Anda di halaman 1dari 75

CARA MENGHITUNG

PPh ORANG PRIBADI


UNTUK WP OP YG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN

PEREDARAN USAHA BRUTO Rp .........


HARGA POKOK PENJUALAN Rp .........
LABA BRUTO USAHA Rp .........
BEBAN ADMINISTRASI & Rp .........
UMUM
LABA NETO USAHA Rp .........
PENDAPATAN/BEBAN DILUAR Rp .........
USAHA
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp .........
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp .........
KOREKSI FISKAL Rp .........
KOMPENSASI KERUGIAN Rp .........
PENGHASILAN NETO KENA PAJAK Rp .........
ZAKAT/SUMBANGAN Rp .........
PTKP Rp .........
PENGH KENA PAJAK Rp .........
PPh TERUTANG Rp .........
KREDIT PAJAK Rp .........
PPh YG HARUS DIBAYAR SENDIRI Rp .........
PPh DIBAYAR SENDIRI Rp .........
PPh KURANG (LEBIH) DIBAYAR Rp .........
CARA MENGHITUNG
PPh BADAN
UNTUK WP BADAN YG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN

PEREDARAN USAHA BRUTO Rp .........


HARGA POKOK PENJUALAN Rp .........
LABA BRUTO USAHA Rp .........
BEBAN ADMINISTRASI & Rp .........
UMUM
LABA NETO USAHA Rp .........
PENDAPATAN/BEBAN DILUAR Rp .........
USAHA
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp .........
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK Rp .........
KOREKSI FISKAL Rp .........
KOMPENSASI KERUGIAN Rp .........
LABA KENA PAJAK Rp .........
PPh TERUTANG Rp .........
KREDIT PAJAK Rp .........
PPh DIBAYAR SENDIRI Rp .........
PPh KURANG (LEBIH) DIBAYAR Rp .........
KOREKSI FISKAL
1. Adanya perlakuan pengakuan penghasilan
a. Penghasilan yang tidak dikenakan pajak penghasilan
atau disebut juga dengan bukan obyek pajak
b. Adanya penghasilan yang sudah dikenakan pajak
penghasilan yang bersifat final

2. Adanya biaya-2 yang telah dikeluarkan oleh WP,


tetapi secara peraturan perpajakan tidak boleh.
a. Biaya-2 yg telah dikeluarkan oleh WP tetapi secara
peraturan perpajakan tidak boleh dikurangkan
seluruhnya dalam menghitung penghasilan kena pajak
b. Pengeluaran yang telah dikeluarkan dan telah diakui
sebagai biaya oleh Wajib Pajak tetapi secara peraturan
hanya boleh dikurangkan sebagian saja.
c. Pengeluaran yang telah dikeluarkan dan telah diakui
biaya pada tahun yang bersangkutan oleh Wajib Pajak,
tetapi secara peraturan perpajakan baru boleh diakui
kemudian
d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak, tetapi
biaya tersebut berhubungan dengan penghasilan yang
telah dikenakan pajak yang bersifat
3. Perbedaan dalam pengakuan Laba Bruto Usaha .
a. Penjualan atau peredaran dihitung berdasarkan
akrual stelsel, tetapi WP menggunakan kas stelsel
b. Potongan penjualan diakui kalau sudah terjadi
realisasi, penyisihan potongan penjualan tidak diakui
c. Retur penjualan yang tidak diganti barang, diakui
berdasarkan realisasi setelah barang diterima kembali
dari konsumen
d. Penghapusan persediaan atas barang yang hilang atau
kecurian harus didukung dengan laporan ke pihak yang
berwajib. Sedang pemusnahan barang karena barang
rusak dsbnya, harus dibuat berita acara dan diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang
JENIS KOREKSI
1. KOREKSI POSITIP .
koreksi karena adanya perbedaan antara ketentuan
perpajakan dengan komersial (standar akuntansi)
yang mengakibatkan Laba Bersih bertambah besar
atau Rugi bertambah kecil.
a. Penghasilan yang tidak/belum diakui di laba (rugi)
akuntansi tapi harus diakui sebagai penghasilan
menurut peraturan perpajakan
b. Biaya-biaya yang sudah dihitung (dibiayakan) dalam
laba (rugi) akuntansi, tetapi menurut peraturan
perpajakan tidak boleh dikurangkan
c. Perbedaan metode penghitungan biaya-biaya yang
berakibat biaya menurut fiskal lebih kecil dibandingkan
biaya biaya menurut akuntansi
1. KOREKSI NEGATIP .
koreksi karena adanya perbedaan antara ketentuan
perpajakan dengan komersial yang mengakibatkan Laba
Bersih bertambah kecil atau Rugi bertambah besar .
a. Penghasilan telah diakui di laba (rugi) akuntansi tetapi
menurut peraturan perpajakan bukan obyek pajak
penghasilan
b. Penghasilan telah diakui di laba (rugi) akuntansi tetapi
menurut peraturan perpajakan penghasilan tersebut
telah dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final
c. Perbedaan metode penghitungan biaya-biaya yang
berakibat biaya menurut fiskal lebih besar dibandingkan
biaya biaya menurut akuntansi
PENGERTIAN PENGHASILAN
SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS

YANG DAPAT DIPAKAI

KONSUMSI MENAMBAH KEKAYAAN

DITERIMA OLEH WAJIB PAJAK

DARI INDONESIA LUAR INDONESIA

DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN


PENG DIKENAKAN PAJAK
PRINSIP DASAR PENGHASILAN YG DIKENAKAN PPh

1. “Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan


ekonomis”
UU PPh menganut pendekatan pertambahan (accretion concept
of income) yang melihat wujud penghasilan dari indikasi adanya
pertambahan kemampuan ekonomis Wajib Pajak tanpa
memandang asal atau sumber penghasilan tersebut.

2. “yang diterima atau diperoleh ”


menunjukkan saat pengakuan penghasilan baik diakui pada
saat diterima (cash basis) ataupun diakui pada saat
diperolehnya hak atas penghasilan (accrual basis)
3. “Baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia ”
menunjukkan cakupan geografis asal penghasilan yang
mencakup basis global tanpa melihat letak sumber
penghasilan (untuk wajib pajak dalam negeri). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pajak penghasilan di
Indonesia menganut prinsip pengenaan pajak
berdasarkan azas domisili .
4. “yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak ”
Menunjukkan muara terakhir penghasilan secara umum akan
digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup (konsumsi) dan
untuk menambah kekayaan yang dapat diwujudkan dalam
bentuk menabung atau investasi
5. “dengan nama dan dalam bentuk apapun ”
menegaskan bahwa UU PPh menganut konsep material, bukan
formal. Ini artinya, ada atau tidaknya suatu penghasilan harus
dilihat dari substansinya bukan sekedar pada nama
PENG DIKENAKAN PAJAK
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan
pekerjaan/jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam
bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam
Undang-undang
termasuk imbalan dalam bentuk natura dan kenikmat-
an yang pada hakekatnya merupakan penghasilan.
hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan.
Dalam pengertian hadiah termasuk hadiah dari
undian, pekerjaan, dan kegiatan seperti hadiah
undian tabungan, hadiah dari pertandingan olahraga
dlsbnya.
hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan.
laba usaha,
keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta,
Keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan
keuntungan yg diperoleh perseroan dsbnya
Keuntungan krn likuidasi, merger akuisi dsbnya
Keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah,
bantuan atau sumbangan
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang .
termasuk pula premium, diskonto dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang
Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun
termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi .
Royalti atau Imbalan atas Penggunaan hak .
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta .
termasuk imbalan yang diterima atau diperoleh
dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan penggunaan harta gerak atau harta tak gerak .
Penerimaan atau Perolehan Pembayaran Berkala .
misalnya "alimentasi" atau tunjangan seumur hidup
yang dibayar secara berulang-ulang dalam waktu
tertentu .
Keuntungan Karena Pembebasan Utang, Kecuali
Sampai Dengan Jumlah Tertentu yang Ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah .
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing .
pengenaan pajaknya dikaitkan dengan sistem
pembukuan yang dianut oleh Wajib Pajak dengan
syarat dilakukan secara taat azas.
Selisih lebih penilaian kembali Aktiva Tetap .
Premi asuransi termasuk premi reasuransi.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya
yang merupakan obyek PPh adalah iuran yang diterima
oleh perkumpulan yang anggotanya terdiri dari WP yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas .
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak .
Penghasilan dari usaha berbasis syariah .
setiap jenis usaha yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang meliputi perbankan
syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, jasa
keuangan syariah, dan kegiatan usaha berbasis syariah
lainnya .
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan
umum dan tata cara perpajakan .
Surplus Bank Indonesia
PENGELOMPOKAN PENGHASILAN
Penghasilan dari usaha atau kegiatan
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan
pekerjaan atau jasa.
b. Laba Usaha.
c. Premi asuransi termasuk premi reasuransi
d. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan
dari anggotanya

Penghasilan dari modal (Investasi),


a. Keuntungan karena penjualan/karena pengalihan
harta.
b. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang

b.
c. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun
termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
d. Royalti atau Imbalan atas Penggunaan hak
e. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta.
f. Penghasilan dari usaha berbasis syariah

Penghasilan dari lain-lain


a. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan,
dan penghargaan.
b. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya
c. Penerimaan atau Perolehan Pembayaran Berkala .
d. Keuntungan Karena Pembebasan Utang, Kecuali
Sampai Dengan Jumlah Tertentu yang Ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
e. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
f. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
g. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak
h. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan
i. Surplus Bank Indonesia
PENGHASILAN DARI LUAR NEGERI

a. untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam


tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut.
b. untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun
pajak diterimanya penghasilan tersebut
c. untuk penghasilan berupa dividen, dilakukan
dalam tahun pajak pada saat perolehan deviden
tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan
d. Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh
digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena
Pajak
PENG TIDAK DIKENAKAN PAJAK
Pasal 4 ayat (3) UU PPh

bantuan sumbangan.
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan
merupakan Objek Pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau
hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan .

Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib


bagi para pemeluknya .
Harta Hibahan .
diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak ada
hubungan dng usaha, pekerjaan, kepemilikan/penguasaan di
antara pihak2 ybs..
Harta Warisan.
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh
badan sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal

Penggantian atau imbalan sehubungan dengan


pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah

Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang


pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa
Dividen atau bagian laba yang diterima atau
diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak
dalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD .
a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
b. perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal
yang disetor
Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan.

Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana


pensiun dalam bidang-bidang tertentu sesuai
dengan Per Men Keu
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota
dari perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan Kontrak Investasi
Kolektif (KIK) .
Penghasilan yang diterima atau diperoleh
perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari
badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia .
a. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalan-
kan kegiatan dalam sektor-sektor usaha tertentu.
b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia .
c. Penyertaan modal perusahaan modal ventura tersebut untuk
jangka waktu tidak melebihi 10 tahun
Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu .
Penghasilan berupa beasiswa yang bukan obyek pajak tidak
berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai hubungan
istimewa dengan Pemilik, Komisaris, Direksi atau Pengurus, dari
WP pemberi beasiswa

Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau


lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi
yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
a. bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang
penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar
pada instansi yang membidanginya .
b. Sisa lebih ditanamkan kembali dalam bentuk sarana
dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian
dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat
terbuka kepada pihak manapun, dalam jangka waktu
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa
lebih tersebut .
c. Jika sisa lebih setelah 4 tahun tidak ditanamkan dalam
bentuk sarana dan prasanana, maka akan dikenakan
pajak penghasilan ditambah sanksi yang berlaku .
d. Apabila dalam jangka waktu lebih dari 4 tahun terdapat
sisa lebih yang digunakan selain untuk pengadaan
sarana dan prasarana, maka sisa lebih tsb diakui
sebagai penghasilan dan dikenai PPh ditambah dengan
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku .
Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada WP
tertentu .

Penerimaan pengembalian sanksi administrasi


berupa bunga, denda, dan kenaikan berdasarkan
Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding,
atau Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi serta sanksi
pidana berupa denda, karena atas pembayaran
sanksi tersebut sebelumnya tidak dapat
dikurangkan dalam penghitungan Penghasilan
Kena Pajak
Keuntungan karena pembebasan utang, sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra) .
b. Kredit Usaha Tani (KUT), .
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS).
d. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank
Indonesia dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi. .
PENGELOMPOKAN PENGHASILAN
TIDAK KENA PAJAK
Alasan Pengalihan Titik Pemajakan
a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan
sumbangan keagamaan.
b. Harta Hibahan
c. Warisan.
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam
bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak
atau Pemerintah
e Penerimaan pengembalian sanksi administrasi berupa
bunga, denda, dan kenaikan
Alasan Pengalihan Saat Pemajakan
a. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi
bea siswa.
b. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik
yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.
Alasan Insentif Inventasi
a. Dividen/bagian laba yang diterima/diperoleh PT sebagai WP
DN, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal pada
badan usaha yg didirikan dan bertempat kedudukan di Ind.
b. Pengh dari modal yg ditanamkan oleh dana pensiun dalam
bidang2 tertentu yg ditetapkan dengan Kep Men Keu
c. Pengh yg diterima/diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bag laba dari badan pasangan usaha.
d. Keuntungan karena pembebasan utang
Alasan Penegasan Standar Akuntansi
a. Harta termasuk setoran tunai yg diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.
b. Bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

Alasan lain-lain
a. Beasiswa yg memenuhi persyaratan tertentu yg ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Per Men Keu.
b. Sisa lebih yg diterima/diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang
penelitian dan pengembangan, yg telah terdaftar pada
instansi yg membidanginya, ditanamkan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan
PRINSIP DASAR PEMBEBANAN
BIAYA DLM MENGHITUNG PKP
hal pokok yang perlu diperhatikan sewaktu membebankan
Biaya dalam menghitung besarnya PKP

biaya yg dikurangkan mempunyai hubungan langsung


dan tidak langsung dengan usaha atau kegiatan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M)

PRODUKSI MANAJEMEN

3M
DISTRIBUSI PEMASARAN
Biaya/beban yg berhubungan dengan penghasilan yang
bukan obyek pajak tidak dapat dibebankan sbg biaya

Pengeluaran2 sehubungan dng pekerjaan yg boleh


dikurangkan dari penghasilan bruto tsb harus dilakukan
dalam bentuk uang.

biaya-biaya berkenaan dengan penghasilan yang


dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final tidak
boleh dikurangkan

Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan


yang berhubungan dengan penghasilan yang dikenakan
pajak berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto
Kerugian dari harta atau utang yang tidak dipergunakan
untuk 3M penghasilan yang merupakan Objek Pajak
tidak boleh dikurangkan dalam menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak

Pengeluaran-2 yang dapat dikurangkan dari penghasilan


bruto harus dilakukan dalam batas-batas yang wajar dan
tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa

Biaya2 tersebut harus didukung dengan bukti yang kuat,


kalau berhubungan dengan pihak ketiga harus didukung
dengan pihak ketiga, kecuali secara nyata tidak ada
buktinya.
HUBUNGAN ISTIMEWA
1. Terdapat hub kepemilikan yang berupa penyertaan
modal sebesar 25% atau lebih, baik secara langsung
ataupun tidak langsung
PT ABC PT KLM
60% saham

50% saham
PT HRS PT XYZ
40% saham

2. Adanya penguasaan melalui manajemen atau


penggunaan teknologi
3. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun
semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat
dan/atau ke samping satu derajat

Yunus SE Teguh MM
Anak Rudi MBA Menantu
Rudi MBA Rudi MBA

Hubungan sedarah Hubungan semenda

Pemilik Pemilik Pemilik


PT Bara PT Abadi PT Cahaya
BEBAN YG DAPAT DIBEBANKAN
SEBAGAI BIAYA
Pasal 6 ayat (1) UU PPh ”untuk menghitung besarnya PKP bagi WP DN dan BUT,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan

1. BIAYA PEMBELIAN BAHAN


2. BIAYA PEGAWAI
a. Pajak Penghasilan Pasal 21
b. Biaya-biaya sehubungan dengan program
Jamsostek.
c. Biaya natura & kenikmatan yg diterima oleh
pegawai.
d. Bonus, gratifikasi, tantiem, jasa produksi yang
dibayarkan kepada pegawai

3. BUNGA, SEWA, ROYALTI


4. BIAYA TRANSPORTASI / BIAYA PERJALANAN DINAS
a. Harus didukung bukti yang kuat (pihak ketiga) 
misalkan hotel, tiket pesawat/KL/KA, airport tax
bon bensin, karcis tol, parkir dsbnya.
b. Biaya yg berupa lumpsum, tidak dapat dibebankan
sebagai biaya.
c. Biaya yg tidak didukung dengan bukti tidak dapat
dibebankan sebagai biaya, kecuali memang secara
prinsip tidak ada bukti.
d. Biaya yg berhubungan dng keluarga/tanggungan
tidak dapat dibebankan sebagai biaya kecuali
karena pindah tugas.
5 BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH secara keseluruhan
dapat dibebankan sebagai biaya
a. mempunyai masa manfaat < 1 tahun langsung
dibebankan
b. Mempunyai masa manfaat > 1 tahun melalui
penyusutan/amortisasi
6 PREMI ASURANSI
a. Premi Asuransi yang diperuntukkan untuk
kepentingan perusahaan .
b. Pembayaran Premi Asuransi oleh pemberi kerja
untuk kepentingan pegawainya .

7. PREMI PROMOSI DAN PENJUALAN


a. Besarnya Biaya Promosi yg dpt dikurangkan dari
pengh bruto merupakan akumulasi dari jumlah .
b. Tidak termasuk Biaya Promosi .
i. Pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas,
dengan nama dan dalam bentuk apapun, kepada
pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan kegiatan promosi.
ii. Biaya Promosi untuk 3M penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak
bersifat final.
c. Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk
pemberian sampel produk, besarnya biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah
sebesar harga pokok sampel produk yang
diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam
perhitungan harga pokok penjualan .
d. Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain
dan merupakan objek pemotongan PPh wajib
dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan
ketentuan yg berlaku dan harus dibuatkan daftar
nominatif.

8. BIAYA ADMINISTRASI
9. PAJAK KECUALI PAJAK PENGHASILAN
a. PPN
i. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 Payat (8) UU PPN dan PPn BM dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto
ii. perusahaan-2 yang usahanya dibebaskan dari pengenaan PPN,
maka PPN yang dibayar pada waktu perolehan atau pembelian
BKP/JKP dapat dibebankan sebagai biaya.
iii. PPN masukan bagi bukan Pengusaha Kena Pajak (misalkan
hotel, perbankan, rumah sakit) perolehan PPN sewaktu
membeli BKP/JKP dapat dibebankan sebagai biaya.
iv. Pajak Masukan yg dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
tetapi mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, harus
dikapitalisasi melalui penyusutan atau amortisasi.

b. BPHTB
i. Dibebankan sekaligus sebagai biaya pada saat pembayaran
BPHTB sepanjang tanah atau bangunan tersebut tidak dapat
disusutkan.
ii. Dibebankan melalui penyusutan bersamaan dengan
penyusutan bangunan tersebut.

c. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB).


d. PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
10. BIAYA KOMUNIKASI
Biaya pemakaian telepon Telkom dapat dibebankan
seluruhnya, sedang pemakaian telepon seluler dapat
dibebankan hanya 50%.

11. BIAYA KENDARAAN


a. tidak berhubungan langsung dng kegiatan
perusahaan, seluruh biaya kendaraan tsb tidak
dapat dibebankan sebagai biaya
b. untuk aktivitas yg berhubungan langsung dgn
kegiatan usaha, dimana kendaraan tersebut tidak
dibawa pulang, seluruh biaya yg berhubungan
dgn kendaraan dapat dibiayakan.
c. Kendaraan bus, minibus atau sejenisnya untuk
antar jemput para pegawai dapat dibebankan
seluruhnya.
d. Kendaraan Sedan digunakan oleh pegawai persh
karena jabatan/pekerjaannya dapat dibebankan
hanya 50%
12. BIAYA PERANGKAT LUNAK
a. Program aplikasi umum adalah program yang
dapat dipergunakan oleh umum untuk memproses
berbagai pekerjaan dengan komputer, dapat
dibiayakan sekaligus.
b. program yg dirancang khusus untuk keperluan
otomatisasi sistem administrasi, pekerjaan atau
kegiatan usaha pembebanannya dilakukan dengan
cara amortisasi (dalam kelompok 1)
13. BIAYA JAMUAN/ENTERTAINMENT
harus dibuatkan daftar nominatif
14. KERUGIAN KARENA PENJUALAN ATAU PENGALIHAN
HARTA.
a. Kerugian krn penjualan/pengalihan harta yg menurut tujuan
semula tidak dimaksudkan untuk dijual/dialihkan yg dimiliki
dan dipergunakan dalam kegiatan perusahaan dan dimiliki
untuk 3M pengh dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
b. Kerugian penjualan pengalihan harta yg dimiliki tetapi tidak
digunakan dalam perusahaan, atau yg dimiliki tetapi tidak
digunakan untuk 3M penghasilan, tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.

15. KERUGIAN SELISIH KURS.


16. BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERSH.
a. Dilakukan di Ind dapat dibebankan sebagai beban
b. Dilakukan di luar negeri tidak dapat dibebankan
17. BIAYA BEASISWA, MAGANG DAN PELATIHAN.
a. Biaya bea siswa
b. Biaya Pelatihan karyawan
c. Biaya penyelenggaraan program pemagangan.
18 PIUTANG TAK TERTAGIH
a. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
tersebut telah dibukukan sebagai penghasilan oleh
debitur yang bersangkutan pada tahun yang
bersangkutan
b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang
yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut
kepada Dirjen Pajak
c. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
harus memenuhi persyaratan
i. Perkara penagihannya telah diserahkan kepada Pengadilan
Negeri .
ii. Instansi pemerintah yang menangani piutang negara.
iii. Terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut,
iv. Adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu
d. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus,

19 SUMBANGAN SUMBANGAN
a. Sumbangan dalam rangka penanggulangan
bencana nasional
b. Sumbangan dalam rangka penelitian dan
pengembangan
c. Sumbangan fasilitas pendidikan
d. Sumbangan. dalam rangka pembinaan olahraga
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN SEKALIGUS

PENGELUARAN UNTUK MENDAPATKAN MENAGIH


DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG
MEMPUNYAI MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUN
TIDAK DAPAT DIBEBANKAN SEKALIGUS
DALAM TAHUN PAJAK ITU JUGA

KECUALI

DIBEBANKAN MELALUI
PENYUSUTAN ATAU AMORTISASI
PASAL 11 UU PPh

BUKAN
BANGUNAN
BANGUNAN

BOLEH MEMILIH

METODE SALDO
GARIS LURUS MENURUN
TARIF PENYUSUTAN
HARTA BERWUJUD
KELOMPOK HARTA MASA METODE METODE
BERWUJUD MANFA GARIS SALDO
AT LURUS MENURUN
BUKAN BANGUNAN
KELOMPOK 1 4 TH 25 % 50 %
KELOMPOK 2 8 TH 12,5 % 25 %
KELOMPOK 3 16 TH 6,25 % 12,5 %
KELOMPOK 4 20 TH 5% 10 %
BANGUNAN
PERMANEN 20 5%
TIDAK PERMANEN 10 10 %
CONTOH PENGHITUNGAN

SOAL 1
PT. HEMAT pada bulan Januari 2011 membeli meja,
kursi dan lemari untuk keperluan kantornya dengan
harga Rp. 100 juta (Sesuai dengan peraturan aktiva
tetap tersebut termasuk kelompok 1), selain itu PT
HEMAT juga membeli Mesin dng harga Rp 800 juta
(termasuk kelompok 3) .
1. Hitunglah jumlah penyusutan dengan menggunakan
Garis Lurus dan saldo menurun untuk tahun 2011
dan tahun 2012.
2. Jika mesin tersebut dibeli tanggal 26 Juni 2011
berapakah jumlah penyusutan untuk tahun 2011
TARIF AMORTISASI
HARTA TIDAK
BERWUJUD

KELOMPOK MASA METODE METODE


HARTA TIDAK MANFAAT GARIS SALDO
BERWUJUD LURUS MENURUN
KELOMPOK 1 4 TH 25 % 50 %
KELOMPOK 2 8 TH 12,5 % 25 %
KELOMPOK 3 16 TH 6,25 % 12,5 %
KELOMPOK 4 20 TH 5% 10 %
CONTOH PENGHITUNGAN
SOAL 1
PT. BATUBARA bulan Mei 2012 mendapatkan hak
penambangan dengan biaya sebesar Rp. 400 juta, hak
penambangan itu berlaku selama 16 tahun.
Hitunglah jumlah amortisasinya selama th 2012, dengan
menggunakan Garis Lurus/Saldo Menurun.

SOAL 2.
PT REMIX dalam rangka usahanya membeli royalti dari
Jerman sebesar Rp 500 juta. Royalty tersebut berlaku
selama 11 tahun, hitunglah amortisasinya dengan
menggunakan garis lurus/saldo menurun

SOAL 3.
PT KUD menghabiskan biaya pendirian Rp 40 juta,
Hitunglah amortisasinya dng menggunakan garis
lurus/saldo menurun.
KOMPENSASI KERUGIAN
Ih ... Ih ….ih Pasal 6 ayat (2) UU PPh
Pak saya jangan dikena-
kan pajak dong …….
Saya tahun kemarin
kan rugi, sekarang
nggak punya duit

UNTUK MENGHITUNG
PENGHASILAN KENA PAJAK

KERUGIAN TAHUN SEBELUMNYA DAPAT


DIKOMPENSASIKAN DENGAN PENGHASILAN
TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
BERTURUT-TURUT SAMPAI DENGAN 5 (LIMA) TAHUN
CONTOH PENGHITUNGAN
Menghitung kompensasi kerugian

Jika pengeluaran2 yg diperkenankan berdasarkan ketentuan2


setelah dikurangkan dari penghasilan bruto didapat kerugian,
maka kerugian tsb dapat dikompensasikan dng penghasilan
neto atau laba fiskal selama 5 (lima) tahun berturut-turut
dimulai sejak tahun berikutnya sesudah tahun didapatnya
kerugian tsb.
Contoh :
PT. A dalam tahun 2009 menderita kerugian fiskal sebesar Rp.
1.200.000.000,- Dalam 5 (lima) tahun berikutnya laba rugi
fiskalnya adalah sbb :
2010 : laba fiskal Rp 100.000.000,- berapakah laba
2011 : laba fiskal Rp 200.000.000,- fiskal untuk tahun
2012 : laba fiskal Rp 200.000.000,- 2015 setelah
2013 : laba fiskal Rp 300.000.000,- dikurangi kompensasi
2014 : laba fiskal Rp 200.000.000,- kerugian fiskal ?
2015 : laba fiskal Rp 300.000.000,-
1 2 3 4 5 6

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1.200 1.200
100
1.100 1.100
200
900 900
200
700 700
300
400 400
200
200
300
CONTOH KASUS DI KELAS
Menghitung kompensasi kerugian

SOAL 1
PT. A dalam tahun 2010 menderita kerugian fiskal
sebesar Rp. 500.000.000,- Dalam 5 (lima) tahun
berikutnya laba rugi fiskalnya adalah sbb :
2011 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2012 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2013 : rugi fiskal Rp 300.000.000,-
2014 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2015 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2016 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
Berapakah laba atau rugi fiskal untuk tahun 2016
setelah dikurangi dng kompensasi kerugian fiskal ?
1 2 3 4 5 6

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

500 500
100
400 400
100
300 300 300
300 100
200 200
100
100 0
400
300
100
CONTOH KASUS DI KELAS
Menghitung kompensasi kerugian

SOAL 2
PT. A dalam tahun 2010 menderita kerugian fiskal
sebesar Rp. 500.000.000,- Dalam 5 (lima) tahun
berikutnya laba rugi fiskalnya adalah sbb :
2011 : Laba fiskal Rp 100.000.000,-
2012 : laba fiskal Rp 200.000.000,-
2013 : rugi fiskal Rp 500.000.000,-
2014 : laba fiskal Rp 100.000.000,-
2015 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
2016 : laba fiskal Rp 400.000.000,-
Berapakah laba atau rugi fiskal untuk tahun 2016
setelah dikurangi dengan kompensasi kerugian
fiskal ?
1 2 3 4 5 6

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

500 500
100
400
400 200
200 200 200
500 100
100 100
400
300
500
200 200
400
200
BIAYA YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN/DIKURANGKAN UNTUK
MENGHITUNG PENG KENA PAJAK
PASAL 9 AYAT (1) UU PPh

