PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan
penuh dari Pimpinan/direktur rumah sakit Berupapenetapan regulasi pengendalian resistensi
antimikroba, pembentukan organisasi pengelola penggunanan antimikroba secra bijak ialah
penggunaan antimikroba yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen
dosis optimal, durasi pemberian optimal, efeksamping dan dampakmunculnya mikroba resisten yang
minimal pada pasien.Oleh sebab itudiagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai denganupaya
menemukan penyebab infeksidan kepekaan mikroba patogen terhadapantimikroba.
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang sesuai dengan peny
akit infeksi dan penyebabnya denganrejimen dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek samping
dan dampak munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien. Oleh sebab itu diagnosis dan
pemberian antimikroba harus disertai denganupaya menemukan penyebab infeksidan kepekaan
mikroba patogen terhadap antimikroba. Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan
regulasidalam penerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komiteatau tim PPRA sesuai peraturan perundang-undangan
sehingga PPRA dapatdilakukan dengan baik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya program pengendalian resistensi antimikroba efektif sebagai upaya
peningkatan kesadaran pencegahan penyakit dan penggunaan antimikroba yang baik dan
benar.
2. Tujuan Khusus
C. RUANG LINGKUP
1. Tanggung jawab dan tugas pokok
2. Struktur organisasi RS dan Komite PPI
3. Uraian jabatan
4. Tata hubungan kerja
5. Pola ketenagaan dan kualifikasi personel
6. Kegiatan orientasi
7. Pertemuan atau rapat
8. Pelaporan
A. SEJARAH BERDIRI
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang berdiri tahun 1991. Rumah sakit ini
merupakan kelanjutan dari Balai Kesehatan Ibnu Sina Kapar yang telah ada sejak tahun 1975.
Balai Kesehatan Ibnu Sina Kapar pada mulanya menempati rumah penduduk dan lokal PGA
Kapar. Ini berlangsung selama 2 tahun. Pada tahun 1977 diresmikanlah bangunan Balai
Kesehatan Ibnu Sina kapar di atas tanah wakaf almarhum Buya Sasak seluas 25 x 50 m dengan
memanfaatkan bantuan DDII dan masyarakat.
Pada tanggal 15 Maret 1991 diresmikan pemakaian gedung Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat yang berlokasi di Pasaman Baru Simpang Empat. Ketika diresmikan
bangunan rumah sakit terdiri dari 2 buah bangunan permanen yaitu bangunan poliklinik dan 1
buah bangunan untuk rawat inap dengan kapasitas 18 tempat tidur. Sedangkan untuk dapur/gizi
baru dalam bentuk bangunan darurat.
Selain pelayanan inti, Rumah Sakit Islam Islam Ibnu Sina Simpang Empat juga
melakukan pelayanan Berbasis islami yaitu Ruhis (Ruhul Islam ) dengan kegiatan sebagai
berikut:
1. Visite kunjungan ruhis keruangan dan poli klinik
2. Setoran ayat oleh karyawan serta wirid pengajian.
Untuk memenuhi kompetensi karyawan, RS Islam Ibnu Sina Simpang Empat juga
menyelenggarakan diklat eksternal dan Internal bagi rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan lain berupa pelatihan ,sosialisasi, work shop.
Saat ini persaingan dunia perumahsakitan semakin ketat. Oleh karena itu, RSI Ibnu Sina
Simpang Empat melakukan upaya-upaya yang lebih komprehensif untuk menghadapi tantangan
tersebut dan denganmoto “Kepuasan pelanggan kebanggaan kami“.
A. VISI
Terwujudnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat terakreditasi paripurna
tahun 2020
B. MISI
1. Melaksanakan pelayanan bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien yang terdepan di
pasaman barat dan sekitarnya
2. Melengkapi sumber daya, sarana dan prasarana
3. Meningkatkan profesionalisme pemberi pelayanan
4. Menjadikan Rumah sakit mitra terbaik untuk semua pelanggan
5. Menerapkan nilai nilai islami dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit
C. FALSAFAH
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina adalah sarana ibadah dalam pelayanan kesehatan sebagai
perwujudan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
D. LANDASAN NILAI
Secara umum nilai rumah sakit islam Ibnu Sina Simpang Empat adalah JADI
J : Jujur dalam segala hal
A : Amsnsh dslsm mengeman tugas
D : Disiplin dalam menjalankan tugas
I : Iklas dalam melayani
E. TUJUAN
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan sesuai dengan
ajaran islam serta menurunkan ketentuan perundang undangan tanpa membedakan suku, agama,
ras dan golongan.
F. BUDAYA KERJA
Motivasi kerja petugas ruangan untuk memberikan perawatan yang baik cukup bagus.
Sehingga pasien betah dan merasa nyaman selama perawatan. Petugas rawat inap telah dapat
memberikan jawaban yang memuaskan pasien yang dirawat dan keluarga. Pemberian layanan
dengan menuntun pasien ketempat pemeriksaan, petugas mengantarkan hasil pemeriksaan dan
tidak merepotkan pasien dan keluarga dengan berbagai urusan pasien sendiri telah mampu
memperbaki citra rumah sakit sebagai mana motto yang dikumandangkan. Walaupun demikian,
asuhan keperawatan belum berjalan maksimal dan masih perlu perbaikan
Pelayanan spesialisasi 8 besar dan UGD buka 24 jam dengan perawat dan dokter jaga
yang telah ikut berbagai pelatihan telah memberikan banyak kemudahahn bagi masyarakat untuk
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA SIMPANG EMPAT
FARMASI
LABOR
RADIOLOGI
FISIOTERAPI
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
1. KETUA
2. SEKRETARIS
3. ANGGOTA
a. Membantu dalam pencatatan dan pengumpulan data
b. Membatu pelakasanaan kerja di lapangan
c. Melaporkan hasil data yang di ambil
FARMASI DOKTER
KEPERAWATAN LABORATORIUM
A. POLA KETENAGAAN
Nama Kualifikasi
No Kriteria Pendukung
Jabatan Formal Sertifikat
1 Dokter Spesialis Pelatihan Dokter, Memiliki STR, Memiliki SIP
PPRA
2 Apoteker S1- Pelatihan Memilikisertifikatkompetensi
Apoteker PPRA Memiliki STRA dan SIPA
3 Perawat S1 Pelatihan Sarjana, memiliki STR, Memiliki SIK
PPRA
4 Laboratorium DIII/S1
5 KFT S1
6 PPI S1
B. KONDISI KETENAGAAN
No Jabatan Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Dokter 4 orang
2 Apoteker Apoteker 4 orang
3 Perawat Perawat 3 orang
5 Laboratorium D-III labor 2 orang
KFT Team
6 PPI Team
PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingandan tujuan yangsama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu.
Kegiatanrapatpun antara lain:
1. Pertemuan rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas
evaluasikerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta sosialisasi
kebijakanterbaru di RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
2. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan klinik.
3. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dantidak
terjadwal
4. Rapat tahunan dilaksanakan akhir tahun guna membahas seluruh masalah yang terjadidalam
satu tahun, kendala dalam pelayanan PPRA, dan untuk menjadi laporan ke direktur RSI Ibnu
Sina Simpang Empat
salah satu komponen pelaporan penting dalam surveilans yaitu pelaporan dan
pencatatandengan maksud mendapatkan data untuk diolah, dianalisis, diinterprestasikan, disajikan
dandisebarluaskan untuk dimanfaatkan. Data yang dikumpulkan pada kegiatan surveilans harus
valid(akurat, lengkap, dan tepat waktu) sehingga memudahkan dalam proses analisis dan
pengolahan. Data diperbarui minimal 1x / thn, data dilaporkan pada direktorat pelayanan
kesehatan rujukan kemenkes melalui email pprareport.kemenkes@gmail.com