Seminar PKMD Kel 1
Seminar PKMD Kel 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia masih sangat
tinggi. Menurut survei demografi dan kesehatan di Indonesia ( SDKI ) 1994, angka
kematian ibu adalah 390/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian. Perinatal
adalah 40/1.000 kelahiran hidup. Jika di bandingkan dengan negara lain, maka
angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali angka kematian ibu di Malaysa, 10
kali lebih dari pada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada Filiphina.
Oleh karena itu, kami disini akan menjelaskan tentang Strategi Pelayanan
di Kebidanan Komunitas yaitu, Peran Serta Masyarakat ( PSM ) yang berfungsi
menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan cara melibatkan masyarakat
dalam menjalankan kesehatan .
B. Rumusan Masalah
1
kesehatannya sendiri, sehingga di butuhkan keterampilan bidan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan berperilaku hidup sehat.
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
2. Mobilisasi diri sendiri
3. Terlibat dalam suatu tujuan bersama saling mendorong.
4. Terlibat dalam memberikan dukungan.
5. Terlibat dalam memberikan informasi.
4
Memaksa masyarakat untuk berkontribusi dalam suatu program, baik
melalui perundang-undangan, peraturan maupun perintah lisan saja. Cara ini akan
lebih cepat dan mudah, tetapi masyarakat merasa takut dan dipaksa, sehingga tidak
mempunyai rasa memiliki terhadap program.
1. Motivasi
3. Koperasi
5
4. Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa peran serta itu bukan hanya terbatas pada tahap
pelaksanaan program. Peran serta masyarakat dimulai seawal mungkin sampai
akhir, mulai dari identifikasi masalah, menentukan prioritas, perencanaan program,
pelaksanaan sampai dengan monitoring.
6
F. Bentuk-bentuk peran serta masyarakat
Faktor pendorong :
1. Faktor-faktor dimasyarakat
Dari sejak nenek moyang kita telah dikenal adanya semangat gotong
royong dalam melaksanakan kegiatan dimasyarakat. Semangat gotong royong ini
bertolak dari nilai budaya yang menyangkut hubungan antar manusia, sehingga
mendorong timbulnya peran serta masyarakat.
7
Faktor pendorong terpenting yang ada dipihak provider ialah adanya
kesadaran lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan
besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan, selain itu, keterbatasan sumber daya
dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong untuk
mengembangkan peran serta masyarakat.
Faktor penghambat :
8
Peran serta masyarakat dapat memberikan keuntungan berbagai pihak, baik
untuk masyarakat itu sendiri ataupun pihak penyelenggara pelayanan (provider).
Dengan peran serta masyarakat dibidang kesehatan, maka upaya kesehatan yang
dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Tidak
hanya bertolak pada asumsi provider semata. Upaya kesehatan bisa diterima dan
terjangkau oleh masyarakat baik secara fisik maupun ekonomis, mampu
mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi masyarakat untuk
hidup sehat, sehingga akan tercapai kepuasan masyarakat dalam kesehatan.
9
Beberapa upaya yang dilakukan untuk melakukan pembinaan peran serta
masyarakat meliputi pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat tidak mampu,
pengorganisasian donor darah berjalan, serta pelaksanaan pertemuan rutin gerakan
sayang ibu dalam promosi suami, bidan dan desa siaga.
Biaya kesehatan tidak hanya bersumber dari pemerintah, akan tetapi dapat
bersumber dari masyarakat sendiri. Ada 2 bentuk pembiayaan kesehatan dari
masyarakat, yaitu :
Adalah dana yang secara khusus digali atau dikumpulkan oleh masyarakat
untuk membiayai upaya kesehatan. Pendanaan tersebut sering disebut sebagai
dana sehat. Bisa dikumpulkan lewat iuran, sumbangan, arisan ataupun penyisihan
hasil sumbangan.
Adalah dana yang sudah ada dimasyarakat dan digunakan untuk membiayai
upaya kesehatan, diantaranya adalah dana sosial keagamaan. Dana pasif dapat
diperoleh dengan menyisihkan sebagian dana keagamaan atau dana sosial
2. Dana sehat
10
Sistem pendanaan dana sehat : penghimpunan dana sehat dapat dilakukan
dengan berbagai cara sederhana. Sumber utama pendanaan adalah iuran dari
warga, misalnya Rp. 1000,- per kepala keluarga setiap bulan. Sumber lain yang
merupakan sumber dana dari iuran-iuran yang tidak memberatkan masyarakat
seperti dana dari pungutan. Selain itu tarif pertolongan persalinan oleh bidan
ditentukan berdasarkan kesepakatan warga.
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-
desa yang ingin menyukseskan program desa siaga. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu
hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya.
11
Gerakan sayang ibu dicanangkan oleh pemerintah pada 22 desember 1996,
bertepatan dengan hari ibu.
5. Suami siaga
budaya
pendapatan
tingkat pendidikan
12
6. Bidan siaga
7. Desa siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana serta kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
13
Tahapan desa siaga
Tahap Pembinaan
Pada tahap ini telah ada forum masyarakat desa akan tetapi kemungkinan
belum aktif. Forum masyarakat desa yang ada biasanya dalam bentuk
kelompok-kelompok, misalnya kelompok yasinan, persekutuan doa, dan
sebagainya. Demikian juga dengan posyandu dan polindes, masih dalam
tahap pertama.
Tahap Pertumbuhan
Forum masyarakat desa mulai aktif mengembangkan UKBM sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Posyandu dan Polindes sudah berada pada tahap
madya. Pendampingan dari tim kecamatan atau sektor lain ( LSM ) masih
di perlukan untuk mengembangkan kualitas.
Tahap Pengembangan
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan lebih aktif dan
mampu mengembangkan UKBM. Sistem kewaspadaan dini dari
masyarakat dalam menghadapi bencana dan kejadian luar biasa telah
berjalan.
Tahap Paripurna
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari desa siaga. Pada tahap ini
semua indikator dalam kriteria desa siaga sudah terpenuhi. Masyarakat
mampu hidup dan berperilaku hidup sehat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Karawati, SST, dkk. Asuhan Kebidanan V. Trans Info Media. Jakarta. 2011.
16