b.
c. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun
termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
d. Royalti atau Imbalan atas Penggunaan hak
e. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta.
f. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
bantuan sumbangan.
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan
merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau
hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan .
Alasan lain-lain
a. Beasiswa yg memenuhi persyaratan tertentu yg ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Per Men Keu.
b. Sisa lebih yg diterima/diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang
penelitian dan pengembangan, yg telah terdaftar pada
instansi yg membidanginya, ditanamkan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan
PRINSIP DASAR PEMBEBANAN
BIAYA DLM MENGHITUNG PKP
hal pokok yang perlu diperhatikan sewaktu membebankan
Biaya dalam menghitung besarnya PKP
PRODUKSI MANAJEMEN
3M
DISTRIBUSI PEMASARAN
Biaya/beban yg berhubungan dengan penghasilan yang
bukan obyek pajak tidak dapat dibebankan sbg biaya
50% saham
PT HRS PT XYZ
40% saham
Yunus SE Teguh MM
Anak Rudi MBA Menantu
Rudi MBA Rudi MBA
8. BIAYA ADMINISTRASI
9. PAJAK KECUALI PAJAK PENGHASILAN
a. PPN
i. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Payat (8) UU PPN dan PPn BM dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto
ii. perusahaan-2 yang usahanya dibebaskan dari pengenaan PPN,
maka PPN yang dibayar pada waktu perolehan atau pembelian
BKP/JKP dapat dibebankan sebagai biaya.
iii. PPN masukan bagi bukan Pengusaha Kena Pajak (misalkan
hotel, perbankan, rumah sakit) perolehan PPN sewaktu
membeli BKP/JKP dapat dibebankan sebagai biaya.
iv. Pajak Masukan yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
tetapi mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, harus
dikapitalisasi melalui penyusutan atau amortisasi.
b. BPHTB
i. Dibebankan sekaligus sebagai biaya pada saat pembayaran
BPHTB sepanjang tanah atau bangunan tersebut tidak dapat
disusutkan.
ii. Dibebankan melalui penyusutan bersamaan dengan
penyusutan bangunan tersebut.
19 SUMBANGAN SUMBANGAN
a. Sumbangan dalam rangka penanggulangan
bencana nasional
b. Sumbangan dalam rangka penelitian dan
pengembangan
c. Sumbangan fasilitas pendidikan
d. Sumbangan. dalam rangka pembinaan olahraga
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN SEKALIGUS
KECUALI
DIBEBANKAN MELALUI
PENYUSUTAN ATAU AMORTISASI
PASAL 11 UU PPh
BUKAN
BANGUNAN
BANGUNAN
BOLEH MEMILIH
METODE SALDO
GARIS LURUS MENURUN
TARIF PENYUSUTAN
HARTA BERWUJUD
KELOMPOK HARTA MASA METODE METODE
BERWUJUD MANFA GARIS SALDO
AT LURUS MENURUN
BUKAN BANGUNAN
KELOMPOK 1 4 TH 25 % 50 %
KELOMPOK 2 8 TH 12,5 % 25 %
KELOMPOK 3 16 TH 6,25 % 12,5 %
KELOMPOK 4 20 TH 5% 10 %
BANGUNAN
PERMANEN 20 5%
TIDAK PERMANEN 10 10 %
CONTOH PENGHITUNGAN
SOAL 1
PT. HEMAT pada bulan Januari 2011 membeli meja,
kursi dan lemari untuk keperluan kantornya dengan
harga Rp. 100 juta (Sesuai dengan peraturan aktiva
tetap tersebut termasuk kelompok 1), selain itu PT
HEMAT juga membeli Mesin dng harga Rp 800 juta
(termasuk kelompok 3) .
1. Hitunglah jumlah penyusutan dengan menggunakan
Garis Lurus dan saldo menurun untuk tahun 2011
dan tahun 2012.
2. Jika mesin tersebut dibeli tanggal 26 Juni 2011
berapakah jumlah penyusutan untuk tahun 2011
TARIF AMORTISASI
HARTA TIDAK
BERWUJUD
SOAL 2.
PT REMIX dalam rangka usahanya membeli royalti dari
Jerman sebesar Rp 500 juta. Royalty tersebut berlaku
selama 11 tahun, hitunglah amortisasinya dengan
menggunakan garis lurus/saldo menurun
SOAL 3.
PT KUD menghabiskan biaya pendirian Rp 40 juta,
Hitunglah amortisasinya dng menggunakan garis
lurus/saldo menurun.
KOMPENSASI KERUGIAN
Ih ... Ih ….ih Pasal 6 ayat (2) UU PPh
Pak saya jangan dikena-
kan pajak dong …….
Saya tahun kemarin
kan rugi, sekarang
nggak punya duit
UNTUK MENGHITUNG
PENGHASILAN KENA PAJAK
1.200 1.200
100
1.100 1.100
200
900 900
200
700 700
300
400 400
200
200
300
CONTOH KASUS DI KELAS
Menghitung kompensasi kerugian
SOAL 1
PT. A dalam tahun 2010 menderita kerugian fiskal
sebesar Rp. 500.000.000,- Dalam 5 (lima) tahun
berikutnya laba rugi fiskalnya adalah sbb :
2011 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2012 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2013 : rugi fiskal Rp 300.000.000,-
2014 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2015 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2016 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
Berapakah laba atau rugi fiskal untuk tahun 2016
setelah dikurangi dng kompensasi kerugian fiskal ?
1 2 3 4 5 6
500 500
100
400 400
100
300 300 300
300 100
200 200
100
100 0
400
300
100
CONTOH KASUS DI KELAS
Menghitung kompensasi kerugian
SOAL 2
PT. A dalam tahun 2010 menderita kerugian fiskal
sebesar Rp. 500.000.000,- Dalam 5 (lima) tahun
berikutnya laba rugi fiskalnya adalah sbb :
2011 : Laba fiskal Rp 100.000.000,-
2012 : laba fiskal Rp 200.000.000,-
2013 : rugi fiskal Rp 500.000.000,-
2014 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2015 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
2016 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
Berapakah laba atau rugi fiskal untuk tahun 2016
setelah dikurangi dengan kompensasi kerugian
fiskal ?
1 2 3 4 5 6
500 500
100
400
400 200
200 200 200
500 100
100 100
400
300
500
200 200
400
200
BIAYA YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN/DIKURANGKAN UNTUK
MENGHITUNG PENG KENA PAJAK
PASAL 9 AYAT (1) UU PPh
tahun
2009 25%
PERSEROAN TERBUKA PENGURANGAN
TARIF 5%
PEREDARAN USAHA/PENJUALAN/OMSET
SOAL 6
PT ABC tahun 2013 mempunyai peredaran usaha sebesar
Rp 63.678.000.000,- dan penghasilan kena pajaknya
sebesar Rp 6.950.400.000,- Berapakah PPh yang harus
dibayar PT IBN
PT RNI tahun 2012 mempunyai peredaran usaha sebesar
Rp 8.200.000.000,- Dalam tahun tersebut Penghasilan
Kena Pajaknya Rp 854.254.600,-
Kredit Pajak tahun 2012 sebesar Rp 78.700.000,-
Pertanyaan :
1. Berapakah PPh Terutang untuk tahun pajak 2012.
2. Berapakah PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar