EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA NIM
1. RIZKI AMELIA : 837253703
2. ISMAILIA : 837253853
3. ANDI KASNUR RAMDHANI : 826119199
4. LENNY IRAWATI .L.M : 825679697
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang karena rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran di SD tentang Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar dan
Pendekatan dalam Pemberian Nilai meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Sholawat
serta salam kita sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW semoga kita semua mendapat
syafa’atnya di hari akhir nanti. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Tutor yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah kami ini masih belum
sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Akan tetapi kami sangat berharap makalah ini
dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
bagaimana cara mengolah informasi hasil belajar siswa yang diperoleh baik dari tes maupun
non-tes.
Kritik, saran, dan usulan dari para pembaca sangat kami harapkan dan semoga akan
menjadi bahan perbaikan di kemudian harinya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Tim Penulis
2
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk
penilaian, misalnya dari tes tertuls (paper and pencil test) serta dari penilaian unjuk kerja
(performance).
3
master kunci dari plastik tranparan, sehingga jika siswa memilih 2
alternatif jawaban dapat terlihat oleh guru.
b. Peserta Tes Banyak
Jika jumlah peserta tes atau jumlah tesnya sangat banyak cara manual
dirasa akan membuat pemeriksa kesulitan. Jika jumlah peserta tes
banyak maka akan lebih efisien jika memeriksa menggunakan fasilitas
komputer untuk menskor dan mengolahnya.
Pemeriksaan menggunakan komputer biasanya menggunakan bantuan
mesin pembaca (scanner machine) dan lembar jawaban yang
digunakan pun khusus, yaitu lembar jawaban komputer (LJK) dan diisi
menggunakan pensil 2B.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas
komputer adalah sebagai berikut:
1. Semua jawaban siswa di-scan
2. Proses editing
3. Proses updating
4. Proses pemeriksaan (dapat dengan cara key-in dan scanning)
5. Scoring
Dalam memberikan skor pada tes objektif ini terdapat dua cara, yaitu
skor 1 untuk jawaban yang benar skor 0 untuk jawaban yang salah dan
yang kedua kita dapat menggunakan formula tebakan (guessing
formula).
4
B : Jumlah jawaban benar
S : Jumlah jawaban salah
n : Banyaknya alternatif jawaban
Dalam tes akhir semester IPS diujikan 60 butir soal pilihan ganda dengan 4
alternatif jawaban. Tita dapat menjawab benar 40 butir soal, 20 butir salah. Tini dapat
menjawab 40 butir soal benar, 10 butir soal salah, dan 10 butir soal tidak diisi. Jika
penskoran tes tersebut didasarkan pada penggunaan formula tebakan (guessing
formula) maka:
5
skor relatif sama maka pemeriksa tersebut sudah memiliki kesamaan
persepsi. Jika ternyata skor yang diberi berbeda maka pemeriksa harus
berdiskusi kembali sampai menemukan kesamaan persepsi.
Ada lima hal yang harus diperhatikan selama memeriksa hasil tes uraian (Hopkins dkk, 1990),
yaitu:
Contoh:
Jika Bardan dapat menjawab benar 40 dari 50 butir soal mata pelajaran
IPS maka:
Persentase penguasaan Bardan untuk mata pelajaran:
40
IPS = 60 𝑥 100% = 66,66%
Jika pada tes uraian mata pelajaran IPA, Ali memperoleh skor 52 dari
skor maksimal 82 maka:
6
Persentase penguasaan Ali untuk mata pelajaran:
52
IPA = 82 𝑥 100% = 63,41%
Nama : Aufa
Kelas : VI (Enam)
No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
7
Pengolahan skor:
1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa
untuk semua indikator
2. Jumlahkan skor yang diperoleh Aufa untuk semua indikator
3. Bandingkan skor total yang diperoleh Aufa dengan standard yang telah
ditetapkan, atau
4. Jika ingin menghitung persentase keberhasilan Aufa, dapat juga dengan
rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Berarti persentase keterampilan Aufa adalah:
20
𝑥 100% = 83,33%
24
8
KEGIATAN BELAJAR 2
9
Jumlah 24 24
Dari skor mentah di atas dapat kita lihat bahwa siswa yang skornya
paling tinggi adalah Dita dengan skor 37 sedangkan siswa yang skornya paling
rendah adalah Tika dengan skor 15. Untuk mengetahui tingkat penguasaan
setiap siswa dapat diketahui dengan menghitung skor tersebut dalam bentuk
37
persentase. Contoh: tingkat penguasaan Dita adalah = 50 𝑥 100% = 74%
No Nama Skor Persentase
1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%
Jika guru menggunakan pendekatan PAN maka pemberian skor siswa dapat
diberikan berdasarkan pada hasil belajar kelompoknya. Siswa yang meraih
skor tertinggi dapat diberikan nilai yang tertinggi. Dalam contoh di atas, Dita
10
adalah siswa dengan skor tertinggi yaitu 37, guru dapat memberi nilai 10
kepada Dita. Untuk menentukan nilai siswa lainnya akan dihitung dengan
mengacu pada nilai Dita. Misalnya kita akan menghitung nilai untuk Andi
yang meraih skor 33 kita dapat menghitung nilainya dengan cara
33
𝑥 10 = 8,9
37
Nilai 10 yang diperoleh Dita dapat juga diperoleh dari pengubahan persentase
penguasaan materi yang diperoleh Dita. Cara menghitungnya adalah:
33
𝑥 10 = 10
37
No Nama Skor Jika skor 37
diberi nilai 10
maka,
1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%
12
tagihan. Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat guru gunakan
antara lain:
1. Kuis
2. Pertanyaan lisan di kelas
3. Ulangan Harian
4. Tugas individu dan kelompok
5. Ulangan Semesteran
6. Laporan tugas atau laporan kerja
7. Ujian Praktek
13