Biaya Terselubung
Pelayanan Kesehatan
Diterjemahkan oleh:
DR. Drg. Yaslis Ilyas, MPH
Diterbitkan oleh:
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI
PT (Persero) Asuransi Kesehatan
FRAUD:
Biaya Terselubung
Pelayanan Kesehatan
Diterjemahkan oleh:
DR. Drg. Yaslis Ilyas, MPH
Diterbitkan oleh:
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI
PT (Persero) Asuransi Kesehatan
Cetakan Pertama, Edisi Mei 2000
Fraud:
Biaya Terselubung Asuransi Kesehatan
Diterjemahkan oleh:
DR. Drg. Yaslis Ilyas, MPH
1. Asuransi Kesehatan
2. Fraud
I. Judul II. Ilyas, Yaslis
Sanksi Pelanggaran Pasal 44 : Undang-undang No. 7 tahun 1987
Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta
rupiah)
Bab I
Selayang Pandang: Fraud Pelayanan Kesehatan .............................................................1
Bab II
Usaha-Usaha Anti-Fraud Perusahaan Asuransi .............................................................12
Bab III
Investigasi Kriminal dan Usaha-Usaha Anti Kecurangan Pemerintah ..........................24
Bab IV
Teknik Investigasi dan Preparasi Kasus .........................................................................39
Bab V
Alat Otomatis Untuk Menemukan dan Menyelidiki ......................................................56
Bab VI
Kecurangan Dalam Tatanan Pelayanan Terkendali .......................................................70
Bab VII
Kecurangan dan Perpindahan Data Elektronik ..............................................................84
Bab VIII
Administrasi Klaim Biaya Medis ...................................................................................92
Bab IX
Kecurangan Dalam Sektor Penghasilan Orang Tak Mampu .......................................110
i
Bab I
Selayang Pandang: Fraud
Pelayanan Kesehatan
Pendahuluan
Fraud pelayanan kesehatan merupakan kriminal kerah putih serius yang berefek
signifikatif terhadap sistem pembayaran kesehatan publik maupun swasta. Berdasarkan laporan
Kantor Akuntansi Umum (General Accounting Office) kepada Kongres, pada bulan Mei, 1992
biaya Fraud dan penyalahgunaan pelayanan kesehatan sebesar 10% dari uang yang dibelanjakan
untuk kesehatan selama setahun. Jika estimasi pengeluaran kesehatan nasional per tahun sebesar
satu triliun dollar pada tahun 1994, kerugian akibat fraud dapat mencapai $ 100 milyar. Kantor
Akuntansi Umum melaporkan hanya sebagian kecil fraud dan penyalahgunaan sistem pelayanan
kesehatan yang dapat diindentifikasi. Fraud pelayanan kesehatan merupakan faktor dominan
menyebabkan meroketnya biaya pelayanan kesehatan di US. Walaupun demikian faktor ini dapat
dikurangi dengan melakukan gerakan anti-fraud.
Tampaknya, orang tidak menyadari bahwa mencuri dari perusahaan asuransi suatu
perbuatan yang tercela dan melanggar hukum. Memang korban langsung tidak tanpak dan
terlalu jauh untuk disadari oleh pelaku bahwa masyarakat harus membayar dalam bentuk
kenaikan premi dan pajak. Dilain pihak, personel asuransi tidak menampilkan
ketidaksetujuannya terhadap perilaku ini dengan sikap seolah-olah membiarkan perbuatan
tercela tanpa aksi yang memadai. Saya dapat yakinkan anda bahwa sepanjang anda bertindak
dengan itikat luhur, anda dapat menggunakan semua cara untuk mendapatkan keadilan, tanpa
kemungkinan resiko kepada perusahaan.
Negara mencari jalan agar cakupan pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh setiap
warga negara, spesial perhatian harus fokus kepada kegiatan anti fraud yang mengurangi
pembiayaan percuma.
Banyak variasi definisi tentang fraud sesuai dengan kondisi dan pengertian formal
tentang tindakan tersebut. Disamping itu, keputusan pengadilan memperjelas konstituen dari
tindakan fraud. Difinisi paling asli untuk istilah ini ada pada kamus pengacara yaitu Black’s Law
Dictionary sebagai berikut:
Definisi di atas menjelaskan fraud sebagai pengertian formal dan lebih pada definisi
hukum. Definisi ini menggambarkan prasyarat elemen terjadinya fraud. Elemen tersebut adalah:
Fakta materiel merupakan suatu yang kritis yang memberi arti dari pernyataan tersebut.
Fakta tersebut melahirkan hubungan langsung kepada tujuan dari pernyataan. Pernyataan dapat
dibuat melalui oral (pembicaraan langsung atau telepon), tulisan atau komunikasi via elektronik
(fax, email, internet, dll). Pernyataan salah harus berhubungan dengan fakta. Ini termasuk
pernyataan yang menutupi fakta materiel. Sebagai contoh:
• Klaim rawat inap penyakit jiwa adalah fraud jika tagihan kunjungan dokter melebihi dari
yang sebenarnya.
• Pernyataan pendapat atau janji dapat juga sebagai fraud, bila pembicara tidak mempercayai
apa yang disampaikan, sebagai illustrasi dapat dicontohkan sebagai berikut:
PPK menyatakan,” Saya yakin penyakit ginjal anda akan membunuh anda dalam waktu satu
tahun, kecuali anda mendapatkan antibiotik intra vena dari perusahaan ini”.
• Fraud juga dapat terjadi bila pembicara membuat janji, tetapi dia tidak bermaksud untuk
memenuhi janji itu, sebagai berikut:
PPK menyatakan,” Jika anda masuk rumah perawatan ini, anda akan mendapatkan ruang
privat selama 3 bulan dan kita tidak akan mengusir anda bila anda tidak mampu membayar.”
• Pernyataan fraudulent dibuat untuk mengharapkan bahwa orang yang membaca pernyataan
tersebut mempercayai bahwa pernyataan tersebut benar dan sebagai hasilnya yang
bersangkutan menderita kerugian yang biasanya berwujud finansial. Dari daftar elemen fraud
yang sulit dibuktikan adalah fakta materiel dan direncanakan. Ringkasnya, fraud adalah
perencanaan perbuatan yang diketahui salah untuk membuat orang lain percaya dan
memberikan sesuatu yang bernilai atau dibenarkan oleh hukum.
Semua bentuk fraud harus memenuhi elemen dasar di atas, tetapi peraturan dan regulasi
federal atau negara bagian dapat menciptakan definisi expansif untuk bentuk fraud spesifik.
Banyak negara bagian mendefinisikan fraud (appendix B), tetapi sampai saat ini tidak
ada usaha bersama untuk menekan secara konsisten di antara lembaga anti-fraud. Pada bulan Juni
1995, National Association of Insurance Comissioners (NAIC) mengadopsi Undang-undang
Pencegahan Asuransi Fraud, yang direncanakan sebagai prototip undang-undang pemerintah
asuransi fraud (Appendix A). Model undang-undang ini mendefinisikan undang–undang asuransi
fraud sebagai berikut:
Tindakan kecurangan asuransi berarti tindakan atau perilaku curang yang dilakukan
seseorang yang mengetahui dan merencanakan, berbuat curang atau menutupi informasi
materiel berkaitan dengan satu atau lebih dari hal sebagai berikut:
♦ Dengan pengetahuan menyampaikan atau menyiapkan atau mempercayai bahwa hal itu akan
dipresentasikan kepada atau oleh asuransi, reasuransi, broker, agen, informasi salah sebagai
bagian untuk mendukung fakta materiel yang berkaitan dengan satu atau lebih dari hal
sebagai berikut:
⇒ Aplikasi untuk menerbitkan atau memperbaharui polis asuransi atau kontrak reasuransi.
⇒ Penentuan premi polis asuransi atau reasuransi kontrak
⇒ Klaim pembayaran atau mendapatkan manfaat asuransi polis atau reasuransi kontrak
⇒ Pembayaran premi polis asuransi atau reasuransi kontrak
⇒ Pelaksanaan pembayaran dalam kaitan dengan terminologi polis asuransi atau reasuransi
kontrak
⇒ Dokumen yang disampaikan kepada Komisioner atau kepala kantor regulasi asuransi
⇒ Kondisi finansial asransi atau reasuransi
⇒ Formasi, akuisisi, merger, rekonsolidasi, dissolusi atau keluar dari satu atau lebih bidang
asuransi atau reasuransi sebagian atau keseluruhan dari kondisi ini oleh asuransi atau
reasuransi.
⇒ Penerbitan bukti tulisan asuransi atau
⇒ Mengaktifkan kembali polis asuransi
♦ Pengajuan atau penerimaan asuransi baru atau diperbaharui, dengan resiko atas perusahaan
asuransi, reasuransi atau orang lain dalam bisnis asuransi, oleh seseorang yang mengetahui
atau seharusnya mengetahui bahwa perusahaan asuransi atau orang lain yang bertanggung
jawab terhadap resiko adalah insolvent pada saat transaksi.
♦ Melepaskan, menutupi, merubah atau merusak harta benda (assets) atau pencatatan
perusahaan asuransi, reasuransi atau orang lain dalam bisnis asuransi atau
♦ Berniat melakukan kecurangan, mengurangi, mencuri atau mengkonversi uang dana, premi,
kridit atau properti lain perusahaan asuransi atau orang yang bekerja pada bisnis asuransi.
♦ Transaksi bisnis asuransi yang melanggar prasyarat hukum seperti: surat izin, sertifikat
otoritas atau otoritas legal untuk transaksi bisnis asuransi; atau
♦ Berusaha untuk curang, membantu perbuatan curang atau melakukan konspirasi untuk
melakukan kecurangan.
Definisi fraud dengan elemen seperti diskusi di atas merupakan bentuk pelanggaran
hukum negara bagian. Secara spesifik elemen tersebut diaplikasikan kepada keseluruhan
Komponen kecurangan pelayanan kesehatan pada dasarnya sama seperti yang ditetapkan
oleh undang-undang. Perbedaan kecurangan pada pelayanan kesehatan adalah elemen kecurangan
berhubungan dengan pelayanan kesehatan, cakupan pelayanan dan kecurangan pembayaran jasa
atau produk kesehatan.
Penegak hukum mengembangkan pedoman sendiri apa yang mereka maksudkan dengan
kecurangan pelayanan kesehatan
Dokter dan PPK lainnya tidak mengklasifikasikan tindakannya sebagai kecurangan
pelayanan kesehatan, kecuali dan sampai yang bersangkutan mendapatkan dakwaan tindakan
kriminal.
Definisi opersional yang dikembangkan oleh Dewan Gubernur National Health Care
Anti-Fraud Association (NHCAA) cukup menolong memberikan pengertian. Definisi ini
diterbitkan pada Guidelines to Health Care Fraud tahun 1991. NHCAA mendefinisikan
kecurangan pelayanan kesehatan sebagai berikut:
NHCAA memberikan catatan lebih lanjut bahwa bentuk umum fraud adalah pernyataan
yang salah, keterangan yang salah atau dengan sengaja menghilangkan fakta. Hal tersebut sangat
kritis untuk menentukan pembayaran manfaat asuransi. Tindakan kecurangan adalah tindakan
kriminal yang hampir tidak bervariasi, walaupun mungkin ada variasi alamiah spesifik atau
tingkatan perbuatan kriminal antara negara bagian.
Di banyak negara bagian fraud adalah tindakan kriminal (lihat appendix B), tetapi
pengejaran dakwaan kriminal kecurangan pelayanan kesehatan jarang menjadi prioritas dari
penegak hukum negara bagian. Seperti juga, Departemen Kehakiman A.S. menetapkan
kecurangan pelayanan kesehatan sebagai prioritas nomor dua, kasus fraud yang diprosekusi bila
menyangkut jumlah uang yang besar. Beban berat ini menjadi tanggung jawab perusahaan
asuransi untuk mendeteksi, investigasi dan aktif melobi untuk prosekusi fraud.
Pada tahun 1993, Assosiasi Asuransi Kesehatan Amerika (AAKA) melakukan survei
kepada perusahaan asuransi swasta dan pembayar pihak ketiga untuk menentukan komposisi
kecurangan pelayanan kesehatan yang telah diidentifikasi oleh mereka melalui program anti-
fraud (Appendix C). Perusahaan-perusahaan tersebut ditanya untuk mengkategorisasikan
pengalaman mereka kedalam dua kelompok yaitu: tipe pelaku melakukan fraud dan bentuk fraud.
Sebagai hasil survei, AAKA mengelompokan tipe utama pelaku fraud sebagai berikut:
PPK
Konsumen
Agen/lainnya
Perusahan yang berpartisipasi dalam survei melaporkan 11.974 instansi PPK melakukan
fraud. Frekuensi yang paling sering dilaporkan adalah kecurangan diagnosa dan tanggal
pemberian jasa, adapun akunting sekitar 43% dari kasus. PPK mungkin merubah diagnosa untuk
dapat sesuai dengan program cakupan manfaat atau mengganti tanggal pemberian jasa agar jatuh
pada periode eligibilitas tanggungan.
Insiden tertinggi dari fraud PPK adalah penagihan jasa yang sebenarnya tidak diberikan
sekitar 34 % kasus. Penagihan ini biasanya dilakukan pada manipulasi kode prosedur untuk
meningkatkan pembayaran dari dua atau lebih PPK pada pasien yang sama dan hari/waktu yang
sama.
PPK yang menghilangkan co-payment dan deductibles sekitar 21% tindakan kecurangan
yang dilaporkan. Walaupun demikian, sejumlah perusahaan meyakini bahwa praktek ini
sebenarnya lebih luas dan mungkin berkaitan dengan bentuk kecurangan pelayanan kesehatan.
Bila co-payment dan deductibles dihilangkan, biaya untuk pasien mungkin nihil tetapi penagihan
PPK kepada perusahaan asuransi menjadi lebih mahal untuk menutup biaya PPK.
Responden agen/lainnya pada survei tidak dilakukan kategorisasi. Paling banyak fraud
yang dilakukan oleh agen atau pegawai asuransi adalah menggelapkan dana dari peserta asuransi
atau perusahaan asuransi dan pelamar asuransi.
PPK Fraud
Walau mayoritas PPK adalah sebuah contoh bagus dari profesional dan tidak partisipasi
dalam fraud, tetapi PPK fraud dapat terjadi pada seluruh jenis profesional kesehatan, baik
individual maupun perusahaan. Kategori besar ini termasuk dokter ahli jiwa dan rumah sakit,
laboratorium dan suplai peralatan medis dan manufaktur. Berikut ini sejumlah contoh dari
spektrum tindakan curang yang dikelompokan kedalam kecurangan pelayanan kesehatan:
Individual PPK yang merencanakan perbuatan curang terhadap klaim atau tagihan dengan
menetapkan harga lebih tinggi dari sebenarnya harga yang ditetapkan untuk jasa tersebut.
Pemberi jasa peralatan medis dan jasa rumah kesehatan (home health services) yang
melakukan perbuatan curang terhadap program Medicare dan pembayar swasta, dengan
memberikan suap (kickback) kepada dokter yang tidak jujur yang memberikan resep produk
dan jasa yang tidak dibutuhkan.
Penawaran pemeriksaan fisik gratis (free physical) yang sebenarnya biaya dibebankan kepada
perusahaan asuransi. Hal ini sering dilakukan oleh mobil laboratorium yang melakukan
tindakan fraud.
Perusahaan taxi lokal yang rutin sering merencanakan perbuatan curang dengan mengajukan
klaim kepada program Medicaid negara bagian untuk transportasi peserta Medicaid dari dan
ke temapt pelayanan kesehatan.
Skema rawat inap psikiatrik yang sebenarnya digunakan sebagai kedok untuk mendapakan
program pengurangan berat badan, korban pemalsuan admisi diagnosa dan informasi
pengobatan untuk penagihan palsu.
Menyampaikan kepersertaan HMO kepada program Medicaid dengan maksud untuk
mendapatkan biaya kapitasi per perserta dari pemerintah.
Institusional fraud oleh rumah sakit, lab dan klinik dimana seluruh atau sebagian bisnis
mereka melakukan fraud dalam bentuk komisi secara sistimatik.
Tagihan untuk pembayaran yang tidak disertai dengan tersedianya dukungan dokumen
seperti: sinar X atau hasil lab.
Tagihan jasa yang tidak pernah dilakukan (kasus ini sering didentifikasi oleh pasien, ketika
mereka mendapatkan penjelasan tentang jasa yang ditagih oleh PPK tersebut)
Pemalsuan diagnosa untuk mensahkan servis yang tidak dibutuhkan dan tarip mahal.
Tanggal dari servis, prosedur dan suplai yang telah disampaikan tidak konsisten dengan fakta
dan kronologi kasus.
PPK tidak kualified, tapi mempunyai izin sebagai PPK dan spesialis.
Pada bulan Juli, tahun 1994, staf Minoritas Spesial Komite Senat untuk Manula membuat
laporan investigatif, Gaming the Health Care System yang menyampaikan contoh kasus
kecurangan pelayanan kesehatan (appendix D). Laporan tersebut menyampaikan bahwa biaya
fraud sehari untuk sistem pelayanan kesehatan nasional sebanyak $275 juta. Laporan ini juga
mencatat bahwa banyak faktor pada lingkungan pelayanan kesehatan, termasuk reformasi
pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan terkendali dan penyampaian tagihan elektronik, akan
Konsumen Fraud
Umumnya kecurangan konsumen melibatkan sedikitnya satu dari tiga jenis fraud:
Klaim fraud
Eligibilitas fraud
Aplikasi fraud
Perusahaan yang respon pada survei tahun 1993 melaporkan ada 3964 kasus klaim
konsumen pada tahun 1992. Dari kasus tersebut, bentuk kecurangan klaim konsumen yang paling
sering adalah pemalsuan klaim sekitar 40%. Kesalahan pencatatan kepegawaian dan eligibilitas
25% dari kasus. Kecurangan mispresentasi pada aplikasi 5%. Sisanya 30% dari konsumen fraud
kasus merupakan variasi metode kecurangan lainnya (Appndix C).
Klaim Fraud
Kecurangan klaim dapat berbentuk merubah tagihan rekening, penyampaian klaim untuk
anggota keluarga yang tidak berhak dan misrepresentasi respon pada pertanyaan spesifik pada
formulir klaim. Sebagai contoh, adalah suatu kecurangan, bila pasangan karyawan keduanya
bekerja yang dijamin oleh kedua perusahaan, tetapi mereka tidak menjawab dengan benar bahwa
mereka mempunyai dua jaminan kesehatan ketika mengisi pertanyaan pada formulir klaim
manfaat. Pemegang polis mungkin mengambil manfaat klaim dua kali, dimana kedua perusahaan
asuransi seharusnya dapat melakukan koordinasi pembayaran manfaat. Juga kecurangan bila
orang yang dijamin menghapus besaran jumlah dolar dari tarif jasa dokter dan menggantinya
dengan nilai yang lebih tinggi pada formulir klaim.
Eligibilitas Fraud
Kecurangan eligibilitas adalah usaha curang untuk mendapatkan jaminan asuransi, yang
sebenarnya tidak menjadi haknya. Bentuk kecurangan dapat berupa tindakan penipuan,
misrepresentasi atau menyembunyikan informasi pada formulir aplikasi asuransi. Beberapa
contoh dari eligibilitas fraud adalah:
Sejumlah orang melakukan kolusi dengan membentuk perusahaan palsu dengan maksud
semata-mata untuk membeli produk asuransi.
Pemalsuan klaim karyawan dimana dia mengisi persyaratan eligibilitas tetapi tidak bekerja
penuh waktu, menerima tingkat penghasilan disyaratkan.
Perusahaan menambahkan daftar anggota keluarga yang berhak mendapatkan jaminan
pelayanan kesehatan pegawai, tetapi anggota keluarga tersebut bukanlah pegawai.
Karyawan menambahkan daftar anggota keluarga untuk mendapatkan jaminan pelayanan
kesehatan pegawai, tetapi anggota keluarga tersebut sebenarnya tidak berhak dengan status
tersebut sesuai dengan terminologi asuransi kontrak. (contoh: anak yang tidak berstatus
sebagai mahasiswa penuh waktu)
Perusahaan atau orang tua menyembunyikan kondisi medis pegawai atau anggota keluarga
yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai orang yang dijamin.
Pelamar Fraud
Kecurangan pelamar dilakukan oleh pelamar asuransi, agennya atau orang yang
bertindak atas nama pelamar. Kecurangan ini dilakukan bila fakta pemberian informasi bohong
dibuat dengan rencana untuk (1) untuk meyakinkan bahwa lamaran diterima oleh perusahaan
asuransi dimana tidak ada limitasi kondisi atau pengecualian termaktub pada jaminan yang
diterbitkan untuk pelamar atau (2) memperluas jaminan kepada individu yang sebenarnya tidak
ada atau orang sebenarnya tidak legal sebagai anggota keluarga pelamar. Untuk menentukan
kecurangan misrepresentasi harus ada fakta materiel dan ada niat untuk membuat perusahaan
menerbitkan cakupan yang sebenarnya tidak boleh diterbitkan bila diketahui informasi yang
benar atau menerbitkan jaminan tanpa limitasi kondisi pre existing atau pengecualian.
Umur pelamar
Status kesehatan
Riwayat kesehatan/medis
Riwayat kesehatan keluarga
Pekerjaan
Gaya hidup seperti: merokok, minum alkohol atau obat bius
Identitas dan status kesehatan anggota keluarga
Sebenarnya tidak ada data statistik yang berkaitan dengan kecurangan ini sebab itu
disebut internal fraud. Walaupun demikian, survei oleh AAKA merefleksikan 5 kasus penting
yang dilakukan oleh agen tahun 1992 (Appendix C). Contoh dari internal fraud sebagai berikut:
Agen menerima pembayaran dari konsumen, tetapi tidak menyampaikan laporan calon
peserta kepada perusahaan sedangkan uangnya dikantongi.
Agen memberikan informasi salah tentang cakupan polis untuk mendorong konsumen
menukar polis agar meningkatkan komisi untuk agen
Karyawan menciptakan peserta fiktif kedalam catatan jaminan kepersertaan, menyampaikan
klaim palsu dan uangnya dikantongi.
Disebabkan perusahaan bertanggung jawab terhadap tindakan karyawan dan agen kepada
publik dan pemegang saham, setiap kejadian internal fraud perlu menjadi perhatian. Pada Bab 2
mendiskusikan kebutuhan pendidikan personel dan cara yang digunakan perusahaan untuk
mencegah internal fraud.
Penyalahgunaan fisik pasien, adanya niat atau bentuk lainnya, biasanya tidak diketahui
dengan jelas pada review klaim pelayanan kesehatan, ini biasanya menjadi atensi penyelidik
kecurangan pelayanan kesehatan sebagai hasil dari informasi yang didapatkan dari proses
investigasi. Jelas, bahwa penyalahgunaan tidak dapat ditoleransi dan harus segera menjadi atensi
lembaga penegak hukum atau otoritas perizinan. Bisa saja PPK tidak mempunyai niat untuk
melakukan kecurangan, tetapi hasilnya PPK mendapatkan manfaat tanpa memberikan pelayanan
kesehatan seharusnya. PPK yang melakukan penyalahgunaan fisik pasien sering juga PPK yang
akan melakukan kecurangan kepada pasien dan perusahaan asuransi. Dengan demikian, kasus
penyalahgunaan pasien seharusnya dipertimbangkan sebagi kasus potensial dari fraud.
Malpraktek atau medical tidak kompeten juga dapat ditemui sebagai hasil pengembangan
informasi untuk proses investigasi. Malpraktek dapat berupa tidak mempunyai kompetensi
tindakan pembedahan yang berakibat luka atau kematian pasien, terapi tidak adekuat atau
instrumen medis cacat sehingga membahayakan pasien. Underutilisasi adalah menahan
pengobatan atau testing yang seharusnya secara medis dibutuhkan, contoh lain, yang sering
terjadi pada pelayanan kesehatan terkendali dengan pembayaran kapitasi. Penyelidik yang
menemukan tanda atau bukti kompetensi medis tidak terpenuhi harus mencatat dan melaporkan
bukti tersebut kepada lembaga yang berwenang.
Overutilisasi
Overutilisasi terjadi ketika pasien digunakan sebagai subjek pengobatan dan tes yang
tidak dibutuhkan atau diberikan berulang-ulang. Penagihan biaya overutilisasi terencana adalah
fraud. Walaupun demikian, jika PPK yakin dengan niat tulus, dia memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai ini disebut penyalahgunaan (abuse). Overutilisasi bentuk umum dari
penyalahgunaan pelayanan. Pembuktian bahwa overutilisasi adalah fraud membutuhkan bukti
bahwa PPK tidak memberikan pelayanan dengan tulus. Pembuktian ini tidaklah mudah, tapi
bukan tidak mungkin. Sebagai contoh:
Batas antara penyalahgunaan dan kecurangan sangat kabur. Sebab yang membedakan
keduanya adalah adanya bukti niat buruk dari PPK. Oleh karena itu penyalahgunaan adalah
kecurangan yang tersembunyi dibalik selimut tebal PPK. Adanya niat over atau under-utilisasi
adalah kecurangan dan dapat dijerat hukum. Penegak hukum dapat mendakwa tindakan kriminal
terhadap overutilisasi atau underutilisasi jika penyalahgunaan merupakan besaran yang cukup
untuk mendukung kasus yang dilakukan dengan niat buruk. Penyelidik asuransi dapat membantu
penegak hukum dengan mengembangkan kasus yang akan menolong penegak hukum
membuktikan adanya niat buruk.
Ringkasan
Tidak seorangpun dapat mengukur secara akurat dan sahih besaran kecurangan dan
penyalahgunaan pelayanan kesehatan. Banyak yang skeptis bahwa hampir tidak mungkin
mengukur secara akurat fraud. Suatu hal yang dipahami bersama adalah fraud perdefinisi adalah
tindakan curang. Diperkirakan biaya akibat kecurangan pelayanan kesehatan sebesar satu milyar
dolar per tahun. Itulah biaya yang dibayar oleh setiap orang dengan naiknya premi dan pajak.
Pesan jelas yang ditujukan kepada pelaku kecurangan bahwa ini bukanlah permainan
karena tidak seorangpun keluar sebagai pemenang. Setiap pihak dari sistem kesehatan harus
berkontribusi untuk memenangkan perang melawan kecurangan. Bab ini menggali secara rinci
bagaimana cara asuransi publik dan swasta dapat dan harus mengarahkan ancaman serius
kecurangan dan penyalahgunaan sistem pelayanan kesehatan.
Istilah-Istilah Kunci
Aplikasi fraud
Klaim fraud
Konsumen fraud
Peralatan medis jangka panjang
Eligibilitas fraud
Tindakan melanggar hukum
Kecurangan (fraud)
Penyalahgunaan pelayanan kesehatan
Kecurangan pelayanan kesehatan
Asuransi fraud
Niat buruk (intent)
Malpraktek
Fakta materiel
Misrepresentasi (informasi bohong)
Pendahuluan
Kecurangan pelayanan kesehatan sulit untuk diketahui dan peraturan yang ada, dimana
perusahaan asuransi beroperasi, dapat menimbulkan kendala perusahaan untuk mendeteksi dan
menyelidiki fraud. Sebagai contoh: peraturan negara bagian mengharuskan pembayaran klaim
segera mungkin, tetapi penyelidikan fraud banyak membutuhkan waktu. Dengan adanya tekanan
untuk membayar klaim secepat mungkin, perusahaan mungkin memperpendek proses
penyelidikan fraud dan bayar saja klaim. Umumnya PPK yang terlibat fraud tidak hanya
melakukan pada satu perusahaan tapi biasanya melakukan transaksi dengan sejumlah perusahaan
asuransi. Oleh karena sulitnya perusahaan asuransi mendeteksi fraud secara individual, perlu
kerja sama berbagi informasi tentang fraud di antara perusahaan-perusahaan yang juga bukan
urusan yang mudah.
Menurut hasil survei program anti-fraud Perusahaan asuransi oleh AAKA tahun 1993
(Apendix C), mayoritas dari sampel perusahaan mengembangkan program anti kecurangan
asuransi baru dalam 10 tahun terakhir. Hampir sepertiga dari perusahaan baru mengembangkan
program tersebut baru tiga tahun terakhir. Lebih dari 20% perusahaan belum mengembangkan
program anti kecurangan asuransi.
Kefektifan strategi program anti kecurangan asuransi mengandung banyak bagian kritis,
batasan area program dapat berbeda untuk setiap perusahaan, tergantung pada besaran, ruang
lingkup dan pentinganya unit asuransi kesehatan dan disability. Sejumlah item yang
direkomendasikan sebagai komponen strategi program anti kecurangan asuransi.
Kecurangan pelayanan kesehatan dapat berasal dari luar atau dalam, sebab itu perhatian
pertama perusahaan asuransi adalah mendidik karyawannya tentang fraud. Idealnya, dimulai
perusahaan mengadopsi pernyataan formal kebijakan kecurangan pelayanan kesehatan. Lihat
apendiks E untuk contoh pernyataan kebijakan perusahaan. Pernyataan kebijakan atau misi anti
kecurangan pelayanan kesehatan Pernyataan ini dapat dibuat dalam bentuk publikasi, videotape,
bahan promosi dan surat. Usaha-usaha lain sebagai kunci pesan yang menekankan bahwa
perbuatan curang tidak akan dimaafkan oleh perusahaan.
Pernyataan kebijakan dapat sangat bernilai dalam membentuk program anti kecurangan
pelayanan kesehatan perusahaan. Dalam lapangan penyidikan yang unik ini, sangat berguna bila
setiap mitra mengerti secara jelas goal dan tujuan usaha-usaha program anti kecurangan
pelayanan kesehatan. Pernyataan kebijakan baik yang akan menciptakan kejelasan tujuan.
Unit penyidikan spesial (UPS) adalah struktur organisasi pada perusahaan asuransi yang
tugas utamanya untuk menyelidiki klaim yang diragukan. UPS juga dapat berfungsi untuk
melakukan pelatihan dan pendidikan kepada staf klaim dan personel kunci lainnya pada deteksi
kecurangan, melakukan investigasi spesial, melaksanakan red flag program secara efektif dan
menyelesaikan klaim yang diragukan (lihat bab 4). Besaran, struktur dan tanggung jawab unit
anti kecurangan ditentukan oleh analisis biaya manfaat perusahaan atau pada beberapa negara
bagian menurut yang ditentukan oleh undang-undang.
Mempunyai penyidik yang berpengetahuan dan yakin mereka mengerti tanggung jawab dan
misi mereka.
Menetapkan prosedur yang jelas, termasuk persyaratan laporan dan garda pengaman internal
dan
Mengembangkan standar spesifik untuk investigasi aktivitas yang mencurigakan.
Sejalan dengan penempatan staf yang tepat pada UPS, terus dilakukan promosi unit
kedalam dan keluar. Usaha-usaha mempromosikan unit kedalam rangka membangun bahwa
kepentingan unit kaitannya dengan karyawan. Promosi usaha anti fraud perusahan kepada
konsumen juga ide yang baik dan dapat memberikan pendidikan kepada konsumen tentang
kecurangan pelayanan kesehatan. Tidak setiap perusahaan mempunyai UPS, tetapi setiap
perusahaan harus mempunyai karyawan yang bertugas untuk mendeteksi dan menyelidiki klaim
yang diragukan atau mengontrakan tugas tersebut pada pihak ketiga. Yang perlu diperhatikan bila
kasus ditangani oleh pihak ketiga adalah tingkat kerahasian harus ditangani sama seperti yang
disyaratkan oleh perusahaan.
Pedoman Prosekusi/Penyidikan
Bila bekerja sama dengan departemen hukum atau konsultan luar, perusahaan harus
menciptakan peraturan untuk pedoman staf, klaim mana yang dapat disampaikan kepada
lembaga penyidik atau perusahaan konsultan untuk pertimbangan dakwaan pidana atau perdata.
Pedoman harus juga menetapkan kedepan bagaiman staf penyidik harus mempersiapkan kasus
untuk presentasi. Pedoman penyiapan kasus didiskusikan pada Bab 4 buku ini.
Instrumen berharga lain yang dapat diperkenalkan perusahaan pada program sadar fraud
adalah 1-800 fraud hotline. Banyak perusahaan menggunakan nomor 1-800 untuk pelaporan
klaim atau penyediaan jasa informasi konsumen. Perusahaan yang telah menggunakan 1-800
untuk untuk rujukan kecurangan, mendapatkan instrumen ini sangat berguna. Nomor telpon ini
harus dirancang spesial hanya untuk pelaporan perkiraan kecurangan. Ada beberapa cara untuk
Nomor hotline untuk internal perusahaan juga terbukti sangat berguna. Di bawah
dukungan UPS, nomor hotline dapat digunakan untuk menempatkan karyawan tetap kontak
dengan personel UPS untuk mendapatkan jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan fraud.
Perusahaan harus mengerti dampak dari hukum federal dan negara bagian terhadap usaha
memerangi fraud. Hukum spesifik dan dampaknya terhadap usaha memerangi fraud diuraikan
pada Bab 3 dan 8, juga lihat Apendix B. Setiap tahun sejumlah negara bagian memberlakukan
hukum spesial pencegahan kecurangan asuransi dan mengatur bagaiman perusahaan harus
melaksanakan aktivitas anti kecurangan.
Hanya beberapa negara bagian yang akan mengadopsi secara total kata demi kata dari
undang-undang tersebut, tetapi perusahaan dapat mengasumsikan bahwa banyak pasal–pasal pada
undang-undang tersebut akan diadopsi oleh negara bagian.
Peraturan pemerintah tentang praktek penentuan klaim tidak jujur adalah salah satu
hukum yang terpenting negara bagian yang diterapkan pada masalah klaim asuransi. Bentuk lain
dari NAIC model undang-undang praktek tidak jujur penentuan klaim, telah diadopsi pada
Desember, 1997 (Apendiks F). Jelasnya, setiap negara bagian telah memberlakukan undang –
undang ini dengan sejumlah variasi. Hampir semua model atau undang-undang negara bagian
yang menyebutkan praktek perusahaan yang diperkirakan melakukan kecurangan. Hukum ini
juga menyebutkan, dalam salah satu provisinya, bahwa dipersyaratkan pemberitahuan dengan
surat atau telpon dan respon mengkomunikasikan klaim. Jika terjadi keterlambatan dalam
merespon klaim, pengaju klaim harus disarankan meminta penundaan dan menyampaikan
alasannya. Jika komisioner asuransi mempunyai dasar untuk mempercayai bahwa telah terjadi
ketidak jujuran praktek klaim, maka pinalti dan denda dapat dijatuhkan kepada perusahaan yang
melanggar hukum tersebut.
Model undang-undang1 ini juga menentukan perusahaan untuk menerima atau menolak
manfaat klaim dalam periode tertentu setelah mereka menerima bukti kerugian pengaju klaim.
Sejumlah negara bagian menentukan bahwa klaim harus diterima dalam 15 hari setelah
perusahaan menerima permintaan pembayaran. Negara bagian ada yang menetunkan periode
waktu yang lebih pendek lagi. Singkatnya periode ini membuat terbatasnya waktu untuk
melakukan penyelidikan kecurangan dan perusahaan membayar saja walau ada dugaan
kecurangan klaim. Hal ini dilakukan karena perusahaan harus mematuhi undang-undang praktek
1
Di Amerika Model undang-undang dapat dibuat oleh assosiasi (conto: NAIC) yang dapat digunakan oleh
negara bagian sebagai pedoman untuk membuat undang-undang yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing.
Seluruh manfaat klaim asuransi kesehatan merupakan informasi rahasia berkaitan dengan
pelaku klaim. Data medis untuk dukung klaim dan informasi latar belakang pada berkas klaim
dapat berisi informasi sensitif, problem psikiatrik atau riwayat kesehatan keluarga. Perusahaaan
asuransi wajib melindungi dengan aman informasi tersebut, bila bisa mendapatkan sangsi
administratif dan hukum.
Seperti kriminal area, perusahaan sama dengan warga negara mempunyai obligasi dan
tanggung jawab untuk bekerja sama dengan penegak hukum yang menyelidiki dan mendeteksi
kecurangan pelayanan kesehatan. Kondisi alamiah sistem pelayanan kesehatan dan sangat
besarnya kerugian finansial akibat kecurangan pelayanan kesehatan, partisipasi untuk memerangi
kecurangan merupakan tugas dan tanggung jawab publik. Dibawah dokrin “respondead superior”,
perusahaan bertanggung jawab terhadap prilaku seluruh karyawan atau agen yang merugikan
pihak lain yang bekerja sama dengan mereka. Hal ini membuat perusahaan rentan terhadap
kewajiban finansial, bila agen atau karyawan mereka terlibat kecurangan pelayanan kesehatan.
Itulah sebabnya, merupakan kewajiban moral untuk mendeteksi kecurangan internal, tetapi ini
merupakan tugas untuk melindungi diri sendiri dan konsumen dengan melakukan penyelidikan
dan menuntut secara hukum kecurangan eksternal.
Hukum Kekebalan
Dalam rangka melindungi perusahaan asuransi dari tuntutan hukum dalam melaksanakan
aktivitas anti kecurangan, banyak negara bagian memberlakukan peraturan hukum kekebalan
perusahaan terhadap kecurangan. Tujuan dari peraturan kekebalan ini adalah untuk melindungi
perusahaan yang mempunyai niat baik, melaporkan dugaan kecurangan kepada lembaga yang
berwenang. Peraturan ini melindungi perusahaan dari tuntutan hukum yang diajukan oleh orang
yang namanya disebut dalam laporan kecurangan. Walau hukum kekebalan sipil bervariasi di
antara negara bagian, tetapi hampir seluruh negara bagian perusahaan atau organisasi yang
bertindak dengan niat baik dalam melaporkan dugaan kecurangan kebal dari tuntutan hukum.
Peraturan ini tercantum pada undang-undang model NAIC
Ketika melakukan investigasi pada negara bagian tertentu, penyidik harus mengontak
konsultan hukum lokal untuk mengetahui batas dan tingkat kekebalan menurut hukum setempat.
Walaupun negara bagian mempunyai hukum kekebalan, tetapi peraturan tidak menyediakan
proteksi tanpa batas. Setiap aktivitas atau pelaporan yang tidak didasari niat baik tidak akan
dilindungi oleh hukum kekebalan. Selama penyelidikan seluruh prosedur operasi klaim
Jaringan Kerja
Jaringan kerja di antara penyelidik kecurangan asuransi adalah penting. Banyak pelaku
kecurangan pelayanan kesehatan mempunyai target kepada sejumlah perusahaan secara majemuk
dan simultan. Pelaku kecurangan lebih suka melakukan kecurangan dalam jumlah uang yang
kecil-kecil tetapi melibatkan banyak perusahaan, dari pada melakukan kecurangan pada satu
perusahaan dengan jumlah nominal yang besar. Sehingga skema kecurangan tampak seperti kasus
kecil terhadap satu perusahaan dan tidak menarik perhatian. Melalui jaringan kerja perusahaan
dapat mempelajari pelaku telah melakukan kecurangan terhadap sektor pemerintah maupun
swasta dengan jumlah nominal yang luar biasa besarnya.
Jaringan kerja sekarang tidak terbatas oleh logistik geografis atau batasan bagian
organisasi saja. Jaringan kerja kecurangan asuransi adalah bahasa atau media di mana setiap
orang dapat berbicara pada problem yang sama. Jaringan kerja dan kumpulan intelijen yang
sukses adalah tidak jauh dari pada telpon, kotak surat dan faksimili. Peluang kerja sama asuransi
untuk mendapatkan pelatihan anti kecurangan dan seminar pelatihan tersedia pada tingkat
nasional melalui organisasi seperti: HIAA, NCHAA dan lain-lain.
Disamping staf klaim yang handal merupakan prioritas utama dalam mendeteksi
kecurangan klaim, peningkatan komputer dapat juga digunakan untuk membantu klaim staf
menemukan dan menginvestigasi kemungkinan kecurangan. Pentingnya perangkat lunak yang
dapat menggabungkan kembali kode CPT, yang dapat memberikan kepastian bahwa PPK tidak
menagih pembayan 2 kali untuk jasa yang sama. Perangkat lunak unbundling mempunyai
kemampuan untuk melihat tagihan tunggal. yang diinput ke dalam sistem dan digabung kembali
kedalam tagihan kode CPT. Dengan meningkatkan, perangkat lunak dapat memberikan penilai
klaim kemampuan untuk juga melakukan penggabungan kembali kode CPT dengan tagihan
Analisis atau review pengalaman klaim dengan kode kecelakaan dapat merupakan jalan
untuk meneliti kemungkinan kecurangan. Terutama bila pembayaran klaim harus melakukan
koordinasi manfaat dengan perusahaan pembayar lain. Teknik ini juga menolong untuk
menentukan jika peserta mempunyai kecenderungan kecelakaan. Informasi ini tentunya bukanlah
indikasi kecurangan tetapi ini mungkin tanda dibutuhkan investigasi lebih lanjut.
Semua perusahaan asuransi menemukan bahwa melakukan audit PPK sesuai dengan
kebutuhan adalah sangat menolong. Sejumlah kecil audit acak harus dilakukan kepada seluruh
PPK yang menyampaikan klaim.
Pertimbangan Lain
Saling tukar data elektronik adalah transmisi data antara dua komputer. Taransaksi PDE
semakin meningkat pada industri asuransi kesehatan. Transaksi tersebut termasuk transmisi
informasi manfaat, informasi eligibilitas dan penyampaian klaim.
Diperkirakan sekitar 25% klaim telah ditransfer secara elektronik. Banyak manfaat yang
didapatkan dengan melakukan pengiriman klaim secara PDE, tetapi perlu perhatian spesial
dengan meningkatnya jumlah klaim disampaikan melalui interchange data elektronik. Pada Bab 5
dan 7 pada buku ini akan didiskusikan lebih rinci tentang PDE, otomatisasi dan kecurangan
pelayanan kesehatan.
Scanning
Banyak orang melihat PDE sebagai cara yang dapat meningkatkan atau menurunkan
biaya administrasi pelayanan kesehatan. Penyampaian klaim melalui PDE tidak segera diterima
oleh sebagian besar perusahaan. Sebagai langkah antara untuk masuk ke dalam interchange data
elektronik, banyak perusahaan menggunakan teknologi scanning dimana PPK dapat mengirimkan
formulir klaim kemudian dilakukan proses klaim. Scanning sebagai teknik antara PDE tersedia
untuk seluruh PPK.
Scanning seperti juga pada PDE menimbulkan masalah potensial yang sama. Oleh karena
tidak adanya formulir klaim yang dapat di review oleh peneliti klaim yang ahli dan
berpengalaman. Scanning juga penggunaanya terbatas pada formulir tertentu yang bersifat rutin
seperti: formulir HCFA-1500 dan UB-92.
Mikro film
Mikro film menjadi praktik bisnis standar pada industri asuransi. Secara rutin perusahaan
melakukan pembuatan mikrofilm klaim, selama proses pra bayar. Mikrofilm juga dapat dibuat
setelah pembayaran klaim dilakukan. Dengan mikrofilm membuat perusahaan asuransi dapat
menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar di dalam ruang yang relatif kecil.
Walaupun demikian, mikrofilm dapat juga menimbulkan masalah. Penilai klaim tidak
dapat melihat dokumen original ketika pembayaran klaim dilakukan. Perbedaan warna tidak
dapat ditampilkan pada mikrofilm, sehingga penilai klaim tidak awas kemungkinan adanya
kecurangan. Mikrofilm tidak dapat membedakan warna, tanda penghapusan yang merupakan
indikasi kemungkinan kecurangan, yang dapat hilang bila klaim ditransfer kedalam mikrofilm.
Sebagai tambahan, mikrofilm tidak sejelas seperti dokumen asli.
Sebenarnya peserta asuransi mungkin bukan menjadi target pelaku kecurangan, tetapi
mereka sering menjadi media di mana PPK dapat melakukan kecurangan untuk mendapatkan
manfaat pembayaran dari perusahaan asuransi. Sebab itu menjadi sangat penting, bagi perusahaan
asuransi untuk memberikan informasi kepada peserta tentang pembayaran klaim yang dapat
menjadi tanggung jawab mereka. Perusahaan memberikan informasi tentang kecurangan
pelayanan kesehatan secara umum dan membuat mereka awas terhadap bentuk spesifik
kecurangan. Berikut adalah skema umum yang digunakan sebagai umpan yang tidak mendidik
dan tidak sangka kemungkinan akan terjadi kecurangan.
Salah satu skema kecurangan yang paling sering adalah memberikan gratis pelayanan
medis. Pasien dibujuk untuk menggunakan jasa PPK dan mempercayai bahwa kunjungan dan jasa
lainnya adalah gratis. Pasien biasanya tidak menyadari bahwa perusahaan asuransi ditagih
pembayaran untuk kunjungan dan pengobatan yang mereka terima. Dalam banyak contoh bentuk
skema seperti ini dapat dibuka dengan mengirimkan penjelasan manfaat kepada peserta ketika
klaim dibayar. Penjelasan manfaat menginformasikan kepada peserta jumlah uang yang
dibayarkan untukk setiap PPK dan mengapa dibayarkan.
Bentuk skema umum yang lain adalah PPK memasang iklan dengan janji bahwa pasien
tidak membayar dari kantong mereka. PPK mengaku bahwa mereka akan menghapus jumlah
uang co-payment dan deductible yang dibebankan kepada perusahaan asuransi. Ada dua cara di
mana PPK dapat membuat janji tentang hal tersebut:
Alternatif pertama mungkin bisa kecurangan atau penyalahgunaan, tergantung dari niat
PPK dan hukum negara bagian. Alternatif kedua adalah kecurangan.
Co-pays dan deductible dimaksudkan untuk mencegah over utilisasi pelayanan medis.
Dengan mewajibkan peserta untuk membayar sejumlah uang untuk setiap pelayanan kesehatan,
ini memberikan insentif kepada peserta untuk hanya menggunakan pelayanan medis bila benar-
benar membutuhkan dan membuat peserta cerdik terhadap pelayanan medis. Penghapusan co-
pays dan deductible oleh PPK menghilangkan insentif tersebut. PPK yang tidak jujur dapat
mendorong overutilisasi, ketika pasien tidak menanggung beban biaya terhadap pelayanan PPK.
Sebab deductibles dan co-pays adalah wajib sesuai dengan kontrak asuransi, peserta
melanggar kontrak dengan tidak membayar kedua hal tersebut. Ini penting untuk dicatat bahwa
banyak peserta asuransi tidak menyadari menghapus co-pay dan deductible dapat merupakan
suatu kecurangan dan melanggar kontrak asuransi. Penyuluhan merupakan kunci untuk menolong
peserta meng identifikasi kecurangan asuransi dan menyadarkan mereka atas ketidaktahuan akan
hal tersebut.
Program Bounty
Manual Kecurangan
Manual prosedur kecurangan sangat bernilai bagi personel. Manual tidak hanya
menolong mereka untuk mendeteksi kecurangan, tetapi juga bagaimana meng investigasinya.
Manual prosedur kecurangan merupakan sumber referensi untuk penyelidik untuk memenuhi
prosedural untuk menginvestigasi klaim. Pada negara bagian tertentu perusahaan asuransi
diwajibkan mempunyai manual tersebut.
Ringkasan
Suatu fakta masalah yang ditemukan dari hasil survei HIAA adalah sebagian besar kasus
kecurangan yang diinvestigasi oleh perusahaan tidak diteruskan kepada lembaga yang
berwenang. Walaupun beberapa kasus dapat dieksekusi secara sukses. Ada dua buah penjelasan
yang berkaitan dengan hal tersebut. Pertama, lembaga hukum federal dan lokal sering mempunyai
beban kerja yang berlebihan dengan kasus kriminal yang lain dan tidak mempunyai keahlian atau
sumber untuk mendakwa kecurangan pelayanan kesehatan. Problem ini telah dikurangi sebagian
oleh peningkatan kesadaran atas kecurangan asuransi kesehan dan meningkatkatnya jumlah
personel federal yang dedikasi untuk memerangi tindakan kriminal ini.
Istilah-Istilah Kunci
Kode kecelakaan
Rencana anti kecurangan
Pernyataan kebijakan anti kecurangan
Program bounty
Immunitas sipil
Liabilitas sipil
Kerahasiaan
Kode CPT
Interchange data elektronik
Manual kecurangan
Investigasi
Mikrofilm
Restitusi moneter
Model Undang2 Pencegahan Kecurangan Asuransi NAIC
Jaringan kerja
1-800 hotline kecurangan
Audit setelah pembayaran
Tarif database prevailing
Pedoman litigasi/prosekusi
Red flag
Respondead superior
Unit investigasi spesial
Undang2 Praktek Penetapan Klaim yang tidak jujur
Pendahuluan
Bab ini menggali hukum publik dan lembaga yang menangani kecurangan pelayanan
kesehatan. Tujuannya adalah membuat pembaca mengetahui lembaga-lembaga negara bagian
dan federal yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kecurangan pelayanan kesehatan baik
swasta maupun publik, dan memberikan informasi tentang hukum-hukum primer yang berkaitan
dengan kecurangan pelayanan kesehatan. Setiap diskusi yang berkaitan dengan kecurangan
pelayanan kesehatan harus memasukkan Medicare dan Medicaid. Program-program ini sekarang
menjadi perhatian sektor pembayar swasta yang terlibat dalam pemberian dan pembayaran jasa
pelayanan kesehatan pada program publik tersebut. Fakta bahwa banyak PPK yang melakukan
kecurangan pada program publik juga melakukannya pada program swasta, merupakan alasan
untuk pembelajaran bagaimana program ini menangani kecurangan. Pengalaman program
Medicare dan medicaid dalam memerangi kecurangan adalah pengetahuan yang berharga untuk
setiap orang yang terlibat dalam usaha anti kecurangan.
Ada tingkat variasi dari lembaga federal yang terlibat dalam usaha anti kecurangan.
Berikut sekilas diskusi lembaga tersebut dan misi anti kecurangannya. Ini dimaksudkan agar
pembaca mengenal pemain kunci yang bertugas dengan anti kecurangan pada sektor publik.
1
Program Medicaid adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan Federal untuk warga negara yang
miskin. Program Medicare adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan Federal untuk warga negara
yang telah berumur 65 tahun atau lebih.
Pada tingkat federal Departemen Kehakiman (DK) bertanggung jawab untuk prosekusi
kriminal kecurangan pelayanan kesehatan. Kecurangan ini merupakan perioritas nomor satu dari
kriminal kerah putih DK, dan nomor dua dari keseluruhan perioritas dibawah kriminal kekerasan.
DK saat ini menghadapi masalah kecurangan yang lebih kompleks seperti: pencucian uang dan
rekening palsu untuk jasa kesehatan yang tidak diperlukan, servis yang tidak pernah diberikan,
atau servis yang diberikan oleh orang lain. DK juga menyelidiki dan prosekusi PPK yang
membayar komisi atau bentuk lain, atau merujuk pasien kepada institusi tertentu dimana PPK
mendapatkan keuntungan finansial.
DK mempunyai dua divisi utama, Divisi Perdata dan Divisi Kriminal, setiap divisi
mempunyai peran yang berbeda dalam merespon kecurangan pelayanan kesehatan. Selanjutnya,
kriminal federal diprosekusi oleh Kantor Kejaksaan Amerika diseluruh negara.
Pada tahun 1993, kecurangan pelayanan kesehatan merupakan perioritas kedua tertinggi
di DK. Berdasarkan initiatif ini, DK menunjuk spesial konsultan untuk masalah kecurangan ini.
Kejaksaan Lokal Amerika telah didorong untuk mengembangkan kelompok kerja pelyanan
kesehatan dan melakukan kerja sama dengan lembaga federal lainnya untuk menjerat para pelaku
kecurangan pelayanan kesehatan. Kelompok kerja dapat melibatkan Unit Kontrol Kecurangan
Medicaid negara bagian, dan relatif jarang wakil dari perusahaan asuransi swasta. Walaupun
federal initiatif ini melibatkan sektor swsata, tetapi umumnya kecurangan yang diprosekusi
adalah program federal bukan kecurangan pada sektor swasta.
DK berkerja sama dengan lembaga lain untu meng investigasi dan prosekusi kasus
kecurangan pelayanan kesehatan. Sebagai contoh: DK telah mengembangkan Kelompok
Kebijakan Kecurangan Pelayanan Kesehatan Tingkat Eksekutif untuk mengembangkan kebijakan
Pemberdayaan Anti Kecurangan Pelayanan Kesehatan. Anggota kelompok ini terdiri dari asisten
jaksa umum untuk Devisi Kriminal dan Perdata DK, inspektur jendeeral Departemen Kesehatan
dan Servis Manusia, dan pegawai senior Biro Investigasi Federal (BIF). Ketua atau wakil ketua
Subkomite Kecurangan Pelayanan Kesehatan Kejaksaan Amerika juga menjadi anggota
kelompok kerja tersebut. Kelompok kerja ini menangani masalah seperti: identifikasi skema
kecurangan yang menonjol, pengembangan perioritas nasional, berbagi data dan teknik
investigasi, dan pengembangan percepatan perbaikan dan program transparansi. Forum ini
dirancang agar kondusif untuk pengembangan kebijakan dan koordinasi diantara lembaga-
lembaga dalam memerangi kecurangan pelayanan kesehatan.
Biro Investigasi Federal (BIF) adalah lembaga penegak hukum federal dengan otoritas
dan tanggung jawab hukum yang luas. BIF tidak mempunyai otoritas prosekusi, tetapi dia diberi
Pada tahun 1992, BIF melancarkan inisiatif anti kecurangan pelayanan kesehatan,
termasuk pelatihan personel baru dan gugus tugas untuk investigasi, prosekusi kecurangan
pelayanan kesehatan. Ratusan personel telah di reposisi dari tugas intelejen dan lembaga
keuangan untuk fokus kepada kecurangan pelayanan kesehatan. Sebagai hasilnya, kasus
kecurangan yang ditangani ole BIF meningkat drastis dari 365 investigasi pada 1991 menjadi
1612 kasus aktif pada tahun 1995.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Penduduk (DKP) adalah lembaga federal yang
berfungsi untuk penyuluhan kesehatan dan kesejahteraan penduduk dan menyediakan pelayanan
esensial kepada setiap kelompok umur penduduk. Departemen Adminsitrasi Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan mengelola program Medicare dan Medicaid. Deskripsi rinci kegiatan anti
kecurangan pada kedua programtersebut akan didiskusikan seksi selanjutnya dari bab ini.
Departemen Pertahanan
Departemen Pertahanan (DP) mengelola the Civilian Health and Medical Program of the
Uniform Services (CHAMPUS) atau Program kesehatan dan medis pegawai perdata Departemen
Pertahanan. Program ini menyediakan pelayanan kesehatan untuk anggota dan pejuang (survivor)
yang telah menyelesaikan tugas militer, pensiunan dan anggta keluarganya. DP telah
mengumumkan regulasi otoritas administrasi untuk kecurangan ataupun penyalah gunaan
pelayanan kesehatan. Regulasi juga melarang kolusi antara PPK dengan pegawai, kontraktor
material, atau lainnya yang merencanakan menaikkan harga (over charge) program pelayanan
kesehatan melalaui berbagai cara seperti: komisi, split fee, dan kick bacs (pembayaran sejumlah
uang kepada pemberi proyek) yang disembunyikan dan tidak merupakan biaya yang dibutuhkan
atau keuntungan.
Jasa Inspeksi Kantor Pos (JIP) menyelidiki kecurangan pelayanan kesehatan yang
menggunakan jasa kantor pos. Karena banyak kasus kecurangan yang menggunakan surat melalui
transmisi formulir klaim, pembayaran klaim, atau dengan cara lain, Inspektur pos dapat
berpartisipasi secara luas pada penyelidikan kecurangan pelayanan kesehatan. Inspektur pos
berkerja erat dengan lembaga2 lain dan kantor kejaksaan memerangi kecurangan di sektor publik
dan swasta.
Komisi Perdagangan Federal (KPF) mempunyai aktivitas yang luas pada area
perlindungan konsumen dan kompetisi perdagangan. Akhir2 ini KPF memusatkan perhatiannya
kepada skema kecurangan yang ditujukan kepada perusahaan asuransi swasta. KPF dapat
melakukan menahanan order sementara dan pembatalan terhadap PPK untuk menangkal
kemungkinan tindakan kecurangan oleh PPK. KPF juga dapat membekukan asset perusahaan dan
menunjuk pihak lain untuk mengambil alih bisnis perusahaan. Dengan demikian, KPF dapat
memfasilitasi perusahaan asuransi untuk memerangi kecuranga yang dilakukan oleh PPK,
terutama skema kecurangan yang sedang berlangsung.
Pada saat yang bersamaan Kongres juga mengembangkan program Medicaid yang
merupakan program kerja sama antara federal dan negara bagaian. Program ini ditujukan kepada
penduduk miskin yang tidak sanggup membiayai pelayanan kesehatan. Medicaid merupakan
bagian esensial dari sistem kesejahteraan sosial. Program memberikan bantuan pelayanan
kesehatan dengan kategori dibutuhkan untuk orang yang berhak mendapatkan bantuan seperti:
anak, orang jompo, buta, orang cacat, orang yang berhak mendapatkan Sekuritas Pendapatan
Tambahan (Supplemental Security Income). Selanjutnya, negara bagian mempunyai opsi untuk
memperluas manfaat Medicaid kepada kebutuhan medis. Tidak seperti Medicare, program
Medicaid dibatasi oleh batasan pendapatan dan kekayaan.
Disebabkan program Medicaid merupakan program kerja sama antara federal dan negara
bagian, maka program ini diadministrasi oleh keduanya. Dana fedeeral dikelola oleh HCFA.
Setiap negara bagian menentukan satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap program
Medicaid negara bagian. Lembaga ini menyampaikan rencana untuk mengelola program
Medicaid sesuai dengan prasyaratan program HCFA. Rencana ini, bila disetujui HCFA, adalah
rencana negara bagian. HCFA membayar prosentase biaya operasional program Medicaid negara
bagian, biasanya antara 50% dan 78 % dari total biaya.
Sejumlah orang berhak untuk kedua program Medicare dan Medicaid. Tentunya, negara
bagian dapat membayar premi Medicare bagian B untuk penerima Medicaid yang juga berhak
untuk Medicare. Hal ini dimaksud untuk memberi jaminan agar yang berhak dapat menerima
pelayanan Medicare bagaian B, walau tidak mampu membayar premi. Orang yang berhak
mendapatkan program Medicare dan Medicaid, pertama PPK menagih kepada medicare,
kemudian setelah medicare membayar, klaim ditransmisikan kepada Medicaid program untuk
pembayaran coinsurance dan deductible.
PPK yang berpartisipasi pada program Medicare dan Medicaid bersifat sukarela. PPK
yang berhak melakukan kontrak dengan program Medicare dan Medicaid. PPK diwajibkan
membuat catatan yang dibutuhkan untuk menentukan apakah pelayananan yang ditagih betul
diberikan. Pemeriksa kecurangan asuransi pemerintah mempunyai hak untuk akses ke catatan
yang dibuat oleh PPK. Kegagalan PPK untuk memberikan akses kepada penyelidik pemerintah
berakibat pembatalan semua kontrak yang telah didanai oleh federal.
Program Medicare dan Medicaid mempunyai akar skandal kecurangan pada tahun 1965-
1967. Pengalaman program anti kecurangan Medicare dan Medicaid selama 20 tahun
memberikan pelajaran yang berharga kepada PPK swasta dalam mengembangkan mekanisme
penyelidikan dan penawar kecurangan pelayanan kesehatan.
Ketika program Medicare dan Medicaid dikembangkan pada tahun 1965, tidak pernah
terpikirkan kemungkinan penyalah gunaan dan pemborosan. Kekurangan melihat problem ini
dimasa depan, menimbulkan PPK yang tidak jujur mulai melakukan kecurangan. Banyak skandal
Walaupun demikian, masalah yang tidak terselesaikan selama periode dikarenakan sangat
kompleks dan dibutuhkan keakhlian teknis yang tinggi yang sulit menarik penyelidik tradisional
dan lembaga prosekusi. Sebagai contoh, walau banyak problem yang didokumentasi selama
periode 1970 dan 1975, tidak ada satu rumah jompopun yang diprosekusi karena melakukan
program Medicaid negara bagian New York.
Pada tahun 1975, negara bagian New York mengambil langkah penting pada sejarah
kecurangan pelayanan kesehatan dengan mendirikan Kantor Spesial Prosekutor untuk rumah
jompo. Kantor ini menggunakan prosekutor multi disiplin dan Auditor untuk menyelidiki rumah
jompo yang melakukan kecurangan program Medicaid New York. Dengan mengkombinasikan
kedua komponen prosekusi dan investigasi dalam satu lembaga untuk menyelidik kecurangan,
negara bagian menghilangkan kendala untuk investigasi dan prosekusi kecurangan pelayanan
kesehatan. Pada dua tahun pertama, kantor ini ini menemukan pemilik dan operator 50 rumah
jompo bersalah. Sejumlah negara bagian lain juga mendirikan unit yang sama.
Unit Kontrol Kecurangan Medicaid dan Usaha Anti Kecurangan Negara Bagian Lain
Pada tahun 1977, Kongres mengaktifkan Amendemen Anti Kecurangan dan Penyalah
gunaan Medicare dan Medicaid. Barangkali aspek yang bermakna dari amendemen adalah
penyediaan dana kepada negara bagian untuk mengembangkan unit kontrol kecurangan
Medicaid. Unit ini melakukan penyelidikan kepada PPK yang melakukan kecurangan pada
program Medicaid. Unit ini juga melakukan investigasi dan penyalah gunaan fasilitas seperti
penghuni/warga rumah jompo yang mengikuti program Medicaid.
Peraturan dan hukum federal menyediakan negara bagian untuk mengembangkan unit
anti kecurangan yang operasional dapat berbeda. Tetapi, sejumlah persyaratan yang dikeluarkan
federal membuat kritis untuk suksesnya unit. Persyaratan yang paling penting adalah unit multi
disiplin dan personel yang mempunyai pengalaman sebagai penyelidik, auditor, dan jaksa.
Persyaratan ini membuat unit mempunyai sumber daya profesional yang dibutuhkan untuk
mengembangkan kasus yang kriminal, dan kompleks. Persyaratan lain unit merupakan lembaga
independe dari program Medicaid.
Dengan peraturan ini, unit anti kecurangan berhak pendanaan federal sebesar 90 %
selama 3 tahun dan 75% pendanaan federal setelah masa itu. Pada awalnya, hanya 19 negara
bagian yang mendirikan unit ini. Tahun 1995, unit anti kecurangan telah berdiri dan disertifikasi
di 47 negara bagian, Unit bervafiasi dalam hal jumlah prpfesional dari mulai 3 orang samapi 300
orang. Pada hampir semua negara bagian, unit mewakili, sumber penegak hukum terbesar yang
dedikasi untuk investigasi dan prosekusi kecurangan pelayanan kesehatan.
Umumnya unit anti kecurangan berlokasi pada kantor umum jaksa negara bagian. Pada
sejumlah negara bagian, unit ini merupakan bagian lembaga penegak hukum lainnya. Sejumlah
unit mempunyai otoritas prosekusi dan dapat kasus kriminal ke pengadilan. Unit yang yang
Unit kontrol berkerja erat dengan lembaga peradilan kriminal federal dan unit negara
bagian lain. Sering tuntutan kriminal oleh unit negara bagian, menjadi basis tindak lanjut federal.
Tindakan federal ini dilaporkan kepada Kongres oleh Departemen Kesehatan. Laporan berisi latar
belakang tuntutan oleh negara bagian, tindakan hukum, pengecualian dari program federal, dan
ancaman pinalti finansial.
Kontrol unit berkerja sama dengan Asosiasi Nasional Jaksa Umum memberikan pelatihan
dan berbagi informasi untuk unit. Asosiasi juga berperan sebagai representasi negara bagian yang
menetapkan perjanjian global dengan PPK pada sejumlah investigasi utama program Medicare-
Medicaid yang dilakukan Departemen Kehakiman Amerika.
Sejak 1978, Unit kontrol telah memprosekusi lebih dari 6000 kasus dan menyelamatkan
ratusan juta dolar uang program Medicaid dan organisasi swasta lainnya. Sebagai contoh: pada
tahun fiscal federal 1974, unit investigasi menghasilkan 671 terhukum dan menyelamtkan hampir
$ 43 juta.
Walaupun demikian, sejumlah angka tidak dapat sepenuhnya merefleksikan dari aktivitas
unit investigasi. Sebab angka2 hanya dapat menggambarkan bila kasus kecurangnya dibuka.
Sebenarnya Unit investigasi juga berefek mencegah tindakan kriminal oleh PPK. Diperkirakan
uang yang dapat dicegah dari tindakan kecurangan sama dengan kerugian akibat kecurangan
PPK.
Data statistik juga tidak dapat secara penuh mereleksikan penyelamatan finansial oleh
unit kontrol sebagai efek dari aktivitas unit terhadap PPK. Satu hal yang penting dari pencegahan
kecurangan, terutama kriminal ekonomi adalah pencegahan seseorang untuk berbuat curang.
Pencegahan ini tedak dapat ditampilkan pada data statistik, yang hanya memperlihatkan
penyelamatan uang dan hukuman. Sebab efek dari dua kasus kecurangan PPK yang bersalah
terhadap data statistik relatif kecil, tetapi efek terhadap prevensi kecurangan sebnarnya lebih
besar.
Respon utama kedua Kongres terhadap kecurangan Medicaid dan Medicare adalah
dengan didirikannya KGI untuk Departemen Kesehatan dan Kemanusiaan tahun 1976. Bentuk
esensial dari KGI adalah independen. Inspektur ditunjuk oleh Presiden dengan persetujuan an
hanya dapat diganti oleh sebab tertentu. KGI mempunyai 3 divisi : Kantor Jasa Audit, Kantor
Evaluasi dan Inspeksi dan Kantor Investigasi. Kantor investigasi melakukan investigasi kriminal
yang berkaitan dengan program Departemen Kesehatan. Walaupun, KGI secara teknis dapat
masuk menginvestigasi program Medicare dan Medicaid, tetapi kebanyak kasus Medicaid dirujuk
kepada Unit Kontrol Kecurangan Medicaid Negara bagian. Jika penyelidikan melibatkan
Medicare dan Medicaid, KGI dan Unit Kontrol Medicai sering mengembangkan kasus bersama-
sama. Bila KGI menemukan bukti tindakan kriminal, kasus biasanya dirujuk kepada kantor
Kejaksaan Amerika untuk dilakukan prosekusi.
Pengeluaran dari program oleh KGI berarti tidak ada pembayaran kepada PPK apakah
pelayanan diberikan atau tidak. Pengeluaran dapat bersifat mandatori atau permisif. Dasar dari
pengeluaran mandatori adalah terbukti melakukan penyalah gunaan pasien pada program
Medicaid. Minimum lama pengeluaran mandatori 5 tahun. Dasar untuk melakukan pengeluaran
antara lain : dumping pelayanan gawat darurat, tindakan menyalah gunaan izin dari badan
perizinan negara bagian, menerima dan memberi pembayaran untuk merujuk pasien atau bisnis
Medicare atau Medicaid, terpidana karena kriminal program Medicare atau Medicaid, kegagalan
PPK untuk lepas dari catatan KGI dan Unit Kontrol Program Medicaid. Pengeluaran dari program
toidak mempunyai batas waktu minimum. Pentingnya sangsi ini adalah PPK yang bersangkutan
tidak lagi dapat beroperasi dalam industri kesehatan pemerintah. Tetapi sangsi ini tidak berlaku
pada program kesehatan swasta.
Penawar kecurangan lain dar KGI adalah menjatuhkan hukuman denda kepada pihak
yang menyampaikan klaim palsu kepada program Medicare atau Medicaid. Mandat ini diberikan
kepada KGI oleh Undang2 Denda Pinalti Perdata tahun 1981. Dengan undang2 ini memberikan
otoritas kepada KGI untuk menjatuhkan denda sebesar $ 2000 untuk setiap item atau barang atau
servis yang terlibat. Tidak seperti prosekusi kecurangan kriminal, denda uang perdata mungkin
dapat dijatuhkan bila PPK “tahu atau seharusnya tahu” bahwa tindakan mereka merupakan hal
yang tidak tepat. Sangsi denda yang lebih besar bisa dijatuhkan, bila memberikan informasi palsu
sehingga mempengaruhi keputusan pemulangan pasien rawat inap, gagal melaporkan tindakan
Lembaga Perizinan Negara Bagian, Kantor Kejaksaan Kebupaten, dan Kejaksaan Umum
Negara Bagian adalah lembaga yang harus dipertimbangkan potensial untuk investigasi prosekusi
kecurangan. Tetapi di kebanyakan negara bagian, Komisi Asuransi atau lembaga lain yang
ditugaskan untuk melaksanakan undang2 asuransi biasanya langsung terlibat dalam gerakan anti
kecurangan.
Komisi Asuransi
Sejumlah negara bagian telah mendirikan Biro Anti Kecurangan Asuransi yang menjadi
bagian Departemen Asuransi atau bagian dari lembaga lain negara bagian. Biro Anti Kecurangan
berwenang untuk menginvestigasi kecurangan asuransi termasuk kecurangan klaim dan
kecurangan finansial. Negara bagian yang tidak mempunyai Biro tersebut dapat merancang divisi
pnggerak atau personel spesifik untuk menyampaikan dan mendistribusikan informasi dari
tersangka kecurangan asuransi. Selanjutnya Biro Asuransi negara bagian mewajibkan kepada
perusahaan asuransi untuk membuat biro anti kecurangan untuk mengamati aktivitas perusahaan.
Dibawah peraturan kecurangan via pos federal, ada komponen yang harus dipenuhi untuk
mendukung dilanggarnya kecurangan via pos adalah: 1) skema kecurangan 2) menggunakan pos
Amerika untuk tujuan pelaksanaan lebih lanjut skema. Setiap pelanggaran peraturan ini dapat
didenda finansial samapai dengan $ 1000 dan atau 5 tahun penjara. Amandemen terakhir terhadap
peraturan kecurangan pos diperluas kepada jasa pos swasta.
Penggunaan komponen pos dapat secara langsung, pelaku menggunakan pos sebagai
media skema kecurangan atau menyebabkan pos digunakan sebagai rantaian skema kecurangan.
Pos digunakan untuk kecurangan merupakan elemen penting dari kecurangan. Tersangka atau
perencanan kecurangan tidak harus individu tertentu yang menggunakan pos sebagai skema
kecurangan.
Peraturan skema pos dapat digunakan setiap waktu dimana pos bagian dari skema
kecurangan. Disebabkan peraturan ini hanya berlaku untuk kecurangan klaim mamfaat,
pembayaran, atau hal lain yang berhubungan dengan skema kecurangan yang menggunakan pos.
Hal ini berakibat hanya sedikit kasus kecurangan asuransi kesehatan yang tidak dapat dijerat oleh
prasyarat legal dari kasusu kecurangan via pos.
Kecurangan Telegram
Peraturan ini melarang setiap orang, dalam peradilan Amerika Serikat, yang mengetahui
dan yang berniat melakukan pemalsuan atau menutupi dengan cara licik skema, fakta, atau
melakukan pernyataan palsu, atau menggunakan atau membuat suatu kepalsuan atau pernyataan
kecurangan.
Pemerintah Federal Amerika menggunakan peraturan ini untuk menjerat PPK yang
menyampaikan klaimpalsu dari program Medicare dan Medicaid. Sebagai contoh : peraturan ini
dapat menjerat perusahaan pensuplai akat kesehatan yang tidak pernah memberikan alat
kesehatan kepada pasien, tetapi mengajukan klaim pemabyaran kepada Medicare. Untuk
membuktikan kecurangan dibawah peraturan ini, pemerintah haraus membuktikan sebagai
berikut:
Peraturan ini dirancang untuk mencegah pemberian keuntungan finansial oleh karena
rujukan atau referensi medis. Peraturan ini melarang setiap orang yang dengan sepengetahuannya
memberi atau menerima uang sebagai pertukaran dari rujukan dan jasa atau barang pelayanan
kesehatan yang akan dibayar sebagaian atau seluruhnya oleh program Medicare atau Medicaid.
Peraturan ini hanya untuk program federal, tetapi dengan terbukanya kasus pada program federal
memungkinkan penyelidikan lain yang serupa pada program swasta.
Peraturan ini mencakup sangat luas dan tidak terbatas pada tradisonal type kickback.
Peraturan ini mencakup kepada setiap persekutuan antara 2 pihak, dimana satu pihak mempunyai
kemampuan untuk merujuk atau mempengaruhi aliran bisnis Medicare dan Medicaid kepada
pihak lain. Sebagai akibatnya, peraturan ini mencakup kepada investasi bisnis PPK, penjualan
jasa dokter, pengelolaan personel, dan beli dan sewa fasilitas kesehatan.
Kongres prihatin dalam mengaktifkan peraturan ini akan berakibat pada pengambil
keputusan medis dengan meningkatkan utilisasi, dan biaya pada program federal. Sebagai contoh:
insentif finansial dapat membuat PPK memberikan jasa kesehatan yang berlebihan dibandingkan
dengan kebutuhan medis yang sebenarnya. Tarif dokter juga didorong untuk naik dapat untuk
membayar jasa rujukan atau meningkatkan keuntungan.
Peraturan ini diinterpretasikan untuk mencegah imbalan, dimana setiap pembayaran yang
bertujuan untuk mendorong rujukan. Dengan keluasan cakupan peraturan ini, menyadarkan PPK
bahwa banyak bentuk-bentuk imbalan atau rencan perjanjian komersial yang sebetulnya dilarang
untuk dilakukan.
Untuk menghindari kemungkinan negatif efek dari peraturan ini, Kongres mengadopsi
sejumlah besar pengecualian dari peraturan ini berkaitan dengan tindakan PPK. Walau sejumlah
tindakan mempunyai potensi untuk mendorong rujukan bisnis pada program Medicare dan
Medicaid, tetapi terlindungi dari prosekusi pidana atau perdata dibawah peraturan anti komisi.
Pengecualian ini sangat kompleks dan tidak begitu relevan pada asuransi komersial, tetapi
mempunyai relevansi pada JPKM.
Bentuk potensial dari kecurangan pelayanan kesehatan yang dicakup oleh peraturan ini.
Kecurangan yang paling sering bertentangan dengan undang-undang ini adalah pelangggaran
terhadap U,S.C. 18 tahun 1962, dimana seseorang yang diperkejakan pada perusahaan asuransi
yang mempunyai hubungan dengan perusahaan komersial antara negara bagian. Dan orang
tersebut melakukan atau terlibat pada masalah perusahaan yang melanggar peraturan ini.
Dibawah undang-undang ini entitas harus dipisahkan dari seorang tersangka. Sehingga,
rumah sakit dimana kasus tersangka yang melanggar undang-undang tidak dapat diprosekusi.
Untuk memenuhi persyaratan ini, adanya fakta bahwa personel l rumah sakit seperti: ditrektur,
staff, dan personel lainnya tidak terlibat pada kasus tersebut.
Undang-Undang Perjalanan
Undang-undang ini menentukan pelanggaran hukum oleh setiap orang yang melakukan
perjalanan antar negara bagian atau perdagangan asing atau untuk menggunakan setiap fasilitas
negara bagian, mendistribusikan atau mempromosikan, menfasilitasi, atau melaksanakan aktivitas
pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum dibawah undang-undang ini termasuk tindakan
mempengaruhi untuk pelanggaran hukum negara bagian. Peraturan ini juga mencakup setiap
pelanggaran hukum perdagangan negara bagian. Dengan peraturan ini PPK yang melakukan
pelanggaran pelayanan medis dengan menggunakan pos yang berhubungan dengan skema
kecurangan dapat diprosekusi oleh Federal.
Salah satu jalan untuk menuntut perusahaan swasta yang melakukan kickback dengan
menggunakan peraturan perdagangan tidak jujur. Setiap tindakan yang yang didefinisikan oleh
negara bagian sebagai tindakan perdagangan tidak jujur dapat dijerat oleh peraturan ini. Pelaku
dari tindakan kecurangan dapat dihukum penjara selama lebih dari satu tahun, berdasarkan
tindakan kecurangan racketeering.
Peraturan perdagangan tidak jujur merupakan peraturan negara bagian. Hampir semua
peraturan ini menjelaskan bahwa tersangka (misal:dokter) pelaku perdagangan tidak jujur jika
dia, tanpa sepengetahuan pasien, menerima secara sadar keuntungan dari orang lain dengan
perjanjian atau pengertian. Keuntungan tersebut akan mempengaruhi tindakan tersangka yang
berhubungan dengan masalah kejahatan manfaat asuransi. Selanjutnya, tersangka pelaku
perdagangan tidak jujur jika memberikan, atau menyetujui untuk memberikan keuntungan bila
pelaku mau berbuat tidak jujur. Pelaku perbuatan curang tersebut biasanya dokter atau konsultan
profesional lainnya. Peraturan negara bagian lain tidak membatasi pelaku kriminal, tetapi dapat
diperluas kepada setiap orang yang menerima atau memberi pembayaran yang mendorong
transaksi komersial.
Undang-undang ini menciptakan tanggung jawab sipil untuk setiap orang yang
mengetahui bahwa klaim palsu ada atau membuat klaim palsu kepada personel pemerintah
Amerika Serikat. Setiap orang yang menyampaikan klaim palsu dapat dijatuhi hukuman perdata
antara $ 5000 dan $ 10.000, ditambah tiga kali dari nilai kerugian pemerintah akibat klaim palsu.
Dibawah undang-undang ini, terdapat juga provisi qui tam, dengan otoritas tertentu pihak
swasta dapat menjerat pelaku kecurangan atas nama pemerintah. Pemberian otoritas kepada pihak
swasta ini, juga memberikan peluang kepada pemerintah untuk mengambil alih penyelidikan
lebih lanjut. Disebabkan besarnya perhatian publik terhadap sejumlah kasus kecurangan dan
besarnya imbalan finansial, kasus ini memainkan peranan penting semakin besar dalam kegiatan
anti kecurangan pelayanan kesehatan.
Rujukan Sendiri
Undang-undang federal biasanya menyebut hal ini dengan “Stark” ( nama dari anggota
Kongres yang mensponsori undang-undang ini yaitu: Forney “Pete” Stark). Undang-undang ini
melarang para dokter untuk merujuk pasien kepada fasilitas dimana dokter mempunyai interes
finansial. Regulasi dan teknis dari undang-undang ini cukup ekstensif, tetapi bukan menjadi area
perhatian dari asuransi swasta. Umumnya, undang-undang melarang pembayaran uang federal
untuk rujukan dimana dokter mempunyai saham atau interes finansial pada fasilitas tersebut.
Sebagai contoh : hukum melarang rujukan oleh dokter kepada laboratorium klinik yang dimiliki
oleh dokter. Provisi rujukan sendiri telah dirancang untuk membatasi atau menghilangkan
kemampuan dokter untuk merujuk pasien kepada entitas dimana dokter mempunyai interes
finansial. Asumsi dasar dari hukum ini adalah mengizinkan rujukan seperti ini akan mendorong
tes atau pemeriksaan yang tidak diperlukan yang tidak relevan dengan program pengobatan.
Pelanggaran terhadap hukum ini merupakan kejahatan perdata.
Kesimpulan
Pendahuluan
Fakta bawa jutaan dollar setiap tahun akibat kecurangan pelayanan kesehatan adalah
merupakan bukti kecurangan ini sulit untuk dideteksi, menginvestigasi, dan suksesnya prosekusi.
Suatu yang penting adalah pembayar pihak ketiga membuat prioritas pendeteksian dan
penyetopan kecurangan. Pada bab ini akan disampaikan bagaimana melakukan pendeteksian,
investigasi dan preparasi kasus kecurangan pelayanan kesehatan.
Deteksi
Dasar dari program pendeteksian kecurangan pelayanan kesehatan adalah adanya asumsi
bahwa sebagian besar dari kecurangan tidak terdeteksi. Hanya dengan ketekunan, dedikasi, dan
instrumen yang benar hampir semua kecurangan dapat dibongkar. Berikut adalah variasi
instrumen yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk membuat pendeteksian mereka efektif.
Contoh-contoh ini adalah sedikit petunjuk audit yang dapat membantu pemeriksa untuk
pendeteksian klaim yang tidak lazim. Pendeteksian klaim irregular membutuhkan ketrampilan
yang harus dipelajari melalui usaha pelatihan’ dimulai dengan awal penarikan personel dan
kontinyu selama personel tersebut berkerja dengan perusahaan.
Alat otomatis semakin penting dalam pendeteksian pada lingkungan klaim elektronik.
Alat ini unggul sebagai alarm pendektesian tren PPK, komfirmasi atau tidak terbuktinya dugaan
kecurangan dengan indentifikasi pola, dan proses cepat kuantitas data yang besar. Disebabkan
alat otomatis dapat menghilangkan pekerjaan perkiraan investigasi yang membuat pekerjaan
perkiraan investigasi menjadi turun dan akhirnya menurunkan pembiayaan.
Kecurangan pelayanan kesehatan dapat menghadapi prosedur medis dan diagnosa yang
kompleks yang sering sulit untuk diindentifikasi atau dikonfirmasi tanpa bantuan Medical
Assistant Personil. Banyak perusahaan mempunyai staf medis yang terdiri dari dokter, perawat,
farmasi, chiropractors dan personel lainnya untuk mereview claims, kebutuhan medis dan
manajemen kasus medis. Pihak ketiga juga dapat digunakan untuk melakukan review jasa medis.
Profesional medis sangat unggul untuk melakukan review tentang: pengobatan yang masih
dipertanyakan, Over Utilisasi / penggunaan yang berlebihan, pembayaran yang berlebihan, tapi
mereka juga bukan sumber yang bernilai untuk rujukan dari unit investigasi. Selama mereka
melakukan review claim normal, individu-individu tersebut dapat mendeteksi ketidaknormalan
atau perhatian pada area-area lain yang harus diperhatikan oleh unit investigasi.
Salah satu manfaat dalam pengumpulan inteligen adalah kemampuan untuk menginisiasi
investigasi dari informasi yang didapat dari proses investigasi. Sebagai contoh didapatnya
informasi intelijen tentang kecurangan potensial dokter dapat dilanjuti untuk melakukan
identifikasi kecurangan kuitansi dari dokter lainnya. Keputusan kapan untuk menginisiasi
inventigasi seperti tersebut menjadi suatu yang penting. Momen akan tergantung daripada sumber
investigasi dan apakah pekerjaan investigasi tambahan dapat memenuhi kasus original. Staf
investigasi selalu siap untuk menyimpan informasi intelijen untuk melakukan investigasi
potensial.
Preparasi Kasus
Ketika pemeriksa menentukan bahwa Kecurangan pelayanan kesehatan perlu dilakukan,
pemeriksa harus melakukan preparasi kasus. Idealnya penentuan tersangka perbuatan kecurangan
dan bagaimana kecurangan dilakukan penyelidikan, tahapan investigasi dilakukan bersamaan.
Jika tidak pemeriksa harus melakukan pemeriksaan untuk melakukan siapa dan bagaimana
kecurangan tersebut dilakukan.
Kemudian ada beberapa perbedaan tipe kecurangan asuransi dan variasi kemungkinan
pelaku kecurangan. Identitas tersangka kecurangan dan tipe kecurangan akan menentukan
pendekatan investigasi. Jadi perbedaan tipe tersangka membawa perbedaan pada cara kecurangan
yang mereka lakukan. Tindakan dari pada pemeriksa akan bergantung dari tipe kecurangan yang
dilakukan. Sebagai contoh kasus PPK sering sulit diidentifikasi dibandingkan kecurangan
konsumen. Alasannya sebagai berikut:
- PPK mempunyai akses kepada alat yang lebih canggih seperti komputer yang dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengenelarisir kuitansi kecurangan.
Variasi alat dan teknik mungkin dapat digunakan untuk membongkar dan membuktikan
kecurangan oleh PPK, hal ini yang akan didiskusikan pada bab ini.
Pemeriksa harus menyiapkan informasi fakta objektif yang didapat yang akan membantu
untuk membuktikan atau tidak membuktikan pernyataan kecurangan. Di sini terbatas untuk
rekomendasi dan opini dari pemeriksa sebagai bagian dari informasi investigasi. Tujuan setiap
investigasi adalah untuk menyediakan pengambil keputusan cukup fakta informasi untuk
mengambil keputusan melakukan tindakan inisiasi formal untuk investigasi pada tersangka.
Konsep ini benar apakah hasil investigasi pada prosekusi kriminal atau proses legal lainnya.
Langkah-langkah preparasi kasus harus melakukan review catatan-catatan penting sebagai
berikut:
Berkas aplikasi asuransi dapat menyediakan informasi yang berharga untuk pemeriksa,
termasuk untuk kondisi sekarang atau sebelumnya, kopi tanda tangan calon peserta asuransi,
informasi personal karakteristik, apakah calon peserta mempunyai tanggungan atau tidak, dan
informasi kesehatan yang relevan untuk pernyataan kecurangan yang sedang diinvestigasi.
Berkas proses pemantauan PPK merupakan informasi yang kaya, sejumlah data tersebut
dapat digunakan untuk investigasi. Program JPKM dan perusahaan asuransi menyimpan berkas
pemantauan PPK yang partisipasi terhadap program asuransi kesehatan mereka. Walau begitu
banyak informasi yang digunakan pemeriksa, sejumlah informasi dilindungi oleh hukum
kerahasiaan dan privacy negara bagian dan federal. Pemeriksa harus melakukan konsultasi
dengan pengacara sebelum masuk berusaha ke dalam berkas pemantauan PPK. Keputusan
informasi apa yang akan digunakan untuk investigasi harus dibuat oleh departemen hukum
perusahaan asuransi atau konsulen hukum pemeriksa.
Sejumlah informasi yang mengandung berkas pemantauan prilaku PPK sebagai berikut:
- Nama PPK
- Keahlian PPK (dokter, dokter gigi dan lainnya)
Pemeriksa harus tidak melihat berlebihan pada berkas investigasi sebelumnya. Saksi pada
investigasi awal mungkin menjadi tersangka pada kasus sekarang. Berkas informasi utama harus
diidentifikasi dengan cara yang mudah untuk diperoleh secara manual atau elektronik. Informasi
ini menjadi penting tidak saja untuk latar belakang proposal, tetapi juga sebagai bahan
investigasi. Jika seseorang terlibat dalam aktivitas kecurangan dan investigasi tidak sukses, maka
informasi harus disimpan. Manusia merupakan makhluk yang punya kebiasaan, dan subjek
investigasi mungkin muncul belakangan karena menggunakan teknik yang sama dalam
melakukan kecurangan. Preparasi kasus dalam kasus awal merupakan dasar untuk melakukan
investigasi lanjutan dari keterlibatan dari individu yang sama. Hasil komunikasi dari investigasi
awal dapat memperlihatkan pengetahuan PPK tentang aturan aplikasi. Sumber informasi vital
dalam mempersiapkan investigasi adalah mendapatkan informasi inteligen. Informasi ini dapat
diperoleh melalui informan, penegak hukum, lembaga hukum personel dan perusahaan asuransi
lainnya. Pada kasus kecurangan PPK, pemeriksaan harus sadar bahwa mereka berhadapan dengan
profesional yang biasa bekerja dengan perusahaan asuransi. Hal ini membuat tugas menjadi lebih
menantang. Diantara sejumlah indikator kecurangan potensial PPK sebagai berikut:
Investigasi kecurangan PPK sangat memakan waktu. Setiap elemen kasus harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kemungkinan penjelasan yang legitimate untuk
tindakan penuduhan, sehingga evaluasi komprehensif dapat dibuat. Dokumentasi dan ketekunan
Investigasi Kecurangan
Perusahaan asuransi harus mempertimbangkan investigasi kecurangan adalah vital untuk
melindungi mereka dan melindungi pemegang polis. Informasi penyelidikan dikumpulkan dengan
beberapa cara sebagai berikut:
- Interview
- Pelepasan informasi
- Pencatatan informasi yang dikumpulkan
- Bukti yang dikumpulkan
- Pernyataan yang ditanda tangani
- Pengakuan
- Surveilens
- Operasi terselubung
- Pembicaraan yang direkam
- Kelompok kerja dan jaringan kerja
- Interview
- Individu-individu yang diwawancara dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori:
- Kooperatif
- Tidak kooperatif
- Netral
Sekali penyelidik telah menginterview individu kooperatif yang utama, selanjutnya waktu
untuk menginterview individu yang tidak kooperatif. Penyelidik harus sadar kemungkinan
individu memberikan informasi palsu dan mendistorsi fakta. Tetapi, jika informasi yang
dipercaya telah didapatkan dari sumber yang lain, kemudian informasi ini dapat digunakan untuk
mengimbangi informasi dan prilaku dusta dari individu selama interview.
Cara lain mengklasifikasikan individu yang akan diinterview sebagai berikut:
- Pelapor kecurangan
- Korban kecurangan
- Saksi
- Individu lain yang dapat memberikan informasi penting
- Pelaku kecurangan
Jika ada pelapor, maka merupakan individu yang pertama kali diinterview dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan menentukan motif. Penyelidik harus menentukan dengan cepat apa
motif dari pada individu-individu dalam membuat pernyataan terhadap pelaku. Catatan juga harus
dibuat kemungkinan adanya bias konflik personal.
Survei dan kuesioner adalah alat interview tambahan yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dari sejumlah besar orang dan untuk mengidentifikasi mereka yang kemungkinan
mempunyai informasi yang berguna. Survei atau kuesioner via pos yang kembali mungkin dapat
digunakan untuk menentukan responden pilihan yang akan diwawancarai secara face to face.
Penyelidik dapat membuat catatan selama interview atau merekam interview. Tetapi perekaman
hanya dilakukan bila:
Jika negara bagian mensyaratkan persetujuan kedua belah pihak, orang yang diinterview
harus memberikan persetujuan sebelum perekaman terjadi. Jika persetujuan telah diberikan,
penyelidik mulai melakukan wawancara dengan mendiktekan pada pita rekaman, tanggal, waktu,
dan nama orang yang diinterview dan yang diwawancara memberikan persetujuannya untuk
direkam pada pita rekaman wawancara. Pendahuluan pada pita rekaman harus memasukkan topik
wawancara, tujuan wawancara, dan lokasi wawancara. Bila interview selesai, penyelidik harus
mendiktekan pengakhiran rekaman dengan menyampaikan tanggal, waktu dan terima kasih
kepada orang yang diwawancarai yang memberikan persetujuan untuk direkam. Penyelidik
mungkin kemudian menggunakan pencatatan untuk membuat pelaporan wawancara atau
transkrip interview. Pada negara bagian yang mensyaratkan satu pihak persetujuan, yang
Pada sesi ini fokus pada tipe perbedaan pencatatan dan informasi yang tersedia untuk
penyelidik untuk membuktikan atau tidak membuktikan aligasi atau pernyataan tanpa bukti.
Dengan otoritas yang tepat, penyelidik dapat memperoleh pencatatan rahasia yang berhubungan
dengan medis, keuangan, atau catatan asuransi. Catatan-catatan ini adalah penting untuk
membuktikan dan tidak membuktikan pernyataan kecurangan.
Catatan Medis
Catatan medis mungkin sulit didapatkan oleh perusahaan asuransi, tetapi pencatatan
pelayanan kesehatan disyaratkan secara rutin ketika penyampaian klaim. PPK mungkin tidak
akan melepas catatan tanpa otoritas yang tepat sehingga selalu dapatkan otoritas yang tepat
sebelum berusaha mendapatkan catatan medis. Ini sangat penting jika catatan berisi tentang
rehabilitasi Narkoba. Catatan rehabilisasi dan terapi Narkoba dilindungi oleh federal dan hanya
dapat dilepas oleh perintah pengadilan atau persetujuan tertulis pasien.
Catatan Keuangan
Catatan keuangan dapat sangat berguna untuk penyelidik jika ia mencoba membuktikan
kecurangan dengan mengikuti aliran uang yang terjadi. Pernyataan keuangan, cek dibatalkan,
transfer, deposit elektronik dan catatan financial lainnya dapat digunakan untuk menelusuri
proses aliran dari skema kecurangan. Catatan rekening bank, dokumen pinjaman dan informasi
instrumen keuangan lainnya, umumnya tidak akan diberikan tanpa otorisasi pelanggan. Sejumlah
lembaga keuangan akan menyediakan verifikasi dari rekening saat ini tanpa administrasi legal
bila pihak lain mempertimbangkan informasi ini rahasia.
Informasi Asuransi
Catatan medis dapat menyediakan riwayat penyakit yang mungkin dapat menolong
memperlihatkan kecurangan yang terdapat dalam aplikasi asuransi. Catatan medis juga
memperlihatkan prosedur apa yang telah dilakukan; informasi ini dapat dibandingkan dengan
tagihan asuransi untuk membuka kemungkinan perbedaan. Catatan juga dapat digunakan untuk
membandingkan diagnosa dengan prosedur yang tidak terbukti. Perbedaan ini dapat
mengidentifikasikan bahwa prosedur tidak dibutuhkan secara medik.
Penyelidikan tentang PPK yang berkaitan dengan surat izin, sertifikat, atau registrasi
untuk praktek. Informasi tersebut dapat diambil dari lembaga perizinan walau negara-negara
bagian tidak mempunyai kesamaan dalam perizinan, anggota pelayanan kesehatan biasanya
diwajibkan untuk mendapatkan izin sertifikasi atau mendaftar oleh lembaga hukum yang
mengatur dalam rangka praktek pada negara bagian tersebut. Lembaga hukum adalah penjaga
ini, melepas informasi pada catatan saya kepada PERUSAHAAN ASURANSI NAMA:
Pemeriksa ________________________
Alamat
Kota, Wilayah, Kode pos
4) Tanpa penarikan tertulis, pengakuan ini berlaku dengan alasan sebagai berikut:
A. Tanggal: _______________________________________________________
B. Peristiwa: ______________________________________________________
C. Kondisi: _______________________________________________________
Gambar 4.1
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
Langkah pertama pengumpulan bukti adalah menentukan tipe bukti apa yang dibutuhkan
untuk membuktikan atau tidak membuktikan pernyataan tanpa bukti. Bukti yang dibuktikan
dalam investigasi Kecurangan pelayanan kesehatan sebagai berikut:
- Formulir klaim
- Penjelasan manfaat (Explaination of Benefits)
- Kuitansi tagihan
- Catatan medis
- Amplop dengan cap perangko
- Cek yang dibatalkan
- Catatan rumah sakit
- Catatan resep, obat resep
- Brosur marketing
- Audio dan video tape
- Catatan asuransi
- Pendapat review medis
- Pengakuan dan contoh tulis tangan
Adalah sangat penting data yang dikumpulkan, dikelola dengan sebaik-baiknya. Prosedur
dibutuhkan untuk menempatkan secara aman seluruh bukti yang terkumpul, didokumentasi dan
disimpan sebaik mungkin, aman, ditempat rahasia dengan akses yang terbatas. Rantai
pemeliharaan bukti harus mengamankan integritas dari bukti.
Label Bukti
Gambar 4.2
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
Pertama kali penyelidik mengumpulkan sebuah bukti, dia harus segera menempatkan
bukti tersebut di dalam kontainer yang tepat dan rekat. Bukti harus didokumentasi apakah di
dalam kontainer itu sendiri atau pada formulir bukti yang ditempelkan pada kontainer bukti.
Pendokumentasian harus dilakukan sebagai berikut:
Pararel dengan pendokumentasian bukti, juga harus dibuat lembaran inventory bukti yang
berkaitan dengan setiap potongan individual dari bukti yang dikumpulkan. Lembaran ini harus
dirawat dalam suatu folder yang menyatu dengan bukti dan dikunci ditempat yang aman.
Lembaran inventory bukti menjelaskan, bukti, dokumen sumber bukti, bila dikumpulkan dan
berasal dari siapa. Sebagai tambahan, lembaran tersebut menjaga pencatatan dari pertambahan
bukti, artinya memelihara rantai penjagaan.
Bukti: _________________________________________________________________
Pemeriksa: _________________________
Gambar 4.3
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
- Jangan pernah membuat tanda pada bukti setelah mengumpulkannya, selain dari mencatat
inisial penyelidik dan waktu, dan tanggal bukti dikumpulkan.
- Membuat spesial rekomendasi sehingga bukti tidak menjadi rusak (suhu dan kelembaban
yang tepat) dan amankan bukti begitu dia dikumpulkan
Pikirkan selalu bahwa aturan bukti yang terbaik adalah dokumen tulisan original dari
bukti. Yang terbaik berikutnya adalah foto kopi yang dilegalisir. Jika kopi disimpan disebabkan
yang asli berada di tempat lain atau sudah dihancurkan, catatan fakta status tersebut harus tercatat
di dalam laporan bukti pada berkas investigatif.
Jika penyelidik asuransi bekerja sama dengan penegak hukum, otoritas hukum, biro
kecurangan asuransi dalam pengumpulan bukti, selanjutnya satu lembaga harus mengambil peran
sebagai lembaga pemimpin di dalam meneliti koleksi dan penyimpanan dari bukti.
Komentar akhir pada pengumpulan bukti melibatkan prosedur perusahaan asuransi yang
mungkin berpengaruh terhadap koleksi dan validitas dari bukti tipe tertentu. Banyak perusahaan
asuransi yang mencoba untuk mengurangi besaran pekerjaan administrasi yang menjadi beban
mereka, dan juga membuang amplop atau mikrofilm dan membuang kertas kerja. Ini berefek
menghilangkan elemen penting dari kecurangan via pos yang digunakan untuk presekusi
kecurangan asuransi. Tanpa amplop dan tanda pos, sangat sulit untuk membuktikan bahwa kantor
pos telah digunakan untuk tindakan kecurangan.
Problem yang sama berkembang ketika dokumen faksimili dikopi dan kopi faksimili
dibuang sebab kopi tersebut merupakan lembaran bukti penting di bawah kecurangan telegram
federal. Tanpa original dokumen faksimili, sangat sulit untuk membuktikan bahwa transmisi
elektronik dari data spesifik telah dibuat. Tanpa bukti esensial (utama), presekusi menjadi sulit.
Area perhatian lain yang berkait dengan perusahaan asuransi tidak memadainya catatan
kontak dengan konsumen. Bila kontak tidak terdokumentasi, konsumen mempunyai peluang
untuk menciptakan cerita untuk meminimalkan intensitas mereka dalam dugaan kecurangan. Ini
penting untuk perusahaan asuransi untuk mendidik personelnya bahwa pemeliharaan, menjaga
pencatatan kontak adalah penting, sebab catatan-catatan itu dapat digunakan sebagai bukti pada
penyelidikan di masa depan. Sama seperti, jika perusahaan asuransi menghubungi PPK dan tidak
mendokumentasikan kontak dan pernyataan yang dibuat, ini akan berakibat hilangnya sejumlah
bukti di masa depan
Pernyataan-Pernyataan
Pengakuan adalah sama dengan pernyataan yang ditanda tangani karena individu
menandatangani pengakuan adalah membuktikan kebenaran isi pada dokumen. Perbedaan
diantara keduanya adalah pengakuan dapat dipertimbangkan sebagai dokumen legal. Dokumen
ini dapat digunakan sebagai basis untuk menjamin sub poena (panggilan tertulis) atau ini bisa
dimasukkan ke dalam pengadilan sebagai bukti langsung (lihat gambar 4.5).
Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
ini, membuat pernyataan dengan suka rela dan bebas, tanpa janji sesuatu pun, tidak terancam,
atau dipaksa atau ditekan dan menyatakan sebagai berikut:
Saya tidak membaca pernyataan yang terdiri _____________ lembar yang saya tanda tangani dan
saya nyatakan bahwa pernyataan ini adalah benar dan tepat sesuai dengan pengetahuan dan
kepercayaan saya.
Gambar 4.4
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
PENGAKUAN
******************************************************************************
(Nama pemeriksa) Pemeriksa, mewakili, dan pemeriksa nama perusahaan, menyatakan sebagai
berikut:
4. …………………..
5. …………………..
6. …………………..
Saya berjanji dan bersumpah atas pengakuan ini _______________ tanggal ___________
(bulan), (tahun).
Notaris Publik
Gambar 4.5
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
Surveilans adalah suatu teknik investigasi yang baik yang dapat digunakan:
Surveilans dapat dilakukan secara fisik ataupun elektronik. Surveilans secara fisik adalah
aktivitas observasi dari pemeriksa. Sebagai contoh pemeriksa dapat mengikuti seluruh aktivitas
pemegang polis.
Ini dapat sangat berguna bila pemegang polis menyampaikan klaim dengan menyatakan
bahwa dia melakukan kunjungan kepada dokter atau dirawat di rumah sakit pada waktu yang
bersamaan dia dilihat oleh pemeriksa melakukan kegiatan lain. Surveilans elektronik
menggunakan alat-alat elektronik seperti vidio rekorder untuk merekam informasi. Keuntungan
menggunakan surveilans elektronik adalah bila pemeriksa mencatat atau merekam individu yang
bersangkutan melakukan aktivitas olah raga ketika individu yang sama menyatakan dirinya
menderita penyakit sehingga tidak dapat beraktivitas, di rawat inap di rumah sakit atau menerima
ketunaan penghasilan. Video membuat bukti yang baik untuk memperlihatkan bahwa perlakuan
seorang individu terhadap perusahaan asuransi dengan membuat klaim manfaat untuk kesakitan
atau ketunaan yang sebenarnya tidak terjadi. Surveilans elektronik tidak dapat memasukkan
penyadapan telepon di mana yang ilegal pada konteks investigasi swasta.
Operasi Terselubung
Pelaksanaan operasi terselubung adalah salah satu bentuk teknik investigasi yang dapat
menghasilkan informasi yang berguna. Manfaat yang utama dari operasi ini adalah interaksi
langsung dengan tersangka. Operasi ini melibatkan langsung tersangka yang melakukan
kecurangan. Pemeriksa perusahaan asuransi kadang-kadang diminta untuk membantu lembaga
penegak hukum dengan menjamin bahwa klaim yang dilakukan oleh personil operasi terselubung
merupakan proses penyampaian klaim yang rutin.
Perekaman Komunikasi
Perekaman komunikasi merupakan alat yang berguna. Jelasnya tidak ada bukti yang
melampaui rekaman pengakuan individu yang berkait dengan prilaku kecurangan. Ada beberapa
undang-undang yang mengatur komunikasi dan perlu diperhatikan sebelum perekaman
pembicaraan dapat dilakukan. Sejumlah negara bagian hanya mewajibkan satu pihak dan negara
bagian lainnya harus mendapat izin dari kedua belah pihak. Pada negara dengan persetujuan satu
pihak, pemeriksa dapat persetujuan untuk merekam pembicaraannya dengan yang lain. Pada
negara bagian dengan satu pihak, bila komunikasi direkam dan pemeriksa bukan sebagai pihak
Sejumlah negara bagian mewajibkan pengakuan kedua belah pihak. Pewawancara harus
mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak sebelum pembicaraan secara legal dapat
direkam. Jika kedua belah pihak telah memberikan persetujuan maka tidak perlu dilakukan
perekaman secara tersembunyi. Jika seseorang tidak memberikan persetujuan maka pembicaraan
tidak diperbolehkan direkam. Rekaman tanpa persetujuan dapat merupakan tindakan kriminal.
Pelaporan Investigasi
- Latar belakang
- Sinopsis
- Kemungkinan pelanggaran hukum
- daftar saksi
- lampiran-lampiran
Keenam bagian tersebut harus terpenuhi untuk rujukan kepada otoritas penegak hukum,
otoritas hukum dan biro kecurangan asuransi. Format ini akan melengkapi staf legal perusahaan
asuransi bila proses perdata akan diinisiasi.
Saksi Tanggal
Gambar 4.6
Sumber: dicetak kembali dengan izin Dennis V. Keenan
Sinopsis adalah ringkasan padat dari investigasi. Ini biasanya dibentuk secara tahapan
kronologis, dan rujukan kumpulan bukti, dan lampiran laporan. Bagian kunci dari penyelidikan
harus disebutkan pada sinopsis dan informasi harus berhubungan dengan daftar dugaan pada latar
belakang.
Daftar memberikan daftar numerik dari bagian–bagian bukti yang dikumpulkan pada
investigasi, di mana bukti itu terletak, dan siapa yang mempunyai bukti tersebut.
Bagian atau akhir dari laporan investigasi adalah lampiran. Lampiran adalah bagian-
bagian informasi yang dikumpulkan selama investigasi, kopi daripada bukti, laporan interview
dan lain-lainnya. Setiap bukti yang digunakan pada penyelidikan untuk membuktikan / tidak
membuktikan dugaan kecurangan harus dibuat daftar. Daftar ringkasan numerik dari pada
lampiran harus dengan nomor berurutan sesuai dengan nomor lampiran.
Ketika laporan investigasi dilengkapi, harus ditentukan apakah akan dikirimkan berkas
investigasi kepada otoritas yang tepat. Laporan investigasi dapat dirujuk kepada banyak lembaga
tergantung dari pada dugaan kecurangan. Penyelidikan melibatkan dokter berdasarkan atas
dugaan kecurangan penagihan, rujukan dapat dibuat kepada lembaga penegak hukum, yang
cocok, yang tepat dan kepada biro kecurangan asuransi. Penyelidikan selanjutnya dibawa kepada
pengadilan kriminal, pengadilan perdata, dan pengadilan tata usaha, dan seluruh pemeriksaan
pengadilan harus berdasarkan investigasi yang sama. Setiap pengadilan mempunyai standar
pembuktian yang berbeda, di mana pengadilan kriminal mempunyai keraguan yang mendasar
tertinggi. Ini terserah kepada setiap perusahaan asuransi untuk memutuskan, tetapi praktek umum
yang baik adalah untuk perusahaan yang melakukan investigasi Kecurangan pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar kriminal sehingga investigasi penyelidikan dapat digunakan pada setiap
arena pengadilan.
Kesimpulan
Istilah-Istilah Penting
Pengakuan
Aturan bukti terbaik
Preparasi kasus
Rantai penjagaan
Pelapor
Berkas prilaku menyimpang provider
inteligen
interview
interview kinesik
status perijinan
review medis
rujukan
jaringan kerja
satu atau dua pihak
pengakuan
over utilisasi
rekaman
Bendera merah
surveilans
nomor identifikasi pajak
operasi terselubung
korban
saksi
Pendahuluan
Peralihan ke Electronic Data Interchange (EDI) akan memberi dampak besar terhadap
kecurangan dalam pelayanan kesehatan. Dampak tersebut bisa terhadap kecurangan itu sendiri,
karena akan diketahui siapa yang melakukan kecurangan tersebut, dan bagaimana
mengidentifikasinya. Keterkaitan dampak perubahan teknologi satu sama lain adalah
kecenderungan (trends) kearah merger dan akuisisi perusahaan. Yang meningkat pula adalah
konsolidasi industri; akan tetapi, perusahaan-perusahaan yang dihasilkan menjadi lebih besar
dibandingkan pendahulunya. Tatkala organisasi makin besar ukurannya, volume data juga
meningkat, dan, dengan persyaratan produktivitas normal, menjadi mustahil untuk mengelola dan
menilai semua klaim secara manual belaka. Untuk memproses jutaan klaim pada masa kini di
dunia, semakin banyak data yang harus diproses secara elektronik . Dengan meningkatnya
memrosesan klaim elektronik muncullah tantangan-tantangan baru berkenaan dengan gejala
tersebut khususnya soal upaya menemukan dan menyelidiki kecurangan.
Banyak organisasi dalam industri asuransi kesehatan masih menggunakan metode manual
dalam membayar klaim, di mana penilai klaim harus hati-hati memeriksa dokumen untuk meneliti
apakah ada bagian-bagian yang dihapus, yang dikosongkan, perubahan angka, penambahan kata,
dan perubahan bentuk serta upaya penyimpangan lainnya, yang semuanya mengacu pada
kecurangan. Manakala industri pelayanan kesehatan berubah dari penyampaian klaim berupa
dokumen kertas ke penyampaian secara elektronik, perusahaan asuransi akan kehilangan
kemampuan tradisionalnya untuk mendeteksi kecurangan secara manual pada kertas klaim.
Ketika perubahan ini terjadi, pihak asuransi dan pembayar pihak ketiga lainnya harus
mengembangkan sistem otomatis yang semakin canggih yang tentu terpulang pada kemajuan
teknologi untuk menggantikan metode deteksi yang ada.
Lingkungan EDI dapat membantu sekaligus menghambat pelaku kecurangan. Klaim yang
diproses di lingkungan elektronik dri sudut pelayanan pembayaran dapat membatasi kesempatan
intervensi manusia untuk mendeteksi kecurangan dan menghambat pembayaran. Namun,
lingkungan elektronik juga memberi kesempatan signifikan untuk memperbaiki upaya anti
kecurangan dengan mengambil untung dari data yang lebih komprehensif dan sudah
distandarisasi. Database besar dari klaim mengandung informasi penting mengenai hubungan,
pola perilaku, kecenderungan, dan kegiatan terkordinir berkaitan dengan kecurangan. Munculnya
teknik-teknik analitis maju memungkinkan staf anti kecurangan untuk memisahkan hubungan
absah dengan hubungan yang tidak absah dari sesuatu yang dikaitkan dengan kegiatan curang.
Agar dapat merespons tuntutan kebutuhan ini, teknik-teknik deteksi dan penyelidikan kecurangan
yang baru dan kreatif harus digunakan dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi mutakhir.
Sebagaimana kita sadari bahwa jaringan dengan nilai tambah dalam lingkungan EDI yang
membawa peserta baru ke dalam sistem pembayaran pelayanan kesehatan, kompleksitas potensil
kecurangan pelayanan kesehatan pun meningkat.
Pada saat yang sama industri berubah menjadi pelayanan terkendali dan juga terjadinya
transisi ke lingkungan EDI, banyak perusahaan juga berubah dari filosofi reaktif ke proaktif.
Beberapa petunjuk mengenai potensi kecurangan, apakah dari penilaian intensif oleh penilai
klaim, dari sumber-sumber luar, atau dari jaringan (hotline) kecurangan, selama bertahun-tahun
melayani sebagai satu-satunya teknik deteksi kecurangan. Sementara teknik-teknik ini dan SIU
perusahaan asuransi telah sejak lama bekerja, mereka kini pasti tak hanya kurang mampu
mendeteksi dan menyelidiki kasus-kasus kecurangan, tetapi juga menganalisa begitu banyak
data. Penggunaan informasi bersama di kalangan sektor swasta dan publik juga memberi
tambahan pada filosofi proaktif yang baru ini.
Ketika industri pelayanan kesehatan berhadapan dengan perubahan yang cepat ini, amat
mengesankan bahwa industri menoleh ke otomasi dan teknik analisa data kecurangan yang
canggih dalam upaya mendeteksi dan menyelidiki kecurangan, dalam wujud alat penangkal yang
semakin kompleks.
Pada waktu industri sudah mampu mengkomputerisasi pengajuan klaim secara otomatis,
dapatkah mereka juga mengkomputerisasi deteksi dan penyelidikan klaim curang. Kesukarannya
terletak pada diferensiasi klaim yang sahih dari klaim yang diduga curang dan menganalisa
perbedaan ini. Inilah sebabnya mengapa sistem dan analisa data yang lebih maju sangat
membantu.
Secara ideal sistem profil kecurangan akan melakukan semua hal berikut ini:
Ada teknologi komputer dasar kini tersedia yang memberikan kemampuan sistem untuk
melakukan berbagai penyuntingan data klaim menurut cara konvensional. Kombinasi yang tidak
logis, misalnya, dapat dengan mudah diprogram menjadi sistem klaim dan sangat efektif dalam
mendeteksi klaim yang dicurigai untuk penyelidikan selanjutnya. Kombinasi tak logis meliputi
contoh-contoh berikut:
• prosedur medis yang terkait dengan jender yang dilaksanakan pada anggota yang ternyata
terdaftar dengan jenis kelamin keliru (misalnya, histerektomi pada laki-laki);
• pembedahan oleh chiropraktor, yang melanggar hukum di sebagian besar negara bagian;
• pelayanan tidak darurat yang dilaksanakan pada hari Minggu atau hari libur (pola kelakuan
yang dianggap bertentangan dengan kejadian yang jarang terjadi);
• nomer resep yang tidak urut ketika dibandingkan dengan tanggal pelayanan;
• pemeriksaan dengan X-rays yang dilakukan sebelum tanggal pelayanan medis;
• tipe pelayanan yang tidak konsisten dengan diagnosa; dan
• pelayanan yang dijalankan dalam lokasi geografis yang tidak konsisten dengan tempat tinggal
pasien (pola-pola perilaku yang dibedakan dari kejadian yang jarang).
Deteksi kombinasi yang tidak logis ini hanya membutuhkan editing sistem langsung.
Namun editing tersebut harus digunakan secara adil agar menghasilkan pelayanan yang efektif-
biaya. Seperti halnya teknik lain, situasi yang dipandang mencurigakan oleh editor harus
dipantau sangat hati-hati. Sangat penting diketahui bahwa sistem ini dalam kenyataan hanya
mampu mengedit tipe-tipe kasus yang harus dicermati lebih jauh. Kasus potensil curang
Ada peralatan software otomatis kini tersedia di pasar yang dapat melaksanakan fungsi
membantu menemukan perilaku menyimpang atau luarbiasa. Sebagai contoh, sistem yang
mencari penyelenggara pelayanan yang berada di luar peer-group mereka dan norma-norma yang
dikaitkan dengan kelompok itu, dikenal sebagai provider profiling. Juga ada sistem yang
mendeteksi penyimpangan seperti kiraan jumlah pasien per hari, terlalu banyak pasien per hari,
tes medis yang melebihi batas medis aktual. Teknik-teknik ini juga dapat lebih canggih, seperti
menerapkan apa yang disebut teori analisa agregat. Teori analisa agregat, apabila diterapkan pada
biaya obat-obatan , misalnya, bekerja atas prinsip bahwa farmasi tidak mungkin menjual lebih
banyak obat beresep daripada yang membelinya. Di pihak individu pasien, pasien tidak mungkin
membeli obat lebih dari kemampuannya meminum obat tersebut. Jika klaim yang disampaikan
untuk satu resep obat menunjukkan konsumsi pada tingkatan itu untuk satu hari, maka tidak logis
kalau farmasi menagih lebih dari tigapuluh resep dalam sebulan.
Banyak sistem otomatis kini dapat mendeteksi upcoding -- tagihan untuk suatu prosedur
agar memperoleh pertanggungan (reimbursement) yang lebih tinggi dari yang sesungguhnya, dan
unbundling
-- yakni mengajukan tagihan terpisah komponen sub yang sebenarnya cuma satu prosedur.
Sementara teknik-teknik ini efektif dalam menentukan nilai suatu klaim, teknik-teknik tersebut
mengandung kelemahan dalam pemakaiannya. Memang ada kemampuan untuk mengidentifikasi
unsur-unsur kecurangan oportunistik, perilaku yang muncul dari norma-norma peer group, dan
klaim yang berkontradiksi dengan kebijakan asuransi. Namun, sangat sukar untuk
mengidentifikasi pola perilaku yang tidak ekstrim atau yang memang dimaksudkan agar tak
kentara apabila dibandingkan dengan data lain.
Sistem maju yang lain dan teknologi analisa data kecurangan dapat menganalisa klaim
dalam konteks klaim yang lain dan menelusuri hubungan-hubungan yang berubah selama suatu
periode waktu dan di antara beragam penyelenggara pelayanan dan pasien. Teknologi ini dapat
mendeteksi pola-pola praktek sebagai berikut:
Unit penyelidikan khusus industri dan unit anti kecurangan kini secara rutin dapat
memantau perilaku penyelenggara pelayanan dan pasien selama periode waktu yang panjang
untuk menentukan pola-pola perubahan , perkembangan hubungan, dan perilaku lainnya yang
bagaimanapun belum dapat diketahui melalui analisa dengan komputer. Teknologi baru juga
memperpendek siklus respons-atas-pertanyaan mengenai data dan mempermudah interaksi, yakni
analisa bentuk pertanyaan “andaikata”. Penting dalam deteksi skema kompleks ini, jika hari-hari
atau minggu-minggu yang dihabiskan untuk menunggu informasi kunci justru dapat
menimbulkan kerugian yang lebih besar. Juga penting dilihat dari perspektif penyelidikan.
Meningkatnya kemampuan teknologi akan menaikkan produktivitas penyelidikan dan memberi
peluang bagi peneliti untuk menggarap lebih banyak lagi kasus.
Sistem anti kecurangan yang baru-baru dikembangkan dan digunakan oleh sektor swasta
nampaknya menjanjikan dalam mengidentifikasi potensi kecurangan oleh penyelenggara
pelayanan. Kami mengidentifikasi tiga industri yang terlibat dalam pengembangan
sistem tersebut, yang memperpadukan perangkat luas teknologi untuk mengevaluasi data dan
mengidentifikasi pola-pola perilaku penyelenggara yang konsisten dengan upaya yang
diketahui mengenai kecurangan. Sistem anti kecurangan dapat merumuskan kesimpulan awal
mengenai pola-pola ini dan signifikansi relatifnya bagi penyelidikan lebih lanjut. Meski HCFA
baru-baru ini mengakui pentingnya teknologi anti kecurangan, ia tidak secara resmi
menganjurkan penggunaannya.
Di bawah ini adalah peralatan teknis, yang diambil dari laporan GAO, yang akhir-akhir
ini digunakan dalam sistem anti kecurangan:
Logika Teka-teki. Suatu bentuk logika yang digunakan dalam expert systems dan aplikasi
kecerdasan tiruan yang memproses data dengan cara memantau secara sangat detil
kelainan dalam perilaku tertentu. Teknologi ini menimbang dan mengukur secara kolektif untuk
mencapai kesimpulan tertentu dan sesuai untuk mendeteksi potensi kecurangan dan
penyalahgunaan karena ia memperhitungkan banyak faktor sekaligus. Sebagai contoh, jumlah
atau persentase kunjungan pasien ke penyelenggara pelayanan pada hari Minggu atau hari libur
lainnyaa dapat dikombinasikan dan ditimbang dengan data lain, seperti misalnya jumlah
rekening tagihan yang duplikasi. Informasi ini kemudian dinilai dan diukur menurut penilaian
peer group.
Jaringan Neural (Pengenalan Pola). Suatu tipe sistem kecerdasan semu yang
dimaksudkan untuk menstimulasi cara di mana otak memproses informasi, belajar, dan
mengingat. Jaringan neural belajar dengan cara membandingkan data baru dengan yang sudah
dialaminya, dan dapat digunaka untuk mendeteksi pola-pola tersembunyi dalam jumlah besar
data. Mereka dapat mempelajari karakteristik klaim yang secara potensil curang dan dengan
cepat mengidentifikasi klaim dan penyelenggara pelayanan yang diduga curang. Jaringan neural
dapat mengidentifikasi, misalnya, semua penyelenggara pelayanan yang memiliki alamat kotak
pos, tidak meliwati dewan sertifikasi biasa, yang seperti diketahui melalui dewan itulah biasanya
semua pasien sekurang- kurangnya menjalani sekali tes lab. Jaringan neural juga dapat secara
otomatis mempelajari karakteristik baru dalam hal klaim yang potensil curang, sehingga
dibutuhkan updating kemampuan mereka setiap waktu.[72]
Algoritma Genetik. Meskipun tidak disebut dalam laporan GAO, ini adalah teknologi yang
berada dalam tahap penelitian dan pengembangan. Teknologi ini mencakup perilaku yang di
dalamnya proses evolusi alam digunakan untuk menjadikan proses belajar diadopsi dalam mesin.
Berbagai entitas diuraikan melalui seperangkat karakteristik yang bermakna. Algoritma genetik
memiliki kemampuan menentukan pola-pola yang bermakna dan pola-pola yang tidak bermakna,
dan menyingkirkan pola-pola yang tidak bermakna tersebut, dan mempertahankan yang
bermakna. Karakteristik bermakna mendorong algoritma bermakna untuk “memperbaiki”
karakteristik entitas generasi selanjutnya agar dapat mendekati pemecahan masalah yang
dikehendaki. Potensi teknologi terbukti sangat berguna. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah
artikel berjudul Computers That Think Are Almost Here [73] :
Berbeda dari jaringan neural, yang mulai sebagai ruang kosong dan belajar menemukan
pola-pola dan hubungan yang tersembunyi di balik data, algoritma genetik mulai dengan blok-
blok bangunan yang tersusun sedemikian rupa untuk menghasilkan pemecahan. Algoritma
genetik kerapkali menghasilkan jawaban yang sederhana namun mengesankan dan inovatif. Ini
bukan keajaiban -- melainkann hasil percobaan trial-and-error yang tak henti-hentinya. Kalau
seseorang akan cape setelah begitu keras berusaha memecahkan persoalan dan memutuskan untuk
berhenti sementara pada tahap tertentu, maka algoritma genetik tidak demikian -- ia akan terus
bekerja tanpa henti. Ia tak kenal lelah berhadapan dengan jutaan permutasi. Sebagian besar
memang akan disingkirkan. Namun, ribuan dapat menjadi pendekatan yang menjanjikan yang tak
pernah dapat dinilai oleh manusia itu sendiri.
Sistem dan teknologi, sebagaimana didefinisikan di atas, kerapkali ditanggapi dari sudut
pandang deteksi kecurangan. Deteksi terjadi sebagai data dianalisa dari dalam, tanpa dugaan
kecurangan spesifik tengah dilakukan. Meski berguna untuk mendeteksi, kemampuan
melaksanakan “penyelidikan elektronik” ketika suatu alegasi spesifik dilakukan, baik oleh
sumber dari luar maupun oleh penilai klaim yang curiga, juga harus dipertimbangkan. Kendati
sistem baru dan teknologi analisa data dapat sangat membantu dalam deteksi kasus kecurangan
yang sangat lihai, deteksi sesungguhnya masih taraf permulaan. Biasanya deteksi hanya
Adalah penting sekali bahwa sistem dapat menangani kebutuhan dan tujuan spesifik
perusahaan secara individual. Tujuan dan sasaran harus jelas didefinisikan sebelum selanjutnya
masuk ke langkah mendapatkan sistem otomatis untuk deteksi dan penyelidikan kecurangan.
Harus dipertimbangkan apakah akan membeli sebuah sistem atau membangunnya sendiri (built
in-house). Berapa banyak data yang dapat ditangani sistem itu ? Haruskah sistem memiliki
kemampuan ad-hoc ? Waktu respons bagaimana yang sesuai ? Apakah sistem itu meniru yang
sudah menjadi bagian sistem proses klaim yang ada ? Apa saja untung-rugi membeli sistem
deteksi dan penyelidikan kecurangan ketimbang produk ? Jawaban atas rentetan pertanyaan ini
tergantung pada filosofi perusahaan dan kebijakan mengenai hukuman atas kecurangan pelayanan
kesehatan.
Standarisasi data untuk mengajukan klaim yang berasal dari EDI akan sangat membantu
perusahaan agar dapat menggunakan teknologi maju dalam upaya deteksi dan penyelidikan
kecurangan. Kemampuan melaksanakan analisa data kecurangan yang canggih pada data yang
sudah distandarisasi dari berbagai perusahaan akan membantu perkembangan kasus-kasus yang
meliputi pola-pola perilaku yang barangkali dapat menghindari deteksi di setiap perusahaan
secara individual. Ketika peraturan meningkatkan kemampuan untuk menggunakan bersama
informasi, baik di sektor swasta maupun publik, kemajuan dalam sistem dan teknologi akan
membantu kolaborasi industri dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi masalah
kecurangan.
Data klaim detil dan masukan data berdasaran urutan (line-item) memungkinkan
digunakannya teknik-teknik deteksi dan penyelidikan maju. Kemampuan menganalisa tanggal-
tanggal pelayanan individual versus tanggal-tanggal batch, biaya individual melalui kode
prosedur bukan biaya total, dan pembayaran benefit atas dasar pelayanan dan kode prosedur
bukan menggabungkan semua benefit bersama akan memberi kemampuan alat-alat otomatis
memberikan dukungan yang lebih baik bagi upaya deteksi kecurangan.
Konversi data rekaman demi rekaman dari sumber luar menjadi hal yang lebih lajim.
Selain itu, Internet memberikan peluang baru yang belum kita ketahui kapabilitasnya. Ketika
kapabilitas otomatis meningkat, teknik-teknik produktif untuk mencegah, mendeteksi, dan
menyelidiki kasus-kasus kecurangan yang canggih menjadi mungkin dilakukan. Lagi pula,
identifikasi penyelenggara pelayanan dengan nomer identifikasi pajak (TIN), alamat (alamat logis
maupun alamat surat), nomor telepon, dan spesialisasi medis dapat digunakan sebagai kontrol
untuk meningkatkan program anti kecurangan.
Agar dapat secara efektif menggunakan alat otomatis untuk mendeteksi dan menyelidiki
kecurangan pelayanan kesehatan, harus ada pemahaman mengenai “arus uang”. Dalam
lingkungan asuransi ganti-rugi tradisional, penyelenggara kesehatan dibayar berupa benefit
moneter yang didasarkan pada pelayanan yang diberikan, dan klaim diajukan atas dasar fee-for-
service. “Arus uang” terjadi pada bagian akhir sistem. Di lingkungan pelayanan terkendali yang
bersifat murni, penyelenggara pelayanan sebelumnya sepakat untuk melayani pasien atas dasar
biaya tetap per anggota, per bulan. “Arus uang” terjadi pada bagian permulaan dan berhadapan
dengan rekaman data pengalaman penyelenggara. Juga ada bentuk-bentuk hibrida pelayanan
terkendali di mana penyelenggara pelayanan setuju untuk memberi pelayanan pasien dengan
biaya diskon, akan tetapi klaim tetap diajukan atas dasar fee-for-service. Meski dipandang
sebagai pelayanan terkendali, “arus uang” terjadi di bagian akhir sistem. Fungsi editing sistem
otomatis dan teknik-teknik maju dalam analisa data untuk mendeteksi dan menyelidiki
kecurangan harus mempertimbangkan persoalan “arus uang” ini agar dapat digunakan seefektif
mungkin.
Agar peralatan otomatis digunakan secara efektif untuk deteksi dan penyelidikan
kecurangan pelayanan kesehatan, hal pertama yang perlu diingat adalah pemahaman bagaimana
pelayanan itu diselenggarakan, di mana kecurangan itu terjadi, dan dalam bentuk apa kecurangan
itu terjadi atau akan terjadi. Dalam lingkungan sekarang ini, pelayanan kesehatan
diselenggarakan mengikuti cara tradisional, berdampingan dengan pelayanan terkendali. Ketika
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan sistem pembayaran mengalami perubahan semakin
terkendali, maka pihak pembayar haruslah mampu mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan.
Proses Klaim
Sistem editing yang ada di dalam sistem otomatis dapat membantu baik mencegah
maupun mendeteksi kecurangan. Jika pelaku kecurangan potensil memahami kemampuan sistem
, niscaya dengan mudah mereka mengalahkan sistem atau “terbang di luar jangkauan radar”.
Contoh sederhana di bawah ini barangkali memperjelas:
Misalnya, kecurangan dalam hal tagihan atas pelayanan yang tidak dikirim dan pelaku
kecurangan tahu benar bahwa sistem klaim pembayar pihak ketiga tidak memiliki duplikat bill-
edit. Tagihan atas pelayanan yang mulanya dikirim pada tanggal tertentu kemudian dapat dikirim
lagi dengan data yang sama tanpa kuatir ketahuan. Pelaku dengan mudah mengetes sistem
prosesing klaim dengan cara memasukkan data tagihan yang sebelumnya sudah dibayar. Sekali
tagihan dibayar untuk kedua kalinya tanpa ketahuan, pintu pun terbuka.
Teknik yang digunakan untuk mengedit rekening tagihan duplikat dapat didasarkan pada
empat atau lima bidang data dan canggih dalam penggunaannya, tetapi tetap lolos ketika berbagai
bidang data berubah. Misalnya, dengan mengubah nomor identifikasi pajak (tax identification
number; TIN), pelaku akan mengendalikan sistem klaim seolah-olah klaim itu datang dari
penyelenggara lain. Tipe perubahan ini menjadikan bill edit duplikat negatif sehingga
pembayaran pun berlangsung. Namun, kombinasi sistem edit dasar dengan teknik maju dalam
analisa data memungkinkan pendekatan prospektif dan retrospektif terhadap data yang sama,
sehingga dapat secara lebih baik mendeteksi rekening tagihan duplikasi itu.
Database Manajemuk
Potensi untuk menghubungkan database majemuk menjanjikan kesempatan besar untuk
deteksi dan penyelidikan kasus-kasus kecurangan dalam pelayanan kesehatan. Kemampuan
untuk mengintegrasi-kan berbagai database dapat menjadi fungsi ukuran dan isi. Perusahaan
ukuran kecil dan sedang barangkali menganggapnya tidak produktif, meski lebih murah, untuk
mempertahankan database yang terpisah dan tak berhubungan, sedangkan perusahaan besar dapat
menutupi biaya mereka dengan produktivitas yang meningkat, sehingga memandang integrasi ini
positif. Cara sederhana yang membuat integrasi database ini penting adalah sebagai berikut:
*mampu membandingkan alamat setiap pembayaran klaim kepada setiap orang dengan database
pegawai perusahaan itu sendiri; dan
*mampu -- sebelum dilakukan penyelidikan -- mengecek 1099 database untuk mengetahui jumlah
uang yang sudah dibayarkan. (Pengecekan ini juga dapat memulai penyelidikan). Jika database
menunjukkan bahwa hanya sedikit penyimpangan dana, maka keputusan untuk tidak melakukan
Meski database majemuk intern sangat membantu, informasi tambahan dari luar
diperlukan. Informasi ini meliputi hal-hal berikut: lisensi profesional, informasi kredensial,
registerasi perusahaan, alamat bisnis, nomor telepon, sertifikat kematian, sanksi-sanksi, dan data
lainnya. Ketika jaringan pertambahan nilai berkembang dan teknologi otomasi makin menyebar,
kemampuan memperoleh informasi dari database majemuk, baik dari dalam maupun luar
organisasi, juga meningkat.
Kedua kelompok ini setuju bahwa fokus kegiatan kejahatan yang baru adalah merusak
sistem komputer agar dapat berbuat curang dan memanipulasi data. Kegiatan ini antara lain
melumpuhkan jaringan, kecurangan keuangan, dan pembajakan peranti lunak. Kemajuan dalam
dunia komputer itu sendiri akan membantu diwujudkannya kejahatan. Kedua kelompok setuju
bahwa hambatan dalam menyelidiki kejahatan teknologi tinggi ini, sekurang-kurangnya, terdapat
pada perusahaan swasta yang memiliki sumberdaya lebih besar. Bisnis swasta akan
membutuhkan bekerjasama dengan pemerintah dalam rangka menyelidiki lebih lanjut. Bisnis
swasta juga bertanggung jawab dalam melindungi kekayaan mereka, namun pemerintah harus
membantu membangkitkan kesadaran mereka akan ancaman terhadap kekayaan itu.
Mengherankan bahwa tak satupun kelompok yang menyebut soal virus komputer dalam respons
mereka, akan tetapi hal ini dipandang sebagai ancaman kecil yang dengan mudah
ditanggulangi, setidak-tidaknya untuk sementara.
Ringkasan
Ketika pembayaran benefit tahunan dalam industri pelayanan kesehatan meningkat
hingga satu trilyun dollar, kecurangan dan penyalahgunaan, sebagai persentase signifikan dari
satu trilyun dollar tersebut, juga akan meningkat. Di lingkungan yang demikian cepat berubah,
beberapa fakta menunjukkan dengan jelas:
Pendahuluan
Untuk mengetahui isu-isu mengenai kecurangan dalam pelayanan terkendali maka
penting sekali kita pahami konsep pelayanan terkendali dan faktor-faktor yang mendorong
terjadinya kecurangan. Sementara tidak ada definisi tunggal yang dapat diterima secara universal
mengenai pelayanan terkendali, uraian ini menggunakan istilah yang mengintegrasikan
pembiayaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang layak bagi peserta melalui satu atau
lebih cara berikut:
Prinsip yang melandasi pelayanan terkendali adalah bahwa tanggung jawab harus diambil
untuk mengelola dan mengintegrasikan keseluruhan pelayanan yang dibutuhkan pasien. Tujuan
obyektif adalah untuk mengurangi biaya dengan mempromosikan penggunaan pelayanan
kesehatan yang layak dan efisien.
Ketika gerakan pelayanan terkendali terbentuk pada tahun 1980an, nampaknya rancangan
pelayanan terkendali mampu mengurangi kemungkinan kecurangan melalui manajemen
pelayanan yang lebih baik dan penggunaan pelayanan kesehatan yang lebih layak. Yang diyakini
pada waktu itu adalah bahwa , karena rancangan pelayanan terkendali menetapkan batas-batas
pelayanan, penyelenggara pelayanan tak dapat menagih pembayaran atas pelayanan yang kurang
layak; dan, karena program pelayanan terkendli menerapkan kapitasi maupun seperangkat
pembiayaan atas pelayanan individual, penyelenggara pelayanan tak akan dapat menagih lebih.
Sejauh itu, nampaknya pelayanan terkendali mampu memecahkan sebagian besar persoalan
kecurangan, suatu persoalan yang membuat pembayar asuransi jungkir-balik berusaha
menanggulanginya selama bertahun-tahun.
Sebelum masa pelayanan terkendali, para penyelenggara pelayanan medis lebih ketat
mengontrol penghasilan mereka. Mereka dapat menyelenggarakan pelayanan yang mereka
pandang perlu untuk setiiap pasien dan menagih biaya dalam jumlah yang mereka anggap pantas.
Kini, para penyelenggara menemukan bahwa hampir tak mungkin melaksanakan kegiatan tanpa
menjadi bagian dari pelayanan terkendali. Namun, jika mereka bergabung dengan organisasi
pelayanan terkendali, baik sebagai perusahaan maupun sebagai penyelenggara yang dikontrak,
mereka menemukan bahwa baik praktek maupun biaya, termasuk ke dalam kontrol unsur luar—
yakni organisasi pelayanan terkendali.
Asumsi demikian itu keliru. Pertama, penilaian bahwa tindakan organisasi pelayanan
terkendali dalam memberikan kredensialitas penyelenggara pelayanan adalah bervariasi.
Sebagian organisasi dapat memeriksa kualifikasi pendidikan, sejarah pekerjaan, sertifikasi,
layanan istimewa di rumah sakit, dan keluhan-keluhan malapraktek lainnya yang tersimpan dalam
file, dan juga hasil wawancara komisi sejawat dengan pihak penyelenggara pelayanan. Yang lain
barangkali hanya menetapkan lisensi, kegiatan profesional, dan lokasi geografis penyelenggara.
Memilih pelayanan; Point of service (POS). Suatu ciri program pelayanan kesehatan
yang memberikan kebebasan kepada peserta program untuk memilih sendiri penyelenggara
pelayanan kesehatan, ketimbang menggunakan pelayanan dalam jaringan penyelenggara. Biaya
untuk penyelenggara di luar jaringan dibayarkan pada tingkat benefit yang rendah.
HMO terbuka versus tertutup. Karakteristik HMO yang menentukan apakah peserta
ditanggung jika mereka dilayani penyelenggara yang bukan anggota HMO. Dalam program
tertutup, anggota tidak ditanggung oleh penyelenggara yang bukan anggota jaringan. Tetapi,
dalam program terbuka, anggota dapat menerima pertanggungan (coverage) untuk pelayanan dari
penyelenggara yang bukan anggota jaringan, tetapi biasanya pada tingkat benefit penggantian
biaya yang rendah.
Program ini mirip dengan program ganti rugi tradisional di mana program memberikan
penggantian kepada penyelenggara atas dasar ada pelayanan-ada uang (fee-for-service basis).
Pasien menyeleksi penyelenggara untuk pelayanan, memperoleh pelayanan, dan mengirim klaim
atau meminta penyelenggara untuk mengirim klaim agar diperoleh penggantian.
Tipe-tipe program ini menjadi bagian dari pelayanan terkendali melalui berbagai tipe kontrol
biaya yang dirancang untuk membantu mengelola pelayanan dan, tentu saja biayanya. Rancangan
pembiayaan yang digunakan oleh program ini mencakupi penilaian penggunaan sebelum dan
sesudah pelayanan, otorisasi sebelumnya, anjuran agar mempertimbangkan pendapat dokter
kedua, dan sertifikasi masuk kembali ke rumah sakit.
Suatu HMO dengan model-staf adalah model di mana semua staf, termasuk dokter
pelayanan primer (dokter umum) dan kadang-kadang spesialis tertentu, benar-benar ditugasi oleh
HMO. Kerapkali, HMO model staf memiliki klinik sendiri dan, dalam kasus organisasi besar,
termasuk juga rumah sakitnya sendiri Biasanya, hanya anggota HMO yang menggunakan
pelayanan klinik.
Setiap peserta HMO secara khusus memilih atau dipilihkan “penjaga akses” atau dokter
pelayanan primer tertentu, yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi individu tersebut.
Dokter pelayanan primer tersebut harus memberikan pelayanan atau merujuk pasien kepada
spesialis yang telah ditunjuk untuk memberikan pelayanan dalam program kesehatan yang
bersangkutan. Apabila peserta menerima pelayanan di HMO, ia tak perlu membayar atau
membayar sedikit. Jika peserta menerima pelayanan di luar jaringan HMO tanpa rujukan, ia harus
membayar penuh atau sebagian besar biaya.
HMO model staf melayani kelompok maupun individual. Untuk masing-masing kasus,
HMO menerima premi tetap per peserta per bulan. HMO menggunakan pendapatan premi untuk
membiayai semua kegiatan, seperti gaji staf, pembelian alat, biaya fasilitas, dan sebagainya. Jika
premi total yang diterima melebihi biaya operasional total, HMO memperoleh laba. Untuk
membantu meyakinkan bahwa setiap dokter bekerja demi operasional yang menguntungkan,
HMO secara khusus menawarkan kepada dokter insentif keuangan seperti bonus karena
keberhasilannya mempertahankan anggaran, dan sanksi apabila keluar dari ketentuan anggaran.
Ketentuan pembiayaan diarahkan pada memberikan pelayanan dengan biaya serendah mungkin.
Risiko keuangan dalam HMO model staf sebagian besar ditanggung oleh HMO. Namun,
gaji dokter juga mengandung risiko dalam bentuk bonus atau hukuman apabila pelayanan mereka
melebihi ketentuan biaya.
HMO model kelompok terdiri dari organisasi pemeliharaan kesehatan yang mengontrak
satu atau lebih kelompok praktek dokter untuk memberikan pelayanan medis bagi peserta HMO.
Secara khusus, dokter dipekerjakan oleh kelompok praktek, yang kemudian menjalin kontrak
dengan HMO.
HMO model kelompok ada pula yang mengkombinasikan kapitasi dan fee-for-service.
Sebagai akibatnya, HMO membayar praktek kelompok dalam jumlah tetap per pasien untuk
daftar layanan medis yang telah ditentukan yang harus diberikan kepada peserta, dan mengganti
biaya untuk layanan lainnya. Selain itu, banyak HMO kelompok menawarkan pilihan POS yang
memberikan pertanggungan (coverage), meski nilai penggantian rendah, bagi pasien yang
memilih pelayanan di luar jaringan.
Risiko keuangan dalam model ini ditanggung bersama oleh HMO maupun kelompok
praktek, dengan setiap dokter dalam kelompok yang mengasumsikan risiko paling kecil. Baik
HMO maupun kelompok praktek didorong untuk menjaga agar biaya tidak melebihi anggaran.
Dokter juga memperoleh insentif seperti bonus dan sanksi, sebagaimana halnya HMO model staf.
Penyelenggara fee-for-service secara khusus tidak mengandung risiko keuangan di bawah model
ini.
Suatu HMO model jaringan terdiri dari suatu jaringan kelompok praktek dokter yang
mengadakan kontrak dengan HMO untuk menyelenggarakan pelayanan bagi peserta HMO.
Namun, kelompok praktek ini juga memiliki pasien yang non-HMO. HMO model jaringan juga
dapat memberi pertanggungan untuk daerah geografis yang lebih luas daripada HMO model staf
maupun model kelompok.
Dalam HMO model jaringan, organisasi pelayanan terkendali menjalin kontrak secara
terpisah dengan setiap praktek dalam jaringan, yang berarti bahwa perjanjian keuangan antara
HMO dan yang berpraktek mungkin berbeda dari berada di antaranya dan praktek lainnya.
Dalam kasus tertentu, HMO setuju untuk membayar sejumlah kapitasi per peserta. Jumlah ini
dapat dibayar sebagai premi per peserta per bulan, atau barangkali ketentuan tetap yang
membatasi biaya klaim praktek yang dapat diajukan kepada HMO. Dalam kasus lain, HMO
membayar suatu praktek dengan diskon untuk setiap pelayanan, yang didasarkan pada jadwal
biaya yang sudah dirundingkan atau persentase pengurangan.
Risiko keuangan dalam HMO jaringan secara khas dibagi di antara HMO dan kelompok-
kelompok praktek individual dalam jaringan. HMO berasumsi mengenai risiko pelayanan fee-
for-servive yang diberikan oleh para spesialis, sedangkan praktek kelompok berasumsi mengenai
risiko biaya pelayanan medis yang termasuk dalam kontrak mereka. Sebagai akibatnya, para
dokter yang bekerja dalam praktek kelompok secara langsung dapat juga dipengaruhi oleh
pemberian bonus atau sanksi karena biaya berlebih.
HMO Model Praktek perorangan (kadang-kadang disebut mandiri) atau Asosiasi Dokter
dibangun ketika organisasi HMO mengadakan kontrak dengan suatu IPA yang merepresentasi
banyak praktek perorangan maupun kelompok dokter. IPA mengelola jaringan dokter—yakni
tingkat kepercayaan (kredensialitas), penilaian kegunaan, pembayaran, dan sebagainya—dan
HMO mengadakan kontrak dengan IPA demi akses kepada jaringan dokter.
Dokter secara perorangan adalah mereka yang praktek pribadi yang melayani banyak
pasien yang bukan HMO, maupun anggota HMO. Para dokter nampaknya mengadakan kontrak
dengan lebih dari satu HMO, baik melalui IPA maupun yang langsung dengan HMO.
HMO mengadakan kontrak dengan sejumlah IPA untuk melayani para anggota program
kesehatan. Perjanjian dengan setiap IPA tergantung pada kontrak yang dinegosiasikan dengan
asosiasi tersebut. Namun, dalam semua kasus, IPA adalah unsur yang bernegosiasi dengan HMO
maupun praktek dokter mandiri.
Dokter perorangan yang melayani anggota HMO dikompensasi oleh praktek yang mereka
laksanakan. Kompensasi ini tidak akan berubah apakah mereka memeriksa pasien HMO atau
bukan pasien HMO; dalam kenyataan, mereka biasanya tidak mengetahui apakah pasien itu
anggota HMO atau bukan.
Praktek perorangan atau kelompok yang melayani anggota HMO menyampaikan klaim
ke HMO untuk penggantian biaya atas pelayanan tersebut. HMO memberikan ganti biaya kepada
IPA, yang kemudian memberikan penggantian biaya kepada penyelenggara perorangan.
Biasanya, IPA membuat perjanjian dengan HMO untuk membayar berdasarkan fee-for-service
yang sudah didiskon atau persentase dari pembayaran penuh bagi dokter. Dalam kasus-kasus
tertentu, IPA menggunakan sistem kapitasi untuk kompensasi penyelenggara pelayanan primer,
yang kemudian ditunjuk untuk melayani pasien tertentu.
HMO model IPA bagi pasien seolah-olah mirip program asuransi ganti rugi tradisional
di mana para anggota dapat memilih dari begitu banyak dokter untuk menggunakan jasa
pelayanan. Perbedaan yang paling nyata bagi pasien adalah bahwa spesialis diberi penggantian
menurut program hanya apabila dokter umum merujuk mereka kepada spesialis. Selain itu,
sebagian HMO mewajibkan anggotanya untuk membayar dalam jumlah tak besar pada waktu
memeriksakan diri ke klinik.
EPO diorganisasi seperti PPO. Perbedaan pokok adalah bahwa para anggota diharuskan,
bukan dihimbau, memilih penyelenggara anggota jaringan agar mereka memperoleh semua
pertanggungan (benefit).
Seperti HMO model IPA, PPO/EPO secara khusus menjalin kontrak dengan banyak
dokter yang merupakan anggota praktek kelompok maupun perorangan yang sudah ada.
Penyelenggara ini setuju untuk mengikuti pedoman praktek tertentu dan penggunaannya dan
menepati jadwal pembiayaan penggantian tertetu yang ditetapkan oleh PPO/EPO. PPO/EPO
menggunakan kontrol tersebut sebagai cara menilai penggunaan dan mengkaji secara cermat
klaim untuk membantu menanggulangi biaya.
Secara khusus, PPO membayar penyelenggara jaringan sejumlah biaya yang sudah
didiskon karena kedudukannya sebagai anggota jaringan. Hal ini dapat menimbulkan situasi di
mana berbagai tipe penyalahgunaan dapat terjadi, yang tergantung pada situasi individual. Di
satu pihak , penyelenggara yang menerapkan biaya reguler kebetulan akan kurang dari biaya yang
sudah didiskon dapat menggunakan praktek yang meningkatkan bisnis PPO mereka, seperti
misalnya memberikan pelayanan yang tidak dibutuhkan. Di pihak lain, penyelenggara yang
menerapkan biaya reguler yang lebih tinggi daripada biaya PPO yang sudah didiskon dapat
menggunakan praktek sebaliknya untuk mengganti reduksi biaya tersebut. Yang penting di sini
adalah bahwa tipe kecurangan potensil secara langsung tergantung pada perjanjian keuangan dari
program spesifik.
Selain model-model pelayanan terkendali yang sudah diuraikan di atas, industri juga
mengembangkan banyak jenis organisasi yang merupakan kombinasi-kombinasi ciri satu atau
lebih model. Kerapkali, kombinasi ini disebut sebagai hibrida. Contoh hibrida itu adalah sebagai
berikut:
• PPO yang menggunakan dokter “penjaga aksess” untuk membantu memecahkan soal biaya.
• Program POS yang mengkombinasikan pertanggungan HMO dengan kebebasan anggota
untuk memilih dokter umum dalam HMO pada saat pelayanan, ketimbang mengunjungi
dokter “penjaga akses” tersebut.
• HMO yang mengkombinasikan berbagai model kedalam HMO besar, dengan hasil aneka
ragam ketentuan keuangan antara HMO dan penyelenggara pelayanan.
Ketentuan akhir dan pedoman praktis organisasi pelayanan terkendali adalah kunci bagi
berbagai bentuk kecurangan yang terjadi dalam pelayanan terkendali. Tantangan dalam
mengidentifikasi dan menghentikan kecurangan dalam pelayanan terkendali adalah dua hal:
1. memahami struktur keuangan organisasi untuk mengetahui di bagian mana yang rentan
kecurangan; dan
2. memahami berbagai cara di mana kecurangan terjadi karena ketentuan keuangan tersebut.
Hanya dengan mempelajari model-model yang sudah ada maupun yang tengah
berkembang, dan terus waspada terhadap kemungkinan kecurangan dalam setiap model maka
penyelidikan terhadap potensi kecurangan menjadi efektif. Bagian terdahulu menguraikan
berbagai model organisasi pelayanan terkendali. Bagian ini menguraikan sebagian cara
bagaimana kecurangan dapat ditanggulangi dalam organisasi.
Kecurangan dalam organisasi pelayanan terkendali tergantung pada model fungsional dan
kontrak yang digunakan oleh organisasi tertentu. Untuk menemukan kecurangan, orang harus
lebih dahulu akrab dengan cara organisasi bekerja, khususnya berkenaan dengan keuangan.
Ambillah sebuah contoh suatu organisasi IPA yang menentukan kapitasi untuk jaringan
secara keseluruhan dan kemudian menahan sebagian biaya penggantian penyelenggara hingga
akhir tahun sebagai jaminan atas jaringan secara keseluruhan apabila melebihi jumlah yang telah
ditentukan. Dalam organisasi ini, penyelenggara secara perorangan nampaknya tak akan berani
melebihkan tagihan karena berbuat demikian akan mengurangi kemungkinan mereka memperoleh
pembagian dana akhir tahun. Namun, kecurangan barangkali dalam bentuk menurunkan kualitas
layanan akan mengurangi biaya, tetapi melaporkan seolah-olah pelayanan diberikan menurut
standar, agar mereka memperoleh kapitasi yang lebih tinggi pada tahun berikutnya.
Penyelenggara barangkali juga melakukan rujukan keluar yang sesungguhnya tak perlu keluar
jaringan agar pengeluaran biaya mereka sendiri rendah.
* menyampaikan klaim yang keliru kepada organisasi pelayanan terkendali untuk menerima
penggantian yang lebih besar;
* membuat laporan dan kredensial yang salah agar dapat diterima dalam jaringan
penyelenggara.
* mengabaikan atau menolak memberikan pelayanan yang dikontrak untuk memaksimalkan
keuntungan.
* menyampaikan klaim pelayanan oleh pihak yang bukan penyelenggara tetapi menuntut
pembayaran menurut tarif penyelenggara pelayanan; dan
* menyampaikan data yang tidak benar, seperti tarif biaya yang lebih tinggi dari yang aktual
untuk tahun tertentu agar menerima lebih banyak penggantian pada tahun-tahun
berikutnya.
* memberikan data yang salah berkenaan dengan kualitas pelayanan dan/atau hasil
pelayanan untuk menghindari kehilangan kontrak dan/atau diselidiki karena kurangnya
mutu pelayanan;
* penyelenggara tidak memenuhi kredensial atau kualifikasi atau menyuap agar dapat ikut
dalam jaringan;
* penyelenggara tidak menggambarkan informai medis yang semestinya dalam proses
penilaian penggunaan (dalam hal di mana pihak asuransi memberikan otorisasi pelayanan
tanpa memeriksa catatan medis); dan
* membuat tagihan yang seimbang bagi pasien padahal program kesehatan justru tidak
menggambarkan tagihan seimbang.
Penting dicatat bahwa bentuk-bentuk tradisional dari kecurangan juga terjadi dalam
organisasi pelayanan terkendali hingga suatu batas di mana mereka menggunakan ketentuan fee-
for-service dengan penyelenggara. Namun, karena banyak organisasi pelayanan kesehatan tidak
menerbitkan penjelasan mengenai benefits (EOB), maka sukar mempercayai begitu saja seberapa
jauh peserta mengetahui informasi tersebut.
Untuk menemukan potensi kecurangan itu, pertama kali harus kita lihat siapa yang
mengasumsikan risiko keuangan dalam hal biaya pelayanan pasien. Entitas ini paling peka
terhadap godaan untuk melakukan kecurangan. Sebagai contoh, dalam HMO yang mengadakan
kontrak langsung dengan penyelenggara, para penyelenggara menduga risiko yang lebih besar
dan oleh karena itu akan memperoleh insentif yang lebih besar dari pelayanan yang diberikan
penyelenggara itu. Dalam HMO dengan model staf, bonus penampilan dapat menjadi godaan
bagi penyelenggara yang memberikan pelayanan kurang dari yang seharusnya, baik dengan cara
menunda-nuda pelayanan maupun dengan memberikan pelayanan melalui staf yang dibayar
rendah, yang sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan yang dibayar.
spesialis dibebaskan dari jumlah kapitasi, dokter pelayanan primer mungkin merujuk
pasien yang membayar tinggi pelayanan, yang sesungguhnya tidak perlu, kepada spesialis dalam
upaya mempertahankan agar biaya tetap rendah. Di pihak lain, apabila biaya spesialis
dimasukkan kedalam jumlah kapitasi, suatu penyelenggara dapat menghindar dari merujuk pasien
untuk menjaga agar biaya tetap rendah bagi HMO, dan oleh sebab itu meningkatkan
keuntungannya.
* Jumlah rujukan terlalu besar kepada farmasi, laboratorium, atau spesialis. Suatu
penyelenggara dapat menerima pembayaran kembali dari keuntungan yang diperoleh
melalui rujukan.
* Hasil yang terus-menerus buruk dalam analisa hasil pelayanan dan kualitas
pelayanan. Suatu HMO mungkin memberikan pelayanan yang salah kepada pasien
unttuk memaksimalkan penghasilan dari premi.
* Lokasi penyelenggara yang pada umumnya jauh dari populasi pasien dan/atau
kunjungan pasien yang kebanyakan terpusat pada satu hari dalam seminggu atau jam
tertentu dalam sehari. Penyelenggara yang menerima uang kapitasi per pasien atau yang
ingin mengurangi seminimal mungkin jumlah anggota program HMO dapat membuat lokasi
pelayanan dan waktu pelayanan kurang menyenangkan, sehingga peserta enggan minta
pelayanan.
* Terlalu banyak ruang darurat rujukan. Suatu penyelenggara dapat merujuk secara
berlebihan untuk menghindari ketidaknyamanan setelah jam-jam sibuk atau untuk
menghindari biaya pelayanan darurat apabila penyelenggara dikapitasi.
* Biaya konsultasi pasien yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Biaya yang terlalu
rendah dapat menunjukkan bahwa penyelenggara cenderung kurang melayani pasien.
Yang terlalu tinggi mungkin menjadi indikasi organisasi penyelenggara membuat keliru
Unsur-unsur yang umum dalam semua indikator ini adalah bahwa kecurangan berasal dari
kebutuhan untuk mengurangi biaya atau meningkatkan biaya. Analisa data adalah cara yang
paling efisien untuk mengetahui kecenderungan dan pola praktek penyelenggara.
Ringkasan
Salah satu pokok paling penting untuk diingat ketika membicarakan masalah kecurangan
dalam pelayanan terkendali adalah bahwa gejala ini baru dikenal dan berbeda dari kecurangan
yang terjadi dalam sistem penggantian biaya dalam fee-for-service tradisional. Melalui kontrol,
pelayanan terkendali dapat mencegah kegiatan curang tersebut. Namun, sebagai hal yang masih
baru, pelayanan terkendali juga menimbulkan tantangan yang baru. Menemukan dan
menghapuskan kecurangan membutuhkan teknik-teknik yang lebih canggih. Untuk melawan
bentuk-bentuk kecurangan yang baru itu, pembayar harus mengadopsi dua tipe teknik baru:
Dengan biaya kapitasi dan biaya tetap dalam pelayanan terkendali, energi yang dibutuhkan
lebih hemat dalam mengetahui apakah penyelenggara mengajukan tagihan yang terlalu besar.
Sebaliknya, pembayar perlu memiliki akses kepada teknologi yang memungkinkan mereka
menghimpun dan menganalisa data yang terkait dengan pola-pola praktek. Tantangannya adalah
untuk menemukan akses kepada teknologi yang benar yang memungkinkan mereka menelusuri
data yang menunjukkan adanya kecurangan dalam pelayanan terkendali. Tanpa teknologi
demikian, mustahil menemukan kecenderungan kecurangan tersebut.
Selain itu, para pembayar semakin membutuhkan pengetahuan medis dalam menyelidiki
unit-unit khusus itu. Jika mereka memiliki dokter konsultan, tentu mereka tak perlu menyewa
dokter lain, akan tetapi sekurang-kurangnya mereka perlu memiliki orang-orang yang dilatih
secara medis yang mampu memeriksa data praktis untuk mengetahui apakah prosedur yang
ditempuh sudah memenuhi standar industri dan pedoman yang ditentukan.
Upaya awal pembayar dalam memerangi kecurangan barangkali mirip dengan upaya
asuransi pada tahun 1980an, ketika mereka mulai mengungkap kecurangan dalam program
kesehatan berasas ganti rugi tradisional. Seperti halnya upaya pada masa lampau, pembayar
sekarang harus belajar mendeteksi kecurangan. Mereka harus waspada terhadap bentuk-bentuk
baru kecurangan dan memandang potensi kecurangan dari perspektif baru.
Tatkala bentuk-bentuk baru pelayanan kesehatan ini meluas dan berkembang, demikian
pula halnya tipe-tipe kecurangan dan penyalahgunaan. Akibatnya, pembayar harus mempelajari
Istilah-Istilah Kunci
Capitation (Kapitasi)
Closed vs Opened Ended HMO (HMO Tertutup vs Terbuka)
Credentialing (Proses mencapai tingkat yang kredensial)
Exclusive Provider Organization; EPO (Organisasi Penyelenggara Ekslusif)
Fee-for-Service (Pelayanan Berasas Ada Uang-Ada Jasa)
Financial Risk (Risiko Keuangan)
Gatekeeper (Individu yang “menjaga” akses ke sumberdaya)
Group Model HMO (HMO Model Kelompok)
Health Maintenance Organization; HMO (Organisasi Pemeliharaan Kesehatan)
Hybrids (Hibrida)
Independent (or Individual) Practice or Physician Association (IPA); (Praktek Mandiri atau
Asosiasi Dokter)
Kickbacks (Pembayaran kembali)
Malpractice (Malapraktek)
Pendahuluan
Perpindahan Data Elektronik (Eletronic Data Interchange) melibat transmisi data di
antara dua komputer. Dalam bentuk yang paling murni, transmisi antara komputer bersifat
otomatis dan tidak ada keterlibatan manusia. EDI digunakan di banyak industri untuk
mengkomunikasikan transaksi bisnis di antara mitra dagang satu sama lain. Sebagai contoh,
sebuah departemen pembelian suatu perusahaan dapat mengirim pesanan suplai melalui pesanan
pembelian EDI kepada penyuplai perusahaan; penyuplai dapat mengirim surat tagihan (invoice)
EDI ke perusahaan-perusahaan yang dikirimi barang-barang suplai itu; dan perusahaan pemesan
dapat mengirim informasi pembayaran EDI kepada penyuplai. Gambar 7.1 menyediakan daftar
industri pelayanan kesehatan transaksi bisnis EDI.
Pada masa Internet dan compact disk ini, EDI adalah salah satu contoh penting
bagaimana teknologi dengan cepat mengubah dunia kita. Dalam sistem pelayanan kesehatan,
tujuan EDI adalah secara elektronik mengirim semua transaksi asuransi di antara penyelenggara
dan pembayar. Sekali suatu proses klaim Edi dilaksanakan, klaim rutin dapat diproses tanpa
keterlibatan manusia dan pembayaran transfer elektronik dapat dijalankan.
Tidak ada keraguan bahwa EDI menguntungkan. Di antara keuntungan itu adalah mutu,
kecepatan, dan hemat biaya administratif. Biaya administrasi yang tinggi telah dianggapsebagai
penyebab utama naiknya biaya pelayanan kesehatan kini. Sistem pelayanan kesehatan kini
meliputi lebih dari 1,500 macam perusahaan asuransi dan program-program publik, yang
memproses lebih dari 4 bilyun klaim medis yang dikirim dalam 450 bentuk setiap tahun. Sebesar
$100 bilyun digunakan setiap tahun hanya untuk memproses kertas dokumen itu.
Gambar 7.1
Enrollments (834) – Used to exchange enrollment and/or benefit information between the employer and payer tor the
purpose of enrolling in a benefit plan
Claim Submission (837) – Used to submit all health care claims and includes UB92 and HCFA 1500 data elements.
Elifibility (270/271) – Used by providers to request and receive coverage and payment information on the member/
insured
Crossover COB (837) – Used to transmit coordination of benefit claim information to other organization that may have
insurance liability
Healthcare Service Review (278) – Used to request and transmit demographic, utilization, certification, and referral
information. Include no utilization management information.
Patient Information Record (275) – Used to envelope requests and responses for patient information
Capitated Payment (835/271) – Used to send capitated payment information from the payer to provider
HMO Reporting (253) – Cover periodic reporting between HMOs and HCFA
Provider Information (274) – Used to transmit provider information including credentialing and other kinds of provider
information that can be transmitted electronically (e.g. provider directories and provider registration lists)
Perantara Medicare kini menerima sekitar 90% klaim Bagian A (rumah sakit) dan 75 %
klaim Bagian B (dokter) secara elektronik. Kira-kira 25% dari semua klaim pelayanan kesehatan
(termasuk 15% klaim non pemerintah) diproses secara elektronik pada tahun 1994. Persentase
tersebut diperkirakan meningkat empat kali lipat selama tiga tahun berikutnya. Konsep EDI
muncul sebagai unsur biasa dalam setiap usulan besar bagi perbaikan pelayanan kesehatan
federal.
Tidak ada keraguan bahwa EDI adalah pelayanan kesehatan mendatang. Dan tidak ada
keraguan pula bahwa ia menawarkan keuntungan nyata. Namun prospek ini tak pelak
Evolusi EDI
Perpindahan data elektronik adalah pertukaran data, dalam format standar, yang dapat
diproses oleh komputer berbagai organisasi. Perpindahan ini dilakukan atas dsar kesadaran bahwa
70 persen informasi yang sudah ada (key) dalam sebagian besar program komputer adalah
keluaran dari program komputer lain. Kunci bagi EDI adalah penggunaan standar elektronik
yang memungkinkan informasi dipertukarkan antar perangkat lunak komputer dari berbagai
organisasi tak soal perangkat keras atau lunak apa yang melandasinya.
Secara tradisional , industri pelayanan kesehatan telah melakukan bisnis di atas kertas,
kerapkali menggunakan formulir-formulir yang sudah dicetak lebih dahulu untuk
mempertukarkan informasi. Namun, dengan pertumbuhan eksplosif dari pertukaran yang
dilakukan di atas kertas ini, dan jumlah data yang berkaitan dengan sistem penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, para administrator pelayanan kesehatan dipaksa untuk mencari jalan yang
lebih pas untuk berkomunikasi dan mengolah data pelayanan kesehatan. Bersama-sama,
meluasnya penggunaan komputer untuk bisnis dan teknik-teknik telekomunikasi komputer
menjanjikan cara pemecahan.
ASC X12, secara berkesinambungan mengembangkan standar EDI untuk memenuhi kebutuhan
akan sejumlah bisnis dan industri. Hampir 200 standar dikembangkan, dan ada lebih dari 100
standar dan pedoman kini tengah berkembang. Standar-standar ini dipublikasi oleh Data
Interhange Standard Association (DISA).[75] Standar EDI dikembangkan dan dipertahankan
oleh ANSI Accredited Standard Committee X12. Lebih dari 70 perusahaan, termasuk negara dan
badan-badan pemerintah federal, adalah anggotanya.
Meski fakta menunjukkan bahwa Edi dan standar penggunaannya dikembangkan selama
lebih dari 30 tahun, industri pelayanan kesehatan baru-baru ini saja mengembangkan dan
melaksanakan EDI dan standar nasional untuk otomasi pengolahan klaim dan pembayaran.
Banyak perusahaan asuransi komersil yang besar, pemerintahan federal, dan Blue Cross dan Blue
Shield menyatakan dukungan bagi penyelenggaraan bisnis secara elektronik, dan beberapa
malahan memberi mandat untuk melaksanakan bisnis dengan cara ini. Metode elektronik ini juga
didukung dan diatur berdasarkan mandat pemerintah federal.
Kini terserah pada unit penyelidikan kecurangan setiap organisasi untuk menentukan
nilai sistem EDI bagi pelayanan kesehatan yang dapat membawa kemajuan bagi penyelidikan
mengenai kecurangan pelayanan kesehatan. Sistem ini membutuhkan perubahan menurut arah
Dalam tiga daerah spesifik, otomasi EDI sesungguhnya mengurangi proteksi dari
kecurangan dan mengurangi kemampuan peralatan penelitian yang digunakan oleh unit anti
kecurangan. Perhatikan:
1. Kemampuan industri asuransi untuk mendeteksi kecurangan banyak tergantung pada tenaga
manusia dalam memproses klaim. Deteksi kecurangan kerapkali tergantung pada kemampuan
profesional klaim untuk mendeteksi kecenderungan. Hal ini membutuhkan konteks, suatu
pemahaman mengenai keseluruhan permasalahan dan riwayatnya, tidak hanya sebuah klaim
saja. Otomasi memperlancar proses klaim tetapi kurang memperhatikan banyak ahli yang kini
justru menilai kembali metode klaim itu. Akibatnya, sistem kehilangan pengalaman manusia
yang bernilai yang berada di inti kemampuan asuransi untuk menemukan kecurangan.
2. EDI juga menimbulkan godaan. Jauh lebih mudah bagi penjahat untuk mengubah data
elektronik ketimbang memanipulasi informasi di atas kertas. Penjahat komputer kerapkali
terdorong oleh keinginan untuk mencari jalan melumpuhkan sistem komputer dan
memanipulasi data di dalamnya. Dalam lingkungan EDI yang sudah mengalami
komputerisasi, sangat sedikit saksi kejahatan itu.
3. Yang paling penting barangkali adalah dampak merusak dari EDI terhadap rantai bukti yang
justru dibutuhkan oleh unit anti kecurangan untuk membuktikan adanya kecurangan. Data
elektronik, yang dikirim tanpa dokumentasi pendukung tradisional, dengan mudah dapat
dimanipulasi. Dokumen berupa kertas yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya
perubahan, duplikasi, atau koreksi rekaman diganti dalam sistem elektronik oleh informasi
elektronik yang dapat diubah tanpa ketahuan kecuali sistem EDI dirancang untuk memblokir
perubahan tersebut. Dari asal-usul klaim ke pembayar, klaim tak lebih dari energi yang
ditransfer melalui kabel-kabel dan ruang, mirip seperti hantu.
Ada sejumlah keluhan mengenai potensi EDI untuk mempermudah naiknya tingkat
kecurangan dalam sistem pelayanan terkendali. Alasan di balik keluhan itu meliputi hal-hal
berikut:
• Banyak bagian yang curang mengetahui kegiatan curang sebagai hasil EDI tetapi kurang
memiliki alat yang efektif untuk mendeteksi dan mengidentifikasi pelaku kecurangan.
• Ciri kegiatan curang bervariasi menurut tipe pelayanan asuransi kesehatan, organisasi, dan
geografi. Ini berarti bahwa karakteristik perilaku curang pada seorang spesialis di California
barangkali berbeda dari praktisi umum di Iowa. Selain itu, karakteristik ini berubah sepanjang
Jadi, seberapa jauh EDI meningkatkan atau menurunkan kecurangan pelayanan kesehatan
? Para yuri selalu berada di luar. Banyak ahli berspekulasi bahwa jika pembayar pelayanan
kesehatan menggunakan EDI tanpa kontrol, kecurangan akan meningkat sebanyak 25 persen, atau
$ 25 bilyun pertambahan biaya pelayanan kesehatan per tahun. Tanpa kontrol, biaya karena
kecurangan akan sepenuhnya menghapus penghematan administrasi EDI.
Ada sedikit alasan untuk kuatir bahwa EDI dan pelindung-pengaman otomatis akan
memangkas sebagian pekerjaan memerangi kecurangan secara manual dalam industri. Jika
kekuatiran itu ada, peneliti kecurangan pelayanan kesehatan malahan membutuhkan lebih, bukan
kurang, sebagaimana yang dikerjakan EDI. Kemungkinan menjadi lebih besar bahwa
meningkatnya penggunaan EDI dan banyaknya transaksi otomatis yang dikaitkan dengan sistem
ini akan mengembangkan kemampuan profesional anti kecurangan untuk menemukan lebih
banyak kegiatan yang mencurigakan dan transaksi-transaksi yang perlu diselidiki. Perhatikanlah
bahwa pada tahun-tahun yang lampau, FBI berkali-kali melaporkan bahwa kejahatan terorganisir
telah merambah bisnis pelayanan kesehatan. Dilaporkan, keterlibatan jaringan kejahatan
terorganisir ini semakin meningkat. Sistem otomasi dapat membebaskan peneliti untuk
menggunakan waktu lebih banyak pada kasus-kasus yang luarbiasa dan kompleks. Keterlibatan
Namun hingga kini, sistem EDI yang diterapkan oleh swasta maupun publik yang sudah
diperkenalkan ternyata diciptakan dengan sedikit saja keterlibatan profesional anti kecurangan.
Keadaan ini tentu mengganggu karena ketika sistem data elektronik yang sebanding
diperkenalkan di lapangan lainnya, kegagalan untuk melindungi secara efektif terhadap
kecurangan terbukti kesalahan yang signifikan.
Isyu Hukum
Sementara tidak ada persoalan bahwa EDI dan keuangan, transfer dana secara elektronik
(EFT), akan memudahkan cara industri asuransi kesehatan melaksanakan bisnis, EDI
mengemukakan isyu hukum yang sukar. Perhatikanlah beberapa pertanyaan yang dikemukakan
EDI:
• Bagaimana pembayar atau perusahaan asuransi yakin bahwa pengajuan klaim secara
elektronik adalah otentik dan diberi otoritas oleh penyelenggara pelayanan ?
• Siapa yang menanggung risiko setiap kesalahan dalam pengajuan klaim pelayanan kesehatan
secara elektronik ?
• Bagaimana suatu unit anti-kecurangan membuktikan bahwa isi suatu klaim pelayanan
kesehatan yang diterima secara elektronik adalah salah atau tidak sesuai kebenaran ?
• Bagaimana suatu penyelenggara pelayanan kesehatan yakin bahwa pembayar pelayanan
kesehatan telah menerima klaim atau diterima sesuai dengan yang dikirim ?
• Apa saja aturan dan syarat yang harus dipenuhi suatu transaksi klaim yang diproses secara
elektronik ?
• Bagaimana asal-usul aktual suatu transaksi elektronik dapat diidentifikasi dari data transaksi?
Meski wilayah hukum ini masih baru dan tengah berkembang, ada banyak preseden
hukum. Pengadilan berhasil menangani perubahan-perubahan teknologi yang lain dengan
menerapkan prinsip-prinsip hukum tradisional kepada situasi baru. Tak beda dengan EDI. Satuan
anti kecurangan dari pembayar bertanggung jawab atas pembuktian bahwa klaim elektronik
dikirim kepada mereka, tanggal dan waktu klaim itu dikirim, isi pengajuan, dan fakta bahwa
klaim sudah disahkan oleh penyelenggara pelayanan.
Ketika klaim berupa dokumen kertas dikirim dari penyelenggara ke pembayar, biasanya
tidak ada kesukaran dalam membuktikan isi klaim. Klaim semata-mata diproses. Tatkala klaim
diciptakan, dikirim, dan disimpan secara elektronik, maka informasi klaim mungkin melibatkan
satu atau lebih perubahan dalam struktur atau formal sebelum atau sesudah menerimanya.
Setiap pihak yang berhubungan dengan klaim harus mempunyai cara yang meyakinkan
bahwa transaksi yang diterimanya dari pihak lain sah dan akurat. Untunglah, ada teknologi dan
prosedur yang tersedia yang memberikan mekanisme verifikasi yang dapat dipercaya, termasuk
hal-hal berikut:
* uraian data
* tandatangan digital
* kode pesan yang otentik
* pemeriksaan yang konsisten mengenai riwayat klaim sebelumnya
* penggunaan dan konfirmasi password yang sahih
* kombinasi identifikasi pemakai, dan
* berbagai pemeriksaan lapangan.
Ringkasan
Meski ada potensi kecurangan, peralihan dari sistem klaim di atas kertas ke EDI berjalan
dengan baik. Perusahaan asuransi swasta lebih lambat dibandingkan pemerintah dalam
mengadopsi EDI; namun, sebagian besar pengamat industri berharap persentase klaim swasta
yang ditangani EDI akan meningkat cepat pada akhir abad ini.
Para penyelidik kecurangan perlu meyakini bahwa sistem EDI dalam organisasi mereka
mengacu pada tiga daerah yang diulas dalam bab ini; membangun sistem elektronik faktor-faktor
manusia yang esensil dalam mendeteksi kecurangan, mengembangkan sistem yang melindungi
bukti-bukti, dan isyu psikologi pelaku kecurangan dengan jalan mengkomunikasikan efektivitas
sistem EDI yang berkembang dengan baik.
Dalam lingkungan EDI yang terus berkembang tidak ada dokumen berupa kertas yang
dinilai. Sebenarnya, tidak seorangpun yang menilai klaim tersebut. Situasi ini memberikan
peluang bagi pelaku curang untuk berbuat jahat.
Sistem EDI tidak perlu demikian rentan. Sistem pengajuan klaim dan program harus
mencakup uraian semua transmisi dan digit-pengecekan sendiri agar integritas pengajuan tersebut
otentik. Transaksi harus juga memiliki alat pengidentifikasi yang unik disertai oleh prangko yang
menunjukkan waktu dan tanggal.
Atau, perhatikanlah di wilayah isi klaim. Dalam lingkungan kertas, kekeliruan yang
nyata dan kombinasi informasi yang tidak masuk akal merupakan tanda peringatan standar yang
Jika sistem pembayar meliputi penyuntingan untuk mencegah kecurangan dengan jalan
melakukan verifikasi konsistensi kode dan peristilahan medis dalam klaim elektronik, maka
sistem sekali lagi menjadi sekutu para pemberantas kecurangan. Sesungguhnya, standarisasi
adalah salah satu kekuatan besar dari sistem EDI. Ia menawarkan kemungkinan lebih besar untuk
membangun kontrol yang efektif. Sekali kontrol dibangun, pembayar yakin bahwa setiap klaim
akan ditinjau secara konsisten oleh kontrol itu.
Mereka yang melakukan kecurangan, pada dasarnya tidak konfrontatif. Secara historis
kejahatan mereka dilakukan di atas kertas dan merupakan usaha pencurian tanpa korban. Pada
umumnya, pelaku kecurangan juga cerdas. Kejahatan mereka membutuhkan kemampuan
memahami sistem dan membangun konsep untuk “melumpuhkan” sistem.
Istilah-Istilah Kunci
Accredited Standard Committee; ASC (Komisi Standar Akreditasi)
American National Standard Institute; ANSI (Lembaga Standar Nasional Amerika)
Computer Telecommunications (Telekomunikasi Komputer)
Data Encryption (Uraian Data)
Digital Signitures (Tandatangan dalam bentuk digital komputer)
Electronic Data Interchange; EDI (Perpindahan Data secara Elektronik)
Electronic Fund Transfers (Transfer Dana secara Elektronik)
Electronic Intermediaries (Perantaraan elektronik)
Encryption (Uraian detil)
Message Authentication Codes (Kode Otentikasi Pesan)
Safeguards (Pengamanan)
Pendahuluan
Penyelidikan mengenai kecurangan pelayanan kesehatan melibatkan banyak isyu hokum.
Hukum federal maupun negara bagian telah lama memikirkan bagaimana penyelidikan dapat
dilakukan, pelaku curang dapat dihukum, dan pemulihan moneter terlaksana. Agar dapat
memerangi kecurangan pelayanan kesehatan, setiap orang yang terlibat dalam kegiatan anti
kecurangan seharusnya memiliki pemahaman dasar mengenai isyu-isyu hokum. Pemahaman ini
akan sangat membantu kegiatan penyelidikan berjalan lancar dalam batasan hukum yang berlaku.
Sasarannya adalah untuk memaksimalkan dampak kegiatan anti kecurangan seraya mengurangi
sekecil mungkin risiko hukum sebagai akibat pelaksanaan penyelidikan kecurangan secara
agresif. Pengetahuan dasar hukum juga mendorong penyelidik bekerja secara efektif bersama
penuntut umum dan badan-badan pelaksana hukum lainnya.
Pemulihan Keuangan
Salah satu pertanyaan pertma yang harus dijawab adalah apakan perusahaan berminat
dalam pemulihan keuangan, dan jika demikian, seberapa penting sasaran ini bagi keseluruhan
program kecurangn? Beberapa factor dapat mempengaruhi bagaimana pertanyaan tersebut
dijawab: Apakah pemulihan moneter merupakan unsure penting dalam program korporasi ?
Seberapa jauh uang memiliki andil ? Untuk siapa ? Apakan uang asuransi, pasien, atau konsumen
yang mengasuransikan dirinya sendiri ? Adakah sarana realistik untuk memulihakan posisi uang
tersebut ?
Penolakan
Perusahaan juga perlu menilai seberapa penting potensi penolakan sebagai sasaran
korporasi. Apakah kasus ini akan menjadi kasus kelas atas ? Seberapa penting penolakan bagi
perusahaan ?
Hubungan Konsumen
Dari sudut pandang pemasaran dan pelayanan konsumen, ukuran-ukuran anti kecurangan
semakin penting bagi konsumen asuransi yang terdidik. Apakah konsumen menuntut tindakan
yang agresif alam bidang ini? Adakah program anti kecurangan yang agersif dimiliki perusahaan?
Apakah konsumen lebih memperhatikan persoalan menghukum penjahan untuk “mengirim
pesan” ketimbang pemulihan keuangan ? Seberapa besar perhatian tersebut? Publik Agenda
Foundation melaksanakan upaya penelitian dua tahun untuk menentukan persepsi publik
mengenai reformasi pelayanan kesehatan, dan berpuncak pada makalah yang diterbitkan pada
tahun 1992. (77) Laporan itu menyebutkan bahwa “(P)emecahan paling pokok suatu maslah
pelayanan kesehatanadlah pengaturan biaya dan melenyapkan pemborosan, kecurangan, dan
kerakusan mencari untung.”(78) Sementara laporan ini memberikan sedikit penghargaan
terhadap proses berfikir masyarkat, namun ia memperkuat hipotesa bahwa asuransi akan
memperoleh dukungan publik dlam kegiatan anti kecurangan.
Setiap halnya wilayah kejahatan apapun, masyarakat warga negara memiliki kewajiban
untuk bekerjasama dengan para petugas penegakan hukum yang menyelidiki dan menemukan
tindak kriminal. Ambil contoh, sifat dasar system pelayanan kesehatan, dan besarnya kerugian
Pertanyaan lain yang harus dijawab: bagaimana kasus ini sesuai dengan klaim
keseluruhan perusahaan dalam menangani program ? Dapatkah perusahaan berharap
menemukan skema lain yang sama ? Apakah perilaku berlanjut dengan penyelenggara
pelayanan ini ? Dengan penyelenggara pelayanan yang lain ? Seberapa ekstensif dampak
keuangan secara keseluruhan itu dalam skema ? Skema inikah yang dapat diserang pada
penanganan klaim awal ? Seberapa jelas isyu-isyu hukum yang mendefinisikan kecurangan ?
Adakah benefit yang lebih besar dihasilkan dari litigasi klaim ini ?
Litigasi dan penyelidikan atas kecurangna tidak dapat dilakukan dalam lingkungan yang
bebas risiko. Bagaimana tingkat kepuasan perusahaan berkenaan dengan penyelidikan anti
kecurangan ? Siapa dalam perusahaan yang akan mengambil keputusan, atau pilihan apa saja ?
Seberapa besar kepuasan orang yang terlibat dalam risiko dan benefit dari tindakan agresif anti
kecurangan ? Bagaimana pemahaman perusahaan mengenai risiko dan benefit ? Operasi yang
paling efektif di akan wilayah ini akan terlaksana apabila ada consensus dalam perusahaan
berkenaan dengan masalah ini.
Ketika kebijakan publik menggalakan pembayar swasta untuk bertindak agresif dalam
menghadapi kecurangan, dan lebih banyak negara bagian mempersyaratkan kegiatan anti
kecurangan bagi para asuransi yang melaksanakan bisnis dalam batas negara bagian mereka.
Sejak awal 1993, misalnya, lebih dari 35 negara bagian menerbitkan aturan baru berkenaan
dengan kecurangan asuransi, termasuk kecurangan dalam pelayanan kesehatan. Dalam banyak
kasus, hukum negara-negara bagian ini, kerapkali dilaksanakan oleh biro penanganan kecurangan
asuransi negara bagian, menerapkan berbagai persyaratan anti kecurangan dalam asuransi swasta.
Pihak asuransi berharap agar lebih banyak persyaratan diterapkan di seluruh negara. Persyaratan
ini akan berlaku sebagai pelengkap bai insentif polis masyarakat dalam upaya melaksanakan
kegiatan anti kecurangan secara agresif.
Banyak asuransi swasta yang membentuk satuan-satuan khusus anti kecurangan dalam
perusahaan mereka sendiri untuk menyelidiki praktek-praktek billing penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengajukan klaim mereka kepada asuransi. Kini, sejumlah negara bagian sebagai
satuan penyelidik khusus. Misalnya, setiap perusahaan asuransi di California harus “memiliki
suatu satuan atau bagian untuk menyelidiki kemungkinan klaim curang oleh tertanggung atau
oleh orang-orang yang mengajukan klaim untuk pelayanan berkenaan dengan polis yang dimiliki
oleh tertanggung.”(79) Pihak Asuransi dapat menggunakan pegawainya untuk menjadi anggota
satuan tersebut atau dapat mengontrak pihak lain untuk bertugas di sini.(80)
Negara bagian juga mulai mempersyaratkan laporan rinci berkenaan dengan operasional
satuan anti kecurangan. New Jersey, misalnya, mensyaratkan adanya rancangan anti kecurangan
dan pelatihan wajib bagi pegawai di satuan anti kecurangan, dan bahkan mengatur berapa banyak
staf. (81) Pihak asuransi dapat berharap dikembangkannya persyaratan tambahan di bidang ini
ketika kini lebih banyak negara bagian yang masuk dalam pola ini.
Memiliki pengetahuan atau percaya bahwa tindakan kecurangan asuransi atau tindakan
lain atau praktek yang , berdasarkan hukum, menyalahi atau tidak sesuai peraturan berdasarkan
kode, atau berdasarkan statuta s.817.234 (statuta kecurangan kriminal asuransi), harus bertindak
dan diajukan kepada Division of Insurance Fraud suatu laporan atau informasi mengenai
sangkaan itu disertai informasi tambahan yang berkaitan dengan syarat-syrat departemen yang
bersangkutan.(82)
Peraturan diatas tidaklah memberi petunjuk kapan laporan diajukan, tetapi jelas bahwa
laporan harus disampaikan. Laporan yang disampaikan berdasarkan peraturan ini adalah bagian
(h)ampir selalu ada kesepakatan universal bahwa kebijakan publik yang baik memberi
petunjuk bahwa hukum harus mendorong diungkapkannya dan dituntutnya kejahatan. Setiap
kebijakan yang tidak mendorong warga negara melaporkan kejahatan atau membantu dalam
penuntutan tidak akan memperoleh simpati masyarakat, dan bahkan potensi merusak tatanan
masyarakat secara umum.(84)
Beberapa bagian selanjutnya dalam bab ini akan membicarakan perlindungan hukum bagi
asuransi dan pihak-pihak swasta lain yang melaksanakan penyelidikan kecurangan dalam
pelayanan kesehatan.
Statuta Kekebalan
Salah satu risiko yang dihadapi perusahaan asuransi dalam penyelidikan mengenai
kecurangan, atau menuduh seseorang berbuat curang, adalah bahwa tersangka dapat menuduh
balik asuransi melancarkan fitnah, merusak nama baik, dan lain-lain. Statuta kekebalan dapat
memberikan perlindungan kepada asuransi dalam menghadapi tuduhan-balik tersebut. Banyak
Negara bagian memiliki statute kekebalan khusus yang melindungi asuransi dari risiko-risiko
yang merugikan sebagai akibat penyelidikan anti kecurangan. Statuta ini menggambarkan bagian
dari kebijakan public umum yang menyokong keterlibatan swasta dalam tuntutan terhadap
kejahatan. Statuta bervariasi signifikan menurut Negara bagian. Sebagian Negara bagian tidak
memiliki perlindungan kekebalan sama sekali. Apabila Negara bagian di mana penyelidikan
dilakukan memiliki statuta kekebalan yang dapat diterapkan, dan pengklaim (tersangka) tidak
dapat menghindarkan diri dari sangkaan itu, maka pihak asuransi akan kebal dari tuduhan-balik
dari tersangka.
Hukum dalam kenyataan menghambat retribusi masyarakat bahkan dalam kasus tuduhan
yang paling serius sekalipun. Sebagai contoh, seseorang yang dituduh melakukan kejahatan,
tetapi tak terbukti, membawa hak warga Negara untuk menangkis tuduhan tersebut, menuduh
balik bahwa penuduh (asuransi) melancarkan fitnah tanda alasan yang jelas. Tindakan tersebut
“tak akan pernah digubris oleh pengadilan, dan akan dilindungi dengan batasan-batasan yang
membuat (tindakan itu) tak berarti. (87) Pada umumnya, tindakan tersebut diredam karena
“(tindakan) itu cenderung tak disukai, dank arena melemahkan tuntutan. (89)
Kekebalan statuta bukan selimut proteksi, dan juga bukan dalih bagi asuransi untuk
melepaskan tanggung jawab menyelidiki kecurangan. Di sebagian besar Negara bagian, statuta
kekebalan meliputi pembatasan bahasa, suatu unsur yang memberikan peluang kepada suatu
pihak untuk menuduh-balik asuransi semata-mata melancarkan fitnah dan pencemaran nama
baik. Statuta sendiri biasanya tidak menyebutkan contoh-contoh spesifik berkenaan dengan
masalah fitnah dan pemcemaran nama baik. Statuta Pennsylvania dan illionois adalah dua contoh
model hukum kekebalan yang memberikan proteksi lebih besar.
Model Pennsylvania
Kekebalan yang diberikan Illinois bagi asuransi berpokok pangkal dari The Insurance
Information and Privacy Protection Act (95) (yang berlandaskan pada National Association of
Insurance Commissioner’s Model Disclosure Act). Ini adalah model yang agak kurang protektif.
Sementara tujuan utama statute ini adalah membatasi pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan transaksi asuransi, pengungkapan ini secara khusus diberi wewenang pengungkapan
informasi itu dengan beralasan untuk bertujuan menemukan atau mencegah kegiatan criminal,
kecurangan, misrepresentasi materi atau ditutupnya inforamsi materil sehubungan dengan
transaksi asuransi. (94)
Selain itu, pengungkapan informasi secara khusus didukung’ “demi penegakan hukum
atau otoritas pemerintah lainnya; (1) untuk melindungi kepentingan (asuransi) dalam mencegah
atau menuntut pelaku kecurangan (95)
Atas dasar fasal pengungkapan diatas, pihak asuransi akan kebal dari tutudahan-balik,
“dalam hal fitnah, tercemarnya anma baik atau pengabaikan.(96) Statuta ini juga membatasi
perlindungan dengan menyebutkan bahwa tidak ada “kekebalan dalam mengungkapkan atau
memberikan informasi yang salah dengan maksud memfitnah atau mencemarkan anma baik
seseorang.”(97)
Karena kekebalan diberikan dalam konteks statuta pribadi, tidak jelas kekebalan yang
diberikan untuk klaim seperti tuduhan fitnah atau slah tangkap, meskipun suatu argumen dapat
dibuat bahwasannya statuta harus dilengkapi agar mencakupi klaim ini. Maka, hukum Negara
bagian Illinois memberikan proteksi bagi asuransi dalam memberikan informasi berkenaan
dengan tuduhan kecurangan demi penegakan hukum, akan tetapi perlindungan tersebut tidaklah
sekuat yang diberikan Negara bagian lain, seperti Pennsylvania. Hal yang sama dapat juga
ditemukan di Arizona, misalnya.(98)
Keistimewaan Kualifaid
Pengadilan telah mengakui secara konsisten kepentingan publik dalam menghadapi dan
mencegah kejahatan. Jadi apabila komunikasi informasi diperlukan untuk melayani kepentingan
publik, komunikasi menjadi istimewa jika diberikan kepada orang yang dipandang berwenang
untuk bertindak sesuai konteks tersebut.
Agar dapat menerima perlindungan ini, si penerima hak istimewa tidak harus menjadi
petugas resmi. Informasi juga dapat dibuka bagi organisasi swasta atau perusahaan lainnya yang
ikut serta dalam memerangi kecurangan. OIeh sebab itu, misalnya, apabila informasi
penyelidikan kecurangan diungkapkan untuk The National Health Care Anti-Fraud Association
(NHCAA), bagi kelompok-kelompok anti kecurangan lainnya, bagi perusahaan-perusahaan
asuransi lain, atau bagi petugas penegakan hukum publik, maka kepentingan masyarakat dalam
memerangi kejahatan secara sah akan mendukung dan melindungai penggunaan bersama
informasi ini.
Satu contoh suatu klaim di mana hak istimewa ini berlaku adalah kerugian berupa
pencemaran nama baik (tort defamation). Untuk memperoleh pemulihan dari perusahaan asuransi
karena kekeliruan, orang yang telah disangka oleh pihak asuransi harus membuktikan
bahwa asuransi telah mengeluarkan pernyataan yang salah yang telah merusak nama baiknya, dan
pernyataan ini bukan keistimewaan. Kepentingan pokok yang dilindungi oleh hukum defamasi
adalah reputasi sesorang – suatu sangkaan oleh masyarakat terhadap orang tersebut.
Unsur-unsur Dasar
∗ publikasi informasi
∗ merugikan orang yang menganggap dirinya dicemarkan
∗ informasi yang disebarkan keliru, dan
∗ orang yang menerbitkan informasi tahu atau seharusnya tahu bahwa informasi itu salah
Unsur pertama penyebab tindakan defamasi adalah publikasi. Suatu publikasi terjadi
setiap saat apabila satu pihak mengkomunikasikan materi kepada orang lain selain dari subjek
informasi. Diungkapkannya informasi spesifik mengenai tindakan praktisi itu sendiri
menunjukkan sebuah publikasi. Penyebaran luas di Koran atau televise tidak perlu. Publikasi
dapat berupa memberitahukan kepada departemen pencegahan kerugian perusahaan bahwa
Ketiga, dapat dilakukan, informasi defamasi harus terbukti keliru. Kebenaran menjadi
unsure yang mutlak dipertahankan terhadap kasus penyebab tindakan defamasi itu. Kekeliruan,
dalam contoh ini, dapat ditunjukkan, apabila hakim mengajukan subjek penyelidikan
kepengadilan berikutnya. Sebaliknya, menghukum penyelenggara seringkali berarti memperkuat
kebenaran tuduhan.
Keistimewaan Kondisonal
Suffolk Downs, meski bukan anggota, turut berkepentingan dalam penyebaran informasi
berkenaan dengan hal-hal yang mengancam integritas TS di Massachussetts. Lebih jauh, arus
bebas informasi ini tidak hanya melayani kepentingan pribadi bersama dalam integritas RT tetapi
juga sejajar dengan kepentingan pulik dalam penggunaan kekuasaan polisi yang didelegasikan
kepada Massachussets Racing Commission,. (108)
Penyalahgunaan Keistimewaan
Keistimewaan kondisional ini bukanlah tanpa batas. Sorang defendant yang mengatakan
bahwa komunikasi defamasi adalah hak istimewa cenderung berkeyakinan ini adalah masalah
hukum keucali penuduh dapat membuktikan bahwa defendant menyalahgunakan hak
istimewanya. Hak istimewa disalahgunakan dengan cara:
• mempublikasi bahan defamasi karena ‘benci”, biasanya berarti bahwa orang tersebut
mempunyai alasan untuk yakin bahwa informasi itu keliru.
• Publikasi dengan tujuan selain dari hak istimewa, misalnya, melaporkan kepada polisi karena
anda ingin bernegosiasi dengan PPO yang lebih baik mengenai penyelenggara yang lebih
baik, ketimbang menuntut kecurangan;
• Publikasi “berlebihan”, seperti mengungkapkan informasi kepada polisi dan koran-koran
atau
Tak satupun dari jenis-jenis penyalahgunaan ini nampaknya terjadi apabila informasi
diungkapkan semata-mata untuk tujuan mengawali atau membantu penyelidikan mengenai
kecurangan atau membawanya ke pengadilan.
Jika subjek suatu penyelidikan dituntut kriminal dan dalam proses selanjutnya
menghentikan tutuntan demi subjek, ia barangkali terikat dengan penyebab tindakan bermuatan
kebencian terhadap asuransi yang menyebarluaskan informasi dalam rangka mendukung
penyelidikan. Liabilitas penuntutan bermuatan kebencian itu khususnya muncul apabila
seseorang:
Orang yang melanggar hak pribadi orang lain, rentan terhadap tunturan-balik dari orang
lain yang dirugikan. Namun prinsip-prinsip hak istimewa yang berlaku pada defamasi juga
berlaku bagi persoalan pelanggaran hak pirbadi orang lain. Jadi, di bawah kondisi yang sama
bahwasannya pengungkapan defamasi adalah hak istimewa, demikian pula halnya komunikasi
yang melanggar hak pribadi orang lain.
Ada empat macam tindakan yang dapat dianggap melanggar hak pribadi:
Pada umumnya, agar terhindar dari pelanggaran hak pirbadi orang lain, pengungkapan
informasi haruslah bersifat publik dan haruslah ofensif dan beralasan kuat. Klaim pelanggaran
hak pribadi tidak akan muncul jika pengungkapan itu absah menurut publik. Misalnya, tidak ada
invasi hak pribadi dalam perkara Detroit Free Press, Inc. vs. Oakland County Sheriff (109) karena
mempublikasikan foto-foto dokumentasi polisi karena informasi ini absah menurut publik.
Agar tuduhan pelanggaran hak pribadi berlaku, publikasi harus lebih luas dari yang
seharusnya diperlukan. Pada perkara Wood vs. National Computer System, Inc. (110)
pengungkapan informasi mengenai seseorang tidaklah memadai. Pada perkara Moore vs. Big
Picture Co., (111) tidak cukup publisitas yang melanggar hak pribadi apabila satu-satunya
persoalan adalah bahwa beberapa orang yang berkepentingan mendengar desas-desus mengenai
seseorang yang diselidiki. Demikian pula halnya, dalam perkara Eddy vs. Brown, (112) ketika
hanya sedikit orang yang mendengar bahwa penuntut-balik sedang dirawat psikiater, informasi
ini belum dapat dimasukkan kedalam publisitas yang beralasan kuat. Selain itu, apabila informasi
diberikan hanya kepada penegak hukum saja, setiap diseminasi lebih jauh akan menjadi tanggung
jawab petugas publik, bukan pihak asuransi yang memulai penyebaran informasi itu. Oleh karena
itu, pengungkapan inforamsi bagi penegak hukum meningkatkan kesempatan digunakannya hak
istimewa.
Batas utama adalah bahwa penyebaran informasi tidak boleh luas tanpa alasan. Dalam
kasus Zinda vs. Lousiana Pacific Corp. (113) pelanggaran hak pribadi orang lain dipersoalkan
ketika hak istimewa kondisional disalahgunakan melalui penyebaran informasi secara berlebihan
dan sirkulasi informasi yang tidak merupakan kepentingan umum. Olej karena itu, perusahaan
harus berhati-hati dalam membatasi distribusi informasi yang berkaitan dengan kecurangan
kepada orang yang perlu mengetahui atau orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama
dalam penyelidikan kecurangan. Jadi, persoalannya sesederhana mengkomunikasikan informasi
kepada pihak penegak hokum atau kepada asuransi lain yang memiliki kepentingan dalam
penyelidikan kecurangan, bukan kepada media massa.
Anti Penggabungan
Kehilangan Kepercayaan
Pada kasus-kasus di mana penuntut (plaintiff) adalah orang yang terlibat kontrak dengan
asuransi, klaim mungkin diajukan bahwasannya dengan ikutserta atau membantu menyelidiki
kriminal, asuransi telah “menurunkan kepercayaan orang kepadanya” atau ia telah menyalahi
tugasnya sendiri membangun kepercaayaan yang baik dan bekerjasama baik dengan pihak
tertanggung. Tugas menghindari tindakan yang menurunkan kepercayaan sudah jelas
patokkannya. Tergantung pada aturan hukum, tugas ini memberi mandat bahwa asuransi tidak
boleh bertindak tanpa alasan kuat dalam mengurus klaim tertanggung, atau tidak boleh tidak tahu
atas alasan apa tindakan itu diambil. Liabilitas tidak akan terjadi sejauh kedudukan asuransi pada
klaim memiliki dasar dalam kenyataan, dan prosedur diikuti secara tidak lengkap.
Pihak tertanggung mungkin mengadu bahwa pengungkapan informasi mengenai dirinya
oleh asuransi adalah tidak beralasan dan melanggar tugasnya sendiri membangun kepercayaan
dan kerjasama yang baik. Tertanggung dapat berargumentasi bahwa bukti-bukti yang
diungkapkan itu sengaja dibeberkan oleh asuransi untuk menolak klaim. Akhirnya, pihak
tertanggung dapat menjadikan tindakan pengungkpan informasi oleh asuransi sebagai dasar
pemisahan tindakan yang menurunkan tingkat kepercayaan dan kerjasama baik. Apapun
perkaranya, ketika pihak asuransi hanya menyampaikan informasi demi mendukung penyelidikan
maka besar kemungkinan pengadilan menganggap pihak asuransi memiliki alasan kuat. Besar
pula kemungkinan bahwa pengadilan akan mengakui kepentingan absah yang diwujudkan oleh
Jika suatu asuransi bertindak dengan tujuan tak wajar, maka asuransi ini dapat dipandang
telah menimbulkan kepercayaan buruk. Sebagai contoh, kepercayaan buruk timbul jika suatu
asuransi menggunakan penyelidikan sebagai alasan untuk menunda pembayaran bagi pengklaim
atau menolak klaim, atau sebagai alat negosiasi. Jadi, untuk menghindari timbulnya kepercayaan
buruk itu, asuransi harus menghindari semua referensi ke penyelidikan penegakan hukum
berkenaan dengan pengklaim. Sebuah asuransi, tentu saja bisa menolak suatu klaim yang
didasarkan pada kecurangan atau membawa pelaku curang ke penegak hukum.
Hukum menyediakan berbagai alat untuk mengembalikan dana yang hilang akibat
kecurangan klaim. Alat-alat ini memberikan bagian “keuntungan” yang sejalah dengan masalah
risiko dan analisa benefit sebagaimana dibicarakan sebelumnya. Salah satu yang paling umum
dan paling efektif digunakan adalah statuta RICO.
Akta Organisasi Anti Korupsi dan Pemerasan (The Racketeer Influenced and Corrupt
Organizations Act: RICO Act) (114) memberikan landasan bertindak terhadap kecurangan yang
terorganisir dan memberikan peluang bagi pengembalian dana dan biaya penuntutan oleh jaksa.
Jika unsur-unsur klaim RICO dapat diidentifikasi, RICO menawarkan tiga keuntungan penting
bagi asuransi.
1. Akta ini memberikan prospek yang semakin tidak menguntungkan bagi penuntut-balik
2. Karena RICO memberi peluang pengembalian biaya penuntutan oleh jaksa, hal ini akan
mempersempit ruang gerak dan taktik penuntuk-balik;
3. Karena memberi peluang yurisdiksi secara nasional di hadapan pengadilan, RICO
mempermudah untuk membawa semua aspek kasus kecurangan di berbagai Negara bagian
dihadapan satu pengadilan untuk satu kasus
Selain klaim RICO federal, statute federal lain yang penting dalam rangka pengembalian
krugian bagi asuransi adalah Akta Sekuritas Penghasilan Pegawai Pensiunan (Employee
Retirement Income Security Act; ERISA. (118) Kerangka ERISA dapat diterapkan bagi klaim-
Dengan statuta tersebut, apabila suatu asuransi juga adalah tempat pegadaian di bawah
program ERISA, asuransi dapat mendesak agar fasal-fasal dalam akta itu diterapkan. Jika
tindakan ERISA sesuai, pihak asuransi akan memiliki alasan untuk bertindak “secara pantas” agar
dana yang keliru dibayarkan di masa lalu untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
dikembalikan.
Selain statuta Negara bagian yang bersifat spesifik berkenaan dengan asuransi atau
kecurangan pelayanan kesehatan, semua Negara bagian memiliki aturan tindakan bersama anti
kecurangan. Unsur-unsur khas yang mendorong sebab tindakan anti kecurangan itu adalah:
Unsur-unsur aturan bersama anti kecurangan pada umumnya tidak berbeda secara meteril
dari satu yurisdiksi ke yurisdiksi lainnya
Tindakan hokum bersama anti kecurangan dalam konteks klaim asuransi kesehatan pada
umumnya membutuhkan presentasi “pernyataan lisan atau tertulis sebagai bagian dari, atau dalam
mendukung, suatu klaim pembayaran atau benefit lainnya terhadap polis asuransi, yang
mengetahui bahwa pernyataan tersebut mengandung informasi yang keliru, tidak lengkap, dan
menyesatkan.” (119) Kecurangan pelayanan kesehatan dapat muncul di bawah sejumlah situasi
faktual yang meliputi:
• penagihan dobel – menagih kepada asuransi dua kali untuk pelayanan yang sama atau
menagih (billing) carrier dan beneficiary atau pembayar pihak ketiga untuk pelayanan yang
sama;
• biaya klaim untuk pelayanan yang tidak ditanggung, atau tak perlu dibayar, suplai, atau
perlengkapan yang tersembunyi sebagai unsure-unsur yang ditanggung;
• penagihan untuk pelayanan yang ditanggung padahal diketaui bahwa ahli waris tak berhak
atas benefit;
• membebankan biaya kepada carier yang sebenarnya tak dapat dibebankan kepada kegiatan-
kegiatan non-program, perusahaan lain, atau biaya perorangan lainnya;
Asuransi swasta biasanya dapat menilai suatu klaim dengan mengacu aturan bersama anti
kecurangan selain unsure-unsur publik lainnya.
Pada tahun 1992, Blue Cross dan Blue Shield di New Jersey mengadukan bahwa tiga
perusahaan alat infuse (untuk penggunaan di rumah),dan beberapa dokter keluarga yang menjalin
kontrak dengan perusahaan tersebut, telah melanggar aturan New Jersey Insurance Fraud
Prevention Act. Blue Cross mengklaim bahwa perusahaan dan para dokter tersebut mengajukan
klaim kepada Blue Cross berkenaan dengan pelayanan terapi intravena bagi pasien yang
menderita Lyme disease yang secara medis sesungguhnya tidak perlu. (122)
Ringkasan
Dalam menilai pilihan-pilihan agar terus maju dengan anti kasus-kasus kecurangan,
penyelenggara pelayanan kesehatan harus menentukan apakah mereka maju dalam perspektif
masyarakat warga Negara, kejahatan, atau keduanya. Ada pro dan kontra mengenai setiap pilihan
ini.
• Ada kemungkinan lebih kuat kembalinya dana dengan adanya tindakan warga Negara, dan
pihak swasta dapat terus mengontrol tindakan tersebut;
• Namun, tindakan masyarakat juga mahal, karena biaya-biaya hukum;
• Risiko rugi yang terkait dengan kegiatan warga Negara melebihi risiko apabila asuransi
mengambil langkah tuntutan melalui pihak berwenang;
• Dampak dalam menemukan kecurangan pada tatanan warga Negara tidak sejelas penemuan
kejahatan itu sendiri, sekurang-kurangnya untuk masa depan;
• Tindakan kejahatan menimbulkan risiko dan keuntungan yang berbeda;
• Tuntutan atas kejahatan tentu saja lebih murah bagi korban karena Negara bagian atau federal
menanggung biaya perkara;
• Tindakan kriminal agresif juga memberikan efek lebih kuat terhadap penyelenggara
pelayanan kesehatan lainnya
Dipihak lain:
Isitlah-Istilah Kunci
Pendahuluan
Persoalan yang kurang memperoleh perhatian media massa, namun potensil menjadi
sasaran kecurangan selain kecurangan dalam pelayanan kesehatan, adalah berkembangnya
masalah kecurangan klaim orang yang tak mampu. (Dalam bab ini persoalan penghasilan pihak
yang tidak mampu disebut sebagai “disability income” atau “disability” saja. Selanjutnya dalam
terjemahan ini disebut disabilitas saja)) Kecurangan terhadap klaim orang yang tidak mampu
nampaknya dalam banyak bentuk sama dengan ketidakmampuan pertanggungan (coverage) itu
sendiri -- kelompok swasta dan asuransi penghasilan orang tak mampu secara individual,
kompensasi pekerja, asuransi kenderaan, asuransi kredit orang tak mampu, program negara
bagian bagi orang tak mampu, dan sistem Sekuritas Sosial orang tak mampu, sekedar menyebut
beberapa tipe yang paling penting. Dalam semua pertanggungan (coverage) ini, perlindungan
penghasilan orang tak mampu adalah bentuk tertentu dari benefit pengganti penghasilan bagi
seseorang, yang karena kecelakaan atau sakit, tidak dapat membiayai dirinya sendiri melalui
bekerja.
Sayang sekali, semakin banyak orang kini menggunakan berbagai program orang tak
mampu sehingga dengan curang mereka memperoleh penghasilan tambahan tetap. Karena
pembayaran penghasilan bulanan yang secara rutin dilakukan untuk tipe-tipe pertanggungan
(coverage) orang tak mampu kerapkali jauh lebih tinggi daripada rekening medis rata-rata, dana
yang terlibat dalam klaim yang mengandung kecurangan itu menghadapi ancaman biaya yang
besar bagi penjamin asuransi orang tak mampu.
Bab ini membahas hakikat, ukuran, dan ruang lingkup masalah kecurangan terhadap
penghasilan orang tak mampu di negeri ini, dengan memusatkan perhatian pada industri asuransi
swasta untuk orang tak mampu, dan akan membicarakan respon awal pemerintah dan industri
asuransi. Akhirnya, bab ini akan mengemukakan garis besar berbagai respons dan cara
pemecahan potensil untuk menghadapi secara efektif perilaku curang, dan akhirnya secara
dramatis mengurangi jumlah kecurangan terhadap orang tak mampu di negeri ini.
Pihak yang diasuransikan atau pihak yang berkepentingan tahu bahwa fakta material yang
diberikan kepada penjamin asuransi itu keliru.
Kesalahan presentasi itu dilakukan dengan maksud mengelabui penjamin asuransi agar
membayar benefit -- dalam kasus benefit bagi orang tak mampu -- atau memberikan
pertanggungan asuransi.
Penjamin asuransi percaya bahwa data yang keliru itu benar.
Sebagai bagian dari kepercayaan itu, penjamin memberikan pertanggungan atau membayar
benefit.
Besar Permasalahan
Berlainan dari kecurangan pelayanan kesehatan, yang telah dipelajari secara mendalam,
tidak ada kajian yang pasti mengenai besar dan ruang lingkup masalah kecurangan penghasilan
orang tak mampu. Juga, tidak ada kesepakatan yang jelas dan universal dikalangan analis industri
asuransi atau ahli-ahli lain mengenai seberapa jauh kecurangan terjadi di wilayah ini. Namun,
informasi statistik sudah tersedia, dan perlu dibicarakan secara ringkas di sini.
Pada tahun 1993, HIAA melaksanakan suatu survei mengenai penjamin asuransi swasta
bagi penghasilan orang tak mampu (Lampiran G). 57 perusahaan yang memberi respons terhadap
survei itu melaporkan penghematan sebesar $ 61.2 juta dari upaya anti kecurangan yang
dilakukan perusahaan tersebut pada tahun 1993. Penghematan bersih -- setelah diambil biaya
program anti kecurangan yang diawali oleh penjamin asuransi -- adalah $ 59.8 juta. Hal ini
menunjukkan kembalinya investasi sebesar $ 44 untuk setiap $1 yang dikeluarkan dalam tindakan
anti kecurangan terhadap orang tak mampu.
Beberapa hal lain bernilai mengenai survei ini. Pertama, 57 perusahaan yang merespons
hanya mewakili 44.6 % dari pasar asuransi swasta penghasilan orang tak mampu secara total.
Kedua, lebih dari 70 % perusahaan yang merespons baru mulai gerakan anti kecurangan pada
tahun 1985. Lebih dari 50% baru mulai tindakan anti kecurangan sesudah 1990an. Atas dasar
hasil dramatis yang dilaporkan oleh sejumlah terbatas perusahaan untuk waktu singkat, beralasan
untuk menyimpulkan bahwa (a) penghematan yang dilaporkan dalam survei ini agakk
konservatif, dan (b) jumlah kecurangan yang dideteksi melalui upaya perusahaan ini tidak
mewakili ukuran total kerugian akibat kecurangan tersebut.
Survei lain menunjukkan signifikansi kecurangan penghasilan orang tak mmpu meliputi
hal-hal yang dilaporkan dari survei yang dilakukan Mei 1995 oleh International Claims
Association.[130]. Survei terhadap lebih dari 200 penjamin asuransi tersebut memperkirakan
persentase klaim asuransi penghasilan orang tak mampu terlibat dalam kecurangan. Lima puluh
delapan persen dari perusahaan tersebut memperkirakan bahwa kecurangan melibat kurang dari
5% klaim yang diterima. Duapuluh tujuh persen dari responden survei menyatakan bahwa
Patut dicatat di antara hasil-hasil survei tersebut adalah bahwa penemuan-penemuan yang
lebih dari 70 persen penjamin meneliti kurang dari 250 kasus kemungkinan kecurangan setiap
tahun, dan lebih dari 75 persen memiliki kurang dari 5 orang yang bekerja paada unit anti
kecurangan. Jadi, upaya anti kecurangan masih relatif kecil, dan kiraan mereka mengenai jumlah
kecurangan itu masih jauh lebih kecil dari yang sesungguhnya terjadi. Oleh karena itu reliabilitas
data hasil survei tersebut masih perlu dipertanyakan.
Suatu kajian mengenai masalah kecurangan yang ditemukan pada asuransi kompensasi
pekarja memberikan baku ukuran bagi besarnya kecurangan disabilitas. Hampir semua klaim
kompensasi pekerja mencakupi komponen penghasilan disabilitas. Ada kesepakatan umum
dalam industri asuransi kompensasi pekerja, yang didasarkan pada tahun-tahun deteksi dan
pencegahan kecurangan, bahwasanya 25-40 persen dari semua klaim melibat kecurangan atau
penyalahgunaan sistem. Program disabilitas negara kini tengah mengalami persoalan klaim
kecurangan dengan besar yang kurang-lebih sama.
Semenjak survei statistik terakhir dilakukan, kecurangan juga sudah berkembang di pasar
asuransi swasta yang mengurus penghasilan orang tak mampu -- baik dalam kelompok maupun
individual. Penjamin penghasilan mereka yang tak mampu menunjukkan adanya peningkatan
klaim curang antara 5 dan 10 persen dari klaim total. Jadi, meski banyak informasi yang
digariskan di sini bersifat anekdot, konsistensi kesimpulan oleh kelompok-kelompok yang
beranekaragam itu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini adalah bukti bahwa besar permasalahan
kecurangan disabilitas melebihi 5 persen dari semua klaim dan, sangat mungkin melebihi 10
persen dari semua klaim. Hal ini konsisten dengan kesimpulan berkenaan dengan pengeluaran
biaya pelayanan kesehatan, dan sangat berbahaya kalau kita naif mengatakan bahwa asuransi
penghasilan disabilitas kebal terhadap kekuatan-kekuatan yang sama yang mendorong
kecurangan dalam pelayanan kesehatan.
Fakta di atas tentu tidak mewakili semua hal yang harus diperhatikan pihak asuransi
manakala ingin mengambil keputusan mengenai suatu kelompok disabilitas; namun,selalu ada
sedikit atau sama sekali tidak ada perjanjian medis dalam permohonan LTD tradisional. Dalam
banyak produk penghasilian disabilitas individual yang bersifat sukarela, perjanjian medis
(medical underwriting) adalah bagian dari proses permohonan. Aspek asuransi penghasilan
disabilitas ini, dan anekaragam kecurangan yang muncul, akan dibicarakan dalam tema
kecurangan asuransi penghasilan disabilitas perorangan.
Apa yang terjadi apabila suatu perusahaan menerapkan pertanggungan asuransi LTD bagi
karyawannya, dan apa contoh khas kecurangan yang terjadi Sebagai bagian dari aplikasi,
perusahaan mendata sensus karyawan,membuat daftar semua karyawan penuh-waktu, gaji
mereka, dan kedudukan masing-masing. Dengan berlandaskan pada sensus tersebut, asuransi
menerbitkan polis kelompok berjangka panjang yang meliputi semua karyawan penuh-waktu
tersebut.
Setahun kemudian, selama evaluasi klaim disabilitas dengan polis ini, pihak asuransi
menemukan untuk pertama kali, dari 20 karyawan yang terdaftar dalam sensus karyawan yang
asli, 5 sudah pensiun pada waktu mengajukan permohonan, dan 6 adalah karyawan paro-waktu
yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa
perusahaan jelas mengetahui fakta ini ketika permohonan disampaikan. Apabila pihak asuransi
mengetahui fakta ini, tentu polis tak akan diterbitkan. Jelaslah bahwa perusahaan yang sadar akan
kemungkinan kecurangan dalam tahap proses permohonan, dan melindungi diri ketika
menerbitkan polis, adalah perusahaan yang sejak semula sudah jeli akan kemungkinan
kecurangan.
Contoh di atas menunjukkan bahwa jika tampilan data yang tidak sesuai kebenaran
bersifat materi, padahal esensil bagi tahap proses permohonan selanjutnya, sudah diketahui, maka
permohonan itu segera dapat ditolak.
Dengan mengenal kondisi kesehatan calon sekarang, dan riwayat kesehatan masa lampau
memungkinkan pihak asuransi untuk menentukan apakah calon berisiko tinggi, dan apakah perlu
dicantumkan tambahan persyaratan dalam surat perjanjian polis yang akan diterbitkan, atau
Hal yang sama penting dengan keputusan menerbitkan polis, dan berapa jumlahnya,
adalah menentukan apakah calon memiliki pertanggungan penghasilan lain, dan berapa besarnya.
Kebanyakan asuransi DI menentukan batas “asuransi berlebihan” (yakni, batas-batas berapa besar
pertanggungan bulanan total yang diperoleh seseorang yang dapat didasarkan pada penghasilan
total bersihnya). Oleh karena itu, cukup lajim menanyai calon tidak hanya, “Apakah ada asuransi
penghasilan disabilitas lain yang anda terima, dan berapa jumlahnya”, tetapi juga, “Bersediakan
anda meninggalkan asuransi lain itu, apabila polis anda diterbitkan?”
Beberapa skenario nyata memperjelas diskusi ini dalam konteksnya:
Contoh-contoh:
* Seseorang mengajukan permohonan polis DI, dan menyatakan di atas kertas permohonan
itu bahwa ia seorang pegawai free-lance, yakni konsultan rancangan perangkat lunak komputer.
Ia juga mengatakan bahwa penghasilan bersih tahun sebelum ia mengajukan permohonan adalah
$95,000. Atas dasar itu pihak asuransi menerbitkan polis DI dengan nilai pertanggungan
$ 4,000 per bulan. Sepuluh bulan kemudian, tertanggung mengalami kecelakaan mobil dan
menderita luka parah punggung yang melumpuhkan. Ia mngajukan klaim untuk mendapatkan
benefit disabilitas atas dasar polis dengan asuransi. Namun, dalam proses evaluasi rutin, pihak
asuransi menemukan bahwa yang bersangkutan ternyata tidak pernah ada hubungan dengan
perusahaan komputer yang disebutnya dalam permohonan. Yang benar adalah bahwa ia pernah
menjadi pramuria di sebuah bar hotel, di mana ia memperoleh penghasilan $ 15,000 setahun.
Pihak asuransi tentu saja tidak akan menerbitkan polis untuknya apabila sejak semula sudah
diketahui.
* Kini, misalkan pekerjaan calon ini benar adalah perancang program komputer, dan
penghasilan bersihnya adalah $ 95,000 per tahun. Namun, ketika menjawab pertanyaan dalam
formulir permohonan ia tidak memasukkan informasi bahwa ia pernah mengalami depresi dan
mendapat perawatan jiwa hingga saat ia mengajukan permohonan. Bagian informasi yang hilang
itu merupakan bahan bagi pengambilan keputusan asuransi, karena disabilitas akibat gangguan
jiwa ditanggung berdasarkan polis DI. Katakan bahwa pertanyaan berkenaan dengan kondisi
medis tidak jelas, beralasan bagi asuransi untuk menyimpulkan bahwa peniadaan informasi
tersebut disengaja dan bermaksud mengelabui perusahaan. Pihak asuransi dapat memasukkan
kasus ini kedalam kecurangan berdasarkan peniadaan bahan informasi medis.
Contoh di atas mengemuka dua pokok penting. Pertama, agar pihak perusahaan asuransi
menolak memberikan polis karena kecurangan, informasi yang salah itu harus tercantum pada
permohonan tertulis itu sendiri. Kedua, hal yang luarbiasa kalau dapat membuktikan kecurangan
Kecurangan Klaim
Seperti halnya kecurangan ketika mengajukan permohonan polis, isyu penting dalam
kecurangan klaim disabilitas adalah apakah tertanggung (kita sebut dalam konteks ini, claimant )
membuat misrepresentasi kepada asuransi dalam hubungan dengan, atau dalam hal, klaim
disabilitas dan apakah misrepresentasi itu materil bagi aspek penting keputusan klaim bagi
tertanggung.
Salah satu “garis depan” dalam upaya memberantas kecurangan penghasilan disabilitas
adalah departemen disability benefits. Setiap petugas yang mengurusi klaim di departemen ini
harus mendapat pelatihan berikut:
Pelatihan ini harus berjalan terus-menerus, karena pelatihan “sekali jalan” saja tidak akan
membuahkan hasil yang memadai.
Misrepresentasi Medis
Barangkali jenis paling umum dari kecurangan klaim disabilitas adalah misrepresentasi
berkenaan dengan disabilitas pengklaim, kondisi kesehatan, dan/atau “hambatan dan batasan”
yang berkaitan dengan ini. Batas-batas adalah kegiatan-kegiatan di mana pengklaim tidak mampu
secara fisik atau mental melakukannya karena kondisinya itu. Sedangkan hambatan adalah
kegiatan-kegiatan yang tak seharusnya dilakukan pengklaim karena kalau melakukan kondisi
akan menjadi lebih buruk secara signifikan.
Pihak asuransi (penjamin) mengamati meningkatnya proporsi kecurangan disabilitas yang
menyangkut misrepresentasi atas klaim. Yang meningkat pula, pihak asuransi menguak situasi di
mana tertanggung melebih-lebihkan dalam memberikan informasi mengenai kondisi untuk
Contoh-contoh kondisi ini meliputi sindroma kelelahan kronik, depresi dan kecemasan,
kondisi jaringan otot-rangka/ jaringan lunak yang tidak dibedakan, dan keluhan rasa sakit. Pada
banyak klaim yang didasarkan pada kondisi tersebut, dokter yang mengobati harus sepenuhnya
percaya sebagian pada riwayat akurat dan pernyataan-pernyataan mengenai simptom yang
dikemukakan pengklaim dalam upaya menegakkan diagnosa dan memberikan pengobatan. Salah
satu aspek yang paling menantang dari sektor kecurangan klaim ini adalah menentukan apakah
dokter si pengklaim adalah peserta aktif dalam kecurangan itu sendiri, atau sekedar pembela
pasien saja.
Misrepresentasi Keuangan/Penghasilan/Pekerjaan
Daerah klaim kedua di mana kecurangan menjadi lebih menonjol adalah persoalan
pekerjaan, penghasilan, dan keuangan pra-disabilitas dan pasca-disabilitas dari tertanggung.
Pihak tertanggung dapat menunjukkan pada formulir klaim bahwa ia bekerja penuh waktu untuk
perusahaannya, memperoleh $ 150,000 per tahun sebelum ia mengalami disabilitas. Yang benar
barangkali bahwa ia hanya bekerja paroh-waktu sebelum kejadian disabilitas itu bermula.
Berdasarkan sebagian besar polis LTD pertanggungan disabilitas kelompok seharusnya
dihentikan pada saat ia mengubah pekerjaan dari penuh-waktu menjadi paroh-waktu. Sebagai
alternatif, ia barangkali adalah pegawai penuh waktu, tetapi perusahaan memberhentikannya dua
bulan sebelum terjadinya disabilitas, meski kedua kejadian ini tidak ada kaitannya satu sama lain.
Atau, penghasilan tetapnya sebelum mengalami disabilitas hanya $ 50,000 per tahun, dan
tambahan $ 100,000 penghasilan sesungguhnya berasal dari penjualan stok, bukan penghasilan
sama sekali. Semua ini hanya contoh misrepresentasi mengenai pekerjaan pra-disabilitas,
pekerjaan, penghasilan, dan keuangan yang dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan
klaim.
Dalam perusahaan tertutup, bisnis yang dilakukan sendiri, pemilik, mitra, dan perorangan
yang bekerja sendiri memiliki kemampuan untuk memanipulasi penghasilan bisnis yang
sesungguhnya selain penghasilan pribadi yang berasal dari bisnis. Dalam kasus klaim disabilitas
oleh pemilik bisnis atau salah satu mitra, godaan mungkin besar untuk memanipulasi penghasilan
yang sesungguhnya agar:
Faktor-faktor Luar
Untuk bagian besar, pasar target asuransi LTD dan DI secara tradisional adalah pegawai,
pasar profesional -- dokter, jaksa, akuntan, bankir, dan pekerjaan profesi lainnya. Dalam empat
tahun terakhir, profesi ini tengah mengalami perubahan dramatik, banyak di antaranya yang
masih sibuk sendiri-sendiri.
Profesi hukum mengalami dampak yang sama selama beberapa tahun terakhir. Banyak
badan hukum yang prestis berantakan alias bubar. Beberapa yang tetap bertahan karena berhasil
mengurangi pegawai, merampingkan organisasi, memperpanjang masa permitraan, jam kerja
lebih panjang, dan makin banyaknya tuntutan jaka akan billing dan akusisi klien. Sebagai
hasilnya, sebagian besar survei mengenai kantor hukum swasta menunjukkan bahwa mereka stres
dan ketidakpuasan mendalam dalam kegiatan sehari-hari.
Pelayanan keuangan tentu tidak kebal dari perubahan substansil dan restrukturisasi.
Kekacauan dalam hal pinjaman dan tabungan di seluruh negeri mengakibatkan kerugian moneter
dan kehilangan pekerjaan. Sementara industri perbankan akhir-akhir ini mulai membenahi diri,
ini berarti penggabungan bank-bank (merger), akusisi, dan konsolidasi, yang semuanya berarti
pula sebagai perampingan, khususnya di tingkat menengah dan atas. Kantor-kantor akuntansi
juga mengalami hal yang sama, yakni konsolidasi dan pengurangan secara paksa.
Faktor Dalam
Pada saat yang sama perkembangan eksternal memberikan dampak bisnis asuransi
penghasilan disabilitas, faktor-faktor internal memperburuk dampak tersebut.
Barangkali yang paling puncak dari semua dinamika internal itu adalah kerakusan.
Banyak polis, baik kelompok maupun perorangan, yang diterbitkan bagi profesi dan bisnis yang
sama sebagaimana dibicarakan di atas memberikan benefit bulanan yang sangat tinggi -- $ 5,000,
$10,000, $20,000, atau bahkan $ 60,000 per bulan. Pada waktu tertanggung mengalami tekanan
ekonomi yang makin besar, penghasilan mereka menurun, pekerjaan mereka lenyap, godaan
untuk memanipulasi asuransi menjadi makin besar.
Sikap terhadap “kecurangan” dan moralitas pada umumnya juga memainkan peranan
penting dalam klaim disabilitas. Survei baru-baru ini yang dilaksanakan oleh Insurance Research
Council, [133] menunjukkan bahwa 17 persen responden merasa lebih baik tinggal di rumah
sambil menerima benefit kompensasi pegawai meski pun dokter mengatakan ia boleh dan dapat
terus bekerja . Enam persen mengatakan mereka lebih suka tinggal di rumah dan menerima
pertanggunga disabilitas sesudah sembuh. Dua puluh tiga persen menyatakan akan menaikkan
(membuat keliru) klaim asuransi untuk menutupi biaya deduktibel, dan hanya 21 persen
mengatakan akan menyatakan nilai apa adanya.
Yang ditunjukkan melalui survei ini adalah bahwa cukup besar persentase orang Amerika
yang beranggapan bahwa tak mengapa melakukan kecurangan klaim terhadap perusahaan
asuransi, dan akan melakukannya apabila ada kesempatan. Survei ini juga menggambarkan
mentalitas orang Amerika terhadap polis asuransi. Mentalitas itu adalah seperti ini: “Saya
memiliki polis ini, saya membayar premi, dan oleh karena itu, saya berhak mengajukan klaim dan
menerima benefit meski pun dianggap curang.”
Apabila pihak asuransi menyimpulkan bahwa suatu klaim disabilitas, dalam semua
bentuk, curang, laporan mengenai kesimpulan itu harus juga dibuat terhadap Social Security
Administration (SSA) jika si pengklaim juga melakukan klaim Social Security of Disability
Income (SSDI) yang tengah menunggu keputusan atau menerima benefit tersebut. SSA memiliki
Office of Disability Fraud yang mulai mengambil langkah-langkah penyelidikan terhadap klaim
Setiap bagian uraian di atas menunjukkan bahwa pihak asuransi penghasilan disabilitas
berisiko kehilangan sejumlah uang kecuali jika mereka memiliki strategi yang efektif untuk
memunculkan, mendeteksi, menyelidiki, menyelesaikan, dan menghilangkan kecurangan polis
dan blokir klaim.
Tak soal ukuran bisnis penghasilan disabilitas dari suatu asuransi, bagian penting dari
program anti kecurangan adalah kelompok individu yang ahli dalam penyelidikan lapangan;
survei, wawancara saksi, mengumpulkan dokumen, dan mencari database.
Apakah pekerjaan ini dilakukan oleh peneliti pegawai yang dilatih di bidang ini, badan
penyelidikan swasta yang ahli, atau kombinasi keduanya, sumberdaya ini harus digunakan untuk
menemukan pengklaim yang berbohong mengenai klaimnya kepada asuransi tersebut.
Selanjutnya, pihak asuransi harus melakukan investasi yang dibutuhkan agar penyelidikan dapat
dilakukan secara maksimal. Tanpa kapasitas tersebut, akan lebih banyak dana yang hilang.
Lampu Merah
Suatu bagian yang diperlukan dalam pelatihan mengenai klaim adalah kemampuan
menempatkan klaim yang mungkin potensil kecurangan dan membutuhkan penyelidikan khusus.
Menempatkan klaim ini kerapkali dilakukan melalui identifikasi klaim yang potensil curang
tersebut dengan “tanda peringatan” atau “lampu merah”.
Mewawancarai Pengklaim
Untuk mengalahkan perilaku kriminal ini, industri asuransi disabilitas harus sama
canggihnya. Pihak asuransi harus mengadopsi dan dengan berhasil menerapkan strategi anti
kecurangan yang mencakup program anti kecurangan berupa pelatihan, penyelidikan, klaim,
penjualan, dan manajemen asuransi. Pihak asuransi harus memiliki satuan penyelidikan khusus
yang berfungsi baik dengan sarana dan sumberdaya yang memenuhi syarat untuk mendeteksi dan
melenyapkan kecurangan klaim dan polis.
Istilah Kunci
ACCREDITATION (Akreditasi). Suatu ketentuan jaminan bagi suatu organisasi bahwa telah memenuhi
syarat dan, apabila menghadapi proses penilaian, organisasi ini sudah memenuhi syarat standar
profesionalisme.
ACCREDATING BODY (Badan Akreditasi). Suatu organisasi yang dibangun untuk tujuan menentukan
standar, meneliti kesesuaian dengan standar, dan menjamin atau menolak pengakuan organisasi tertentu
dianggap kualifaid atau tidak kualifaid.
ADJUSTED COMMUNITY RATE [ACR](Biaya Tingkat Komuniti yang Sudah Disesuaikan). Besar
kapitasi seragam yang dikenakan kepada semua peserta asuransi yang didasarkan atas penyesuaian terhadap
faktor-faktor risiko seperti usia dan jenis kelamin.
AGGREGATE ANALYSIS (Analisa Agregat). Teknik yang digunakan untuk mendeteksi situasi fakta
yang secara fisik tidak mungkin. Contoh: Penagihan untuk kode yang terkait dengan waktu yang
berlaku selama 24 jam dalam satu hari, peenagihan untuk lebih banyak resep obat yang dijual daripada
yang dibeli, dst.
ANCILLARY SERVICES. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan (provider)
selain dari dokter pelayanan primer.
ANSI. Institut Standar Nasional Amerika. Suatu organisasi yang dibangun pada tahun 1918 untuk
mengkordinasikan pembangunan standar bisnis sukarela di Amerika Serikat.
ANTITRUST (Anti Kepercayaan). Peraturan yang dimaksudkan mengontrol atau menghambat monopoli
dagang.
ANTITRUST LAWS (Hukum Anti Kepercayaan. Hukum yang ditujukan pada perlindungan terhadap
persaingan.
121
ARBITRATION (Arbitrase). Suatu metode pemecahan perselisihan alternatif.
ARTIFICAL INTELLIGENCE (Kecerdasan Semu). Suatu bentuk penghitungan yang digunakan untuk
mengembangkan program yang menunjukkan cara manusia memecahkan masalah, belajar dari pengalaman,
dan membuat inferensi yang beralasan dari informasi yang lengkap.
ASC X12. Suatu Komite Standar Akreditasi dari ANSI, yang didirikan pada tahun 1979. Tujuannya
adalah mengembangkan standar konsensus untuk memudahkan perpindahan data elektronik. Suatu
subkomisi ASC X12 mengembangkan standar EDI untuk asuransi.
ASSET FORFEITURE (Penyitaan Aset). Penyitaan aset pribadi sebagai akibat pelanggaran hukum.
AUTHORIZATION (Otorisasi). Surat ijin dari dokter pelayanan primer untuk merujuk pasien ke
pelayanan spesialis.
AUTOMATED VOICE RESPONSE; AVR (Respon Suara Otomatis). Teknologi komputer yang
memungkinkan pihak ketiga untuk mempelajari anggota organisasi pelayanan terkendali atau database
klaim atas dasar status penelitiannya saja.
BAD FAITH (Kepercayaan yang buruk). Secara umum digunakan untuk menangkal maksud curang,
atau keinginan untuk berbuat jahat.
BENEFIT (Nilai Pertanggungan). Jumlah uang yang dibayarkan oleh sebuah perusahaan asuransi kepada
pihak yang mengklaim, penandatangan kontrak, atau pewaris ketika pihak yang tertanggung mengalami
kerugian yang dijamin oleh polis asuransi.
BEST EVIDENCE RULE (Aturan Bukti Terbaik). Teori hukum yang menyatakan bahwa bukti terbaik
adalah dokumen asli tertulis, ketimbang fotokopi dokumen itu.
CAPITATION (Kapitasi). Metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan di mana dokter atau rumah sakit
dibayar dengan jumlah tetap untuk setiap pasien tak soal berapa jumlah pasien atau jenis pelayanan yang
diberikan untuk setiap pasien.
CARRIERS. Organisasi swasta, seperti pihak asuransi dan Blue Cross dan Blue Shield, yang melaksanakan
fungsi administratif dalam Medicare Bagian B.
CASE MANAGEMENT (Manajemen Kasus). Pendekatan terencana untuk mengelola pelayanan bagi
individu dengan masalah medis yang serius. Tujuan gandanya adalah untuk menghemat biaya dan
mempromosikan intervensi yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kerapkali disebut
sebagai manajemen kasus besar.
122
federal yang memberikan pertanggungan kesehatan atas dasar cost-sharing bagi anak-anak pegawai yang
masih aktif maupun bagi pensiunan dan anak-anaknya.
CLAIM (Klaim). Tuntutan pembayaran benefit berdasarkan polis kepada asuransi oleh atau atas nama pihak
yang diasuransikan.
CLOSED HMO (HMO Tertutup). Karakteristik HMO yang menentukan apakah peserta ditanggung jika
mereka dilayani oleh penyelenggara bukan jaringan HMO. Dalam program tertutup, anggota tidak
ditanggung oleh penyelenggara di luar jaringan. Dalam program terbuka, anggota menerima pertanggungan
dari penyelenggara bukan jaringan, tetapi pada umumnya lebih rendah.
COINSURANCE (Asuransi Pendamping). Bagian dari biaya medis, biasanya dalam persentase tetap, yang
harus dibayar oleh pasien di luar dari jaminan asuransi. Juga disebut pembayaran tambahan (copayment).
COMMUNITY RATED (Besar Kapitasi Berdasarkan Komuniti). Metode pengembangan besar kapitasi
spesifik-kelompok oleh program kesehatan yang secara umum tidak memperhitungkan karakteristik khas
kelompok tersebut. Besar kapitasi itu didasarkan atas pengalaman total daerah geografi atau "komuniti"
tertentu.
COST SHIFTING (Pergeseran Biaya). Pengalihan biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
penggantian biaya (reimbursement) tidak dilaksanakan secara tepat oleh satu payor ke payor lain.
CUSTOMER (Konsumen; Pelanggan). Pemakai jasa pelayanan kesehatan, seperti pasien memperoleh
pelayanan atau penyelenggara yang memperoleh dukungan pelayanan dari laboratorium; pembayar
pelayanan, seperti individu, perusahaan, atau pemerintah; atau, masyarakat umum sebagai pemanfaat
pelayanan.
123
D
DEDUCTIBLE (Dapat dideduksi). Jumlah biaya yang diganti (covered expenses) yang harus disediakan
dan dibayar pihak yang diasuransikan sebelum biaya pertanggungan (benefit) dapat dibayarkan oleh
pihak asuransi.
DEFENSIVE MEDICINE (Kesehatan Defensif). Penggunaan ekstensif tes-tes laboratorium, meningkatnya
frekuensi masuk rumah sakit, dan masa rawat-inap lebih lama dalam rangka tujuan pokok mengurangi
kemungkinan malapraktek atau dalam upaya memberikan pembelaan hukum untuk kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan hukum.
DIAGNOSIS-RELATED GROUPS; DRGs (Sistem penentuan biaya ganti rugi spesifik yang didasarkan
pada diagnosa medis seorang pasien).
DISCHARGE PLANNING (Perencanaan setelah keluar rumah sakit). Penilaian terhadap kondisi medis
pasien rawat-inap untuk tujuan menyusun rencana pelayanan yang tepat dan berkesinambungan apabila
pasien meninggalkan rumah sakit. Rencana ini meliputi berapa lama pasien berada di rumah sakit, hasil
yang diharapkan, dan apakah ada kebutuhan-kebutuhan atau persyaratan khusus ketika keluar rumah
sakit.
ENROLLEE (Peserta program). Peserta, anggota, atau seseorang yang memenuhi syarat untuk ikutserta
dalam program pelayanan kesehatan terkendali.
EXPERIENCE RATED (Penilaian Atas Dasar Pengalaman). Penentuan premi atau besar kapitasi untuk
suatu kelompok risiko yang sepenuhnya atau sebagian didasarkan pada biaya dan pengalaman pemanfaatan
pelayanan oleh kelompok tersebut.
FEDERALLY QUALIFIED (Kualifaid berdasarkan kriteria federal). Sertifikasi federal secara sukarela
untuk HMO.
FEE-FOR-SERVICE (Ada Uang-Ada Jasa). Metode pembayaran atas pelayanan yang didasarkan atas
jumlah kunjungan dan pelayanan yang diberikan.
FEE SCHEDULE (Jadwal Pembayaran). Jumlah maksimum uang atau satuan biaya untuk pelayanan
kesehatan yang diterapkan untuk suatu kontrak spesifik.
124
FORMULARY (Formula). Daftar produk obat yang lebih disukai dan digunakan oleh jaringan dokter
program pelayanan terkendali. Formula didasarkan pada evaluasi efektivitas, keamanan, dan efektif-
biaya obat-obatan tersebut.
GATEKEEPER (Penjaga Pintu Akses). Peran dokter pelayanan primer dalam HMO yang bekerja untuk
mengendalikan penggunaan dan rujukan peserta program.
GLOBAL FEES (Biaya Global). Biaya berdasarkan kesepakatan yang meliputi semua pelayanan (satu
pembayaran adalah untuk seluruh pelayanan yang diberikan selama suatu episode spesifik).
GROUP-MODEL HMO (HMO model kelompok). Penyusunan staf HMO yang dilakukan melalui kontrak
dengan kelompok medis multispesialis untuk melayani peserta program. Dokter bukanlah pegawai
HMO tetapi dianggap sebagai panel tertutup.
HEALTH CARE PREPAYMENT PLAN; HCPP (Program Pelayanan Kesehatan Prabayar). Program
yang memungkinkan kelompok pelayanan terkendali yang mengorganisasi, membiayai, dan
menyelenggarakan pelayanan Medicare Bagian B diberi penggantian biaya untuk pelayanan tertentu atas
dasar perhitungan biaya yang beralasan.
HOME HEALTH SERVICES (Pelayanan Kesehatan di Rumah). Pelayanan kesehatan yang komprehensif
dan secara medis diperlukan, yang diselenggarakan bagi pasien di rumah oleh organisasi penyelenggara
yang diakui.
HOSPICE (Pelayanan Pasien Terminal). Konsep pelayanan yang diterapkan pada pasien sakit terminal
dan keluarga mereka dengan penekanan kebutuhan emosi dalam menghadapi kondisi sakit dan kematian
ketimbang upaya penyembuhan.
125
HOSPITAL BILL AUDIT (Pemeriksaan Rekening Rumah Sakit). Pemeriksaan secara mandiri rekening
rumah sakit oleh pihak ketiga untuk menentukan apakah pelayanan dan suplai yang biayanya dibebankan
kepada pasien benar-benar dilaksanakan dan apakah biayanya sesuai.
INDEMNITY INSURANCE (Asuransi Ganti Rugi). Program asuransi pelayanan kesehatan yang
memberikan pertanggungan (benefit) dengan jumlah yang sudah ditentukan lebih dahulu untuk mengganti
biaya pelayanan. Secara tradisional pembayaran dilakukan atas dasar ada uang-ada jasa (fee-for-service)
tanpa keterlibatan pihak asuransi dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesungguhnya.
LONGTERM CARE (Pelayanan Jangka Panjang). Kesinambungan pelayanan, perawatan kesehatan hingga
kondisi sakit kronis, cacat, atau gangguan jiwa. Pelayanan dapat diberikan atas dasar rawat-inap
(pelayanan subakut, fasilitas rehabilitasi, perawatan di rumah, rumah sakit jiwa), pasien rawat jalan, atau
perawatan di rumah.
MALPRACTICE (Malapraktek). Pelayanan medis yang tidak profesional, tidak kompeten, dan tidak tepat.
MANAGED CARE (Pelayanan Terkendali). Istilah yang digunakan untuk menguraikan kordinasi
pembiayaan dan kelengkapan pelayanan kesehatan agar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu
tinggi dengan biaya serendah mungkin.
MANAGED INDEMNITY (Sistem Ganti-Rugi Terkendali). Penerapan kontrol pemanfaatan dalam asuransi
kesehatan tradisional berasas ada uang-ada pelayanan dalam upaya mengurangi biaya dan pelayanan yang
tidak tepat.
126
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM; MIS (Sistem Informasi Manajemen). Istilah yang
digunakan untuk menyebut sistem komputer yang menghimpun, menyimpan, dan melaporkan informasi
apabila diperlukan. Tiga tipe yang paling umum adalah sistem pelaporan aplikasi, sistem manajemen
database, dan sistem pendukung keputusan.
MEDICAID. Program negara bagian yang disesuaikan dengan dana federal bagi bantuan kesehatan
masyarakat, yakni bagi orang-orang yang memiliki penghasilan dan sumberdana yang tidak mencukupi
untuk membayar pelayanan kesehatan, tanpa mempersoalkan usia.
MEDICAL NECESSITY (Kebutuhan medis). Istilah yang digunakan oleh pihak asuransi untuk
menguraikan pelayanan medis yang sesuai dan layak menurut standar praktek medis yang secara umum
diterima.
MEDICARE. Program yang disponsori federal di bawah Social Security Act yang memberi rumah sakit
benefits, pelayanan medis tambahan, dan pertanggungan kecelakaan bagi orang-orang berusia 65 tahun ke
atas, dan orang-orang yang lebih muda yang dipertanggungkan (covered) menurut ketentuan Social Security
benefits.
MEDICARE PART A (Medicare Bagian A). Satu dari dua bagian Medicare yang membayar pelayanan
rumah sakit.
MEDICARE PART B (Medicare Bagian B). Bagian Medicare yang bersifat sukarela yang membayar
persentase biaya yang layak menurut kebiasaan kepada dokter dan penyelenggara pelayanan lainnya.
MEDICARE RISK CONTRACT (Kontrak Medicare untuk menghadapi risiko). Kontrak Medicare
federal dengan HMO atau CMP yang membayar kapitasi bulanan prospektif untuk setiap anggota
program Medicare. Pembayaran kapitasi digambarkan sebagai biaya per kapita tahunan yang telah
disesuaikan (AAPCC) dengan nilai tidak melebihi 95 persen dari taraf (rate) yang diproyeksikan.
MEDICARE SELECT (Pilihan Medicare). Program federal yang dirancang untuk memperkenalkan
manfaat Medicare kepada sistem pelayanan terkendali melalui asuransi kesehatan tambahan (MedSup)
dari PPO.
MENTAL HEALTH SERVICES (Pelayanan Kesehatan Jiwa). Pelayanan kesehatan perilaku yang dapat
diberikan untuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, atau perawatan sebagian di rumah sakit.
MILITARY HEALTH SERVICES SYSTEM; MHSS (Sistem Pelayanan Kesehatan Militer). Program
pertanggungan kesehatan federal bagi anggota militer aktif, pensiunan, anak-anak mereka, dan pewaris
mereka.
127
dapat memberikan pelayanan medis kepada peserta program. Dokter bukanlah pegawai HMO, tetapi
dipekerjakan oleh kelompok praktek.
NEGOTIATED FEES (Biaya atas dasar kesepakatan). Program pelayanan terkendali dan penyelenggara
bersama-sama menyepakati setiap biaya untuk setiap pelayanan. Besar biaya yang disepakati ini biasanya
didasarkan pada pelayanan yang didefinisikan oleh kode Current Procedural Terminology; CPT
(Terminologi Prosedur Kini), biasanya lebih rendah dari yang lajim ditetapkan penyelenggara.
Penyelenggara pelayanan tidak dapat menetapkan biaya yang lebih besar dari ini.
OPEN-ENDED HMO (HMO berstruktur terbuka). Produk hibrida HMO yang memungkinkan para anggota
menggunakan dokter di luar program yang mempertukarkan liabilitas pribadi tambahan dalam bentuk
deductible, asuransi pendamping (coinsurance), atau pembayaran pendamping (copayment).
128
OPEN PANEL (Panel Terbuka). Program pelayanan terkendali yang menjalin kontrak dengan dokter
swasta untuk menyelenggarakan pelayanan di klinik mereka bagi peserta program. Para dokter ini juga
memberikan pelayanan bagi pasien di luar program pelayanan terkendali.
OUTCOME MEASUREMENT (Ukuran Hasil). Alat yang digunakan untuk menilai kinerja sistem
kesehatan yang mengukur hasil intervensi tertentu.
OUT-OF-NETWORK CARE (Pelayanan di luar jaringan). Pelayanan medis yang diperoleh oleh peserta
program pelayanan terkendali dari penyelenggara pelayanan kesehatan yang tidak berafiliasi atau tidak
dikontrak. Dalam banyak program, pelayanan seperti itu tidak akan memperoleh penggantian biaya kecuali
ada otorisasi pelayanan seperti itu sebelumnya.
OUT-OF-POCKET EXPENSES (Biaya yang tidak diganti). Biaya pelayanan kesehatan yang harus
ditanggung oleh orang yang diasuransikan karena biaya tersebut tidak termasuk yang diganti berdasarkan
kontrak asuransi.
PARTIAL CAPITATION RISK CONTRACTS (Kontrak risiko kapitasi parsial). Medicaid negara bagian
yang menjalin kontrak dengan HMO atau organisasi pelayanan terkendali lain yang sama untuk menerima
risiko seperangkat pelayanan (misalnya, pelayanan dokter dan pelayanan laboratorium, x-ray, atau
klinik). Pelayanan lain diberikan ganti biaya (reimbursement) atas dasar ada uang-ada jasa.
PEER REVIEW (Penilaian oleh sejawat). Program penilaian jaminan mutu untuk memantau proses standar
pelayanan atau hasil kerja penyelenggara yang dilakukan oleh sejawat profesional lain. Tujuan
penilaian ini adalah untuk menemukan dan mengoreksi praktek medis yang tidak sesuai dengan proses
pelayanan standar.
PER DIEM (Per diem). Secara harafiah, berarti per hari. Istilah yang digunakan untuk menentukan biaya
per hari pelayanan dan merupakan rata-rata biaya yang tidak mencerminkan biaya sesungguhnya untuk
setiap pasien.
PER MEMBER PER MONTH; PMPM (Per anggota per bulan). Perhitungan untuk setiap anggota dalam
program pelayanan terkendali. Biasanya disingkat dengan PMPM.
POINT-OF-SERVICE (POS) PLAN (Program Pelayanan Tepat Sasaran). Merupakan kombinasi ciri-ciri
HMO dan PPO. Mereka memberikan pelayanan kesehatan komprehensif dan menawarkan pelayanan
kesehatan berskala penuh mirip dengan HMO. Namun, para anggota tidak perlu memilih bagaimana
mereka memperoleh pelayanan hingga mereka membutuhkannya. Anggota boleh memilih untuk
menggunakan program pelayanan terkendali yang sudah ditetapkan, atau menggunakan pelayanan di
luar program dengan membayar selisih biaya pertanggungan (misalnya, 100 persen pertanggungan untuk
129
pelayanan terkendali versus hanya 80 persen pertanggungan apabila menggunakan pelayanan di luar
program).
PRACTICE GUIDELINES (Pedoman Praktek). Tata kerja spesifik dan profesional berdasarkan
rekomendasi bagi praktek medis dalam atau di kalangan organisasi pelayanan kesehatan dalam upaya
standarisasi praktek dalam rangka mencapai hasil bermutu tinggi secara konsisten. Pedoman ini dapat
dimantapkan apabila dipacu oleh indikator-indikator klinik spesifik.
PREVAILING CHARGES (Biaya Patokan). Jumlah biaya yang ditetapkan oleh penyelenggara pelayanan
kesehatan yang konsisten dengan biaya dari jenis penyelenggara yang sama untuk pelayanan yang sama di
tempat tertentu.
PREVENTIVE MEDICINE (Kesehatan Pencegahan). Pelayanan agar tetap sehat dan promosi kesehatan
yang merupakan bagian dari paket pertanggungan (benefit) dasar program pelayanan kesehatan terkendali.
PRIMARY CARE (Pemeliharaan kesehatan primer). Pelayanan kesehatan non-spessialis dan dasar.
PRIMARY CARE CASE MANAGEMENT (Manajemen kasus pelayanan kesehatan primer). Sebuah
organisasi penyelenggara pelayanan bertanggung jawab dalam mengkordinasi, menyusun, dan memantau
semua pelayanan bagi pasien, bahkan bagi pasien dengan kondisi medis tak serius sekalipun.
PRIMARY CARE PHYSICIAN; PCP (Dokter yang melayani kesehatan primer). Penyelenggara dan
pengelola pelayanan kesehatan primer, yang sentral dalam pengontrolan biaya dan pemanfaatan. PCP
memberikan pelayanan dasar bagi peserta, mengawali rujukan ke spesialis, dan melakukan pelayanan
lanjutan. Melakukan rujukan secara ekslusif ke penyelenggara lain yang dikontrak dan hanya
memperkenankan pasien untuk pergi ke rumah sakit yang dikontrak. Biasanya didefinisikan sebagai dokter
yang berpraktek di bidang-bidang penyakit dalam, praktek keluarga, dan pediatrik.
PROFILING (Tampilan; profil). Metode sistematik dalam mengumpulkan, menghimpun, dan menganalisa
data pasien untuk mengembangkan informasi spesifik penyelenggara mengenai praktek medis.
PROSPECTIVE REVIEW (Penilaian prospektif). Teknik pengumpulan data yang menggunakan gambar-
gambar proyeksi atau data kini untuk menentukan biaya atau pelayanan pada masa mendatang.
130
PROTOCOL (Protokol). Alat untuk meningkatkan mutu dalam organisasi pelayanan kesehatan dengan
cara mengembangkan metode-metode yang lajim bagi intervensi kesehatan. Protokol pengobatan
dikembangkan untuk klinis sedangkan pendekatan diagnostik atau terapis sudah didefinisikan dengan baik.
Penilaian teknologi dan kajian mutu digunakan untuk membangun protokol pengambilan keputusan bagi
penyakit-penyakit tertentu atau pengobatannya.
QUALITY ASSURANCE (Jaminan mutu). Serangkaian kegiatan yang menilai karakteristik pelayanan
kesehatan dan dapat mencakup pula ukuran-ukuran yang bersifat korektif.
READMISSION (Masuk rumah sakit kembali). Pasien masuk rumah sakit karena diagnosa yang sama
dengan sebelumnya. Kerap kali digunakan sebagai ukuran ketidaktepatan pengobatan ketika masuk rumah
sakit pertama kali, atau ketika keluar rumah sakit dengan alasan yang tidak tepat.
REFERRAL (Rujukan). Merujuk pasien ke dokter spesialis atau pelayanan spesialis atas dasar petunjuk
dokter pelayanan primer.
REFERRAL POOL (Tabungan untuk rujukan). Kapitasi yang disisihkan untuk rujukan atau pelayanan
medis pasien rawat-inap. Jika target penggunaan pelayanan terpenuhi pada akhir tahun, dokter pelayanan
primer dapat memiliki bersama apa yang tersisa dalam tabungan.
REHABILITATION (Rehabilitasi). Proses dan sasaran memulihkan penderita cacat yang diasuransikan
sehingga tidak tergantung secara fisik, mental, dan pekerjaan dan tetap produktif sesuai dengan
keterbatasannya.
RETROSPECTIVE CLAIM REVIEW (Penilaian Klaim Retrospektif). Pengkajian data klaim setelah
dilaksanakannya pelayanan medis untuk menilai ketepatan pelayanan atau penggantian biaya pelayanan.
RISK (Risiko). Kemungkinan mengganti kerugian finansil oleh pihak asuransi atau penyelenggara
pelayanan.
131
RISK ADJUSTMENT (Penyesuaian risiko). Koreksi atas besar biaya atau kapitasi yang didasarkan pada
faktor-faktor yang dapat mengakibatkan meningkatnya biaya kesehatan seperti misalnya usia atau jenis
kelamin.
RISK SHARING (Menanggung bersama risiko). Menanggung bersama kemungkinan mengganti kerugian
finansil oleh asuransi, organisasi pelayanan terkendali, dan penyelenggara pelayanan kesehatan.
SELF REFERRAL (Rujukan sendiri). Pilihan oleh orang yang diasuransikan atau pasien spesialis medis
atau pelayanan spesialis tanpa membutuhkan dokter pelayanan primer atau kontrol program kesehatan.
SELF-INSURERS (Asuransi sendiri). Perusahaan, bisnis, dan lainnya yang memilih sendiri perusahaan
asuransi yang bertanggung jawab mengasuransikan kekayaan mereka.
75/25 RULE (Rumus 75/25). HMO yang ikutserta dalam program Medicaid dipersyaratkan untuk
membatasi penerima Medicaid dan Medicare hingga tak lebih dari 75 persen peserta dan mengambil
sekurang-kurangnya 25 persen peserta dari sektor swasta. Rumus 75/25 ini dimaksudkan menjamin
bahwa pelayanan yang diberikan bagi peserta Medicaid dapat diperbandingkan dengan peserta asuransi
swasta.
SKILLED NURSING FACILITIES (Fasilitas Perawat Ahli). Institusi yang memberikan tingkat pelayanan
medis yang diperlukan dari, atau berada di bawah pengawasan oleh, perawat atau dokter.
SOCIAL SECURITY ACT (Undang-undang Sekuritas Sosial). Hukum yang mengatur pemerintah federal
dalam mengoperasikan program bagi orang lanjut usia, anak-anak yang ditinggal mati orang tua, cacat fisik
dan mental, dan asuransi kesehatan. Aturan ini juga mencakup Medicaid dan Medicare.
SPECIALTY PHYSICIANS (Dokter spesialis). Dokter yang berpraktek di bidang selain penyakit dalam,
kesehatan keluarga, atau pediatrik.
STAFF-MODEL HMO (HMO Model Staf). HMO yang memiliki fasilitas klinik yang digunakan oleh
pasien yang ikutserta dalam HMO. Dokter yang memberikan pelayanan secara langsung dipekerjakan
oleh HMO dan mereka menyelenggarakan pelayanan hanya bagi pasien yang ikutserta dalam program
HMO.
132
STAKEHOLDER (Pihak yang mempunyai andil). Mereka yang mempunyai andil dalam pembiayaan dan
mutu pelayanan kesehatan, termasuk pasien, perusahaan, penyelenggara pelayanan, dan pemerintah.
STOP-LOSS INSURANCE (Asuransi proteksi). Proteksi yang dibeli oleh orang yang diasuransikan itu
sendiri, dan oleh program pelayanan terkendali terhadap risiko kerugian besar atau pengalaman klaim yang
luar biasa.
SUBACUTE CARE (Pelayanan Subakut). Pelayanan kesehatan yang kurang intensif dibandingkan
pelayanan rumah sakit tetapi lebih intensif dibandingkan pelayanan perawatan di rumah.
THIRD-PARTY ADMINISTRATOR (Administrator Pihak Ketiga). Metode yang digunakan oleh orang
luar atau perusahaan, tetapi bukan suatu pihak terhadap kontrak, mempertahankan semua rekaman
(catatan) berkenaan dengan orang-orang yang diberi pertanggungan (covered) oleh asuransi.
TOTAL DISABILITY (Ketidakmampuan total). Pada umumnya, cacat mengakibatkan seseorang yang
diasuransikan tidak dapat melakukan semua tugas-tugas pekerjaannya.
TRIGGERS (Pemicu). Indikator data yang mendorong dilaksanakannya kajian atau penilaian lebih lanjut.
ŠTRIGGER OPTION PLAN (Program Tiga Pilihan). Program perusahaan asuransi yang menawarkan
HMO, suatu jaringan penyelenggara pelayanan, dan pilihan pelayanan tepat sasaran (point-of-service).
24-HOUR COVERAGE (Pertanggungan 24-jam). Suatu kombinasi asuransi kesehatan tradisional dan
asuransi kompensasi pekerja yang berusaha mencairkan batas-batas pekerjaan dan bukan pekerjaan di
antara dua pertanggungan (coverage).
UNBUNDLED (Mandiri). Pelayanan kesehatan atau pertanggungan (benefit) yang berdiri sendiri yang
berada di bawah kontrak yang terpisah.
UNDERWRITER (Ahli perasuransian). Profesional asuransi yang menentukan apakah dan atas dasar apa
suatu asuransi menerima permohonan untuk ikutserta dalam program asuransi.
USUAL, CUSTOMARY, AND REASONABLE FEES (Biaya yang lajim, sesuai kebiasaan, dan masuk
akal). Biaya yang dikenakan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan yang konsisten dengan biaya
yang dikenakan oleh penyelenggara yang sama untuk pelayanan yang identik atau sama di tempat
tertentu.
133
V
VENDOR. Istilah yang menguraikan seseorang, orang-orang, kelompok, dan organisasi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk reimbursement.
WAIVERS (Peniadaan; Penghapusan). Istilah yang biasanya dihubungkan dengan program Medicare atau
Medicaid, yakni penghapusan aturan-aturan tertentu oleh pemerintah bagi pelayanan terkendali atau
program asuransi di daerah geografis tertentu.
WITHHOLD ARRANGEMENT (Program menahan dana). Bagian dari gaji, dana, atau kapitasi yang
ditahan sementara hingga kinerja yang berkaitan dengan mutu dan pemanfaatan dinilai pada akhir tahun.
Jika kinerja dinilai baik, dana yang tadinya ditahan dicairkan untuk penyelenggara (provider).
WORKERS' COMPENSATION (Kompensasi pekerja). Asuransi liabilitas yang menuntut perusahaan
tertentu untuk membayar benefit dan memberikan pelayanan medis bagi pekerja dalam hal kecelakaan di
tempat kerja dan membayar benefit bagi anak-anak pekerja yang meninggal karena kecelakaan kerja.
134
DAFTAR PUSTAKA