Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi sebanyak 260 juta jiwa yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
dengan jumlah populasi sebesar itu tentunya tidak mudah.
Buku ini kami persembahkan untuk seluruh bangsa dan negeri Indonesia, sebagai
bentuk apresiasi terhadap karya inovasi cemerlang anak bangsa. Semoga buku ini dapat
memotivasi dan menjadi inspirasi bagi innovator dalam negeri lainnya untuk terus berkarya
untuk kemajuan dunia kesehatan Indonesia, menuju Indonesia yang lebih baik, Indonesia
Sehat!
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan buku berjudul “40 Karya Terbaik IndoHCF Innovation Awards III-2019”
tepat pada waktunya. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada
seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini.
Melalui buku ini, diharapkan dapat menjadi media agar Karya Inovasi & Kreasi
di bidang kesehatan dapat mendorong laju pertumbuhan Industri & Pelayanan Kesehatan
dalam mendukung terwujudnya Indonesia Sehat.
PENJELASAN SINGKAT
S ejak awal Tahun 1990-an, Dinkes Kota Bandung memiliki UPTD Emergency yang
kemudian berubah nama menjadi UPT Yankes Mobilitas. Inovasi layanan SPGDT
dirintis sejak tahun 2018 bersama PMI Kota Bandung mengembangkan program
sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) dengan nama Bandung
Emergency Service and Treatment (BEST). Pada tanggal 13 Februari 2014, Walikota
Bandung Ridwan Kamil launching SPGDT call center dan perangkatnya hibah dari Telkom.
Dua tahun berselang, barulah SPGDT meresmikan Call Center 119 integrasi dengan
National Command Center dan di tahun selanjutnya tepat pada tangal 27 Juli 2017
dilaunching program Layad Rawat sebagai inovasi SPGDT Kota Bandung. Kemudian pada
tanggal 26 Februari 2018 UPT Yankes Mobilitas berganti nama menjadi UPT Pusat
Pelayanan Keselamatan Terpadu (PSC 119) Kota Bandung.
Tahun 2018, Kota Bandung dinobatkan sebagai Kota Pariwisata Terbaik versi
Indonesia Attractiveness yang diselenggarakan Tempo Group. Wisatawan lokal maupun
mancanegara yang datang ke Kota Bandung pun menjadi perhatian di antaranya masalah
kesehatan dan keselamatan. Di tahun yang sama, INDOHCF memberikan penghargaan
kepada SPGDT Kota Bandung sebagai Terbaik – 1 SPGDT Nasional Tingkat Perkotaan,
dengan predikat tersebut memacu SPGDT Kota Bandung untuk terus berkarya dan
berinovasi guna memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. BESQUIT – Bandung
Emergency Service Quality Innovation, adalah program inovasi dari Bandung Emergency
1. BEAS
Seiring berkembangnya teknologi, masyarakat menggunakan berbagai
perangkat media komunikasi yang lebih maju dan mudah contohnya smartphone,
yang notabene menggunakan paket data. PSC 119 Kota Bandung baru memiliki
akses melalui pesawat telepon dan group chat, pada saat tim medis menuju tempat
kejadian seringkali klien bertanya mengenai posisi tim medis terutama dalam
keadaan gawat darurat, kemudian seringkali kesulitan menemukan alamat klien
sehingga waktu respon berkurang.
PSC 119 Kota Bandung menemukan solusi dari permasalahan tersebut yaitu
dengan BEAS (Bandung Emergency Application Support), inovasi tersebut
merupakan upgrade dari sistem yang sudah ada dan ditambahkan fitur sesuai
kebutuhan, fitur tersebut adalah akses kegawatdaruratan 119 melalui tombol
panik, yang kemudian akan memberikan alamat klien secara akurat sehingga
waktu respon lebih baik apalagi ketika keadaan gawatdarurat, Command Center
119 pun dapat memantau posisi tim medis dan ambulans.
2. BETS
Kota Bandung mendapat penghargaan sebagai Kota Pariwisata Terbaik
tahun 2018 pada penyelenggaraan Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2018.
Kota Bandung disebut pula sebagai kota mode, kota kuliner. Wisatawan domestik
dan mancanegara yang datang ke Kota Bandung seringkali mengunjungi pusat
perbelanjaan (Mall), kemudian bermalam di hotel bahkan apartment.
Hal tersebut pun menjadi perhatian Pemerintah Kota Bandung salah satunya aspek
keselamatan dan kesehatan wisatawan. Selama ini tempat tersebut belum
terpapar informasi kontak nomor gawat darurat atau penanganan kasus
gawat darurat awam.
Kehadiran PSC 119 Kota Bandung ingin mendukung kepariwisataan dalam
hal keselamatan dan kesehatan wisatawan dengan program BETS (Bandung
Emergency Tourism Support), program inovasi ini berusaha untuk
menginformasikan kehadiran kontak nomor gawat darurat di Kota Bandung,
memberi edukasi mengenai penanganan gawat darurat awam kepada pemangku
area wisata, serta memberi plakat informasi kontak nomor kegawatdaruratan 119
di sektor pariwisata seperti pusat perbelanjaan (mall), perhotelan dan apartment,
sebagai bukti bahwa tempat tersebut sudah dinilai mampu menangani dan
bekerjasama dengan PSC 119 dalam hal penanganan kegawatdaruratan.
ANGGARAN
Sumber:
KEGIATAN
a. Sosialisasi
Bentuk : BES goes to School, BES goest to Community, BES goes to
District, media sosial
Sasaran : anak sekolah dan mahasiswa, komunitas dan masyarakat
b. Diklat
Nama Diklat : Bantuan Hidup Dasar Awam
Sasaran : Masyarakat Awam
c. Lain-lain
Kegiatan : Patroli
Menerima
Klien/ informasi Tim
dan skrining
Keluarg menyiap-
kegawatda- Memberi Menyam
a/ ruratan Menyam- kan mobil
informasi paikan
Masya- (Level 3 - 4) paikan ambulans Penata
biaya
infor- informasi , obat
rakat/ Menentukan
penggu-
masi kepada dan alat laksa-
Sumber jarak naan naan
kepada penge- kesehata
Infor- tempuh mobil
Tim mudi n yang
masi ambulans ambulans
diperlu-
lainnya Menentukan kan
tarif layanan
MANFAAT
IMPLEMENTASI
SOP Alur Pengantaran Pasien
PENJELASAN SINGKAT
K abupaten Bangka adalah satu dari 7 kabupaten kota yang berada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak
316.093 jiwa. Sejak 12 November 2010 Kabupaten Bangka telah memiliki Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Sepintu Sedulang Kabupaten
Bangka yang berada di Markas Palang Merah Indonesia (PMI). SPGDT di launching oleh
Bupati Bangka pada tanggal 01 Februari 2011.
Pada bulan Juli 2016 UPT PSC SPGDT Bangka resmi diintegrasikan dengan NCC
(National Command Centre) Kementerian Kesehatan RI untuk menggunakan emergency
call number 119. Integrasi dengan NCC membuat perubahan nomenklatur penamaan UPT
PSC SPGDT SS Kabupaten Bangka berubah menjadi UPT PSC 119 SS Kabupaten Bangka,
sesuai dengan Peraturan Bupati Bangka No 73 Tahun 2016 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bangka.
UPT PSC 119 SS Kabupaten Bangka memberikan pelayanan pra rumah sakit secara
profesional yang bersifat gawat darurat 24 jam penuh, yaitu: menyelenggarakan
pelayanan terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun
dalam keadaan bencana, memberikan pelayanan gawat darurat bersifat individu ataupun
Kelompok masyarakat yang terkena dampak dari jauhnya akses terhadap layanan
PSC 119 SS Kabupaten Bangka adalah masyarakat yang berdomisili di kecamatan Belinyu
dan Riau Silip, sehingga dibentuk sebuah SISTEM PELAYANAN CEPAT EMERGENCY MEDIK
(SIMPATIK) POS PSC 119 SS KABUPATEN BANGKA yang berlokasi di Rumah Sakit Umum
Daerah DR. Eko Maulana Ali Belinyu yang menangani kejadian Gawat darurat di Wilayah
Belinyu dan Riau Silip.
Dibentuknya POS PSC 119 SIMPATIK di RSUD DR. Eko Maulana Ali Belinyu
menambah jumlah SDM PSC 119 SS yaitu bertambah 25 Personil yang terdiri dari: 1 orang
Dokter/Koordinator POS PSC 119 SIMPATIK, 13 orang Perawat, 8 orang Bidan dan 2 orang
Driver. Dalam rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM, PSC 119 SS
Kabupaten Bangka melakukan pelatihan internal, review tentang ilmu kegawatdaruratan
1 bulan sekali. Di samping itu, beberapa Instansi luar baik pemerintah maupun swasta telah
dilatih UPT PSC 119 SS Kabupaten Bangka tentang Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat
Darurat yaitu: PT. Timah, PT. DAK, PT. RBT, Puskesmas se-Kabupaten Bangka, Rumah Sakit
Medika Stannia, Politeknik Kesehatan, Stikes Citra Delima, Polman Bangka dll. Peserta
yang dilatih merupakan Medis dan Non Medis.
SARANA DAN PRASARANA
Dalam pelaksanaan pelayanan kegawatdaruratan di PSC 119 SS dan POS PSC 119
SIMPATIK, UPT PSC 119 SS Kabupaten Bangka memiliki gedung tersendiri. Sebelumnya
berlokasi di Jalan Pahlawan XII Sinkai Sawo Taman Sari Sungailiat Bangka, namun karena
lokasi tersebut dipandang kurang strategis untuk keberadaan PSC 119 SS Kabupaten
Bangka, maka pada tahun 2019, gedung PSC 119 SS Kabupaten Bangka dipindahkan ke
Jalan Jendral Sudirman, sehingga saat ini keberadaan PSC 119 SS Kabupaten Bangka dapat
ditemukan dengan mudah. Gedung yang ditempati PSC 119 SS Kabupaten Bangka
merupakan gedung milik sendiri dan tidak bergabung dengan instansi manapun, untuk
POS PSC 119 SIMPATIK bertempat di RSUD DR. Eko Maulana Ali Belinyu dengan
menggunakan Ambulans milik RSUD DR. Eko Maulana Ali Belinyu.
ANGGARAN
Operasional PSC 119 SS dan POS PSC 119 Sedulang SIMPATIK didukung oleh
pemerintah Kabupaten Bangka, terbukti dengan meningkatnya anggaran setiap tahun.
Pada tahun 2012: Rp 272.468.100; 2013: Rp 326.562.000; 2014: Rp 429.4888.000; 2015: Rp
617.996.000; 2016: Rp 691.625.000; 2017: 776.874.500 ; 2018 :1.680.097.250,00 dan 2019:
1.774.245.000,00. Tersedianya anggaran dalam DPA tersendiri ini memudahkan PSC 119 SS
Kabupaten Bangka untuk merencana, mengatur serta mengelola kebutuhan dari PSC 119
SS sebagai upaya peningkatan layanan kesehatan.
PELAYANAN
Pada Unit Utama yang mencakup 8 kecamatan melayani seluruh Layanan yang
disediakan PSC 119 SS Kabupaten Bangka yaitu :
1. Layanan emergency yang terintegrasi dalam penanggulangan kasus
kegawatdaruratan di berbagai kondisi seperti kegawatdaruratan sehari-hari,
lakalantas, KDRT, kebakaran, kasus kebidanan, bencana alam, dan
kegawatdaruratan lainnya;
2. Layanan informasi kesehatan;
Dalam pelayanan PSC 119 SS Bangka dapat dihubungi melalui call center 119, telp.
(0717) 93766, Hp. 08127199119 dan melalui Aplikasi Android. Saat masyarakat
membutuhkan bantuan pertolongan gawat darurat:
1. Masyarakat dapat menghubungi PSC 119 SS melalui cara di atas:
2. Operator yang menerima panggilan dapat meneruskan panggilan sesuai dengan lokasi
kejadian;
3. Apabila lokasi kejadian jauh dari Posko PSC 119 SS Bangka, maka panggilan diteruskan
ke POS PSC 119 SIMPATIK yang berada di RSUD Dr. Eko Maulana Ali Belinyu;
4. atau masyarakat dapat menghubungi langsung ke POS PSC 119 SIMPATIK di RSUD Dr.
Eko Maulana Ali Belinyu no hp. 08117177152;
5. Tim akan langsung datang ke lokasi kejadian dan melakukan tindakan pertolongan
pertama;
6. Apabila masih bisa ditangani di lokasi, maka pasien cukup ditangani di tempat sesuai
dengan SOP. Namun, jika pasien butuh pertolongan lanjutan maka, pasien akan dirujuk
ke Rumah Sakit yang terdekat;
7. Pelaksanaan tugas PSC 119 SS sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, dimulai
dari SOP menerima panggilan, SOP Perawat, SOP Kebidanan, SOP Ambulans dan
Driver.
MANFAAT
POTENSI MANFAAT POS PSC 119 SIMPATIK DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN
KESEHATAN
1. Terbentuknya Public Safety Center (PSC) di Kecamatan Riau Silip guna
mewujudkan masyarakat kecamatan yang sehat, aman dan sejahtera (Safe
Community) memiliki potensi:
a. Mendekatkan akses pelayanan kegawatdaruratan PSC 119 SS di wilayah
Belinyu dan Riau Silip;
b. Mempercepat respon time ke lokasi kejadian kegawatdaruratan Pra Rumah
Sakit di tingkat kecamatan;
c. Mempercepat proses evakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat;
d. Mencegah kecacatan dan kematian pasien akibat keterlambatan
penanganan di wilayah Riau Silip dan Belinyu;
e. Terbentuknya suatu wadah koordinasi yang terintegrasi dengan lintas
program dan lintas sektor terkait;
f. Perpanjangan tangan dari PSC 119 SS Kabupaten Kota dalam mewujudkan
tanggung jawab serta perlindungan bagi warga di tingkat kecamatan yang
rawan kecelakaan;
2. Layanan ini mempersingkat waktu dalam proses pemilihan tempat rujukan
sehingga akan memangkas waktu perjalanan ke tempat rujukan;
3. Memampukan masyarakat Bangka melakukan tindakan pertolongan pertama jika
terjadi kondisi gawat darurat di rumah dan di lingkungannya;
IMPLEMENTASI
SEBELUM DAN SESUDAH
Adanya Inovasi POS PSC 119 SIMPATIK memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat Kabupaten Bangka, di antaranya:
1. Sebelumnya posko PSC 119 SS hanya 1 unit, setelah adanya pengembangan POS
PSC 119 SIMPATIK bertambah menjadi 1 lagi untuk wilayah Belinyu dan Riau Silip;
2. Sebelumnya tidak ada akes ke daerah jauh yang membutuhkan pelayanan PSC 19
SS Bangka. adanya SIMPATIK ini masyarakat Riau Silip dan Belinyu memberikan
akses kepada masyarakat untuk menggunakan layanan penanganan
kegawatdaruratan;
2. Testimoni Masyarakat
Masyarakat yang menggunakan layanan POS PSC 119 SIMPATIK merasa terbantu,
seperti yang dinyatakan oleh Ibu Masni, warga cangkum kecamatan Belinyu, saat
anaknya sakit tim POS PSC 119 SIMPATIK sangat baik dan cekatan dalam melakukan
Penanganan gawat darurat Pra Rumah Sakit.
“Dulu, sebelum adanya POS PSC 119 SIMPATIK ini, Ambulans yang datang ± 1jam dari
ibukota, setelah adanya Inovasi POS PSC 119 SIMPATIK ambulans datang dengan cepat
setelah dihubungi”.
KEUNGGULAN
1. Inovasi POS PSC 119 SIMPATIK merupakan Produk Asli dari pengembangan PSC 119 SS
di wilayah Kabupaten;
2. Inovasi POS PSC 119 SIMPATIK di RSUD DR. Eko Maulana Ali memiliki keunggulan dan
keunikan sebagai berikut:
1. PSC 119 SS Road to School
Merupakan ajang promosi ke pelajar terutama di Sekolah Menengah yang berada
di wilayah Kecamatan Belinyu dan Riau Silip pada kegiatan Pengenalan Lingkungan
Sekolah dengan mempromosikan keberadaan PSC 119 SS, cara menghubungi, cara
mendownload Aplikasi Android, dan memberikan edukasi kepada para pelajar
untuk menghubungi 119 saat melihat dan mengalami kejadian gawat darurat,
PENJELASAN SINGKAT
R esponse time kegawatdaruratan jantung tidak lepas dari peran serta masyarakat
dalam mengenali kegawatdaruratan jantung. Efektifitas Instagram dan
pelayanan pra-rumah sakit dengan PSC belum tercapai baik apabila tidak
dilakukan sinergitas antara masyarakat dan tim emergency. Selain itu, risiko
kematian akibat serangan jantung tidak terlepas dari response time dalam mendapatkan
pertolongan yang tepat dan cepat. Masyarakat mempunyai peran penting dalam
mengenali gejala awal serangan jantung, mengetahui askes pelayananan yang cepat
untuk penanganan kegawatdaruratan jantung.
Kondisi pelayanan tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja. Dibutuhkan inovasi
pelayanan kegawatdaruratan pra-rumah sakit dan Tim Syndroma Koronaria Akut
Terintegrasi, mengingat kecepatan, ketepatan dan koordinasi tim yang baik dalam
pertolongan pertama dapat menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan. Selain
permasalahan tersebut, RSUD Dr. Iskak merupakan satu–satunya rumah sakit milik
Pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan tipe B Pendidikan yang menjadi rujukan
pelayanan kegawatdaruratan di Kabupaten Tulungagung, yaitu 7 Rumah Sakit Swasta,
3 Rumah Sakit Khusus, 12 Puskesmas Perawatan dan 20 Puskesmas non-perawatan.
RSUD Dr. Iskak menjadi rujukan regional fasilitas kesehatan 4 daerah sekitar, yaitu
Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan. Selain itu
RSUD Dr. Iskak juga merupakan rujukan penyakit jantung untuk wilayah Jawa Timur
bagian barat daya.
Sumber Daya
l. Sumber Daya Keuangan
1) APBD Kabupaten Tulungagung tahun 2016 senilai Rp 8,5 miliar
dipergunakan untuk pengadaan alat catheterisasi jantung;
2) Anggaran BLUD RSUD Dr. Iskak Tulungagung tahun 2016 dipergunakan
untuk mendidik dokter spesialis jantung dan perawat, biaya sosialisasi
dan memberikan edukasi kepada masyarakat awam mengenali serangan
jantung dan pertolongan pertama, serta Operasional Public Safety Centre
(PSC);
3) Anggaran APBD dan anggaran BLUD RSUD dr. Iskak untuk membiayai
masyarakat miskin yang tidak memiliki kartu JKN yang mengalami
serangan jantung.
2. Sumber Daya Manusia (termasuk sumber daya manusia dalam jejaring)
Pada Inovasi LASKAR sinergitas antara Pemerintah daerah, Instansi
terkait, semua profesi sangat baik. Hal tersebut karena perhatian dari Bupati
dan stakeholder yang lain sangat baik. Sehingga inovasi ini dapat berjalan
dengan baik. Selain meningkatkan kemampuan tim yang perlu dilakukan lagi
adalah mendidik masyarakat untuk mengenali gejala awal dari serangan
jantung dan bagaimana cara mengakses LASKAR dengan mudah. Selain itu
masyarakat juga dilatih bagaimana cara menolong pada pasien yang henti
jantung.
Perawat dan dokter yang dinas di call center dan Tim PHC terus di
update ilmu dan ketrampilannya terkait dengan kegawatdaruratan Jantung.
Sumber daya manusia yang berperan dalam LASKAR meliputi:
1) Dokter spesialis Jantung dan pembuluh darah, sebagai leader
2) Dokter spesialis emergency
3) Dokter umum yang terlatih
4) Tenaga perawat yang terlatih
5) Sopir ambulans yang terlatih
6) Tim dinas Kesehatan
7) Dokter dan perawat Puskesmas sebagai jejaring
8) Tim dari rumah sakit swasta yang ada di kabupaten Tulungagung
9) Kelompok Lembaga Sosial Masyarakat yang telah dilatih untuk
mengenali serangan jantung secara dini, cara untuk mengakses
layanan dan memberikan pertolongan pertama yang dipandu oleh
call center.
MANFAAT
Bagi Petugas:
1. Petugas medis dapat mengetahui riwayat kesehatan pasien sejak awal sebelum
datang ke rumah sakit, sehingga dapat dipersiapkan tempat, alat maupun
petugas yang kompeten sebelum pasien datang di rumah sakit.
2. Petugas dapat memberikan pertolongan lebih dini sejak di masyarakat, di dalam
ambulans sampai rumah sakit sehingga masa emas pasien dapat tercapai.
IMPLEMENTASI
Keberhasilan Inovasi LASKAR tidak lepas dari beberapa faktor yang
mendukung, yaitu perhatian dari Kepala Daerah, baik dalam bentuk kebijakan berupa
Surat Keputusan Bupati maupun komitmen lain sebagai berikut:
1. Dukungan DPRD dalam alokasi anggaran (APBD): untuk pengadaan alat
Catheterisasi Jantung dan operasional program Tulungagung Emergency Medical
Services (TEMS) di Kabupaten Tulungagung;
2. Kuatnya kemitraan lintas sektor, yaitu kemitraan antara RSUD dr. Iskak Tulungagung
dengan Dinas Kesehatan dan jajarannya dengan 32 Puskesmas dalam penanganan
kegawatdaruratan Jantung;
3. Kerja Tim SKA yang solid memudahkah koordinasi sesuai dengan keahlian masing-
masing sehingga bisa memperpendek response time.
Upaya Keberlanjutan
1. Penetapan Surat Keputusan Bupati Tulungagung Nomor: 188.45 / 80 /013/2016
tentang Tim Manajemen Respon Time Kasus Syndroma Koronary Akut (SKA) di
Masyarakat;
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Tim SKA;
3. Melakukan Integrasi Inovasi LASKAR dengan Public Safety Centre (PSC);
4. Menyediakan anggaran yang cukup untuk operasional dan pengembangan inovasi
LASKAR melalui APBD dan anggaran fungsional BLUD RSUD dr. Iskak Tulungagung.
5. Seminar Nasional Inovasi LASKAR yang terintegrasi dengan pelayanan pre-hospital
Public Safety Centre (PSC) dan Live Demo Proctorship kepada para dokter ahli jantung
di Indonesia pada tanggal 25 Maret 2017, untuk dikembangkan di rumah sakit masing-
masing. Terdapat 25 Kabupaten/Kota yang RSnya telah mengikuti seminar nasional
dan Live Demo Proctorship dan melakukan studi banding tentang Inovasi LASKAR
RSUD dr Iskak Tulungagung.
KEUNGGULAN
Inovasi LASKAR (Layanan Syndroma Koronaria Akut Terintegrasi) berjalan bersama
dengan inovasi Instagram dan Inovasi PSC. Inovasi LASKAR terkategori kreatif dan
inovatif, karena memiliki profil pelayanan sebagai berikut:
1. Inovasi LASKAR terintegrasi dengan Call Center dan pelayanan pre-hospital;
2. Memiliki Call Center
Call center terdiri dari petugas call taker dan dispatcher. Petugas call taker
menerima telepon dan memberikan panduan pertolongan pertama, sesuai SOP di
dalam aplikasi. Petugas dispatcher bertugas mencari bantuan Tim PHC terdekat
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Semua profesi dokter spesialis, dokter umum, perawat maupun profesi yang lain
sudah memiliki keahlian sesuai dengan ilmunya masing-masing, tetapi untuk
bekerjasama tim membutuhkan energi yang sangat besar, karena ego sektoral
dari masing-masing profesi sangatlah tinggi;
2. Pelaporan sangat tergantung pada ketersediaan bandwith internet, akurasi GPS
tergantung pada penerimaan signal dari device yang digunakan.
3. Belum banyak masyarakat mengetahui Inovasi LASKAR
4. Masih banyak kesalahan persepsi pada masyarakat akan tanda dan gejala
serangan jantung yang dianggap sakit ringan sehingga terjadi terlambatan dalam
mengakses pelayanan kesehatan dan akhirnya meninggal dunia;
5. Mahalnya alat kesehatan yang digunakan untuk tindakan pemasangan premary
PCI, sehingga masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki kartu BPJS merasa
keberatan untuk biaya rumah sakit. Solusinya Pemerintah Daerah dengan APBD
dan RSUD dr. Iskak dengan anggaran BLUD, menyediakan anggaran untuk
masyarakat yang kurang mampu.
Gambar 7. Peserta Seminar Nasional dan Live Demo Proctorship belajar pada Call
Centre PSC, Dokumen: RSUD Dr. Iskak Tahun 2017
Gambar 8 (kiri). Pembukaan Seminar Nasional dan Live Demo Proctorship oleh Bupati
Tulungagung, Dokumen: RSUD Dr. Iskak Tahun 2017
PENJELASAN SINGKAT
B ila kita perhatikan dan amati, masyarakat yang membawa pasien ke rumah sakit
hanya menggunakan becak, motor, mobil angkot atau mobil pribadi karena
masyarakat tidak mengetahui kemana menghubungi untuk pelayanan ambulans.
Untuk itu kegiatan ini lebih memprioritaskan kegiatan pelayanan emergency
dengan call center 119 dengan pelayanan ambulans gratis beserta paramedisnya selama
24 jam.
Selain ke gawatdaruratan medis akibat kecelakaan, Public Safety Center 119 SREGEP
Kota Cirebon mengembangkan Program Layad Rawat. Program ini di prioritaskan kepada
masyarakat menengah ke bawah dan lebih prioritas lagi untuk masyarakat yang belum
terjangkau atau kesulitan untuk mengakses ke fasilitas kesehatan.
Program Layad Rawat adalah program melayani masyarakat untuk dilayani secara
langsung di rumah, bila perlu ditangani dan diobati atau dirujuk ke Rumah Sakit dengan
pelayanan gratis. Public Safety Center (PSC) 119 Kota Cirebon mempunyai sistem tersediri
untuk meningkatkan pelayanan kegawtadaruratan medis yaitu SREGEP. SREGEP adalah
bahasa Cirebon yang mempunyai arti cekatan/licah, cepat dan tanggap serta tanpa
memilih-milih. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia artinya rajin dan tekun.
MANFAAT
IMPLEMENTASI
1. Kementerian Kesehatan meluncurkan program PSC 119 dan harus di implementasikan
di seluruh Kabupaten/Kota;
2. Beberapa kabupaten/Kota ketika berkunjung ke Cirebon, menyebutkan masalah yang
dihadapi adalah anggaran yang tidak sesuai atau kekurangan dana atau hanya bisa
untuk operasional saja terutama di Kabupaten/Kota yang APBD nya terbatas. Ini juga
dialami Tim PSC Cirebon;
3. Permintaan atau true call di awal berdirinya PSC 119 sangat sedikit sementara terlihat
begitu sering masyarakat mengirimkan pasien dengan berbagai macam alat
transportasi yang kurang memadai ke rumah sakit, sehingga Tim berpikir ada yang
salah dengan sistem sosialisasi dan cara kerja Tim, akhirnya diluncurkan program
SREGEP, sistem yang membuat PSC 119 bisa dikenal di masyarakat, permintaan true
call nya meningkat dan semakin sering membantu masyarakat sekitarnya.
Respons Masyarakat
Awalnya mereka pesimis, mereka berpikir ini bisnis, mereka berpikir hal yang tidak
mungkin. Seringkali ketika Tim mengevakuasi pasien, tercetus dari mulut mereka
“ooh....ternyata masih ada orang baik” atau “Oh....ternyata ada ambulan gratis, ini bagus
sekali dan membantu masyarakat” atau “oh...ternyata gratis dan tidak bertele-tele, telpon
langsung datang tidak kurang dari 10-15 menit”.
Kegiatan Rutin
• Pelayanan Kesehatan setiap minggu di Car Free Day (CFD) dengan memberikan
pelayanan kesehatan gratis serta menyosialisasikan keberadaan pelayanan PSC 119
non stop 24 jam.
• Umpan balik terhadap produk inovasi. Kegiatan ini adalah kegiatan Up Down
artinya masyarakat yang membutuhkan sehingga penyebaran informasi pelayanan
119 akan dengan cepat menyebar sesuai dengan kepuasan layanan yang dilakukan
oleh PSC 119, masyarakat menjadi volentir dan masyarakat merasa memiliki;
• PSC 119 sudah melakukan MOU atau Kerjasama dalam pelayanan
kegawatdaruratan dengan Sekolah, Poltekes Kemenkes Tasikmalaya, IndoHCF,
Provinsi Jawa Barat, Klinik Sutomo dan sedang proses kerjasama dengan RS
Jantung Hasna Medika, RSUD Gunung Jati, RS Cahaya Bunda, AT-Taqwa Center
(Ambulan Jenasah), Yayasan Rumah Teduh (rumah singgah), Rumah Aman (Dinsos
Kota Cirebon), Hotel Batiqa, Sepermarket Trans Mart.
600
Total Keg P3K 92, pasien (1.900) 10 bulan 2018
523 Total Keg P3K 42, pasien (603) 6 bulan 2019
500
400
357 349
329
300
241
200
146
100 104 115
80 71
62 54
19 26
15 30
- 7 5 312 6 12 7 12 8 3 4
2 9 5 7 7
200 201
190
180
166 161 157
150 137
120 112
100 97
75
50 Total Keg CFD 36, pasien (1.609) 10 bulan 2018 37
Total Keg CFD 21, (682) 6 bulan 2019
- 4 5 2 - 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 1 3
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Call dan True Call sangat sedikit dan akan berjalan di tempat jika tidak ada komitmen
yang kuat terhadap SREGEP;
2. Kepercayaan masyarakat yang masih minim;
3. Pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang pertolongan pertama dan
penanganan kegawatdaruratan medik dasar;
PENJELASAN SINGKAT
S ejak Tahun 2011 di saat belum ada regulasi khusus tentang sistem gawat darurat di
tingkat Nasional, Kab.Bantul telah merintis secara serius sistem penanggulangan
gawat darurat medis, dibuktikan dengan pembentukan unit BESS (Bantul
Emergency Service Support) melalui Peraturan Bupati Bantul Nomor 40 Tahun 2011,
yang menjadi embrio berdirinya Public Safety Center (PSC) 119 Bantul. Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Publik yang selanjutnya disingkat SIGAP adalah
penyempurnaan BESS sekaligus optimalisasi penyelenggaraan Public Safety Center
(PSC) 119 di Kab. Bantul. SIGAP dibentuk menyikapi dari banyaknya kejadian gawat
darurat yang terjadi di Kab.Bantul dikarenakan bencana maupun kecelakaan lalu lintas.
Selama kurun waktu 4 tahun BESS beroperasional, tercatat sudah melayani 3607
kasus yang didominasi kecelakaan lalu lintas. Sedangkan semenjak beralih menjadi PSC
119 pada 1 November 2018, rata-rata tiap harinya tidak kurang melayani 3 panggilan
emergency yang terdiri atas kecelakaan lalu lintas dan home emergency. Sampai Januari
2019, tercatat sudah 27 Puskesmas dan 9 Rumah Sakit yang melakukan Perjanjian
Kerjasama. Didukung pula dengan kebijakan pemberian jaminan pembiayaan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan pra-hospital sampai di IGD Fasyankes, sehingga pasien PSC
119 baik yang mempunyai KTP Bantul maupun tidak, tidak akan dipungut biaya sama
sekali. Petugas dipermudah dengan hadirnya aplikasi SIGAP yang terhubung dalam
android petugas, untuk mempercepat proses pelaporan, klaim jamkesda dan monev.
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Publik yang selanjutnya disingkat SIGAP
adalah penyempurnaan BESS sekaligus optimalisasi penyelenggaraan Public Safety
Center (PSC) 119 di Kab. Bantul, sedangkan BESS/PSC 119 adalah unit penanganan pertama
kasus kegawatdaruratan sehari-hari di masyarakat yang diharapkan menjamin respon
cepat dan tepat, menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan korban
kegawatdaruratan.
Operator call
center adalah tenaga
kesehatan
→dapat memandu
pertama Tidak
Jejaring memandang
Fasyankes KTP, cukup
TKP di Bantul
SIGAP
Aplikasi utk
memetakan
PSC 119 Dilaksanakan
lokasi kejadian 24/7 oleh tim
dan e- pelaporan standby
3. KETENAGAAN
a. Perawat, 6 orang
b. Bidan, 2 orang
c. Driver ambulans, 4 orang
d. Operator, 4 orang
e. Puskesmas jejaring, 27 puskesmas
f. RS jejaring, 9 RS
5. PERALATAN
a. Alat Medis: Alat untuk penanganan kegawatdaruratan Airway, Breathing,
Circulation dan Disability, baik tingkat dasar maupun lanjutan.
b. Alat Non Medis: alat pelindung diri, ATK, computer, alat penyelamatan/rescue
6. STAKE HOLDER
a. Instansi pemerintah pusat: Kementerian Kesehatan yang memberikan dukungan
DAK fisik untuk pembangunan sarana prasarana PSC 119 Bantul;
b. Instansi pemerintah daerah (Kab.Bantul): Jamkesda Bantul dan Bagian Hukum
Pemda Bantul yang mendorong adanya regulasi jaminan pembiayaan bagi pasien
PSC 119 dan jejaringnya. Selain itu dukungan juga dari Dinas Kominfo untuk
penyediaan server aplikasi;
c. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dan
swasta;
d. Mitra lintas sektor SIGAP yaitu BPBD, Kepolisian, Dinas Perhubungan, PMI, Tagana,
Koramil;
e. Komunitas/LSM terkait seperti Indonesia Escourt Ambulans (IEA), komunitas Ojek
Online dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di Kelurahan se-
Kab.Bantul. Ada pula yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan sebagai
penyedia armada mobilisasi ambulans seperti ambulans NU dan ambulans MU.
MANFAAT
1. Memudahkan koordinasi dengan unit pelayanan gawat darurat dalam jejaring PSC;
IMPLEMENTASI
KRONOLOGI INOVASI SIGAP
Hasil kegiatan SIGAP
Hasil Pelayanan SIGAP – BESS Tahun 2015 sampai dengan Oktober 2018
Semenjak beralih menjadi PSC 119 dengan kegiatan inovasi pembentukan jejaring
pelayanan, tampak kenaikan utilisasi layanan. Belum genap 3 bulan sudah melayani 192
korban/pasien karena kasus home emergency maupun kecelakaan lalu lintas.
▪ Sebagai upaya kongkrit agar pelayanan ini dapat dijalankan secara berkelanjutan maka
pengawalan anggaran dilaksanakan dengan memasukkan kegiatan inovasi SIGAP- PSC
119 Bantul dalam dokumen Renstra Dinas Kesehatan (2016-2021).
▪ SIGAP – PSC 119 Bantul sangat mungkin direplikasi di daerah lain di Indonesia,
dikarenakan regulasi yang mengamanahkan pembentukan sistem penanggulangan
gawat darurat terpadu di tiap Kab/Kota sudah ada, yaitu PMK No:14 Tahun 2016.
▪ Yang akan membedakan PSC tiap Kab/Kota adalah inovasi kegiatan, seiring dengan
komitmen pemerintah daerah serta komitmen fasyankes negri maupun swasta.
▪ Agar SIGAP memungkinkan untuk direplikasi, maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Dilakukan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat dan lintas sektor atau
pihak-pihak pemangku kebijakan
KEUNGGULAN
1. Banyak kasus kegawatdaruratan dapat ditangani segera, dan trendnya semakin naik
dari tahun ke tahun. Hal ini otomatis mengurangi potensi kecacatan dan kematian
karena pelayanan yang terlambat;
2. Pelayanan korban/pasien gawat darurat dan/atau pelapor melalui proses triase
(pemilahan kondisi korban/pasien gawat darurat) diberikan dengan cepat;
3. Memiliki Jejaring Pelayanan Pra Hospital;
4. Klaim pembiayaan dilakukan oleh Fasyankes ke Jamkesda.
5. Aplikasi SIGAP digabung bersama dengan jaminan pembiayaan Jamkesda,
memecahkan masalah keengganan fasyankes untuk terlibat dalam pelayanan pra
hospital;
6. Aplikasi SIGAP ada dalam android play store dengan kapasitas aplikasi sangat kecil (3,6
MB);
7. Dikemas sangat sederhana sehingga harapannya semua petugas dapat
menggunakan;
8. Pelayanan gawat darurat dapat dicover secara penuh oleh jaminan pembiayaan
kesehatan daerah dari penanganan di TKP, evakuasi/transportasi rujukan korban,
sampai penanganan di IGD.
9. Terdapat e-laporan pada aplikasi SIGAP sehingga memudahkan monev dan verifikasi
jaminan kesehatan.
10. Adanya jejaring Pelayanan gawat darurat pra hospital;
11. Operator call center adalah tenaga kesehatan sehingga dapat memandu penanganan
awal kasus sebelum tim tenaga kesehatan datang.
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Kasus gadar di daerah perbatasan yang lebih dekat ke fasyankes kab/kota lain;
2. Fasyankes jejaring saat dibutuhkan terkadang tidak dapat melaksanakan pelayanan
gadar pra hospital dikarenakan keterbatasan SDM standby dimana saat yang sama
harus melakukan kegiatan lain (pelayanan dalam gedung atau merujuk pasien lain)
3. Jejaring fasyankes belum mencapai RS seluruh DIY
PENJELASAN SINGKAT
MANFAAT
• DAMAKESMAS berperan penting dalam mengatasi kekurangan/kelemahan pelayanan
pra rumah sakit sehingga penanganan bisa lebih optimal dilakukan di lokasi kejadian
dan mengurangi tingkat rujukan ke rumah sakit;
• Menimbulkan dampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk
kelompok yang rentan (yaitu anak-anak, perempuan, orang tua, orang cacat, dll.) yang
tercermin dari kunjungan rumah dengan metode jemput bola ke keluarga risiko tinggi;
• Meningkatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat;
• Memantapkan integrasi program untuk seluruh kunjungan rumah seperti program
penyakit kronis menular (TB,Pneumonia,HIV), Penyakit Tidak Menular (stroke,
hipertensi, Diabetes Melitus, penyakit ginjal, ODGJ), bumil risiko tinggi dan balita
dengan masalah gizi;
• Efisiensi anggaran transportasi petugas ke lokasi;
• DAMAKESMAS diharapkan dapat menurunkan angka kecacatan dan kematian,
dibuktikan dengan tidak adanya kematian dalam perjalanan menuju rumah sakit;
• DAMAKESMAS membuat rujukan maternal neonatal dapat berjalan baik, sebagai
upaya menekan/menurunkan angka kematian ibu dan bayi agar Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM) meningkat dan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM)
di Kota Denpasar juga meningkat.
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus kecelakaan dan pra rumah sakit cukup tinggi
sehingga kegiatan Perkesmas home care meningkat, pada tahun 2018 terdapat 65 kasus
maternal risiko tinggi, 26 anak risiko tinggi, 23 anak rawan gizi, 77 kasus penyakit menular,
190 lansia dengan risiko tinggi, 309 kasus penyakit tidak menular, 615 kunjungan kelompok
binaan dan 459 kunjungan kelompok balita. Diharapkan DAMAKESMAS berdampak pada
kesejahteraan masyarakat Kota Denpasar karena pelayanannya GRATIS dan tidak
membedakan status sosial.
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus kecelakaan dan pra rumah sakit cukup tinggi.
Jumlah pemanfaatan sampai bulan Mei tahun 2019 sudah hampir sama dengan jumlah
pemanfaatan dalam satu tahun 2018. Semula pelayanan DAMAKESMAS dipergunakan
oleh masyarakat miskin, tahun 2019 sudah ada 40 orang asing yang memanfaatkan
layanan DAMAKESMAS dari hotel ke rumah sakit atau dari tempat kejadian kecelakaan ke
rumah sakit.
800
600
458
400
343
200 210
40 45 61
59
55
53
40 87
66
41
0 35
25
20
10
5
0 30
20
10
5
0 35
20
10
0 18
0 29
2014 2015 2016 2017 2018
Maternal Risiko Tinggi 5 5 10 18 66
Anak Risiko Tinggi 5 10 10 55 29
Anak Rawan Gizi 10 10 10 40 41
Kasus Penyakit Menular 20 20 20 53 87
Lansia dengan Risiko Tinggi 25 30 35 61 210
Kasus Penyakit Tidak
35 40 45 59 343
Menular
Kunjungan Kelompok Binaan 0 0 0 0 1118
Kunjungan Kelompok Balita 0 0 0 0 458
KEUNGGULAN
• DAMAKESMAS dipersiapkan untuk intervensi lanjut hasil kunjungan awal ke keluarga
yang yang mempunyai masalah dalam 12 Indikator PIS-PK yang harus diintervensi
lanjut melalui perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) dengan kunjungan
rumah (home care), sehingga Indeks Keluarga Sehat (IKS) bisa ditingkatkan. Sasaran
PENJELASAN SINGKAT
Implementasi penggunaan YANKES ONLINE apabila telah total bridging dengan seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan, akan memberikan kemanfaatan yang besar bagi
masyarakat, yaitu :
1. Pemangkasan jam antrian.
2. Percepatan waktu tanggap kasus gawat darurat.
3. Informasi kesediaan Ruang Rawat Inap.
4. Kemudahan akses menuju fasilitas pelayanan,
5. Informasi kesediaan darah.
6. Informasi seputar dunia kesehatan
MANFAAT
IMPLEMENTASI
Dari Tahun 2018 hingga saat ini evaluasi kinerja YANKES ONLINE Siaga 119 telah
memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya di
bidang kegawat-daruratan. Hal ini bisa dilihat dari laporan kejadian kasus yang masuk
melalui akses aplikasi YANKES ONLINE, dengan spesifikasi kasus gawat darurat di rumah
berjumlah 19 korban, kasus gawat darurat di tempat umum 2 orang, kasus korban
kebakaran 2 orang, kasus evakuasi kasus gawat darurat lakalantas berjumlah 232 korban
dengan kondisi korban luka ringan 96 korban, luka berat 57 korban, dan meninggal dunia
25 korban.
Data dari aplikasi YANKES ONLINE Siaga 119 hingga saat ini sudah berjumlah 513
orang dan jumlah pelapor yang melaporkan kasus kegawat daruratan berjumlah 270
KEUNGGULAN
• Aplikasi dapat di download melalui play store dan konten di dalamnya sangat
mudah diaplikasikan sesuai kebutuhan masyarakat.
• Aplikasi YANKES ONLINE Siaga 119 merupakan aplikasi berbasis teknologi android
yang mempresentasikan sistem rujukan berjenjang, sistem informasi pelayanan
dan informasi kesehatan dengan sistem one push button;
KELEMAHAN / TANTANGAN
Keterbatasan sumber anggaran untuk pengadaan sarana fisik terutama mobil ambulans
emergensi untuk daerah dengan akses jalan yang susah dan mobil operasional kegiatan
non emergenci masih belum dapat disediakan.
PENJELASAN SINGKAT
K ecamatan Rongkong merupakan salah satu dari tiga kecamatan di Kab.Luwu Utara
yang masuk dalam kategori kecamatan sangat terpencil. Luas wilayah Kec.
Rongkong tercatat ± 686,5 km² dan secara administratif terbagi menjadi 7 desa,dan
24 dusun dengan iklim tropis. Kecamatan Rongkong di di lewati oleh Sungai
Rongkong yang merupakan sungai terpanjang ( ± 60 km ) membelahbeberapa desa di Kec.
Rongkong. Dari 7 desa yang ada di Kec. Rongkong, desa yang terluas adalah Desa Rinding
Allo dengan luas 158,2 Km2dan desa dengan luas wilayah terkecil adalah desa Minanga
dengan Luas 62,9 Km2 .
Jumlah penduduk Kecamatan Rongkong Tahun 2017 tercatat sebanyak 3.915 jiwa
yang terdiri dari laki-laki 2.041 jiwa (52,13%), perempuan 1.874jiwa (47,87%) yang tersebar
di 7desa.Jumlah penduduk terbesar yakni 724 jiwa (18,49%) mendiami Desa Rinding Allo
dan jumlah penduduk yang terkecil yakni 352jiwa (8,99%) mendiami Desa Limbong.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kec. Rongkong pada tahun 2017 telah mencapai 6 jiwa
per km2. Desa Minanga adalah desa terpadat dengan tingkat kepadatannya 9 jiwa / Km2
dan paling rendah adalah Desa Limbong yaitu 4 jiwa/km2 (profil puskesmas limbong, 2017).
MANFAAT
Bagi masyarakat:
a. Memudahkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya untuk
wilayah /dusun yang sangat sulit dan tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat;
b. Model transportasi rujukan yang memadai dan siap siaga;
c. Dengan adanya AMBULANS GOTONG ROYONG seperti ini dapat mengurangi kejadian
yang tidak diinginkan karena keterlambatan pertolongan;
d. Menumbuhkan jiwa gotong masyarakat untuk saling tolong menolong;
KEUNGGULAN
Transportasi rujukan seperti AMBULANS GOTONG ROYONG ini memudahkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya di daerah seperti Desa
Minanga, Dusun Lasa, Desa Komba dan Dusun Salukanan, Desa Kanandede yang tidak bisa
diakses dengan kendaraan roda empat. Masyarakat tetap dapat memperoleh pelayanan
kesehatan memadai dan dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak akibat
keterlambatan pertolongan persalinan, serta mengurangi kejadian yang tidak diinginkan
akibat keterlambatan pertolongan.
KELEMAHAN / TANTANGAN
Sarana dan prasarana masih tidak memadai, seperti tandu yang dibuat secara
manual oleh masyakat, sehingga persiapan proses rujukan memakan waktu lama.
PENJELASAN SINGKAT
•sebaran nakes
IDENTI- tidak merata MEM- • anak-anak muda,
RESGAP
•pengetahuan kader kesehatan,
FIKASI nakes BENTUK bidan desa
MASA- •dimensi
kepulauan
RELA- •dilatih
penanganan GADARNA
LAH •kondisi WAN bencana, BHD
masyarakat
Mereka yang tergabung dalam Relawan Sigap Gawat Darurat dan Bencana adalah
mereka yang telah dilatih oleh tenaga–tenaga profesional/instruktur BHD yang ada di
kabupaten dan memberikan materi dan praktik dalam penanganan kegawatdaruratan dan
bencana selama 2-3 hari baik materi penanganan gawat darurat, maupun praktik dalam
melakukan Bantuan Hidup Dasar.
Tim Reaksi Cepat Kab. Pangkep telah melatih ratusan relawan yang tersebar di
hampir semua wilayah di kabupaten baik di kepulauan, daratan maupun pegunungan.
Relawan ini menjadi andalan di tengah –tengah masyarakat setelah mahir materi Bantuan
Hidup Dasar telah dilakukan simulasi penanganan kasus kegawat daruratan dan bencana
tersebut. Relawan tersebut diharapkan bisa menjadi penolong terdekat, pasien dapat
tertangani secara tepat juga terpadu karena relawan sudah memiliki alur yang akan
mereka jalani ketika terjadi kasus kegawat daruratan. Relawan akan melaksanakan
penanganan dan menghubungi segera bantuan terdekat sesuai protap alur dan terpadu.
MANFAAT
• RESGAP GADARNA dapat melakukan penanganan pertama kejadian henti jantung dan
henti nafas pasien kecelakaan, tenggelam, stroke, dan bencana lainnya yang bisa
terjadi kapan saja dan dimana saja;
• RESGAP GADARNA menjadi pelopor perpanjangan tangan Tim reaksi Cepat Puskesmas
Kota Pangkajene;
IMPLEMENTASI
Potensi pengembangan produk inovasi di masa mendatang
RESGAP GADARNA menjadi solusi yang sangat tepat kemudian ini menjadi sangat
potensial untuk direplikasi di berbagai tempat dan bisa berkembang lebih banyak dan
lebih besar mengingat besarnya manfaat, peran dan fungsi dari relawan ini. Pembentukan
relawan ini yang tidak menghabiskan dana yang besar di dalam proses perekrutan,
kemudian instruktur/pemateri merupakan relawan juga berkomitmen ingin
mengembangkan Kab. Pangkep seperti negara-negara maju seperti Jepang dan Korea
yang memiliki orang ‘awam’ mahir BHD yang sangat banyak dan tersebar merata di
seluruh pelosok negeri. Kegiatan pelatihan yang cukup sederhana namun sarat makna
tanpa mengurangi esensi dari tujuan utama yakni mencetak relawan-relawan muda yang
mahir memberikan Bantuan Hidup Dasar serta penatalaksanaan kegawat-daruratan dan
bencana secara terpadu.
Umpan Balik
Pelaksanaan tentang RESGAP GADARNA memiliki umpan balik dari masyarakat,
yakni meningkatnya permintaan komunitas untuk dilatih penangananan
kegawatdaruratan, BHD (Bantuan Hidup Dasar) dan penanganan kasus trauma pada
pasien kecelakaan. Tindak lanjut umpan balik: dibentuk 5 Pos.
KEUNGGULAN
PENJELASAN SINGKAT
1. Tenaga kesehatan harus familiar dengan manajemen bencana dan krisis kesehatan
sejak dari mahasiswa sehingga siap dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi
pada masa mendatang;
2. Masalah umum yang terjadi dalam bencana bukanlah karena kurangnya sumber daya,
tetapi karena lemahnya koordinasi. Lemahnya koordinasi juga terjadi di dalam sektor
kesehatan, untuk itu mahasiswa kesehatan harus disiapkan mampu berkoordinasi dan
berkolaborasi satu sama lain;
3. Rencana startegis Jaminan Kesehatan Nasional, PSC 119, SPGDT di Indonesia bertujuan
untuk meningkatkan public safety, tetapi perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang
paham mengenai manajemen bencana dan krisis kesehatan. Untuk inilah mahasiswa
disiapkan dari sekarang;
4. Terdapat gap/ ketimpangan data dan pemetaan mengenai kolompok rentan di
masyarakat oleh data dan pemahaman sektor kesehatan dengan sektor lainnya,
sehingga diperlukan upaya peningkatan pemahaman kelompok-kelompok yang harus
mendapat prioritas dalam penyelamatan seperti anggota keluarga dengan penyakit
menular, anggota keluarga dengan kebutuhan perawatan gizi khusus, dan lainnya.
Melalui program ini, mahasiswa dan puskesmas di ajarkan mengenai pemetaan
kembali ditingkat keluarga;
5. Melanjutkan poin 4 di atas bahwa pengembangan family disaster plan yang dilakukan
selama ini masih menggunakan pedoman global. Upaya kesiapsiagaan di tingkat
keluarga masih berupa peningkatan pengetahuan bencana dan kapasitas penolong.
Belum ada program family disaster plan yang memberdayakan kemampuan dan
situasi keluarga itu sendiri. Untuk itu, dalam program ini mahasiswa masuk ke
Fakultas berperan terutama dalam penentuan SKS serta jadwal perkuliahan yang
menemukan tiga program studi. Sedangkan stakeholder berperan dalam
memberimasukan masalah praktis di lapangan, mengawal kegiatan mahasiswa di
lapangan, serta mengintegrasikan dengan program penanggulangan bencana di
tingkat daerah.
Perencanaan
Dalam perencanaan termasuk beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Evaluasi dari sistem pembelajaran manajemen bencana di masing-masing
prodi
2. Melakukan review journal mengenai proses pembelajaran manajemen
bencana di berbagai fakultas kedoktaran di luar negeri
3. Menyusun program pembelajaran dan implementasi untuk tahun 2016.
4. Mengevaluasi kegiatan tahun 2016.
5. Mematangkan konsep pembelajaran untuk tahun 2017.
6. Perizinan dan inisiasi program dengan fakultas dan stakeholder.
7. Persiapan implementasi tahun 2017.
Proposal
pengabdian
masyarakat
(30%)
4 Peer assessment 10
Jadwal pelaksanaan
Berikut jadwal kegiatan untuk mahasiswa selama 4 bulan.
MANFAAT
Kegiatan ini bermanfaat untuk mendorong program nasional kesehatan tentang
keluarga siaga dan penanggulangan bencana melalui Desa Siaga. Dengan basis
keluarga, implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa akan menyatukan program
family disaster plan berbasis kesehatan dan manajemen penanggulangan bencana
secara umum. Adapun manfaat lainnya adalah:
1. Akan semakin banyak calon tenaga kesehatan (mahasiswa kedokteran dan
kesehatan) yang terpapar mengenai manajemen penanggulangan bencana,
kolaborasi, dan kesiapsiagaan mulai dari tingkat keluarga;
2. Akan semakin banyak keluarga yang terpapar tentang konsep family disaster
kit;
3. Membantu penemuan kelompok rentan di tingkat keluarga oleh mahasiswa
untuk diintegrasikan dengan data di puskesmas dan BPBD sehingga data di
stakeholder akan semakin lengkap;
4. Berkontribusi dalam menyebarluaskan informasi dan sistem penanggulangan
bencana di daerah oleh BPBD, Dinas Kesehatan, dan puskesmas kepada
masyarakat hingga ke tingkat keluarga.
IMPLEMENTASI
Potensi pengembangan produk di masa mendatang
Program ini telah dimulai sejak 2016. Di tahun mendatang program ini potensial
untuk terus dikembangkan dengan memperluas daerah cakupan. Program ini juga
dapat dimasukkan pada kasus KKN dan Praktik Belajar Lapangan Mahasiswa sehingga
Hasil Implementasi
Perbandingan sebelum dan sesudah penerapan program inovasi Tahun 2016 adalah
tahun dimulainya kegiatan ini. Namun, masih terbatas pada lingkup antar program studi
di satu Fakultas. Berikut gambaran perubahan dari aspek program, materi pembelajaran,
dan penilaian.
Survey di masyarakat
Melalui survey yang disebar ke masyarakat sasaran menyatakan bahwa keluarga di
masyarakat sangat terbantu untuk menyiapkan rencana menghadapi bencana,
terutama mengenai family disaster kit. Dengan pendampingan dimasing-masing
keluarga, penyiapan family disaster kit dirasakan sangat sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masing- masing keluarga.
Output kegiatan
1. Modul program/ kurikulum
2. Form-form penilaian
3. Model family disaster kit oleh mahasiswa
4. Model media promosi kesehatan tentang bencana oleh mahasiswa
KEUNGGULAN
Originalitas, keunggulan dan keunikan program:
1. Belum ada universitas di Indonesia yang menerapkan pembelajaran multiprofesi
(interprofessional education) yang melibatkan berbagai macam program studi.
2. Belum ada universitas kesehatan di Indonesia seperti FKKMK UGM yang
memasukkan pembelajaran manajemen bencana untuk mahasiswa s1 kedokteran
umum, keperawatan dan gizi kesehatan.
3. Belum ada yang menempatkan mahasiswa kepada satu keluarga dan masyarakat
mulai dari tahun pertama hingga akhir perkuliahan.
4. Belum ada program pemerintah yang melibatkan mahasiswa dalam penyiapan dan
promosi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di tingkat masyarakat.
5. Family Disaster Plan yang dimaksud adalah penyiapan kit bencana oleh keluarga yang
dasarkan pada jenis penyakit, kebutuhan khusus, kemampuan dan budaya setempat.
Puskesmas Randuagung
Provinsi Jawa Timur
PENJELASAN SINGKAT
2) Secara Kelompok: melalui Pelatihan Dokter Kecil dan Pertemuan Guru Husada, dibahas
semua permasalahan dan perkembangan PHBS yang ada di sekolah, semua Tenaga
Kesehatan Puskesmas harus terlibat, termasuk dalam pembuatan RANGGA BERSERI
dan MODUL PARTISIPATIF-nya. Adapun gambaran pelaksanaan PAGI BERSERI sebagai
berikut:
1. Kepala Puskesmas memberikan arahan dan kebijakan tentang adanya PAGI
BERSERI dengan metode RANGGA BERSERI dan modul partisipatif;
2. Bidan dan Koordinator Imunisasi berperan memberikan materi mengenai
Surveilens Berbasis Masyarakat dan Pencegahan Penyakit, pengertian imunisasi,
beberapa penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi, serta macam-macam
imunisasi yang harus diberikan pada anak sekolah;
3. Dokter Umum dan Perawat menjelaskan esensi kesehatan dasar, pemeriksaan
kesehatan anak sekolah, pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) dan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
4. Dokter Gigi menjelaskan pembinaan dan pengembangan UKS, Dokter Kecil
gemar mengajak sehat, kebugaran jasmani, dan cara merawat gigi yang sehat;
5. Petugas gizi menjelaskan 10 tanda anak sehat, makanan sehat bergizi, penentuan
status gizi (IMT), dan penyakit akibat masalah gizi pada anak sekolah;
6. Petugas sanitarian menjelaskan kesehatan lingkungan dipadukan dengan pola
hidup bersih dan sehat (PHBS), mulai dari penyediaan jamban sehat, praktek/
Sumber daya keuangan, teknis, dan manusia yang berkaitan dengan inovasi ini:
1. Sumber daya manusia, berasal dari Lintas Program Puskesmas Randuagung dan Lintas
Sektor. Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat sangat mendukung adanya kegiatan PAGI
BERSERI antara lain Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kader Posyandu
Gerbang Mas Siaga, Kader Desa Siaga, dan Kader STBM.
2. Sumber daya alat dan bangunan berasal dari pihak sekolah dan sejumlah OPD (Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Lumajang, Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Balai Kesehatan Olahraga
Kabupaten Lumajang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang) serta perguruan
tinggi.
3. Sumber daya pembiayaan berasal dari Puskesmas Randuagung, dana sehat sekolah, dan
Bank Jatim dan Wing’s dalam kaitan Corporate Social Responsibility (CSR).
MANFAAT
1. Siswa dan warga sekolah memiliki komitmen dalam ber-PHBS di sekolah.
Meningkatnya pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan warga sekolah
dalam PHBS dan berpartisipasi aktif di sekolah, rumah, maupun masyarakat;
2. Warga dan pengunjung sekolah sudah tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah;
3. Adanya penyediaan sarana dan prasarana PHBS yang memadai, melalui adanya ruang
UKS, kotak P3K dan obat-obatan, pemasangan pesan-pesan kesehatan, timbangan
badan dan microtoice oleh pihak sekolah. Pencatatan dan pelaporan UKS tertata
dengan baik dan rapi. Di samping itu, adanya penyediaan sarana CTPS, pemilahan
tempat sampah, kamar mandi bersih, dan kantin sekolah.;
4. Siswa dan warga sekolah semakin semangat dan termotivasi berkarya lebih baik,
disiplin, loyalitas meningkat;
5. Angka kesakitan anak menurun drastis. Peran siswa tidak hanya sebatas hal yang telah
disampaikan di atas, tetapi juga siswa berperan dalam mengajak keluarga, teman
sebaya dan masyarakat untuk melaksanakan PHBS di lingkungan sekolah, rumah, dan
masyarakat. Salah satunya adalah penyampaian pesan PHBS. Contoh konkrit bahwa
inovasi membuat perubahan dalam pelayanan publik:
1. Sekolah mengerti pentingnya bahaya rokok untuk kesehatan terutama anak;
2. Sekolah menjadi mengerti dan melaksanakan bagaimana menjaga kebersihan
lingkungan;
3. Sekolah mengerti bahwa siswa sakit berpengaruh pada penurunan
produktivitas yang berdampak pada penurunan prestasi siswa;
4. Sekolah mengerti bahwa siswa menjadi berprestasi, kreatif dan inovatif,
bermoral, dan berkarakter melalui kegiatan inovasi ini;
5. Kegiatan ini membantu siswa dalam perkembangan kesehatan emosional dan
membangun rasa percaya diri, sehingga meningkatkan ketahanan mental dan
kapasitas pembelajaran mereka;
IMPLEMENTASI
1. Inovasi PAGI BERSERI terus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan penguatan
sekretariat TP UKS Kecamatan dan Kabupaten melalui penempatan sumber daya dan
KEUNGGULAN
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Sangat tergantung dengan komitmen yang kuat dari Kepala sekolah karena kepala
sekolah memegang peranan sentral dalam upaya penerapan PHBS sekolah terkait
kebijakan, dan cara melaksanakan PHBS di sekolah termasuk kemampuan melengkapi
infrastruktur tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah;
2. Sangat memerlukan keterlibatan langsung siswa sekolah. Peran siswa tidak hanya
sebatas PHBS sekolah, tetapi juga berperan dalam mengajak keluarga, teman sebaya
dan masyarakat untuk melaksanakan PHBS di lingkungan rumah dan masyarakat.
3. Dukungan dan kerja sama dari pihak ketiga, khususnya melalui CSR sesungguhnya
hanya stimulus. Tindak lanjut untuk berkesinambungan kegiatan harus diupayakan
melalui penguatan kompetensi petugas puskesmas dan advokasi kepada sekolah dan
lintas sektor terkait.
(Diciptakan oleh Puskesmas Randuagung dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang yang
dinyanyikan setiap hari Senin pada saat upacara bendera)
PENJELASAN SINGKAT
Pelatihan Evaluasi
Pelaksanaan Monitoring &
Persiapan dan Bimtek
Kegiatan & Supervisi Pelapor
per Program
an
TAHAP PERSIAPAN
1. Kick off meeting
2. Pembentukan Tim Teknis dan Tim Pembina/Pengarah (SK Bupati)
3. Pembentukan Kader Kesehatan pada setiap dusun/RT per program (untuk 14 program
kesehatan), SK Bupati;
4. Pembuatan Format Kerja Kader per Program;
5. Uji-coba Format Kerja Kader
6. Rakor Tim Pembina dan Tim Teknis secara berjenjang;
7. Pelantikan Kader Kesehatan (Launching), oleh Bupati Rejang Lebong (HKN)
TAHAP PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Kegiatan oleh Kader
Dalam menjalankan kegiatan program masing-masing kader menggunakan
format kerja yang telah disusun dan dilakukan bimbingan teknis. Tahun 2019,
selain pelatihan/bimbingan teknis, kader juga dibekali kuisoner Program
Kesehatan dengan Pendekatan Keluaraga (P-KPK). Kader disini dilibatkan sebagai
pengumpul data kesehatan dari setiap Kepala Keluarga (KK) disekitar rumahnya.
Bupati Rejang
Lebong (Mentor))
IMPLEMENTASI
1. Pada tahun 2017 sudah ada regulasi tentang pembentukan tim pembina dan tim
teknis kader kesehatan sudah dibentuk dengan SK Bupati Rejang Lebong Nomor
180.493.XI.2017.
2. Pada tahun 2017 sudah ada regulasi tentang pembentukan kader dan jenis kader
kesehatan dengan SK Bupati Nomor 180.484.X.2017.
3. Pada bulan Nopember tahun 2017 sudah dilakukan Launching pembentukan kader
kesehatan di Kecamatan Kotapadang sebanyak 3.000 orang yang diwakili oleh
masing-masing kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Rejang Lebong.
4. Pada tahun 2018 seluruh kader kesehatan dengan 14 program sudah terbentuk (2
orang kader dalam 1 dusun/rt setiap 1 program), dan sampai dengan awal Maret
2018 sudah dilakukan sosialisasi ulang masing-masing kecamatan dan Puskesmas
tentang aksi kader 211, serta sudah dilakukan rapat koordinasi dengan seluruh
kepala bidang dan seksi serta Ka. UPT Puskesmas untuk persiapan bimbingan
teknis terhadap kader kesehatan yang telah dibentuk dan telah disepakati jadwal
kegiatan bimbingan teknis.
KEUNGGULAN
Harapan ke depan dengan adanya Program Inovasi ini adalah:
1. Pada tahun 2018 terbentuk 2 (dua) orang masing-masing program setiap dusun/RT se
kabupaten Rejang Lebong (2 org x 14 program x 758 dusun/RT) = 21.224 kader
kesehatan. Pada tahun 2019 terbentuk kader kesehatan yang baru sebanyak 21.224
orang. Pada tahun 2020 terbentuknya kader kesehatan yang baru sebanyak 21.224
orang. Pada tahun 2021 terbentuknya kader kesehatan yang baru sebanyak 21.224
orang, sehingga jumlah kader kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak
84.896 orang.
2. Sehingga pada tahun 2021 apabila rata-rata ada 3-4 orang setiap keluarga maka
diasumsikan dengan jumlah kader 84.896 orang menyampaikan pesan kepada
anggota keluarganya ada sebanyak 84.896 X 3-4 orang = 254.688 s.d 339.584 orang
sehingga seluruh masyarakat Rejang Lebong dengan jumlah penduduk 258.764 jiwa
dapat mengetahui program kesehatan dan dapat mengimplementasikan gerakan
masyarakat untuk hidup sehat)
3. Kader dapat memberikan data dan informasi masing-masing program kesehatan
dengan tepat dan cepat sehingga mempermudah stakeholder kesehatan untuk
mengambil langkah-langkah intervensi dan perencanaan kegiatan ke depan.
4. RPJMN Kementerian Kesehatan, RPJMN Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu dan
RPJMN Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong serta Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehaan serta implementasi gerakan masyarakat untuk hidup sehat dapat
tercapai.
KELEMAHAN / TANTANGAN
PENJELASAN SINGKAT
Kampung CERDIK memanfaatkan sumber daya yang ada dan melibatkan beberapa
unsur sehingga dibentuk Satgas dalam mengelola kegiatan masyarakat. Murah dan
mudahnya diakses serta kegiatan yang terarah, terukur dan berkesinambungan
menjadikan Kampung CERDIK sebagai role model kampung yang ingin menjadi Kampung
yang sehat dalam mencegah dan mengendalikan Penyakit Tidak Menular. Indikator
keberhasilan dari KAMPUNG CERDIK adalah:
1. Terbentuknya Kampung Binaan Kampung CERDIK dan jadwal rutin kegiatan kampung
CERDIK yang berkesinambungan.
2. Meningkatnya Jumlah partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan Posbindu, Posyandu Usila dan Pos Konseling Upaya Berhenti Merokok.
3. Menurunnya angka penderita Gastritis, Obesitas, Gizi Kurang, dan jumlah perokok aktif
dan terkontrolnya Penderita Penyakit Tidak Menular Seperti Tekanan Darah dan
Diabetes Mellitus
4. Meningkatnya kesadaran dan tingkat kemandirian masyarakat dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit Tidak Menular dengan perilaku CERDIK.
2. Advokasi
Awal pembentukan dilakukan advokasi ke berbagai pihak terutama Lurah
setempat, bincang-bincang tentang rencana pembentukan Kampung CERDIK di
salah satu wilayah Kelurahan Pabundukang dengan bidan Desa yang bertugas di
Puskesmas Pembantu Pabundukang yang juga memiliki kepedulian tinggi terhadap
warga masyarakat di sekitarnya terutama yang mempunyai masalah-masalah
kesehatan.
MANFAAT
IMPLEMENTASI
Kiranya dilakukan replikasi dan keberlanjutan, karena Kampung CERDIK
merupakan pembinaan dari masyarakat, oleh masyarakat serta untuk masyarakat
sehingga sangat tepat untuk direplikasi ke seluruh kampung di wilayah kerja Puskesmas
Kota Pangkajene
KEUNGGULAN
1. Kampung CERDIK merupakan kegiatan inovasi yang lahir dari berbagai
permasalahan di wilayah kampung Bonto Labbere, seperti pola hidup yang tidak
sehat, rendahnya pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, serta tingginya
angka kejadian Penyakit Tidak Menular;
Grafik 1.
Kunjungan Partisipasi Masyarakat di Kampung CERDIK
2000
1800
1727
1600
1400
1200
1000
800
600
400
332
200
0
2016 2017
Grafik 3
Cakupan kegiatan aktifitas CERDIK di Kampung CERDIK
60
44 44
40
20
20 10 10 12
0 0 3 0
0
cek Kesehatan senam Konseling PMT Lomba dan
bersama Upaya Games
Berhenti
Merokok
2016 2017
Grafik 3 menunjukkan aktifitas CERDIK pada Tahun 2016 sangat minim sekali karena
kesadaran masyarakt untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit Tidak Menular
dengan berperilaku CERDIK
Grafik 4.
Cakupan Peserta IVA test di Kampung CERDIK
20
20
15
10
5 0
0
2016 2017
Grafik 4 menunjukan jumlah peserta IVA tes sebelum dan setelah adanya kegiatan
inovasi Kampung CERDIK.
PENJELASAN SINGKAT
D engan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan dan air minum isi
ulang yang disediakan di luar rumah, maka produk-produk yang disediakan oleh
perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan
dan air minum isi ulang untuk kepentingan umum, haruslah terjamin kesehatan dan
keselamatannya. Hal ini hanya dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan hygiene dan
sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dan Depot Air Minum (DAM) Isi Ulang yang
baik dan dipelihara secara bersama oleh pengusaha dan masyarakat. TPM yang dimaksud
meliputi rumah makan dan restoran, jasa boga atau catering, industri makanan, kantin,
warung dan makanan jajanan dan sebagainya. Sedangkan Depot Air Minum (DAM) isi
ulang adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan konsumsi
masyarakat dalam bentuk curah (diisi di tempat) dan tidak dalam bentuk kemasan.
Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan menyediakan
makanan serta air minum bagi masyarakat banyak, maka TPM dan DAM memiliki potensi
yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan
keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan demikian kualitas makanan
yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Pengawasan terhadap TPM dan DAM merupakan tugas dari program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas dengan tujuan jangka pendeknya adalah tersedianya akses
informasi, publikasi dan promosi mengenai TPM dan DAM yang sudah memenuhi syarat
sertifikasi dan layak hygiene dan sanitasi kepada masyarakat khusunya di wilayah kerja
Puskesmas Bontang Utara 1; tujuan jangka menengahnya adalah tercapainya cakupan
TPM dan DAM yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 1; dan
tujuan jangka panjangnya adalah terjadi penurunan angka penyakit akibat hygiene dan
sanitasi TPM dan DAM yang buruk di wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 1.
Disepakati bahwa sarana TPM dan DAM yang akan dipublikasikan dan
dipromosikan adalah sarana yang memenuhi 2 kriteria yaitu sudah bersertifikat
pelatihan dan sudah layak Higiene Sanitasi atau juga disebut CPPB (Cara Produksi
Pangan yang Baik). Pelaksanaan kegiatan ini ditargetkan selama 3 hari .
Publikasi data sarana Depot Air Minum Isi Ulang dan TPM yang sudah tersertifikasi
PEPES IKAN PATIN diresmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan & KB Kota Bontang dr.
Indriati As’ad, MM. dan Camat Bontang Utara Zemmy Hazs, SE yang ditandai dengan
penandatanganan lembar peluncuran PEPES IKAN PATIN.
MANFAAT
a. Manfaat Internal:
a) Manfaat bagi Puskesmas Bontang Utara 1:
1) Mengintegrasikan dan mengolaborasikan program Kesehatan Lingkungan
dengan program Promosi Kesehatan di Puskesmas Bontang Utara 1;
b. Manfaat Eksternal:
a) Manfaat bagi masyarakat sebagai konsumen:
1) Mendapatkan informasi mengenai TPM dengan hygiene dan sanitasi yang
baik;
2) Melindungi diri dan keluarganya dari penyakit yang diakibatkan karena
kurangnya hygiene dan sanitasi TPM dan DAM;
b) Manfaat bagi TPM dan DAM :
1) Meningkatkan pengetahuan TPM dan DAM mengenai hygiene dan sanitasi
makanan dan minuman;
2) Meningkatkan produktifitas dan penghasilan TPM dan DAM karena secara
tidak langsung kegiatan ini akan mempromosikan produknya yang sudah
sesuai dengan standar hygiene dan sanitasi kepada masyarakat;
3) Mewujudkan persaingan bisnis yang sehat antar TPM dan DAM;
4) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk dari TPM
dan DAM;
c) Manfaat bagi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Bontang :
1) Meningkatkan angka cakupan Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan
Kerja Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Bontang
2) Mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota
Bontang
d) Manfaat bagi Pemerintah Kota Bontang:
1) Mencegah terjadinya penyakit bawaan makanan (food borne disease) dan
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan di wilayah Kota Bontang;
2) Mewujudkan Visi dan Misi Kota Bontang sebagai SMART CITY.
Penurunan Kasus Diare Puskesmas Bontang Utara 1 tahun 2016 - tahun 2018 yang juga
menjadi salah satu indikator dari keberhasilan program PEPES IKAN PATIN:
PENJELASAN SINGKAT
K
ematian neonatus di wilayah kerja Puskesmas Kota Pangkajene sejak tahun
2014 sampai dengan 2016 sebanyak 39 kasus, rata-rata per tahun 13 kematian,
atau 27/1000 KH setiap tahun, angka ini di atas target nasional yaitu 24/1000
KH, (SDKI) 2017. Analisis kematian neonatus di Kelurahan Mappasile terdapat
6 kasus di tahun 2016 (46.5/1000 KH) yang tertinggi berasal dari ibu muda.
Penyumbang terbanyak di Solo Padae, 250/1000 KH atau setiap 4 kelahiran ibu muda
terdapat 1 neonatus yang meninggal. Remaja di Solo Padadae pada umumya mengenyam
pendidikan hanya sampai SD karena faktor ekonomi, sehingga orang tua lebih memilih
menikahkan anaknya jika ada yang melamar. Walaupun jumlahnya kisaran 20 orang dan
tambahan setiap tahun 3-5 orang, keadaan sangat besar pengaruhnya terhadap angka
kematian neonatus, jika melihat latar belakang bahwa setiap 4 kelahiran terdapat 1
neonatus yang meninggal, jika remaja tidak dilakukan pendampingan akan terjadi
kematian sebanyak 5 neonatus dalam kurun waktu yang singkat.
Tujuan dari Inovasi ini adalah untuk menurunkan perkawinan usia muda di
Kampung Solo Padadae dan menurunkan kematian neonatus di wilayah kerja Puskesmas
Kota Pangkajene khususnya Kelurahan Mppasaile dan Solo Padadae. Kelas Remaja
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
sehingga remaja bersikap dalam menetukan kapan menikah, kapan hamil dan langkah
yang ambil ketika mengalami masalah sehubungan dengan kesehatannya,
A. Perencanaan
1. ANALISIS MASALAH
Kematian neonatus di wilayah kerja puskesmas kota tergolong tinggi, dan
menempati urutan pertama se-Kabupaten Pangkep, dalam kurun waktu 5 tahun ,
Hasil analisis kematian neonatus tahun 2014 sampai dengan 2016 adalah Kelurahan
Mappasaile memiliki kasus kematian tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Kota
Pangkajene, dan Solo Padadae sebagai penyumbang terbanyak, penyebabnya
adalah asfiksia, BBLR dan prematur. Berdasarkan kelompok umur, di Kelurahan
Mappasaile, kematian neonatus yang tertinggi berasal dari ibu dengan usia di
bawah 20 tahun.
2. ADVOKASI
a. Advokasi Kepala Puskesmas dan Lintas Program
Hasil analisa disampaikan kepada kepala puskesmas dan pemegang program
untuk mendapat dukungan dalam pelaksanaan kegiatan
b. Advokasi Pemerintah Setempat
Advokasi dilakukan kepada Lurah, Ketua LPM, dan Ketua RW Solo Padadae
tentang kegiatan tersebut.
c. Sosialisasi
Sosialisasi kegiatan dilakukan terhadap staf Puskesmas dan kepala bidang dan
kepala seksi dinas kesehatan kabupaten Pangkep dalam acara lokakarya tri
bulan pertama. Juga dilakukan sosialisasi terhadap lintas sektor pada saat
lokakarya lintas sektor di Kecamatan Pangkajene.
d. Pembentukan Tim
1) Pembentukan Satgas, sebagai Penanggung Jawab adalah Kepala
Kelurahan Mappasaile. diketuai oleh tokoh masyarakat sekaligus
pengusaha kepiting di tempat tersebut;
2) Tim Pemateri, terdiri dari Tim PKPR dari profesi Bidan, Gizi, Dokter umum,
dan Promkes. Bidan membawakan materi tentang kesehatan reproduksi
dan Tumbuh Kembang remaja, Petugas Gizi, membawakan materi Gizi
Remaja, Promkes dengan Perilaku Hidup Sehat , dan Dokter umum
memberikan materi Penyakit Menular seksual , HIV/AIDS dan Narkoba;
3) Tim Pelaksana Kegiatan terdiri dari Bidan desa dan Bidan RW, sebagai
penggerak sasaran dalam pelaksanaan kegiatan bersama Tim Motivator
Remaja dan Motivator Sebaya.
4) Tim Motivator remaja, terdiri dari ibu ibu dengan riwayat menikah Mudah
yang bertugas dalam memotivator remaja untuk hadir dalam kegiatan
kelas.
5) Motivator Sebaya terdiri dari Peserta kelas remaja yang aktif untuk
menggalang teman sebaya yang belum Bergabung.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan inovasi yaitu edukasi dan pendampingan terhadap remaja putus sekolah:
a. Pelaksanaan Kelas Remaja dimulai sejak Agustus 2016, dilaksanakan sekali
sebulan dengan materi kesehatan reproduksi tumbuh kembang remaja, gizi
remaja, dan penyakit menular sexual serta bahaya narkoba, selain edukasi juga
dilakukan pemantauan status kesehatan dan status gizi pada remaja;
b. Setiap bulan dilakukan kegiatan dengan 8 kali pemberian materi dan 4 kali
pemantauan kesehatan. Materi yang disajikan sesuai dengan SAP yang telah di
buat oleh tim pemateri yaitu materi kesehatan reproduksi, gizi remaja, tumbuh
kembang remaja, penyakit menular seksual dan bahaya narkoba,
menggunakan lembar balik dan laptop;
c. Kunjungan rumah dilakukan kepada peserta yang 2 kali berturut-turut tidak
hadir bersama Motivator Sebaya dan Motivator Remaja;
d. Penangan kasus dan konseling sesuai kondisi setempat.
e. Pelaksanaan kegiatan awalnya di mesjid namun peserta yang hadir masih
kurang dari target sehingga pelaksanaan di rumah warga, namun hasilnya
belum terlalu maksimal, sehingga dicoba pendekatan dengan pengusaha
kepiting dan beliau merespon dan bersedia terhadap kegiatan tersebut, saat
ini rumah beliau dijadikan sebagai Posko Kelas Remaja.
f. Dana kegiatan sebagian berasal dari pengusaha kepiting yang juga sekaligus
sebagai Ketua Satgas dan Motivator Remaja di Solo Padadae.
D. Pelaporan
Hasil yang didapatkan: terjadi penurunan perkawinan usia muda di Solo
Padadae serta penurunan kematian neonatus dari ibu muda, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Nikah Muda, Kelahiran &
Kematian Ibu Muda
12 11
10
8
8 nikah
6
4 4 4 lahir
4 3
2 1
0 0 mati
0
2016 2017 2018
Kematian neonatus juga terjadi di wilayah Puskesmas Kota Pangkajene dan Kelurahan
Mappasaile berikut:
MANFAAT
1. Terjadi penurunan angka kematian neonatus dari 27 /1000 KH turun menjadi 11,5/1000
KH di tahun 2017, dan terjadi peningkatan 14,9 di tahun 2018 di Puskesmas Kota
Pangkajene namun angka ini masih di bawah angka nasional yaitu 15/1000 KH;
a. di tahun 2016 setiap kelahiran 4 ibu muda terdapat 1 neonatus yang meninggal
b. pada tahun 2017 dan 2018 tidak terdapat kematian dari ibu muda di Solo
Padadae
c. Di Kelurahan Mappasaile terjadi penurunan dari 46.5/1000 KH menjadi 25/1000
KH di tahun 2017 dan tahun 2018 turun menjadi 20/1000 KH, walaupun terjadi
penurunan kematian neonatus namun angka ini masih di atas angka nasional,
sehingga pelaksana terdorong untuk melakukan kegiatan yang bukan hanya
menyasar remaja putus sekolah namun dilakukan pendekatan terhadap ibu
remaja dan ibu PUS di 4 kelurahan.
2. Peningkatan status kesehatan pada remaja anemi, dari 9 orang turun menjadi 1;
3. Penurunan kasus Bumil KEK dari 8 turun menjadi 4;
4. Penurunan jumlah pernikahan usia muda, pada tahun 2016 terdapat 11 pernikahan usia
muda, turun menjadi 8 di tahun 2017, dan pada tahun 2018 turun menjadi 3;
5. Angka kematian neonatus dari ibu muda di Solo Padadae jika menggunakan rumus
angka kematian neonatus, yaitu 250/1000 KH turun menjadi 0 di tahun 2017 dan 2018 .
6. Kematian neonatus tingkat kabupaten belum terdampak secara signifikan, untuk itu
perlu kelas remaja diterapkan di semua puskesmas di Kabupaten Pangkep terkhusus
pada wilayah yang terdapat remaja putus sekolah.
IMPLEMENTASI
Replikasi kegiatan ini sangat mudah terutama pada wilayah dengan angka putus
sekolah. pendekatan persuasive terhadap remaja putus sekolah, serta pendekatan
terhadap ibu remaja agar memahami perubahan yang terjadi pada masa pubertas dimana
putus sekolah terjadi akibat kurangnya motivasi dari orang tua.
Kelas Remaja telah berkontribusi dalam menurunkan kematian neonatus dari ibu
muda di Solo Padadae dan kematian neonatus di Kelurahan Mappasaile dan Puskesmas
Kota Pangkajene. Oleh karena keberhasilan ini kegiatan Kelas Remaja telah direplikasi di
Panti Asuhan Mattoangin pada Tahun 2019.
Untuk replikasi kegiatan kelas remaja diperlukan: 1)dukungan dari OPD , baik
tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi; 2)Pelatihan peningkatan kualitas SDM;
3)Panduan yang lebih terarah dalam pelaksanaan kelas remaja khususnya bahan ajar.
Potensi Keberlanjutan
Inovasi ini berpotensi tetap berlanjut dimana setiap tahunnya terdapat 3-5 remaja
yang putus sekolah, sehingga program ini tetap dilanjutkan di wilayah Solo Padadae
terutama dalam pendampingan masalah kesehatan yang dialami. Masalah yang mungkin
terjadi pada remaja di antaranya perkawinan usia muda, kematian janin dan bayi, kematian
ibu, kelahiran premature yang memicu terjadinya stunting, serta pola asuh anak yang salah
berdampak terhadap kemiskinan.
KELEMAHAN / TANTANGAN
Revisi yang Diperlukan
• UU Perkawinan sebaiknya diterapkan oleh Kementerian Agama, dimana pernikahan
usia muda salah satu penyebabnya akibat adanya peluang dari imam kampung sebagai
fasilitator dalam kegiatan tersebut;
• Perlunya peningkatan SDM dalam pemberian materi khususnya bidan desa agar
kegiatan ini lebih meluas;
• Pengetahuan remaja tentang bahaya menikah muda meningkat namun masih ada di
antara yang menikah muda oleh karena kemauan orang tua.
• Diperlukan kemauan dan kesabaran petugas, baik pendekatan terhadap remaja
maupun terhadap Motivator Remaja serta dukungan dari teman sejawat pemegang
program serta dukungan dari pimpinan dalam memobilisasi stakeholder.
PENJELASAN SINGKAT
B
erdasarkan prinsip pertanggung jawaban wilayah, Puskesmas bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat, dalam hal ini
termasuk peningkatan cakupan asi ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat, sehingga dengan masalah di atas dibuatlah inovasi KEMAH ASIK
(KELAS RAMAH ASI EKSLUSIF) yang akan diadakan rutin setiap bulannya di
RPTRA Akasia, dengan petugas seluruh karyawan Puskesmas Tebet Barat. Kami juga
membuat media promosi kesehatan tentang asi ekslusif di lingkungan RPTRA, dengan
pembuatan inovasi tersebut hasil yang didapat cakupan asi ekslusif di wilayah tebet barat
meningkat.
Menentu-
Analisis Menganali-
Identifikasi Menentu- kan
dampak sa harapan
masalah kan tema sasaran
masalah tema tema
Memahami
Menganalisis pengaruh tema
Menganalisa Menetapkan
risiko terhadap terhadap pihak
Alternatif Solusi solusi terbaik
solusi terpilih yang
berkepentingan
Pembua-
Kelas
tan Media Penyuluhan
Ramah Asi
Terhadap
Promosi Esklusif Anggota
Kesehata Keluarga
Launching
Desain Pembuat Pemasa- Pelaksa-
Media an Media ngan Pendataa kelas naan
Media n Peserta Ramah Asi
Kelas
Esklusif
Penggala-
ngan Reward
Komitmen Ibu Lulus
Ibu
Memverifikasi Meninjau
Analisa
keuangan dari masalah yang
Pencapaian
gugus kendali belum
Sasaran
mutu terselesaikan
MANFAAT
Meningkatkan Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas
KEUNGGULAN
• Perencanaan berbasis data riil
• Menerapkan PDCA
PENJELASAN SINGKAT
ada tahun 2008, dimulai dengan kegiatan riset formatif yang telah
P
dilakukan sejak tahun 2003 oleh Quit Tobacco Indonesia, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, rancangan untuk melakukan
kegiatan Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) dikembangkan. Kegiatan
rumah bebas asap rokok (RBAR) merupakan solusi sementara untuk
perlindungan bukan perokok karena tempat untuk merokok akan diatur. Namun,
gerakan ini sekaligus diharapkan merupakan jembatan untuk mengurangi
prevalensi merokok atau mengurangi jumlah rokok yang dihisap para perokok
(Nichter et al., 2010). Smoke-free home (SFH) atau rumah tanpa asap rokok,
beserta gerakan-gerakan lain seperti tidak merokok di dapur dan di kendaraan
(umum maupun pribadi), tidak merokok di tempat kerja, tidak merokok di
sekolah, dan tidak merokok di dalam ruangan, merupakan gerakan untuk
mengurangi indoor pollution yang telah terbukti pengaruhnya di negara-negara
maju. SFH bertujuan untuk melindungi bukan perokok dari second hand smoke
dan third hand smoke (Szabo, 2006; Lubick, 2011; Burton, 2011).
Rumah bebas asap rokok (RBAR) adalah sebuah gerakan yang diawali oleh
Quit Tobacco Indonesia (QTI) dan Quit Tobacco International yang didanai oleh
National Institutes of Health, Amerika Serikat. Di Indonesia, QTI berpusat di
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Indonesia. Di
UGM, kami bekerja dengan para dokter dari berbagai keahlian yang berkomitmen
untuk mendidik masyarakat Indonesia tentang bahaya merokok dan bahaya
menjadi perokok pasif.
Dari survei dan diskusi kelompok terarah, kami juga mengetahui bahwa
meskipun pria dan wanita sama-sama meyakini bahwa asap rokok berbahaya bagi
kesehatan orang yang tidak merokok, mereka hanya mengetahui sedikit dampak
kesehatan atau penyakit yang berhubungan dengan paparan asap rokok.
Bagaimana seorang pria akan berhenti merokok jika ia tidak menyadari bahaya
yang disebabkan asap rokok pada keluarganya?
Gerakan rumah bebas asap rokok meminta para perokok untuk tidak merokok
di dalam rumah sebagai cara melindungi keluarga mereka dari bahaya asap rokok.
Menafkahi dan melindungi keluarga adalah nilai budaya yang sangat penting di
Indonesia. Oleh karena itu, rumah bebas asap rokok dilandasi oleh nilai tersebut
dan tanggung jawab pria sebagai kepala rumah tangga. Berdasarkan pengalaman
kami, setelah menyadari bahaya asap rokok bagi kesehatan anak-anak dan
wanita, dan mengetahui bahwa menjadi perokok pasif sama berbahayanya
dengan menjadi perokok, kebanyakan pria setuju untuk mendukung kebijakan
rumah bebas asap rokok (RBAR) yang berbasis masyarakat tersebut.
Setelah mendapat edukasi yang mencukupi mengenai bahaya asap rokok dan
diminta berpartisipasi dalam gerakan rumah bebas asap rokok (RBAR),
kebanyakan wanita dan pria akan mematuhi kebijakan ini dan tidak mengizinkan
tamu maupun saudara merokok di dalam rumah mereka.
Langkah pertama adalah melakukan kajian konsep RBAR untuk memastikan bawa
inisiatif ini dapat diterima oleh masyarakat di perkampungan Yogyakarta. Penelitian
partisipatif dengan wawancara dan diskusi kelompok terarah dilakukan untuk
memastikan pemahaman masyarakat tentang bahaya mendapatkan asap orang lain atau
bahaya perokok pasif. QTI juga berusaha memahami bagaimana secara kultural wanita
dapat dengan baik dan tidak konfrontatif meminta suami yang merokok agar tidak
merokok di dalam rumah mereka dan memberikan dampak buruk bagi istri dan anak-
anak mereka. Peserta dari kegiatan ini adalah para wanita yang telah menjadi kader
dalam kegiatan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan, mereka yang merokok
juga ikut mendiskusikan kegiatan-kegiatan ini.
Langkah ke empat, dua komunitas dipilih oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
untuk menguji kapasitas petugas promosi kesehatan dan kader untuk melaksanakan dan
memantau program RBAR tanpa bantuan staf langsung QTI. Untuk tujuan ini, dua
petugas promosi kesehatan dan enam kader kesehatan dilatih oleh QTI untuk
mendiskusikan bahaya paparan asap rokok orang lain, untuk melakukan Tanya jawab
dengan menggunakan video, dan untuk membantu masyarakat mengadopsi kebijakan
RBAR. Promotor kesehatan diminta memberikan umpan balik atas pengalaman mereka
dan memberi saran tentang bagaimana kegiatan mereka dapat ditingkatkan.
Langkah ke lima, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengadopsi program RBAR dan
mendanai pelaksanaannya dalam skala yang lebih besar. Bahan-bahan sosialisasi seperti
poster, booklet, video, dan pedoman RBAR diberikan kepada puskesmas dan Dinas
Keseatan Kota Yogyakarta untuk dapat digunakan dalam pendampingan-pendampingan
yang mereka lakukan. Sebelum melakukan pendampingan staf puskesmas dan dinas
kesehatan terlebih dahulu dilatih oleh QTI. Setelah pelatihan, petugas promosi kesehatan
di setiap puskesmas memilih dua atau tiga kampung untuk mengenalkan gerakan RBAR
berbasis masyarakat dan untuk dijadikan teladan bagi kampung lainnya. Dalam langkah
ini kadang-kadang staf QTI diundang untuk memberi penguatan- penguatan.
IMPLEMENTASI
Setelah melakukan kegiatan sekitar 12 bulan, di 4 kampung pertama kemudian
dilakukan kegiatan evaluasi dengan survai. Hasil survei evaluasi menunjukkan bahwa
lebih dari 70% laki-laki sudah tidak merokok di dalam rumah. Selain itu, gerakan rumah
bebas asap rokok yang memasang sticker dan media lain membuat para keluarga,
terutama Ibu, mempunyai kekuatan untuk meminta keluarga dan tamu untuk tidak
merokok di dalam rumah.
Sebelum Pasca
deklarasi deklarasi
Suami merokok di dalam rumah 87% 37%
Pada Februari 2018 telah dilakukan wawancara telepon dengan sepuluh kader
yang melayani 4 komunitas pertama. Mereka mengatakan bahwa antara 70-90% rumah
tangga masih mematuhi kebijakan RBAR. Kader mencatat bahwa wanita menjadi lebih
tegas dalam berkomunikasi dengan suami mereka karena tidak merokok di dalam rumah
dipatuhi dan sudah menjadi gerakan bersama. Meskipun bukan tujuan utama dari
intervensi, istri ditanya tentang dampak SFH pada tingkat merokok suami. Istri
melaporkan bahwa 29% suami yang merokok secara teratur telah mengurangi konsumsi
rokok mereka secara signifikan (>50%), sementara 28% melaporkan adanya jumlah
konsumsi rokok yang berkurang.
Pada Februari 2018, Dinas Kesehatan Yogyakarta telah mencatat ada 137 kampug
yang melakukan deklarasi dan mempunyai kegiatan RBAR. Dalam deklarasi di 137
kampung tesebut staf QTI sering diundang dalam kegiatan deklarasi. Kegiatan RBAR
telah sepenuhnya dilaksanakan oleh 18 puskesmas dan Dinkes Kota Yogyakarta. QTI
diundang sebagai nara sumber pada acara- acara seperti refreshing RBAR dan kader serta
memberikan update tentang pengendalian tembakau.
KEUNGGULAN
• Masyarakat melibatkan anak-anak dalam proses edukasi tentang merokok karena
anak- anak dianggap penting dalam keberhasilan program. Bekerja sama dengan
sekolah, QTI telah menyediakan edukasi kepada anak-anak sekolah dan mensponsori
lomba menggambar komunitas rumah bebas asap rokok atau lomba membuat pesan
rumah bebas asap rokok;
• Di beberapa kampung, anak-anak mendatangi rumah-rumah untuk membagikan
stiker. Beberapa anak mengecat pot bunga dan memfungsikannya sebagai asbak yang
diletakkan di luar rumah.
• Dalam diskusi dengan kampung yang telah bebas asap rokok, telah banyak
keberhasilan yang dicapai maupun tantangan yang dihadapi. Bahkan salah satu
kampung binaan kami terpilih sebagai masyarakat sehat Indonesia pada tahun 2011.
KELEMAHAN / TANTANGAN
Rumah bebas asap rokok adalah komitmen jangka panjang pada masyarakat.
PENJELASAN SINGKAT
K abupaten Bangka memiliki budaya turun temurun dari nenek moyang yaitu
“BUDAYA NGANGGUNG”. Budaya “Nganggung” adalah budaya membawa
makanan diatas dulang (nampan) yang ditutup dengan tudung saji berwarna
merah dan bermotif, makanan didalamnya biasanya berupa nasi, lauk pauk dan aneka kue.
Satu tudung saji biasa menyediakan nasi untuk 2-4 porsi kemudian tudung saji dijejerkan
dalam sebuah ruangan kemudian dimakan dengan cara bersama-sama. Budaya
“Nganggung” ini biasa dilakukan pada saat adanya warga yang meninggal, memperingati
hari-hari besar seperti lebaran, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj penyambutan tamu kehormatan
dan hampir semua acara yang mengumpulkan masyarakat. Pada tahun 2011 Kabupaten
Bangka berhasil mendapatkan penghargaan dari Musium Rekor Indonesia Rekor “MURI”
dengan jumlah dulang terbanyak hingga mencapai belasan ribu dulang. Tujuan dari
Budaya “Nganggung” adalah meningkatkan silaturahmi antar warga, saling tolong
menolong dan akan mempererat tali persaudaraan. Dengan adanya budaya “Nganggung”
inilah Kabupaten Bangka disebut sebagai “BUMI SEPINTU SEDULANG”
METODE
MEDIA
Leaflet
MANFAAT
1. Meningkatkan jumlah kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas fisik melalui
latihan fisik seminggu sekali di desa masing-masing, tahun 2016: 0 (nol), tahun 2017:
48 desa Kelurahan (58,54%);
2. Meningkatkan persentase masyarakat yang melakukan aktivitas fisik, tahun 2016
sebanyak 30,09% menjadi 66,74% di Tahun 2017;
3. Meningkatkan persentase masyarakat yang mengkonsumsi sayur dan buah, tahun
2016 sebanyak 44,02% menjadi 89,50% di Tahun 2017;
IMPLEMENTASI
Hasil Inovasi
Beberapa keluaran kongkret Inovasi ini adalah:
a. Meningkatnya jumlah kelompok-kelompok olahraga yang melaksanakan inovasi
Gandeng Budaya “NGANGGUNG” Sukseskan GERMAS di Kabupaten Bangka,
kelompok Olahraga ini melaksanakan senam GERMAS seminggu sekali sambil secara
bergantian “NGANGGUNG BUAH” dan setiap 1 bulan dilakukan pemeriksaan
kesehatan melalui Posbindu PTM. Jumlah Kelompok Olah Raga rentang waktu bulan
februari 2017 s.d Februari 2018;
b. Peningkatan persentase masyarakat yang melakukan aktivitas fisik berdasarkan hasil
Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2016 dan 2017. Data Rumah Tangga yang
melakukan aktivitas fisik berdasarkan hasil survei PHBS tahun 2016 dan 2017. Untuk
angka kabupaten, persentase aktivitas fisik tahun 2016 30,09% meningkat menjadi
66,74% di tahun 2017;
c. Peningkatan persentase masyarakat yang mengonsumsi sayur dan buah berdasarkan
hasil Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2016 dan 2017 dari 44,02% pada
tahun 2016 menjadi 89,50% pada tahun 2017;
d. Peningkatan Jumlah Posbindu PTM. Data jumlah Posbindu PTM
meningkat drastis dari 46 Posbindu di tahun 2016 meningkat hampir
100% menjadi 81 Posbindu di tahun 2017;
e. Peningkatan Penemuan Dini Kasus Baru Penyakit Tidak Menular berbanding lurus
dengan meningkatnya jumlah Posbindu PTM maka angka kejadian penemuan kasus
baru penyakit tidak menular juga meningkat. Dengan ditemukan kasus sedini
mungkin kemudian dilakukan pelayanan kesehatan sesuai standar maka angka
kematian akibat penyakit tidak menular di Kabupaten Bangka dapat ditekan
seminimal mungkin;
f. Angka kematian akibat Penyakit tidak menular dapat menurun secara drastis dari
tahun 2016 ke tahun 2017. Jumlah kematian akibat PTM Tahun 2016 sebanyak 40
kematian turun menjadi 6 kematian akibat PTM di tahun 2017.
Kebijakan
Tindak lanjut yang dilakukan oleh kelompok sasaran yaitu dengan tetap melaksanakan
inovasi dan terus dilakukan monitoring dan evaluasi terintegrasi melalui utamanya
petugas promosi kesehatan diikuti petugas kesehatan olah raga, petugas program PTM
dan petugas gizi puskesmas setempat.
Aspek Kegiatan
• Pemantauan rutin pelaksanaan program melalui WA Grup Promosi Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka;
• Ketua Kelompok Pelaksana Inovasi GERMAS dengan menggandeng budaya
“NGANGGUNG” mengirimkan foto kegiatan kepada pengelola program Promkes
Puskesmas. Pengiriman foto tetap dilakukan walaupun pada hari libur kerja (ada
beberapa Puskesmas yang melaksanakan Inovasi pada hari minggu);
• Pengelola Program Promkes mengirimkan foto kegiatan ke Grup WA Promkes Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka dan kepada Kepala Puskesmas;
• Dari WA Grup Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka foto kegiatan dikirimkan
ke Grup WA Kadinkes serta ke grup WA Promkes Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
• Foto juga diupload ke media sosial facebook selain sebagai media promosi sekaligus
media advokasi untuk mendorong yang belum melaksanakan inovasi untuk
melaksanakan inovasi. Upload foto ke media sosial juga sebagai bentuk reward
terutama kepada masyarakat desa/kelurahan yang telah melaksanakan inovasi.
Aspek Program
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara terintegrasi oleh tiga seksi di Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka, yaitu:
1) Seksi Promkes, UKBM, Kesja dan Olah Raga untuk pelaporan pelaksanaan aktivitas
fisik kepada pengelola program kesehatan olah raga dan Pelaporan pelaksanaan
Inovasi GERMAS serta pelaporan hasil survei PHBS kepada pengelola program
promosi kesehatan;
2) Seksi Gizi untuk pelaporan indikator makan sayur dan buah;
KEUNGGULAN
Budaya ini sudah mendarah daging di masyarakat, tanpa ada paksaan masyarakat
akan melakukan “NGANGGUNG” dengan biaya pribadi dan dilakukan secara ikhlas.
Budaya ini memberikan gambaran masih tingginya nilai gotong royong, kerja sama dan
nilai silahturahmi/ berkumpul mengunjungi sesama di dalam masyarakat.
Budaya NGANGGUNG diadopsi karena pada budaya ini memiliki beberapa
peluang, yakni:
a. Adanya perkumpulan masyarakat, sehingga merupakan peluang untuk mengajak
masyarakat melakukan aktivitas fisik berupa kegiatan latihan fisik yaitu senam
GERMAS bersama
b. Adanya kegiatan gotong royong membawa makanan untuk dimakan bersama
c. Budaya sudah dilakukan turun temurun sehingga tingkat keberlanjutan budaya
ditiap generasi lebih mudah
d. Budaya mayoritas dilaksanakan oleh masyarakat usia diatas 15 tahun yang
merupakan sasaran Posbindu Penyakit Tidak Menular
PENJELASAN SINGKAT
K rogram Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi angin segar dan
memberi semangat untuk menurunkan kasus Penyakit Tidak Menular. Pemerintah
Kota Balikpapan menyadari jika program ini dijalankan dengan baik, sistematis,
dengan perencanaan yang matang, bersama-sama dan kontinue maka akan
menurunkan beban biaya kesehatan. Menjadi pemikiran dan permasalahan awal adalah
GERMAS merupakan program yang besar. Untuk mensosialisasikan GERMAS memerlukan
sumber daya manusia yang banyak, suplay bahan baku hasil pertanian yang selalu tersedia,
penyediaan sarana olah raga dan ketersediaan alat bahan deteksi serta menggalang peran
lintas sektor lainnya.
Ad.2 Membuat MoU dan Perjanjian Kerjasama Tentang GERMAS dengan berbagai pihak,
lintas sektor , swasta maupun kelompok masyarakat
Melalui proses diskusi dengan Forum Coorporate Social Responsibility (Forum CSR)
Kota yang di ketuai oleh Walikota Balikpapan maka disepakati suatu inovasi menjalankan
Program GERMAS dengan membuat MoU dan Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan-
Perusahaan untuk membantu menjalankan kegiatan-kegiatan GERMAS melalui program
CSR masing-masing. Dan tepat pada momentum Hari Ulang Tahun Kota Balikpapan
dilaksanakan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerjasama Tentang GERMAS sebagai
berikut:
1. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan CSR PT Kimia Farma Apotik Unit
Bisnis Balikpapan
2. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan CSR Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan
3. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan CSR Rumah Sakit Ibu Anak ASIH
4. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan CSR Rumah Sakit Khusus Bersalin
Sayang Ibu Balikpapan
5. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Balikpapan
6. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan BPJS Kesehatan
7. MoU antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan CV Rachmat Agung Sentosa
Kompleks Perumahan Sepinggan Pratama
8. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan Tim Penggerak PKK
Kota Balikpapan
9. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan media Kaltim Post
10. Dan selanjutnya dalam momentum Hari Ulang Tahun Kota Balikpapan tanggal 10
Februari 2018 nanti akan dilaksanakan penandatanganan MoU GERMAS dengan RS
Hermina Balikpapan , Laboratorium Prodia Balikpapan dan Laboratorium Pramita
Balikpapan. Setiap saat diupayakan penambahan mitra kerja dalam mengembangkan
Program GERMAS di Kota Balikpapan. Sejak awal tahun 2017 hingga saat ini tercatat 12
mitra dan 15 Organisasi Perangkat Daerah yang membantu Pemerintah menjalankan
Program GERMAS di institusi masing-masing hingga ke tempat-tempat sarana publik
di Kecamatan dan Kelurahan.
Media Pendukung
Media pendukung Program GERMAS bersumber dari APBD Kota Balikpapan dan
mitra-mitra CSR yang telah memiliki MoU dengan pemerintah Kota di antaranya:
MANFAAT
Membudayakan masyarakat menerapkan pola hidup sehat dengan melakukan kegiatan
aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit, makanan bergizi seimbang (termasuk buah dan
sayuran) serta pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk anak balita harus dipantau
pertumbuhannya, dan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
IMPLEMENTASI
Hasil inovasi ini dapat diukur dengan berjalannya sosialisasi dan kegiatan GERMAS kepada
masyarakat sejumlah 55 kali bersama mitra dimana setiap kegiatan terdiri dari:
1. Kegiatan aktivitas fisik , olah raga dan senam kebugaran
2. Bazar sayur buah ikan yang mengutamakan produk lokal
3. Pemeriksaan kesehatan laboratorium dan pemeriksaan fisik tambahan lainnya
Kegiatan rutin GERMAS setiap hari Jumat minggu ke.4 di Kantor Pemerintah Kota
Balikpapan diikuti oleh semua Organsiasi Perangkat Daerah
Selain itu BPJS Kesehatan, RSUD. Kota Balikpapan, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan
(RSPB) dan RS. Asih juga berkerjasama dalam pelaksanaan kegiatan GERMAS di Kota
Balikpapan, seperti pada kegiatan GERMAS di Kecamatan dan Kelurahan.
KEUNGGULAN
1. Adanya dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam bentuk Instruksi Walikota dan
Surat Edaran Walikota sangat bermakna dalam menjalankan GERMAS secara
terintegrasi antara organisasi perangkat daerah
2. Inovasi kemitraan GERMAS dengan membuat MoU antara Pemerintah Kota
Balikpapan cukup memberi hasil yang significant dalam mensosialisasikan GERMAS
3. Inovasi Kemitraan dengan swasta membantu meningkatkan peran serta swasta dan
masyarakat ikut berperan dalam pembangunan bidang kesehatan khususnya
menjalankan GERMAS secara mandiri
PENJELASAN SINGKAT
P elaksanaan LIMUN RT “MOBILE IMUN GOES TO RT” muncul dari beberapa masalah
yang timbul di Puskesmas Bontang Utara II mulai dari cakupan D/S, hasil pendataan
PIS PK tahun 2017, asupan penyampaian informasi yang diajukan berdasarkan
pertemuan lintas sektor, capaian program, hasil survey kebutuhan masyarakat
tahun 2017. Kegiatan inovatif tersebut menjadi kegiatan yang dikembangkan yang
sebelumnya pelaksanaan dibeberapa lokus adapun pelaksanaan dari RT ke RT sebagai
bentuk tindak lanjut dari permasalahan PIS PK dari beberapa RT di wilayah kerja
Puskesmas Bontang Utara II yang menunjukkan tingginya angka indikator keluarga sehat
di beberapa RT. ibeberapa posyandu yang masih di bawah 50% hingga ke kunjungan
Puskesmas akibat penyakit tidak menular yang masih meningkat. Untuk itu penyusun
membuat sebuah kegiatan inovasi yang dimana dapat lebih mendekatkan upaya promotif
dan preventif ke masyarakat yang pada awalnya penyusun sebagai PJ. Mobil Imun
memakai Ambulance sebagai kendaraan operasional dalam kegiatan tersebut dengan
mengambil lokus dibeberapa tempat dengan cakupan program rendah dan daerah yang
sering dikunjungi oleh masyrakat seperti pasar.
Mobil Imun telah beroperasi sejak tahun 2016 namun hanya dipusatkan pada satu
tempat di setiap kelurahan ditambah dengan kegiatan grebek pasar, setelah dilakukan
survey IKS (Indikator Keluarga Sehat) dan dihubungkan dengan pelaksanaan mobil imun
tenyata tidak memberikan dampak yang signifikan terbukti dari 37 RT (19 RT di kelurahan
Loktuan dan 18 RT di kelurahan Guntung) masih 36 masih berstatus Tidak Sehat dan 1 RT
berstatus Pra Sehat.
Dari Kedua Kelurahan Wilayah Puskesmas Bontang Utara II ternyata yang menjadi
permasalahan paling tinggi berdasarkan Grafik Laba-Laba hasil Analisis IKS adalah:
- Penderita Hipertensi yang ridak berobat secara teratur
- Penderita TB Paru yang tidak berobat sesuai dengan standar
- Keluarga tidak mengikuti program KB
- Anggota Keluarga yang Merokok
- Balita yang tidak mendapatkan pemantauan pertumbuhan (D/S)
1. Tujuan Umum
Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat melalui
pendekatan Limun RT “MOBILE IMUN GOES TO RT” dalam upaya promotif dan
preventif sebagai upaya pembentukan imunitas atau kekebalan secara
menyeluruh di masyarakat wilayah kerja Puskesmas Bontang Utara 2.
2. Tujuan Khusus
a. Mendekatkan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh akses layanan kesehatan.
b. Pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah kerja.
c. Memotivasi masyarakat dalam perilaku hidup sehat salah satunya deteksi
dini penyakit tidak menular maupun tidak menular
d. Memberikan update informasi kesehatan kepada masyarakat.
Dukungan CSR
Kegiatan inovasi ini mendapatkan dukungan dari CSR PT Pupuk Kaltim dengan
memberikan bantuan berupa mobil operasional pada akhir tahun 2017, dan di tahun 2018
Standar Pelayanan
Pelayanan Limun RT merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya pencegahan (preventif), promosi dan Rehabilitatif, di samping itu semua Pelayanan
Kesehatan Limun RT ini juga memiliki standar pelayanan yang harus dijalankan, yaitu:
1. Melaksanakan deteksi dini PTM (Penyakit Tidak Menular)
2. Melaksanakan pemantauan Tumbuh kembang
3. Melaksanaan Sweeping Imunisasi
4. Pemberian Informasi dan Penyuluhan kesehatan
5. Pendistribusian obat gizi
Sweeping
imunisasi
Pantau
Info
tumbuh
kesehatan
kembang
MOBILE
Deteksi IMUN Distribusi
dini PTM GOES TO obat gizi
RT
Alur Pelayanan
Deteksi dini
Pendaftara Sweeping Pantau Distribusi
faktor
n imunisasi tumbang obat gizi
risiko
MANFAAT
1. Melaksanakan Deteksi PTM (Penyakit Tidak Menular)
Tujuan:
Melaksanakan screening dini PTM sebagai bentuk upaya pencapaian SPM di bidang
PTM
Manfaat
a. Masyarakat dapat melakukan pemeriksaan langsung di pelayanan Mobil Imun
tanpa harus mengantri di Puskesmas
b. Beberapa RT dapat tersentuh langsung
c. Usia remaja dapat melakukan pemeriksaan
d. Memotivasi masyarakat dalam meningkatkan upaya pencegahan penyakit dengan
perilaku “CERDIK”
2. Melakukan pemantauan Tumbuh kembang
Tujuan :
Diharapkan pemantauan tumbuh kembang dapat dilakukan pada bayi/balita yang tidak
hadir pada saat pelakasanaan posyandu sebagai upaya dalam peningkatan upaya D/S
dibeberapa sasaran RT khususnya yang jauh dari pelaksanaan rutin posyandu.
Manfaat:
a. Sweeping bayi/balita yang tidak hadir pada pelaksanaan posyandu
b. Meningkatkan cakupan program
3. Melaksanakan Sweeping Imunisasi
Tujuan:
Melakukan sweeping DO Imunisasi dasar lengkap pada bayi/balita yang tidak
mendapatkan imunisasi di posyandu
a. Peningkatan capaian IDL
b. Membantu petugas dalam hal sweeping (jemput bola dari RT ke RT)
IMPLEMENTASI
Mobil Imun Integrasi program Mobil Imun Integrasi
Kesehatan Remaja Grebek Pasar
Hasil inovasi:
160 200
117
0 0
TH 2016 TH 2017 TH 2018 JUN-TH 2019
Series1 Series2
KEUNGGULAN
1. Mengintegrasikan begitu banyak lintas program;
2. Pelaksanaan kegiatan diutamakan pada daerah yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan pada daerah yang memiliki
cakupan program yang rendah.
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Perlunya pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan lintas program;
2. Perlunya kerjasama yang solid antar program di Puskesmas Bontang Utara II agar
tujuan peningkatan derajat kesehatan oleh masyarakat dapat tercapai;
3. Perlunya kerjasama lintas sektor antara Puskesmas, Kelurahan, CSR, dan dinas lain
yang terkait untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan baik dalam hal pengadaan
dan juga dalam pencapaian sasaran di masyarakat;
4. Pengembangan program inovatif yang berkelanjutan;
5. Sosialisasi dalam hal pengenalan program inovatif dan pelaksanaan kegiatan sangat
diperlukan;
6. Dalam pelaksanaan kegiatan inovasi yang diciptakan sangat penting adanya tekad
dan semangat yang kuat dari petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Bontang Utara II.
TERBAIK X Cekmata.Com
PENJELASAN SINGKAT
F
raktur pelvis merupakan cedera yang membahayakan jiwa. Perdarahan merupakan
salah satu penyebab utama kematian pada kasus fraktur pelvis, dengan keseluruhan
angka kematian antara 6-35% pada fraktur pelvis. Sekitar 15–30% pasien dengan cedera
pelvis mengalami gangguan hemodinamik, yang mungkin secara langsung disebabkan
hilangnya darah dari cedera pelvis. Oleh karena itu, fraktur pelvis membutuhkan
evaluasi dan intervensi yang cepat dan efisien. Evaluasi dan perawatan pasien dengan
fraktur pelvis membutuhkan sebuah pendekatan multidisiplin. Penilaian serta tatalaksana
dini akan meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian akibat cedera
ini.
Dengan menggunakan beberapa konsep mekanika struktur dan pengembangan
konsep produk berdasarkan produk referensi dan produk yang ada, dirancanglah sebuah
modifikasi C-clamp yang dapat disesuaikan ukurannya dan lebih mudah pemasangannya.
Pengembangan C-clamp modifikasi sistem UI-CM ini disesuaikan dengan kemampuan
manufaktur alat yang tersedia.
Detail Invensi
▪ Alat ini terdiri dari 2 buah paku, 2 poros yang berfungsi sebagai chasis, dan 2 pemegang
paku.
▪ 1 jenis pemegang paku secara berjajar dapat dipakai pada saat luas permukaan tulang
cukup lebar untuk menanam paku dengan kondisi yang lebih stabil, jenis pemegang
paku yang lain dapat digunakan pada luas permukaan tulang yang sedikit.
▪ Bahan: stainless steel 304 atau aluminium, untuk minimalisasi efek karat akibat
terkena cairan kimia dan tubuh.
MANFAAT
• Untuk penilaian serta tatalaksana dini akan meningkatkan angka kesembuhan dan
menekan angka kematian akibat cedera ini;
Pre-operasi Post-operasi
KEUNGGULAN
Keunggulan Invensi
▪ Alat ini mudah dimanufaktur dengan desain dibuat sesederhana mungkin tanpa
mengurangi kemampuannya dalam mempertahankan stabilitas lesi posterior pelvis;
▪ Fiksasi C- clamp modifikasi sistem UI-CM ini dapat digunakan untuk fiksasi patah
tulang pelvis bagian posterior yang sering menimbulkan kematian akibat kehilangan
banyak darah dengan adanya dua fiksasi dua buah paku kanan dan kiri di daerah
sakroiliak;
▪ Desain ujung paku berbentuk bundar memungkinkan paku mudah dikompresikan
secara manual (tangan);
▪ Desain pemegang paku terdapat nok dan lubang setelan, sehingga tinggi pemegang
paku mudah secara manual disesuaikan tingginya menurut badan pasien;
▪ Desain baut pengunci poros pada pemegang paku memberikan keuntungan dapat
menyesuaikan lebar poros sesuai lebar badan pasien, dan sekaligus menambah gaya
kompresi dari paku ke arah sakroiliak (pelvis posterior).
▪ C-clamp modifikasi sistem UI-CM dapat dipasang dengan lebih mudah dan dapat
disesuaikan dengan ukuran tubuh pasien. Oleh karena itu, penggunaan C-clamp
modifikasi sistem UI-CM dapat meningkatkan efisiensi clinical service pada pasien
dengan fraktur pelvis yang membutuhkan talaksana menggunakan C-clamp di RSUPN
dr. Cipto Mangunkusumo.
PENJELASAN SINGKAT
• Uji tempel (patch test) atau uji epikutaneous merupakan uji diagnostik yang
bermanfaat dan merupakan uji baku emas standar dalam menegakkan diagnosis
dermatitis kontak alergi (DKA), dan didasari oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat
yang diperantarai sel T. Uji tempel bertujuan untuk menghasilkan miniatur reaksi
eksematosa dengan mengaplikasikan alergen secara oklusi ke kulit sehat pada pasien
yang dicurigai menderita alergi. Seri γ-allergen terdiri dari beberapa alergen yang
dapat digunakan untuk pelaksanaan uji tempel pada pasien yang dicurigai menderita
reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
• Uji tempel ini masih merupakan uji yang paling sensitive dan spesifik untuk diagnosis
penyakit dermatitis kontak alergi (DKA).
• Selama ini alergen dan chamber uji tempel diproduksi oleh negara Eropa dan Amerika.
Perusahaan tersebut menyediakan alergen dengan harga yang sangat mahal dan
memiliki batas waktu pemakaian yang sangat singkat (6 bulan- 1 tahun), serta sering
terhambat pembeliannya karena masalah cukai dan peraturan import.
• Kejadian dermatitis kontak alergi akibat pekerjaan semakin meningkat akibat paparan
terus menerus dalam jangka waktu lama terhadap bahan-bahan kimiawi berbahaya
tanpa perlindungan yang mencukupi.6
Ketidak tersediaannya pelayanan uji temple di RS diakibatkan karena harga yang
sangat mahal berkisar 17-19 juta per paket dengan masa berlaku yang hanya 6 bulan.
Cara pemeliharaan termasuk penyimpanan alergen tertulis dalam buku manual disebutkan
dalam bagian “Penyimpanan dan Stabilitas” bahwa: 1)Penyimpanan γ -Allergen dalam
kulkas dengan suhu 4oC dan hindarkan dari paparan matahari secara langsung. Sedangkan
γ -Chamber disimpan dalam suhu kamar; 2) Stabilitas γ -Allergen memiliki stabilitas 24
bulan; 3) Sensitivitas uji tempel menggunakan γ-Allergen sebesar 73,53% dan spesifisitas
menggunakan γ-Allergen sebesar 96,20%. Hasil penelitian awal ini memberikan bukti
kesesuaian hasil dari implementasi alat kesehatan sesuai fungsinya sebagai alat diagnostik
DKA yang memiliki tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi.
MANFAAT
1. Kasus penyakit Dermatitis Kontak Alergi maupun Dermatitis Kontak Alergi Akibat
Kerja serta kasus-kasus Dematitis/Eksema yang refrakter, kambuhan dan tidak
diobati dengan pengobatan yang ada, dapat diatasi dengan menemukan penyebab
dari penyakit yang diderita;
2. Menurunkan biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk membeli alat
kesehatan;
3. Dengan dapat diatasinya penyakit ini diharapkan tingkat kesehatan masyarakat
Indonesia makin meningkat dan tingkat kerugian yang diakibatkan dari
menurunnya produksi karena ketidak nyamanan para pekerja juga dapat dicegah.
IMPLEMENTASI
Departemen Dermatologi dan Venereologi mulai memasarkan produknya sejak
tahun 2006 dan terus berkembang jumlah alergen yang diproduksi hingga mencapai 16
alergen saat ini. Dengan sudah mulai tersedianya dan dipasarkannya alergen dan chamber
produksi Indonesia (γ-Allergen dan γ-Chamber) uji tempel saat ini sudah dimulai pada
KEUNGGULAN
1. γ -Allergen dan γ -Chamber produksi anak bangsa;
2. Proses hilirisasi produk ini dapat diwujudkan dalam skala domestik, baik dari sisi teknis
pembuatannya yang relatif mudah, bahan baku juga tersedia dan mudah didapatkan
apabila ada yang harus diimport;
3. Keahlian tenaga kerja yang ada di UGM dapat memenuhi syarat dimana disini
dibutuhkan ahli farmasi;
4. Nilai investasi alat γ -Allergen dan γ –Chamber memiliki nilai investasi yang sangat
tinggi apalagi bila dikomparasikan dengan alergen dan chamber serupa produksi luar
negri.. Bila melihat dari sudut pandang bisnis dan ekonomi produk yang diproduksi,
harga jual γ -Allergen dan γ -Chamber untuk kurang lebih 100 pasien dijual dengan
harga 5,5 juta rupiah. Bisa dibandingkan dengan produk dari luar negri yang tersedia
bisa mencapai 17-19 juta rupiah hanya untuk standar series allergennya saja dan belum
chambernya yang bisa berkisar seharga 2-3 juta rupiah.
5. Uji stabilitas menunjukkan bahwa γ -Allergen dapat bertahan hingga 24 bulan, jauh
lebih lama dibanding produk asing yang hanya 6 bulan-1 tahun saja.
KELEMAHAN
1. Proses pelaksanaan uji tempel cukup memakan waktu dan sangat mahal;
2. Kemungkinan terjadi komplikasi pada uji tempel antara lain adalah: sensitisasi aktif
yaitu sensitisasi yang dipicu oleh uji tempel berupa erupsi kulit yang muncul setelah
10-20 hari; excited skin syndrome, hipereaktivitas kulit yang terjadi karena reaksi
positif kuat pada uji tempel diikuti reaksi positif pada alergen lainnya; ectopic flare of
dermatitis, hasil uji tempel positif yang diikuti dengan munculnya lesi kulit pada lokasi
dermatitis sebelumnya dan reaksi iritan. Efek samping lain dapat berupa hasil positif
SARDJITO VAC
VACUUM ASSISTED CLOSURE
PENJELASAN SINGKAT
V acuum Assisted Closure (VAC) merupakan sebuah teknologi yang relatif baru
dengan aplikasi pada penanganan bermacam-macam jenis luka mulai dari luka
akut sampai luka kronik. VAC dikenal dengan berbagai macam nama lain seperti
NPWT (Negative Pressure Wound Therapy), MDWT (Microdeformational Wound Therapy),
TNP (Topical Negative Pressure), SPD (Sub-atmospheric Pressure), VST (Vacuum Sealing
Technique), and SSS (Sealed Surface wound Suction).1
Dalam satu dekade terakhir ini, VAC telah merevolusi penanganan berbagai macam
luka. Terapi dengan sistem tekanan negatif ini menggunakan teknik vacum untuk
menginisiasi kaskade reaksi biologi yang akhirnya akan mempercepat penyembuhan luka.
Namun penggunaan alat ini akan memakan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rawat luka biasa. Selain itu pemasangan alat ini akan memaksa pasien untuk tinggal lebih
lama di rumah sakit. Oleh karena itu, kami mengembangkan sebuah mesin VAC yang
mempunyai fungsi yang sama dengan VAC pada umumnya, namun mempunyai biaya
pengadaan yang relatif lebih murah.
5
2
2. Mesin utama yang digunakan pada VAC ini adalah mesin aerator yang kemudian
dimodifikasi sehingga bisa menciptakan mesin penghasil tekanan negatif. Selang yang
digunakan adalah 2 buah transfusi set. Transfusi set dipilih karena selang jenis ini
mempunyai penyaring di bagian atasnya, sehingga dapat menyaring jaringan-jaringan
yang mungkin ikut terisap. Kedua selang ini dimasukkan kedalam botol kaca, satu
ujungnya menuju mesin VAC dan satunya ditanamkan di dalam busa pada luka;
3. Botol penampung eksudat yang digunakan terbuat dari kaca yang lubangnya ditutup
dengan tutup karet sebagai tempat masuknya selang dari mesin VAC dan dari luka
pasien. Tutup botol karet ini setelah dimasukkan selang kemudian diberi perekat agar
tekananan negatif tetap terjaga, perekat semipermeabel yang digunakan adalah
Opsite. Yang terakhir, busa yang merupakan suatu bahan yang akan menghasilkan
macrodeformation dan microdeformation, digunakan busa hitam yang setelah
dipotong-potong kemudian akan disterilisasi. Busa ini selanjutnya akan dipotong
sesuai bentuk luka sebelum ditempelkan ke luka;
A B
C D
MANFAAT
Membantu proses penyembuhan luka dengan merangsang proses granulasi pada
luka, sampai luka (wound bed) siap untuk ditutup, baik dengan skin graft maupun dengan
flap.
IMPLEMENTASI
Sardjito VAC sudah sering digunakan pada pasien-pasien di RSUP Dr. Sardjito,
kebanyakan pasien yang menggunakan modalitas terapi ini adalah pasien-pasien yang
mempunyai luka dengan jaringan lunak yang hilang, baik itu karena proses trauma maupun
karena proses suatu penyakit, seperti diabetes mellitus (DM).
• Mesin VAC yang mempunyai fungsi yang sama dengan VAC pada umumnya, namun mempunyai
biaya pengadaan yang relatif lebih murah;
• Dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak sesuai kebutuhan jumlah pasien atau
rumah sakit;
• Selain meringankan beban biaya pasien dan rumah sakit tentunya, Gadjah Mada
(Gama) VAC ini dapat dibawa pulang ke rumah oleh pasien sehingga akan menurunkan
angka Length of Stay (LOS) pasien di rumah sakit;
• Pasien hanya perlu datang untuk mengganti vacuum dressing setiap 3-4 hari sesuai
dengan keadaan lukanya;
• Keunggulan Sardjito VAC dibanding mesin VAC lain adalah harga mesin dan
perawatannya yang relatif terjangkau. Perbandingan harga beberapa mesin VAC yang
ada di Indonesia dapa dilihat pada tabel berikut. Harga perawatan merupakan harga
bahan-bahan habis pakai setiap kali pasien mengganti vacuum dressing nya. Dalam hal
ini luka dianggap mempunyai panjang 10 cm dan lebar 2 cm;
• Mesin Sardjito VAC menggunakan mesin aerator aquarium yang dimodifikasi sebagai
tenaga utamanya. Dalam perkembangannya dari awal terciptanya mesin ini sudah
banyak bagian-bagian dari mesin VAC ini yang disederhanakan, sehingga harapannya
Sardjito VAC bisa menjadi alat yang lebih praktis untuk digunakan. Berikut gambar-
gambar Sardjito VAC dari pertama dan perkembangannya sampai sekarang.
KELEMAHAN / TANTANGAN
Kontraindikasi dan Perhatian pada Pemakaian VAC
•
VAC dikontraindikasikan pada luka dengan jaringan nekrotik dan escar yang belum
didebridemen dengan adekuat, adanya osteomyelitis yang belum mendapat terapi,
atau adanya sepsis. VAC juga dikontraindikasikan pada keadaan koagulopati yang
belum diterapi, organ vital yang terekspos, malignansi, atau adanya alergi pada bahan-
bahan yang digunakan pada VAC;
•
VAC harus digunakan dengan hati-hati pada luka dengan perdarahan aktif, atau pada
pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan. Sebelum dilakukan pemasangan
VAC ada luka, hemostasis harus dipastikan sudah benar-benar terjadi. Pemasangan
VAC pada daerah anus dan perineum juga memerlukan perhatian khusus karena pada
bagian ini sulit untuk mempertahankan plester perekatnya. Pemasangan VAC bisa
menimbulkan rasa nyeri, oleh karena itu harus benar-benar dijelaskan kepada pasien
mengenai proses pemasangannya;
PENJELASAN SINGKAT
• Nyeri pada Pasien Hernia Nukleu Pulposus (HNP) lumbal dapat dikurangi dengan
dilakukan tindakan Intervention Pain Management di lumbal dengan menyuntikan
jarum Radio frekuensi dengan guide fluoroscopy. Kendala dalam penanganan adalah
meja operasi yang ada di kamar operasi sebagian terbuat dari logam, sehingga
gambar tersamarkan oleh logam;
• AIN (Alat Intervensi Nyeri) merupakan alat yang digunakan untuk menyesuaikan
target organ tubuh yang ingin dicapai dengan diagnostik dan terapi. Alat ini terbuat
dari bahan yang dapat ditembus sinar X-rayfluoroscopy sehingga pengguna bisa
mengakses gambar organ tubuh yang dituju dengan menggunakan sinar x-ray untuk
bisa diterapi sesuai tujuan yang dikehendaki;
• Invensi teknologi yang berkaitan juga telah diungkapkan masih mempunyai
kelemahan-kelemahan dan keterbatasan yang antara lain adalah: Bahan Alat terbuat
dari logam, intervensi Stastis tidak dapat dipindah-pindah, belum ada pengaman
pasien saat tindakan, belum ada kenyamanan saat tindakan, proses pembuatan
menggunakan teknologi tinggi dan harga yang mahal;
• Selanjutnya Invensi yang diajukan ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan
yang dikemukakan di atas dengan cara: Bahan terbuat dari novotec yang dapat
tembus fluroskopi dan menahan beban, alat intervensi dengan membuat roda
sehingga dapat mobile, diberikan sabuk pengaman, sabuk pegangan tangan, bantal
tindakan untuk kenyamanan saat tindakan, proses pembuatan yang mudah dan
harga yang murah.
Tujuan dan manfaat-manfaat yang lain serta pengertian yang lebih lengkap dari
invensi berikut ini sebagai perwujudan yang lebih disukai dan akan dijelaskan dengan
mengacu pada gambar- gambar yang menyertainya. Invensi ini akan secara lengkap
diuraikan dengan mengacu kepada gambar-gambar yang menyertainya.
Mengacu pada gambar 1-4, memperlihatkan gambar detail secara lengkap Alat
Intervensi Nyeri (AIN.);
Gambar 1.
Gambar 3.
• Mengacu pada gambar 5, terdiri dari rangka utama terbuat dari besi stall 75x75x2
mm, pipa stainless steel tebal 1.5 mm, plat stainless steel tebal 3 mm dan finishing
powder coating;
Gambar 5.
• Gambar 6. Mengacu pada gambar 7, Novotec, yang terdiri dari ukuran 2100x600x30
mm;
• Mengacu pada gambar 7, Matras, terdiri dari busa dengan ketebalan 40 mm, cover
Oscar;
• Mengacu pada gambar 7, sabuk pengaman, yang terdiri dari websling dengan lebar
50 mm, dengan kapasitas 3000 N;
• Mengacu pada gambar 7, bantal tindakan, yang terdiri dari busa dengan ketebalan
100 mm, cover Oscar;
• Mengacu pada gambar 7, sabuk pegangan tangan, yang terdiri dari websling
dengan lebar 50 mm, dengan kapasitas 3000 N;
Gambar 8.
• Mengacu pada gambar 1 sampai 8 dapat uraian di atas jelas bahwa hasil dari invensi
ini dapat memberikan manfaat bagi praktisi.
MANFAAT
• AIN (Alat Intervensi Nyeri) merupakan alat yang digunakan untuk menyesuaikan
target organ tubuh yang ingin dicapai dengan diagnostik dan terapi;
• Mengurangi nyeri lumbal pada Pasien Hernia Nukleu Pulposus (HNP) dengan dilakukan
tindakan Intervention Pain Management di lumbal dengan menyuntikan jarum Radio
frekuensi dengan guide fluoroscopy;
• Pengguna bisa mengakses gambar organ tubuh yang dituju dengan menggunakan
sinar x-ray untuk bisa diterapi sesuai tujuan yang dikehendaki karena alat ini terbuat
dari bahan yang dapat ditembus sinar X-rayfluoroscopy;
IMPLEMENTASI
Alat intervensi nyeri (AIN.) sudah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kekayaan Intektual dengan nomor
HKI.3-HI.05.01.02.P00201708946. Alat intervensi nyeri (AIN) sudah digunakan untuk
pasien kurang lebih 100 pasien dalam 12 bulan ini.
KEUNGGULAN
• Bahan terbuat dari novotec yang dapat tembus fluroskopi dan menahan beban alat
intervensi dengan membuat roda sehingga dapat mobile:
• Terdapat sabuk pengaman, sabuk pegangan tangan, bantal tindakan untuk
kenyamanan saat tindakan, proses pembuatan yang mudah dan harga yang murah.
DISPOTUBE
INOVASI TABUNG KONTAINER SAMPAH TAJAM MEDIS RAMAH
LINGKUNGAN: REDUCE, REUSE & LOW COST
PENJELASAN SINGKAT
umah sakit menghasilkan limbah tajam seperti: jarum suntik, syringe,
R
gunting dan scalpel yang bersifat berbahaya dan dapat menularkan
penyakit apabila tidak dikelola dengan benar. Volume limbah padat tajam
medis disuatu rumah sakit per harinya dapat mencapai 0,8–60 kg
(Nainggolan, 2006). Jika dihitung total limbah tajam dari keseluruhan
rumah sakit yang ada Indonesia (yang mencapai 1959 per Mei 2012) maka dapat
dihasilkan 1,5-117 ton per harinya. Dari data tersebut menunjukan besarnya risiko
terjadinya pencemaran dan kontaminasi lingkungan akibat sampah tajam medis.
Wirausaha ini bergerak di bidang produksi sharp container sebagai tempat
penampungan sampah tajam medis khususnya jarum suntik, secara aman, ramah
lingkungan, dan ekonomis. Wirausaha ini, menghasilkan inovasi produk sharp
container bernama Dispotube yang merupakan tabung kontainer sampah tajam
medis dengan sistem savety inner tube refill.
• Cara penggunaan:
1. Siapkan inner refill dan kembangkan;
2. Masukkan inner refill tube ke dalam outer tube dimasukkan dari atas
3. Setelah semua inner refill tube masuk ke dalam outer tube, kaitkan
pengunci untuk mengunci inner refill tube di dalam outer tube.
6. Setelah dispotube penuh, kunci pengait dapat dibuka dan inner refill
tube dikeluarkan secara aman dan dibuang ke incinerator.
IMPLEMENTASI
POTENSI PASAR
KEUNGGULAN
REDUCE - DISPOTUBE mengurangi pemakaian bahan plastik hingga 95%
dibandingan sharp container/sharp box konvensional. Dispotube berkapasitas 10 liter,
dapat direfill sehingga mengurangi pemakaian bahan plastik;
1. REUSE – sistem savety inner tube refill membuat bagian luar tabung dapat digunakan
berulang dan bagian dalam tabung dapat diisi ulang dengan aman dan praktis. Reuse
2. LOW COST – Biaya yang dibutuhkan untuk penggunaan Dispotube 10 kali lipat lebih
rendah dibanding sharp container konvensional dengan ukuran yang sama. Dispotube
dengan kapasitas 10 liter sangat ekonomis dengan harga outer tube Rp 200.000 dan
dapat digunakan berulang hingga 3 tahun, sedangkan harga bagian inner refill
(Dispotube Refill) atau isi ulang Rp 7.500.
Safety Inner Tube Refill yang menjadi kunci LOW COST pada penampungan dispotube.
Penggunaan dispotube
PENJELASAN SINGKAT
D alam ilmu bedah khususnya di bidang bedah plastik, data berupa foto pasien
merupakan komponen vital karena dokumentasi yang tidak terstandarisasi dapat
menyebabkan misinterpretasi visual. Dokumentasi foto pasien berguna untuk
kepentingan klinis, legal, edukasi serta penelitian. Beberapa cara pengambilan gambar
dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi yang spesifik di ruang klinik. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dan distandarisasi meliputi posisi pasien, penempatan subjek dan
kamera, pengaturan sudut kamera, teknik pencahayaan, dan penggunaan kamera
tertentu, yang kesemuanya membutuhkan ruang yang ditata dan didedikasikan menjadi
sebuah studio foto.
Alat pemindai topografik tiga dimensi (3D) juga sudah tersedia namun harganya
cukup mahal dan membutuhkan ruang khusus untuk beroperasi karena alat berukuran
besar. Dalam perkembangan selanjutnya pemindai topografik wajah memang dapat
dibuat lebih ringkas dan bahkan berlanjut dengan produk yang tidak membutuhkan ruang
khusus hingga kemampuan pindai empat (4D) dan lima dimensi (5D) nantinya. Namun
teknologi tinggi yang digunakan masih harus disertai dengan harga yang sangat mahal.
Dengan latar belakang tersebut maka diusulkanlah sebuah alat berupa kotak studi
foto wajah portabel dan ekonomis yang dapat menghasilkan foto terstandarisasi. Kotak
tersebut memiliki kemampuan untuk membantu menghasilkan pengukuran
antropometrik yang sesuai dengan ukuran sebenarnya dengan bantuan piranti lunak
pengelola foto yang telah tersedia secara umum di pasaran. Dengan menggunakan alat
ini, dalam satu kali pengambilan gambar akan dihasilkan 6 posisi foto dua dimensi yang
dapat ditampilkan. Prototipe alat tersebut disebut sebagai Mirror Stand (MirS).
Mirror Stand diadaptasi dan dikembangkan dari mirror system yang didesain oleh
Kuhnel and Wolf dari Jerman. Sistem tersebut digunakan sebagai elemen dasar fotografi
dan fotogrametri untuk antropometri. MirS membentuk suatu ruang pengambilan foto
yang meminimalkan bias sehingga foto-foto yang dihasilkan memiliki standar yang serupa
dan dapat digunakan untuk pengambilan dan pengolahan data klinis yang konsisten.
Prosedur pembuatan
MirS terdiri dari kerangka utama, cermin, lampu neon, dan alat pengukur. Kerangka
dibuat menggunakan bahan akrilik karena ringan, kokoh, mudah dibersihkan, dan memiliki
sifat memantulkan cahaya. Lima cermin diletakkan pada kerangka utama: dua pasang
cermin berdiri pada sisi kanan dan kiri untuk menghasilkan tampilan lateral dan oblik; satu
cermin horizontal di tengah-tengah lantai kerangka untuk mengambil tampilan worm’s
eye. Tiga lampu neon (60W) ditempatkan pada bagian langit-langit kerangka alat. Sisi
dalam dinding dilapisi kain putih untuk memberikan pembiasan cahaya yang merata.
Bagian bawah alat menggunakan akrilik berwarna putih untuk mencegah adanya pantulan
cahaya. Sumber daya listrik menggunakan kabel ekstensi yang disambungkan langsung ke
sumber listrik. Sumber aliran listrik juga dapat disubstitusi dengan baterai untuk
meningkatkan mobilitas alat.
Terdapat tempat untuk meletakkan dagu pasien pada bagian tengah kerangka alat.
Tinggi dan lebar kerangka serta chin-rest (tempat untuk meletakkan dagu) pada bagian
tengah dapat disesuaikan untuk mengakomodasi perbedaan ukuran wajah. Garis marka
pengukur diletakkan di sisi anterior MirS sebagai skala referensi intrafotografi. Pada
bagian bawah cermin juga terdapat alat pengukur untuk menentukan letak sudut cermin.
Pada bagian depan atas kerangka, diletakkan alat pengukur roll untuk menandai jarak
antara kamera dengan kerangka. MirS ditempatkan di atas meja yang tinggi rendahnya
Operasional
Pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, tanpa syarat khusus, dan untuk
uji coba reliabilitas alat akan digunakan lokasi yang sama untuk semua subjek. Setiap wajah
yang akan difoto diberi tanda titik sesuai dengan acuan anatomi yang ditentukan. Acuan
titik-titik anatomi yang digunakan diadaptasi dari Ozdemir dkk. Delapan pengukuran
diperoleh dari 15 titik acuan dengan menggunakan penggaris kaku dalam satuan
millimeter. Setiap subjek duduk tegak dengan dagu bertumpu padachin rest alat,
kemudian tinggi MirS diatur hingga kepala subjek berada pada Frankfort horizontal plane
atau pada posisi natural. Tinggi kamera diatur hingga lensa kamera sejajar dengan mata
subjek. Semua foto (dari 40 subjek) yang dihasilkan kemudian dianalisa. MirS mudah
digunakan dan tidak membutuhkan kemampuan ataupun keahlian khusus untuk
mengoperasikannya; selain itu pemeliharaan alat ini juga mudah karena bahan yang
mudah dibersihkan.
MANFAAT
• Menghasilkan gambar yang sesuai standar untuk membantu berbagai penilaian
wajah pasien menjadi nilai ukuran asli wajah untuk kepentingan analisa klinis;
• Alat ini terutama dibutuhkan saat perekaman data klinis pra- dan pascaoperasi,
yang berguna untuk menjadi materi komunikasi dengan pasien, riset, dan edukasi.
• Di masa depan, alat ini dapat menjadi penghasil foto standar untuk
pengembangan piranti lunak yang dapat menterjemahkan data menjadi 3D and
4D, yang harganya lebih terjangkau.
IMPLEMENTASI
Hasil
MirS mulai dikonsep pada tahun 2013 dan difinalisasi pada tahun 2014. Validasi
fotogrametri untuk pengukuran antropometri serta pemanfaatan alat ini sudah
terpublikasi di 2 jurnal ilmiah internasional, yaitu Archives of Plastic Surgery pada 2015,
dengan judul “A Portable Mirror Stand for Clinical Facial Photo Documentation” dan Journal
of Physics pada 2017, dengan judul “Assessing Symmetry Using The Mirror Stand Device with
Manual and Software-Assisted Methods in Postoperative Zygomatic Fracture Patients.”
Penelitian lain yang memanfaatkan MirS masih sedang berjalan, selain sudah ada yang siap
untuk dipublikasikan.
Dari hasil kedua studi didapatkan bahwa MirS menunjukkan hasil foto dengan
perbandingan yang konsisten antara hasil pengukuran wajah dan hasil pengukuran foto.
MirS yang dikombinasi dengan piranti lunak merupakan alat yang terpercaya dan praktis
dalam pengukuran tingkat kesimetrisan pascaoperasi reduksi fraktur zigoma.
Biaya
Ide produk MirS ini berangkat dari alat studio 3D photo Vectra, yang kemudian
dikemas dalam bentuk portable 2D untuk menghasilkan foto terstandar. Berikut adalah
kisaran perbandingan biaya alat tersebut:
Imaging Device(dotmed.com)
- CANFIELD 2010 Vectra 3D imaging = USD $15.000,00
- CANFIELD Vectra XT 3D camera 2015 for sale = USD $ 14.000,00
- CANFIELD Visia II Complexion Analysis System for sale = USD $ 900,00
Mini Photo Studio dengan lampu LED tanpa alat pengukur ( bentuk kubus) (Tokopedia)
- Midio mini photo studio ( 50x45x50cm, bahan plastik) = Rp 439.000,00
- SANOTO photo studio (51x40.5x41cm, bahan flexy film) = Rp 1.390.000,00
- MagicBox MMS60-LED-Versi 2(60x50x50cm, bahan Triplex lapis Vinyl Model Jahit) =
Rp800.000,00
PENJELASAN SINGKAT
S istem Alarm Gas Medis Digital merupakan sistem peringatan informasi terpusat
pada installasi gas medik rumah sakit, jenis alarm ini merupakan pengembangan
dari tipe konvensional yang sebelumnya hanya mampu menampilkan status dalam
bentuk lampu indikator. Pada penelitian ini akan dilakukan proses manufaktur dari alarm
gas medis digital dengan tampilan seven segment untuk mengetahui nilai tekanan gas
sehingga sistem lebih efisien dalam mengelola informasi tekanan gas dibanding jenis
alarm gas konvensional. Medical Gas Alarm atau sistem alarm gas medis adalah suatu
unit peralatan yang berfungsi sebagai alat informasi yang memberitahukan beberapa
besar volume gas medis di suatu wilayah kerja intalasi gas medis. Biasanya sistem alarm
diletakkan di nurse station agar lebih memudahkan untuk dipantau dan untuk
memastikan bahwa gas medis tetap aman bagi pasien digunakan setiap saat.
Perlu di ketahui bahwa lampu indikator peringatan tidak akan mati sebelum volume gas
medis yang bersangkutan kembali normal. Apabila kondisi ini telah terpenuhi kedua,
lampu indikator tersebut akan mati, baik bunyi maupun lampu peringatan. Pengetesan
dilakukan secara rutin satu bulan sekali. apakah alarm berfungsi dengan baik atau tidak.
Pengetesan dapat dilakukan dengan cara menekan tombol test pada panel alarm. bila
tombol ini di tekan maka alarm akan mengeluarkan bunyi dan lampu indikator akan hidup
semua, bila kondisi ini terpenuhi, maka alarm masih dalam kondisi siap beroperasi.
Metode
Untuk membaca besaran tekanan digunakan sensor berupa pressure transmitter,
jenis sensor ini mampu melakukan pengukuran dengan presisi hingga 12Bar dan keluaran
tegangan 0.5-5V, sedangkan tegangan operasinya cukup kecil yaitu 5V.
IHASCO
IMPAIRED HEARING AUGMENTED SPEECH RECOGNITION
PENJELASAN SINGKAT
P ada tahun 2013, International Labour Organization (ILO) menjelaskan bahwa 82%
penyandang disabilitas berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri, terdapat 11,580,117 orang penyandang
disabilitas dengan di antaranya 2,547,626 orang penyandang disabilitas pendengaran (ILO,
2013). Survei yang dilakukan oleh Multi Center Study (MCS) menunjukkan bahwa
Indonesia menjadi negara dengan prevalensi gangguan pendengaran tertinggi keempat
di Asia Tenggara, yaitu 4,6% di bawah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%), dan India
(6,3%)(Tjan et.al, 2013).
Dewasa ini, para penyandang disabilitas tuna rungu (tuli) mengandalkan sebuah
alat bantu dengar untuk membantunya dalam berkomunikasi. Pada dasarnya, cara kerja
dari alat ini adalah memperkuat penerimaan suara yang kurang jelas dan mengurangi
suara latar yang keras (Alodokter, 2019). Dengan begitu, pendengaran para penyandang
disabilitas dapat menjadi lebih baik. Namun, alat bantu dengar ini tidak dapat digunakan
oleh semua para penyandang disabilitas tuna rungu terutama bagi penyandang disabilitas
tuna rungu total (penyandang disabilitas yang tidak dapat mendengar suara sama sekali).
Sehingga penyandang disabilitas tuna rungu total perlu membaca gerak bibir lawan
bicaranya untuk dapat berkomunikasi. Selain itu, alat bantu dengar juga memiliki harga
yang tidak murah mulai dari Rp 50.000,00- Rp 5.000.000,00 sesuai dengan kualitas alat
masing-masing dan memerlukan perawatan tiap bulannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk mengembangkan aplikasi
bernama IHASCO (“Impaired Hearing Augmented Speech Recognition”) sebagai
alternatif alat bantu komunikasi bagi penyandang disabilitas tuna rungu (tuli). Aplikasi
berbasis Android tersebut dilengkapi dengan fitur speech recognition dan augmented
reality untuk menampilkan live caption.
Proses kerja
1. Buka Aplikasi IHASCO 2. Pilih Bahasa yang ingin
digunakan
3. Ikuti langkah yang ada pada intruksi 4. Pilih Mode Virtual Reality Box
yang diberikan / menggunakan Smart Glass
MANFAAT
• Membantu para penyandang disabilitas tuna rungu dalam berkomunikasi dengan
orang lain (bukan penyandang disabilitas tuna rungu).
IMPLEMENTASI
Pengujian Prototipe dilakukan pada Komunitas Arek Tuli Surabaya (KARTU) dan
beberapa kawan dari Tim Bisindo Aksesibilitas Surabaya, pada proses pengujian kami
menerima banyak feedback mengenai alat inovasi IHASCO yang dibuat, adapun feedback
yang diberikan dari Wakil Ketua KARTU (Komunitas Arek Tuli) Surabaya, Josephine Kintan,
menjelaskan bahwa alat bantu dengar yang umum digunakan sekarang masih memiliki
banyak kekurangan. Alat bantu dengar hanya dapat digunakan oleh para penyandang
tuna rungu yang masih dapat mendengarkan sedikit suara. Sedangkan, penyandang tuna
rungu total tidak dapat menggunakan alat tersebut. Untuk melakukan komunikasi, para
penyandang tuna rungu total hanya dapat membaca pergerakan bibir lawan bicaranya
atau menggunakan bahasa isyarat. Namun, hal tersebut merupakan suatu hal yang sulit
dilakukan, terutama apabila para penyandang tuna rungu total berkomunikasi dengan
orang-orang yang baru ditemui. Bagi para penyandang tuna rungu berat, alat bantu
dengar tidak dapat membantu pengguna untuk memahami apa yang dikatakan oleh lawan
bicara.
Alat bantu dengar hanya dapat memberi informasi kepada pengguna terkait
kondisi lingkungan sekitar (jika keadaan sedang ramai atau sepi). Selain itu, alat bantu
dengar juga memiliki harga beli yang dapat dikatakan tidak murah serta membutuhkan
perawatan ekstra seperti pembersihan rutin setiap bulannya. IHASCO sendiri dapat
menjadi alternatif alat bantu yang lebih mudah, murah dan dapat digunakan kapanpun
dimanapun.
KEUNGGULAN
- IHASCO (Impaired Hearing Augmented Speech Recognition) merupakan sebuah
aplikasi berbasis Android yang dilengkapi dengan teknologi Speech Recognition dan
Augmented Reality;
- IHASCO dapat menampilkan kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara secara real-
time melalui fitur “Live Caption”;
- IHASCO memanfaatkan teknologi Speech Recognition untuk mengubah suara menjadi
teks dan dikolaborasikan dengan teknologi Augmented Reality yang akan
menghasilkan Live Caption;
- Alat berupa aplikasi yang dapat di-install pada smartphone dan menggunakan alat
pendukung berupa VR Box ataupun Smart Glass;
- Penggunaan mudah (usability), tahan lama (durability) dan murah (cost) dibanding
alat bantu dengar konvensional lainnya.
Muhammad Yasin
Universitas Bandar Lampung
Provinsi Lampung
PENJELASAN SINGKAT
B agi pasien lanjut usia, mengalami kejatuhan yang tidak teramati bisa menjadi hal
yang sangat berbahaya. Kemungkinan yang jelas dari efek kejatuhan adalah
cedera awal dan dapat diperparah lagi dengan konsekuensi yang mungkin terjadi
jika pertolongan tidak diperoleh dalam waktu singkat. Secara umum, orang tua lebih
rentan menderita kecelakaan jatuh karena lemas atau pusing. Hal ini dikarenakan
perawatan diri dan pertahanan diri mereka berkurang, sehingga mereka cenderung
rapuh. Kecelakaan ini menimbulkan konsekuensi serius jika bantuan tidak diberikan pada
waktunya. Statistik menunjukkan bahwa mayoritas konsekuensi serius bukan akibat
langsung dari terjatuh, namun karena penundaan bantuan dan perawatan. Dengan
demikian konsekuensi pasca jatuh bisa sangat berkurang jika bantuan dapat diberikan
tepat pada waktunya.
Spesifikasi alat
No. Nama alat/bahan Fungsi
1. Laptop Asus A45s Sebagai pembuat programer arduino
+
Software arduino
2. Arduino UNO R3 Sebagai mikrokontroler pengolah data
3. Ubec 3 – 5A Sebagai peningkat arus untuk power
supply
4. GSM SIM900 Sebagai komunikator antara alat dengan
ponsel pengguna
5. Sensor Gyroscope MPU6050 Sensor pengindra perubahan sudut
6. Kabel Jumper Sebagai penghubung antar komponen
7. Lipo 3 cell Sebagai power supply alat
8. GPS Receiver U-Blox CN-06 Sensor pendeteksi letak
Spesifikasi
Spesifikasi alat pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu spesifikasi modul
sensor dan spesifikasi modul pengirim. Perangkat modul sensor dalam penelitian ini
berfungsi sebagai pengindra gerakan yang dilakukan oleh pengguna yang selanjutnya
data hasil pengindraan tersebut akan dikirimkan menuju modul pengirim. Perangkat
modul pengirim berfungsi sebagai penerima data dari modul sensor yang akan
diteruskan kepada ponsel tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Perangkat sensor
dalam penelitian ini terdiri dari modul arduino uno dan sensor Gyroscope MPU6050
yang dapat dilihat pada Gambar berikut:
MANFAAT
• Sangat bermanfaat bagi lansia dengan risiko jatuh dan bagi masyarakat yang
memiliki keterbatasan menjaga keluarga;
IMPLEMENTASI
HASIL PENGUJIAN PRODUK
Pengujian sistem merupakan pengujian yang dilakukan dengan menghubungkan
subsistem yang ada menjadi satu kesatuan. Subsistem akan digabungkan dalam satu
tempat yang telah didesain sesuai dengan kebutuhan seperti Gambar 2. Pengujian
dilakukan untuk memastikan sistem yang dibuat apakah dapat berfungsi sesuai
dengan apa yang direncanakan. Sistem yang telah terintegrasi dipasangkan pada jake
yang menjadi model ketentuan pada penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan
menjalankan subsistem-subsistem secara bersamaan. Sistem akan melakukan seleksi
data yang tersedia sebagai dan melakukan eksekusi perintah sesuai data yang telah
ada.
Jenis data yang dimaksudkan adalah panggilan yang dikirimkan oleh SIM900
GPRS/GSM Shield dan diterima oleh ponsel, dan data masukan dari perangkat GPS
UBLOX Neo-6. Gambar 4.2 di bawah ini merupakan hasil rancangan keseluruhan sistem
yang telah dipasang pada jaket.
GYRO +
GPS modul
ARDUINO
+ SIM900
Keterangan:
1. Waktu tunda koneksi merupakan waktu tunda yang terjadi saat GSM SIM900 baru
direset sehingga sistem dapat memulai pengolahan sinyal GSM. Hal tersebut
ditandai dengan menyalanya lamu LED yang berkedip-kedip pada GSM SIM900;
2. Waktu tunda pembacaan sensor adalah waktu tunda yang dibutuhkan saat sensor
Gyroscope MPU6050 akan melakukan penggambilan data;
3. Waktu tunda pembacaan GPS UBLOX NEO-6 adalah waktu tunda yang dibutuhkan
GPS UBLOX NEO-6 untuk membaca letak latitude dan longitude dari GPS tersebut.
Hal tersebut ditandai dengan menyalanya lampu LED yang berkedip-kedip pada GPS
UBLOX NEO-6;
4. Waktu tunda telepon dan sms adalah waktu tunda yang dibutuhkan untuk
melakukan panggilan dan juga pengiriman pesan dari GSM SIM900 ke ponsel
pengguna.
Gambar 3. di bawah ini merupakan gambar tampilan panggilan yang dilakukan oleh
GSM SIM900 pada ponsel pengguna.
Pada Gambar 4. tersebut di dalam pesan singkat terdapat sebuah link yang
tersambung pada goggle maps sehingga pengguna dapat langsung mengetahui letak
kejatuhan berada. Hal ini dapat memudahkan pengguna dalam menerjemahkan letak
kejatuhan berada. Letak kejartuhan yang ditunjukkan pada Gambar 5. adalah berupa
tanda berwarna merah.
KEUNGGULAN
1. Perbedaan alat yang diciptakan pada penelitian ini dengan penelitian lainnya
adalah pada penggunaan sensor dan telemetri;
2. Menggunakan telemetri GSM modul SIM900 yang dapat digunakan pada tempat
yang tidak memiliki akses internet;
3. Menggunakan GPS yang dapat memberikan data letak pengguna melalui ponsel;
4. Sistem dapat membaca posisi yang dilakukan oleh pengguna;
5. Sistem dapat membedakan posisi antara posisi kejatuhan atau bukan sehingga
data yang diberikan adalah data nyata yang diperolah dari sensor GYROSCOPE
MPU6050;
6. Sistem dapat melakukan panggilan dan juga SMS saat terjadi kejatuhan pada
pengguna;
7. SMS yang dikirimkan merupakan link untuk mengetahui letak kejatuhan terjadi. Hal
ini menjadi informasi yang dapat memudahkan pengguna untuk menemukan letak
dari kejatuhan.
CEKMATA.COM
TEKNOLOGI ARTIFICIAL INTELLIGENCE
PENJELASAN SINGKAT
Di
tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 1,6 juta
kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. Sebanyak 2,2 juta kematian
lain disebabkan oleh glukosa darah yang tinggi pada tahun 2012. Diabetes juga
jadi penyebab penting atas kebutaan, amputasi, dan gagal ginjal.
Dua startup Tanah Air yang bergerak di bidang kesehatan, yaitu CekMata.com dan
Caredise.com, mengambil langkah kolaborasi untuk masuk lebih dalam membantu
masyarakat Indonesia mendeteksi penyakit diabetes. Kolaborasi di antara keduanya
menghasilkan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di
ponsel pintar yang dapat mendeteksi luka diabetes (ulkus). Teknologi AI untuk
mendeteksi luka diabetes ini hadir di aplikasi CekMata.com terbaru yang bisa diakses
secara gratis lewat ponsel pintar. Kehadiran fitur ini diharapkan oleh CekMata.com dan
Caredise.com dapat membantu masyarakat dalam mendeteksi dini luka diabetes.
“Deteksi dini mengenai kondisi luka diabetes sangatlah penting. Sering kali pasien
datang dengan kondisi luka sudah mengalami infeksi yang parah atau kematian jaringan
sehingga memerlukan penanganan lebih serius. Penting sekali pemeriksaan luka secara
dini serta penanganan yang tepat," ujar Ilzam Nuzulul Hakiki, Co-Founder sekaligus CEO
Caredise.com, selaku penyedia layanan perawatan medis di rumah (homecare). Orang
dengan diabetes punya harapan hidup lama dan sehat ketika diabetes mereka terdeteksi
lebih dini dan dirawat dengan baik.
MANFAAT
Meningkatkan kesadaran para penderita diabetes apabila mengalami luka dan sesegera
mungkin memeriksanya.
RSUD Jagakarsa
Provinsi DKI Jakarta
PENJELASAN SINGKAT
RSUD Jagakarsa adalah Rumah Sakit Tipe D yang diresmikan pada tanggal 6 April
2015 dan saat ini telah berusia 4 tahun. Visi RSUD Jagakarsa 2018-2022 adalah “Menjadi
Rumah Sakit Favorit Bagi Semua” dan Salah satu pelayananannya adalah Poli Psikologi .
Poli psikologi ini merupakah satu-satunya poli yang terdapat pada RSU tipe D di DKI
Jakarta. Selain itu RSUD Jagakarsa juga memiliki poli spesialistik yang cukup lengkap
untuk menunjang pelayanan, yaitu Poli Anak, Poli Mata, Poli Psikiatri, Poli Gigi, dengan
dikelola oleh satu Psikolog. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak.
Output: Significant
other mengetahui
kondisi ananda sehingga
mengetahui
diperlukan/tidaknya
berkonsultasi lebih
lanjut. Hasil skrining
diintegrasikan dengan
Registrasi online sebagia
dasar pada saat
pertemuan.
MANFAAT
1. Pasien ABK diberikan kemudahan akses mendapatkan pelayanan poli psikologi dan
terintegrasi poli spesialistik;
2. Pada alur di atas terdapat pemangkasan alur yang cukup signifikan dalam proses
IMPLEMENTASI
100
30
27
23 21
18
15
Keberlanjutan aplikasi
Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkala didapat kebutuhan
tambahan untuk significant others yang menggunakan aplikasi e-SIMPATI untuk
mendeteksi tingkat depresi yang mungkin dialami, serta edukasi yang dilakukan untuk
menangani depresi yang kemungkinan dialami.
KELEMAHAN/TANTANGAN
1. Ada kemungkinan pasien tidak memahami hubungan dari setiap substansi di
dalam self screening sehingga tidak dapat menyelesaikan skrining online;
2. Pasien belum terbiasa untuk memanfaatkan internet dalam proses komunikasi,
informasi, dan edukasi;
3. Sistem eror saat melakukan konsultasi online;
4. Games tidak dapat diakses atau error;
5. Gangguan Jaringan dan muculnya bug aplikasi.
PEMANFAATAN APLIKASI
"SAYANG BUNDA"
DALAM UPAYA PENURUAN KEMATIAN IBU DI KOTA SEMARANG
PENJELASAN SINGKAT
Skema Inovasi
Pelatihan
Penggunaan
Aplikasi kepada
Gasurkes KIA
Launching Aplikasi
SAYANG BUNDA
Sosialiasi Aplikasi
SAYANG
BUNDA kepada
Kader dan
Puskesmas
1. GASURKES KIA
Penempatan GASURKES KIA yaitu sebanyak 171 Gasurkes dengan
pembagian wilayah sebagai berikut:
Wilayah kelurahan : 160 orang
Wilayah kecamatan: 8 orang
Wilayah Kota : 3 orang
Kriteria pembagian wilayah untuk Gasurkes Kelurahan adalah
berdasarkan jumlah perkiraan ibu hamil, kasus kematian ibu dan wilayah
kerja kelurahan. Rata-rata setiap Gasurkes bertanggungjawab terhadap 1 WILayah
kelurahan. Setiap GASURKES KIA akan memiliki akun aplikasi SAYANG BUNDA
dengan sistem barcode yang terhubung dengan akun milik ibu hamil/ibu nifas yang
didampingi. Selain itu, aplikasi SAYANG BUNDA juga memudahkan Dinas
Kesehatan Kota Semarang untuk memantau kinerja dan monitoring GASURKES
KIA di tiap kelurahan.
Rapat
Koordinasi
Persiapan
Pelaksanaan
Aplikasi
SAYANG
BUNDA
Bersama
Puskesmas
GASURKESKIA
memberikan penjelasan
mengenai aplikasi
SAYANG BUNDA
kepada ibu hamil
1. Salah satu evaluasi yang dilakukan adalah dari segi pengunduh aplikasi. Adapun
per Juli 2019, jumlah pengunduh yang telah berhasil melakukan pengunduhan
aplikasi ini sudah mencapai sekitar 1500 pengguna;
2. Evaluasi yang dilakukan juga melalui hotline center yang dapat dihubungi jika user
menemui kendala dalam penggunaan aplikasi.
MANFAAT
1. Ibu hamil maupun ibu nifas dapat melakukan permintaan pendampingan
(Request Pendampingan);
2. Aplikasi SAYANG BUNDA memudahkan Dinas Kesehatan Kota Semarang
memantau kinerja dan monitoring GASURKES KIA di tiap kelurahan;
3. Memudahkan ibu hamil mendapatkan akses pelayanan pendampingan dari
GASURKES;
4. Memudahkan ibu hamil/nifas berkonsultasi langsung dengan petugas
kesehatan;
5. Memudahkan ibu untuk menghitung usia kehamilan secara up to date.
6. Memudahkan ibu hamil/nifas mendapatkan informasi alamat sarana
kesehatan terdekat
7. Memberikan kemudahan bagi ibu hamil/ nifas untuk mendapatkan informasi
umum seputar layanan kesehatan di Kota Semarang.
Pendampingan GASURKES KIA yang Ibu hamil dan ibu nifas dapat
ibu hamil dan ibu mendatangi ibu hamil melakukan permintaan
nifas dan ibu nifas untuk pendampingan kepada GASURKES
melakukan KIA melalui aplikasi SAYANG
pendampingan. BUNDA sehingga muncul notifikasi di
akun GASURKES KIA atas
request pendampingan yang
dilakukan oleh ibu hamil / ibu nifas.
Konsultasi ibu Ibu hamil dan ibu nifas Ibu hamil dan ibu nifas dapat
hamil/ ibu nifas melakukan konsultasi berkonsultasi dengan petugas melalui
kepada GASURKES KIA fitur Konsultasi Kelahiran, sehingga
saat petugas datang memudahkan ibu hamil dan ibu nifas
mendampingi. mendapatkan informasi maupun
memecahkan permasalahan seputar
kesehatannya.
Informasi seputar Akses informasi dari Informasi yang diberikan selalu ter-
Kehamilan, berbagai sumber yang update, terkini dan sumber dapat
Persalinan dan bisa menyebabkan ibu dipertanggungjawabkan
Nifas hamil atau ibu nifas kebenarannya.
kebingungan akan
informasi yang dapat
dipercaya.
KEBERLANJUTAN
Potensi pengembangan Aplikasi SAYANG BUNDA di masa yang akan datang
sangat besar, mengingat upaya penurunan kematian ibu menjadi salah satu fokus
utama program Dinas Kesehatan Kota Semarang, sehingga di masa mendatang akan
dilakukan pengembangan sebagai berikut:
1. Mempermudah collecting data Ibu Hamil dan Nifas yang terintegrasi dengan
sistem pelayanan kesehatan Ibu dan Anak/ fasyankes lainnya;
2. Integrasi data ibu dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya seperti
Dinas Pendidikan ( DISDIK), Kementrian Agama , Dispendukcapil , DisdaldukKB.
KEUNGGULAN
1. Aplikasi memiliki sistem barcode yang terhubung dengan akun milik ibu
hamil/ibu nifas yang didampingi;
2. Terdapat berbagai fitur di dalam aplikasi seperti Sarana Kesehatan untuk
mengetahui fasilitas kesehatan terdekat, Kalkulator Kelahiran untuk
mengetahui Hari Taksiran Persalinan dan juga Informasi Umum untuk
mengetahui info terkini tentang kesehatan khususnya di Kota Semarang;
3. Berbagai informasi yang diakses oleh ibu hamil / ibu nifas dapat meningkatkan
kewaspadaan akan masa kehamilan, persalinan, nifas termasuk kesehatan bayi
baru lahir
KELEMAHAN / TANTANGAN
3. Belum semua ibu hamil maupun ibu nifas memiliki telepon seluler berbasis android;
sehingga diselesaikan melalui penggunaan telepon seluler milik suami maupun
keluarga lain;
4. Anggota keluarga diharapkan mengunduh aplikasi ini di telepon selulernya yang
nantinya dapat digunakan oleh ibu hamil maupun ibu nifas.
RSUD Koja
Provinsi DKI Jakarta
PENJELASAN SINGKAT
MANFAAT
Manfaat bagi pegawai:
1. Memperoleh kepastian jadwal dan pola pemberian remunerasi;
2. Memperoleh informasi dan akses informasi yang jelas;
3. Memiliki mekanisme pengaduan/saran;
4. Terlibat dalam musyawarah pelaksanaan manajemen remunerasi;
5. Memperolah keterbukaan dalam proses manajemen remunerasi;
6. Memperoleh jaminan akuntabilitas dalam pelaksanaan manajemen remunerasi.
Setting Koefisien
Jabatan
Penerbitan Surat
Pertanggung-
jawaban
Hasil Penghitungan
KEUNGGULAN
1) Mempercepat waktu yang untuk integrasi data billing;
2) Proses setting relasi tarif IDI tidak memerlukan waktu, karena sudah berjalan secara real time;
3) Proses integrasi data billing berjalan baik;
4) Proses integrasi data kehadiran ke e-presensi dapat dilakukan;
5) Proses perhitungan sudah bisa langsung diakses pegawai melalui website RSUD Koja aplkasi
SIRETI;
KELEMAHAN / TANTANGAN
Kendala Internal
1. Proses setting jabatan dan setting pegawai masih memerlukan waktu lama, karena
belum terintegrasi. Prosesnya masih dilakukan dengan cara input sehingga sangat
bergantung pada kinerja pegawai yang melakukan input
2. Pemahaman pegawai terhadap kegunaan username dan password sebagai akses login
belum baik
3. Dalam pelaksanaannya harus melibatkan seluruh unsur dalam Rumah Sakit serta
mampu memberikan transparansi serta memiliki akuntabilitas sehingga terbangun
rasa saling percaya
Kendala Eksternal
1) Buku Tarif IDI tahun 2013 yang digunakan sebagai standar belum lengkap;
2) PB PDGI belum menerbitkan buku Acuan Tarif tindakan untuk dokter gigi.
REKOMENDASI
1. Sistem informasi manajemen remunerasi terintegrasi (SIRETI) dikembangkan dan dijadikan
model pemberian remunerasi yang transparan dan akuntabel di RSUD wilayah Provinsi DKI
Jakarta, untuk itu diperlukan dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam
pembuatan kebijakan implementasi sistim informasi manajemen remunersi terintegrasi
(SIRETI) di RSUD wilayah Provinsi DKI Jakarta
2. Konsep integrasi data dan transparansi yang digunakan dalam SIRETI dapat dikembangkan
untuk diterapkan dalam transparansi pengelolaan keuangan BLUD, sehingga dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada pegawai tentang efisiensi dan kendali biaya dalam
pengelolaan keuangan BLUD rumah sakit.
PENJELASAN SINGKAT
Sampai saat ini penyakit HIV merupakan salah satu penyakit yang belum ditemukan
obatnya. Virus yang ada di dalam tubuh penderita ini tidak bisa keluar, sehingga seseorang
harus mengonsumsi obat ARV (Antiretroviral) seumur hidup dan tepat waktu. Jadwal
ketat minum obat HIV ini tidak boleh meleset agar bisa menekan jumah virus di tubuhnya.
Jika tidak disiplin maka obat akan menjadi resisten terhadap tubuh. Oleh sebab itu maka
kepatuhan terhadap ARV adalah kunci keberhasilan pengobatan HIV AIDS. ARV yang
berkelanjutan mampu menekan jumlah virus HIV hingga tak terdeteksi, mengurangi resiko
resistensi obat, meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup, meningkatkan kesehatan
secara keseluruhan serta mengurangi risiko penularan. Untuk mencapai keberhasilan di
atas dibutuhkan tingkat kepatuhan dalam minum ARV >95 %, yaitu kurang dari 3 dosis yang
lupa diminum dalam 30 hari.
Di Unit HR Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada bulan Januari 2017 dari 120 pasien
HIV AIDS yang meng akses ARV di Puskesmas Kecamatan Kemayoran, hanya 79 (65,84%)
orang yang mempunyai tingkat adherens >95%, sisanya 34,16 % mempunyai adheren yang
<95 %. Target dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran adalah semua pasien (100%) yang
berobat di Puskesmas Kecamatan Kemayoran mempunyai tingkat adherens >95 %
sehingga kualitas hidup pasien HIV AIDS menjadi baik dan penularan HIV AIDS pun dapat
ditekan. Dari beberapa wawancara yang dilakukan Petugas dengan ODHA yang mendapat
ARV di Unit HR, berikut beberapa alasan ketidakpatuhan mereka dalam therapy ARV:
Hasil dari FGD di internal puskesmas diputuskan bahwa tim HR akan membuat
sebuah inovasi berupa pengingat minum obat dan kontrol pasien ke Puskesmas dan
juga reminder buat unit layanan. Alat tersebut harus dapat diakses dengan mudah oleh
semua orang dengan teknologi online, serta mempertimbangkan keamanan Privacy
bagi pemakainya. Singkatnya alat itu adalah reminder yang dapat digunakan oleh
pasien dan layanan.
MANFAAT
1. Pasien HIV/AIDS yang mendapat Therapy ARV di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
mempunyai alarm khusus yang mengingatkan mereka kapan minum obat dan kontrol
ke Puskemas;
2. Selain untuk Pasien, alarm ini juga digunakan oleh petugas unit HR sebagai reminder
jadwal kontrol pasien ke Puskesmas;
3. Petugas dapat mengontrol langsung jadwal kontrol pasien ke Puskesmas. Petugas pun
langsung dapat men follow up pasien;
IMPLEMENTASI
“Bagaimana strategi ini dilaksanakan?”
a. 9 Januari 2017, menentukan penyebab masalah dan mencari solusi ketidakpatuhan
pasien minum obat ARV dengan FGD dan diskusi Internal.
b. 1 Februari 2017: diskusi Internal Tim CST untuk menetapkan Inovasi.
c. 1 Maret 2017, mempelajari aplikasi reminder di youtube dan google.
d. 2 Maret 2017, Mendata tingkat adherens pasien, Pemeriksaan Cd4 Pasien serta
pengukuran BB sebelum penggunaan Aplikasi.
e. 22 Maret 2017, merilis aplikasi Hallodha di App store HP android.
f. 23 Maret 2017, mensosialisasikan aplikasi Hallodha kepada pasien dan keluarga
pasien serta menerapkan penggunaan aplikasi ini kepada pasien HIV AIDS di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Aplikasi ini diterapkan pada semua pasien yang
mempunyai HP Android. Unit HR juga menggunakan aplikasi ini untuk memantau
jadwal kontrol semua pasien. Setiap pasien yang datang berobat ke Unit HR
Puskesmas kecamatan Kemayoran maka diperkenalkan tentang aplikasi Hallodha.
Kemudian HP pasien langsung di unduhkan apllikasi Hallodha dan dibuatkan alarm
sesuai dengan jadwal minum obat dan kontrol pasien.
g. Maret s.d Juli 2017, implementasi pemakaian aplikasi Hallodha pada pasien serta
memantau perkembangan kepatuhan minum obat pasien. Apakah pasien datang
sesuai jadwal, menghitung jumlah sisa obat, pengukuran Berat setelah pemakaian
aplikasi Hallodha.
h. Agustus 2017, dilakukan evaluasi penggunaan aplikasi Hallodha. Pasien diperiksa
lagi Cd4 nya setelah pemakaian aplikasi Hallodha, dilihat peningkatan berat badan
dan tingkat adherennya. Sebelum adanya aplikasi Hallodha, pasien hanya
mengandalkan buku kontrol yang diberikan Puskesmas. Petugas menulis jadwal
kontrol yang ditetapkan Puskesmas di buku kontrol. Tetapi pasien sering lupa dan
datang tidak sesuai jadwal. Petugas puskesmas juga tidak menfollow up apabila
pasien tidak datang, karena tidak ada reminder yang mengingatkan petugas kapan
pasien harus datang. Untuk pasien yang tidak mempunyai HP smart phone android
maka petugas menelepon pasien untuk mengingatkan jadwal kontrol ke
Puskesmas. Rata – rata pasien di Puskesmas kecamatan kemayoran mempunyai Hp
Android, jadi hampir semua pasien memakai aplikasi ini.
a. Ide dasar dari Tim HR, didiskusikan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang
dihadiri oleh Kepala Puskesmas, Petugas HR, Pasien HIV AIDS Puskesmas
Kecamatan Kemayoran, Keluarga Pasien, dan LSM yang bekerja sama dengan
Puskesmas Kecamatan kemayoran.
b. Pelaku utamanya adalah Petugas Unit HR Puskesmas Kecamatan Kemayoran, yaitu
koordinator Unit HR, 1 orang dokter pelaksana, 1 orang perawat, 1 orang asisten
Apoteker, 2 Admin dan 1 orang Petugas KPLDH;
c. Satuan kerja yang terlibat adalah Dinas Kesehatan, Sudinkes Kesehatan Jakarta
Pusat;
d. Organisasi yang terlibat adalah LSM yang bekerja sama dengan Puskesmas
Kecamatan Kemayoran yaitu: LSM Kotex, LSM Yayasan pelita Ilmu (YPI), LSM
Yayasan Srikandi Sejati (YSS), LSM Persatuan Kaluarga Berencana Indonesia (PKBI),
LSM Karisma, LSM Yayasan Hidup Positip, dan LSM Yayasan Kusuma Buana (YKB);
e. Warga masyarakat yang terlibat adalah kader HIV AIDS dan keluarga pasien.
Sumberdaya
Sumberdaya Manusia
Unit HR dikoordinir oleh seorang dokter Koordinator unit. Koordinator HR dibantu
oleh 1 orang dokter umum, 1 orang perawat, 1 orang Asisten Apoteker, dan 2 orang Admin.
Sumberdaya Teknis
Aplikasi Hallodha adalah teknologi berbasis Android, menggunakan internet dalam
penginstalan, membutuhkan perangkat komunikasi standar seperti Handphone untuk
SMS dan whatsapp untuk menghubungi pasien.
KEUNGGULAN
• Aplikasi “Hallodha” original dan belum ada diterapkan dimanapun. Penggunaan
Aplikasi Hallodha ini dilakukan melalui pendekatan personal (individu) kepada pasien.
Alarm ini dapat disetting sesuai dengan jam minum obat dan jadwal kontrol pasien ke
puskesmas;
• Alat ini dapat diulang setiap hari. Settingan alarm hanya diperlukan satu kali saja,
sehingga tidak merepotkan;
• Pengaturan alarm dapat diubah sesuai dengan keinginan pasien;
• Alarm dilengkapi dengan fitur notifikasi, jika pasien tidak mendengar bunyi alarm, maka
ada notifikasi akan muncul dilayar HP, dan pasien dapat melihat ketika membuka HP.
• Aplikasi ini ditambahkan dengan fitur artikel, disini petugas memberikan informasi -
informasi tentang kesehatan yang akan menambah wawasan dari pasien;
• Jika pasien tidak datang sesuai jadwal, maka petugas akan menghubungi pasien,
melakukan kunjungan rumah, serta mengantarkan obat ke rumah pasien melalui
program “Go-ARV”. Begitu juga bagi pasien, dengan satu aplikasi “Hallodha” mereka
akan selalu ingat kapan harus minum obat dan kontrol ke Puskesmas.
REKOMENDASI
• Aplikasi Hallodha ini dapat diakses bukan hanya handphone yang berbasis android tapi
juga oleh yang berbasis IOS, sehingga manfaatnya dapat lebih banyak di masyarakat.
Harapannya ke depan Aplikasi pengingat minum obat ini tidak hanya dapat digunakan
oleh pasien HIV AIDS tapi juga oleh pasien lain selain ODHA, yang juga rutin minum
obat (seperti pasien diabetes, TB, Hipertensi dll) sebagai pengingat minum obat;
• Aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh layanan lain bukan hanya di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran;
• Aplikasi Hallodha lebih dikembangkan lagi sehingga fitur-fiturnya lebih banyak dan
beragam, seperti media chatroom khusus antara pasien / PMO dengan Petugas;
• Aplikasi Hallodha lebih dikembangkan sebagai media skrining untuk mendeteksi
penyakit Infeksi Opportunistik yang biasanya menyerang pasien HIV AIDS , seperti TB,
Toxoplasma, herpes, dll.
PENJELASAN SINGKAT
I
ndikator kepuasan pelanggan dinilai dengan dilakukan survei internal dan eksternal
kepada pasien dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pada survei internal
tahun 2017 capaian IKM di instansi rawat jalan tidak tercapai. Capaian IKM tercapai
79% dari target 90%, dan Survei eksternal tercapai 75.25%. Salah satu penyebab
ketidakpuasan pelanggan adalah tingginya antrian baik pada pendaftaran di rawat
jalan maupun antrian di klinik rawat jalan. Walaupun waktu tunggu pelayanan telah
tercapai target, namun realitasnya pasien berebutan antri pada jam-jam sama, yaitu antara
pukul 7- 9 pagi. Antrian yang panjang membuat pasien yang tidak mendapat tempat duduk
di ruang tunggu karena jumlah kursi di ruang tunggu terbatas, saat ini tersedia 90 tempat
duduk. Hal ini membuat pasien tidak nyaman.
Kondisi sebelum inovasi, sistem pendaftaran rawat jalan dilakukan dengan cara
manual, pasien datang baru dilayani registrasinya. Jumlah loket pendaftaran yang
melayani ada 10 loket terdiri dari 2 loket BPJS center, 5 loket pendaftaran pasien BPJS, 3
loket pendaftaran pasien umum, jamkesda/SPM, dan pejaminan lain. Jumlah kunjungan
per hari rata-rata 464 pasien dalam tahun 2017.
2. Pasien atau keluarga pasien dengan aplikasi ini bisa melakukan pendaftaran rawat jalan
7 (tujuh) hari sebelum pelayanan. Pasien tidak perlu berangkat pagi-pagi untuk
melakukan pendaftaran, karena bisa dilakukan dengan memakai handphone/gadget
dengan mengakses aplikasi sistem ini.
3. Pada awalnya aplikasi ini hanya terdapat data jadwal ketersediaan dokter di klinik
rawat jalan. Tujuannya pasien atau keluarga pasien bisa menjadwalkan ulang apabila
dokter spesialis berhalangan hadir.
Desain Aplikasi
5) Pemaparan aplikasi dan ujicoba aplikasi, dilakukan pada tanggal 21 April 2018
bertempat di Ruang Gajah Mada RSUD Dr R Koesma Tuban.
c. Sosialisasi kepada Pasien dan Pengunjung RS, dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
2018. Bertempat di ruang tunggu rawat jalan RSUD dr R Koesma dengan
melibatkan 3 orang petugas promosi kesehatan RS. Hal-hal yang disampaikan yang
disampaikan pada sosialisasi ini yaitu:
f. Siaran Radio pada Acara Hallo Dokter di Radio Pradya Swara FM 94,6 Tuban pada
tanggal 3 Mei 2017.
g. Kunjungan pada kantor BPJS Kesehatan, Kunjungan pada kantor BPJS Kesehatan
dilakukan pada tanggal 30 April 2018 dengan cara Wadir Pelayanan berkunjung
serta menyampaikan surat permintaan dukungan dalam kegiatan sosialiasi
SIPALIN_CERIA serta untuk diijinkan menaruh 1 buah banner di ruang pendaftaran
anggota baru BPJS Kesehatan.
8) Launching aplikasi, pada tanggal 25 April 2018. Launching SIPALIN_CERIA ini dilakukan
bersamaan dengan kegiatan peringatan Isro Mi’roj dan launching peresmian gedung
baru GAT tahap 2.
Sumber Daya Anggaran untuk inovasi ini berasal dari anggaran BLUD RSUD dr R
Koesma Kabupaten Tuban, penggunaannya untuk: pembiayaan langganan SMS Masking
tiap 5 bulan sebesar Rp 2.500.000, Pengadaan leaflet dan promosi sebesar Rp. 2.365.000,
Launching (ikut anggaran PHBI), Hallo dokter (ikut anggaran promkes), Promosi media
Inovasi ini berbasis website, dan dengan memanfaatkan akun Pemkab Tuban dalam
hal ini bekerjasama dengan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, memberi bantuan
memasukkan aplikasi ini pada googleplaystore, dan Smart City.
2 Informasi jadwal dokter cuti tidak ada Tersedia Informasi jadwal dokter cuti
3 Belum ada bridging Dukcapil dengan Tersedia bridging dengan SIAK Dukcapil
SIAK
4 Layanan pengaduan berbasis aplikasi Tersedia layanan pengaduan berbasis
tidak ada aplikasi
6 Informasi rawat inap hanya tersedia di Informasi rawat inap tersedia di website
website siranap siranap dan juga terintegrasi di aplikasi
9 Nilai SKM 2017 (Surveyor Eksternal) Nilai IKM 2018 (Surveyor Eksternal)
sebesar 75,25 sebesar 82,25
MANFAAT
1. Manfaat Sosial pada masyarakat yang dirasakan adalah adanya kemudahan
memperoleh akses pelayanan ke rumah sakit, serta kemudahan mendapatkan
informasi edukasi tentang kesehatan dan penyakit lainnya;
2. Manfaat ekonomi pada masyarakat antara lain terjadinya efisiensi biaya dari sebab
terjadinya efisiensi waktu dari pendaftaran rawat jalan yang lebih cepat. Manfaat
IMPLEMENTASI
Keluaran dari inovasi ini adalah terbentuknya Aplikasi SIPALIN_CERIA KOESMA
PLUS. Untuk menggunakan aplikasi ini dibutuhkan perangkat gadget/smartphone/
komputer/laptop dan koneksi internet. Cara menggunakan aplikasi:
• Buka browser (contoh: Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, atau
Safari)
• Ketik alamat (URL) Aplikasi SIPALIN_CERIA KOESMA PLUS melalui:
registrasi.rsudkoesma.id.
• Atau bisa download aplikasi SIPALIN_CERIAKOESMA PLUS pada google play store.
KEBERLANJUTAN
Pelaksanaan inovasi ini telah terjamin berkesinambungan dikarenakan adanya
adanya dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Tuban, direktur RS, stakeholder
internal, dan stakeholder eksternal. Ada dukungan anggaran yang memadai serta respon
positif dari pasien, pengunjung, dan masyarakat, terbukti dengan peningkatan jumlah
akun baru dan total akun pengguna aplikasi serta prosentase pengguna semakin
meningkat. Inovasi ini juga terjamin berkesinambungan dikarenakan dari aspek hukum
yaitu tersedia SK Tim dan adanya panduan penggunaannya.
Inovasi ini telah diikutkan dalam lomba inovasi daerah kabupaten Tuban 2018 tema
bidang Kesehatan dan berhasil memperoleh Juara 1.
KEUNGGULAN
1. MUDAH.
SIPALIN_CERIA KOESMAPLUS ini bisa diakses dengan sangat mudah. Bisa dengan
aplikasi google play store atau tanpa aplikasi (dengan langsung
http://registrasi.rsudkoesma.id).
2. BRIDGING.
Aplikasi ini telah bridging dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan juga telah bridging dengan Sistem Informasi
Managemen Rumah Sakit (SIMRS).
3. ALL in ONE.
4. TERINTEGRASI
Aplikasi ini telah terintegrasi dengan aplikasi Siranap kemenkes dan Smart City Pemkab
Tuban.
5. RINGAN
Aplikasi ini sangat ringan, pada google play store hanya berkapasitas 1,2 MB, dan pada
menu Hallo Dokter, rekamannya sangat ringan, dengan kualitas yang baik.
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Diperlukan sosialisasi yang gencar agar penggunaan aplikasi oleh masyarakat tinggi;
2. Adanya proses akses aplikasi yang lambat, sehingga harus dilakukan perubahan design,
mengubah ukuran gambar, dan melakukan penyederhanaan akses;
3. Diperlukan peningkatan komunikasi dan kooordinasi dengan stakeholder terkait
dengan aplikasi ini untuk menjamin aplikasi berjalan dengan baik;
4. Perlu terus dilakukan upaya peningkatan dan pengembangan aplikasi agar lebih mudah
dan lebih baik lagi;
5. Perlu mengusulkan untuk segera mencukupi sarana dan prasarana antrian per poliklinik
di masa datang;
6. Perlu pengembangan aplikasi ini dimasukkan dalam perencanaan anggaran di tahun
2019.
EMOTICON
ELECTRONIC MONITORING FOR SATISFACTION OF COMMUNITY
MONITORING TERPADU TERHADAP INDEKS KEPUASAN
MASYARAKAT DI PUSKESMAS KEC. TEBET DENGAN EMOTICON
PENJELASAN SINGKAT
B
erdasarkan data survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Puskesmas
Kecamatan Tebet yang dilakukan setiap 1 tahun sekali, didapatkan angka 76.32
(2017), lebih rendah dibandingkan IKM tahun 2015 (85.30) dan tahun 2016 (85.15).
Hal ini disebabkan monitoring terhadap hasil IKM tidak berjalan maksimal. Berdasarkan
data tersebut, Tim EMOTICON berupaya melakukan perbaikan dengan tema “Monitoring
Terpadu terhadap IKM di Puskesmas Kecamatan Tebet dengan EMOTICON”.
Pene-
Pene-
Renc tapan
Pene Identi tapan
Pene ana Ren- Evalu- Stan-
ntuan -fikasi tema
ntuan Per- cana asi dari-
aktivi- Peny beri-
solusi baika Per- hasil sasi
tas ebab kut-
n baika
nya
n
SIAP TARIK
SISTEM INFORMASI ANTRIAN PUSKESMAS TARIK
PENJELASAN SINGKAT
S IAP TARIK merupakan suatu aplikasi berbasis android dan web yang bertujuan
untuk mengurai kepadatan antrian di loket pendaftaran Puskesmas Tarik, Sidoarjo.
Filosofinya adalah, pasien memiliki akses untuk bisa mengambil nomor antrian dan
memantau pergerakan antrian dari rumah. Manfaatnya adalah menurunkan tingkat
kepadatan ruang tunggu, menurunkan tingkat komplain pasien di ruang tunggu,
meningkatkan kecepatan antri dan meningkatkan kecepatan pengambilan rekam medis.
Dengan sistem ini, dapat mengurai kepadatan antrian di ruang tunggu loket pendaftaran,
sehingga kenyaman pasien di ruang tunggu meningkat. SIAP TARIK merupakan suatu
sistem antrian online yang dapat diakses semua orang, berfungsi untuk mengambil nomor
antrian online, mengkomunikasikan kegiatan terbaru puskesmas lewat menu pop up,
memberi edukasi mengenai gerakan masyarakat sehat, memberi saran dan masukan pada
Puskesmas Tarik dan memantau pergerakan nomor antrian secara real time. Dilatar-
belakangi beberapa kendala dominan yang menurunkan kenyamanan masyarakat dalam
mengakses pelayanan di Puskesmas seperti: Belum adanya pelayanan resepsionis untuk
pasien baru; Jumlah kunjungan pasien semakin hari, semakin bertambah (rata-rata
kunjungan per hari pada tahun 2017 adalah 196 pasien); Ambil nomor antrian harus datang
dan menunggu lama di Puskesmas; Ruang loket terlalu padat; Cara pencarian rekam medis
bagi pasien yang lupa membawa kartu berobat, masih menggunakan cara manual melalui
buku bantu desa; Map rekam medis masih memakai konsep family folder sehingga mudah
hilang, terutama ketika satu keluarga berobat bersamaan; Pasien komplain jika menunggu
terlalu lama; Belum tersedianya jaringan internet yang memadai di Puskesmas.
KELUARAN (OUTPUT)
1. Tersedianya sistem antrian berobat secara online
2. Tersedianya database pasien secara online
3. Menurunnya tingkat kepadatan ruang tunggu Puskesmas tarik pada pukul 07.30
WIB setiap harinya. Sebelumnya 1,2m2/orang, setelah penerapan SIAP TARIK,
MANFAAT
1. Mendorong pelayanan publik yang efektif dan efisien;
2. Mendorong implementasi kebijakan e-government;
3. Mendorong kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam memanfaatkan
perkembangan teknologi pada tata kelola pemerintahan (paperless dan e-filing);
4. Mendorong sistem SIAP TARIK dalam jenis pelayanan lainnya, seperti yang akan
ditargetkan ke depan yakni dalam mewujudkan pelayanan Puskesmas Paperless;
5. Mempermudah akses masyarakat dalam mengambil dan memantau pergerakan
antrian giliran;
6. Mempercepat pencarian map rekam medis pasien menggunakan
database pasien elektronik;
7. Mendorong Puskesmas memperkuat koneksi internet menjadi stabil;
8. Meningkatkan kenyamanan pasien di ruang tunggu karena tidak lagi berdesakan;
9. Memudahkan pelayanan bagi tenaga kesehatan Puskesmas dengan mengubah
sistem rekam medis dari Family Folder ke Personal Folder, sehingga rekam medis
tidak beresiko hilang ketika satu keluarga berobat bersamaan.
IMPLEMENTASI
Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan
1. Puskesmas Tarik Sidoarjo melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada
masyarakat wilayah Kecamatan Tarik melalui pertemuan kader dan menyelipkan
tentang SIAP TARIK di tiap event- event yang melibatkan masyarakat;
2. Puskesmas Tarik juga memberi reward pada pasien yang mau mendaftar online
dengan perlakuan khusus berupa langsung menuju ke depan poli (tanpa harus
antri di loket pendaftaran). Sehingga pasien semakin semangat memakai aplikasi
SIAP TARIK;
3. Puskesmas Tarik memantau perkembangan jumlah pasien yang melakukan
pendaftaran online dari hari ke hari melalui dashboard SIAP TARIK;
4. Puskesmas Tarik menampung keluhan dan saran terkait pengembangan SIAP
Dampak
Manfaat utama dan perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan loket pendaftaran
dengan adanya SIAP TARIK antara lain:
1. Kenyamanan pasien
- Pasien merasa jauh lebih nyaman jika menunggu panggilan di loket tidak
berdesak- desakan
- Tingkat kepuasan pasien juga meningkat, karena tidak lagi harus menunggu
terlalu lama di loket pendaftaran
2. Menurunkan risiko infeksi nosokomial
Semakin padat dan lama antrian di loket pendaftaran, semakin besar risiko terjadinya
infeksi nosokomial. Hal ini dapat dicegah dengan pengambilan antrian di rumah. Sehingga
durasi pasien berada di ruang tunggu berkurang;
3. Mempercepat pelayanan di loket pendaftaran
Perubahan database pasien dari manual ke elektronik sangat membantu petugas dalam
mencari rekam medis. Terutama untuk pasien yang lupa membawa kartu berobat.
Kecepatan pencarian rekam medis meningkat dari yang semula rata-rata 15 menit per
satu rekam medis, menjadi hanya 5 menit per satu rekam medis.
3 Pencarian data pasien secara manual, Pencarian data pasien secara elektronik
terutama pada pasien yang sehingga mempercepat dan memudahkan
lupa membawa kartu berobat petugas dalam mencari rekam medis pasien.
cukup memakan waktu lama.
4 Petugas memasukkan data pasien ke Petugas mensinkronisasikan data SIAP
dalam SIKDA Generik. TARIK dengan SIKDA Generik, sehingga tidak
perlu dua
kali menginput data.
5 Pasien berdesak-desakan dan antri Pasien bisa duduk nyaman di loket
cukup pendaftaran,
lama di loket pendaftaran. tidak perlu berdesak-desakan.
6 Pasien mendaftar harus antri terlebih Pasien pendaftar online bisa langsung menuju
dahulu di loket pendaftaran, baru ke depan poli tanpa harus antri lama di loket
setelah data terverifikasi, pasien menuju pendaftaran.
ke poli.
Keberlanjutan
Inovasi aplikasi SIAP TARIK ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam melayani
masyarakat di wilayah Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Bahkan, aplikasi ini sudah dirancang
sedemikian rupa sehingga bisa menjadi fondasi dasar dalam mewujudkan Puskesmas
paperless ke depan. Telah dianggarkan dalam rencana anggaran BLUD di tahun
berjalan, kebutuhan pengembangan software untuk memastikan bahwa aplikasi SIAP
TARIK terus berkembang dan semakin baik ke depannya. Rencana untuk melakukan
replikasi juga disambut penuh oleh Dinas Kominfo Kabupaten Sidoarjo. Diawali dengan
migrasi server ke Kominfo, dilanjutkan dengan replikasi ke puskesmas-puskesmas lain
se-Kabupaten Sidoarjo. Diharapkan SIAP TARIK dapat diintegrasikan dengan aplikasi-
aplikasi berbasis kesehatan lain di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Gambar 6. Ambil antrian via aplikasi SIAP TARIK, diawali dengan memasukkan NIK
dan memilih keluhan
Gambar 8. Nomor antrian digital yang otomatis tersimpan di galeri foto smart phone,
siap dibawa ke puskesmas
Gambar 10. Identitas pasien tercatat secara rapi dan berbasis IT sehingga bisa dengan
mudah diakses kapanpun
KELEMAHAN / TANTANGAN
1. Tidak semua masyarakat memiliki Hp android dan paham cara penggunaan Hp
android;
2. Tidak memadainya daya listrik di puskesmas sehingga jika lampu mati,
sistem SIAP TARIK ikut berhenti;
3. Petugas loket kurang kompeten dalam pengoperasian dashboard SIAP TARIK;
4. Butuh waktu lama untuk memasukkan database dari personal folder ke SIAP
TARIK.
SI AWAK CAGEUR
SISTEM INFORMASI APLIKASI WHATSAPP TERKONEKSI CARA
ANDALAN GAWAI ELEKTRONIK UNTUK RAKYAT
PENJELASAN SINGKAT
K eluhan pasien di rumah sakit muncul akibat dari buruknya mutu pelayanan. Keluhan
pasien merupakan indikasi ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima (Lim
dkk, 1998). Untuk mereduksi complain di rumah sakit, kenyamanan pasien,
informasi yang jelas dan kepastian layanan harus mendapatkan perhatian utama pihak
manajemen rumah sakit. Di RSUD Balaraja terdapat beberapa masalah layanan pasien BPJS
Kesehatan, yaitu: a) masih lama dan lambatnya layanan proses registrasi pasien; b)
kapasitas loket pendaftaran dan petugas tidak sebanding dengan jumlah pasien; c) proses
registrasi pasien dengan banyaknya persyaratan administrasi; d) pasien peserta BPJS harus
mengalami 3 kali antrian; e) informasi tempat tidur dan hasil pemeriksaan laboratorium
yang tidak konsisten. Jadi ada 3 hal: tidak efisiennya desain alur proses pelayanan,
minimnya informasi layanan rumah sakit dan system teknologi informasi komunikasi yang
kurang optimal mendukung layanan, sehingga dibangunlah SI AWAK CAGEUR akronim dari
sistem informasi aplikasi whatsapp terkoneksi cara andalan gawai elektronik untuk rakyat,
yang secara harfiah dalam Bahasa Sunda berarti “Tubuh yang Sehat”. Inovasi ini
mengusung kemudahan cara booking antrian, jadwal dokter, informasi persyaratan
peserta BPJS, informasi tempat tidur real time serta dapat berpartisipasi memberikan
kritik dan saran.
Penyusunan
Menyusun
Menyediakan SPO dan Alur Uji Coba SPO
dokumen
sarana Proses Bisnis dan Alur
petunjuk
prasarana SI AWAK Proses Bisnis
teknis
CAGUER
Imple-
mentasi
Bimtek
Uji Coba Sistem
untuk Penanda-
Perangkat Informasi
petugas Sosialisasi tanganan
Lunak/Soft Berbasis
pendaftar- Kebijakan
ware Aplikasi
an
Whats-
App
Fitur Si Cageur
MANFAAT
“Si Awak Cageur meruapakan gabungan dari beberapa inovasi pelayanan untuk Reservasi
Pasien Online, Reservasi Pasien dengan Kondisi Tertentu, Informasi Tempat Tidur Online,
Anjungan Verifikasi pasien Mandiri; Informasi Jadwal Dokter; Informasi Persyaratan
Peserta BPJS Kesehatan; serta Kritin dan Saran online.
Manfaat lain secara umum dari inovasi “Si Awak Cageur” adalah:
• Terciptanya transparansi informasi sehingga meningkatkan kepercayaan public;
• Pemanfaatan fasilitas di RS menjadi lebih efektif, efisien dan ekonomis;
• Meningkatkan reputasi/image RS
• Mempercepat proses pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan
IMPLEMENTASI
1. Pengembangan channel registrasi pendaftaran online;
2. Pemanfaatan teknologi informasi terkini untuk mempercepat proses pelayanan
dengan pemrosesan terintegrasi dengan system informasi rumah sakit;
3. Memberikan transparansi informasi kepada masyarakat, berupa status okupansi
tempat tidur secara online;
4. Membangun system terintegrasi, berupa system inventory, bridging dengan BPJS,
membuat channel antrian khusus dan membuat kios verifikasi mandiri (AutoVeMa)
Cara menggunakan aplikasi “Si Awak Cageur”:
1. Segi Kebijakan. Pelaksanaan ini didukung kebijakan dari manajemen dalam bentuk SK
atau Surat Keputusan Direktur sehingga menjadi standar dalam hal pelayanan;
2. Inovasi ini memeberikan kemudahan bagi pasien dan masyarakat dalam menerima
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu manfaat dari inovasi ini akan berkelanjutan
dengan semakin besarnya pengguna pelayanan kesehatan RSUD Balaraja secara
terus menerus;
3. Inovasi yang dilaksanakan menaikan standar pelayanan minimum yang sudah
ditetapkan;
4. Keterbukaan/transparansi informasi menjadi standar bagi pelayanan publik, sehingga
sistem yang dikembangkan dapat direplikasi ke rumah sakit lainnya;
5. Bridging System. Inovasi “Si Awak Cageur” dapat pula dipadukan dengan inovasi
layanan masyarakat lainnya seperti bridging kepesertaan dengan BPJS, layanan akte
KEUNGGULAN
1. Menggunakan pendekatan kelembagaan
2. Easy use, Three ways communication, Self choice, Bed information service, Medical time
schedule dan Paper less;
3. Terhubung dengan SIMRS
4. Masing-masing layanan sudah memiliki SOP dan alur layanan.
PUSTAKA
PUSKESMAS TANPA ANTRIAN
Tim Infokes
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah
PENJELASAN SINGKAT
M enurut Pohan (2007) waktu tunggu adalah salah satu dari sebelas aspek yang
mempengaruhi kepuasan pasien. Di sisi lain waktu menunggu yang dialami oleh
pasien dari waktu ke waktu justru semakin lama dan tidak ada perubahan. Pasien
mau menunggu lama bukan karena keinginannya sendiri namun lebih karena terpaksa,
hanya demi mendapat pelayanan kesehatan yang diharapkan. Kecepatan pelayanan yang
kurang tersebut juga terjadi di pelayanan pendaftaran. Permasalahan kecepatan dan
kenyamanan dalam pelayanan salah satunya dipengaruhi oleh lamanya antrian dan waktu
tunggu terhadap pelayanan puskesmas, yang sudah dianggap biasa oleh masyarakat.
Menurut Permenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, disebutkan bahwa standar pelayanan
minimal untuk pelayanan rawat jalan adalah tidak lebih dari 60 menit.
Dari hasil pengumpulan data dan informasi dari puskesmas melalui laporan yang
dikirimkan ke dinas kesehatan terkait dengan karakteristik pelayanan pasien diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Beberapa puskesmas menerapkan layanan sayang lansia, artinya lansia mendapat
prioritas layanan;
b. Beberapa puskesmas menerapkan layanan sayang ibu, artinya ibu mendapat prioritas
layanan;
c. Secara umum pasien memiliki perangkat komunikasi telepon seluler;
d. Beberapa pasien meninggalkan lokasi karena menunggu antrian yang lama;
e. Pasien akan protes apabila antriannya di rebut oleh orang lain, padahal pasien itu
adalah pasien prioritas.
Strategi
Pemanfaatan sarana komunikasi yang telah digunakan
oleh pasien
Metode
Konvensional, Hybrid dan Aplikasi.
Masyarakat Operator
Pustaka SMS/WA
App 1 2 SIMPUS
3
Masyarakat Operator
Keterangan:
1. Masyarakat melakukan pemesanan pelayanan kesehatan di Puskesmas
melalui PUSTAKA App dengan mengisikan data-data yang tersedia;
2. Petugas operator menerima data-data pasien kemudian melakukan entri
data ke aplikasi pendaftaran yang terintegrasi melalui SIMPUS (Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas);
3. Kemudian hasil nomor antrian yang dihasilkan oleh Simpus di
komunikasikan kepada pasien melalui SMS/WA kepada pasien yang
bersangkutan;
4. Setelah pasien mendapatkan nomor antrian pelayanannya, pasien
diharapkan datang pada waktu yang telah ditentukan kemudian
langsung menuju poliklinik yang dituju setelah sebelumnya melakukan
check-in kedatangan.
MANFAAT
1) Bagi Pasien
• Pasien datang tidak berbarengan karena sesuai dengan jadwal yang disepakati;
• Pasien lebih efisien dalam waktu kunjungan, karena akan datang sesuai dengan
jadwal yang disepakati;
• Pasien akan nyaman datang dan langsung dilayani di poliklinik yang dituju;
• Mengurangi kerumitan administrasi.
• Bisa datang sesuai dengan jam dan tidak emosi
• Pelayanan terhadap penyakit pasien menjadi lebih baik.
• Biaya transport pasien lebih efisien
3) Bagi Puskesmas
1. Kepuasan Pelanggan terpenuhi;
2. Suasana ruang tunggu terkendali;
3. Kursi tunggu pasien sesuai dengan kebutuhan pasien;
4. Tidak ada penumpukan pasien karena pasien datang terjadwal;
5. Alat pendingin dapat berfungsi dengan baik;
6. Biaya listrik, dapat dihemat karena pasien datang bergilir;
7. Biaya ATK dapat dikendalikan;
8. Fasilitas Puskesmas dapat dikendalikan.
IMPLEMENTASI
PELAKSANAAN & PENERAPAN
Inovasi ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November
2018 oleh Walikota Semarang. Perangkat pendukung yang digunakan sangat simple, yakni
pada awalnya hanya dikembangkan dengan SMS dan Whatsapp. Kemudian berkembang
dengan pengelolaan melalui website dan aplikasi android. Dengan layanan PUSTAKA,
pasien tidak lagi menunggu antrian yang lama, karena sudah bisa datang sesuai dengan
tanggal yang telah ditentukan, dan langsung menuju ke poli yang dituju setelah
menginformasikan kedatangannya di bagian customer service. PUSTAKA juga terintegrasi
dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di semua Puskesmas dan
menjadi salah satu bagian dari Smart Health system di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
PUSTAKA dikembangkan dengan versi Android yang dapat di unduh di Google Playstore,
Menu Test Buta Test buta warna Hasil test buta warna
Warna
Wakil Walikota bersama Jajaran Muspida Kota Semarang melepaskan balon sebagai
tanda dimulainya layanan PUSTAKA Kota Semarang
Upaya monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin antara dinas kesehatan
melalui bidang pelayanan kesehatan dengan semua puskesmas setiap bulannya, berupa
laporan perkembangan pelaksaan PUSTAKA. Dari hasil monitoring dan evaluasi yang
dilakukan secara rutin tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Trend Pengguna layanan PUSTAKA di Seluruh Puskesmas Kota Semarang sejak
Agustus 2018 s/d April 2019 meningkat dari 953 ke 5309;
2. Berdasarkan hasil pengamatan melalui Google Play Console, pengunduhan aplikasi
PUSTAKA di Google Play mengalami tren peningkatan;
DAMPAK IMPLEMENTASI
Waktu pendaftaran adalah waktu yang dihitung mulai pasien datang di loket
pendaftaran/customer service hingga ruangan yang dituju. Berdasarkan perhitungan rata-
rata waktu pendaftaran pasien maka didapatkan perbandingan layanan on site dan
PUSTAKA sebagai berikut:
Grafik rata-rata waktu pendaftaran onsite dibandingkan PUSTAKA (dalam menit) periode
Agustus 2018 sd April 2019
30 33
25 26
24
22
20 19 20
14 15 15
12 13 13
12 11 10
ONSITE PUSTAKA
Grafik rata-rata waktu pelayanan pasien yang melakukan pendaftaran on site dibandingkan
PUSTAKA (dalam menit) periode Agustus 2018 sd April 2019
30 33
24 25 26
20 20 22
19
14 15 13 13 15
12 11 12 10
ONSITE PUSTAKA
KEBERLANJUTAN
PUSTAKA telah memberikan manfaat positif dalam mendukung pelayanan kepada
masyarakat bagi seluruh Puskesmas di Kota Semarang. Keberlangsungan dan
keberlanjutan dari inovasi ini terus dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi secara
masif kepada masyarakat agar banyak yang memanfaatkan. Sosialisasi akan dilakukan
dengan berbagai media: pertemuan lintas sektor, kader, masyarakat, maupun melalui
media-media leaflet, baliho, media sosial dinas dan puskesmas. PUSTAKA Android akan
terus dikembangkan fitur maupun fungsinya, sehingga akan lebih memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas. Rencana penambahan
fitur / fungsi PUSTAKA meliputi: QR code untuk layanan pasien; Feedback/umpan balik
terhadap layanan yang telah diberikan; Pengingat jadwal kunjungan ulang pasien.
Upaya replikasi untuk daerah lain sangat dimungkinkan mengingat metode yang
dikembangkan dibuat dengan berbagi macam alternatif jadi dapat disesuaikan dengan
kondisi Puskesmas. Menurut rencana, Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal akan
mereplikasi inovasi layanan PUSTAKA.
KEUNGGULAN
• Aplikasi menggabungkan layanan pasien berbasis telekomunikasi dan aplikasi
serta terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Puskesmas;
• Melalui aplikasi ini masyarakat dapat mendaftarkan layanan kesehatan di seluruh
Puskesmas di Kota Semarang;
• Masyarakat memiliki pilihan penggunaan aplikasi: melalui WA/SMS, atau aplikasi;
• Aplikasi sudah saling terintegrasi dengan seluruh Puskesmas, Dinas Kesehatan,
dan Diskominfo Kota Semarang;
• Dapat mengetahui informasi ketersediaan layanan rawat jalan di Puskesmas
melalui gawai/ gadget.
KELEMAHAN / TANTANGAN
• Sosialisasi aplikasi PUSTAKA masih terbatas;
• Format pendaftaran melalui PUSTAKA dirasa masyarakat masih terlalu rumit;
• Pasien mendaftar tidak sesuai dengan format yang telah dibakukan;
• Pasien yang telah mendaftar, tidak datang;
• Pasien datang terlambat/tidak sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan;
• Pasien mendaftar di luar waktu yang telah ditentukan;
• Pasien kurang memahami prosedur;
LIS CEREBRO
LABORATORY INFORMATION SYSTEM VERSI CEREBRO
PENJELASAN SINGKAT
Dampak Sebelum dan Sesudah Implementasi LIS Cerebro berhasil bersanding kolaboratif
sesuai dengan strategi PIS-PK melalui program Germas, antara lain:
1. Membudayakan rutin periksa kesehatan secara berkala ke fasilitas kesehatan
Puskesmas. Hal ini penting agar masyarakat dapat mempercayakan masalah
kesehatan ke Puskesmas sehingga, puskesmas dapat benar-benar menjadi
representasi nyata sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas Dinoyo dapat
berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena adanya
keteraturan memeriksakan diri ke Puskesmas Dinoyo;
3. Meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. Adanya cara mengontrol dan tata
kelola penyakit yang diderita pasien melalui inovasi ini turut berkontribusi pada
peningkatan usia harapan hidup masyarakat;
4. Mewujudkan manajemen waktu yang baik. Keberadaan inovasi ini membantu
petugas untuk dapat memanfaatkan dan membagi waktu dengan baik sehingga,
berpotensi terhadap peningkatan produktifitas.
MANFAAT
1. Kasus penyakit di suatu wilayah dapat dipetakan. Setiap data penderita dan
penyakit yang dialami akan ditandai titik koordinatnya (Longitude dan Latitude)
sehingga, dapat ditemukan keberadaannya;
2. Kedisiplinan pasien untuk menjalani terapi lebih terjamin. Apabila ada kasus Drop
Out di mana penderita berhenti untuk melakukan pengobatan, maka petugas dapat
melakukan location sharing untuk mengadakan intervensi tindakan sehingga,
memudahkan komunikasi antara pihak yang terkait;
3. Meningkatkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dengan adanya
layanan komunikasi Meses Jamur (SMS Panjang Umur). Dengan demikian, pasien
akan mendapatkan pesan kesehatan sesuai kebutuhannya;
IMPLEMENTASI
Pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan inovasi:
1. Puskesmas Dinoyo, sebagai pelaku utama pelaksanaan program LIS Cerebro;
2. Dinas Kesehatan Kota Malang, sebagai pendamping pelaksanaan inovasi;
3. Dinas Komunikasi dan Informasi, sebagai pembimbing dan pembina teknis
program;
4. Pemerintah Kota Malang, sebagai pelindung melalui Perda Layanan Kesehatan;
5. Tim Biznizo, sebagai supporting IT inovasi;
6. Forum Komunikasi Puskesmas, sebagai penghubung dengan masyarakat;
7. Kader Puskesmas, sebagai pendukung sosialisasi ke warga;
8. LSM, sebagai koordinator kelompok dampingan.
9. Tokoh Masyarakat Dinoyo melalui Forum Masyarakat Dinoyo yang telah membantu
sosialisasi program inovasi.
10. Kader Posyandu dan Kader Lansia Puskesmas Dinoyo melalui minilokakarya rutin.
Klinik IMS (Infeksi Menular Seksual) dan Klinik VCT (HIV/AIDS) melalui jejaring
layanan. Poin yang menarik dalam klinik ini adalah menjadi tempat para komunitas
berkumpul dan memeriksakan kesehatan diri;
11. Dokter dan seluruh staf Puskesmas Dinoyo yang bekerja sama dalam minilokakarya
rutin dan berkomitmen memberikan akses termudah bagi layanan terhadap
masyarakat.
Sumber daya yang dimanfaatkan untuk mobilisasi inovasi ini, antara lain:
1. Sumber daya manusia
Pelaksana program inovasi ini adalah Ahli Teknologi Laboratorium Medik, yaitu Budi
Ari Bowo sebagai inovator program. Bantuan berupa bimbingan teknis dan
monitoring diberikan secara berkelanjutan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang
melalui Bidang Pelayanan Kesehatan.
2. Sumber daya teknis
Implementasi inovasi ini sesuai dengan cara kerja dan tujuan memerlukan sumber
daya teknis yang disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (penggunaan
server, pengelolaan database dan akses teknologi komunikasi dan informasi)
3. Sumber daya keuangan
Sistem yang dipergunakan untuk memantau dan evaluasi kegiatan inovasi ini:
1. Penerapan SOP implementasi Laboratory Information System atau LIS Cerebro
sesuai dengan cara dan panduan kerja yang ada;
2. Indeks Kepuasan Pelanggan, diamati dalam 3 bulan sekali dengan menyebarkan
kuesioner layanan kepada pengunjung yang mengakses layanan laboratorium.
Hasil kuesioner dikumpulkan dan dimasukkan dalam agenda minilokakarya, dan
selanjutnya dievaluasi dalam rencana tindak lanjut apabila ditemukan saran
perbaikan;
3. Sistem keuangan, dilakukan pelaporan penggunaan anggaran rutin untuk
pembelian pulsa kepada Bendahara Keuangan Puskesmas Dinoyo;
4. Sistem mutu layanan, dilakukan pemantauan dan pembinaan oleh Pemerintah Kota
Malang melalui Dinas Kesehatan Kota Malang. Komponen mutu layanan terukur
dengan capaian Sasaran Mutu Laboratorium yang diaudit internal dan eksternal
secara berkala melalui Sistem Manajemen Mutu dan Akreditasi Puskesmas;
5. Sistem program, salah satu parameter keberhasilan program pengendalian
kesehatan masyarakat adalah kondisi kesehatan pasien mengalami perbaikan.
Program inovasi ini memberikan paradigma baru dalam evaluasi kesehatan melalui
kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas Dinoyo secara teratur yang terukur
melalui Penilaian Kinerja Puskesmas/PKP;
6. Feedback langsung, respons masyarakat dapat diberikan secara langsung melalui
komentar atau saran mengenai layanan yang didapatkan.
7. Semua sistem pemantauan dan evaluasi dikoordinasi dengan baik melalui diskusi
kelompok budaya kerja setiap bulan.
Keberlanjutan Terdapat ide yang ingin kami aplikasikan pada layanan di Laboratorium yang
mana sedang dalam proses pengerjaan, yaitu:
1. Saat ini, kami sedang melakukan uji coba terhadap LIS Cerebro yang kami sinergikan
dengan beberapa program kesehatan dan aplikasi sosial lainnya;
2. Mikroskop tablet, inovasi ini telah kami riset sepanjang tahun 2018. Ide ini berawal
dari banyaknya spesimen yang harus dilihat di bawah mikroskop yang mana
membutuhkan tenaga lebih untuk mengamati melalui mikroskop. Keterbatasan
daya penglihatan petugas turut menjadi kendala sehingga, inovator mempunyai ide
untuk menggabungkan mikroskop dengan Tablet Android. Dengan demikian,
petugas laboratorium tidak perlu memeriksa spesimen melalui lensa mikroskop,
melainkan melalui layar Tablet. Keunikan Mikroskop Tablet adalah dapat
menyimpan lapang pandang mikroskop dalam bentuk file video dan foto sehingga,
pengamatan mikroskop dapat dijadikan bahan diskusi lebih lanjut. Inovasi ini
memerlukan Camera Web atau Webcam yang diaplikasikan pada lensa okuler
Mikroskop dan Tablet sebagai layar monitor.
KELEMAHAN / TANTANGAN
Kendala utama dan solusi pemecahannya terkait inovasi ini, antara lain:
1. Sumber daya manusia, keterbatasan pengetahuan teknis petugas yang tidak
berlatar belakang IT (Information and Technology). Meskipun demikian, kendala ini
dapat diatasi melalui pelatihan dan bimbingan teknis guna meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme;
2. Dana, adanya dana operasional yang kontinyu sangat diperlukan dalam rangka
menjaga keberlangsungan inovasi layanan ini, mengingat pula bahwa inovasi ini
memanfaatkan teknologi modern. Dana yang dibutuhkan telah dapat dianggarkan
dalam biaya operasional Puskesmas melalui Rencana Kegiatan Anggaran;
3. Teknologi, sarana prasarana laboratorium berbasis teknologi modern sebagai
elemen utama dalam inovasi ini membutuhkan server untuk keperluan pengelolaan
database. Maka dalam hal ini, telah dilakukan kerja sama dengan Dinas Komunikasi
dan Informasi, serta dengan Dinas Kesehatan Kota Malang dalam hal perizinan dan
perlindungan untuk mengaplikasikan inovasi ini;
4. Standar layanan, masyarakat cenderung memiliki stigma negatif terhadap
Puskesmas dan membandingkan layanan Pemerintah dengan pihak swasta yang
terkesan lebih profesional. Dapat dikatakan bahwa stigma ini kurang berdasar
karena semenjak tahun 2010, Puskesmas Dinoyo telah diakui Standar Manajemen
Mutu berupa sertifikasi ISO 9001:2008 dan di tahun 2016, telah mengantongi
Sertifikat Akreditasi Puskesmas;