Makalah Cara Kerja Ergonomis Kppik Pdgi JCC Maret 2013dewi Soemarko PDF
Makalah Cara Kerja Ergonomis Kppik Pdgi JCC Maret 2013dewi Soemarko PDF
(Makalah ini dipresentasikan pada KPPIK PDGI, Maret 2013 di JCC Jakarta)
1. PENDAHULUAN
Setiap pekerja yang terpajan oleh bahaya potensial (potential hazard) mempunyai risiko untuk
mendapatkan gangguan kesehatannya. Hal ini terjadi karena pajanan yang sama tersebut mengenai
pekerja untuk waktu yang lama selama seharian bahkan sampai berpuluh puluh tahun
Risiko untuk mengalami gangguan kesehatan pada pekrja dapat dicegah atau diminimalisasi bila dapat
diidentifikasi kan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja selama pekerja itu bekerja dan kemudian
dilakukan pengendalian bahaya potensial tersebut.
Dokter gigi sebagai salah satu profesi yang melakukan pekerjaannya, mempunyai banyak bahaya
potensial di tempat kerjanya termasuk pada saat yang bersangkutan melakukan pekerjaannya. Hal ini
tentu saja bila didiamkan saja akan dapat menimbulkan gangguan pada dokter gigi tersebut[1].
Berdasarkan penelitian dari Leggat, Kedjarune dan Smith pada tahun 2007[1] ditemukan dokter gigi di
negara Belgia dan Australia mengalami Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain)sebesar 54% dan 64%.
Sementara itu kasus terbesar kedua di Belgia adalah gangguan mata(52%) , di Australia sakit kepala
(58%). Kasus dermatoses pada dokter gigi banyak terdapat di Norwegia (40%) dan Australia (22%).
1
Tabel 1. Penyakit pada Dokter Gigi di Norwegia, Belgia dan Australia tahun 2007
PENYAKIT NORWEGIA BELGIA AUSTRALIA
Infeksi 9%
Allergi 23% 9%
Gangg Sensitivitas 6%
Selain itu leggat,dkk. menemukan bahwa kasus Nyeri Punggung bawah merupakan kasus terbanyak
yang ditemui pada dokter gigi di Australia dan Arab Saudi, sementara kasus nyeri bahu terbanyak
ditemukan di negara Denmark. Kanada dan Amerika Serikat menemukan kasus muskuloskeletal
terbanyak adalah sindroma terowongan karpal pada dokter gigi.[1]
Bila dilihat dari tabel 2, terlihat lima puluh persen atau lebih penyakit yang diderita oleh repsonden
dokter gigi di negara Denmark, Israel, Australia, Arab Saudi, Amerika Serikat dan Kanada adalah Nyeri
Punggung Bawah.
2
3.1. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
International Labour Organization(ILO) tahun 2008 memperkirakan 1,2 juta pekerja meninggal akibat
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Sejalan dengan itu Jamsostek,Indonesia pada tahun 2010
mencatat 98.711 kasus yang harus dibayarkan, dengan perincian 2.191 tenaga kerja meninggal dunia,
tenaga kerja yang Cacat permanen 6.667 orang. Dan jumlah yang dibayarkan oleh Jamsostek pda tahun
tersebut lebih dari Rp 401 miliar.[2]
4. ERGONOMI
ERGOS, berasal dari bahasa Yunani, artinya kerja, sedangkan NOMOS yang juga berasal dari bahasa
Yunani artinya hokum atau ukuran[3,4].
Kepentingan dengan ilmu Ergonomi sudah dikenal sejak abad 19,pada saat itu dilakukan pembatasan
waktu kerja pekerja yang bekerja di tambang/ pabrik.
Hal tersebut merupakan awal berkembangnya Ergonomi di dunia dalam bidang industri, sehingga
ergonomi sering disebut sebagai Human Factor
4.1.D E F I N I S I
Clark & Corlett mengatakan bahwa Ergonomi adalah Ilmu yang mempelajari kemampuan dan
karakteristik manusia yang mempengaruhi rancangan peralatan, sistem kerja dan pekerjaan yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, K3 dan kesejahteraan pekerja [3,4]
Sementara Wickens mendefinisikan ergonomi adalah ilmu mempelajari faktor-faktor manusia untuk
merancang mesin yang dapat mengakomodasi keterbatasan manusia[3,4]
InternationalLabor Organization (ILO) mengatakan bahwa Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari atau
mengukur pekerjaan.[3,4]
Ergonomi adalah ilmu yang multidisiplin, yaitu perpaduan anatara ilmu kesehatan dan ilmu teknik.
Dalam ilmu kesehatan dipelajari antara lain anatomi tubuh manusia, biologi, fisiologi, antroplogi
kesehatan dan psikologi. Sementara dalam ilmu teknik antara lain dipelajari ilmu teknik mesin, industri,
disain dan mekanika. Disiplin ilmu kesehatan/kedokteran memberikan batasan dan penjelasan tentang
kemampuan dan keterbatasan manusia. Dan disiplin ilmu teknik merancang tugas/pekerjaan, tempat
kerja dan sstem kerja. [3,4]
3
4.3. IMPLEMENTASI ERGONOMI
Implementasi ergonomi dapat diterapkan pada Lingkungan kerja, yaitu dengan membuat tempat kerja
(workstation) sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pekerja. Selain itu
dengan membuat atau menggunakan alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh pekerja itu, serta
sesuai dengan gerakan gerakan yang dilakukannya dan memberikan rasa nyaman saat
menggunakannya. Implementasi lainnya dapat dilakukan pada produk, hasil dari suatu proses, dimana
porduk tersebut ergonomis untuk yang menggunakannya. Impelentasi ergonomi dapat juga digunakan
di lingkungan rumah, dimana interior dalam rumahdapat dibuat ergonomis, dan menggunakan alat
ataupun perabot rumah yang ergonomis sehinggamembuat rasa nyaman dari penghuni rumah.
Penggunaan data antropometri sangat esensial dalam Ergonomi untuk memperbaiki interaksi Manusia
dengan Mesin dengan tujuan mendapatkan komunitas pekerja yang lebih sehat, aman dan lebih efisien.
APLIKASI ANTROPOMETRI
Secara teoritis, semua peralatan harus di disain untuk mengakomodasi semua individu ,dari yang paling
kecil sampai yang paling besar, namun tidak mungkin mengakomodasi untuk semua orang.
Pendekatan yang umum dilakukan adalah mendisain peralatan/tempat kerja untuk persentil tertentu
4
dari populasi. (1%, 5%, 90% atau 95%). Ini diperlukan karena proses otomatisasi di tempat kerja tetap
harus memperhitungkan ukuran-ukuran tubuh manusia dalam rancangan tempat kerja [3,4]
Jenis pengukuran yang sering digunakan adalah ukuran statis yang terdiri dari ukuran panjang, lebar dan
tebal [3,4].
Selain itu ada ukuran dinamis yang terdiri dari ukuran kekuatan (strenght) dan range of motion.
Data pengukuran tubuh manusia digunakan untuk melihat seberapa besar ruang gerak manusia
diperlukan, ukuran jangkauan extremitas dan seberapa tinggi tempat kerja atau posisi dn kekuatan dari
ekstremitas manusia saat bekerja.
Clearance Reach
Posture Strength
5
PENGARUH KETIDAK SERASIAN TEMPAT KERJA DENGAN UKURAN ANTROPOMETRI
Pengaruh dari tidak serasinya anatara tempat kerja dengan ukuran tubuh pekerja akan berpengaruh
terhadap kesehatan pekerja itu sendiri, yang sering terjadi adalah gangguan kesehatan, teumatama
gangguan muskuloskeletal. Selain itu akan meningkatkan risiko terjadinya kecelekaan kerja, yang lama
kelamaan akan menurunkan produktivitas pekerja
Secara garis besar, prinsip melaukan disain suatu tempat kerja harus memperhatikan [5,6,7]:
1. Prinsip kepentingan: yang paling penting umumnya diletakkan dekat dengan pekerja
2. Prinsip pemakaian tersering: yang paling sering digunakan juga harus diletakkan dekat dengan
pekerja
3. Pinsip fungsional: diatur sedemikian rupa sehingga fungsi dari pengaturan tempat sesuai dengan
peruntukannya dan tidak membuat sulit saat bekerja
4. Prinsip urutan: mengatur alat kerja , sarana dan prasarana harus sesuai dengan urutan yang
akan digunakan sehingga akan mempermudah saat bekerja dan menyingkat waktu yang
diperlukan
Keberhasilan suatu rancangan tempat kerja sangat dipengaruhi oleh nyaman atau tidaknya pekerja saat
melakukan pekerjaannya, apakah kinerja pekerja meningkat atau tidak,apakah pekerja sehata atau tidak
dan yang terakhir apakah pekerja menunjukkan ada peningkatan produktivitas kerjanya.
6
Gambar karakteristik dokter gigi melaukan aktivitasnya
Sesuaikan tinggi kursi dokter dengan kursi pasien sesuai dengan kenyamanan duduk. Dan bekerja
dengan mendekatkan kursi pasien dengan tubuh.
KURSI DOKTER
Karakteristik dari kursi dokter gigi adalah berkaki 5, tinggi yang daoat disesuaikan, sandaran punggung
sesuai lekuk tubuh, sandaran tangan dapat diatur. Dokter gigi selalu menggunakan kursi yang dapat
diatur dan ada penyangga dibagian lumbal, torakal dan tangan [5,6,7]
7
Gambar kursi dokter gigi
KURSI PASIEN
Kursi pasien merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Ini berguna agar pasien merasa nyaman
saat dilakukan pemeriksaan. Sandaran tempat duduk pasien sebaiknya dapat diatur, yaitu sandaran
dapat tegak atau terlentang. Ini disesuaikan dengan kebutuhan.
Tungkai kaki pasien hendaknya lurus, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan rileks. Ketinggian kursi
pasien dapat diatur oleh dokter gigi dengan menggunakan kaki. Diusahakan meminimalkan penggunaan
kaki dengan lebih membuat nyaman pasien pada posisi horisontal [5,6,7]
TEMPAT ALAT
Tempat alat-alat praktik gigi haruslah mudah dipindahkan, stabil dan dapat diatur tinggi rendahnya. Ini
semua diperhatikan untuk kenyamanan pemakainya. Selain itu tempat alat juga hendaknya ergonomis
penataannya (Lay-Out Ergonomis) , artinya harus dalam area jangkauan pemakai, dalam hal ini dokter
gigi. Perhatikan juga agar penggunaan jari jari yang berlebihan dihindari pada saat melakukan praktik
kedokteran gigi.[5,6,7]
8
Gambar.....penempatan lampu yang optimal di atas kepala pemeriksa (sumber UBC, 2008)
Exercise ini dilakukan untuk mencegah atau mengurangi keluhan muskuloskeletal akibat pajanan
ergonomi di tempat kerja[8]. Lakukan exercise sesuai dengan gambar no 1 sampai 12.
KESIMPULAN
Setiap fasilitas pelayanan dokter gigi dapat ditingkatkan tempat kerjanya agar lebih ergonomis dan
Dokter gigi perlu memperhatikan gejala-gejala dini gangguan kesehatan agar dapat dilakukan
pencegahan dan deteksi secara dini serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang.
Cara kerja ergonomis dalam bekerja perlu ditingkatkan secara berkesinambungan dan secara proaktif
oleh setiap dokter gigi agar tetap sehatn dan produkstif.
REFERENSI
1. Leggat, Kedjarune, Smith, Occupational Health Problems in Dentistry, 2007
2. Jamsostek. Data kecelakaan kerja tahun 2008.
3. Sarkar PA, Shigli A. Ergonomics in General Dental Practice. Department of Pedodontist and
Preventive Dentistry. Modern Dental College and Research Ceter, Indore. People’s Journal of
Scientific Research. Vol 5(1). Jan 2012.
4. Kroemer, K.H.E & Grandjean, E., Fitting the Task to the Human, 5th edition, 2004
5. Council on Dental Practic,, An introduction to Ergonomics: Risk Factors, MSDs, Approaches and
Interventions, American Dental Association ,2004
6. Occupational Health Clinics for Ontario Workers, Ergonomics and Dental Work, Ontario, 2007
7. Colin Graham, Ergonomics in Dentistry, 01 April 2002
8. Canadian Center for Occupational Health and Safety. Office Stretching. Diunduh dari:
http\\wwwccohs.ca/ohsanswer/ergonomics/office/stretching.html
10