Anda di halaman 1dari 9

SAMPLING ATRIBUT UNTUK PENJ=GUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN

TRANSAKSI
Pengujian pengendalian dan pengujian golongan transaksi untuk pembelian dan pembayaran sangat
penting, maka penggunaan sampling atribut menjadi lazim dilakukan. Pendekatannya serupa dengan yang
digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantive golongan transaksi penjualan.

Ikhtisar Tujuan Audit Golongan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian,


dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi Pengekuaran Kas.

Tujuan Audit Golongan Pengendalian Internal Pengujian Pengujian Substantif


Transaksi Kunci Pengendalian Golongan Transaksi
Pengeluaran kas yang Terdapat pemisahan Diskusikan dengan Review jurnal pengeluaran
dibukukan adalah untuk tugas yang memadai personil terkait dan kas, buku besar, dan master
barang dan jasa yang telah antara utang usaha dan observasu aktivitas. file utang usaha untuk
diterima (keterjadian) penyimpanan check pembayaran berjumlah besar
yang telah Diskusikan dengan atau tidak biasa.
ditandatangani atau personil terkait
otoritas membayarkan dengan observasi Telusur check atau catatan
dana secara elektronis aktivitas. pembayaran bank elektronik
Dokumen pendukung ke jurnal pembelian yang
diperiksa lebih dahulu Periksa ada tidaknya bersangkutan dan periksa
sebelum check persetujuan nama penerima pembayaran
ditandatangani atau pembayaran. dan jumlahnya.
sebelum dilakukan
pembayaran Periksalah check:
Diberikan persetujuan penandatanganannya
pembayaran pada
dokumen pendukung Periksa dokumen pendukung
pada saat check di sebagai bagian dari pengujian
tandatangani. pembelian.
Transaksi pengeluaran kas Check bernomor urut Periksa keberurutan Rekonsiliasi catatan
yang ada telah dibukukan tercetak dan penggunaan check pengeluaran kas dengan
(kelengkapan) dipertanggungjawabkan pengeluaran kas dalam
penggunaannya. Periksa rekonisiliasi laporan bank (proof of cash)
Rekonsiliasi bank bank dan observasi
dibuat oleh petugas pembuatannya
independen yang
terpisah dari pencatatan
pengeluaran kas atau
penyimpanan asset.
Transaksi pengeluaran kas Perhitungan dan Periksa ada tidaknya Periksa pengeluaran check
telah dibukukan dengan jumlah-jumlah verifikasi internal. dan catatan pengeluaran kas
tepat (ketelitian) diverifikasi internal. dalam catatan elektronik bank
Rekonsiliasi bank Periksa rekonsiliasi dengan jurnal pembelian dan
dibuat secara bulanan bank dan observasi jurnal pengeluaran kas.
oleh personil penyiapannya. Hitung ulang potongan tunai.
independen Buatlah proof of cash.
Transaksi pengeluaran kas Isi master file utang Periksa ada tidaknya Test ketelitian penulisan
dibukukan dalam master file usaha diverifikasi verifikasi internal dengan memeriksa keberana
utang usaha dengan benar internal. penjumlahan vertical (footing)
dan diringkas dengan benar Master file utang usaha Periksa paraf pada jurnal dan telusur posting ke
(posting dan peringkasan) atau total daftar saldo akun-akun besar buku besar dan master file
dibandingkan dengan sebagai tanda telah utang usaha.
saldo buku besar. dibandingkan.
Transaksi pengeluaran kas Digunakan daftar akun Periksa manual Bandingkan penggolongan
digolonkan dengan benar yang memadai prosedur dan daftar dengan daftar akun dengan
(penggologan) akun mengacu pada faktur penjual
Penggolongan akun dan jurnal pembelian.
diverifikasi internal Periksa ada tidaknya
verifikasi internal
Transaksi pengeluaran kas Prosedur mensyaratkan Periksa manual Bandingkan tanggal pada
telah dicatat pada tanggal pencatatan transaksi prosedur dan check atau catatan elektronik
yang benar (saat) sesegera mungkin observasi apakah ada bank dengan jurnal
setelah check check yang tidak pengeluaran kas.
ditandatangani. dicatat. Bandingkan tanggal pada
Tanggal diverifikasi Periksa ada tidaknya check dengan catatan
secara internal. verifikasi internal elektronik bank.

Ada tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran dibandingkan dengan
siklus-siklus lainnya:
 Siklus ini menyangkut banyak akun, baik yang berupa akun-akun laba-rugi, maupun
akun-akun neraca. Dampaknya adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
penggolongan menjadi tinggi, bahkan beberapa diantaranya berpengaruh terhadap laba
bersih. Contohnya adalah kesalahan penggolongan antara beban reparasi dan
pemeliharaan dan asset tetap. Akibatnya, auditor sering menurunkan tingkat toleransi
bisa diterima, terutama untuk atribut penggolongan.
 Dalam siklus transaksi ini diperlukan pertimbangan yang signifikan, seperti misalnya
dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi. Kebutuhan atas pertimbangan ini
meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian. Akibatnya auditor sering
menurunkan tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut ketelitian.
 Jumlah rupiah untuk transaksi individual, sering kali berjumlah sangat besar.
Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa seperti itu
dan mengujinya 100%.

1. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


UTANG USAHA
Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari pembelian barang dan
jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan. Utang usaha meliputi kewajiban
yang timbul dari pembelian bahan baku, peralatan, listrik, reparasi, dan masih banyak jenis
barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun buku.
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga. Kewajiban
merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan terutang pada tanggal
neraca. Apabila kewajiban menyangkut pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai utang
wesel, utang kontrak, utang hipotik atau utang obligasi.
Gambar di bawah ini meringkas metodologi untuk perancangan pengujian rinci utang
usaha.

Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo untuk Utang Usaha

Apabila pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi menunjukkan


bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif, dan prosedur analitis menunjukkan hasil
yang memuaskan, auditor pada umumnya akan menurunkan pengujian rinci saldo. Namun, karena
pada kebanyakan perusahaan, utang usaha cenderung menjadi material, auditor hampir selalu
melakukan pengujian rinci saldo

1.1 Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi utang usaha ( Tahap I)
Banyak perusahaan fokus pada upaya memperbaiki manajemen aktivitas rantai-pemasokan
yang telah mengubah berbagai hal dalam rancangan sistem yang digunakan untuk
menginisiasi dan mencatat aktivitas pembelian dan pembayaran. Upaya untuk
merampingkan pembelian dan pembayaran barang dan jasa, termasuk lebih meningkatkan
pembelian persediaan secara just-in-time, mengingkatkan berbagai informasi dengan
pemasok, dan penggunaan teknologi informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis,
telah mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak perusahaan.
Perubahan ini bisa meningkatkan risiko bisnis secara signifikan. Sebagai contoh, pemasok
memiliki akses yang lebih besar pada catatan utang usaha yang memungkinkan mereka
untuk secara terus menerus memonitor saldo utang usaha dan melakukan rekonsiliasi rinci
transaksi. Akses oleh pihak luar, seperti pemasok, atas catatan akuntansi mengancam
kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian apabila akses tersebut tidak diawasi dengan
baik. Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistik pergerakan fisik
persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa meningkatkan kesulitan dalam
menetapkan pisah batas saldo utang usaha yang efektif pada akhir tahun. Auditor harus
mengerti sifat perubahan sistem tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien
dan pengendalian manajemen terkait memengaruhi kemungkinan keslahan penyajian
material dalam utang usaha.

1.2 Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren ( Tahap I)


Seperti halnya piutang usaha, sejumlah besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha.
Saldonya seringkali berjumlah besar dan meliputi sejumlah besar dan meliputi sejumlah
besar pemasok dan biasanya akan mahal bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena
alasan tersebut, auditor biasanya menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif
tinggi. Mereka biasanya menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo
pisah batas karena potensi terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.

1.3 Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi (Tahap I dan II)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk utang usaha,
mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal.
Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya akan tergantung pada
efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu,
auditor harus memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang
berhubungan dengan utang usaha.
Pengaruh pengendalian internal klien atas pengujian pengendalian internal dapat
dilukiskan dengan 2 contoh berikut.
1) Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas catatan dan
pembayaran untuk pembelian. Penerimaan barang didokumentasi melalui penggunaan
laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak; voucher bernomor urut tercetak
dibuat dengan tepat dan efisien dan dicatat dalam file transaksi pembelian dan master
file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan tepat pada tanggal jatuhnya dan
segera dicatat dalam file transaksi pembayaran dan dalam master file utang usaha.
Saldo utang usaha individual dalam master file direkonsiliasi secara bulanan dengan
laporan dari pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi total master file
dengan buku besar. Dalam situasi demikian, verifikasi atas utang usaha hanya
membutuhkan sedikit usaha dari auditor, karena auditor berkesimpulan bahwa
pengendalian internal telah beroperasi dengan efektif.
2) Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan barang, klien menunda
pencatatan pembelian hingga dilakukan pembayaran kas, dan karena kekurangan kas,
tagihan dari pemasok sering dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuhnya. Apabila
auditor berhadapan dengan situasi semacam itu, ada kemungkinan terjadi kurang saji
dalam utang usaha; oleh karena itu diperlukan pengujian rinci yang ekstensif untuk
memastikan apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.

1.4 Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain, terutama dalam menemukan kesalahan
penyajian dalam utang usaha. Auditor harus membandingkan total beban tahun ini dengan
tahun sebelumnya untuk menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha maupun
dalam akun beban. Karena penggunaan pembukuan berpasangan (double entry
accounting), suatu kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga akan berakibat
kesalahan penyajian yang sama pada akun utang usaha. Oleh karena itu, pembandingan
beban-beban tahun ini seperti sewa, listrik, dan beban-beban yang terjadwal dengan regular
dengan tahun sebelumnya merupakan prosedur yang efektif dalam menganalisis utang
usaha apabila beban dari tahun ke tahun relatif stabil.

1.5 Merancang dan Melaksanakan Pengujian Rinci Saldo Akun Utang Usaha (Tahap III)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo utang usah
telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat.
Ada perbedaan penting dalam penekanan audit atas liabilitas dan aset. Apabila
auditor mengaudit aset, auditor akan menekankan pada lebih saji melalui verifikasi dengan
konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Pendekatan
sebaliknya dilakukan auditor dalam audit atas saldo liabilitas. Dalam hal ini auditor
menekankan pada kemungkinan terjadinya kurang saji atau penghilangan liabilitas.
Perbedaan penekanan dalam audit asset dan kewajiban berakibat langsung pada
kewajiban hukum akuntan publik. Apabila penanaman modal, kreditur dan pengguna
lainnya setelah diterbitkannya laporan keuangan auditan menentukan bahwa laba dan
ekuitas pemilik telah lebih saji material, maka tunutan hukum kepada KPA layak untuk
dilakukan. Karena kesalahan penyajian ekutas pemilik dapat timbul baik dengan membuat
lebih saji asset atau membuat kurang saji liabilitas, maka logis bagi auditor untuk menaruh
perhatian yang besar pada kedua jenis kesalahan penyajian tersebut. Auditor juga jangan
melupakan bahwa kemungkinan asset kurang saji dan liabilias lebih saji, termasuk yang
timbul dari kesalahan penyajian berupa lebih saji dalam utang usaha.
Tujuan audit salod yang diterapkan dalam mengaudit piutang usaha, untuk
pengauditan utang usaha dengan tiga modifikasi kecil berikut:
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai bersih
bisa direalisasi hanya diterapkan untuk asset.
2. Aspek hak pemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterapkan untuk
liabilitas. Untuk asset, auditor sangat menekankan pada hak klien atas
penggunaan dan penghapus bukuan asset. Untuk liabilitas, auditor memusatkan
perhatian pada kewajiban klien untuk membayar, maka tidak akan dicantumkan
sebagai liabilitas.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada atas lebih
saji.
Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Rinci Saldo Komentar
Utang usah dalam daftar utang Jumlahkan ulang atau gunakan Bila penjumlahan dilakukan
usaha cocok dengan yang computer untuk menjumlahkan secara manual tidak perlu
tercantum pada master file yang daftar utang usaha. seluruh halaman dijumlah.
bersangkutan, dan totalnya cocok Telusur total ke buku besar.
dengan yang tercantum di buku Telusur faktur penjual individual Penelusuran ke master file
besar (kecocokan saldo) ke master file untuk bisa dibatasi, kecuali bila
mencocokkan nama dan pengendalian lemah.
jumlahnya.
Utang usaha dalam daftar utang Telusur dari daftar utang usaha Biasanya kurang mendapat
usaha sungguh-sungguh ada ke faktur penjual dan laporan dari perhatian, karena perhatian
(keberadaan) pemasok. utama pada lebih saji.
Konfirmasi utang usaha,
terutama untuk yang berjumlah
besar dan tidak biasa.
Utang usaha yang ada telah Lakukan pengujian liabilitas Ini adalah pengujian audit
tercantum dalam daftar utang setelah tanggal penutupan buku. yang penting untuk utang
usaha (kelengkapan) usaha
Utang usaha yang tercantum dalam Lakukan prosedur yang sama Biasanya, tekanan pada
daftar telah akurat (ketelitian) dengan yang digunakan untuk prosedur untuk ketelitian ini
tujuan keberadaan dan pengujian adalah kurang saji
setelah tanggal penutupan buku dibandingkan dengan untuk
penghilangan.
Utang usaha yang tercantum dalam Review daftar dan master file Pengetahuan tentang bisnis
daftar telah digolongkan dengan yang bersangkutan dengan pihak klien sangat penting untuk
benar (penggolongan) yang berelasi, liabilitas pengujian ini.
berbunga, utang jangka panjang,
utang bersaldo debet.
Transaksi dalam siklus pembelian Lakukan pengujian setelah Ini merupakan pengujian yang
dan pembayaran telah dicatat pada tanggal penutupan buku. sangat penting untuk utang
periode yang tepat (pisah-batas) Lakukan pengujian rinci sebagai usaha. Ini disebut pengujian
bagian dari observasi pisah batas.
penghitungan persediaan.
Lakukan pengujian untuk
persediaan dalam perjalanan.
Perusahaan memiliki kewajiban Periksalah laporan dari pemasok Biasanya bukan merupakan
untuk membayar liabilitas yang dan konfirmasi utang usaha. perhatian utama dalam audit
tercantum dalam utang usaha utang usaha, karena semua
(kewajiban) utang usaha adalah kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai