bertahan dan berkembang di dalam
lingkungannya. Keunggulan ini biasa disebut dengan Sustainable
Competitive Advantage (SCA). Untuk mengembangkan keunggulan
internal ini terdapat 3 komponen lingkungan internal yang penting
yaitu :
1. Sumber Daya (Resource)
Sumber daya adalah input-input dalam proses produksi
perusahaan. Peralatan modal, keahlian pegawai individual, hak
paten, keuangan, dan manajer-manajer berbakat adalah
termasuk sumber daya. Luas dalam ruang lingkup,
sumberdaya mencakup spektrum fenomena individual, sosial,
dan organisasi.
Sumberdaya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Sumberdaya Berwujud
Sumberdaya berwujud (Tangible Asset) adalah yang dapat
dilihat dan diukur. Peralatan produksi, pabrik-pabrik
manufaktur, dan strukrur pelaporan formal adalah contoh-
contoh dari sumberdaya berwujud.
- Sumberdaya tidak berwujud
Sumber daya tidak berwujud (intangible asset) meliputi
yang berurat akar dalam sejarah perusahaan dan telah
terakumulasi sepanjang waktu. Karena mereka melekat
pada pola rutin yang unik, sumberdaya tidak berwujud
relatif sulit untuk dipahami dan ditiru oleh para pesaing.
karena sumber daya tidak berwujud kurang dapat dilihat
dan lebih sulit untuk dipahami dan ditiru, dibeli atau
diganti oleh para pesaing, perusahaan maupun organisasi
memilih untuk tergantung pada sumber daya tidak
berwujud sebagai pondasi dari kapabilitas dan kompetensi
intinya.
2. Kapabilitas (Capabilities)
Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan untuk menggunakan
sumberdaya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk
mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Karena basis
pengetahuan dibentuk berdasarkan tindakan-tindakan
perusahaan maupun organisasi yang mungkin tidak
dimengerti oleh semua pegawai secara jelas, kapabilitas
perusahaan maupun organisasi akan menjadi semakin kuat
dan lebih bernilai secara strategis melalui pengulangan dan
praktik. dasar dari banyak kapabilitas terletak pada keahlian
dan pengetahuan para pegawai dan sering kali pada keahlian
fungsional mereka.
3. Kemampuan Inti (Core Competencies)
kompetensi inti diperkenalkan oleh Hamel dan Prahalad
(1999). Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan
dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan
menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan agar
bersaing lebih efektif. Kompetensi ini muncul setiap waktu
melalui proses organisasi dalam mengakumulasi dan
mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya dan
kapabilitas yang berbeda. Sebagai kapasitas untuk melakukan
tindakan, kompetensi ini adalah aktivitas-aktivitas yang
dilakukan perusahaan dengan sangat baik secara istimewa
dibandingkan dengan para pesaing, dan melaluinya
perusahaan menambah nilai unik bagi barang-barang dan
jasanya selama periode waktu yang panjang.
Jika dihubungkan dengan kapabilitas, maka seluruh kompetensi
inti merupakan kapabilitas dan sebaliknya tidak semua
kapabilitas merupakan kompetensi inti. Hanya kapabilitas yang
mempunyai kriteria tertentu yang dapat dikategorikan sebagian
komptensi inti. Kemampuan atau kapabilitas merupakan
kompetensi inti jika memenuhi empat kriteria, antara lain:
- Kemampuan Bernilai (Valuable Capabilities) adalah
kemampuan yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan
maupun organisasi dengan mengeksploitasi peluang-peluang
atau menetralisir ancaman-ancaman dalam lingkungan
eksternal perusahaan
- Kemampuan Langka (Rare Capabilities) adalah Kemampuan
yang dimiliki oleh sedikit perusahaan maupun organisasi jika
ada, pesaing saat ini atau potensial. kemampuan ini tidak
dimiliki oleh pihak lain.
- Kemampuan Yang tidak dapat ditiru secara sempurna
(Imperfectly Imitable Capabilities), yakni kemampuan yang
tidak mudah dikembangkan oleh perusahaan lain.
- Kemampuan yang tidak dapat diganti (Nonsubtitable
Capabilities) adalah kemampuan yang sukar untuk digantikan.
Persyaratan terakhir ini bagi seluruh kemampuan untuk
menjadi keunggulan kompetitif.
Hal terpenting yang perlu dipahami bahwa kompetensi tidak
harus dan tidak boleh dijadikan penghambat untuk berubah
apabila perusahaan maupun organisasi memang memerlukannya.
Jika kompetensi inti yang lama berubah sejalan dengan
globalisasi, perusahaan maupun organisasi pun harus
menemukan kompetensi yang baru. Karena jika tidak melakukan
perubahan, dikuatirkan akan mengalami kemunduran
(competitive disadvantage). Hal ini dilakukan dengan
mempertahankan dan menopang kompetensi inti yang telah ada
dan secara simultan mengembangkan dan membentangkan
apresiasi ke depan untuk menemukan dan menghasilkan
kompetensi inti yang baru.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Analisis lingkungan internal adalah suatu proses atau
kegiatan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan
suatu lembaga agar kita tahu dimana lembaga tersebut berada.
Hasil dari analisis lingkungan internal akan menghasilkan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan atau keunggulan
perusahaan itu meliputi keunggulan pemasaran, keunggulan
sumberdaya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan operasi
dan keunggulan organisasi dan manajemen.
Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah lembaga
untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan yang sedang
belangsung oleh karena itu dibutuhkan manjemen pengelolaan
yang baik, dengan mengetahui beberapa analisis lingkungan
umum tersebut perusahaan dapat mengetahui bagaimana
keadaan dilingkungan sekitar. Maka dari itu perusahaan maupun
organisasi bisa menentukan strategi apa yang harus dilakukan
guna menghadapi berbagai keadaan yang terjadi disekitar
perusahaan maupun organisasi.
Yang paling utama dari analisis lingkungan internal tersebut
bagaimana perusahaan maupun organisasi bisa memberikan yang
terbaik dan tidak membuat kebijakan yang bisa merugikan baik
perusahaan maupun lingkungan sekitar.
.
DAFTAR PUSTAKA
Bobillo, Alfredo M. 2010. Firm Performance and International
Diversification: The Internal and Eksternal Competitive Advantage.
Journal of International Business No. 19, Page 607-618
David, Fred R. 2006. Manajemen Strtegis Konsep, terj. Ichan
Setiyo Budi, Jakarta: Salemba Empat.
DR. Taufiqurrokhman. 2016. Manajemen Strategik, Jakarta Pusat;
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr.
Moestopo Beragama.
Ritson. Neil, 2011. Strategic Management, .................
Fred R David dan Forest R David, 2015. Strategic Management,
Concept an Cases, United States of America; Pearson Education
Limited
Hitt, Ireland, Hosskison 2011. Concept Strategic Management
Competitiveness and Globalization , United States of America;
South-Western Cengage Learning.
Wheeler, David Hunger, Alan Hoffman, dan Charles E Bamford
2015. Strategic Management and business policy, Globalization,
Innovation, and Sustainability, United States of America; Pearson
Education Limited.
Http://jurnal-sdm.blogspot.com/2016/06/pendekatan-dalam-
pengamatan-dan.html?m=1 diakses tanggal 29 Agustus 2019.
Https;//www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai