Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

MK.PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

“PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

NAMA : SARA HASUGIAN


NIM : 4183121046
KELAS : FISIKA DIK C 2018
DOSEN PENGAMPU : JUJUR SIAHAAN S.Pd,.M.Hum

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini yang berjudul “Pendidikan
Kewarganegaraan”. Tugas Critical Book Review (CBR) ini di buat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah kami yaitu ”Pendidikan Kewarganegaraan”.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna,
karena ilmu saya belum seberapa banyak. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat menyempurnakan tugas Critical Book
Review ini.

Akhir kata saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu
yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

MEDAN, 15 September 2019

SARA HASUGIAN
NIM. 4183121046

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
C. Identitas Buku ................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
RINGKASAN BUKU ................................................................................................................................... 6
 Ringkasan Buku Utama .................................................................................................................... 6
 Ringkasan Buku Pembanding ......................................................................................................... 20
BAB III ....................................................................................................................................................... 28
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 28
BAB IV ....................................................................................................................................................... 30
PENUTUP .................................................................................................................................................. 30
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 30
B. Saran ............................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 31

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan atau pelajaran yang mengajarkan akan
pentingnya nilai-nilai dari hak dan kewajiban dari suatu Negara,dengan tujuan supaya setiap hal-
hal yang dikerjakan itu bias sesuai dengan tujuan dan juga cita-cita bangsa serta tidak melenceng
dari apa yang diharapkan.Karena sangat penting sekali pendidikan kewarganegaraan ini maka
pendidikan kewarganegaraan sudah diterapkan mulai dari usia dini pada tiap-tiap jenjang
pendidikan mulia dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi.Pendidikan
kewarganegaraan atau Civic Education merupakan penerapan dari civics (ilmu
kewarganegaraan) dalam proses pendidikan atau pembelajaran yang dapat diartikan bahwa
program civic education ini materi utamanya adalah demokrasi politik.Pada saat ini mungkin
banyak masyarakat yang masih kurang menyadari arti pentingnya daari pendidikan
kewarganegaraan itu sendiri.hakikat dari pendidikan kewarganegaraan itu sendiri merupakan
upaya sadar serta terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta menumbuhkan jati diri
bangsa serta moral bangsa sebagai suatu dasar pelaksanaan hak dan kewajiban bela Negara,demi
kelangsungan hidup serta kejayaan bernegara.

B. Tujuan
1. Memajukan kesadaran akan pentingnya pendidikan kewarganegaraan
2. Memupuk generasi untuk bermoral dan memiliki rasa juang dalam membela bangsa dan
negaranya.
3. Memajukan sikap atau perilaku cinta pada tanah air dengan berdasarkan kebudayaan
bangsa.

4
C. Identitas Buku
Buku 1
 Judul : Pendidikan Kewarganegaraan
 Pengarang : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.
 Penerbit : Harapan Cerdas
 Kota terbit : Medan
 Tahun terbit : 2019
 ISBN : 978-602-5799-42-6

Buku 2

 Judul : Pendidikan Kewarganegaraan


 Pengarang : Dr. Deny Setiawan,M.Si
 Penerbit : Madenatera
 Kota terbit : Medan
 Tahun terbit : 2017
 ISBN : 978-602-98133-7-1

5
BAB II

RINGKASAN BUKU

 Ringkasan Buku Utama


BAB I. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

A. Pengertian Pendidikan Kewargangaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.

Menurut Margaret Stimman Branson Civic Education adalah satu komponn pendidikan
penting yang mengajarkan warga negara untuk mengambil bagian dalam kehidupan demokrasi
publik.

Branson membagi ranah civic education yaitu :

1. Civic Skills, merupakan keterampilan yang dikembangka dari pengetahuan


kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna
2. Civic knowledge, adalah materi substansi atau pengetahuan yang berkaitan dengan
kandungan apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara
3. Civic dispositions merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari
pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan

Misi civic education menurut Quigley dan Bahmueller untuk pembentukan pengetahuan,
keterampilan dan nilai dalam hal kewarganegaraan yang memungkinkan partisipasi warga negara
dalam pemerintahan secara efektif dan bertanggung jawab.

6
Menurut Nu’man Somantri pendidikan kewarganegaraan sebagai seleksi dan adaptasi dari
lintas ilmu sosial dan kegiatan – kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara psokilogis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan pendidikan.

