Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH KASUS PENYALAHGUNAAN OBAT

Mata Kuliah : Sosiologi dan Politik


Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Hambatan


Peningkatan
Kesejahteraan (Kasus Penyalahgunaan Obat) dan Upaya
Pemecahannya

Kelas : 1EB18

Dateline Tugas : 20 Maret 2010

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan


dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau
mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima


konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata
kuliah ini.

Penyusun
NPM Nama Lengkap Tanda Tangan
23209062 DEWI RESPATI

Program Sarjana Akuntansi


UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2010
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, khususnya
dalam bimbingan dan kemudahan, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat untuk mencari solusi atau jalan keluar
masalah penyalahgunaan obat di masyarakat. Makalah
sederhana ini merupakan salah satu bagian upaya
tersebut, khususnya bagi dosen dan mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang Masala Sosial Sebagai
Hambatan Peningkatan Kesejahteraan (Kasus
Penyalahgunaan Obat) dan Upaya Pemecahannya.
Makalah ini merupakan kumpulan bahan pembelajaran
yang dikemas dan ditulis dengan singkat, padat, dan
bahasa ilmiah sederhana. Makalah seperti ini diharapkan
akan menjadikan bacaan yang tidak membosankan
dibaca dan mudah dimengerti oleh pembaca. Pada bagian
akhir pembahasan, diberikan solusi atau upaya
pemecahan sebagai sarana pendalaman dan eksplorasi
konsep. Makalah ini dirancang untuk memberikan arah
dalam pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar
lebih fokus dan lebih mengerti keadaan sekitarnya.
Dengan berbagai referensi, diharapkan buku ini akan
sesuai harapan, tepat sasaran dan membangkitkan minat
belajar mahasiswa dalam bersosialisasi.
Akhir kata semoga pembaca bisa mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari makalah ini.

Bekasi, 20 Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
------------i
KATA PENGANTAR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - ii
DAFTAR ISI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 2
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan dan Manfaat 3
1.4. Metode Penelitian 3
1.5. Sistematika Penulisan 3
BAB II : PEMBAHASAN 4
II.A. Intensitas dan Kompleksitas Masyarakat 4
o Jenis Narkoba, Pengaruh dan Akibatnya 6
o Macam-macam Narkotika 10
o Dampak Positif dan Negatif Narkotika 11
o Dampak Tidak Langsung Narkoba Bagi Tubuh Manusia
15
o Dampak Langsung Narkoba Bagi Tubuh Manusia 16
II.B. Latar Belakang Masalah 19
II.C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat 20
C.1. Mengembangkan Sistem Yang Responsif 21
C.2. Pemanfaatan Modal 22
C.3. Pemanfaatan Institusi Sosial 22
a. Organisasi Masyarakat 23
b. Organisasi Swasta 23
c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial 24
d. Kerjasama dan Jaringan 24
II.D. Upaya Penanganan Masalah 25

BAB III : PENUTUP 26


III.A. Kesimpulan 26
III.B. Saran 28
III.C. Kritik dan Saran 29
REFRENSI 30

BAB I
PENDAHULUAN

Kemajuan-kemajuan yang dicapai di era reformasi cukup


memberikan harapan yang lebih baik, namun di sisi lain
masih ada masalah yang memprihatinkan khususnya
menyangkut perilaku sebagian generasi muda kita yang
terperangkap pada penyalahgunaan NARKOBA/NAZA
(Narkotika, Alkohol dan Zat adiktif lainnya) baik
mengkonsumsi maupun mengedarkannya. Hal itu
mengisyaratkan kepada kita untuk peduli dan
memperhatikan secara lebih khusus untuk
menanggulanginya, karena bahaya yang ditimbulkan
dapat mengancam keberadaan generasi muda yang kita
harapkan kelak akan menjadi pewaris dan penerus
perjuangan bangsa di masa-masa mendatang.
Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,
Denpasar termasuk Yogyakarta dulu dikenal hanya
merupakan daerah transit peredaran narkoba, namun
seiring perkembangan globalisasi dunia, kota-kota besar
di Indonesia sudah merupakan pasar peredaran narkoba.
Sasaran pasar peredaran narkoba sekarang ini tidak
terbatas pada orang-orang yang broken home, frustasi
maupun orang-orang yang berkehidupan malam, namun
telah merambah kepada para mahasiswa, pelajar bahkan
tidak sedikit kalangan eksekutif maupun bisnisman telah
terjangkit barang-barang haram tersebut.
Meskipun diakui bersama bahwa narkoba di satu sisi
merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang
pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, namun di sisi lain dapat pula
menimbulkan addication (ketagihan dan ketergantungan)
tanpa adanya pembatasan, pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang
berwenang.

1.1. Latar Belakang Masalah


Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat
akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi, terutama
terhadap para remaja Indonesia yang sering
menggunakan minum-minuman keras dan obat-obatan
terlarang. Mungkin mereka kurang perhatian dari orang
tua mereka atau mungkin juga karena ajakan para
pemakai atau teman-temannya. Penyalahgunaan
narkoba terhadap para pelajar SMA dan SMP berawal dari
penawaran dari pengedar narkoba. Mula-mula mereka
diberi beberapa kali dan setelah mereka merasa
ketergantungan terhadap narkoba itu, maka pengedar
mulai menjualnya. Setelah mereka saling membeli
narkoba, mereka disuruh pengedar untuk mengajak
teman-temannya yang lain untuk mencoba obat-obatan
terlarang tersebut.
Narkoba pertama kali dibuat oleh orang Inggris dan
pertama kali disebarkan ke daerah daratan Asia mulai
dari China, Hongkong, Jepang sampai ke Indonesia.
Narkoba yang paling banyak dikirim ke daerah Asia
adalah heroin dan morfin. Di Indonesia juga sudah mulai
ada yang memproduksi narkoba jenis ganja, pil lexotan
dan pil Extaci
Narkoba biasanya dikonsumsi oleh anak-anak orang
kaya, yang kurang perhatian dari orang tuanya. Biasanya
mereka mengkonsumsi jenis pil lexotan dan Extaci
karena proses pembelian dan penggunaannya lebih
mudah dan praktis. Pada mulanya mereka minum
minuman beralkohol di diskotik atau bar, tetapi lama
kelamaan mereka mulai memakai narkoba.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, terdapat
beberapa macam masalah, maka, untuk mempermudah
pembahasan dalam makalah ini, penyusun membaginya
dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
* Apa yang menjadi akar permasalahan dalam
penggunaan obat – obatan terlarang?
* Faktor – faktor yang menyebabkan adanya
penggunaan obat – obatan terlarang?
* Bagaimana upaya penanggulangan obat – obatan
terlaran saat ini ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian ini adalah terumuskannya model
pemberdayaan pranata sosial dalam menangani masalah
penyalahgunaan narkoba. Manfaat yang diharapkan
adalah sebagai bahan masukan bagi perumusan
kebijakan penanganan masalah penyalahgunaan narkoba
khususnya keikutsertaan pencegahan dan penanganan
penyalahgunaan masalah narkoba.
1.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
studi kepustakaan. Pemilihan metode ini karena
penelitian yang dilakukan ditujukan untuk
mengidentifikasi permasalahan peran remaja dalam
penanggulangan Narkotika dengan mengacu pada
literatur-literatur, artikel-artikel dan sumber bacaan lain.
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini telah ditulis secara sistematika
atau sederhana dan bisa diuraikan sebagai berikut :
Pada Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Pada Bab II berisi tentang kajian teori yang meliputi
pembahasan intensitas dan kompleksitas masyarakat,
latar belakang masalah dan penyebab timbulnya
penyalahgunaan obat, penanganan masyarakat berbasis
masyarakat, mengembangkan sistem yang responsif,
pemanfaatan modal sosial, pemanfaatan institusi sosial,
dan upaya penanganan masalah.
Pada Bab III berisikan tentang penutup yang meliputi
kesimpulan dan saran untuk meringkas berbagai
keterangan pembahasan diatas.

BAB II
PEMBAHASAN

II.A. Intensitas dan Kompleksitas Masalah


Pada mulanya alkohol atau minum-minuman beralkohol
Iebih berkaitan dengan fisik. Dalam kedudukan seperti
itu, maka efek yang timbul juga terjadi pada segi fisik
dan dalam batas-batas kewajaran tidak menimbulkan
dampak yang negatif. Dalam tingkat seperti ini alkohol
lebih bersifat sebagai jenis minuman biasa, pendorong
pencernaan, pendorong agar cepat tidur, perlindungan
terhadap kedinginan, sebagai obat suatu penyakit
tertentu atau rasa kesakitan. Dalam perkembangan lebih
lanjut, kemudian bahan ini juga mengandung sisi
hubungan antar manusia, dengan demikian juga
mempunyai permukaan sosial. Bentuk dan fungsinya
kemudian tidak sekedar sebagai sarana relaksasi
terhadap kelelahan, tekanan batin, rasa apatis, perasaan
terisolir, akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana ritual
dalam rangka mengembangkan simbol solidaritas serta
sebagai sarana untuk jembatan dan pengakraban
pergaulan. Bahkan kemudian terasa juga mengandung
aspek ekonomi, terutama melalui pajak yang dapat
ditarik dari pembuatan dan perdagangan jenis-jenis
minuman beralkohol ini.
Hanya saja, dalam proses selanjutnya banyak dijumpai
pemakaian yang berlebihan dan tidak wajar sehingga
disamping sudah menyimpang dari berbagai fungsi
semula, juga dapat mengakibatkan dampak negatif baik
secara fisik maupun sosial. Oleh sebab itulah banyak
orang mengatakan adanya polarisasi nilai dari minuman
beralkohol ini. Disatu pihak diagungkan sebagai kunci
kegairahan dan kemuliaan, sedang dilain pihak dianggap
merupakan pemacu kesesatan moral kemanusiaan dan
penyebab utama penyakit sosial. Berdasarkan pemikiran
adanya ambivalensi itulah maka untuk aspek yang
negatif digunakan konsep penyalahgunaan, karena pada
sisi lain dengan pemakaian yang wajar dan proporsional
bahan itu memang bermanfaat.
Ambivalensi nilai terhadap alkohol tersebut muncul dari
kenyataan bahwa alkohol dapat menjadi pengubah
perilaku. Modifikasi perilaku terjadi melalui proses
pemabukan, hal ini secara personal dan sosial
merupakan sesuatu yang bersifat destruktif terutama
dilihat dari integrasi personal dan sosial.
Alkohol dapat membuat senang sekaligus membuat
orang menjadi sakit dan tidak bahagia. Dampak paling
kentara dari mabuk alkohol adalah perilaku menjadi
agresif den kecenderungan pada deviasi dalam perilaku
seksual. Secara psikologis, terlalu sering mabuk juga
dapat membuat seseorang menterlantarkan atau kurang
memperhatikan penampilan dan peranan sosialnya.
Banyak nilai yang dikorbankan dari kebiasaan ini
misalnya rasa respek terhadap sesama, kehidupan dan
integritas keluarga, kesehatan, pekerjaan sehari-hari dan
bahkan juga nilai kepercayaan dalam hubungan financial.
Hal yang kurang lebih sama sebetulnya juga berlaku
untuk bahan-bahan kimia lain yang berada dalam
kelompok obat-obatan (drug), termasuk di dalamnya
bahan-bahan jenis narkotik bahkan yang berasal
langsung dari bahan tumbuh-tumbuhan seperti ganja.
Drug adalah sebangsa bahan kimia yang dapat
mempengaruhi dan membawa efek pada fungsi dari
struktur organisme tubuh. Seperti sudah disinggung
sebelumnya, jenis-jenis drug ini tadinya dimaksudkan
untuk kesenangan dan obat. Dalam banyak hal,
penggunaannya memang berkaitan dengan kultur
masyarakat disamping perkembangan sosial ekonominya.
Sebagai ilustrasi, rata-rata keluarga di Amerika Serikat
menyimpan sekitar 30 jenis obat-obatan di dalam lemari
obat dan sejumlah minuman beralkohol di lemari
minuman.
Permasalahannya kemudian dapat berakibat pada
kebiasaan mabuk dan teler yang dalam jangka panjang
bersifat merugikan baik secara fisik, psikologis den
sosial. Bahkan dalam proses lebih lanjut, kebiasaan
tersebut tidak saja mengakibatkan seseorang menjadi
mabuk dan teler tetapi juga mengakibatkan kecanduan
(drug addiction). Kecanduan adalah suatu proses seperti
yang sudah diuraikan sebelumnya, yaitu penyalahgunaan
dan pemakaian berlebihan yang kemudian
mengakibatkan seseorang menjadi tidak berdaya, dalam
pengertian kondisi tersebut akan bersifat mengendalikan
orang yang bersangkutan, membuatnya berbuat dan
berpikir secara tidak konsisten dengan nilai-nilai
kepribadiannya dan mendorong orang tersebut menjadi
semakin kompulsif dan obsesif.
Dampak lebih lanjut dari gejala kecanduan ini adalah
seseorang akan berkurang kontaknya dengan diri sendiri,
dengan orang lain dan dengan dunia sekitar. Menurut
Schaef, sebetulnya gejala kecanduan ini tidak hanya
berupa kecanduan terhadap obat, tetapi juga aktivitas
tertentu. la membedakannya menjadi kecanduan
substansi dan kecanduan proses. Keduanya berproses
dengan cara sama.
Kecanduan substansi (substance addictions) atau sering
disebut dengan ingestive addiction adalah kecanduan
pada substansi tertentu yang biasanya merupakan
produk artifisial yang dimasukkan kedalam tubuh secara
sengaja. Substansi itu hampir selalu menjurus pada
ketergantungan secara fisik. Sebagai contoh adalah
alkohol, nikotin, heroin. Sedangkan kecanduan proses
(process addiction) terjadi apabila seseorang menjadi
terkait dan sulit menghindar dari suatu proses yang
merupakan rangkaian spesifik dari aksi dan reaksi.
Sebagai contoh dapat disebutkan kebiasaan berjudi,
mengumpulkan uang, perilaku seksual.
Pada dasarnya seseorang menjadi kecanduan tidak
secara tiba-tiba, akan tetapi melalui suatu proses.
Dengan mengambil kasus mariyuana, Becker (dalam
Soerjono Soekanto, 1988 : 40) mengatakan, bahwa
pemakaian mariyuana merupakan fungsi konsepsi
individual mengenai mariyuana dan penggunaannya.
Konsepsi itu berkembang sejalan dengan meningkatnya
pengalaman penggunaan obat-obat bius. Melalui suatu
penelitian khususnya bagi pemakai mariyuana untuk
kenikmatan (bukan untuk maksud kompetitif den
lambang kedudukan), diketahui bahwa pada tingkat awal
seseorang tidak langsung dapat merasakan kenikmatan
tersebut. Untuk menuju kesana dibutuhkan proses yang
harus melalui beberapa tahap. Tahap-tahap yang
dimaksud adalah : mempelajari teknik, belajar
mendahami efeknya dan belajar menikmati efek yang
timbul.
* Jenis-jenis Narkoba, Pengaruh dan Akibatnya:
1. Jenis-Jenis Narkoba
Ada beberapa jenis-jenis narkoba yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan di atas, sebagaimana
berikut ini :
1.A. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang
dibedakan dalam golongan-golongan tertentu.

- Golongan I, meliputi: tanaman papaver somniverum,


opium, tanaman koka-daun koka-kokain mentah-
kokaina, heroin-morphine, ganja.
- Golongan II, meliputi : Alfesetilmetadol, Benzetidin,
Betametadol.
- Golongan III, meliputi : Asetihidroteina,
Dokstroprosifem, Dihidro-kodenia.
1.B. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah
maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikotropika melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.
- Golongan I, meliputi : MDMA (Ectasy), N-etil MDA,
MMDA yang terdapat kandungan ectasy.
- Golongan II, meliputi : Amfetamina (Sabu-sabu),
Deksamfetamina, Fenetilena. - Golongan III, meliputi :
Amobarbital, Buprenorfina, Butalbital.
- Golongan IV, meliputi : Diazepam
(Nipam/BK/Magadon), Nitrazepam.
1.C. Minuman keras adalah minuman beralkohol tetapi
bukan obat, yang terbagi dalam tiga golongan.
- Golongan A berkadar alkohol 1-5 %
- Golongan B berkadar alkohol 5-20 %
- Golongan C berkada alkohol 20-50 %
2. Pengaruh dan akibat Narkoba
Pengaruh Narkotika, Psikotropika dan minuman keras
antara lain :
a. Depresant yaitu mengendurkan atau mengurangi
aktivitas atau kegiatan susunan syaraf pusat, sehingga
dipergunakan untuk menenangkan syaraf seseorang
untuk dapat tidur/istirahat.
b. Stimulant yaitu meningkatkan keaktifan susunan
syaraf pusat sehingga merangsang dan meningkatkan
kemampuan fisik seseorang.
c. Halusinogen yaitu menimbulkan perasaan-perasaan
yang tidak riel atau khayalan-khayalan yang
menyenangkan.
*Akibat yang ditimbulkan bagi para penyalahgunaan
Narkoba dan minuman keras yang sudah adict atau
kecanduan antara lain :
a. Narkotika mengakibatkan :
• Merusak susunan-susunan syaraf pusat
• Merusak organ tubuh, seperti hati dan ginjal
• Menimbulkan penyakit kulit, seperti bintik-bintik merah
pada kulit, kudis dsb.
• Melemahkan fisik, moral dan daya fikir
• Cenderung melakukan penyimpangan sosial dalam
masyarakat, seperti senang berbohong, merusak barang
milik orang lain, berkelahi, free seks dll.
• Karena ketagihan, untuk memperoleh narkotika
dilakukan dengan segala macam cara dimulai dengan
mengambil barang milik sendiri, keluarga, mencuri,
menodong, merampok dan sebagainya.
b. Psikotropika, terutama yang populer adalah ecstasy
dan sabu-sabu mengakibatkan :
• Efek farmakologi : meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan rasa nikmat,
bahagia semu, menimbulkan khayalan yang
menyenangkan, menurunkan emosi. Untuk pil ecstasy
reaksinya relatif cepat, yaitu 30-40 menit setelah
diminum, pemakainya terasa hangat, energik, nikmat,
bahagia fisik dan mental sampai reaksi ecstasy tersebut
berakhir (2-6 jam), namun buruknya setelah itu tubuh
berubah seperti keracunan, kelelahan dan mulut terasa
kaku serta dapat mengakibatkan kematian kalau terlalu
over dosis.
• Efek samping : muntah dan mual, gelisah, sakit kepala,
nafsu makan berkurang, denyut jantung meningkat,
kejang-kejang, timbul khayalan menakutkan, jantung
lemah, hipertensi, pendarahan otak.
• Efek lain : tidur berlama-lama, depresi, apatis terhadap
lingkungan.
• Efek terhadap organ tubuh : gangguan pada otak,
jantung, ginjal, hati, kulit dan kemaluan.
c. Minuman keras, berakibat antara lain :
• Gangguan fisik : gangguan dan kerusakan pada hati,
jantung, pankreas, lambung dan otot.
• Gangguan jiwa : gangguan otak/daya ingatan,
kemampuan belajar menurun, mudah tersinggung,
mengasingkan dari lingkungan dsb.
• Gangguan Kamtibmas : akibat minuman keras akan
menekan pusat pengendalian seseorang, sehingga yang
bersangkutan menjadi berani dan agresif, yang kemudian
diekspresikan dengan cara-cara yang melanggar norma-
norma, bahkan tidak sedikit yang melakukan tindakan
kriminal.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan
narkoba
Ada beberapa faktor dapat mempengaruhi
penyalahgunaan narkoba, yaitu :
a. Faktor lingkungan sosial, yaitu pengaruh yang
ditimbulkan dari lingkungan sosial pelaku, baik
lingkungan sekolah, pergaulan dan lain-lain. Hal tersebut
dapat terjadi karena benteng pertahanan dirinya lemah,
sehingga tidak dapat membendung pengaruh negatif dari
lingkungannya. Pada awalnya mungkin sekedar motif
ingin tahu dan coba-coba terhadap hal yang baru,
kemudian kesempatan yang memungkinkan serta
didukung adanya sarana dan prasarana. Tapi lama
kelamaan dirinya terperangkap pada jerat
penyalahgunaan narkoba.
b. Faktor kepribadian : rendah diri, emosi tidak stabil,
lemah mental. Untuk menutupi itu semua dan biar
merasa eksis maka melakukan penyalahgunaan narkoba.
4. Tempat dan sasaran peredaran
Tempat peredaran narkoba pada mulanya di tempat-
tempat hiburan, seperti pub, diskotik, karaoke. Namun
karena tempat tersebut dinilai tidak aman maka tempat
transaksinya berpindah-pindah supaya terhindar dari
petugas kepolisian. Demikian pula sasaran peredaran
narkoba pada mulanya juga terbatas pada kalangan
tempat hiburan malam, tetapi kemudian merambah
kepada mahasiswa, pelajar, eksekutif, bisnisman dan
masyarakat luas.
*Macam-macam narkotika
Narkotika banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk
cair, padat, serbuk, daun-daun, dan lain sebagainya. Di
bawah ini diuraikan sedikit mengenai macam-macam
narkotika, yaitu:
1. Opioid
Bahan opioid adalah saripati bunga opium. Zat yang
termasuk kelompok opioid antara lain:
o Heroin, disebut juga diamorfin (INN) bisa ditemukan
dalam bentuk pil, serbuk, dan cairan.
o Codein, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
bening
o Comerol, sama dengan codein biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan bening
o Putaw
2. Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman
Erythroxylon coca. Jenis tanamannya berbentuk belukar.
Zat ini berasal dari Peru dan Bolivia.
3. Ganja (Cannabis /Cimeng)
Ganja merupakan tumbuhan penghasil serat. Akan
tetapi, tumbuhan ini lebih dikenal karena kandungan
narkotikanya, yaitu tetrahidrokanabinol (THC). Semua
bagian tanaman ganja mengandung kanaboid psikoaktif.

Cara menggunakan ganja biasanya dipotong,


dikeringkan, dipotong kecil-kecil, lalu digulung menjadi
rokok. Asap ganja mengandung tiga kali lebih banyak
karbonmonoksida daripada rokok biasa.
Adapun zat lain yang memiliki dampak yang sama
bahayanya dengan narkotika jika disalahgunakan, yaitu
psikotropika. Jenis-jenis yang termasuk zat ini antara
lain:
o Ectasy (ineks),
o Shabu-shabu (methamphetamine), dan
o Benzodiazepin (Pil Nipam, BK, dan Magadon).
Dampak negatif penyalahgunaan narkotika
Menurut definisi di atas, jelaslah bahwa narkotika, jika
disalahgunakan, sangat membahayakan bagi kesehatan
fisik dan mental manusia. Bahkan, pada pemakaian
dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah
over dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. Namun
sayang sekali, walaupun sudah tahu zat tersebut sangat
berbahaya, masih saja ada orang-orang yang
menyalahgunakannya.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi
mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga
memberikan dampak yang positif. Jika digunakan
sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan
jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan,
narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad
sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk
dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-
kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk
meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi
rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja
untuk bahan pembuat kantung karena serat yang
dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai bahan pembuat minyak.
Narkotika memiliki banyak jenis dan macamnya yang
sering disalah gunakan oleh para pecandu. Narkotika
tersebut antara lain seperti opium/opiat, morfin, heroin,
kokain, mariyuana/kanabis/ganja, kodein dan opiat
sintetik. Berikut ini adalah jenis-jenis atau macam-
macam narkitoka-narkotika tersebut disertai pengertian
arti definisi.
1. Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung
oleh tanaman yang bernama poppy / papaver
somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut
terkandung morfin yang sangat baik untuk
menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi
sebagai obat antitusif.
2. Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi
serta isolasi opium dengan zat kimia tertentu untuk
penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien
penyakit tertentu. Dampak atau efek dari penggunaan
morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan
morfin diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki
kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
3. Heroin
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda
semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat
menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat
ganda dibandingkan dengan morfin. Heroin dipakai oleh
para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik
heroin ke otot, kulit / sub kutan atau pembuluh vena.
4. Kodein
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh
dokter, namun dapat menyebabkan ketergantungan /
efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi
secara ketat.
5. Opiat Sintetik / Sintetis
Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti
metadon, petidin dan dektropropoksiven (distalgesic)
yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit.
Metadon berguna untuk menyembuhkan ketagihan pada
opium / opiat yang berbentuk serbuk putih. Opiat sintesis
dapat memberi efek seperti heroin, namun kurang
menimbulkan ketagihan / kecanduan. Namun karena
pembuatannya sulit, opiat buatan ini jarang beredar
kalangan non medis.
6. Kokain / Cocaine Hydrochloride
Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari
ekstraksi serta isolasi daun coca (erythoroxylon coca)
yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf
dengan cara / teknik diminum dengan mencampurnya
dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke
pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil,
dan beragam metode lainnya.
Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan
sebentar saja, yaitu selama 1 sampai 4 menit seperti
rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang,
menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-lain.
Setelah 20 menit semua perasaan enak itu hilang
seketika berubah menjadi rasa lelah / capek, depresi
mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi
dan lagi sampai mati.

Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat


ditimbukan dari penggunaan kokain secara terus
menerus adalah :
- Darah tinggi
- Sulit bobo / susah tidur
- Bola mata menjadi kecil
- Hilang nafsu makan / kurus
- Detak jantung jadi cepat
- Terbius sesaat, dan sebagainya
7. Ganja / Mariyuana / Kanabis
Mariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh
secara liar di hutan yang mana daun, bunga, dan biji
kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi
keracunan ringan (intoksikasi ringan).
Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol)
yang kering bernama hasis, sedangkan jika dicairkan
menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering
digunakan sebagai campuran rokok atau lintingan
tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx,
joint, spleft, dan sebagainya.
Ganja dapat menimbulkan efek yang menenangkan /
relaksasi. Orang yang baru memakai ganja atau
mariyuana memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mabuk / mabok dengan mata merah.
- Tubuh lemas dan lelah.
- Bola mata menjadi besar.
Bagi pengguna ganja alias mariyuana semua itu tidak
masalah walaupun banyak menimbulkan efek buruk bagi
fisik dan mental, yakni antara lain sebagai berikut ini :
- Kemampuan konsentrasi berkurang.
- Daya tangkap syaraf otak berkurang.
- Penglihatan kabur / berkunang-kunang.
- Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.
Yang penting bagi pecandu ganja adalah efek enak dan
nikmat dunia yang semu seperti :
- Rasa gembira.
- Percaya diri / PD meningkat pesat.
- Peka pada suara.
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif /
psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak
negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu
sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi
kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih
dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan
bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi
secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena
itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.
A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang
Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk
penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika
tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang
baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba
akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota
keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat
dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO /
drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya
pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan
tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan
kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang
dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara
yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah
sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali
semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu
serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya.
Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala
caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda
haram tersebut, namun semua telah terlambat dan
berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh
Manusia
1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti
HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan
manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental
Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan
dan pengrusakan.
Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga,
teman dan masyarakat atau kegagalan dalam mencoba
berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang
depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka
berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan
masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
*Jenis-Jenis Narkoba Yang Biasa Dikonsumsi:
Para pengedar dan pemakaian narkoba di Indonesia
cenderung biasa menggunakan ganja dan pil lexotan.
Berhubung harganya lebih murah dari narkoba lain,
narkoba jenis ini mempunyai reaksi dan proses
penggunaannya lebih cepat dan lebih praktis. Di luar
negeri biasanya narkoba yang dikonsumsi jenis heroin,
morfin, kokain dan doping, kenapa di Indonesia yang
biasa digunakan hanya ganda dan lexotan karena ganja
dan lexotan mudah diproduksi dan dapat sedangkan
narkoba jenis heroin, kokain, morfin dan sebagainya
harus impor dan banyak sekali resikonya.

D. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Narkoba


Narkoba bisa memabukkan karena seluruh saraf-saraf
dalam tubuh tidak berfungsi layaknya orang normal
sehingga orang yang mengkonsumsi narkoba seperti
orang gila. Apabila terlalu sering menggunakan narkoba
maka kita akan ketagihan karena mengakibatkan
ketergantungan terhadap obat-obatan itu. Cara-cara
apapun dilakukan oleh pemakai narkoba supaya bisa
membeli narkoba dengan cara merampok mencuri dan
sebagainya.

E. Sanksi Yang Diberikan Kepada Pemakai Dan Pengedar


Narkoba
Narkoba adalah obat-obatan yang biasa digunakan di
kedokteran, tetapi apabila obat-obatan tersebut
disalahgunakan maka perbuatan itu termasuk melanggar
hukum sehingga harus diberi sanksi. Adapun sanksi-
sanksi yang harus diberikan sebagai berikut:
Untuk pengedar sanksinya dipenjara selama 10 tahun
dan didenda sebanyak 500 juta rupiah. Tetapi apabila
pengedar itu berstatus sebagai bandar atau bosnya maka
dia dipenjara selama 20 tahun sampai dengan seumur
hidup bahkan dihukum mati dan didenda 1 milyar rupiah.
Untuk penyimpang atau pembuat narkoba sanksinya
dipenjara selama 7 tahun dan didenda sebanyak 10 juta
rupiah.

• Sanksi – sanksi di atas terdapat di dalam undang-


undang KUHP tentang narkoba yaitu:
- UU No. 22 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar
kelas teri (narkotika)
- UU No. 5 tahun 1997 pasal 79 ayat 1 bagi pengedar
kelas kakap (psikotropika)
II.B. Latar Belakang Masalah
Untuk memahami masalah sosial penyalahgunaan obat
lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri latar
belakangnya. Dengan memahami latar belakangnya akan
lebih mudah diidentifikasikan sifat, keluasan, dan
kedalaman masalahnya. Dalam proses berikutnya,
pemahaman latar belakang masalahnya ini juga akan
sangat bermanfaat guna menetukan langkah-langkah
sebagi upaya menanganinya.
* Penyebab timbulnya masalah penyalahgunaan obat:
1. Faktor Narkoba itu sendiri:
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit,
menenangkan, menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
2. Faktor masalah dari diri sendiri:
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu,
yang sudah biasa
menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba
(obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak
nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
3. Faktor masalah dilingkungan:
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu,
bersikap masa bodoh dan
kurangnya kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan
narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi
penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan
penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak
II.C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat
Salah satu pendekatan yang mungkin efektif digunakan
dalam kegiatan penanggulangan (preventif) ini adalah
pendekatan berbasis masyarakat (partisipatif) yaitu
dengan memberdayakan dan menepatkan masyarakat
sebagai pelaku utama kegiatan.
Berdasarkan inventaris kegiatan yang dikumpulkan oleh
Yayasan Totalitas dalam penanggulangan bahaya
Narkotika dan psikotropika ini, masyarakat tidak terlibat
langsung dalam kegiatan penanggulangan. Lembaga-
lembaga sosial ataupun pemerintah cendrung
menjadikan masyarakat sebagai sasaran kegiatan.
Belajar dari pengalaman inilah pemerintah, LSM atau
ormas perlu mencoba mendesign kegiatan bersama
masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai
pelaksana kegiatan.
Dalam model program ini diupayakan keterlibatan
organisasi masyarakat lokal (tingkat kelurahan),
organisasi pemuda lokal dan kelompok bermain remaja
(peer group). Mereka inilah yang diharapkan nantinya
berperan aktif dalam kegiatan. Sementara pemerintah,
LSM atau ormas hanya menempatkan beberapa relawan
untuk memfasilitasi dan mendampingi kegiatan.
Berkurangnya penyalahgunaan Narkotika dan
Psikotropika (Narkoba) di kota Padang merupakan tujuan
yang sudah menjadi impian (main dreams) bagi lembaga
yang pernah menggerakkan kegiatan penanggulangan
bahaya Narkoba. Namun lebih dari itu perlu disusun
beberapa indikator pencapaian tujuan kegiatan.
Misalnya dengan mentargetkan % (sekian persen)
menurunnya penyalahgunaan Narkotika, % institusi
masyarakat lokal yang aktif dalam melaksanakan
kegiatan penanggulangan, % kelompok bermain/peer
group yang mempunyai kegiatan positif, atau %
Organisasi pemuda lokal yang aktif dalam melaksanakan
kegiatan penanggulangan dan sebagainya.
Pada dasarnya institusi masyarakat lokal sangat
berkepentingan dalam penanggulangan bahaya narkoba.
Kerena masyarakat setempat merupakan kelompok yang
rentan terhadap bahaya narkoba. Disamping itu
kelompok bermain (Peer Groups) remaja dan pemuda
setempat termasuk kelompok ini yang rentan terhadap
penyalahgunaan. Atau bisa saja melibatkan komponen
masyarakat lokal lainnya sebagai ujung tombak
pelaksana kegiatan penanggulangan penyalahgunaan
narkoba.
C.1 Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif
Upaya yang perlu dilakukan terhadap kelompok
remaja/generasi muda dalam mencegah terjadinya
penyalahgunaan Narkoba dilakukan dengan 3 cara
intervensi yaitu:
A. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan yang dilakukan sebelum
penyalahgunaan terjadi dan biasanya dalam bentuk
pendidikan, kampanye, atau penyebaran pengetahuan
mengenai bahaya Narkoba, serta pendekatan dalam
keluarga dan lain-lain, cara ini bisa dilakukan oleh
berbagai kelompok masyarakat dimanapun seperti:
sekolah, tempat tinggal, termpat kerja dan tempat-
tempat umum.
B. Pencegahan Sekunder
Dilakukan pada saat penggunaan sudah terjadi dan
diperlukan upaya penyembuhan (treatment) cara ini
biasanya ditangani oleh lembaga professional
dibidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah
sakit dan dokter. Tahap pencegahan sekunder meliputi:
tahap penerimaan awal dengan melakukan pemeriksaan
fisik dan mental, dan tahap ditoksikasi dan terapi
komplikasi medik dilakukan dengan cara pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
C. Pencegahan Tersier
Upaya yang dilakukan untuk merehabilitas mereka yang
sudah memakai dan dalam proses penyembuhan, upaya
ini dilakukan cukup lama oleh lembaga khususnya seperti
klinik rehabilitas dan kelompok masyarakat yang
dibentuk khusus (therapeutic community). Tahap ini
dibagi menjadi dua bagian yaitu fase stabilitasi yang
berfungsi untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan fase sosial dalam masyarakat agar
mantan penyalahguna Narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat.
C.2 Pemanfaatan Modal Sosial
Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya
pada Lembaga Swadaya Masyarakat adalah:
1. Aktif dalam memberikan informasi kepada penyidik
tentang terjadinya penyalahgunaan Narkoba di
masyarakat
2. Kemitraan dengan instansi Pemerintah terkait
termasuk Polri dalam melaksanakan kegiatan pre-emtif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
3. Membentuk pusat-pusat konseling dan panti
rehabilitasi Narkoba
C.3. Pemanfaatan Institusi Sosial
Berbagai pihak yang menjadi tugas dan memiliki peranan
atau fungsi masing-masing dikelompokan sebagai:
- Pemerintah/pemerintah daerah
Menyediakan sarana dan fasilitas secara umum
Penyediaan anggaran melalui APBN/APBD
Bersama Legeslatif menerbitkan peraturan perundang-
undangan yang dapat memayungi palaksanaan
penanggulangan penyalahgunaan Narkoba
Sebagai fasilitor dan koordinator dalam setiap
perumusan visi, misi dan strategi bersama
- Polri
o Bersama instansi dan kelompok lain melakukan
kegiatan pre-emtif seperti Komunikasi, Informasi dan
Edukasi serta penyuluhan ke-pada masyarakat
o Bersama instansi terkait dan kelompok masyarakat
lainnya mela-kukan kegiatan kuratif seperti pengobatan
terhadap pengguna atau korban dan juga melakukan
kegiatan rehabilitatif yaitu membebas-kan pengguna dari
ketergantungan
a. Organisasi Masyarakat
Secara garis besar organisasi sosial atau masyarakat
yang melakukan usaha dalam mencapai sasaran tertentu
yaitu pada anggota masyarakat adalah:
o Aktif dalam membantu proses rehabilitasi dari korban
pengguna Narkoba sehingga memiliki ketebalan iman dan
kepercayaan diri untuk dapat hidup produktif kembali
dalam masyarakat
o Mampu dan aktif dalam memberikan informasi kepada
instansi Pemerintah terkait khususnya Polri bila
ditemukan adanya penyalahgunaan Narkoba di
lingkungannya dapat diselesaikan dengan sebijak-
bijaknya
o Kemitraan dengan instansi Pemerintah terkait termasuk
Polri dalam melakukan kegiatan pre-emtif dan preventif,
seperti memberikan penyuluhan dan lain-lain
b. Organisasi Swasta
* Departemen/Dinas Sosial
o Melakukan pembinaan terhadap kelompok rentan
seperti masya-rakat miskin, pengemis dan gelandangan
yang ada di jalan-jalan agar tidak terpengaruh Narkoba
o Menyiapkan Panti Rehabilitasi guna membe-baskan
pengguna dari ketergantungan sehingga dapat hidup
produktif kembali dalam masyarakat
* Pengadilan
o Mengadili terdakwa dan memberikan hukuman yang
tegas, konsisten dan adil sehingga dapat menimbulkan
efek jera, khususnya bagi mereka yang tergolong
sebagai pengedar dan produsen
o Setiap keputusan perlu mempertimbangkan beberapa
aspek termasuk aspek hukum, fisiologis/medis,
psikologis, sosiologis dan HAM
* Lembaga Pemasyarakatan
o Koordinasi dengan instansi lain untuk pembinaan dan
atau pengo-batan serta rehabilitasi terhadap narapidana
Narkoba
o Memisahkan tempat atau lokasi penjara untuk
narapidana Narkoba khususnya bagi mereka yang
tergolong sebagai pengguna dengan narapidana lanilla
c. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
Optimalisasi kontribusi dalam pelayanan sosial dalam
mencegah terjadinya penggunaan narkotika secara rutin
dapat dikontrol oleh instansi Departemen
Kesehatan/Dinas Kesehatan dengan cara melakukan
kegiatan kuratif dengan pembentukan Rumah Sakit
Ketergantungan Obat dan sarana kesehatan lainnya,
Pencegahan dan pemberantasan penyakit seksual,
HIV/AIDS, Hepatitis C dan lain-lain, Penyiapan tenaga
kesehatan seperti dokter, paramedis dan tenaga non
medis lain yang diperlukan, serta Bersama instansi lain
melakukan kegiatan preemtif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
d. Kerjasama dan Jaringan
Kerjasama antar berbagai instansi seperti kerjasama
dengan polisi atau polri dalam melakukan pengawasan
terhadap orang asing maupun dalam negeri. Kerjasama
jaringan tidak hanya dilakukan antar daerah (lokal) tetapi
juga internasional. Dan kerjasama dengan Kedutaan.
Masalah narkotika merupakan masalah internasional
yang hampir disemua negara mengalaminya. Untuk itu
perlunya kerjasama antar negara guna mencari solusi
yang tepat untuk menekan laju narkotika. Badan
internasional seperti WHO harus benar-benar mempunyai
kebijakan-kebijakan yang tepat dalam menangani
masalah sosial tersebut. Dengan memberi sanksi yang
tegas kepada pengguna narkotika dan obat-obatan
lainnya yang dilarang oleh hukum.

II.D. Upaya Penanganan Masalah


Upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dapat
dilakukan melalui beberapa cara, sebagai berikut ini :
a.Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk
masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari
pada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan
Narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan
oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan
masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan
tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan,
pengawasan distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan
tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi
atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan
Narkoba.
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan
memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur
hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau
aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan
kepada pihak berwajib dan tidak boleh main hakim
sendiri.
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para
korban baik secara medis maupun dengan media lain. Di
Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat
penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba seperti
Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan
Pondok Bina Kasih dll.
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah
pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni
dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba
agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para
korban Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya
mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu
narkoba.

BAB III
PENUTUP
III.A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah saya jelaskan maka saya
dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
• Intensitas dan Kompleksitas Masalah: Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis. Zat tersebut
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
(adiktif)."
--UU No. 22 Tahun 1997—
Macam-macam Narkotika: Opioid (Heroin, Codein,
Comerol, Putaw), Kokain, Ganja

• Latar belakang masalah: penyebab munculnya


penyalahgunaan obat di masyarakat:
1. Faktor Narkoba itu sendiri:
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit,
menenangkan,
menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
2. Faktor masalah dari diri sendiri:
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu,
yang sudah biasa
menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba
(obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak
nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
3. Faktor masalah dilingkungan:
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu,
bersikap masa bodoh dan
kurangnya kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan
narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi
penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan
penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak

• Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat: Salah satu


pendekatan yang mungkin efektif digunakan dalam
kegiatan penanggulangan (preventif) ini adalah
pendekatan berbasis masyarakat (partisipatif) yaitu
dengan memberdayakan dan menepatkan masyarakat
sebagai pelaku utama kegiatan.

Berdasarkan inventaris kegiatan yang dikumpulkan oleh


Yayasan Totalitas dalam penanggulangan bahaya
Narkotika dan psikotropika ini, masyarakat tidak terlibat
langsung dalam kegiatan penanggulangan. Lembaga-
lembaga sosial ataupun pemerintah cendrung
menjadikan masyarakat sebagai sasaran kegiatan.
Belajar dari pengalaman inilah pemerintah, LSM atau
ormas perlu mencoba mendesign kegiatan bersama
masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai
pelaksana kegiatan.
• Upaya Penanganan Masalah dalam penanggulangan
penyalahgunaan obat:
o Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk
masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba
o Represif (penindakan), yaitu menindak dan
memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur
hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau
aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat
o Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para
korban baik secara medis maupun dengan media lain
o Rehabilitatif (rehabilitasi), agar tidak kambuh
“ketagihan” kembali.
III.B. Saran
Dengan masih banyaknya tingkat pemakaian obat
(narkotika) atau sering disebut penyalahgunaan obat di
masyarakat maka pemerintah harus lebih tanggap dalam
mengatasi masalah ini. Karena seperti yang kita ketahui
masalah sosial penyalahgunaan obat merupakan salah
satu penyebab ketidakmakmuran gizi atau kesehatan
masyarakat Indonesia. Dengan demikian kebijakan-
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, harus
berpihak pada kaum remaja atau lainnya agar mereka
tidak semakin tertindas dengan masalah penyalahgunaan
obat (narkotika) yang mereka hadapi. Selain itu
harusnya pemerintah dapat menegaskan dalam bidang
hukum agar dapat ditekan dengan bijak dikarenakan
seperti yang kita ketahui masalah sosial penyalahgunaan
obat (narkotika) merupakan salah satu penyebab
kurangnya kesehatan pada tubuh. Cara yang harus diberi
tahu kepada remaja atau individu lainnya agar tidak
mengonsumsi narkotika adalah:
Individu / Anak harus diberikan pejelasan mengenai
bahaya penyalahgunaan obat (narkoba)
Orangtua harus bisa menjelaskan mekanisme
bekerjanya psikotoprika terhadap otak, perilaku, emosi,
serta bahayanya terhadap organ-organ tubuh pada si
pemakai
Orangtua harus dapat membimbing anaknya secara
bijaksana dan jangan sampai menekan harga diri anak
agar terjauh dari penggunaan narkoba
Orang tua harus meningkatkan peranannya sebagai
pengawas dalam keluarga
Orangtua harus tau siapa saja teman yang bergaul
dengan anaknya, kemana mereka pergi, dan apa saja
kegiatan anaknya dalam kehidupan sehari-hari

III.C. Kritik dan Saran


Dari makalah diatas saya sadar bahwa makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, baik dari isi makalah
maupun cara penyampaian atau tata bahasa yang
digunakan kurang benar dan menarik. Dengan membuat
makalah ini saya sudah berusaha semampu saya dengan
menggunakan tata bahasa Ejaan Yang Disempurnakan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi Anda dan kita
semua yang membacanya. Dari kekurangan makalah
yang saya buat, saya mohon kepada para pembaca studi
makalah ini bisa memberi kritik dan saran agar saya bisa
mengembangkan dan menyempurnakan lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah lainnya.
REFRENSI

http://bambang.staff.uii.ac.id/2008/08/26/penyalahguna
an-narkoba/
http://almond.ngeblogs.com/2010/02/28/sosialisasi-
penyalahgunaan-narkoba/
http://organisasi.org/macam-jenis-narkotika-yang-
sering-disalahgunakan-dipakai-ganja-opium-kokain-
morfin-heroin-dkk
http://organisasi.org/akibat-dampak-langsung-dan-tidak-
langsung-penyalahgunaan-narkoba-pada-kehidupan-
kesehatan-manusia
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-
psikologi-tentang.html
http://angel.ngeblogs.com/2009/11/22/penyalahgunaan-
narkoba/
http://kajiansosialbudaya.blogspot.com/2009/01/masala
h-sosiai-sebagai-hambatan.html
http://goyencute.blogspot.com/2008/04/faktor-
penyebab-penyalahgunaan-narkoba.html

Anda mungkin juga menyukai