Pengawetan Makanan Melalui Pembuatan
Pengawetan Makanan Melalui Pembuatan
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Pangan
yang dibina oleh Prof. Dr. Utami Sri Hastuti, M. Pd., dan
Agung Witjoro, S. Pd., M. Kes.
Oleh
Kelompok 6
Wahyu Wulandari 100342404643 (HB)
Septi Kurniama Sari 100342404947 (HB)
Eka Yunia Asti 100342400919 (GB)
Naailatu Nur Azizah 100342400925 (GB)
Dwi Nur A. 209341420883 (AA)
Angga Hermawan B. 109341417214 (AA)
A. Latar Belakang
Makanan adalah bahan yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan
yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang
meliputi sumber daya hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk
memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang
tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang
hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup
akan sulit mengerjakan aktivitasnya sehari-hari. Makanan dapat membantu
manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak.
Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak
maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi dan fungsi yang
berbeda.
Karbohidrat merupakan sumber tenaga sehari-hari. Salah satu contoh
makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh
tubuh untuk membantu pertumbuhan, baik otak maupun tubuh. Lemak digunakan
oleh tubuh sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan
digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi
glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat membutuhkan energi.
Makanan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air
yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan
itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar
kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal
(metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. Kriteria yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas dikonsumsi,
secara tepat sulit dijelaskan karena melibatkan faktor-faktor nonteknik, sosial
ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus bebas
polusi pada setiap tahap produksi dan penanganan makanan, bebas dari
perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat
menyebabkan penyakit atau pembusukan (Winarno,1993).
Seiring dengan perkembangan teknologi, berawal dari masalah yang
diakibatkan oleh cepat rusaknya makanan dan untuk lebih meningkatkan kwalitas
makanan, maka muncullah pemikiran baru mengenai teknik pengawetan
makanan. Teknik pengawetan makanan tersebut bertujuan agar bahan pangan
yang dibutuhkan tidak mudah rusak terkena kontaminasi mikroorganisme. Teknik
pengawetan makanan secara umum terdiri atas tiga cara yaitu secara fisik yang
terdiri atas proses pengawetan dengan cara pendinginan, pengeringan,
pengasapan, pengalengan, dan pengentalan. Cara yang kedua yaitu pengawetan
secara biologis yang terdiri atas proses fermentasi dan penambahan enzim. Cara
yang terakhir yaitu dengan pengawetan secara kimiawi. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu dikaji lebih lanjut tentang proses pengawetan makan baik secara fisik,
biologis dan kimiawi. Namun dalam batasan topik yang diberikan, maka penulis
hanya mengkaji pengawetan makanan secara fisik melalui pembuatan brem dan
secara biologi melalui pembuatan tape.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pengawetan makanan secara fisik melalui pembuatan
brem?
2. Bagaimana proses pengolahan pengawetan makanan secara fisik melalui
pembuatan brem ?
3. Bagaimana teknik pengawetan makanan secara biologis melalui pembuatan
tape ?
4. Bagaimana proses pengolahan pengawetan makanan secara biologis melalui
pembuatan tape ?
C. Tujuan
1. Mengetahui teknik pengawetan makanan secara fisik melalui pembuatan
brem.
2. Mengetahui proses pengolahan pengawetan makanan secara fisik melalui
pembuatan brem .
3. Mengetahui teknik pengawetan makanan secara biologis melalui
pembuatan tape.
4. Mengetahui proses pengolahan pengawetan makanan secara biologis
melalui pembuatan tape.
D. Batasan Masalah
1. Proses dan teknik pengawetan makanan yang akan dibahas adalah secara
fisik melalui pembuatan brem.
2. Proses dan teknik pengawetan makanan yang akan dibahas adalah secara
biologis melalui pembuatan tape.
BAB II
A. Pembuatan Brem
1. Pengertian Brem
Brem merupakan produk hasil pengolahan lebih lanjut dari hasil
fermentasi serealia atau bahan makanan lain yang banyak mengandung gula.
Serealia yang umumnya digunakan adalah beras ketan dan difermentasikan
dengan starter Saccharomyces cereviseae. Brem padat banyak diusahakan di
daerah Jawa Timur, khususnya Madiun. Eksistensi brem padat di daerah Madiun
telah menjadi suatu produk unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan
yang hingga kini mampu menyangga perekonomian masyarakat (Hapsari,dkk.
2004).
Brem padat memiliki rasa yang khas, yaitu rasa manis dan sedikit asam.
Ketika pertama kali dimakan akan langsung terasa lumer dimulut dan ada sensasi
dinginnya. Brem dipercaya memiliki manfaat khusus antara lain untuk kesehatan
kulit, sebagai makanan suplemen alternative, dapat menghangatkan badan, serta
meningkatkan nafsu makan.
Gambar 1 : Brem
B. Pembuatan Tape
1. Pengertian Tape
Tape adalah kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan
berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi. Tape dapat dibuat dari bahan dasar
singkong, beras ketan putih maupun beras ketan hitam. Pada prinsipnya, tape
dibuat dengan menggunakan starter yang berisi campuran mikroba yang dikenal
dengan sebutan ragi. Produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu
gabungan antara rasa manis, sedikit asam, dan cita rasa alkohol.
Bahan dasar pembuatan tape yaitu beras ketan hitam atau ketan putih dan
singkong. Menurut Rahmat (2008), proses pembuatan tape ketan pada umumnya
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Ada berbagai macam proses pengawetan makanan, contohnya seperti
proses pembutan tape dan pembutan brem. Mikroba yang didigunakan saat
pembuatan brem dan tapai sama, yaitu ragi campuran yang terdiri atas spesies-
spesies genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri
Acetobacter. Kedua cara pengawetan ini menggunakan proses fermentasi.
B. Saran
1. Makalah ini belum sepenuhnya sempurna, perlu disunting dan di lengkapi
kembali.
2. Pada proses pembuatan tape dan brem banyak sedikitnya ragi harus
disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
DAFTAR RUJUKAN
Hapsari, M, dkk. 2004. Pembuatan Brem Padat neka Rasa dan Analisis
Finansialnya (Kajian Proporsi Air Tape Ketan Hitam dan Ketan Putih) dan
Penambahan Flavor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Malang:
Universitas Brawijaya.
Hidayat, Nur. 2008. Fermentasi dan Mikroorganisme yang Terlibat. J. Teknol. dan
Industri Pangan, 19 (2).