Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR KOTA

LINKAGE DAN FIGURE GRAUND

DI SUSUN OLEH:
RIZKY IMAN MAULANA 1622028
ROVY EKA PRATAMA 1622009
MOCH CHOTIBUL UMAM 1622084
ANDRI PUTRA PRATAMA 1622011
STEVAUS HERDIYANRO .K. 1622051
NATANAEL NELSON PALA 1622115

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
JURUSAN ARSITEKTUR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
kota Blitar yang merupakan kota dimana Presiden Pertama Republik Indonesia pernah tinggal dan
dimakamkan. Kota ini memiliki bangunan-bangunan cagar budaya yang berkaitan dengan beliau yang juga tidak
pernah sepi seperti makam Bung Karno, museum dan perpustakaan Bung Karno serta Istana Gebang (Jaringan
Kota Pusaka Indonesia, 2009).Sayangnya diantara bangunan tersebut tidak terjalin pertalian karena letaknya
yang berjauhan. Dengan menggunakan pendekatan melalui teori perancangan kota (Linkage) Roger Trancik
dengan membuat hubungan berdasarkan garis axis yang terbentuk dari kondisi eksiting menjadi penghubung
berupa plaza dan jalan.
2. Elemen-eleme linkage
 Garis, igunakan untuk menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu barisan massa yang
biasanya berupa pepohonan maupun bangunan.
 Koridor,dengan dua deret massa yang bersebrangan yang umumnya berupa pepohonan atau bangunan
 Sisi, hampir serupa dengan elemen garis, namun pada elemen sisi digunakan untuk
menghubungkan dua kawasan dengan satu massa.
 Hampir serupa dengan elemen koridor dengan sifatnya yang spasial namun cenderung
mengutamakan salah satu daerah saja.
 Irama menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang yang seirama

3. Elemen-elemen figure ground


Teori figure/ground
Teori-teori figure/ground di pahami dari tata kota sebagai hubungan tekstural antara bentuk yang di bangun (building
mass) dan ruang terbuka (open space).merupakan analisis yang sangat baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur
dan pola-pola sebuah tata ruang perkotaan, serta mengidentifikasikan masala keteraturan perkotaan.

solid dan void sebagai elemen perkotaan


Seperti yang telah di katakan, system hubungan di dalam arsitektur figure/ground mengenal dua kelompok elemen,
yaitu solid dan void. Selanjutnya akan di kemukakan elemen-elemen kedua kelompok tersebut. Ada tiga elemen dasar
yang besifat solid serta empat elemen dasar yang bersifat solid serta empat elemen dasar yang bersifat void.
Ke tiga elemen itu merupakan elemen konkrit karena dibangun secara fisik (dengan bahan massa). Paling mudah untuk
di perhatikan adalah elemen blok tunggal karena bersifat individual. Akan tetapi elemen ini juga dapat di lihat sebagai
bagian dari satu unit yang lebih besar dimana elemen tersebut sering memiliki sifat yang penting (misalnya sebagai
penentu sudut, hirarki atau penyambung).

3 elemen solid diantaranya

Blok tunggal (single block)


Blok yang mendefinisi sisi (edge defining block)
Blok medan (field block)

4 elemen void diantaranya

System tertutup yang linear (linear closed system)


System tertutup yang sentral (central closed system)
System terbuka yang sentral (central open system)
System terbuka yang linear (linear open system)
BAB II
PEMBAHASAN

1. Deskripsi lokasi.

merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167
km sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Kota Blitar terkenal sebagai tempat dimakamkannya
presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.[1]Selain disebut sebagai Kota Proklamator dan Kota Patria, kota ini
juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepemimpinan Soeprijadi, Laskar Peta
melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang
mengilhami timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.Ikan koi yang populer di Jepang dapat
dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukantambahan sebagai Kota Koi.

 Fakta Geografi
Secara geografis, Kota Blitar terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Timur, berada di kaki Gunung Kelud
dengan ketinggian 156 meter dari permukaan laut, dan bersuhu udara rata-rata cukup sejuk antara 24°–34°
Celsius.
.
 Demografi

Badan Pusat Statistik memproyeksikan dari tahun ke tahun penduduk Kota Blitar semakin meningkat.
Tahun 2014 jumlah penduduk Kota Blitar sebesar 136.903 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
0,89%. Akan tetapi nilai laju pertumbuhan tersebut menurun dari nilai laju pertumbuhan pada tahun 2013 yaitu
sebesar 1,59%. Jumlah penduduk wanita lebih besar daripada penduduk pria. hal ini ditunjukkan dengan sex
ratio yang nilainya lebih kecil dari 100. Pada tahun 202 sex ratio sebesar 98,12 yang berarti diantara 100 orang
penduduk perempuan terdapat 98 penduduk pria. Kota Blitar menenpati urutan ke-7 kota terpadat di Jawa
Timur.Berdasarkan komposisi jumlah umur dan jenis kelamin, Kota Blitar memiliki jumlah penduduk di tiap
kelompor umur relatif sama dan mengecil pada usia tua .

 Topografi

kota blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa. Tepatnya terletak antara 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur
dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten
Blitar termasuk tipe C.3 dimana rata-rata curah hujan tahunan 1.478,8 mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2
mm per tahun dan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius dan suhu terendah 18 celcius
Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu musim penghujan
dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita lihat sampai saat ini, bahwa betapapun Kabupaten Bli tar
sebagai daerah yang kecil dengan segala potensi alam, gografis dan iklim serta kualitas sumber daya manusia yang
sedang, ternyata telah mampu tampil ke depan dalam keberhasilan pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan
kemenangan demi kemenangan yang telah dicapai daerah ini adalah karena besarnya partisipasi, kesadaran dan
pengabdian seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan jika dilihat dari letak Tofografi tinggi tempat tertinggi adalah
800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa)

2. Analisa
a) Line

Garis dalam gambar merupakan garis jalan yang menghubungka beberapa fungsi bangunan, jalan ini terdapat pohon
dan trotoar disisisyan. Yang menguatkan garis yang menghubungkan anatara bengunan satu dengan bangunan lain.
Lokasi ini di ambil tepat di pusat Kota mblitar yang memiliki pusat alun alau pada kawasan tersebut.

b) Koridor

Koridor yang diambl pada bangunan kota mblitar ini diantaranya di jl.kelud jl semeru dan jl merapi.

Koridor dalam gambar diatas di perkuat dengan bangunan dan pohon pohon di sebelah kanan dan kiri ruang terbuka
pada gambar terdrbut. Pada jalan semeru koridor terbentuk dari bangunan bangunan dan pohon pohon di sebela kanan
dan kiri pada ruang tersebut. Manusi pada gambar tersebut juga memperkuat nuansa ruang yang terbentuk padan
kawasan tersebut. Bangunan dan pedagang kaki limi di sekitar ruang memperkuat kawasan ruang pada bangunan.
c) Sumbu

Sumbu pada gambar ini diambil di jalan kelud yang enghubungkan pada ruang stadiun soepriadi kota mlitar sumbu
dalam gambar tersebut diperkuat dengan jalan dan bangunan yang memiliki pohon disekitar kawasan sumbu.

Jalan ini dipilih sebagai sumbu dalam arsitektur kota dikarenakan jalan ini menghubungkan anatara stadiun dan alan
utama menuju pusat kota atau alun-alun kota mblitar.

d) Irama.

Pada bangunan ini irama bangunan tidak terlalu berbeda secara seknifikan dikarenakan perbedaan ini memiliki
ketinngina bentuk warna dan tekstur pada bangunan yang sama. Irama ini mengikuti irama jalan dan bangunan lainnya.
Irama pada gambar tersebut ada di sebelah sisi jalan yang menhubungkan antara bangunan satu dengan bangunan
lainnya disebelah sisi kanan dan kiri bangunan.
E. Line

Pada titik yag ditandai merupakan jalur pemecah yang semula satu menjadi dua akses yang saling berhubungan

Hubungan Ruang Terbuka dengan building mass / bangunan yang dibangun bisa dibilang tidak ada .Karena jarak tidak
adanya space antara bangunan bahu jalan.
Permasalahan : jarak antara masa bangunan dan sirkulasi tidak ada ( tidak mengindahkan BC-BUILDING
COVERADGE) dan berakibat nampak rancu dan tidak tertata.
F. Coridor

Adanya keseimbangan penempatn .akan tetapi berbeda dengan grid. Sistem aksial mempunyai space yang cukup lebar antara
kedua deretan yang tersusun.
G. GRID

Peletakan tata letak grid yang teratur,adanya keseimbangan dan kesepadanan peletakan,jalur yang menerus dan bergabung
menyatu dan bisa menjangkau akses dari berbagai sisi. Hubungan Ruang Terbuka dengan building mass / bangunan yang
dibangun masih memikirkan jarak antara bahu jalan.Permasalahan : segi vegetasi yang kurang teratur dan rapi untuk
penanaman ,karena jenis yang begitu bermacam-macam
H. Kurvalinier.

Sirkulasi lengkung yang merupakan akses hampir perbatasan kota yang minim akan bangunan Permasalahan : kurangnya
dimensi sirkulasi dan batasan dalam jalur.sehingga penataan kurang begitu maksimal dan kurang sesuai mengingat ini adalah
perbatasan.
I. Radial kosentris.

Radial konsentris merupakan titik pusat dari kawasan arsitektur kota titik ini yang menghubungkan anatara jalan-jalan
maupun ruang-ruang yang ada di kawasan kota tersebut. Di dalam elemen ini banyak aktifitas manusia yang bertemu secara
langsung dalam kawasan tersebut ini di tunjukkan dengan banyaknya.
Kesimpulan
Teori-teori figure ground dan linkage kota masing-masing teori tersebut secara khusus memperhatikan aspek-aspek yang
berbeda-beda di dalam kota. Oleh sebeb itu tidak boleh menganggap teiri satupunlebih penting dari teori yang lainnya.
Bahkan semua teoriperlu di perhatikan secara integral di dalam perancanaan sebuah kota sehingga kualitas produknya akan
terwujud dengan baik. Meskipun demikian perenacanaan kota secara terpadu belum dapat dikatakan selesai dalam tahap ini.
Ketiga kelompok teori pokok yang telah dikemukakan dalam tiga bab perlu membahas kota sebagai produk.

Anda mungkin juga menyukai