Laporan Resmi Kimia Organik II LIPID
Laporan Resmi Kimia Organik II LIPID
KIMIA ORGANIK II
LIPIDA
yang dibimbing oleh Bapak Aman Santoso dan bapak Ihsan Budi Rachman
Oleh :
Offering: G
LIPIDA
A. Tujuan :
1. Diharapkan Mahasiswa memiliki pemahaman tentang sifat fisik dan sifat kimia lipid
2. Diharapkan Mahasiswa memiliki kemampuan mengidentifikasi senyawa-senyawa
hasil hidrolisis lipid
3. Diharapkan Mahasiswa mampu menentukan sifat lipid secara kuantitatif
B. Dasar Teori
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut
organik non polar, misalnya benzena, pentana, dietil eter dan karbon tetraklorida.
Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan
ataupun hewan. Secara kimia lipid dapat dibagi ke dalam 2 golongan utama yaitu lipid
sederhana dan lipid kompleks.
Lemak atau minyak merupakan triasilgliserol yaitu triester dari gliserol dan asam
lemak. Trigliserida yang banyak mengandung asam-asam lemak tak jenuh (asam oleat,
linoleat dan linolenat) berwujud cair pada suhu kamar dan disebut minyak. Trigliserida
banyak mengandung asam-asam lemak jenuh (asam miristat, palmitat dan stearat)
berwujud padat pada suhu kamar dan disebut lemak. Lemak dan minyak dapat dikenali
dengan penetapan besaran-besaran fisika (titik leleh, densitas dan indeks bias) dan
besaran-besaran kimia (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod dan bilangan
asetil).
C. Alat dan bahan
Alat :
- Buret 50 mL - Penjepit tabung
- Pendingin refluks - kertas saring
- Beaker glass 800 mL - Lampu spiritus
- Erlenmeyer-250 mL dan 50 mL - kaki tiga
- Botol bertutup 250 mL - kasa asbes
- Tabung reaksi - krus
- Rak tabung reaksi - pipet tetes
Bahan :
- Minyak jagung - Kristal NaCl
- Mentega - Air Brom
- Minyak zaitun - larutan encer iod
- Aseton - 95% alkohol
- Etanol - Dietileter
- Kloroform - Reagen Hannus
- Aquades - Minyak kelapa
- KOH alkoholis (100 g/l) - Asam laurat
- KOH alkoholis 0,5 M - Asam Oleat
- HCL pekat - Gliserol
- Indikator PP - KI (100 g/l)
- NaOH 0,1M - Natrium tiosulfat 0,1 M
- KCL (50 g/l) - Larutan amilum (10 g/l)
- MgCl2 (50 g/l) - KOH 0,1 M
- Pb(CH3COO)2
D. Prosedur Percobaan
- Diambil 3 tabung reaksi untuk masing-masing sampel lipida dan asam lemak
- Dimasukkan mentega, minyak zitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut
- Diberi label tabung I, II dan III pada tabung reaksi tersebut
- Dilarutkan dengan air pada tabung I
- Dilarutkan dengan kloroform pada tabung II
- Dilarutkan dengan eter pada tabung III
- Diteteskan larutan larutan lipida yang diperoleh diatas, pada kertas saring
- Diamati noda yang terbentuk setelah kering
- Ditambah 1 mL air pada larutan lipida (mentega, minyak zaitun, minyak
jagung dan minyak sawit
- Dikocok, kemudian dibiarkan beberapa saat
- Dicatat hasil yang diperoleh setelah pengocokan dan setelah dibiarkan
Hasil
Minyak zaitun dan lecithin dalam minyak zaitun
-
- Diambil 2 tabung reaksi
- Ditabung reaksi 1 dimasukkan 3 mL air dan 2 tetes minyak zaitun
- Ditabung reaksi 2 dimasukkan 3 mL air dan 2 tetes lecithin dalam minyak
zaitun
- Dikocok kedua campuran dalam tabung reaksi tersebut
- Dicatat hasil pengamatan
Hasil
- Diambil erlenmeyer 50 mL
- Dimasukkan sedikit mentega dan diratakan
- Ditambah KOH alkoholis sampai mentega terendam
- Dididihkan dengan hati-hati selama 1-2 menit
- Ditambahkan 10 mL air
- Dididihkan selama 1 menit, kemudian didinginkan
- Ditambah HCL pekat sampai larutan bersifat asam
- Dipisahkan lapisan bagian atas permukaan dan ditambah air
- Ditambah NaOH 0,1 M perlahan-lahan sampai larutan jernih
Hasil
b. Pembentukan Sabun
Asam oleat
3. Uji ketidakjenuhan
minyak zaitun, minyak jagung, mentega,
asam oleat dan asam stearat dalam etanol
4. Uji ketengikan
Hasil
5. Penentuan bilangan asam suatu lemak
Minyak kemiri
6. Bilangan penyabunan
Minyak kemiri
Minyak Kemiri
Uji ketidakjenuhan
Dalam etanol Jumlah penetesan air brom
Minyak zaitun 25 tetes
Minyak jagung 8 tetes
Mentega 17 tetes
Asam stearat 5 tetes
Asam oleat 25 tetes
Uji ketengikan
Sampel Mentega tengik Minyak tengik
Perlakuan
F. Pembahasan
1. Uji kelarutan lipid
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan uji kelarutan lipid, dapat
diketahui bahwa mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat tidak dapat larut dalam air. Hal tersebut dapat terjadi karena air
merupakan pelarut polar sedangkan mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak
sawit, asam oleat dan asam laurat termasuk dalam kelompok senyawa non-polar oleh
karena itu air tidak dapat larut dalam senyawa senyawa tersebut, selain itu senyawa-
senyawa tersebut memiliki rantai karbon yang panjang sehingga bagian hidrofobik
lipid terhadap air semakin tinggi. Mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak
sawit, asam oleat dan asam laurat dapat larut dalam kloroform, etanol dan eter karena
sifat kelarutan dari Mentega, minyak zaitun, minyak jagung, minyak sawit, asam oleat
dan asam laurat sama seperti kloroform, etanol dan eter yaitu nonpolar. Ketika
mentega diteteskan pada kertas saring, tetesan tersebut menimbulkan noda pada kertas
saring ketika sudah kering, pada kelompok kami hanya pada mentega saja yang
menimbulkan noda ketika diteteskan pada kertas saring.
Pada uji pembentukan emulsi, campuran 3 mL air dengan 2 tetes minyak zitun
pada tabung reaksi pertama dan 3 mL air dengan 2 tetes lechitin dalam minyak zaitun
pada tabung reaksi kedua. Hasil yang diperoleh adalah minyak zaitun tidak larut
dalam air pada tabung pertama sedangkan pada tabung kedua dapat larut. Pada tabung
pertama terbnetuk emulsi yang tidak stabil dan pada tabung kedua terbentuk
emulsifier yang stabil. Hal ini diisebabkan oleh adanya penambahan lecithin pada
tabung kedua, dimana lecithin berfungsi sebagai agen emulsi yang dapat mencampur
minyak dengan air karena lecithin memiliki kepala yang bersifat hidrofilik dan ekor
yang bersifat hidrofobik.
4. Uji ketidakjenuhan
Pada percobaan uji ketidakjenuhan diperoleh data bahwa minyak zaitun,
minyak jagung dan asam oleat merupakan suatu lemak jenuh sedangkan mentega dan
asam stearat merupakan suatu lemak tak jenuh. Hal ini dapat diketahui melalui
banyaknya tetesan air brom yang dibutuhkan, jika air brom yang dibutuhkan semakin
banyak maka dapat digolongkan dalam lemak tidak jenuh sedangkan mentega dan
asam stearat tidak memerlukan air brom yang terlalu banyak karena mentega dan
asam stearat tidak memiliki ikatan ganda oleh karena itu dikelompokkan dalam lemak
jenuh.
5. Uji ketengikan
Pada percobaan uji ketengikan diperoleh data bahwa minyak tengik berubah
warna menjadi warna merah muda setelah ditambahkan fluoroglusional sedangkan
mentega tengik tidak mengalami perubahan warna pada larutannya. Perubahan warna
menjadi merah muda tersebut menandakan hasil positif pada minyak tengik
sedangkan pada mentega hasil negatif. Warna merah muda yang dihasilkan tersebut
merupakan reaksi antara oksigen dengan fluoroglusional yang mengoksidasi lipid
tersebut.
6. Bilangan asam suatu lemak
Bilangan asam menunjukkan jumlah mg KOH yang dbutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terkandung dalam 1 g minyak atau lemak.
Dengan mengetahui harga bilangan asam maka kita dapat mengetahui banyaknya
asam lemak yang terkandung dalam minyak atau lemak.
𝑉 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑚 = 𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑔
4,1 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑥 56,1
𝑚𝑙 𝑚𝑚𝑜𝑙
= = 2,3001
10 𝑔
Bilangan asam tersebut sebanding dengan asam lemak bebas yang terdapat pada
minyak. Sehingga semakin banyak jumlah asam lemak bebas yang dihasilkan maka
semakin tinggi pula asam lemaknya.
7. Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah miligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan dengan sempurna 1 g minyak atau lemak. Pada percobaan ini
diawali dengan merefluks campuran antara minyak kemiri 1 gram dan larutan KOH
0,5 alkoholis sebanyak 25 mL selama 30 menit. Proses refluks bertujuan untuk
mereaksikan suatu sampel minyak hasil isolasi dengan KOH alkoholis agar proses
saponifikasi dapat berlangsung dengan sempurna. Dalam proses saponifikasi tersebut,
reaktan yang digunakan adalah KOH alkoholis yang mudah menguap jika dipanaskan,
oleh karena itu dilakukan proses refluks untuk mencegah reaktan tersebut menguap
ketika pemanasan. Kemudian campuran yang sudah di refluks dititrasi dengan HCl
0,5 M dan ditambahkan indikator PP pada campuran tersebut sebelum dilakukan
titrasi. Langkah-langkah ini juga dilakukan pada blanko ( tanpa sampel minyak ) hal
ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan KOH.
(𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑔
(32,9 𝑚𝐿 − 18 𝑚𝐿) 𝑥 0,5 𝑥 56,1
= 𝑚𝑙 𝑚𝑚𝑜𝑙
1
𝑚𝑔
= 417,95
𝑔
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bilangan penyabunan dari percobaan
ini sebesar 417,95 mg/g
8. Bilangan Iod
Bilangan iod menunjukkan jumlah gram iodin yang dapat diikat oleh 100
gram minyak atau lemak. Dengan mengetahui bilangan iodin ini dapat diketahui
derajat ketidakjenuhan asam yang terkandung dalam minyak atau lemak. Bilangan iod
juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis minyak pengering dan minyak
bukan pengering. Minyak pengering memiliki bilangan iod lebih dari 130 dan minyak
yang bersifat setengah mengering memiliki bilangan iod antara 100 – 130.
𝑚𝑔
= 192,46
𝑔
Jadi dari percobaan ini diperoleh bilangan iod sebesar 192,46 mg/g.
G. Kesimpulan
1. Lipid dan asam lemak larut dalam pelarut kloroform dan eter namun tidak dapat
larut dalam air.
2. Reaksi saponifikasi dapat diperoleh dari reaksi antara mentega dengan KOH
alkoholis dan asam oleat dengan NaOH sehingga menghasilkan asam lemak.
3. Minyak zaitun, minyak jagung dan asam oleat termasuk dalam jenis lemak tidak
jenuh sedangkan mentega dan asam stearat termasuk dalam lemak jenuh
4. Minyak tengik bersifat lebih asam daripada mentega tengik
5. Bilangan asam dari percobaan ini sebesar 2,3001
6. Bilangan penyabunan dari percobaan ini sebesar 417,95 mg/g
7. Bilangan iod dari percobaan ini sebesar 192,46 mg/g
DAFTAR PUSTAKA
1. Dosen KBK kimia organik. 2019. Petunjuk praktikum kimia organik II. Malang
2. Wahjudi, dkk. 2005. Kimia organik II. Malang: universitas negeri malang.
3. . 2013. Minyak Goreng. (Online),
https://www.academia.edu/4506592/21744_SNI_3741_2013_minyak_goreng_we
b.
Lampiran