Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

HUBUNGAN TINGGINYA PERNGGUNA NARKOBA DAN


GAYA HIDUP MASYARAKAT KOTA PEKANBARU

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Aldo Nanda Pratama Prodi Psikologi (Angkatan2019)

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................... 2

RINGKASAN .............................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 4


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................... 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................... 5
1.4 URGENSI PENELITIAN ............................................................. 5
1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN ................................................... 5
1.6 TARGEN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN ................................. 5
1.7 MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

2
RINGKASAN

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan


berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Fakta
yang diungkapkan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut pengguna
utama dari narkoba justru orang-orang dalam usia produktif dan pekerja.
Pada era sekarang alasan seseorang terdorong menggunakan narkoba yakni
karena ingin memenangkan kompetisi sehingga harus kuat dan segar.
Timbul Tua Pangabean 2018 menyebutkan bahwa jumlah Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Pekanbaru per Agustus 2017 melebihi
rata rata nasional. Pengamat sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati
(2019) mengatakan narkoba sebagai obat-obatan yang dalam konteks
terlarang memiliki dua efek. Dua efek itu yakni efek sebagai stimulan atau
meningkatkan energi dan depresan alias menurunkan energi. Kesepian
dialami manusia modern karena mereka hidup di ruang digital yang
sebenarnya membuat mereka memiliki teman yang tidak betul-betul teman.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa manusia sekarang adalah
manusia-manusia stres. Untuk melupakan stresnya, manusia akan
menggunakan narkoba yang di sisi lain sebagai depresan sehingga dapat
membuat mereka bisa tidur dan lebih tenang. Kondisi ini yang ditangkap
betul oleh pengedar bawah tanah narkoba. Para pengedar melihat dan
menyesuaikan targetnya karena kebutuhan dan permintaannya ada.
Diperlukan penelaahan secara integral/sistemik guna mengetahui detail
hubungan narkoba dan gaya hidup. Nantinya hal tersebut dapat menjadi
acuan dalam mengeluarkan peraturan dan kebijakan social terkait dan
untuk menanggulangi berkembang pesatnya kasus serupa di Pekanbaru
pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia modern sudah di mulai dengan menghadapi


revolusi industri 4.0 akan mendorong manusia lebih keras berkompetisi
dan bertahan yang dimana lebih dari 50 persen diprediksikan pekerjaan
akan hilang menurut International Labour Organization (2018). Dampak
ini membuat bertambahnya ketakutan bagi manusia yang dimana bila tidak
dapat mengikuti dan mengembangkan skill akan stress menghadapi
perubahan ini. Kajian ini yang meliputi kemajuan teknologi yang juga dapat
mengurangi interaksi sosial manusia secara langsung menyebabkan
kesepian akibat orang teman kenalan di dunia maya bukanlah teman yang
sebenarnya. Merubah keseluruhan gaya hidup manusia yang hanya lebih
dekat dengan gadgetnya. Disinilah ancaman dari produsen dan pengedar
narkoba,dengan melihat kondisi banyaknya manusia yang stress dan
kesepian dalam lingkungan hidupnya menjadi target kenaikan pengguna
narkoba untuk semata mata diyakini sebagai stimulan dan obat penghilang
stress yang akan menambah menjerumuskan masa depan generasi penerus
bangsa.

Juga kondisi Revolusi Industri 4.0 ini juga berdampak kemajuan


pengedar menyuplai dan mengedarkan narkobanya, yang dimana seperti
kita tau banyak nya kasus tahanan pengedar narkoba yang masih saja bias
mengendalikan pemasaran nya dari dalam jeruji besi, Pada 2015 terdapat
35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia dari
yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia terdapat 354
jenis narkoba. Pemasok Narkoba di Indonesia diketahui berasal dari Afrika
Barat, Iran, Eropa, dan yang paling aktif adalah pemasok dari Indo China.
Dengan kata lain barang berasal dari Negara Maju.

Seperti yang dikatakan bapak Presiden Joko Widodo “INDONESIA


DARURAT NARKOBA”. Makin banyak dan terus bertambah dari tahun ke
tahun yang terjerumus ke dalam Narkoba,yang mengartikan narkoba sudah
sangat lumrah dengan gaya hidup masyarakat. Seperti yang terjadi di
Pekanbaru, banyaknya perantau datang ke kota tersebut dan dan jauh dari
sanak saudara mereka yang sudah lama mereka kenal. Itu jadi awal mula
kesepian dan menjadi stress,lalu melaju ke pergaulan bebas yang tidak
terkontrol. Apabila kasus seperti narkoba yang bebas beredar dengan
menargetkan kebutuhan seperti manusia manusia modern sekarang. Lebih
baik lebih dini berusaha menyediakan pelindung untuk menjauhkan dan
merubah gaya hidup manusia yang lebih normal dengan adanya elemen
masyarakat memberikan solusi dan pemerintah yang bergerak untuk
menyediakan fasilitas-fasilitas yang positif untuk mental dan
pengembangan SDM.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja solusi untuk menekan angka pengguna narkoba di Kota


Pekanbaru?
2. Bagaimana caranya untuk pemerintah mendukung untuk
masyarakat berkegiatan positif agar dapat berintraksi secara
langsung di Kota Pekanbaru?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui kekurangan juga tuntutan pada kondisi masyarakat


yang ada di Kota Pekanbaru.
2. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk angka
pengguna.

1.4 URGENSI PENELITIAN

Kemajuan pedaraban manusia modern sangat mengkhawatirkan


karna sudah bersistem dan lebih dekat dengan gadget yang mana
manusia sudah semakin jauh dengan kehidupan nyata. Yang
harus dilakukan adalah kembali kepada kemanusiaan.agar tidak
memancing penggunaan narkoba di berbagai kalangan.

1.5 LUARAN YANG DIHARAPKAN

Yang diharapkan dari penelitian ini ialah membantu menjauhkan


masyarakat dari narkoba dan mewaspadai dampak kemajuan
zaman yang dinilai negatif.

1.6 TARGET DAN KONTRIBUSI PENELITIAN

1. Memberikan kontribusi pengetahuan dalam dunia


sains,khususnya sosial
2. Dapat menekan tingkat pengguna dan peredaran narkoba serta
menjadikan ini untuk para masyarakat memulai minat untuk
menjauhi hal yang menjerumuskan kedalam jurang narkoba
3. Menjadi referensi dalam penelitian lanjutan gaya hidup sosial
manusia dan perkembangan minat kebutuhan manusia atas
narkoba

1.7 MANFAAT PENELITIAN

1. Menumbuhkan minat untuk menuangkan kreativitas dan inovasi


bagi mahasiswa serta sebagai ajang pelatihan penelitian.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memajukan iptek di bidang sosial.
Khususnya pengetahuan mengenai dampak narkoba terhadap
psikologis manusia juga sebaliknya.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Penyalagunaan Narkoba

1. Pengertian Pengguna Narkoba

Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang


menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak
dalam pengawasan dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau
pengguna Napza adalah orang yang menderita ketergantugan terhadap
Napza yang disebabkan oleh penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan
sendiri maupun paksaan dari orang lain (BNN dan Departemen Kesehatan
RI, 2003). Seseorang yang mengkonsumsi Napza tidak lagi dapat
membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang halal dan yang
haram. Untuk menghindari Napza maka jangan mencoba-coba, sebab sekali
mencoba bagaikan ikan kena pancingan dan sukar melepaskan diri, yang
pada gilirannya jatuh dalam ketergantungan dengan segala akibatnya
(Hawari, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang
menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak
dalam pengawasan dokter.

2. Lamanya Program Penyembuhan Di Rehabilitasi

Pecandu narkoba yang mendapatkan tindakan rehabilitasi


jumlahnya Nmasih sangat minim. Dari jumlah pecandu yang diperkirakan
mencapai 4 juta orang, pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN,
2003) baru bias merehabilitasi 20 ribu pecandu atau sekitar 1 persen setiap
tahunnya itu pun dibantu instansi lain termasuk swasta dan organisasi
sosial, “ papar Suyono, Direktur Pasca Rehabilitasi BNN. Untuk
merehabilitasi pecandu, lanjut Suyono memang membutuhkan biaya yang
mahal dan waktu yang cukup lama. Satu pecandu butuh Rp 4 juta sampai
Rp 5 juta per bulan untuk biaya rehabilitasi yang meliputi makan, detoks,
konseling dan biaya kesehatan lainnya. Sedangkan untuk menyembuhkan
seorang pecandu papar Suyono dibutuhkan waktu minimal 6 tahun. Tetapi
karena keterbatasan anggaran, BNN hanya bisa merehabilitasi pecandu
rata – rata 1 tahun karena rendahnya presentase pecandu yang
mendapatkan rehabilitasi, angka relapse (kekambuhan) di antara mantan
pecandu sangat tinggi. (BNN, 2003) memperkirakan 30 persen mantan
pecandu bias mengalami kekambuhan jika tidak mendapatkan dukungan
baik dari lingkungannya termasuk pengawasan dari keluarga. Menurut
(BNN, 2003) ada beberapa ketentuan dalam rehabilitasi, yaitu:
1. Masa pembinaan residen selama 6 bulan meliputi detoksifikasi,
entry unit,primary, dan re- entry.
2. Selama masa detoksifikasi dan entry unit, residen tidak dapat
dikunjungi oleh pihak keluarga.
3. Residen baru dapat dikunjungi setelah memasuki fase primary
dan re-entry.
4. Apabila residen melarikan diri dari tempat rehabilitasi dan kembali
ke keluarga, maka keluarga wajib menginformasikan kepada UPT T &
R BNN da mengantar kembali untuk melanjutkan proses rehabilitasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
menyembuhkan seorang pecandu dibutuhkan waktu rata-rata 1
tahun.

6
B. Motivasi Untuk Sembuh

1. Pengertian Motivasi Untuk Sembuh

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa perilaku yang


didoron oleh kebutuhan (need) yang ada pada individu dan
diarahkan pada sasaran (goals) yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Iryani,2007)
menyatakan bahwa sembuh adalah kembalinya seseorang pada satu
kondisi kenormalan setelah menderita suatu penyakit, penyakit
mental, atau luka – luka. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
sembuh adalah perilaku yang didorong oleh kebutuhan (need) yang
ada pada individu dan diarahkan pada sasaran (goals) dimana
kembalinya seseorang pada satu kondisi kenormalan setelah
menderita suatu penyakit, penyakit mental, atau luka – luka.
Motivasi sembuh adalah factor yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu guna memperoleh kesembuhan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi sembuh pada
dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya
suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan
(energy) yang mengarah kepada pencapaian kesembuhan. Motivasi
sembuh ini pun juga dapat diperoleh melalui beberapa rangsangan,
rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan
menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang
dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai kesembuhan
(Dedewijaya,2007). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990),
dikatakan bahwa sembuh berarti orang yang sakit atau menderita
suatu penyakit menjadi pulih atau sehat kembali. Di dalam kamus
psikologi istilah kesembuhan (recovery) dapat diartikan sebagai
kembalinya seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah
menderita suatu penyakit, baik penyakit mental atau penyakit fisik
(Chaplin,2006). Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah
motivasi untuk sembuh dalam kaitannya dengan dukungan sosial
pada pengguna napza. Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang
mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan
pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan
pada pengguna napza. Pengguna napza yang memiliki motivasi
untuk sembuh umumnya dapat dilihat dari keseluruhannya untuk
melakukan pengobatan dan informasi sebanyak mungkin agar dapat
mencapai kesembuhan yang optimal juga selalu menjaga
kesehatannya dengan tidak memakai napza kembali. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kesembuhan disini
adalah daya atau kekuatan yang berasal dari dalam diri individu
atau penderita yang mendorong, membangkitkan, menggerakkan,
melatarbelakangi,menjalankan dan mengontrol seseorang serta
mengarahkan pada tindakan penyembuhan atau pulih kembali serta
bebas dari suatu penyakit yang telah dideritanya selama beberapa
waktu dan membentuk keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.

2. Aspek – Aspek Motivasi Untuk Sembuh

Aspek-aspek motivasi kesembuhan menurut Conger (1997) adalah


sebagai berikut :
a. Memiliki sikap positif Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan
diri yang kuat, perencanaan diri yang tinggi, serta selalu optimis
dalam menghadapi sesuatu hal

b. Berorientasi pada pencapaian suatu tujuan


Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu
orientasi tujuan tingkah yang diarahkan pada sesuatu.

7
c. Kekuatan yang mendorong individu
Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kekuatan akan mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari
dalam diri individu,
lingkungan sekitar, serta keyakinan individu akan kekuatan kodrati.
Menurut Syam (2009) motivasi atau kekuatan pasien untuk sembuh
juga dipengaruhi oleh efek plasebo. Efek plasebo ini bekerja
berdasarkan tiga hukum sederhana yaitu kepercayaan pasien,
kepercayaan dokter dan kekuatan spiritual yang dibangkitkan oleh
rasa saling percaya antara dokter dan pasien, yang menghubungkan
secara emosional dokter dan pasien serta tim medis lainnya. Selain
itu, ada beberapa aspek-aspek motivasi untuk sembuh menurut
Knight, dkk (1994) :
1. Problem recognition (pengakuan terhadap masalah)
2. Desire for help (keinginan untuk dibantu)
3.Treatment readiness (kesiapan mengikuti treatmen)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 3 macam


aspek–aspek untuk sembuh yaitu memiliki sikap positif, berorientasi
pada pencapaian suatu tujuan, dan kekuatan yang mendorong
individu.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Untuk Sembuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien untuk sembuh menurut


Nadhifah (2009) adalah sebagai berikut :
a. lingkungan rumah sakit
b. dokter
c. perawat dan tim kesehatan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan terdapat 3 faktor –
factor yang mempengaruhi motivasi untuk sembuh yaitu lingkungan
rumah sakit, dokter, dan perawat serta tim kesehatan lainnya.

C. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada


individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki
hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut (As’ari, 2005).
Menurut Landy dan Conte (2007) dalam Mudita (2009), dukungan sosial
adalah kenyamanan, bantuan, atau informasi yang diterima oleh seseorang
melalui kontak formal maupun informal dengan individu atau kelompok.
Dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan
perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan
individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan
bantuan langsung dalam bentuk tertentu (Katc dan Kahn, 2000).

Berdasarkan defenisi di atas mendefenisikan dukungan sosial


adalahpenerimaan bantuan dalam berbagai bentuk seperti perhatian, kasih
sayang,dihargai, dan nasehat yang berdampak positif bagi individu.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Sarafino (1994) dalam bukunya Health Psychology menguraikan


beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang
lain, yaitu:

a. Keintiman
Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada
aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang
maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

8
b. Harga Diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain
merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan
menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang
bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

c. Keterampilan Sosial
individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan
social yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula.
Sedangkan individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas
memiliki keterampilan sosial rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan
sosial terdiri dari 3 macam yaitu keintiman, harga diri, dan keterampilan
sosial.

3. Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial

Sheriden dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta


Taylor (1999) membagi bentuk dukungan sosial menjadi lima bentuk
antara lain:
a. Dukungan Emosional (Emotional Support)
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan
nyaman, yakin,diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan
sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih
baik.

b. Dukungan Harga Diri (Esteem Support)


Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu,
pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu,
perbandingan yang positif dengan individu lain.penghargaan
terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian yang positif
untuk individu, dorongan maju dan semangat, dan perbandingan
positif individu dengan orang lain. Bentuk dukungan ini
membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.

c. Dukungan Instrumental (Tangible or Instrumental Support)


Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang,
pemberian barang,makanan serta pelayanan.

d. Dukungan Informasi (Informational Support)


Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. jenis informasi
seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan
mengatasi masalah dengan lebih mudah.

e. Dukungan Kelompok Sosial (Network Support)


Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai
anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan
aktifitas sosial dengannya. Dengan begitu individu akan merasa
memiliki teman senasib. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan sosial terdiri dari 5
macam yaitu dukungan emosional, dukungan harga diri,
dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan
kelompok sosial.

9
4. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

House (Suhita, 2005) berpendapat bahwa ada 4 aspek-aspek


dukungan sosial di dalamnya, yaitu:

a. Emosional
Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk
percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan
menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan
cinta dan kasih sayang kepadanya.

b. Instrumental
Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau
menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan,
perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk di
dalamnya memberikan peluang waktu.

c. Informatif
Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah
pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat,
pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu
yang bersangkutan.

d. Penilaian
Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan
balik, perbandingan sosial, dan afirmasi.
Selain itu, ada beberapa aspek-aspek dukungan sosial menurut
Weis (dalamCutrona, 1987) :
1. Attachment (kasih sayang atau kelekatan)
2. Social Integration (integrasi sosial)
3. Reassurance of Worth (penghargaan atau pengakuan)
4. Reliable Alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan)
5. Guidance (bimbingan)
6. Opportunity for Nurturance (kemungkinan dibantu)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 4 aspek


dukungan sosial yaitu emosional, instrumental, informatif, dan
penilaian.

A. Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup mempunyai banyak artian dan diartikan sesuai


dengan bidang ilmu pengetahuan masing-masing tokoh yang
mengemukakannya. Menurut seorang ahli psikologi Alfred Adler (1929),
gaya hidup adalah Sekumpulan perilaku yang mempunyai arti bagi individu
maupun orang lain pada suatu saat di suatu tempat, termasuk didalam
hubungan sosial, konsumsi barang, entertainment dan berbusana.
Perilaku-perilaku yang nampak di dalam gaya hidup merupakan campuran
dari kebiasaan, cara-cara yang disepakati bersama dalam melakukan
sesuatu, dan perilaku yang berencana. Gaya hidup berkembang karena ada
kebutuhan, tuntutan dan penguatan, adalah mahzab behavioristik yang
menyatakan bahwa suatu perilaku akan diulangi bila perilaku tersebut
membawa kepuasan atau kenikmatan dan tidak ada hukuman yang
menyertainya. Gaya hidup menurut Kotler (2009) adalah pola hidup
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Assael (1984), gaya hidup
adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time

10
(activities), what they consider important in their environment (interest), and
what they think of themselvesand the world around them (opinions)”. Secara
umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan
bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting
orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang
pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan
menurut Minor dan Mowen (2000), gaya hidup menunjukkan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mengalokasikan waktu. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi
yang berinteraksi dengan lingkungan. Dari pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang
tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka
anggap paling penting bagi diri mereka dalam kehidupan sehari-hari dan
bagaimana pandangan mereka tentang diri mereka ataupun tentang dunia
luar sekitar mereka.

2. Gaya Hidup AIO (Activities, Interest, Opinion)

Psikografik adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan


gaya hidup konsumen (Kotler, 2002:193). Menurut Sumarwan (2003:58),
psikografis adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang
memberikan pengukuran kuantitatif dan biasa dipakai untuk menganalisis
data yang sangat besar. Psikografis analisis biasanya dipakai untuk melihat
segmen pasar. Analisis psikografis juga diartikan sebagai suatu riset
konsumen yangmenggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan
mereka, pekerjaan dan aktifitas lainnya. Psikografis berarti
menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco). Psikografis adalah
pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen.
Psikografis sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest,
opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen.
Schifmann dan Kanuk (2008) menyatakan psikografis disebut sebagai
analisis gaya hidup atau riset AIO adalah suatu bentuk riset konsumen
yang memberikan profil yang jelas dan praktis mengenai segmen-segmen
konsumen, tentang aspek-aspek kepribadian konsumen yang penting, motif
belinya, minatnya, sikapnya, keyakinannya, dan nilai-nilai yang dianutnya.
Lebih lanjut, Mowen (2002) mendefinisikan psikografis sebagai kajian
entang apa yang membentuk seorang konsumen secara psikologis. Ada dua
konsep, dalam psikografis. Pertama, memberi gambaran mengenai ciri-ciri
psikologis konsumen yang lebih mengarah pada identifikasi kepribadian
konsumen (self- concept). Kedua, memandang psikografis sebagai kajian
tentang activities (kegiatan), interest(minat), dan opinions (pendapat). 3.
Komponen AIO.AIO, istilah yang digunakan secara dapat dipertukarkan
dengan psikografis, mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini.
Menurut Engel, dkk, AIO (activities, interest, dan opinion) adalah:

a. Activities (kegiatan) adalah tindakan nyata seperti menonton


suatu medium, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada
tetangga mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini
biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang
dapat diukur secara langsung. Aktivitas yaitu orang yang mudah
atau tidak bergerak dan bereaksi serta bertingkah laku secara
spontan

b. Interest (minat) akan semacam obyek, peristiwa, atau topik


adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus
maupun terus-menerus kepadanya. Minat ialah usaha aktif
menuju pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan pada umumnya yaitu
titik akhir daripada gerakan yang menuju ke sesuatu arah tetapi
tujuan minat adalah melaksanakan suatu tujuan.

c. Opinion (pendapat) adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang


orang berikan sebagai respons terhadap situasi stimulus dimana
semacam “pertanyaan” diajukan. Atau dapat diartikan sebagai

11
hasil pekerjaan piker dalam meletakkan hubungan antara
tanggapan yang satu dengan lainnya, antara pengertian satu
dengan pengertian lainnya dan dinyatakan dalam satu kalimat.
Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan,
dan evaluasi seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain,
antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang, dan
penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau
menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Sedangkan menurut Prasetijo (2004), mengungkapkan AIO (activities,


interest, dan opinion) adalah:

1) Activities (kegiatan) yaitu apa yang dikerjakan konsumen,


produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang mereka
lakukan untuk mengisi waktu luang.

2) Interest (minat) yaitu apa kesukaan, kegemaran dan prioritas


dalam hidup konsumen.

3) Opinion (pendapat) yaitu pandangan dan perasaan konsumen


dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral, ekonomi, dan
sosial.

B. Gadget

1. Definisi Gadget

Bagian dari teknologi atau barang dari teknologi adalah gadget.


Menurut Naning (2009:67) “an often small mechanical or electonic device
with a partical use but often thought of as novelty “ yaitu adalah perangkat
mekanis atau elektronik yang kecil dengan menggunakan partikal akan
tetapi sering dianggap sebagai hal yang baru. Sedangkan menurut Kuncoro
(2009:137) Gadget adalah sebuah fitur berteknologi tinggi. Gadget juga
adalah sebuah piranti atau instrument yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis spesifik yang berguna dan umumnya di berikan terhadap sesuatu
yang baru. Menurut Wikipedia Gadget “A gadget is a small tool such as a
machine that has a particular function, but is often thought of as a novelty.
Gadgets are invariably, considered to be more unusually or cleverly designed
than normal tools at the time of their invention. Gadgets are sometimes
referred to as gizmos. Jadi gadget adalah sebuah piranti kecil yang
mengggunakan partikal kecil dan berteknologi tinggi yang biasa disebut
sebagai hal yang baru yang mempunyai fungsi dan tujuan praktis. Gadget
tidak hanya dalam perkembanganya adalah sebuah handphone, gadget
sendiri merupakan sebuah instrument terbaru bisa dalam bentuk, tablet,
dvd, ipad, windows, notebook (perpaduan antara komputer portabel seperti
notebook dan internet), kamera digital, dsb. Sehingga handphone
merupakan salah satu bagian dari gadget.

12
DAFTAR PUSTAKA

Atmasamita, Romli, 2001, Tindak Pidana Narkotika Trans Nasional Dalam


Sistem Hukum Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti

A. Soedjono, 2000, Patologi Sosial, Bandung, Alumni Mardani. H. 2008,


Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum

Islam Dan Hukum Pidana Nasional, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Ma’sum,Suwarno, 2003, Penanggulangan Bahaya Narkotika Dan


Ketergantungan Obat, Jakarta, CV. Mas Agung

Sitanggang, B.A, 1999, Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika,


Jakarta, Karya Utama

Waresniwiro, M, 1997, Narkotika Berbahaya, Jakarta, Mitra Bintibmas

www.google.com

UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Adlin, A. 2006. Resistensi Gaya Hidup. Jakarta : Jalasutra

Amanda,Szasa.2014.TeoriGayaHidup.
https://www.academia.edu/4297262/teori gaya hidup

13

Anda mungkin juga menyukai