HANUNG SAYOGI
L2F302486
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
ABSTRAK
Trafo merupakan peralatan penting dalam sistim tenaga karena itu trafo harus dijaga jangan sampai terjadi kerusakan
dan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada trafo, minyak trafo ambil peranan penting dalam hal ini, karena minyak trafo
akan berhadapan langsung dengan tegangan tinggi juga dengan konduktor yang memiliki beda fasa yang permukaan
konduktornya tidak homogen juga naiknya temperature minyak trafo karena arus listrik yang mengalir dalam inti trafo.
permasalahan tersebut sangat menarik utuk dijadikan eksperimen. Disini akan dilakukan pengujian pada minyak trafo Shell Diala
B dengan menggunakan ektroda dengan medan tidak homogen (Jarum-Bidang) dengan polaritas berbeda, temperatur 10oC, 30oC,
50oC untuk minyak baru dan bekas.
Setelah dilakukan pengujian bahwa hasil uji tegangan tinggi menyatakan, minyak trafo baru lebih tinggi tegangan
tembusnya dibanding minyak bekas. Minyak trafo pada tempeatur 10oC memiliki tegangan tembus lebih rendah dibanding 30oC
dan lebih rendah tegangan tembus minyak dibanding dengan temperature 50oC. Pada polaritas jarum- fasa, maka tegangan
tembus minyak trafo lebih kecil dari pada jarum-ground.
P la t a c r ilic
P l a t a c r i li c
W ib er gla s W i b e r g la s
E le k t ro d a ja r u m
d i a m e te r 3 0 m m
50mm
30 o
T e m p a t m in y a k
J a r a k s e la
E l e k tr o d a b i d a n g
d i a m e te r 5 0 m m
1 0m m
Ganbar 3.3 (a) Skema pengujian tegangan tembus
P l a t a c r il i c
3.2 Elektroda
Elektroda yang digunakan dalam pengukuran ini
adalah elektroda jarum-bidang. Ukuran jarum antara lain:
tangkai jarum dengan ukuran diameter dan panjangnya
masing-masing 1 cm dan12 cm, batang jarum dengan
ukuran diameter dan panjangnya adalah 3cm dan 5cm,
ujung jarum bentuk lancip seperti pensil dengan sudut
lancip adalah 300C. Plat bentuk silinder dengan ukuran
diameter dan tebal 5cm dan1 cm. Jarak sela antara
3.3 Teknik Pengambilan Data
TEGANGAN TEMBUS MINYAK BARU JARUM (GROUND)
80
70
V TEMBUS (KV)
Memulai 60
T 10 C
50
40 T 30 C
30 T 50 C
20
10
Menyiapkan alat uji 0
2,5 5 7,5
JARAK SELA (mm )
Mengatur polaritas 70
60
V TEMBUS (KV)
50
T 10 C
40
Menaikkan tegangan pada kontrol panel sampai 30
T 30 C
10
0
2,5 5 7,5
Mencatat tegangan tembus yang JARAK SELA (mm)
dihasilkan.
Gambar 4.3 Grafik tegangan tembus pada isolasi minyak
baru dengan polaritas elektroda jarum sebagai
t = 5 menit
fasa.
Tidak
5 X? TEGANGAN TEMBUS MINYAK BARU JARUM (GROUND)
80
70
Y
V T EM BUS ( KV)
60
50 T 10 C
Menghitung rata-rata tegangan 40 T 30 C
30 T 50 C
20
10
0
2,5 5 7,5
Selesai
JARAK SELA (m m )
40
T 10 C
Minyak yang tadinya dalam kondisi temperatur
30
20
T 30 C ruang kemudian diberi es beku pada sisi luar penampung
10
T 50 C
dengan maksud mengkondisikan minyak sampai 10oC. Pada
0 saat minyak menyesuaikan suhu es secara perlahan maka
2,5 5 7,5
JARAK SELA (m m)
minyak juga mengalami stres penekanan dingin maka
viskositas naik karena pengaruh suhu 100C jika dikenai
Gambar 4.1 Grafik tegangan tembus pada isolasi tegangan, pada elektron-elektron yang bebas akan
minyak bekas dengan polaritas elektroda mempermudah terbentuk suatu kanal, kanal ini akan
jarum sebagai fasa. mempermudah terjadi break down, faktor lain yang
mempengaruhi terjadi breakdown juga adanya
pembentukan gelembung udara[5]
Dalam temperatur ruang (30oC) viskositas minyak
standar. Tegangan tembus dipengaruhi oleh penerapan
tegangan pada elektroda.
Pada temperature 500C, minyak dipanaskan bidang berubah menjadi bermuatan negatip karena
hingga temperatur lebih tinggi, karena panas bersirkulasi elektroda bidang memiliki kerapatan yang rendah maka
dengan baik maka sehingga molekul minyak selalu elektroda bidang sulit melepaskan elektron.
bergerak karena dia berusaha melepaskan panas minyak. Faktor yang mempengaruhi selisih nilai tegangan
Jika dia dikenai tengangan maka walaupun tembus pada minyak trafo dengan polaritas yang
ada elektron yang telah terbebas, karena minyak berbeda (jarun-fasa) dan bidang-fasa) elektron yang
bersirkulasi terus sehingga mempersulit pertumbuhan dibebaskan pada elektroda jarum-fasa lebih banyak
kanal elektron dibandingkan bidang-fasa, karena elektron mudah
Terdapat perbedaan tegangan tembus antara dua bergerak pada elektroda yang mempunyai permukaan
polaritas elektroda jarum-fasa dan bidang-ground atau elektroda runcing atau tidak rata (rapat muatan tinggi).
sebaliknya elektroda jarum-ground dan bidang-fasa.
V 4.2.2. Analisa Perbandingan Tegangan Tembus Pada
Media Isolasi Minyak Baru dan Minyak Bekas.
2π HASIL UJI MIMYAK BARU & BEKAS
JARUM (FASA) T (10 C)
π
π 30
V TEMBUS (KV)
25
20
MINYAK BEKAS
Gambar 4.5 Ilustrasi gelombang tegangan AC 15
MINYAK BARU
10
E le k t r o d a J a ru m ( F a s a ) B e rm u a t a n E le k t r o d a J a r u m ( F a s a ) b e r m u a t a n
5
P o s it i f N e g a t if
0
E le k t ro d a ja r u m
( fa s a ) E le k tr o d a j a r u m 2,5 5 7,5
(f a s a )
A C A C
JARAK SELA (m m )
V T EMBUS (KV)
25
20 MINYAK BEKAS
15 MINYAK BARU
10
E l e k t r o d a B id a n g ( G r o u n d ) E l e k t r o d a B id a n g (G r o u n d ) 5
E le k t r o d a B b i d a n g ( F a s a ) B e r m u a t a n E le k tr o d a B i d a n g ( F a s a ) B e r m u a t a n
P o s i tif n e g a tif 0
G a m b a r (a ) J a ru m (F a s a )
E le k tr o d a B id a n g (F a s a ) E le k tr o d a B i d a n g ( F a s a ) 2,5 5 7,5
JARAK SELA (mm)
A C A C
E le k tro d a ja r u m (grou n d)
E le k tr o d a ja r u m (g ro u n d )
50
40
V T EM B U S (K V )
G a m b a r (b ) J a r u m (grou n d)
30 MINYAK BEKAS
Gambar 4.6 ilustrasi (a) polaritas jarum 20 MINYAK BARU
(fasa) 10
(b) polaritas jarum 0
(ground) 2,5 5 7,5
JARAK SELA (mm)
80
60
MINYAK BEKAS
elektroda jarum yang dikenai arus fasa akan
40
MINYAK BARU
memudahkan tegangan tembus pada minyak trafo karena
20 memiliki kerapatan lebih kecil
0
5. Terlihat dari data minyak trafo baru dan bekas dengan
2,5 5 7,5
parameter yang sama maka tegangan gagal minyak baru
JARAK SELA (mm)
lebih besar dibanding minyak bekas karena minyak bekas
mengalami ketidak murnian sewaktu dalam pemakaian.
(a) Elektroda Jarum sebagai Fasa Temperatur 50 oC
5.2 Saran
HASIL UJI MINYAK BARU & BEKAS Penelitian pada minyak shell diala B dilakukan pengamatan
JARUM (GROUND) (50 C)
nilai tegangan tembus terhadap perubahan temperature,
jarak sela dan polaritas pengaruhnya pada tegangan tembus
V T EM B U S (K V )
80
minyak. Berkaitan dengan hasil penelitian maka perlu
60
40
MINYAK BEKAS diadakan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik
MINYAK BARU minyak baik karakteristik fisik maupun karakteristik kimia,
20
0 perlunya peralatan pendukung dari laboratorium untuk
2,5 5 7,5 pengujian yang selama pengambilan data dilakukan dengan
JARAK SELA (m m) peralatan manual.
Gambar 4.9 (a) Elektroda Jarum sebagai Fasa [1] A. Aris Munandar “Teknik Tegangan Tinggi
(b) Elektroda Jarum sebagai Ground Suplemen” Ghalia Indonesia.
temperatur minyak 50 oC [2] Ahmad Fali Oklilas, Suwarno “Pola Partial
Discharge Pada minyak shell Diala B”Departemen
Dari gambar; 4.7 (a) dan (b); 4.8 (a) dan (b);4.9 (a) Teknik ITB. Seminar Nasional Teknik Elektro 2003
dan (b) dapat diketahui bahwa Pada kondisi parameter [3] Ahmad Fali Oklilas, Suwarno “Studi Karakteristik
yang sama dengan minyak bekas, tegangan tembus pada dan Kimia Minyak Trafo Shell Diala B Dengan
minyak baru adalah lebih besar dibanding minyak bekas, Berbagai Tingkat Warna” Departemen Elektro
hal ini dikarenakan minyak baru memiliki kemurnian Teknik ITB. Seminar Teknik Tenaga Elektrik 2003
masih tinggi. Tapi pada minyak bekas banyak faktor- [4] Dedy,KS, studi Pengaruh Temperature Terhadap
faktor yang mempengaruhi ketidak murnian Karakteristik Dielektrik Minyak Transformator Shell
(kontaminan) antara lain terkena bahan pelapis lilitan diala B,ITB,Bandung,2004.
yang memudar, korosi logam selain itu faktor penuaan [5] Ichwan Suhariadi “Studi Pengaruh Temperatur
juga mempengaruhi. Terhadap Karakteristik Minyak Sawit Sebagai
Diantara kedua polaritas yang berbeda pada jarum- Alternatif Minyak Transformator, ITB, Bandung,
fasa dan jarum-ground menunjukan hubungan tegangan 2002
tembus dengan sela seperti dalam grafik 4.7 (a) dan (b); [6] Julil Amri, ST,. A. Fali Oklilas, ST “ Kekuatan Dan
4.8 (a) dan (b); 4.9 (a) dan (b) maka dengan sela yang Rugi-Rugi Minyak Transformator Yang Dipengaruhi
sama besar elektroda jarum (fasa) akan menurunkan Oleh Kontaminasi Air Dan kenaikan Temperature,
Jurusan Tknik Elektro Fakultas Teknik Unifersitas
Sriwijaya Palambang Indonesia. Seminar Nasional
Teknik Elektro 2003
[7] Kind,D., Parameter Teknik Eksperimental
Tegangan Tinggi, ITB, Bandung, 1993
[8] Kind,D., dan Karner Herman. “High Voltage
Insulation Technology” terjemahan bahasa Jerman
oleh Narayana Rao, Madras, 1985
[9] Naidu,M.S., Kamaraju,V., High Voltage
Engineering, Tata Mcgraw-hill Publishing
Compani Limited, New Delhi,1982
[10] PT PLN, http://www.pln-jp.co.id/unit upbdg.php ,
[11] SPLN Minyak Isolasi Bagian 1 Pedoman
Penerapan Spesifikasi dan Pemeliharaan Minyak
Isolasi; 49-1982
[12] Tajudin “Analisis Kegagalan Minyak
Transformator” Elektro Indonesia, Edisi 12 Maret
1998
[13] Tajudin. “Partial Discharge dan Kegagalan Bahan
Isolasi”, Electro Indonesia, Edisi, 13 januari 1998
Menyetujui:
Dosen pembibing
Pembibing I Pembibing II
HANUNG SAYOGI
L2F302486
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik,
Unifersitas Diponegoro Semarang
dengan Pilihan Konsentrasi Tenaga
Listrik