Kepada,
Yth :
1. Kawan-Kawan Mahasiswa;
2. Akademisi;
3. Para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat;
4. Sahabat pers.
Di Seluruh Indonesia.
1/14
3. Kewenangan Penyidik dan Penyelidik serta Pengaduan Masyarakat di KPK.
Kewenangan Penyidik dan Penyelidik di KPK sangat luar biasa. Banyak sekali keistimewaan
yang dimiliki oleh Penyidik dan Penyelidik KPK. Di KPK, Penyidik memiliki kewenangan yang
tidak dapat diintervensi oleh siapapun (meskipun itu Pimpinan KPK). Penyidik dan Penyelidik
memiliki kekuatan untuk menentukan siapa yang akan dinaikkan menjadi tersangka lebih
dulu atau belakangan. Mekanisme ekspose perkara dengan pimpinan sifatnya adalah bottom
up (artinya berdasarkan usulan dari Penyidik atau Penyelidik). Apakah publik mengetahui jika
ada banyak pengaduan yang tidak ditindaklanjuti sampai dengan hari ini? Jawabnya
sebenarnya ada. Sebagai contoh laporan dugaan tindak pidana korupsi yang melaporkan
ANIS BASWEDAN sesuai tanda bukti penerimaan laporan/informasi dugaan tindak pidana
korupsi dengan nomor agenda:2017-03-000049 dan nomor informasi : 89464, tanggal 9
Maret 2017, dan masih banyak lagi laporan lainnya yang sampai sekarang belum ditindak
lanjuti. Selain itu contoh lain yang harus diketahui oleh publik bahwa saat ini (Alm) FUAD
AMRIN IMRON (Mantan Bupati Bangkalan) masih berstatus sebagai tersangka sesuai Surat
Perintah Penyidikan dengan nomor: Sprin.Dik/97/DIK.00/01/08/2019 tanggal 30 Agustus
2019. Apakah terhadap (Alm) FUAD AMRIN IMRON akan selamanya menjadi Tersangka, jika
proses penyidikannya tidak dihentikan. Pertanyaan besarnya bagaimana KPK akan
menghentikannya ?, sementara KPK tidak boleh menghentikan Penyidikan.
Kondisi-kondisi di atas saya sampaikan sebagai gambaran, supaya publik mengetahui bagaimana
kesejahteraan dan kewenangan yang sebenarnya dimiliki oleh pegawai KPK.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan kepada publik tentang kegelisahan
yang luar biasa dirasakan oleh saya dan kawan-kawan saya pegawai KPK lainnya. Dengan adanya
revisi Undang-Undang KPK, ada kekhawatiran saya dan kawan-kawan sesama pegawai KPK bahwa
akan berdampak merubah kesejahteraan dan kewenangan yang saat ini dimiliki oleh pegawai KPK
seperti yang saya gambarkan di atas. Jika saya pribadi bisa protes, tentu saya akan protes. Hanya
saja saya paham bahwa membuat UU adalah kewenangan DPR bersama-sama dengan Pemerintah,
sehingga saya tidak mungkin bisa melakukan protes atas hal tersebut. Sikap saya tersebut berbeda
dengan kawan kawan saya, terutama mereka yang aktif dalam organisasi Wadah Pegawai. Mereka
lebih memilih untuk tetap memperjuangkan hal tersebut meskipun harus berhadapan dengan DPR
dan Pemerintah. Ketika cara yang dilakukan oleh kawan-kawan saya adalah cara yang wajar dan
konstitusional, maka saya akan sangat mendukung dan akan berjuang bersama dengan mereka.
Tetapi, kenyataannya kawan-kawan saya lebih memilih untuk berjuang dengan cara mencari
dukungan ke semua universitas, akademisi, dan beberapa tokoh-tokoh nasional dan bahkan turun
2/14
langsung bersama-sama untuk demonstrasi. Kekecewaan saya semakin bertambah ketika melihat
dampak dari gerakan mereka yang tidak sedikit mengakibatkan korban berjatuhan. Seperti sama-
sama kita melihat berapa banyak kawan-kawan mahasiswa, pelajar yang terluka dan dirawat
dirumah sakit akibat demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini. Belum lagi berapa banyak masyarakat
yang terganggu kegiatan usahanya karena gerakan demonstrasi yang terjadi diberbagai tempat.
Kondisi dan dampak inilah yang kemudian membuat saya berani untuk mengungkapkan
semua ini. Saya pribadi tidak rela jika perjuangan untuk mempertahankan pendapatan dan
kewenangan saya sebagai pegawai KPK harus dilakukan dengan mengorbankan kawan-kawan
mahasiswa, pelajar dan masyarakat.
Saat ini, demontrasi sudah mulai mereda. Upaya-upaya yang dilakukan oleh kawan-kawan
saya yang tergabung dalam WP seperti tidak menunjukan hasil yang diharapkan oleh mereka.
Perasaan gelisah dan kecewa mulai mereka rasakan, tapi sama sekali mereka tidak merasa bersalah
sudah mengakibatkan dampak yang luar biasa diluar sana. Ada seorang ibu yang sampai sekarang
harus menunggu anaknya di rumah sakit karena terluka akibat demontrasi kemarin, dan ada juga
yang mungkin saat ini belum kembali kerumah, dan bahkan ada juga yang meninggal dunia, dan lain
sebagainya.
Ternyata unjuk rasa yang terjadi dibeberapa daerah tidak cukup kuat menggoyahkan
pendirian Presiden untuk mengeluarkan Perppu terkait pembatalan revisi UU KPK (sebagaimana
tujuan dari gerakan yang dilakukan oleh kawan-kawan saya). Kondisi ini membuat kawan-kawan
saya kehabisan akal, sehingga mereka berkolaborasi dengan mayoritas pimpinan (Komisioner) untuk
segera menaikan calon tersangka terutama yang berasal dari pemerintahan (menteri) dan dari
legeslatif (DPR). Saat ini Pimpinan mulai meminta penyidik yang menangani perkara-perkara yang
didalamnya ada keterlibatan Menteri dan Anggota DPR untuk segera dilakukan ekspose ke Pimpinan
(Kondisi ini tidak biasa), karena biasanya untuk ekspose adalah bottom up (usulan dari penyidik atau
penyelidik). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tercipta opini di masyarakat bahwa
pemerintah dan DPR itu korup, sehingga masyarakat akan percaya bahwa Revisi UU KPK dilakukan
oleh Pemerintah dan DPR dalam rangka melindungi tindakan korup Pemerintah dan DPR, dengan
begitu publik akan semakin bereaksi dan demonstrasi akan semakin meluas.
Selain itu, apakah publik mengetahui, bahwa beberapa kali kesempatan yang lalu Pak
Bambang Widjojanto datang ke KPK dan melakukan pertemuan terbatas dengan beberapa pegawai
KPK. Di dalam pertemuan tersebut ada beberapa pegawai yang sebenarnya tidak sejalan dengan
cara perjuangan yang dilakukan oleh Pak Bambang dan kawan-kawan saya, dan terhadap pegawai
tersebut disampaikan “kalau kamu tidak mau ikut perjuangan kami, berarti kamu mendukung rezim
3/14
saat ini”. Pernyataan ini tentu sangatlah tidak pantas terucap dalam upaya memperjuangkan posisi
sebagai pegawai KPK yang saat ini terancam dengan adanya Revisi UU KPK.
Oleh karena itu saya mengajak kawan-kawan saya sesama pegawai KPK dan seluruh elemen
masyarakat (mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh nasional), untuk sama-
sama merenung, apakah semua tindakan yang dilakukan kemaren itu sudah benar?, apakah benar
bahwa KPK itu tidak memerlukan perubahan UU?, khusus untuk kawan-kawan saya Pegawai KPK
(Khususnya para pengurus Wadah Pegawai) apakah harus kawan-kawan mengorbankan kawan-
kawan mahasiswa jika hanya sekedar untuk mempertahankan apa yang saat ini kita nikmati
(kesejahteraan dan kewenangan) ?, apakah kawan-kawan WP ada yang terluka dari demonstrasi
kemaren ?, yang terluka dan sakit adalah kawan-kawan kita mahasiswa. Apa yang mereka dapatkan
dari itu semua ?, sadarkah kita (sebagai pegawai KPK) bahwa kita sudah mengakibatkan kerusakan di
mana-mana. Sekali lagi saya mengajak kita semua, MARI KITA HENTIKAN SEMUA INI, karena semua
ini hanya akan berdampak negatif bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Tulisan ini saya buat untuk mencerahkan semua pihak. Untuk lebih meyakinkan semuanya
saya akan sampaikan beberapa bukti pada lampiran. Jika tidak percaya terkait bukti tersebut
silahkan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait di internal KPK. Tulisan ini bukan untuk menjatuhkan
siapapun, tetapi saya harap tulisan ini dapat menjadi renungan kita bersama.
4/14
LAMPIRAN
5/14
6/14
7/14
8/14
9/14
KETERANGAN NO HP YANG ADA DALAM WAG DIATAS:
10/14
FOTO PEGAWAI KPK YANG IKUT UNRAS
11/14
GAJI PEGAWAI KPK
12/14
SURAT TANDA LAPORAN PENGADUAN TINDAK PIDANA KORUPSI
13/14
ASURANSI PEGAWAI KPK
14/14