A.Latar Belakang
Survey mawas diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah
bimbingan petugas kesehatan (Depkes RI, 2007). Tujuan Survey mawas diri adalah
agar masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa dan menimbulkan
minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya
permasalahan tersebut untuk di atasi.
Metode mawas diri diciptakan oleh Yayasan Indonesia Sejahtera, salah satu LSM
yang banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah
pedesaan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan
program kesehatan dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan
keperluannya masing-masing. Mawas diri harfiah berarti melihat kedalam diri sendiri
untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi.
Apabila seseorang telah sampai pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia
akan melakukan tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan
dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
penduduk Indonesia karena berbagai hal seperti kendala terbatas kemampuannya
serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan
secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Disamping itu kesadaran masyarakat
bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya
manusia juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada
para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholder) di berbagai
jenjang administrasi.
1. Tujuan Umum
B. Manfaat
C. Sasaran
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa atau menetapkan sampel
rumah dilokasi tertentu sebanyak 200 kepala keluarga (10% dari Jumlah KK di Wilayah
kerja Puskesmas Jileale sebanyak 2.143 KK).
LANDASAN TEORI
A. Defenisi SMD
Survei mawas diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh
masyarakat setempat di bawah
bimbingan kepala Desa/Kelurahan, petugas Puskesmas, Bidan di Desa.
SMD dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat. Frekuensi SMD
sesuai dengan hasil kesepakatan pada saat pertemuan desa, minimal
dilakukan 1 kali setahun.
D. Pelaksanaan SMD
1. Petugas Puskesmas dan kader/kelompok : pengenalan instrumen
G. Tujuan MMD
ANALISIS
MASALAH
Jumlah KK yang di survey : 214 KK (10% dari Jumlah Keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Simangalam) sejumlah 759 jiwa.
Jenis Kelamin :
1 Laki-Laki 357 47
2 Perempuan 402 53
Umur :
No Kategori umur (tahun) Jumlah Jumlah %
1 0–5 66 8,7
2 5 – 11 113 14,9
3 12 – 25 167 22
4 26 – 45 333 43,9
5 >45 80 10,5
Pendidikan :
2 SD 179 23,6
a. Dari 66 anak usia Balita ada 8 anak (12,1 %) yang tidak di imunisasi,
karena orang tua yang kurang mengerti tentang manfaat dan Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sehingga ibu-ibu tidak mau anak-anak
mereka di imunisasi.
a) Dari 80 orang Lansia yang kita data, hanya 47 (58,7%) orang yang
ikut posyandu lansia, kebanyakan masyarakat tidak tau apa itu
posyandu dan manfaat nya.
b) Dari 80 orang yg disuvei hanya 55 orang yang tau usia sasaran
posyandu lansia.
3. Program KB (Keluarga Berencana)
a) Dari hasil SMD hanya 49 WUS yang mengerti dan mengikuti program
KB secara efektif.
Dari 759 jiwa ada 682 jiwa (89,9%) yang menggunakan sumur sebagai
sumber air bersih, dan 77 jiwa (10,1%) yang menggunakan air hujan
dan air sungai sebagai sumber air bersih, mereka tinggal di kampung
beringin, inamco dan jileale.
Dari 759 jiwa yang kami data, seluruh nya belum memiliki tempat
pembuangan sampah. Ada 580 jiwa (76,4%) yang mengelola sampah
mereka dengan membakar sampah rumah tangga mereka di halaman
rumah, sedangkan 179 jiwa (23,6%) mereka mengelola sampah mereka
dengan membuang sampah rumah tangga mereka dihalaman belakang.
PEMBAHASAN
• Masyarakat kurang mengerti / memahami tentang usia yang masuk di Pra Lansia
dan manfaat Posyandu Lansia.
Pemecahan masalah
• penyuluhan program KB
• penyuluhan tentang usia yang masuk di Pra Lansia dan manfaat Posyandu
Lansia.
SARAN