Anda di halaman 1dari 16

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional dan
kebutuhan pada zaman itu yang merupakan pemicu lahirnya kurikulum tahun 1994.
Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mngembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Upaya peningkatan taraf dan mutu kehidupan bangsa dan pengembangan
kebudayaan nasional, yang diharapkan menaikkan harkat dan martabat manusia
Indonesia, diadakan terus-menerus, sehingga dengan sendirinya senantiasa
menuntut penyesuaian pendidikan pada kennyataan yang selalu berubah.
Pendidikan juga harus selalu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan
nasional disusun sebagai usaha sadar untuk memungkinkan bangsa Indonesia
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya secara
terus-menerus dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu kurikulum 1994
dan 1999 diterapkan
Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar dipatok menjadi sembilan tahun
(SD dan SMP). Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994 berusaha
menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan
tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Pada kurikulum ini
pun dimasukkan muatan lokal, yang berfungsi mengembangkan kemampuan siswa
yang dianggap perlu oleh daerahnya. Pada kurikulum ini beban belajar siswa dinilai
terlalu berat, karena ada muatan nasional dan lokal. Walaupun ada suplemen 1999
seiring dengan tuntutan reformasi, namun perubahan tidak total.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada Makalah ini adalah :
a. Bagaimana karakteristik kurikulum 1994?
b. Bagaimana Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1994 ?
c. Bagaimana perubahanan kurikulum 1994 ditambah kurikulum 1999?
C. Tujuan
a. Mengetahui karakteristik kurikulum 1994
b. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994..
c. Mengetahui perubahan dari penambahan kurikulum 1999.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Kurikulum 1994


Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pengembangan Kurikulum 1994 merupakan upaya
penyempurnaan dan penyesuaian Kurikulum 1984 dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan pelaksanaannya,
yakni Peraturan Pemerintah Nomor: 27 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Prasekolah, Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Dasar; dan Peraturan Pemerintah Nomor: 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Menengah. Penyempurnaan dan penyesuaian kurikulum tersebut dimaksudkan pula
sebagai upaya untuk menyederhanakan dan merampingkan isi kurikulum.
(Soedijarto,2010 : 75)
Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan
mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan
yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Ciri – Ciri Kurikulum 1994


1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi atau isi pelajaran).
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran
sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menngunakan strategi
yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial.
Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah
kepada jawaban konvergen (terbuka), divergen (memungkinkan lebih dari satu
jawaban), dan penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep atau pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan
akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman
konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal
yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
7. Pengulangan – pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman siswa.
8. Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan isi atau meteri sejumlah pelajaran yang
wajib ditransfer pada diri siswa. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh
mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan teori Tabularasa John Locke.
9. Dalam kurikulum 1994, pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran
dengan muatan kurikulum nasional sebanyak 80 , sedangkan pihak daerah 20 .
10. Dalam kurikulum 1994 guru berperan sangat penting, karena guru merupakan
sumber belajar satu – satunya yang dimiliki oleh siswa.

Tujuan Kurikulum 1994


Tujuan Nasional
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu menusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Pasal 4 Undang – Undang Nomor 2 Thun 1989).
Tujuan Umum
Tujuan umum dari kurikulum 1994 yaitu, mempersiapkan siswa agar
sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang
selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, jujur, cermat, efektif dan efisien. Salah satu kegiatan yang
memungkinkan agar tujuan tersebut bisa tercapai adalah siswa diharapkan mau
mengikuti ajang kompetisi dalam bidang matematika, baik di dalam kora maupun
di luar kota, bahkan memungkinkan siswa diikutsetakan dalam ajang kompetisi di
luar negeri.
Selain itu tujuan dari diterapkannya kurikulum 1994 adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui siswa yang telah mampu menguasai materi
yang diberikan. Bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa harus
berdasarkan TIU (Tujuan Institusional Umum) dan TIK (Tujuan Institusional
Khusus) atau berdasarkan tujuan pembelajarannya dan menyiapkan siswa untuk
melenjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Proses Pembelajaran
Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas. Proses pembelajaran
bersifat klasikal dengan tujuan agar siswa mengusai materi pelajaran dengan baik.
Guru dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi
hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru
dianggap sebagai pusat pembelajaran. Serta guru mengajar dikelas hanya mengejar
target berupa materi yang harus dikuasai dan berorientasi kognitif.

Cara Penilaian dalam Kurikulum 1994


Pada kurikulum 1994, cara penilaian di fokuskan kepada aspek kognitif,
lebih kepada pemahaman siswa tentang materi. Penyusunan bahan penilaian
didasarkan pada tujuan per-kelas dan per-semester. Pada kurikulum ini,
keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat
dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Evaluasi pelajaran dilaksanakan dengan
teknik paper dan pencil test.
Penilaian Ulangan Harian, bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa menurut tujuan khusus pembelajaran dan untuk mengidentifikasikan tujuan
– tujuan khusus yang perlu diperhatikan dalam pengajaran selanjutnya.
Penilaian Ulangan Umum, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran mengenai sejumlah bahan kajian tertentu dan sesudah rentang waktu
tertentu yang telah dicapai oleh siswa, dalam penilaian ulangan umum.
Bentuk – bentuk penilaian pada kurikulum 1994, yaitu :
1. Penilaian Tertulis
2. Penilaian Lisan
3. Penilaian Perbuatan dan Penampilan.

Program Pengajaran pada Kurikulum 1994


SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR
(SD DAN SLTP)

SEKOLAH DASAR SLTP


Mata I II III IV V VI I II III
Pelajaran
Pendidikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Pancasila dan
Kewarganegaraan
Pendidikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
agama
Bahasa Indonesia 10 10 10 8 8 8 6 6 6
Matematika 10 10 10 8 8 8 6 6 6
Ilmu - - 3 6 6 6 6 6 6
Pengetahuan
Alam (IPA)
Ilmu - - 3 5 5 5 6 6 6
Pengetahuan
Sosial (IPS)
Kerajinan Tangan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
dan Kesenian
Pendidikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jasmani dan
Kesehatan
Bahasa Inggris - - - - - - 4 4 4
Muatan Lokal 2 2 4 5 7 7 6 6 6
(sejumlah mata
pelajaran)
JUMLAH 30 30 38 40 42 42 42 42 42

Struktur Program Sekolah lannjutan Tengah Atas Kelas I dan II

Jumlah Jam Pelajaran


Mata Pelajaran Kelas
I II
Pancasila dan
2 2
Kewarganegaraan
Pendidikan Agama 2 2
Bahasa dan Sastera 5 5
Sejarah Nasional dan Dunia 2 2
Bahasa Inggris 4 4
Olah raga dan Pendidikan
2 2
Kesehatan
Matematika 6 8
Ilmu Pengetahuan Alam
a. Fisika 5 5
b. Biology 4 4
c. Kimia 3 3
Ilmu-Ilmu Sosial
a. Ekonomi 3 3
b. Sosiologi - 2
c. Geografi 2 -
Pendidikan Seni 2 -
Jumlah 42 42

Struktur Program Sekolah Menengah Umum (SMU) Kelas III


A. Bahasa
Mata Pelajaran Jumlah Jam
Kelas
III
Umum 2
Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama 2
Bahasa dan Sastera Indonesia 3
Sejarah Nasional dan Dunia 2
Bahasa Inggris 5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan 2
KHUSUS
Bahasa dan Sastera Indonesia 8
Bahasa Inggeris 6
Bahasa Asing Lain 9
Sejarah Budaya 5
Total 42

B. IPA
Mata Pelajaran Jumlah Jam
Kelas
III
Umum 2
Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama 2
Bahasa dan Sastera Indonesia 3
Sejarah Nasional dan Dunia 2
Bahasa Inggris 5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan 2
KHUSUS
Fisika 7
Biologi 7
Matematika 8
Total 42

C. IPS
Mata Pelajaran Jumlah Jam
Kelas
III
Umum 2
Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama 2
Bahasa dan Sastera Indonesia 3
Sejarah Nasional dan Dunia 2
Bahasa Inggris 5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan 2
KHUSUS
Ekonomi 10
Sosiologi 6
Sistem Pemerintahan 6
Antropologi 6
Total 42

(Soedijarto,2010 : 85-87)

Sebelum menyusun program, baik itu Program Tahunan, Program Catur


Wulan (PCW), dan persiapan bahan mengajar yang terdiri atas Program Satuan
Pelajaran (PSP), yaitu program pembelajaran untuk satu Pokok Bahasan dan
Rencana Pengajaran (RP) yang memuat rencana pembelajaran untuk satu
pertemuan, sangatlah penting untuk melakukan Analisis Materi Pelajaran (AMP)
terlebih dahulu.
Dalam AMP ini perlu dimuat bahan pelajaran (pokok atau sub pokok
bahasan), penjabaran bahan pengajaran, metodologi, sarana, serta perkiraan alokasi
waktu untuk setiap bahan tersebut.
Pada Program Tahunan, terdapat lima komponen. Karena program tahunan
disajikan dalam bentuk tabel, maka pada tabel tersebut terdapat lima kolom, yaitu
secara berturut – turut :
1. Catur Wulan
2. Nomor PSP
3. Pokok Bahasan
4. Alokasi Waktu
5. Keterangan.
Komponen yang harus ada dalam Program Catur Wulan yaitu :
1. Perhitungan Alokasi Waktu
2. Distribusi Alokasi Waktu
3. Rincian Waktu.
Adapun komponen yang harus ada pada Program Satuan Pelajaran (PSP) adalah :
1. Tujuan pembelajaran pokok bahasan.
2. Materi pelajaran, sumber atau alat, dan alokasi waktu.
3. Rencana pelajaran, biasanya rencana pelajaran ini dibuat secara terpisah, dalam
PSP ini hanya dicantumkan terlampir.
4. Penilaian, yang diuraikan lagi menjadi dua bagian, yaitu prosedur penilaian dan
alat penilaian. Alat penilaian juga biasanya dibuat secara tersendiri. Namun pada
umumnya sebelum penilaian, dicantumkan pula komponen lain, yaitu pendekatan
dan metode pembelajaran yang digunakan.
Sedangkan komponen yang harus ada pada Rencana Pengajaran, ialah
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian proses serta kuncinya.

B. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994


Kelebihan Kurikulum 1994
1. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, dan sosial.
2. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal
yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
3. Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan activate learning (pembelajaran aktif)
yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.
4. Struktur horizontal, termasuk ke dalam seperated subject (terpisah). Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA
dipecah menjadi fisika, biologi, dan kimia.
5. Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem
catur wulang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu
yang masing – masing disebut catur wulan (1 tahun 3 catur wulan).
6. Kurikulum 1994 termasuk kurikulum yang menganut konsep akademis, karena
kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme. Karena pada kurikulum
1994 lebih fokus kepada aspek kognitif siswa.

Kekurangan Kurikulum 1994


1. Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat dan banyak.
2. Konsep pengajaran saru arah dari guru ke murid.
3. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi atau substansi pada setiap mata pelajaran.
4. Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari – hari.
5. Proses pembelajaran yang bersifat klasikal denngan tujuan menguasai materi
pelajaran, dengan hanya menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran di kelas.
6. Metode yang digunakan untuk mengajar oleh guru di kelas cenderung monotone,
yaitu hanya menggunakan metode ceramah saja dan tidak menggunakan metode –
metode lain.
7. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa.
8. Pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran dengan muatan
kurikulum nasional sebanyak 80 , sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya
mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat
kesempatan 20 .
9. Materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi pengulangan –
pengulangan materi. Hal ini juga menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan
pikiran, namun juga kebosanan atau kejenuhan pada diri siswa.
C. Penambahan Suplemen Kurikulum 1999
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,
terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan pengusaaan materi
(content oriented), diantaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat, karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi atau substansi setiap mata pelajaran.
2. Mata pelajaran dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi dalam kehidupan sehari – hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajara,
guru sebagai pusat pembelajaran. Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat
diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper
and pencil test.

Hal lain yang mendorong Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi


sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan
25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.
Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen
Kurikulum 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu :
1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan
kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan
kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat
antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar siswa, potensi siswa, dan
keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan barbagai aspek terkait, seperti
tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana prasana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana
prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.

Penyempurnaan kurikulum 1994 pada tingkat pendidikan dasar dan


menengah dilaksanakan bertahap, yaitu Tahap Penyempurnaan Jangka Pendek dan
Tahap Penyempurnaan Jangka Panjang. Usaha pemerintah maupun pihak swasta
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran terus menerus dilakukan, seperti
penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh praktisi pendidikan.
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan


dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. tujuan dari
diterapkannya kurikulum 1994 adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
melalui siswa yang telah mampu menguasai materi yang diberikan. Bahan ajar yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa harus berdasarkan TIU (Tujuan
Institusional Umum) dan TIK (Tujuan Institusional Khusus) atau berdasarkan
tujuan pembelajarannya dan menyiapkan siswa untuk melenjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Namun dalam Prosesnya terdapat penambahan Suplemen Kurikulum 1999
sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan
25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Dengan penyempurnaan kurikulum 1994
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu Tahap
Penyempurnaan Jangka Pendek dan Tahap Penyempurnaan Jangka Panjang. Usaha
pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus
menerus dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses
pembelajaran.
Daftar Pustaka

Soedijarto. Dkk. 2010. Sejarah Pusat Kurikulum. Jakarta : Pusat Kurikulum Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan, Balitbang Dikbud, 1996.


Perbedaan Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994, Untuk Mata Pelajaran: Fisika,
Kimia, Biologi, Matematika, Ekonomi dan Akuntasi, Sosiologi dan Antropologi,
Geografi, dan Bahasa Inggris.

http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16.

https://jejakseribupena.files.wordpress.com/2015/06/sejarah-perkembangan-
kurikulum-di-indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai