Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II
LIPIDA

yang dibimbing oleh Bapak Aman Santoso dan bapak Ihsan Budi Rachman

The Learning University

Oleh :

1. Arifa Nurlaili (170332614574)***


2. Ferra Damayanti (170332614532)
3. Hani Rama Danti (170332614577)
Kelompok : 8

Offering: G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI KIMIA
OKTOBER 2019
AGUSTUS 201

LIPIDA

A. Tujuan :
1. Diharapkan Mahasiswa memiliki pemahaman tentang sifat fisik dan sifat kimia lipid
2. Diharapkan Mahasiswa memiliki kemampuan mengidentifikasi senyawa-senyawa
hasil hidrolisis lipid
3. Diharapkan Mahasiswa mampu menentukan sifat lipid secara kuantitatif
B. Dasar Teori
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut
organik non polar, misalnya benzena, pentana, dietil eter dan karbon tetraklorida.
Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan
ataupun hewan. Secara kimia lipid dapat dibagi ke dalam 2 golongan utama yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks.
Lemak atau minyak merupakan triasilgliserol yaitu triester dari gliserol dan asam
lemak. Trigliserida yang banyak mengandung asam-asam lemak tak jenuh (asam oleat,
linoleat dan linolenat) berwujud cair pada suhu kamar dan disebut minyak. Trigliserida
banyak mengandung asam-asam lemak jenuh (asam miristat, palmitat dan stearat)
berwujud padat pada suhu kamar dan disebut lemak. Lemak dan minyak dapat dikenali
dengan penetapan besaran-besaran fisika (titik leleh, densitas dan indeks bias) dan
besaran-besaran kimia (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod dan bilangan
asetil).
C. Alat dan bahan
 Alat :
- Buret 50 mL - Penjepit tabung
- Pendingin refluks - kertas saring
- Beaker glass 800 mL - Lampu spiritus
- Erlenmeyer-250 mL dan 50 mL - kaki tiga
- Botol bertutup 250 mL - kasa asbes
- Tabung reaksi - krus
- Rak tabung reaksi - pipet tetes

 Bahan :
- Minyak jagung - Kristal NaCl
- Mentega - Air Brom
- Minyak zaitun - larutan encer iod
- Aseton - 95% alkohol
- Etanol - Dietileter
- Kloroform - Reagen Hannus
- Aquades - Minyak kelapa
- KOH alkoholis (100 g/l) - Asam laurat
- KOH alkoholis 0,5 M - Asam Oleat
- HCL pekat - Gliserol
- Indikator PP - KI (100 g/l)
- NaOH 0,1M - Natrium tiosulfat 0,1 M
- KCL (50 g/l) - Larutan amilum (10 g/l)
- MgCl2 (50 g/l) - KOH 0,1 M
- Pb(CH3COO)2
D. Prosedur Percobaan

B. Uji Kualitatif untuk lipida


1. Uji kelarutan lipida
Mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat dan
asam laurat

- Diambil 3 tabung reaksi untuk masing-masing sampel lipida dan asam lemak
- Dimasukkan mentega, minyak zitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut
- Diberi label tabung I, II dan III pada tabung reaksi tersebut
- Dilarutkan dengan air pada tabung I
- Dilarutkan dengan kloroform pada tabung II
- Dilarutkan dengan eter pada tabung III
- Diteteskan larutan larutan lipida yang diperoleh diatas, pada kertas saring
- Diamati noda yang terbentuk setelah kering
- Ditambah 1 mL air pada larutan lipida (mentega, minyak zaitun, minyak
jagung dan minyak sawit
- Dikocok, kemudian dibiarkan beberapa saat
- Dicatat hasil yang diperoleh setelah pengocokan dan setelah dibiarkan
Hasil
Minyak zaitun dan lecithin dalam minyak zaitun
-
- Diambil 2 tabung reaksi
- Ditabung reaksi 1 dimasukkan 3 mL air dan 2 tetes minyak zaitun
- Ditabung reaksi 2 dimasukkan 3 mL air dan 2 tetes lecithin dalam minyak
zaitun
- Dikocok kedua campuran dalam tabung reaksi tersebut
- Dicatat hasil pengamatan
Hasil

2. Uji Asam lemak


a. Saponifikasi
Mentega

- Diambil erlenmeyer 50 mL
- Dimasukkan sedikit mentega dan diratakan
- Ditambah KOH alkoholis sampai mentega terendam
- Dididihkan dengan hati-hati selama 1-2 menit
- Ditambahkan 10 mL air
- Dididihkan selama 1 menit, kemudian didinginkan
- Ditambah HCL pekat sampai larutan bersifat asam
- Dipisahkan lapisan bagian atas permukaan dan ditambah air
- Ditambah NaOH 0,1 M perlahan-lahan sampai larutan jernih
Hasil

b. Pembentukan Sabun
Asam oleat

- Diambil tabung bersih


- Dimasukkan 15 tetes asam oleat bersama 15 tetes larutan NaOH 0,1M
- Dipanaskan sampai terbentuk larutan seperti sabun
- Digunakan larutan tersebut dan larutan hasil penyabunan pada percobaan
2a untuk percobaan berikut :
 Dimasukkan masing-masing larutan diatas kedalam 5 buah tabung
reaksi
 Ditabung I diasamkan dengan larutan HCl pekat, diamati perubahan
yang terjadi
 Ditabung II dijenuhkan dengan larutan NaCl, diamati apa yang
terjadi
 Ditabung III ditambah 3-5 tetes larutan CaCl2 sampai terjadi
perubahan, diamati perubahan yang terjadi
 Ditabung IV ditambah 3-5 tetes larutan timbal asetat 0,15 M sampai
terjadi perubahan, diamati perubahan yang terjadi
- Dicatat hasi pengamatan
Hasil
c. Uji untuk Asam Lemak Bebas
minyak zaitun, mentega dan asam laurat ) dalam eter

- Diambil sebuah tabung reaksi


- Dimasukkan 1 mL larutan NaOH
- Ditambah larutan PP sampai diperoleh warna pink
- Diambil 3 buah tabung reaksi
- Dimasukkan masing-masing 1 mL larutan minyak (minyak zaitun,
mentega dan asam laurat ) dalam eter
- Ditambah kedalam masing-masing larutan lipida tersebut 5 tetes larutan
warna pink tetes demi tetes
- Diamati hilangnya warna pink pada larutan tersebut
- Dicatat hasil pengamatan
Hasil

3. Uji ketidakjenuhan
minyak zaitun, minyak jagung, mentega,
asam oleat dan asam stearat dalam etanol

- Diambil 5 buah tabung reaksi dan diberi label


- Dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi 1 mL larutan minyak
zaitun, minyak jagung, mentega, asam oleat dan asam stearat dalam etanol
- Ditambah tetes demi tetes air brom pada masing-masing larutan dalam
tabung reaksi tersebut
- Dikocok campuran reaksi tersebut setiap kali penambahan 1 tetes larutan
brom
- Diteruskan penambahan air brom sampai warna air brom tidak berubah
- Dibandingkan jumlah air brom yang diperlukan oleh masing-masing
minyak atau lemak
Hasil

4. Uji ketengikan

Mentega cair tengik dan minyak tengik

- Diambil 2 buah tabung reaksi dan diberi label


- Dimasukkan pada masing-masing tabung reaksi 1 mL mentega cair atau
minyak yang diduga sudah tengik
- Ditambah 5 tetes HCl encer dan dikocok
- Ditambah 5 tetes fluoroglusinol dalam eter
- Diamati perubahan yang terjadi dan dibandingkan hasilnya

Hasil
5. Penentuan bilangan asam suatu lemak
Minyak kemiri

- Diambil erlenmeyer 250 mL


- Ditimbang erlenmeyer
- Dimasukkan ± 10 gram minyak kemiri ke dalam erlenmeyer
- Ditambah ± 50 mL pelarut lemak
- Ditambah 1 mL PP dan dikocok
- Dititrasi dengan larutan KOH 0,1 M
- Dicatat jumlah volume larutan KOH yang diperlukan
- Dihitung bilangan asamnya
Hasil

6. Bilangan penyabunan
Minyak kemiri

- Diambil erlenmeyer 250 mL dan ditimbang beratnya


- Ditambang 1 gram minyak kemiri
- Ditambah pelarut lemak
- Ditambah 25 mL KOH 0,5 M alkoholis
- Dipasang pendingin refluks
- Dilakukan hal yang sama untuk blanko
- Dipanaskan kedua set alat dalam penangas air mendidih selama 30 menit
- Didinginkan sampai suhu kamar
- Ditambah 2-3 tetes PP
- Dititrasi dengan HCL 0,5 M
- Dicatat volume HCl yang dibutuhkan
- Dihitung perbedaan hasil yang diperoleh antara sampel dengan blanko
- Dihitung bilangan penyabunan
Hasil
7. Bilangan iod suatu lemak

Minyak Kemiri

- Diambil erlenmeyer 250 mL dan ditimbang beratnya


- Ditambang 0,1 gram minyak kemiri
- Ditambah pelarut kloroform dan dikocok sampai homogen
- Ditambah 10 mL larutan hannus
- Disimpan ditempat gelap dan dikocok setiap 10 menit sekali selama 1 jam
- Ditambah 10 mL KI 10 %
- Ditambah 100 mL akuades
- Dilakukan hal yang sama untuk blanko
- Dititrasi dengan Na2S2O3
- Titrasi dihentikan sementara
- Ditambah 2-3 tetes larutan amilum
- Dilanjutkan titrasi hingga warna biru ilang
- Dicatat volume Na2S2O3 yang dibutuhkan
- Dihitung bilangan iod-nya
Hasil

E. Data hasil pengamatan


Uji kelarutan
Sampel Air Kloroform eter Etanol Noda pada kertas
saring
Mentega Tidak Larut Larut Larut Terdapat noda
larut
Minyak zaitun Tidak Larut Larut Larut Tidak ada noda
larut
Minyak Tidak Larut Larut Larut Tidak ada noda
jagung larut
Minyak sawit Tidak Larut Larut Larut Tidak ada noda
larut
Asam oleat Tidak Larut Larut Larut Tidak ada noda
larut
Asam laurat Tidak Larut larut Larut Tidak ada noda
larut

Uji reaksi penyabunan


Perlakuaan Sampel A Hasil Pengamatan
Penambahan HCl pekat Larutan menjadi keruh
Penambahan NaCl Larutan menjadi keruh
Penambahan CaCl2 Larutan keruh dan ada endapan
Penambahan MgCl2 Larutan keruh dan ada endapan
Penambahan Pb-asetat Larutan keruh dan ada endapam
Perlakuaan Sampel B Hasil Pengamatan
Penambahan HCl pekat Larutan menjadi keruh
Penambahan NaCl Larutan menjadi keruh
Penambahan CaCl2 Larutan keruh dan ada endapan
Penambahan MgCl2 Larutan keruh dan ada endapan
Penambahan Pb-asetat Larutan keruh dan ada endapam

Uji asam lemak bebas


Dalam eter NaOH 0,1 M ditambah indikator PP
Minyak zaitun 1 tetes (berubah warna ungu)
Mentega 1 tetes (berubah warna ungu)
Asam laurat 22 tetes (berubah warna ungu)

Uji ketidakjenuhan
Dalam etanol Jumlah penetesan air brom
Minyak zaitun 25 tetes
Minyak jagung 8 tetes
Mentega 17 tetes
Asam stearat 5 tetes
Asam oleat 25 tetes

Uji ketengikan
Sampel Mentega tengik Minyak tengik

Perlakuan

Penambahan HCl Larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning


cerah
Penambahan fluoroglusional Larutan berwarna kuning Larutan berwarna merah
keruh muda

Penentuan bilangan asam suatu lemak


- Minyak kemiri + pelarut lemak : dihasilkan larutan putih keruh
- Ditambah PP : larutan tidak berubah warna
- Volume KOH yang diperlukan saat titrasi : 4,1 mL
- Warna larutan setelah dititrasi :
bagian atas : pink pucat
bagian bawah : pink ++
penentuan bilangan penyabunan suatu lemak / minyak hasil isolasi
 Blanko
- KOH 25 mL + indikator PP : dihasilkan larutan berwarna merah muda
- Volume HCL yang dibutuhkan ketika titrasi : 32,9 mL
 Minyak hasil isolasi
- KOH 25 mL + indikator PP : dihasilkan larutan berwarna merah muda
- Volume HCL yang dibutuhkan ketika titrasi : 18 mL
- Warna larutan setelah dititrasi : warna pink hilang
Penentuan bilangan iod
 Blanko
- Pelarut kloroform + larutan Hannus : larutan berwarna coklat
- Ditambah KI 10 % : larutan tidak berubah warna
- Volume Na2S2O3 yang diperlukan saat tittrasi : 20,25 mL
- Warna larutan setelah dititrasi : tidak berwarna
 Minyak hasil isolasi
- Pelarut kloroform + larutan Hannus : larutan berwarna coklat
- Ditambah KI 10 % : larutan tidak berubah warna
- Volume Na2S2O3 yang diperlukan saat tittrasi : 5 mL
- Warna larutan setelah dititrasi : tidak berwarna

F. Pembahasan
1. Uji kelarutan lipid
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan uji kelarutan lipid, dapat
diketahui bahwa mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat tidak dapat larut dalam air. Hal tersebut dapat terjadi karena air
merupakan pelarut polar sedangkan mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak
sawit, asam oleat dan asam laurat termasuk dalam kelompok senyawa non-polar oleh
karena itu air tidak dapat larut dalam senyawa senyawa tersebut, selain itu senyawa-
senyawa tersebut memiliki rantai karbon yang panjang sehingga bagian hidrofobik
lipid terhadap air semakin tinggi. Mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak
sawit, asam oleat dan asam laurat dapat larut dalam kloroform, etanol dan eter karena
sifat kelarutan dari Mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat sama seperti kloroform, etanol dan eter yaitu nonpolar. Ketika
mentega diteteskan pada kertas saring, tetesan tersebut menimbulkan noda pada kertas
saring ketika sudah kering, pada kelompok kami hanya pada mentega saja yang
menimbulkan noda ketika diteteskan pada kertas saring.
Pada uji pembentukan emulsi, campuran 3 mL air dengan 2 tetes minyak zitun
pada tabung reaksi pertama dan 3 mL air dengan 2 tetes lechitin dalam minyak zaitun
pada tabung reaksi kedua. Hasil yang diperoleh adalah minyak zaitun tidak larut
dalam air pada tabung pertama sedangkan pada tabung kedua dapat larut. Pada tabung
pertama terbnetuk emulsi yang tidak stabil dan pada tabung kedua terbentuk
emulsifier yang stabil. Hal ini diisebabkan oleh adanya penambahan lecithin pada
tabung kedua, dimana lecithin berfungsi sebagai agen emulsi yang dapat mencampur
minyak dengan air karena lecithin memiliki kepala yang bersifat hidrofilik dan ekor
yang bersifat hidrofobik.

2. Uji untuk asam lemak


Dalam pembuatan sabun, minyak atau lemak didihkan dalam KOH atau NaOH
hingga hidrolisisnya berlangsung dengan sempurna. Garam kalium dan natrium yang
dibentuk oleh asam karboksilat dapat bercampur dengan air hampir sempurna.
Terkecuali dalam larutan yang encer, sabun selalu berada sebagai misel.
Pada percobaan uji pembentukan sabun dapat diketahui bahwa dengan
penambahan HCl pekat, NaCl, CaCl2, MgCl2 dan Pb-asetat menyebabkan larutan
menjadi keruh dan terbentuk endapan pada larutan sabun. Terbentuknya endapan
tersebut menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat sadah dan memiliki kemampuan
untuk mengendapkan ion Mg2+, Ca2+ dan alkali tanah. Dalam air sadah, sabun tidak
dapat berfungsi sebagaimana dalam air biasa karena garam-garam kalsium dan
magnesium dalam air sadah tersebut bereaksi dengan sabun dan membentuk garam
magnesium atau kalsium karboksilat yang mengendap dalam air.
3. Uji untuk asam lemak bebas
Pada percobaan uji asam lemak bebas larutan NaOH dugunakan sebagai
pembanding yang ditambahkan dengan PP larutan tersebut berwarna merah muda.
kemudian minyak zaitun dalam eter ditambah larutan campuran NaOH dan PP tetes
demi tetes, larutan tersebut berubah warna merah muda ketika penambahan campuran
NaOH dan PP pada tetes pertama. Mentega dalam eter berubah warna menjadi merah
muda ketika penambahan campuran NaOH dan PP pada tetes pertama. Sampel asam
laurat dalam eter ditambah campuran NaOH dan PP sebanyak 22 tetes larutannya baru
berubah warna. Sehingga dapat dijelaskan bahawa terdapat asam lemak bebas pada
asam laurat dalam eter karena membutuhkan tetesan campuran NaOH dan PP paling
banyak maka asam lemak bebasnya yang paling tinggi.

4. Uji ketidakjenuhan
Pada percobaan uji ketidakjenuhan diperoleh data bahwa minyak zaitun,
minyak jagung dan asam oleat merupakan suatu lemak jenuh sedangkan mentega dan
asam stearat merupakan suatu lemak tak jenuh. Hal ini dapat diketahui melalui
banyaknya tetesan air brom yang dibutuhkan, jika air brom yang dibutuhkan semakin
banyak maka dapat digolongkan dalam lemak tidak jenuh sedangkan mentega dan
asam stearat tidak memerlukan air brom yang terlalu banyak karena mentega dan
asam stearat tidak memiliki ikatan ganda oleh karena itu dikelompokkan dalam lemak
jenuh.

5. Uji ketengikan
Pada percobaan uji ketengikan diperoleh data bahwa minyak tengik berubah
warna menjadi warna merah muda setelah ditambahkan fluoroglusional sedangkan
mentega tengik tidak mengalami perubahan warna pada larutannya. Perubahan warna
menjadi merah muda tersebut menandakan hasil positif pada minyak tengik
sedangkan pada mentega hasil negatif. Warna merah muda yang dihasilkan tersebut
merupakan reaksi antara oksigen dengan fluoroglusional yang mengoksidasi lipid
tersebut.
6. Bilangan asam suatu lemak
Bilangan asam menunjukkan jumlah mg KOH yang dbutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terkandung dalam 1 g minyak atau lemak.
Dengan mengetahui harga bilangan asam maka kita dapat mengetahui banyaknya
asam lemak yang terkandung dalam minyak atau lemak.
𝑉 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑚 = 𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑔
4,1 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑥 56,1
𝑚𝑙 𝑚𝑚𝑜𝑙
= = 2,3001
10 𝑔

Bilangan asam tersebut sebanding dengan asam lemak bebas yang terdapat pada
minyak. Sehingga semakin banyak jumlah asam lemak bebas yang dihasilkan maka
semakin tinggi pula asam lemaknya.

7. Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah miligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan dengan sempurna 1 g minyak atau lemak. Pada percobaan ini
diawali dengan merefluks campuran antara minyak kemiri 1 gram dan larutan KOH
0,5 alkoholis sebanyak 25 mL selama 30 menit. Proses refluks bertujuan untuk
mereaksikan suatu sampel minyak hasil isolasi dengan KOH alkoholis agar proses
saponifikasi dapat berlangsung dengan sempurna. Dalam proses saponifikasi tersebut,
reaktan yang digunakan adalah KOH alkoholis yang mudah menguap jika dipanaskan,
oleh karena itu dilakukan proses refluks untuk mencegah reaktan tersebut menguap
ketika pemanasan. Kemudian campuran yang sudah di refluks dititrasi dengan HCl
0,5 M dan ditambahkan indikator PP pada campuran tersebut sebelum dilakukan
titrasi. Langkah-langkah ini juga dilakukan pada blanko ( tanpa sampel minyak ) hal
ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan KOH.
(𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑔
(32,9 𝑚𝐿 − 18 𝑚𝐿) 𝑥 0,5 𝑥 56,1
= 𝑚𝑙 𝑚𝑚𝑜𝑙
1
𝑚𝑔
= 417,95
𝑔
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bilangan penyabunan dari percobaan
ini sebesar 417,95 mg/g
8. Bilangan Iod
Bilangan iod menunjukkan jumlah gram iodin yang dapat diikat oleh 100
gram minyak atau lemak. Dengan mengetahui bilangan iodin ini dapat diketahui
derajat ketidakjenuhan asam yang terkandung dalam minyak atau lemak. Bilangan iod
juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis minyak pengering dan minyak
bukan pengering. Minyak pengering memiliki bilangan iod lebih dari 130 dan minyak
yang bersifat setengah mengering memiliki bilangan iod antara 100 – 130.

(𝑉 𝑁𝑎2 S2 O3 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝑁𝑎2 S2 O3 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )𝑥 𝑁 𝑁𝑎2 S2 O3 𝑥 12,62


𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑜𝑑 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑔
(20,25 𝑚𝐿 − 5 𝑚𝐿) 𝑥 0,1
= 𝐿 𝑥 12,62 𝑚𝑜𝑙
0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑚𝑔
= 192,46
𝑔
 Jadi dari percobaan ini diperoleh bilangan iod sebesar 192,46 mg/g.

G. Kesimpulan
1. Lipid dan asam lemak larut dalam pelarut kloroform dan eter namun tidak dapat
larut dalam air.
2. Reaksi saponifikasi dapat diperoleh dari reaksi antara mentega dengan KOH
alkoholis dan asam oleat dengan NaOH sehingga menghasilkan asam lemak.
3. Minyak zaitun, minyak jagung dan asam oleat termasuk dalam jenis lemak tidak
jenuh sedangkan mentega dan asam stearat termasuk dalam lemak jenuh
4. Minyak tengik bersifat lebih asam daripada mentega tengik
5. Bilangan asam dari percobaan ini sebesar 2,3001
6. Bilangan penyabunan dari percobaan ini sebesar 417,95 mg/g
7. Bilangan iod dari percobaan ini sebesar 192,46 mg/g
DAFTAR PUSTAKA
1. Dosen KBK kimia organik. 2019. Petunjuk praktikum kimia organik II. Malang
2. Wahjudi, dkk. 2005. Kimia organik II. Malang: universitas negeri malang.
3. . 2013. Minyak Goreng. (Online),
https://www.academia.edu/4506592/21744_SNI_3741_2013_minyak_goreng_we
b.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai