Anda di halaman 1dari 10

Teknik Penerjemahan

singgih daru kuncara penerjemahan, teknik penerjemahan 13 comments

Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari BSu ke
BSa, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan
Albir (2002), teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik:

1. Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan.


2. Teknik diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSu.
3. Teknik berada tataran mikro.
4. Teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu.
5. Teknik bersifat fungsional.

Setiap pakar memiliki istilah tersendiri dalam menentukan suatu teknik penerjemahan,
sehingga cenderung tumpang tindih antara teknik dari seorang pakar satu dengan yang
lainnya. Teknik yang dimaksud sama namun memiliki istilah yang berbeda. Dalam hal
keberagaman tentunya hal ini bersifat positif, namun di sisi lain terkait penelitian akan
menimbulkan kesulitan dalam menentukan istilah suatu teknik tertentu. Oleh karena
itu, dalam hal ini penulis menggunakan 18 teknik penerjemahan yang dikemukakan
oleh Molina dan Albir. Selain untuk keseragaman, teknik yang dikemukakan Molina dan
Albir telah melalui penelitian kompleks dengan mengacu dan membandingkan dengan
teknik-teknik penerjemahan yang telah ada dari pakar penerjemahan sebelumnya.

Berikut 18 teknik penerjemahan tersebut,


1) Adaptasi (adaptation),
Teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. Teknik ini dilakukan dengan
mengganti unsur-unsur budaya yang ada BSu dengan unsur budaya yang mirip dan ada
pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan karena unsur budaya dalam BSu tidak ditemukan
dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran.
Teknik ini sama dengan teknik padanan budaya.
Contoh:
BSu BSa
as white as snow seputih kapas

2) Amplifikasi (amplification),
Teknik penerjemahan dengan mengeksplisitkan atau memparafrase suatu informasi
yang implisit dalam BSu. Teknik ini sama dengan eksplisitasi, penambahan, parafrasa
eksklifatif. Catatan kaki merupakan bagian dari amplifikasi. Teknik reduksi adalah
kebalikan dari teknik ini.
Contoh:
BSu BSa
Ramadhan Bulan puasa kaum muslim

3) Peminjaman (borrowing),
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dari BSu.
Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure borrowing) tanpa penyesuaian atau
peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized borrowing) dengan penyesuaian
pada ejaan ataupun pelafalan. Kamus resmi pada BSa menjadi tolok ukur apakah kata
atau ungkapan tersebut merupakan suatu pinjaman atau bukan.
Contoh:
BSu BSa peminjaman
Mixer Mixer murni
Mixer Mikser alamiah

4) Kalke (calque),
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menerjemahkan frasa atau kata BSu
secara literal. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acceptation).
Contoh:
BSu BSa
Directorate General Direktorat Jendral

5) Kompensasi (compensation),
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan pada bagian lain
dari teks terjemahan. Hal ini dilakukan karena pengaruh stilistik (gaya) pada BSu tidak
bisa di terapkan pada BSa. Teknik ini sama dengan teknik konsepsi.
Contoh:
BSu BSa
A pair of scissors Sebuah gunting

6) Deskripsi (description),
Teknik penerjemahan yang dilterapkan dengan menggantikan sebuah istilah atau
ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya.Contoh:
BSu BSa
panettone kue tradisional Italia yang dimakan pada saat Tahun Baru

7) Kreasi diskursif (discursive creation),


Teknik penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini
dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca. Teknik ini serupa dengan teknik
proposal.
Contoh:
BSu BSa
The Godfather Sang Godfather

8) Padanan lazim (establish equivalence),


Teknik dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan
kamus atau penggunaan sehari-hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah.
Contoh:
BSu BSa
Ambiguity ambigu

9) Generalisasi (generalization),

Teknik ini menggunakan istilah yang lebih umum pada BSa untuk BSu yang lebih
spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa tidak memiliki padanan yang spesifik.
Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan (acceptation).
Contoh:
BSu BSa
Penthouse, mansion Tempat tinggal

10) Amplifikasi linguistik (linguistic amplification),


Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik
dalam BSa. Teknik ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif dan sulih
suara.
Contoh:
BSu BSa
No way De ninguna de las maneras (Spain)

11) Kompresi linguistik (linguistic compression),

Teknik yang dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik pada BSa. Teknik ini
merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi linguistik. Teknik ini lazim digunakan
pada pengalihbahasaan simultan dan penerjemahan teks film.
Contoh:
BSu BSa
Yes so what? Y? (Spain)

12) Penerjemahan harfiah (literal translation),


Teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan penerjemah
tidak mengaitkan dengan konteks.
Contoh:
BSu BSa
Killing two birds with one stone Membunuh dua burung dengan satu batu

13) Modulasi (modulation),


Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau
kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan sudut pandang tersebut
dapat bersifat leksikal atau struktural.
Contoh:
BSu BSa
Nobody doesn’t like it Semua orang menyukainya

14) Partikularisasi (particularizaton),


Teknik penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit,
presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat. Teknik ini merupakan kebalikan
dari teknik generalisasi.
Contoh:
BSu BSa
air transportation pesawat

15) Reduksi (reduction),

Teknik yang diterapkan dengan penghilangan secara parsial, karena penghilangan


tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna. Dengan kata lain,
mengimplisitkan informasi yang eksplisit. Teknik ini kebalikan dari teknik amplifikasi.
Contoh:
BSu BSa

SBY the president of republic of Indonesia SBY

16) subsitusi (subsitution),


Teknik ini dilakukan dengan mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik
(intonasi atau isyara). Contoh: Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, yaitu dengan
menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima kasih.

17) transposisi (transposition),


Teknik penerjemahan dimana penerjemah melakukan perubahan kategori gramatikal.
Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Seperti kata
menjadi frasa.
Contoh:
BSu BSa

adept Sangat terampil

18) variasi (variation).


Teknik dengan mengganti elemen linguistik atau paralinguistik (intonasi, isyarat) yang
berdampak pada variasi linguistik.

 Beranda
 Profil Penulis
 Daftar Isi
 Kontak

Ihsania

Belajar Tanpa Henti!

 Bahasa Arab
 Linguistik Arab
 Terjemah Arab
 Sastra Arab
 Kajian Timur Tengah
 Download

Teknik Penerjemahan Menurut Molina dan


Albir
February 15, 2016 Teknik Penerjemahan Menurut Molina dan Albir2016-02-15T07:41:46+00:00
Terjemah 2 Comments

Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari BSu ke BSa,
diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002),
teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik:

1. Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan.


2. Teknik diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSu.
3. Teknik berada tataran mikro.
4. Teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu.
5. Teknik bersifat fungsional.

Setiap pakar memiliki istilah tersendiri dalam menentukan suatu teknik penerjemahan, sehingga
cenderung tumpang tindih antara teknik dari seorang pakar satu dengan yang lainnya. Teknik
yang dimaksud sama namun memiliki istilah yang berbeda. Dalam hal keberagaman tentunya hal
ini bersifat positif, namun di sisi lain terkait penelitian akan menimbulkan kesulitan dalam
menentukan istilah suatu teknik tertentu. Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis menggunakan
18 teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir. Selain untuk keseragaman,
teknik yang dikemukakan Molina dan Albir telah melalui penelitian kompleks dengan mengacu
dan membandingkan dengan teknik-teknik penerjemahan yang telah ada dari pakar
penerjemahan sebelumnya.

Berikut 18 teknik penerjemahan tersebut

1.Adaptasi (Adaptation)

Teknik penerjemahan yang menggantikan unsur-unsur budaya yang khas dalam BSu dengan
unsur budaya yang ada dalam BSa. Teknik ini dapat digunakan apabila unsur atau elemen
budaya tersebut memiliki padanan dalam BSa.

BSu : His leg felt like a stone

BSa : Tungkai kakinya seperti terpaku

2. Amplifikasi (Penambahan)

Teknik penerjemahan yang menambahkan detail informasi yang tidak terdapat dalam teks bahasa
sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang digunakan untuk membantu
penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Penambahan ini tidak boleh mengubah pesan
yang ada dalam teks bahasa sumber.

BSu : There are many Indonesian at the ship.

BSa : Banyak warga negara Indonesia di kapal itu.

Kata Indonesian diterjemahkan menjadi warga Negara Indonesia di sini dimaksudkan untuk
memperjelas informasi tanpa mengubah pesan yang terkandung dari kata tersebut.

3. Peminjaman (Borrowing)

Teknik penerjemahan yang menggunakan kata atau ungkapan dari bahasa sumber di dalam
bahasa sasaran. Peminjaman dapat berupa peminjaman murni (pure borrowing), yaitu
peminjaman tanpa melakukan perubahan apa pun, seperti kata “zig-zag”, atau berupa
peminjaman alamiah (naturalized borrowing), dimana kata dari BSu disesuaikan dengan ejaan
BSa, seperti kata “musik” yang berasal dari kata “music”.

4. Kalke (Calque)

Penerjemahan harfiah dari sebuah kata atau frasa dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

BSu : He is the new assistant manager

BSa : Dia adalah asisten manajer yang baru.

5. Kompensasi (Compensation)

Teknik penerjemahan yang menggantikan posisi unsur informasi atau efek stilistika dalam BSu
pada bagian lain dalam BSa karena tidak dapat direalisasikan pada bagian yang sama dalam BSa.

BSu : A burning desire to share The Secret with the world consumed me.

BSa : Hasrat yang menyala-nyala untuk membagikan Rahasia kepada dunia membakar diri
saya. (Hendrastuti, 2012: 189)

6. Deskripsi (Description)

Teknik penerjemahan yang mengganti istilah dalam bahasa sumber dengan deskripsinya dalam
bahasa sasaran. Teknik ini digunakan ketika suatu istilah dalam bahasa sumber tidak memiliki
istilah yang sepadan dalam bahasa sasaran.

BSu : I like panetton.

BSa : Saya suka panetton, kue tradisional Italia yang dimakan pada saat tahun baru.

7. Kreasi Diskursif (Discursive Creation)

Teknik penerjemahan yang menggunakan padanan sementara yang jauh dari konteks aslinya.
Teknik ini sering muncul dalam penerjemahan judul film, buku, dan novel.

BSu : The Minangkabau Response To The Dutch Colonial rule in the Nineteenth Century.

BSa : Asal-usul Elite Minangkabau Modem: Respons terhadap Kolonial Belanda XIX/XX.
(Havid Ardi, 2010: 400)

8. Padanan Lazim (Established Equivalence)

Menerjemahkan istilah dalam bahasa sumber dengan istilah yang sudah lazim dalam bahasa
sasaran. Istilah dalam bahasa sumber tersebut umumnya berdasarkan kamus atau ungkapan
sehari-hari.
BSu : Sincerely yours

BSa : Hormat kami

9. Generalisasi (Generalization)

Menerjemahkan suatu istilah dengan istilah yang sudah umum dan dikenal masyarakat luas.
Teknik ini digunakan apabila suatu istilah dalam bahasa sumber merujuk pada bagian yang
spesifik, yang padanannya dalam bahasa sasaran tidak ada yang merujuk pada bagian yang sama.

Contoh: becak diterjemahkan menjadi vehicle.

10. Amplifikasi Linguistik (Linguistics Amplification)

Teknik penerjemahan yang menambahkan unsur-unsur linguistik teks BSu dalam teks BSa.
Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing.

BSu : everything is up to you!

BSa : semuanya terserah anda sendiri!

11. Kompresi Linguistik (Linguistics Compression)

Teknik penerjemahan yang menyatukan atau mengumpulkan unsur-unsur linguistik yang ada
dalam teks BSu. Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing.

BSu : Are you sleepy?

BSa : ngantuk?

12. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Teknik penerjemahan yang mengalihkan suatu ungkapan dalam BSu secara kata per kata ke
dalam BSa.

BSu : The President gave the present to Michael last week.

BSa : Presiden memberi hadiah itu pada Michael minggu lalu.

13. Modulasi (Modulation)

Teknik penerjemahan yang mengganti, fokus, sudut pandang atau aspek kognitif yang ada dalam
BSu, baik secara leksikal ataupun struktural.

BSu : Nobody doesn’t like it.


BSa : Semua orang menyukainya.

14. Partikularisasi (Particularization)

Teknik penerjemahan yang menggunakan istilah yang lebih konkret dan khusus. Teknik ini
berkebalikan dengan teknik generalisasi.

BSu : She likes to collect jewelry.

BSa : Dia senang mengoleksi kalung emas.

15. Reduksi (Reduction)

Memadatkan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pemadatan
informasi yang dilakukan tidak boleh mengubah pesan dalam teks bahasa sumber.

BSa : She got a car accident

BSu : Dia mengalami kecelakaan

16. Substitusi (Substitution)

Mengganti elemen-elemen linguistik menjadi paralinguistik (seperti intonasi dan isyarat) atau
sebaliknya.

Contoh : menganggukkan kepala di Indonesia diterjemahkan “ya!”

17. Transposisi (Transposition)

Teknik penerjemahan yang mengganti kategori gramatikal bahasa sumber dalam bahasa sasaran,
misalnya mengganti kata menjadi frasa. Teknik ini biasanya digunakan karena adanya
perberdaan tata bahasa antara BSu dan BSa.

BSu : I have no control over this condition

BSa : Saya tidak dapat mengendalikan kondisi ini

18. Variasi (Variation)

Teknik penerjemahan yang mengganti unsur-unsur linguistik atau paralinguistik yang


mempengaruhi variasi linguistik. Misalnya perubahan textual tone, style, geographical dialect,
dan social dialect.

BSu : Give it to me now!

BSa : Berikan barang itu ke gue sekarang!

Anda mungkin juga menyukai