 PENGGANTIAN/IMBALAN DARI PEKERJAAN/JASA YG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA DAN/ATAU
KENIKMATAN KECUALI PEMBERIAN MAKANAN DAN
MINUMAN UNTUK SELURUH PEGAWAI, DAN
PENGGANTIAN/ MBALAN DI DAERAH TERTENTU DAN
YG BERKAITAN DNG PELAKSANAAN PEKERJAAN.
 JUMLAH YG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN
KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU PIHAK YG MEMPU-
NYAI HUBUNGAN ISTIMEWA.
 PAJAK PENGHASILAN.
 BIAYA YG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK
KEPENTINGAN PRIBADI WP ATAU ORANG YG
MENJADI TANGGUNGANNYA.
 SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA DIBIDANG
PERPAJAKAN
 PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK
APAPUN
 BIAYA YANG DIBEBANKAN UNTUK KEPENTINGAN
PRIBADI PEMEGANG SAHAM, SEKUTU/ANGGOTA.
 PEMBENTUKAN DANA CADANGAN, KECUALI CADANG-
AN UNTUK JENIS USAHA TERTENTU YG DITETAPKAN
OLEH MENTERI KEUANGAN.
 Cad yg dilakukan usaha perbankan
 Cad yg dilakukan perusahaan asuransi.
 Cad yg dilakukan perusahaan leasing
 Cad penjaminan untuk lembaga penjamin simpanan.
 Cad biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
 Cad biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
 Cad biaya penutupan & pemeliharaan tempat pembuangan
limbah industri u. Usaha pengolahan limbah
 PREMI ASURANSI KESEHATAN/KECELAKAAN/JIWA/
DWIGUNA DAN ASURANSI BEA SISWA YG DIBAYAR
OLEH WP ORANG PRIBADI KECUALI JIKA PREMI
DIBAYAR OLEH PEMBERI KERJA.
 HARTA YG DIHIBAHKAN, BANTUAN, SUMBANGAN DAN
WARISAN SESUAI (Psl 4 Ay (3).
 GAJI YG DIBAYARKAN KPD ANGGOTA PERSEKUTUAN,
FIRMA, ATAU PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA
TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM.
 SUMBANGAN KECUALI UNTUK :
 Sumbangan penanggulangan bencana nasional
 Sumbangan penelitian di Indonesia
 Biaya pembangunan infrastruktur sosial
 Sumbangan fasilitas pendidikan
 Sumbangan pembinaan olah raga
TARIF PAJAK DI INDONESIA
UNTUK WP BADAN

tahun

2009 25%
PERSEROAN TERBUKA PENGURANGAN
TARIF 5%

SESUAI DENGAN PERATURAN YG


DITENTUKAN
SYARAT PENGURANGAN TARIF 5%
1. WP Badan tersebut harus berbentuk PT.
2. Paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham
yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa
efek di Indonesia dan masuk dalam penitipan kolektif
di lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
3. Jumlah saham yang dimiliki oleh publik 40% tersebut
harus dimiliki oleh publik paling sedikit 300 Pihak.
4. Masing-2 Pihak pemegang saham tersebut hanya
boleh memiliki saham kurang dari 5% dari
keseluruhan saham yg ditempatkan & disetor penuh.
5. ketentuan tersebut harus dipenuhi paling singkat 183
hari kalender dalam jangka waktu 1 Tahun Pajak
FASILITAS TARIF U. UMKM
WP BADAN DN YANG MEMPUNYAI PEREDARAN
BRUTO S.D 50 M  MENDAPATKAN FASILITAS
PENGURANGAN TARIF 50% DARI TARIF
NORMAL ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK
(PKP) DARI BAGIAN BRUTO ATAS PEREDARAN
BRUTO S.D Rp 4.800.000.000,-

PEREDARAN USAHA/PENJUALAN/OMSET

Tarif PPh Tarif PPh


Badan 25% Tarif PPh Badan 25% Badan 25%
mendapatkan Dapat diskon 50%
Diskon 50% Dari bagian 4,8 M
4,8 M 50 M
CONTOH PENGHITUNGAN
CONTOH 1 :
PT NUSA tahun 2011 mempunyai peredaran
usaha sebesar Rp 500 jt dan PKP nya sebesar
Rp 50.000.000,-
Penghasilan Kena Pajak 50.000.000,-
PPh = 25% x Rp 50 jt 12.500.000,-
Untuk UMKM diskon 50% 6.250.000,-
PPh yang terutang 6.250.000,-
CONTOH 2 :
PT Indah 2011 mempunyai peredaran usaha
sebesar Rp 800 jt dan PKP nya sebesar Rp 70 jt.
Penghasilan Kena Pajak 70.000.000,-
PPh tarif UMKM 50% x 25% x Rp 70 jt 17.500.000,-
CONTOH 3 :
PT BANGSA TH 2011 mempunyai peredaran usaha Rp
30 M dan PKP nya sebesar Rp 2.400.000.000,-
Untuk mencari PKP yang mendapatkan diskon, guna-
kan rumus sbb :
4,8 M/PEREDARAN USAHA X PENG KENA PAJAK
Peng Kena Pajak 2.400.000.000,-
Peng Kena Pajak dng tarif 12,5% 384.000.000,-
4.800.000.000/30.000.000.000,- X Rp 2.400.000.000,-
Pengh Kena Pajak dng tarif 25% 2.016.000.000,-
Penghitungan Pajak Penghasilan :
50% x 25% x Rp 384.000.000,- 48.000.000,-
25% x Rp 2.016.000.000,- 504.000.000,-
PPh terutang 552.000.000,-
SOAL 4
PT Riska 2012 mempunyai peredaran usaha sebesar Rp
232.000.000,- dan PKP sebesar Rp 54.000.000,- Berapakah
PPh yang harus dibayar PT Riska
SOAL 5
PT IBN 2012 mempunyai peredaran usaha sebesar Rp
45.660.000.000,- dan PKPnya sebesar Rp 4.754.500.000,-
Berapakah PPh yy harus dibayar PT IBN.

SOAL 6
PT ABC tahun 2013 mempunyai peredaran usaha sebesar
Rp 63.678.000.000,- dan penghasilan kena pajaknya
sebesar Rp 6.950.400.000,- Berapakah PPh yang harus
dibayar PT IBN
PT RNI tahun 2012 mempunyai peredaran usaha sebesar
Rp 8.200.000.000,- Dalam tahun tersebut Penghasilan
Kena Pajaknya Rp 854.254.600,-
Kredit Pajak tahun 2012 sebesar Rp 78.700.000,-
Pertanyaan :
1. Berapakah PPh Terutang untuk tahun pajak 2012.
2. Berapakah PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar

PT KDI tahun 2013 mempunyai Peng Kena Pajak sebesar


Rp 2.301.445.530,- PPh yang dibayar/dipotong tahun
2010 terdiri PPh Pasal 22 Rp 94.500.000,- PPh Pasal 23
Rp 24.340.000,- PPh Pasal 25 Rp 49.200.000,- PPh Pasal
4 (2) Rp 23.475.500,-
Berapakah PPh Yang masih harus dibayar atau lebih
dibayar? Jika peredaran usahanya sebesar Rp 35 M
CONTOH PENGHITUNGAN
MENGHITUNG BESARNYA PAJAK TERHUTANG
CONTOH UNTUK WP ORANG PRIBADI

Adi adalah seorang pengusaha industri minuman dalam tahun


2014 mempunyai laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 200
juta, didalam laba tersebut terdapat biaya-biaya yang tidak
boleh dikurangkan antara lain :
1. Biaya sumbangan Rp 10 juta
2. Biaya rekreasi keluarga Rp 5 juta
3. Pajak Penghasilan Adi sebesar Rp 20 juta
4. Denda terlambat membayar PPh 25 Rp 300.000,-
Jika diketahui data-data lain, seperti
1. Adi telah beristri dan mempunyai anak 4 orang
2. Pajak yang dipotong (PPh Pasal 23) sebesar Rp 2 juta
3. Didalam laba tsb terdapat bunga deposito Rp 500.000,-
4. PPh Pasal 25 yang dibayar Rp 20 juta
Berapakah PPh yang harus dibayar atau lebih dibayar oleh
Adi dalam tahun yg bersangkutan ?
STUDI KASUS DI KELAS
MENGHITUNG BESARNYA PAJAK TERHUTANG
CONTOH UNTUK WP ORANG PRIBADI

Farhan mempunyai 1 isteri dan 3 orang anak, ia seorang


pengusaha pembuatan tas, tahun 2013 mempunyai
peredaran bruto Rp 8 M, HPP Rp 4 M, biaya administrasi
dan umum Rp 3,5 M. Penghasilan diluar usaha pokok
sebesar Rp 200 juta. Jika ternyata dari :
1. HPP dan biaya administrasi umum terdapat biaya yg
tidak boleh dikurangkan sebesar Rp 300 juta.
2. Penghasilan diluar usaha terdiri dari :
a. penghasilan dari pembagian laba PT RTY Rp 50 jt
b. bunga deposito dari bank Mandiri Rp 40.000.000,-
c. pengh dari jual beli saham di bursa efek Rp 50 jt
d. penghasilan dari piutang tak tertagih Rp 30 jt.
c. penghasilan penjualan barang bekas Rp 30 jt
Berapakah PPh yang terutang, jika Farhan membayar
PPh Pasal 25 setahun Rp 54 juta
STUDI KASUS DI KELAS
CV “KU” perusahaan perdagangan dipimpin Iman, dalam
tahun 2013 Peredaran bruto sebesar Rp 6.250.000.000,-
mempunyai Laba sebelum pajak sebesar Rp 300 juta,
padahal dalam tahun 2012 mempunyai kerugian sebesar Rp
40 juta. Didalam penghasilan tersebut sudah termasuk :
1. Gaji Iman sebesar Rp 40 juta
2. Dana cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 10 juta.
3. Fiskal Luar Negeri sebesar Rp 3 juta.
4. Biaya Pendidikan karyawan sebesar Rp 12 juta.
5. Premi asuransi kebakaran kantor sebesar Rp 1 juta.
6. Pemberian sembako kepada karyawan sebesar Rp 2 juta
7. Menyewakan kantor sebesar Rp 20 juta.
Jika diketahui data-data lain sebagai berikut :
1. PPh Pasal 25 yg telah dibayar Rp 10 juta
2. PPh Final yang dipotong karensa menyewakan kantor
sebesar Rp 2 juta
3. Bunga jasa giro sebesar Rp 3 juta
Berapakah PPh yg harus dibayar atau lebih dibayar oleh CV
“KU” dalam tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai