Anda di halaman 1dari 2

Sholat berasal dari bahasa arab yang artinnya ‘’do’a’’.

Sedangkan menurut isltilah


sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan
mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan perbuatan yang
termasuk rukun sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk
mendekatkan hamba dengan Penciptannya.

Dalam surat Ta Ha (20:14) tersebut menjelaskan bahwa tujuan sholat adalah agar
setiap hambanya senangtiasa selalu berdzikir kepada Allah. Arti berdzikir disini adalah selalu
mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Seperti ketika kita takbir membaca ‘’
Allahuakbar’’ yang beratri Allah maha besar menjelaskan tentang keagungan Allah. Ketika
hati kita selalu mengingat Allah membuat jiwa kita menjadi tenang dan tentram.

Sedangkan dalam surat Al Ankabut (29:45) menyebutkan bahwa sholat mampu


menghindarkan kita dari perbuatan keji dan mungkar. Dalam ayat tersebut berarti
jika sholat kita baik, benar dan khusyuk, hal tersebut membuat nurani kita paham akan segala
larangan yang diperintahkan untuk tidak dilakukan yang bisa disebut dengan kualitas
ketaqwaan seseorang. Karena kualitas ketaqwaan seseorang akan selalu menjaga hati, lisan
dan perbuatan dari niat menyakiti dan mendzalimi seseorang.

Keutamaan menurut paham Yunani kuno.


Menurut pandangan Yunani kuno keutamaan diungkapkan dengan kata Arete, arah dari kata ini mau
menggambarkan kematangan pribadi dan kekuatan seseorang. Seseorang dianggap matang bila ia
menjadi utuh dalam dirinya serta mampu menunaikan tugas-tugas manusiawi dalam keseluruhan
aspek tingkah lakunya dalam kehidupan.[1]
Keutamaan menurt Kitab Suci
Keutaman dalam kitab suci terdapat dua pandangan: pertama, keutamaan itu nyata dalam keadilan,
ketaatan, kesetiaan, belas kasih, kesabaran. Kedua, iman akan Tuhan. Kedua keutamaan ini nampak
dalam perjanjian lama.[2]
Keutamaan Menurut Aristoteles
Menurut Aristoteles, keutamaan adalah “a mean between two vices, one of excess and one of
deficiency” (pertengahan antara dua hal satu yang berlebihan dan satu berkekurangan). Hal yang
mau ditampilakan disini ialah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya diantara dua hal
yang ekstrim. Artinya seseorang tidak terbuai untuk melakukan hal yang berlebihan dan yang sangat
kurang.[3]
Keutamaan menurut St. Thomas Aquinas
Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam diri seseorang dimana kebiasaan tersebut
menghantarnya untuk melakukan hal-hal yang baik. Namun St. Thomas melihat keutamaan sebagai
nilai teologial (Iman,harap dan kasih).[4] Ketiga keutaman teologal ini bagaikan pohon.

Makna Keutamaan
Keutamaan sangat menyinggung seluruh aspek kehidupan manusia. Perwujudan keutamaan
adalah suatu pilihan dalam tindakan yang baik dan benar. Hal ini nampak dalam pikiran, perkataan,
pilihan dan perbuatan demi kesejahteraan manusia. Keutamaan dapat dilukiskan sebagai sifat rohani
yang baik dimana seseorang tidak melakukan kejahatan. Keutamaan dapat menghantar seseorang
untuk menguasai dorongan rohani dan sensual agar mampu melakukan sesuatu yang baik yang
dihargai dan dicintai orang lain. Keutamaan harus tertuju pada tujuan luhur yakni demi kemuliaan
Allah dan perwujudan rencana keselamatan bagi manusia dan dunia.[5]

Anda mungkin juga menyukai