B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

1. Landasan Ilmiah

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menmbuhkan wawasan dan


kesadaran bernegara. Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus
memenuhi syarat – syarat ilmiah yaitu mempunyai objek, metode, sistem, dan bersifat universal.

2. Landasan Hukum / Yuridis

a) UUD RIS 1945, Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “tiap –tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 ayat (2)
menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan dan Bahasa.

C.Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Kosasih Djahiri tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :

1. Secara Umum, untuk mendukung keberhasilan pencapaian pendidikan nasional


2. Secara Khusus, yaitu membina moral yang diharapkan diwujukan dalam kehidupan
sehari – hari

BAB II. Identitas Nasional

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional yang berasal dari kata “national identity” dapat diartikan sebagai
“kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Konsep identitas nasional dalam arti jati diri
bangsa menurut Kaelan adalah nilai – nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar
bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, dan ciri
masyarakat Indonesia.

7
B. Konsep Bangsa Indonesia

Menurut Otto Bauer bangsa adalah suatu persatuan karakter yang timbul karena
persatuan nasib. Dalam ensiklopedia nasional Indonesia bangsa dijelaskan dari perspektif
hukum, yaitu rakyat atau orang – orang yang berada di dalam satu masyarakat hukum yang
terorganisir. Bangsa Indonesia adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari berbagai suku
bangsa yang mendiami wilayah NKRI dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Menurut Winarna faktor – faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :

1. Adanya persamaan nasib

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka

3. Adanya kesatuan tempat tinggal

4. Adanya cita – cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu
bangsa.

C. Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua jenis bentuk identitas, yakni identitas primer dan identitas sekunder.
Identitas primer yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan agar
memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas
nasional.Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir kemudian bila dibandingkan dengan
identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif .

Bentuk – bentuk identitas nasional Indonesia dikemukakan oleh Winarno adalah sebagai
berikut :

1. Lambang negara adalah Garuda Pancasilla

2. Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

3. Bendera negara adalah sang Merah Putih

4. Bahasa Nasional adalah bahasa Indonesia

8
5. Hukum dasar ngara adalah UUD NRI 1945

6. Pancasilla sebagai dasar negara

7. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara

8. Konsepsi wawasan Nusantara

BAB III. Integrasi Nasional

A. Pengertian Integrasi Nasional

Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggris adalah “National Integration”.


“Integration” berarti kesempurnaan. “nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari
orang – orang yang berbeda latar belakang. Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh
unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. “mengintegrasikan” berarti membuat
untuk atau menyempurnakan dengan tujuan menyatukan unsur – unsur yang semula terpisah –
pisah. Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti membedakan 5 tipe Integrasi, yaitu :

 Integrasi Nasional

 Integrasi wilayah

 Integrasi nilai

 Integrasi elit masa

 Integrasi tingkah laku

B. Pentingnya Integrasi Nasional

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat menyimpan potensi konflik dan pertentangan. Persamaan kepentingan
kebutuhan untuk bekerjasama serta konsensus tentang nilai – nilai tertentu dalam masyarakat
merupakan potensi yang mengintegrasikan.

Negara baru seperti halnya Indonesia membangun Integrasi juga menjadi tugas penting.
Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah
memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada

9
rakyat Indonesia. Kedua, bagi negara – negara baru tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah
pelik karena latar belakang bangsa yang bersangkutan.

C. Strategi Integrasi

1. Strategi Asimilasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru sehingga melebur menjadi satu.

2. Strategi Akulturasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru dimana ciri – ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.

3. Strategi Pluralis, paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya


perbedaan dalam masyarakat.

A. Integrasi Nasional Indonesia

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horisontal. Dimensi vertikal adalah dimensi yang berkenaan denga upaya menyatukan persepsi,
keinginan dan harapan yang ada antara elite dengan masa atau pemerintah dengan rakyat.

Sedangkan dimensi horisontal adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan
dengan persatuan di antara perbedaan – perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Salah
satu persoalan yang dialami oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia dengan
mewujudkan integasi adalah masalah Primordialisme yang masih kuat.

BAB IV. Negara Dan Konstitusi

A. Konsep Negara

Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

1. Roger H. Soltau, negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.

2. Miriam Budiarjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat.

10
B. Unsur – Unsur Terbentuknya Negara

1. Unsur Konstitutif, unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Unsur ini
terdiri dari rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.

2. Unsur Deklaratif, unsur yang sifatnya menyatakan bukan mutlak harus dipenuhi. Unsur ini
terdiri atas tujuan negara UUD dan pengakuan dari negara lain.

C. Sifat – Sifat Negara

1. Sifat Memaksa, artinya bahwa negara mempunyi kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki.

2. Sifat memonopoli, Monopoli berasal dari kata “Mono” yang artinya satu dan “poli” yang
artinta penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan suatu negara adalah suatu hak
tunggal yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan bersama

3. Sifat mencakup semua, berarti smua peraturan perundang undangan yang berlaku adalah
untuk semua orang tanpa kecuali.

D. Tujuan Dan Fungsi Negara

Fungsi yang secara umum pasti dimiliki oleh setiap negara antara lain :

1) Melaksanakan ketertiban

2) Pertahanan

3) Menegakkan keadian

4) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

E. Pengertian Konstitusi

Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Sebagai hukum dasar negara, konstitusi
berisi aturan dan ketentuan hal – hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara.

F. Tujuan Dan Fungsi Konstitusi

11
Menurut Miriam Budiharjo menjelaskan setiap UUD memuat ketentuan – ketentuan
mengenai hal – hal sebagai berikut :

1) Organisasi negara

2) Hak – hak asasi manusia

3) Prosedur mengubah UUD

4) Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD

Menurut Jinly Asshiddiqie konstitusi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

 Fungsi penentu

 Fungsi pemberi

 Fungsi penyalur

 Fungsi pengatur kekuasaan antar organ negara

 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat

G.Amandemen atau Perubahan UUD 1945

Artinya mengubah atau mengadakan pembuatan yang mana menjadi hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UUD. Inti peenrapan sistem pemerintahan
pasca amandemen Konstitusi UUD 1945 antara lain :

o Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden

o Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat menjadi liberal

o Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab

BAB V. Hak Negara Dan Warga Negara

A. Konsep Warga Negara.Warga negara dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa
Yunani Civics yang berarti penduduk sipil. Menurut Aristoteles yang disebut warga negara
adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara.

12
Selanjutnya, Sri Wuryan dan Syaifullah menjelaskan bahwa warga negara dibagi ke
dalam dua golongan yaitu (1) yang menguasai atau yang memerintah, (2) yang dikuasai atau
yang diperintah.

B. Warga Negara Indonesia

Pasal 1 UUD 1945 menetapkan bahwa warga negara Indonesia adalah :

1. Orang yang asli dalam daerah negara Indonesia

2. Orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara Naturalisasi

3. Anak yang sah

4. Anak yang lahir di dalam daerah negara Indonesia

5. Anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang WNI

C. Asas – Asas Kewarganegaraan

Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan


kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi dalam literatur hukum dan
dalam praktek dikenal adanya 3 asas kewarganegaraan masing – masing adalah Ius Soli, Ius
Sanguinis dan Asas Campuran.

 Asas Ius Soli, berasal dari bahasa Latin, “Ius” yang berarti pedoman atau hukum.
Sedangkan soli berasal dari kata “solum” yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi Ius
Soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau darah atau
kelahiran seseorang.

 Asas Ius Sanguinis, asas ini menetapkan seseorang mendapatkan warga negara Jika
orangtuanya adalah warga negara suatu negara.

 Asas yang bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan terjadinya apatride (tanpa
kewarganegaraan) atau Bipatride (Kewarganegaraan Ganda).

D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

13
Adapun 5 prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dalam praktek
tersebut adalah :

1. Citizenship by birth, adalah cara meperoleh kewarganegaraan berdasarkan kelahiran

2. Citizenship by descent, adalah cara memperoleh kewarganegaraan berdasarkan


keturunan

3. Citizenship by naturalisation, adalah pewarganegaraan orang asing melalui permohonan


menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditentukan

4. Citizenship by registration adalah peroleh kewarganegaraan bagi mereka yang telah


memenuhi syarat – syarat tertentu.

5. Citizenship by incorporation of territo, adalah proses kewarganegaraan karena terjadinya


perluasan wilayah negara.

Terdapat 3 kemungkinan cara kehilangan kewarganegaraan yaitu :

1) Renunciation, yaitu tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan salah satu dari dua
atau lebih status kewarganegaraan yang diperolehnya dari dua negara atau lebih

2) Termination, yaitu penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum

3) Devrivation, yaitu penghentian secara paksa

E. Konsep Dasar HAM

HAM meliputi nilai – nilai ideal yang mendasar yang tanpa nilai – nilai dasar itu orang tidak
dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dikatakan HAM ialah
karena hak – hak itu bersumber pada sifat hakekat manusia sendiri yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.

F. Sejarah HAM

Pada masa kenabian di kota Madinah disusun sebuah piagam Madinah. Piagam ini merupakan
dokumen kesepakatan masyarakt Madinah untk melindungi dan menjamin hak – hak sesama
warga msyarakat tanpa memandang latar belakang suku dan agama.

14
Perkembangan yang lebih konkrit tentang HAM terjadi setelah lahinya Bill OF Rights. Inti
menyatakan bahwa “manusia sama di muka hukum” piagam inilah yang menjadi embrio negara
hukum Demokrasi dan persamaan

G. Prinsip – Prinsip HAM

 Prinsip Universal

 Prinsip tidak dapat dilepaskan

 Prinsip tidak dapat dipisahkan

 Prinsip saling tergantung

 Prinsip keseimbangan

 Prinsip partikularisme

H. HAM dalam UUD 1945

BAB XA

Hak Asasi Manusia

Pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F dan lain – lain

BAB VI. Demokrasi

A. Konsep Demokrasi

Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang
berarti “Rule Of the People”. Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah ada
di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah kebebasan.
Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolut,
melainkan memiliki keterbatasan.

C. Bentuk Demokrasi
Dalam hubungannya dengan implementasi kedalam sistem pemerintahan,demokrasi
melahirkan sistem yang bermacam-macam,seperti demokrasi sistem presidensial,demokrasi
dengan sistem parlementer,dan demokrasi dengan sistem.

15
D. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Mengintisarikan demokrasi sebagai sistem yang memiliki 11 pilar yaitu, :

1. Kedaulatan rakyat

2. Kekuasaan mayoritas

3. Hak – hak minoritas

4. Jaminan HAM

5. Pemilihan bebas dan jujur

6. Persamaan di depan hukum

7. Proses hukum yang wajar

8. Pembatasan pemerintah secara konstitusional

9. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik

10. Nilai – nilai toleransi pragmatisme kerjasama dan mufakat

E. Demokrasi di Indonesia

Perlu dipahami bahwa demokrasi yan berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
kemajuan dari segi prosedural, pemilu legisatif, pemilu presiden dan paling penting dalam
suasana damai. Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasilla. Demokrasi pancasilla
dapat diartikan secara luas maupun sempit.

 Secara luas demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai –
nilai pancasilla

 Secara sempit demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

F. Pendidikan Demokrasi

Pada dasarnya Pnedidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara , yaitu :

16
1) Pendidikan demokrasi secara formal , pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi
timbal balik, presentasi serta studi kasus

2) Pendidikan demokrasi secara informal, pendidikan yang lewat tahap pergaulan di


rumah maupun masyarakat.

3) Pendidikan demokrasi secara non formal, pendidikan yang melewati lingkungan


masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter
yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.

BAB VII. Negara Hukum

A. Pengertian Negara Hukum

Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di
atas hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar hukum
akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.

B. Konsep Negara Hukum

Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :

1) Supremasi aturan – aturan

2) Kedudukan yang sama di depan hukum

3) Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan – keputusan
pengadilan

D. Makna Indonesia Negara Hukum

Negara Indonesia adalah negara hukum dinamis atau negara kesejahteraan yang
membawa implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya
secara luas dan komprehensif.Makna Indonesia sebagai negara hukum dinamis esensinya adalah
hukum nasional Indonesia harus tampil Akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya

17
mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis.progresif artinya selalu
berorientasi kemajuan perspektif masa depan.

BAB VIII. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

A. Pengertian dan Teori Geopolitik

a.) Pengertian Geopolitik,

Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumi dan
“politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berarti urusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan –
peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik suatu negara.

b.) Sejarah Lahirnya Geopolitik

1. Teori geopolitik Frederich Ratzel


2. Teori geopolitik Rudolf Kjellen
3. Teori Geopolitik Karl Haushofer
4. Teori Geopolitik Halford Mackinder
5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mehan
6. Teori Geopolitik Guilio Douhet
7. Teori Geopoliik Nicholas J. Spijkman

B. Konsep Dasar Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan. Sedangkan kata ‘mawas’ berarti cara pandang. Sementara itu istilah Nusantara
berasal dari kata ‘Nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Wawasan Nusantara merupakan
cara pandang, cara melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi permasalahan
yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya.

C.Sifat atau Ciri Wawasan Nusantara

18
Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu

1. Manunggal, artinya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek
kehidupan, baik aspek almiah maupun aspek sosial.

2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah oleh
kekuatan apapun.

D. Faktor Kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara.

a) Asas Kepulauan

b) Kepulauan Indonesia

c) Konsepsi tentang wilayah Indonesia

BAB IX. Ketahanan Nasional

A. Pengertian Ketahanan Nasional

Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.

Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam (GBHN). Adapun rumusan
konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut :

1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara

2. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan ekonomi, ketahanan politik,


ketahanan sosial budaya.

B. Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

- Mandiri
- Dinamis

19
- Manunggal
- Wibawa
- Konsultasi dan Kerjasama

C. Unsur - Unsur Ketahanan Nasional

1) Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara yang
sehat jasmani dan rohani.

2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.

D. Ketahanan Nasional Indonesia

1. Ketahanan Nasional dari aspek Tri Gantra

- Aspek Kedudukan Geografi

- Aspek Kekayaan Alam

- Aspek Keadaan dan Kemampuan Penduduk

2. Ketahanan Nasional dari aspek Panca Gantra

- Aspek Ideologi

- Aspek Politik

- Aspek Ekonomi

- Aspek sosial dan Budaya

 Ringkasan Buku Pembanding


Bab I Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan


generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warganegara, dan secara
khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam
proses penyiapan warganegara tersebut.

20
Tujuan dari pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuannya adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif
dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
antikorupsi. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan nenurutBranson, (1999:4) materi


Pendidikan Kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen, yaitu CivicKnowledge
(pengetahuan kewarganegaraan) CivicSkill (kecakapan kewarganegaraan) dan CivicDisposition
(watak-watak kewarganegaraan).

Bab II Dimensi Dan Subtansi Pendidikan Kewarganegaraan

Di samping kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi,


pendidikan kewarganegaraan juga dipengaruhi perkembangan global lainnya. Menurut
Wahab(1999) perkembangan tersebut diantaranya gagalnya penerapan konsep pendidikan
kewarganegaraan yang lalu, sebagai akibat dari penekanan pada kebenaran yang bersifat
monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision atau jika itu dilakukan
hanya bersifat semu. Multivision ini akan memungkinkan lahirnya perbedaan, pilihan alternatif
dalam berbagai aspek kehidupan warga negara, tumbuhnya rasa kebebasan dan persamaan dalam
konteks hukum yang berkeadilan dan penghargaan terhadap hak-hak sipil warga negara.

Uraian diatas, sekaligus menggambarkan bahwa di dalam pendidikan kewarga negaraan,


persoalan kehidupan warga negara dalam sistem nilai demokrasi telah mengalami globalizing
(Patrick,2000: 11). Hal ini berarti di dalam pengembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini
kajian isi/materi kurikulum pendidikan kewarganegaraan, tidak hanya berorientasi dalam
perspektif lokal dan nasional, namun harusmenyesuaikan dengan perkembangan global yang
tengah mengalir membawa nilai-nilai baru, seperti demokrasi dan civil society.

Pendidkan kewarganegaraan paradigma baru berorientasi pada terbentuknya masyarakat


sipil (civil society), dengan memberdayakan warga negara melalui proses pendidikan, agar
mampu berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan negara yang demokratis.

21
Keterampilan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas,
efektif dan bertanggung jawab antara lain adalah keterampilan berfikir kritis. Keterampilan
berfikir kritis meliputi mengidentifikasi, menggambarkan/ mendeskripsikan, menjelaskan
menganalisis, mengevaluasi menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan dengan
masalah-masalah publik.

Bab III Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan

Paradigma baru yang diusulkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan haruslah


berorientasi pada terbentuknya masyarakat sipil ( civilsociety), dengan memberdayakan warga
negara melalui proses pendidikan, agar mampu berperan aktif dalam sistem pemerintahan negara
yang demokratis. Suryadi dan Soemardi (2000: 5) mengemukakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan memfokuskan pada tiga komponen pengembangan yaitu:

 Civic knowledge
 Civic skills
 Civic disposition

Dalam prosesnya, tiga komponen tersebut bersinergi secara fungsional sehingga diharapkan
dapat menghasilkan warga negara yang baik sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Dengan memperhatikan tiga komponen di atas dan berorientasi pada sistem
kehidupan global, maka materi Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat komponen-
komponen pengetahauan, keterampilan, dan disposisi kepribadian warga negara, tidak saja
fungsional dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam era
kehidupan global.

Bab IV Warga, Negara Dan Kewarganegaraan

Pengertian warga negara menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) adalah penduduk
sebuah negara bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya yang memiliki
kewajiban dan hak penuh sebagai warga Negara.Dalam Negara memiliki asas kewarganegaraan
yaitu :

22
1. Kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
a. Asas Ius Soli
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari dimana
seseorang itu dilahirkan.
b. Asas Ius Sanguinis
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
keturunan atau dengan kata lain ditentukan berdasarkan kewarganegaraan dari orang
tuanya.
2. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan
a. Asas kesatuan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa suami-isteri ataupun ikatan
keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak
terpecah. Jadi, suami-isteri atau keluarga yang baik dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyakatnya harus mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Dan untuk
merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri, maka semuanya
harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan kebersamaan tersebut sehingga masing-
masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan kesejahteraan
keluarga
b. Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.Jadi, baik suami maupun isteri
tetap dangan kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh
pernikahan dan keduanya memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan yang dianutnya.

Para pakar kenegaraan memberikan titik terang tentang pengertian Negara sebagai berikut :

1. Menurut Kranenburrg negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa.”
2. Roger F. SoleauMenurut pendapat Roger F. Soleau, arti negara merupakan sebuat
sarana atau dapat disebut sebuah wewenang yang mengendalikan dan mengatur
masalah-masalah yang bersifat umum dalam kehidupan masyarakat.

23
Dari defenisi diatas,terlihat bahwa Negara merupakan organisasi dari sekumpulan orang
yang menempati wilayah tertentu dan diorganisir oleh pemerintah yang sah dan mempunyai
kedaulatan. Teori Terjadinya Negara yaitu :

1. Teori kontrak social, sering juga di sebut teori perjanjian, menurut teori ini, Negara terbentuk
atas dasar sebuah perjanjian oleh masyrakat.
2. Teori Ketuhanan Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak
akan terjadi tanpa kehendak-Nya
3. Teori Kekuasaan Teori kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan
kekuasaan.
4. Teori Hukum Alam,menurut teori ini Negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi
kebutuhan masusia yang bermacam-macam.

Konsep kewarganegaraan menurut system politik liberal umumnya dimengerti dalam konteks
legel formal.Warga Negara memahami dirinya sebagai pribadi-pribadi hukum dan pihak-pihak
otonom dalam suatu ikatan yang berdaulat. Kewarganegaraan menurut konsep yang menekankan
pentingnya hak-hak dasar (hak sipil,politik dan kultural) yang diperlukan untuk membentuk
demokrasi yang kuat dan Negara kesejahteraan.Kewarganegaraan menurut konsep dialektis
kewarganegaraan sebagai suatu ikatan dari anggota yang berbeda-beda dalam suatu komunitas
publik.Dengan demikian pengertian kewarganegaraan sangat bervariasi,karena banyaknya
perspektif yang dapat digunakan untuk memahaminya.

Bab V Hak Dan Kewajiban

Istilah hak memiliki banyak arti, hak dapat diartikan sesuatu yang benar,kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu. Pokok hak itu dapat dibedakan antara hak mutlak atau absolut dan hak nisbi atau relatif.
Adapun hak mutlak dan hak nisbi (CST Kansil, 1980) yakni :

1. Hak Mutlak adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan, hak mana yang dapat dipertahankan terhadap siapapun juga dan
sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut.

24
2. Hak Nisbi adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang atau beberapa
orang tertentu untuk menuntut agar supaya seseorang atau beberapa orang lain
memberikan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

Menurut Rapar bahwa warga Negara yang bertanggung jawab adalah warga Negara yang
baik.Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang memiliki keutamaan atau kebajikan
selaku warga Negara.Kewajiban sering melekat dengan sanksi,sanksi itu ada yang langsung
(hukuman) dan ada yang tidak langsung (sanksi moral).

Sebagai anggota Negara, warga Negara mempunyai hubungan yang khusus, yatu hubungan
hak dan kewajiban yang sifatnya timbal balik satu sama lainya dimanapun ia berada baik
didalam atau diluar Negara. Konsep warga Negara berawal dari hamba atau kawula Negara.
Tetapi denga menyebut istilah warga Negara mereka menjadi orang merdeka, ia bukan lagi
hamba raja melainkan peserta dari suatu Negara.

Bab VI Hakikat Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata constituer (Perancis), yang artinya membentuk. Dalam bahasa
latin, merupakan gabungan dari kata, yaitu cume artinya “bersama-sama” dengan …” dan
stature yang berarti berdiri, membuat sesuatu berdiri atau menetapkan. Jadi konstitusi
menetapkan sesuatu bersama-sama. Konstitusi dalam Negara adalah sebuah norma system
politik dan hukum bentukan pada pemerintahan Negara,biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Pada umumnya, konstitusi dalam setiap negara di dunia memiliki kedudukan
formal yang sama, yaitu:

a. Konsitusi sebagai hukum dasar, karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang
mendasar dalam kehidupan suatu negara.
b. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara
hirarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya.
Konstitusi yang ada pada suatu negara memiliki sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan
menjamin hak-hak dasar warga negara. Sifat konstitusi biasanya dikaitkan dengan pembahasan
sifat-sifatnya yang lentur (fleksibel), atau kaku (rigid), tertulis atau tidak tertulis, dan sifatnya
yang formal atau materil.Konstitusi memiliki tujuan sebagai berikut :

25
a. Memberi pembatas sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik
b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa negara dalam menjalankan

Bab VII Demokrasi Dan Pendidikan Demokrasi

Kata “demokrasi” yang berasal dari bahasa latin “demos” dan “cratein” atau “cratos” dan
dalam bahasa inggris menjadi “democracy”. Menurut Abraham Lincon, demokrasi adalah suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi, kekuasaan
menyiratkan arti politik dan pemerintahaan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat
didefenisikan sebagai warga negara. Dilihat dari sistem pemerinntahannya, demokrasi ada dua
macam yakni sistem presidensil dan sistem parlementer. Sistem presidensil menekankan
pentingnya pemilihan presiden secara langsung sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat
secara langsung dari rakyat. Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala
kepemerintahaan. Kekuasaan presiden dibatasi oleh hukum atau konstitusi. Selain sistem
presidensil, ada juga yang disebut sebagai sistem parlementer sistem ini menerapkan model
hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Parlemen adalah pemegang
peran utama dalam sistem pemerintahan di negara-negara yang menerapkannya.

Dilihat dari prinsip ideologinya, indonesia terbagi dua yaitu demokrasi rakyat dan demokrasi
konstitusional menekankan bahwa demokrasi harus berdasar kepada konstitusi. Demokrasi
rakyat menghendaki tidak adanya perbedaan berdasar kepada kelas sosial sedangkan demokrasi
konstitusional menekankan bahwa demokrasi harus berdasarkan kepada konstitusi. Jika dilihat
dari bentuk pemerintahannya demokrasi terbagi dua yaitu monarki dan republik yang dapat
diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan rakyat. Menurut
sumarsono dkk bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan negara anatara lain :

1. Pemerintahan monarki, mutlak (absolut).


2. Pemerintahan republik berasal dari bahasa latin yang berarti pemerintahan yang
dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak (rakyat).
Pemahaman tentang demokrasi dan nilai-nilai demokrasi yang keliru menyebabkan
terjadinya kekeliruan cara berfikir, cara bersikap dan bertinak dari warga negara. Menurut
sebagian para ahli pendidikan kewarganegaraan memberikan penekanan pada proses-proses

26
demokrasi, partispatif aktif, dan keterlibatan warga negara pada masyarakat madani. Azra
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan kebutuhan yang mendesak karena
beberapa alasan yaitu :

1. Meningkatnya gejala kecenderungan politikcal illeteracy


2. Meningkatnya apatisme politik
Dengan demikian pendidikan kewarganegraan harus menjalankan perannya dengan baik
sesuai dengan visi dan misinya penidikan kewarganegaraan.

Bab VIII Rule Of Law Dan Hak Asasi Manusia

Menurut Martini,dkk (2013:137) secara formil, Rule of low diartikan sebagai kekuasaan
umum yang terorganisir (organized public power). Hal ini dapat diartikan bahwa setiap negara
mempunyai aparat penegak hukum. Sedangkan secara hakiki,rule of law terkait dengan
penegakkan hukum yang menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law).
Berdasarkan pengertian ini maka setiap negara hukum harus memberikan keadilan,kemanfaatan
dan kepastian bagi masyarakat warga negaranya.

Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai manusia yang merupakan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugerah Tuhan yang harus dihormati,dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu,masyarakat atau bangsa.

Perkembangan pemikiran HAM di dunia bermula dari beberapa pandangan,meliputi


Magna Charta,The American Declaration, The French Declaration dan The Four Freedom.
Magna Charta adalah suatu dokumen yang ditandatangani antara Raja John dengan kaum
aristokrat di Inggris tahun 1215. Magna Charta berisi pembatasan kekuasaan raja dan dapat
dimintai pertanggungjawabannya di depan hukum. Ini berarti Magna Charta telah
menghilangkan hak absolutisme raja (Raja menciptakan hukum tetapi tidak terikat pada hukum
yang dibuatnya).

27
BAB III

PEMBAHASAN

Pada buku utama di tuliskan bahwa, Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah


mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta didik menjadi warga negara yang
berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam
masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD NKRI 1945. Pada buku
pembanding dituliskan bahwa, Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata
pelajaran yang merupakan satu rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi
warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampil, dan tanggungjawab sehingga
dapar berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD
1945.Berdasarkan kedua buku tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidikan
kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi
warga Negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan
hak dan kewajiban dalam bela Negara demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
Negara yang tetap berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

Pada buku utama dituliskan bahwa,Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara.
Sebagai hukum dasar negara, konstitusi berisi aturan dan ketentuan hal – hal yang mendasar
dalam kehidupan suatu negara. Pada buku pembanding dituliskan bahwa, Konstitusi dalam
Negara adalah sebuah norma system politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
Negara,biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.Dari penjelasan kedua buku tersebut
dapat disimpulkan yaitu suatu konstitusi dikatakan memiliki norma apabila konstitusi tersebut
resmi diterima oleh suatu bangsa.

Pada buku utama dituliskan bahwa, Demokrasi berarti kekuasaan ada di tangan rakyat.
Sedangkan pada buku pembanding dituliskan bahwa, Demokrasi menempatkan rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara. Dapat disimpulkan dari kedua buku
tersebut bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga Negara nya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

28
Pada buku utama dituliskan bahwa, HAM meliputi nilai – nilai ideal yang mendasar
yang tanpa nilai – nilai dasar itu orang tidak dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai manusia. Dikatakan HAM ialah karena hak – hak itu bersumber pada sifat hakekat
manusia sendiri yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Sedangkan pada buku
pembanding dituliskan bahwa Hak asasi adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
manusia yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang
secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

29
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian penting bagi warga negara Indonesia,
hal ini dapat membantu mahasiswa mengatahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Sebagai generasi muda berpartisipasi aktif dalam bidang kewarganegaraan merupakan ujung
tombak harapan negara. Warga negara yang cerdas, yang bertanggungjawab bukan hanya
memiliki kemampuan intelektual saja tapi mampu bersosialisasi melayani dan menjalankan
tanggungjawabnya sebagai warga negara merupakan suatu kebagaanggan bagi negara.
Sebagai pereview buku ini sangat bermanfaat sebagai pengantar mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan mahasiswa diharapkan bukan hanya memahami dan mengetahui tetapi ada
aksi (pengabdian) untuk negara.

B. Saran
Setelah saya melakukan critical book report pada ini saya menyarankan perlunya sedikit
revisi pada penjelasannya ataupun perbaikan yang lebih bagus lagi seperti penambahan
gambar-gambar pendukung dari isi buku tersebut maka semakin maksimal digunakan dan
semakin lengkap bagi para pembaca maupun kaum pendidik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, Apiek. 2019. Pendidikan Kewarganegraan. Medan:Harapan Cerdas

Setiawan, Deny. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan:Madenatera.

31

Anda mungkin juga menyukai