Anda di halaman 1dari 26

BAB 2

LAPORAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 05 Oktober 2016
Jam pengkajian : 15.00 WIB (27 jam post op)
Tanggal MRS : 02 Oktober 2016
Jam MRS : 23.00 WIB
No. RM : 15XXXXX
Diagnosa masuk : Fracture collum femur sinistra
Jenis operasi : Bipolar hemiarthroplasty hip sinistra
Tanggal operasi : 04 Oktober 2016
Jam operasi : 09.05-11.35 WIB
I.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Janda
Suku : Jawa
Agama : Kristen
Alamat : Surabaya
Penanggung jawab : Atasan
Pendidikan : SMEA
TB/BB : 156 cm/69,5 kg
1.2 Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengungkapkan badan panas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada hari minggu, tanggal 02 Oktober 2016 pukul 16.30 WIB Ny.E jatuh
terduduk di lantai dapur yang licin sehabis di pel. Ny. E merasa kesakitan
dan kakinya seperti dipeluntir sehingga ia tidak bisa berdiri, lalu
memanggil pembantu di rumah itu untuk menolongnya. Pembantu segera
menelepon mobil ambulans dari RSK untuk menjemput Ny.E. Sementara
menunggu mobil ambulans datang Ny.E hanya bisa berbaring di tempat
ia terjatuh. Mobil ambulans baru tiba di rumah tempat Ny.E bekerja
pukul 20.00 WIB dan Ny.E langsung dilarikan ke IGD RSK. Pasien tiba
di IGD pukul 20.40 WIB, keadaan saat tiba di IGD pasien agak lemah,
akral hangat, nadi kuat, pasien tampak kesakitan, composmentis, GCS:
4-5-6, TD: 125/49 mmHg, nadi: 87x/menit, RR: 16x/menit, pasien
mengeluh nyeri pada paha kiri, NRS:8, dilakukan foto pelvis dan
hasilnya ada fracture intertrochanterica kiri dengan dislokasi dan
dilakukan juga foto thorax dengan hasil cardiomegali, tidak ada
tanda-tanda radang atau oedem paru. Di IGD dipasang IV cath di tangan
kanan pasien dan diberikan injeksi Remopain 3% IV, dipasang dower
kateter nomor 16, dipasang skin traksi beban 4 kg di kaki kiri, kemudian
dikonsulkan ke dokter ortopedi dan dilakukan pemeriksaan Na: 141
mmol/l, K: 4,0 mmol/l, BS acak: 112 mg/dl, ECG: irama sinus
75x/menit, jika nyeri diberikan injeksi dynastat 40 mg 2xIV, lab
dilengkapi via ruangan. Kemudian pasien MRS di paviliun 4. Pasien tiba
di paviliun 4 pukul 23.00 WIB dengan keadaan umum agak lemah, akral
hangat, nadi kuat, pasien tampak kesakitan, terpasang IV cath di tangan
kanan, dower kateter dan skin traksi di kaki kiri dengan beban 4 kg,TD:
100/60 mmHg, nadi: 84x/menit, S: 37,2​0​C, RR: 18x/menit, GCS: 4-5-6,
NRS: 5. Pada tanggal 03 oktober 2016 keadaan umum pasien agak
lemah, akral hangat, nadi kuat, pasien mengungkapkan merasa nyeri,
NRS: 3, TD: 100/60 mmHg, nadi: 76x/menit, S: 36,8​0​C. Di ruangan
dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasilnya masa perdarahan 1’44’’
menit/detik, masa pembekuan 8’17’’ menit/detik, retraksi bekuan positif,
PPT: 13,0, kontrol PPT: 13,1, APTT: 35,8, kontrol APTT: 35,0, BUN:
10,3 mg/dl, creatinin: 0, 81mg/dl, SGOT/ASAT: 31,5 u/L, SGPT/ALAT:
18,5: u/L, leukosit 9,06x10​9​/L, eritrosit 3,48 x10​12​/L, Hb: 10,8 g/dl, PCV:
32,9∞, trombosit: 205x10​9​/L, gula puasa 105 mg/dL, gula 2 jam PP: 127
mg/dl, anti HCV negatif dan HbsAg negatif, screening non reactive.
Advis dokter setelah dilaporkan hasil lab yaitu siap darah 2 bag PRC
dengan golongan darah O. Pada pukul 19.30 WIB pasien mendapat terapi
Dulcolax supp untuk persiapan operasi tapi pasien tidak bisa BAB. Pada
pukul 22.00 WIB pasien mendapatkan terapi Esilgan 2 mg per oral,
pasien dipuasakan untuk makan dan minum mulai pukul 24.00 WIB.
Pada tanggal 04 oktober 2016 keadaan pasien agak lemah, akral hangat,
nadi kuat, jam 05.00 WIB dipasang infus RA jalan 20 tetes per menit.,
masih terpasang skin traksi di kaki kiri dengan beban 4 kg, TD: 120/70
mmHg, nadi: 84x/menit, suhu 37,7​0​C, NRS:3. Pada pukul 05.30 WIB
dilakukan tes antibiotik Xerxes dan Mikasin, hasilnya pasien tahan
terhadap obat tersebut (tidak ada kemerahan dan gatal). Pada pukul 07.00
WIB pasien mendapatkan terapi OMZ 40 mg IV, Granon 3 mg IV dan
antibiotik Xerxes 2 gr dan Mikasin 500 mg IV. TTV pasien; TD: 120/80
mmHg, nadi: 84x/menit, S: 36,2​0​C. Pasien berangkat ke OK pukul 07.30
WIB dengan keadaan umum agak lemah, akral hangat, nadi kuat, TD:
120/80 mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,2​0​C. Di OK teknik anastesi
yang digunakan adalah general anestesi dan regional anestesi dengan
obat premedikasi Sedacum 2 mg IV, di OK juga dipasang tampon anus.
Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah hemiarthroplasty dengan
jumlah perdarahan 400 cc sehingga dilakukan tranfusi 1 bag PRC dengan
golongan darah O. Pasien kembali ke paviliun 4 pada pukul 15.15 WIB
dengan keadaan umum agak lemah, memakai infus 2 Triofusin dan 1
Tutofusin/24 jam, Naropin pump jalan 5,0 cc/jam via epidural cath,
terpasang polivac tanpa vacum, luka operasi di paha kiri ditutup kasa dan
hipavix, tidak ada perembesan, posisi kaki abduksi diganjal bantal,
tampon anus sudah dilepas. TTV; TD: 120/80 mmHg, nadi: 82x/menit,
RR: 20x/menit, GCS: 4-5-6, pasien mengeluh nyeri, NRS:4. Advis
dokter besok bisa mulai fisioterapi, terapi post op dari dokter anastesi
OMZ 1x40 mg IV, Granon 2x 3 mg IV dan Ketesse 2x50 mg IV, terapi
dari dokter bedah Xerxes 2x2 gr IV dan Mikasin 2x500 mg IV.
Dilakukan pemeriksaan Hb post op, hasilnya 9,7 g/dl. Advis dokter bila
polivac ≥100 cc dilakukan transfusi 1 bag PRC tanpa premedikasi. Pada
tanggal 05 oktober 2016 keadaan umum pasien agak lemah, akral hangat,
nadi kuat, terpasang infus 2 Triofusin dan 1 Tutofusin/24 jam, Naropin
0,2% pump jalan 5,0 cc/jam via epidural cath selama 2 hari, polivac
tanpa vacum, dower kateter, ada luka operasi di paha kiri ditutup kasa
dan hipavix , tidak ada perembesan dan posisi kaki abduksi, TD: 120/70
mmHg, nadi: 88x/menit, suhu: 36,7​0​C, NRS: 4, jumlah cairan dari
polivac drain 40 cc dengan warna merah darah dan serum, dilakukan cek
Hb dengan hasil 9,1 g/dl sehingga advis dokter transfusi 1 bag PRC tanpa
premedikasi. Pada pukul 13.00 dilakukan observasi TTV, TD: 110/70
mmHg, nadi: 84x/menit, S: 37,7​0​C, kemudian pada pukul 14.00 WIB
suhu meningkat menjadi 38​0​C sehingga darah belum bisa ditransfusi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengungkapkan pasien pernah masuk rumah sakit pada bulan April 2016
karena penyakit demam berdarah.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengungkapkan dalam keluarga tidak ada yang menderita osteoporosis,
hipertensi, diabetes mellitus, asma dan penyakit jantung.
5. Riwayat Psikososial
Psikososial :
Di rumah:
Ny. E mengungkapkan tidak pernah berinteraksi dengan tetangga karena
kompleks perumahan tempat ia bekerja merupakan kawasan elit. Ny. E
hanya berinteraksi dengan orang-orang yang ada di dalam rumah.
Di rumah sakit:
Ny. E jarang berinteraksi dengan teman sekamarnya, ia lebih banyak bermain
hand phone namun hubungannya dengan perawat sangat baik, Ny. E
mampu berinteraksi serta kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan
perawat. Ny.E juga merasa optimis bisa cepat sembuh dari penyakitnya.
Spiritual :
Di rumah:
Ny. E mengungkapkan rajin ke gereja dan aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja.
Di rumah sakit:
Selama dirawat di rumah sakit Ny. E hanya bisa berdoa di atas tempat tidur.
6. Riwayat Alergi
Pasien mengungkapkan tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat-obatan
dan udara.
1.3 Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
Di rumah :
Pasien mengungkapkan makan 2x sehari. Pada pagi hari pasien hanya
mengkonsumsi snack dan sore hari sekitar pukul 16.00 WIB pasien
makan dengan menu makanan nasi, sayur dan lauk berupa ikan atau
daging. Hal ini sudah menjadi kebiasaan pasien sejak lama. Pasien biasa
minum air putih 7-8 gelas/hari dankadang-kadang minum teh.
Di rumah sakit :
Saat pengkajian pasien sudah makan 1 porsi dengan diet TKTP dan minum 800
cc/8 jam.
2. Eliminasi
Di rumah :
Pasien BAB 2x sehari dan BAK 5 - 6x sehari.
Di rumah sakit :
Sudah terpasang dower kateter no 16 dengan jumlah urine 800 cc/8 jam, BAK
terakhir tanggal 05 Oktober 2016 pukul 14.00 WIB dan BAB terakhir
tanggal 05 Oktober 2016 pukul 05.00 WIB namun hanya sedikit yang
keluar.
3. Aktivitas dan Istirahat
Di rumah :
Pasien bekerja sebagai kepala rumah tangga di rumah atasannya. Pukul 08.00
WIB pasien bangun dan mengecek segala sesuatu yang sudah dikerjakan
oleh para pembantu di rumah, kemudian makan snack dan minum teh
dan melanjutkan pekerjaannya sebagai kepala rumah tangga. Pukul 16.00
WIB pasien beristirahat dan makan, setelah itu pasien mandi dan
membagi tugas bagi para pembantu untuk besok, pukul 02.00 WIB
pasien baru bisa tidur sampai pukul 08.00 WIB.
Di rumah sakit :
Pasien tirah baring total karena masih dalam efek bius (masih mengantuk) dan
dalam observasi sehingga aktivitas dibantu oleh perawat. Pasien
menghela napas panjang ketika dipindahkan posisi kakinya ketika
dimandikan.
4. Hygiene Perseorangan
Di rumah :
Pasien mandi 2x sehari, menggosok gigi 2 x sehari dan keramas setiap hari
dilakukan secara mandiri.
Di rumah sakit :
Sejak terjatuh pada tanggal 02 Oktober 2016, pasien tidak mandi, hanya diseka
oleh perawat karena harus bedrest.
1.4 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : pasien tampak lemah, pucat, badan teraba panas dan
memiliki tingkat ketergantungan total care.
2. Sistem pernapasan
Tidak ada deformitas hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
secret di hidung, bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, retraksi
dada ringan, RR = 18 x/mnt.
3. Sistem kardiovaskuler
TD 110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 38ºC, S1 dan S2 Tunggal, CRT 2
detik, sianosis, konjutiva anemis, bibir tampak lembab, mukosa oral
lembab, akral panas, tidak ada pembesaran vena jugularis, nadi kuat dan
teratur.
4. Sistem persyarafan
Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, reaksi terhadap cahaya +/+, pupil isokor
3/3, tidak ada gangguan saraf motorik, dan sensorik, tidak ada paralisis,
NRS 4.

5. Sistem perkemihan
Pasien menggunakan kateter dengan produksi urine 100 cc/jam, tidak ada warna
kemerahan pada urine, urine kuning jernih, tidak ada distensi kandung
kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, palpasi kandung
kemih kosong.
6. Sistem pencernaan
Tidak ada pembesaran hepar dan lien, tidak ada luka pada abdomen, tidak ada
distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan pada abdomen , bising usus 8
x/mnt, perkusi suara timpani.
7. Sistem muskuluskeletal dan integument
Skala kekuatan otot:
5 5

5 x

Kulit tampak lembap, tidak ada deformitas pada ekstremitas, pergerakan sendi
optimal, nyeri di paha kiri seperti tertusuk benda tajam, dengan nyeri
sedang, ketika pasien digeser dan dipindahkan posisi, badan teraba panas.
1.5 Pemeriksaan Penujang
Pada tanggal 05 Oktober 2016 dilakukan pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan Hb
Hasilnya 9,1 g/dl
1.6 Terapi
1. Triofusin 500 ml
Komposisi: ​triofusin 500/1000/1600 tersedia dalam larutan 500 mL di dalam botol
kaca.
Indikasi: : memenuhi energy total dan parsial secara parenteral
Kontraindikasi​:​ Hipersensitif, hiperglikemia, asidosis metabolik​.

Efek samping: Demam, nyeri pada tempat injeksi, trombosis vena, flebitis,
ekstravasasi, dan hipervolemia.

2. Tutofusin OPS
Komposisi: ​Na 100 meq, K 18 meq, Ca 4 meq, Mg 6 meq, CI 90 meq, acetate 38
meq, sorbitol 50 g
Indikasi: memenuhi kebutuhan air dan electrolit selama massa pra operasi, intra
operasi dan pasca operasi, pada keadaan dehidrasi isotonic dan cairan
intravaskuler, kebutuhan karbohidrat secara parsial
Kontraindikasi: ​Insufisiensi ginjal, intoleransi fruktosa dan serbitol, defisiensi
frutosa-1.6-difosfat, keracunan metil alkohol
Efek samping​:​ Pemberian fosfat inorganik dapat memnyebabkan presiptasi

3. Ringer acetate
Komposisi: CaCl​2​ 0,2g, KCl 0,3g, NaCl 6 g, Na ​Acetate​ 3,8 g
Indikasi: dehidrasi isotonic dengan asidosis karena kehilangan bicarbonat
Kontraindikasi: ​Keadaan hiperhidrasi, ​hipernatremia​, hiperkloremia, dan
hiperkalemia tanpa pemberian ​kalium secara simultan dan ​insufisiensi ​hati
berat​.
Efek samping:​ ​Demam​, ​infeksi​, ​flebitis​, ​nyeri​ pada tempat suntikan, ​ekstravasasi​.
4. Dumin
Golongan: analgesik dan antipiretik
Komposisi: Paracetamol
Indikasi: Meredakan nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, disminore, nyeri otot dan
sendi, flu dan menurunkan demam.
Cara kerja: Absorbsi melambat dengan obat antikolinergik atau analgesic oploid.
Toksisitas meningkat bila digunakan bersama alcohol atau obat anti
epilepsy. Meningkatkan respon antikoagulan kumarin dan kloramfenikol
konsentrat.
5. Dulcolax supposutoria
Golongan: supposutoria
Komposisi: Bisacodyl
Indikasi: terapi konstipasi akut dan kronik. Pengosongan perut sebelum
pemeriksaan radiologi untuk abdomen, atau endoskopi dan sebelum atau
sesudah operasi.
Cara kerja: Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan
difenil metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive
laxative), DULCOLAX merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah
hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan alektrolit
dalam lumen usus besar
6. Dynastat
Golongan: analgesik
Komposisi: parecixib Na
Indikasi: terapi jangka pendek untuk nyeri pasca operasi.
Cara kerja: warfarin, diuretic, antihipertensi, siklosporin, tacrolimus, flukonazol,
ketokonazol, rifampisin, fenitoin, karbamazepin, deksametason,
dekstrometorfan, flekainid, propafenon, metoprolol, omeprazole,
diazepam, imipramine, litium.
7. Esilgan
Golongan: obat hanya dapat di peroleh dengan resep dokter (obat keras)
Komposisi: Estazolam.
Indikasi: gangguan tidur karena gugup, cemas, tegang, psikosis, nyeri pasca
operasi, trauma
Cara kerja: alcohol, depresan SSP, MAOI.
8. Granon 3 mg 2x IV
Golongan: antiemetik
Komposisi: granisetron
Indikasi: pencegahan dan pengobatan mual muntah akut yang berhubungan
dengan kemoterapi, radioterapi, mual muntah pasca operasi.
9. OMZ 40 mg IV
Golongan: antiemetik
Komposisi: omeprazole
Indikasi: pengobatan jangka pendek penderita tukak duodenal, tukak lambung,
pengobatan refluks esefagitis erosit/uleratif pada penderita dengan
endoskopi.
Cara kerja: memperpanjang waktu eliminasi diazepam, warfarin, feniton.

10. Naropin 0,2% pump


Golongan: analgesik
Komposisi: ropivacaine HCI
Indikasi: anestesi pada prosedur operasi, block epidural termasuk bedah besar,
block saraf perifer (tepi), dan anestesi infiltrasi, penatalaksanaan nyeri
akut, infus epidural kontinu atau bolus epidural interniten pada nyeri pasca
operasi
Cara kerja: efek toksik bertambah jika diberikan bersama zat anestesi local tipe
amida lainnya seperti lidokain, meksitetin. Kadar obat ini dalam plasma
ditingkatkan oleh fluvoksamin, verapamil. Kadar ropivacaine dalam
plasma ditingkatkan oleh enoxacin.
11. Mikasin 500 mg IV
Golongan: antibiotik
Komposisi: amikacin sulfate
Indikasi: bacteremia, septikenia, infeksi saluran napas, tulang dan sendi berat,
infeksi ssp, infeksi pasca operasi, luka bakar.
Cara kerja: toksisitas meningkat dengan aminoglikosida lain, sefaloridin,
polomiksin B, kolistin, asam etakrinik dan furosemide, diuretic, obat
anestesi dan blok neuromuscular.
12. Xerxes 1 gr IV/drip
Golongan: antibiotik
Komposisi: imipenem 500 mg, cilastatin 500 mg.
Indikasi: pengobatan infeksi intra abdominal, saluran napas bawah, ginekologi,
ISK, sadokarditis, kulit dan jaringan lunak, septicemia
13. Ketesse 5 gr 2x IV
Golongan: analgesik
Komposisi: dexketoprofen trometamol.
Indikasi: nyeri muskoluskeletal akut, disminore, sakit gigi, nyeri pasca operasi
Kontraindikasi: riwayat serangan asma, bronkospasme, rhinitis akut atau polip
nasal, urtikaria atau edema angioneurotik, tukak lambung, atau dyspepsia
kronik, perdarahan lambung, penycrohn atau colitis ulseratif, gagal jantung
berat, disfungsi ginjal sedang sampai berat, disfungsi hati berat, diatesis
hemoragik, gangguan pembekuan darah, terapi antikoagulan, hamil,
laktasi.
Cara kerja: AINS, antikoagulan, heparin, tiklopidin, litium, metotreksat,
hidantoin, sulfonamide, diuretic, β bloker, pentoksifilin, trombolitik,
zidovudine, sulfonylurea, sikloporin, tacrolimus, probenesid, glikosida
jantung, mifepristone, kuinolon.
ANALISA DATA
nggal Data Etiologi Problem

ober 2016 Fraktur colum femur Hipertermia


pasien mengungkapkan ↓
badan panas. Pembedahan
O: ↓
1. Kulit teraba panas Proses penyembuhan
0​
2. Suhu: 38​ C tulang
3. Nadi :88x/menit ↓
4. RR: 18x/menit Peningkatan laju
metabolisme

Memproduksi endogenus
pirogen

Sintesis prostaglandin
dalam hipotalamus

Berikatan dengan neuron
prepiotik di hipothalamus

Meningkatkan thermostat
“set point” pada pusat
termoregulator

Hipertermia
ober 2016 S: Fraktur colum femur Nyeri akut
1. pasien ↓
mengungkapkan Adanya trauma jaringan
nyeri di paha kiri ↓
seperti tertusuk Pelepasan zat-zat kimia
benda tajam, (prostagladin,serotonin,hi
dengan nyeri stamin)
sedang, ketika ↓
pasien digeser dan Berikatan dengan
dipindahkan posisi. nociseptor
2. NRS : 4 ↓
O: Impuls nyeri
1. Menghela napas ↓
panjang ketika kaki Medula spinalis
kiri dipindahkan ↓
posisinya Cortex cerebri
2. Nadi :88x/menit ↓
3. TD: 110/70 Nyeri akut
4. RR: 18x/menit

ober 2016 S: - Fraktur colum femur Ketidakefektifan


O: ↓ perfusi jaringan
1. Konjungtiva anemis Pembedahan perifer
2. CRT 2 detik ↓
3. Kulit pucat Pembuluh darah terputus
4. Tensi: 110/70 mmHg ↓
5. Nadi: 88 x/menit Perdarahan saat operasi
6. Hasil pemeriksaan lab ↓
Hb: 9,1 g/dl Hb menurun

Penurunan suplai darah
ke jaringan

kefektifan perfusi jaringan
perifer

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Keperawatan
1 05 Oktober 2016 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
yang ditandai dengan pasien mengungkapkan badan panas, kulit
teraba hangat, suhu: 38​0​ C.
2 05 Oktober 2016 akut berhubungan dengan inflamasi akibat prosedur pembedahan
ditandai dengan pasien mengungkapkan nyeri di paha kiri seperti
tertusuk benda tajam, dengan nyeri sedang, ketika pasien digeser
dan dipindahkan posisi, NRS: 4, pasien menghela napas panjang
ketika kaki kiri dipindahkan posisinya.
3 05 Oktober 2016 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah yang ditandai
dengan konjungtiva anemis, CRT 2 detik, kulit pucat, hasil
pemeriksaan lab Hb: 9,1 g/dl.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipertermia Pasien tidak mengalami 1. Jelaskan pada pasien dan 1. Peningkatan suhu tu
berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh setelah keluarga tentang penyebab terjadi karena ada
peningkatan laju dilakukan tindakan keperawatan terjadinya peningkatan suhu peningkatan
metabolisme yang selama 3 x 24 jam yang ditandai tubuh. metabolisme tu
ditandai dengan dengan: sehingga ter
pasien - Pasien mengungkapkan pembentukan prostaglan
mengungkapkan badannya tidak panas. yang akan merangsang
badan panas, kulit - Kulit teraba hangat. point di hipotalamus un
teraba hangat, suhu: - Kulit tidak kemerahan peningkatan produ
38​0​ C. - Suhu 36,5​0​C-37,5​0​C panas.
- Nadi: 60-100x/menit
- RR: 12-20x/menit

2. Anjurkan kepada pasien dan 2. Pakaian tipis dan menye


keluarga untuk memakai keringat memba
pakaian tipis dan menyerap pengeluaran panas se
keringat. evaporasi.

3. Anjurkan kepada keluarga 3. Minum meningkat


untuk memberikan minum asupan cairan yang hil
1500-2000cc/hari. karena panas
mencegah dehidrasi.
4. Berikan kompres air dingin 4. Kompres air din
pada pasien. membantu pengelua
panas secara konduksi.

5. Kolaborasi dengan dokter 5. Dumin mengand


dalam pemberian: Dumin paracetamol 500 mg y
3x500 mg per oral. berguna sebagai antipire

6. Observasi dilakukan un
6. Observasi keluhan pasien mengidentifikasi ketep
dan TTV pasien. intervensi yang diberika
2. Nyeri akut Pasien mengungkapkan nyeri 1. Jelaskan kepada pasien 1. Nyeri disebabkan
berhubungan dengan berkurang setelah dilakukan tentang penyebab nyeri. terputusnya kontin
inflamasi akibat tindakan keperawatan selama jaringan saraf a
prosedur pembedahan 3x24 jam dengan kriteria hasil: tindakan pembedahan.
ditandai dengan - Pasien mengungkapkan nyeri
pasien berkurang
mengungkapkan nyeri - NRS 1-2
di paha kiri seperti - Pasien rileks ketika posisi kaki
tertusuk benda tajam, dipindahkan
dengan nyeri sedang, - TD: 100-130/80-90 mmHg 2. Ajarkan pasien cara 2. Distraksi ad
ketika pasien digeser - RR: 12-20 x/menit mengurangi nyeri dengan mengalihkan perha
dan dipindahkan - Nadi: 60-100 x/menit teknik distraksi klien ke hal yang
posisi, NRS: 4, pasien sehingga d
menghela napas menurunkan kewaspad
panjang ketika kaki terhadap nyeri, y
kiri dipindahkan menghambat stimulus n
posisinya. ketika seseorang mener
masukan sensori y
cukup atau berlebih
sehingga menyebab
terhambatnya impuls n
ke otak.
3. Teknik relaksasi bertuj
3. Ajarkan pasien cara untuk menurunkan horm
mengurangi nyeri dengan adrenalin sehin
teknik relaksasi. memberikan kenyama
pada pasien.

4. Mempertahankan
4. Pertahankan imobilisasi stabilisasi tulang y
bagian yang sakit dengan sudah di fiksasi.
tirah baring, posisi kaki
abduksi dan menjauhi sumbu
tubuh.

5. - Naropin merupakan o
5. Kolaborasi dalam memblok hantaran s
pemberian: bila mengadakan kon
- Naropin 0,2% pump jalan dengan suatu neu
5,0 cc/jam (2x 24 jam) dengan mence
- Ketesse 2x50 mg IV terjadinya depolari
dengan cara mengham
masuknya ion sod
(Na​+​).
- Ketesse merupakan o
analgesik anti inflam
dan antipiretik y
termasuk golon
NSAID. Mekanisme k
obat-obatan antiinflam
nonsteroid berhubun
dengan penguran
sintesis prostaglan
dengan penghambatan j
siklooksigenase.

6. Observasi keluhan 6. Respon simpatis se


nyeri/ketidaknyamanan dan dihubungkan dengan n
karakteristik, TTV, ringan sampai sedang a
gerak-gerik pasien dan NRS nyeri superficial. Ge
(skala 0-10). obyektif yang mun
adalah peningkatan teka
darah, peningkatan den
nadi, pernafa
Perubahan nilai T
merupakan kompen
terhadap rasa nyeri y
mengindikasikan interv
lebih lanjut.

3. Ketidakefektifan Pasien dapat mempertahankan 1. Jelaskan kepada pasien dan 1. Ketidakefektifan per
perfusi jaringan perfusi jaringan setelah keluarga penyebab jaringan perifer d
perifer yang dilakukan tindakan keperawatan ketidakefektifan perfusi disebabkan kar
berhubungan dengan selama 3x24 jam dengan kriteria jaringan (kulit pucat) pada perdarahan yang ter
penurunan konsentrasi hasil: pasien. saat pembedahan sehin
hemoglobin dalam 1) Konjungtiva tidak anemis hemoglobin dalam da
darah yang ditandai 2) Tidak sianosis mengalami penurunan
dengan konjungtiva 3) TD: 110-130/80-90 mmHg mengakibatkan pereda
anemis, sianosis, CRT 4) Nadi: 60-100x/menit darah tidak menc
2 detik, kulit pucat, 5) CRT < 2 detik daerah perifer tubuh.
hasil pemeriksaan lab 6) Kulit tidak pucat
Hb: 9,1 g/dl. 7) Hb 11,5 – 16,5 g/dL
2. Kolaborasi dengan do
bertujuan:
2. Kolaborasi dengan dokter 1) Memperbaiki volum
dalam: sirkulasi untuk
1) Pemberian transfusi 1 mempertahankan
bag PRC dengan perfusi.
golongan darah O.
2) Identifikasi defisien
dan kebutuhan
2) Pemeriksaan Hb pengobatan atau
respon terhadap ter

3. Mengetahui ting
pemulihan dan mence
komplikasi serta seba
3. Observasi konjungtiva, CRT, acuan dalam pemeriks
TTV, keadaan kulit dan hemoglobin.
produksi polivac drain.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan SOAPIE


06 oktober Hipertermia berhubungan dengan Pukul 07.00
2016 peningkatan laju metabolisme yang S​: Pasien mengungkapkan panas berkurang
ditandai dengan pasien O​:
mengungkapkan badan panas, kulit 1. Kulit teraba hangat
teraba hangat, suhu: 38​0​ C. 2. Suhu: 36,7​0​C
3. Nadi: 88x/menit
4. RR: 16x/menit
5. Pasien masih mendapatkan dumin
secara rutin (3x500 mg/oral)
A​: masalah teratasi sebagian
P​: intervensi 3, 5 dan 6 dilanjutkan
I​:
Pukul 07.10
Menganjurkan kepada keluarga untuk
memberikan minum banyak kepada
pasien.
Pukul 08.00
Memberikan dumin 1 tablet kepada pasien
Pukul 13.00
Memberikan dumin 1 tablet kepada pasien
Pukul 14.00
Mengobservasi keluhan pasien, TTV dan
keadaan kulit pasien.
E​:
Pukul 14.00
Pasien mengungkapkan badan hangat, kulit
teraba hangat, suhu 37,4​0​C, nadi:
88x/menit, RR:16x/menit.
06 oktober Nyeri akut berhubungan dengan Pukul 07.00
2016 inflamasi akibat prosedur pembedahan S​:
ditandai dengan pasien 1. Pasien mengatakan nyeri berkurang
mengungkapkan nyeri di paha kiri 2. NRS :3
seperti tertusuk benda tajam, dengan O​:
nyeri sedang, ketika pasien digeser dan 1. Pasien sedikit rileks ketika dirubah
dipindahkan posisi, NRS: 4, pasien posisi kakinya
menghela napas panjang ketika kaki 2. TD: 110/70 mmHg
kiri dipindahkan posisinya. 3. RR: 16 x/menit
4. Nadi: 88 x/menit
A​: masalah teratasi sebagian
P​: intervensi 4, 5 dan 6 dilanjutkan
I​:
Pukul 07.15
mpertahankan posisi tirah baring dan posisi
kaki abduksi dengan mengganjal bantal
diantara kaki yang sakit dan yang
sehat.
8.00
Memberikan injeksi ketese 50 mg IV
Pukul 14.00
lakukan observasi keluhan yang dirasakan,
TTV, gerak-gerik dan skala nyeri
pasien..
E​:
Pukul 14.00
Pasien mengungkapkan nyeri berkurang,
NRS:3, pasien sedikit rileks ketika dirubah
posisi kakinya, TD: 110/80 mmHg, RR:
16x/menit, nadi: 88x/menit.
06 Oktober Ketidakefektifan perfusi jaringan Pukul 07.00
2016 perifer yang berhubungan dengan S​:-
penurunan konsentrasi hemoglobin O​:
dalam darah yang ditandai dengan 1. Konjungtiva anemis
konjungtiva anemis, CRT 2 detik, kulit 2. TD: 110/70 mmHg
pucat, hasil pemeriksaan lab Hb: 9,1 3. Nadi: 88x/menit
g/dl. 4. CRT 2 detik
5. Kulit pucat
6. jumlah cairan polyvac drain tanpa
vakum 40 cc dengan warna merah
darah dan serum
7. Hari ini cek Hb
A​: Masalah belum teratasi
P​: Intervensi 2 dan 3 dilanjutkan.
I​:
Pukul 10.00
Mengambil darah pasien untuk
diperiksakan Hb
Pukul 14.00
ngobservasi konjungtiva, CRT, TTV,
keadaan kulit dan produksi polivac
drain.
E​:
Pukul 14.00
Pasien mengungkapkan dengan
konjungtiva masih anemis, tidak sianosis,
TD: 110/80 mmHg, nadi: 88x/menit, CRT
< 2 detik, pucat berkurang, hasil
pemeriksaan Hb: 11,4 g/dl
07 oktober Hipertermia berhubungan dengan Pukul 15.00
2016 peningkatan laju metabolisme yang S​: Pasien mengungkapkan badan hangat
ditandai dengan pasien O​:
mengungkapkan badan panas, kulit 1. Kulit teraba hangat
0​
teraba hangat, suhu: 38​ C. 2. Suhu: 37,9​0​C
3. Nadi: 84x/menit
4. RR: 18x/menit
5. Pasien masih mendapatkan dumin
secara rutin (3x500 mg/oral)
A​: masalah teratasi sebagian
P​: intervensi 3, 5 dan 6 dilanjutkan
I​:
Pukul 15.10
Menganjurkan kepada keluarga untuk
memberikan minum banyak kepada
pasien.
Pukul 19.00
Memberikan dumin 1 tablet kepada pasien
Pukul 21.00
Mengobservasi keluhan pasien, TTV dan
keadaan kulit pasien.
E​:
Pukul 21.00
Pasien mengungkapkan badan hangat, kulit
teraba hangat, suhu 36,4​0​C,nadi:
80x/menit, RR: 16x/menit.
07 oktober Nyeri akut berhubungan dengan Pukul 15.00
2016 inflamasi akibat prosedur pembedahan S​:
ditandai dengan pasien 1. Pasien mengatakan nyeri berkurang
mengungkapkan nyeri di paha kiri 2. NRS :3
seperti tertusuk benda tajam, dengan O​:
nyeri sedang, ketika pasien digeser dan 1. Pasien sedikit rileks ketika dirubah
dipindahkan posisi, NRS: 4, pasien posisi kakinya
menghela napas panjang ketika kaki 2. Naropin pump sudah dilepas sejak
kiri dipindahkan posisinya. tanggal 06 oktober pukul 19.00
3. TD: 130/80
4. RR: 18x/menit
5. Nadi: 84x/menit
A​: masalah teratasi sebagian
P​: intervensi 4 dan 6 dilanjutkan
​I​:
Pukul 15.20
mpertahankan posisi tirah baring dan posisi
kaki abduksi dengan mengganjal bantal
diantara kaki yang sakit dan yang
sehat.
Pukul 21.00
lakukan observasi keluhan yang dirasakan,
TTV, gerak-gerik dan skala nyeri
pasien.
E​:
Pukul 21.00
Pasien mengungkapkan nyeri berkurang,
NRS:3, pasien rileks ketika dirubah posisi
kakinya, TD: 120/80 mmHg, RR:
16x/menit, nadi: 80x/menit.
07 oktober Ketidakefektifan perfusi jaringan Pukul 15.00
2016 perifer yang berhubungan dengan S​:-
penurunan konsentrasi hemoglobin O​:
dalam darah yang ditandai dengan 1. Konjungtiva tidak anemis
konjungtiva anemis, CRT 2 detik, kulit 2. TD: 130/80 mmHg
pucat, hasil pemeriksaan lab Hb: 9,1 3. Nadi: 84x/menit
g/dl. 4. CRT < 2 detik
5. Pucat berkurang
6. jumlah cairan polyvac drain tanpa
vakum 53 cc dengan warna merah
darah dan serum
7. hasil pemeriksaan lab tanggal 6
oktober 2016 Hb: 11,4 g/dl.
A​: Masalah teratasi sebagian
P​: Intervensi 3 dilanjutkan.
I​:
Pukul 21.00
ngobservasi konjungtiva, CRT, TTV,
keadaan kulit dan produksi polivac
drain.
E​:
Pukul 21.00
Pasien mengungkapkan konjungtiva tidak
anemis, tidak sianosis, TD: 120/80 mmHg,
nadi: 80x/menit, CRT < 2 detik, Hb:11,4
g/dl.
08 Oktober Hipertermia berhubungan dengan Pukul 07.00
2016 peningkatan laju metabolisme yang S​: Pasien mengungkapkan badan sudah
ditandai dengan pasien tidak panas.
mengungkapkan badan panas, kulit O​:
teraba hangat, suhu: 38​0​ C. 6. Kulit tidak teraba panas
7. Suhu: 37,3​0​C
8. Nadi: 88x/menit
9. RR: 18x/menit
10. Pasien masih mendapatkan dumin
secara rutin (3x500 mg/oral)
sebagai analgesik.
A​: masalah teratasi
P​: intervensi dihentikan
08 Oktober Nyeri akut berhubungan dengan Pukul 07.00
2016 inflamasi akibat prosedur pembedahan S​:
ditandai dengan pasien 3. Pasien mengatakan nyeri
mengungkapkan nyeri di paha kiri berkurang
seperti tertusuk benda tajam, dengan 4. NRS :2
nyeri sedang, ketika pasien digeser dan O​:
dipindahkan posisi, NRS: 4, pasien 5. Pasien rileks ketika dirubah posisi
menghela napas panjang ketika kaki kakinya
kiri dipindahkan posisinya. 6. TD: 120/80
7. RR: 18x/menit
8. Nadi: 88x/menit
A​: masalah teratasi
P​: intervensi dihentikan
08 Oktober Ketidakefektifan perfusi jaringan Pukul 07.00
2016 perifer yang berhubungan dengan S​:-
penurunan konsentrasi hemoglobin O​:
dalam darah yang ditandai dengan 7. Konjungtiva tidak anemis
konjungtiva anemis, CRT 2 detik, kulit 8. TD: 120/80 mmHg
pucat, hasil pemeriksaan lab Hb: 9,1 9. Nadi: 88x/menit
g/dl. 10. CRT < 2 detik
11. Tidak pucat
12. hasil pemeriksaan lab tanggal 6
oktober 2016 Hb: 11,4 g/dl.
A​: Masalah teratasi sebagian
P​: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai