TANGERANG SELATAN
Disusun Oleh:
1. Gilang Pria Dirgantara (13)
2. Ginotan Situmorang (14)
3. Rizcky Esa Achmad (31)
4. Sri Winanci Nababan (34)
Mei 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
1. Pinjaman. ......................................................................................................18
i
3. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). ......................................................21
5. Fungsi Analisis..............................................................................................29
Utang .........................................................................................................................41
ii
2. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Penerimaan Pembiayaan Utang . ...........54
Negeri/Utang . ...............................................................................................62
A. Kesimpulan .........................................................................................................78
B. Saran ...................................................................................................................79
iii
DAFTAR ISTILAH
iv
DJPPR Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko
DJPU Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
DMFAS Debt Management and Financial Analysis System
DMO Debt Management Office
Drawings Penarikan
DSO Debt Service Operation
DSS Decision Support System
e-SBN Elektronik Surat Berharga Negara
FR Fixed Rate
G20 Group of Twenty, forum pemerintah dan bank sentral
19 negara di dunia
GL General Ledger
Government Paper Sekuritas utang yang diterbitkan atau dijamin oleh
pemerintah yang berdaulat
Grants Hibah
Green Book/DRPPLN Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Hibah Luar Negeri
Gross Debt Total utang kotor
IBRD International Bank for Reconstruction and
Development
IFMIS Integrated Financial Management Information Systems
IFR Islamic Fixed Rate
IMF International Monetary Fund
Issuance Penerbitan
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
KPBJ Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
KPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KPPN KPH Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pinjaman
dan Hibah
KSA Kreditor Swasta Asing
L/C Letter of Credit
Many to Many seri SBN yang ditransaksikan lebih dari satu seri
MOF Ministry of Finance
MOFIDs Ministry of Finance Dealing System
MPN G2 Modul Penerimaan Negara Generasi 2
NDLC Nota Disposisi Letter of Credit
NOD Notice of Disbursement
NOP Notice of Payment
NPISHs Nonprofit Institutions Serving Households
v
ON Obligasi Negara
On-lent loans Pinjaman yang dipinjamkan
ORI Obligasi Ritel Indonesia
PA Pengguna Anggaran
PBS Project Based Sukuk
PDB Produk Domestik Bruto
PDN Pinjaman Dalam Negeri
Pemda Pemerintah Daerah
P-LOC Pembayaran Letter of Commitment
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PPHLN Pemberi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
PPP Penerima Penerusan Pinjaman
Promissory Notes Surat sanggup bayar atau biasa juga disebut surat
promes, wesel bayar
Reksus Rekening Khusus
RKUN Rekening Kas Umum Negara
SAI Sistem Akuntansi Instansi
SAS Sistem Aplikasi Satker
SASPEM Sistem Aplikasi Pembayaran Satker Satuan Kerja
SBN Surat Berharga Negara
SBR Savings Bond Ritel
SBSN Surat Berharga Syariah Negara
SDGs Sustainable Development Goals
SDHI Sukuk Dana Haji Indonesia
SDRs Special Drawing Rights
Simponi Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak
Online
SKP Surat Kuasa Pembebanan
SNI Sukuk Negara Indonesia
SP2D Surat Perintah Pencairan Dana
SP3 Surat Perintah Pengesahan Pembayaran
SP4H Surat Perintah Pemindahbukuan Penarikan
Pinjaman/Hibah
SP4PH Surat Perintah Pembukuan Penarikan Pinjaman
dan/atau Hibah
SPAN Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
SPM Surat Perintah Membayar
SPN Surat Perbendaharaan Negara
SP-NOD Surat Pengganti - Notice of Disbursement
vi
SPNS Surat Perbendaharaan Negara Syariah
SPN–S Surat Perbendaharaan Negara–Syariah
SPP Surat Perintah Pembayaran
SPP APD-PL Surat Permintaan Penarikan Aplikasi Penarikan Dana
Pembayaran Langsung
SPP-SKPD Surat Permintaan Penerbitan Surat Kuasa Penarikan
Dana
SR Sukuk Negara Ritel
ST Sukuk Tabungan
Staple Bonds Obligasi yang digolongkan ke dalam program
pertukaran obligasi lama dengan 2 (dua) jenis obligasi
baru, di mana obligasi jenis pertama memberikan
kupon yang lebih tinggi dari obligasi jenis kedua
Sukuk Surat Berharga Syariah Negara Ritel
SUN Surat Utang Negara
TI Teknologi Informasi
Tranches Bagian dari utang atau surat berharga yang dirancang
untuk membagi risiko sesuai karakteristiknya agar
dapat dipasarkan kepada investor yang berbeda
Treasury Bills Surat utang jangka pendek yang diterbitkan oleh
negara dan dijual atas dasar diskonto
UNCTAD United Nations Conference on Trade and Development
Valas Valuta asing
VR Variabel Rate
WA Withdrawal Application
Yields Imbal hasil adalah sebuah indikator profitabilitas dan
viabilitas dari investasi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebijakan anggaran defisit (Greiner et al. 2015). Sebagai salah satu negara
kebijakan fiskal ekspansif yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Untuk menutup
adalah utang. Sebab utang cenderung memiliki tingkat risiko yang dapat dikendalikan,
tingkat fleksibilitas yang tinggi (dari segi waktu, jenis dan sumbernya), dan kapasitas
definisi utang adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
wajib dibayarkan kembali kepada pihak pemberi pinjaman yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian Utang Pemerintah. Karakteristik utama dari kegiatan
Utang Pemerintah yaitu adanya pengakuan pemerintah pusat atas Utang Pemerintah
dan kewajiban lainnya yang diperjanjikan dalam Perjanjian Utang Pemerintah. Utang
Negara terbagi menjadi dua yaitu melalui Pinjaman dan Surat Berharga Negara
(SBN). Pinjaman dapat diperoleh melalui dua, yaitu pinjaman luar negeri dan
1
pinjaman dalam negeri. Pinjaman luar negeri dapat berupa pinjaman kegiatan dan
pinjaman tunai/program. Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) terdiri dari Sukuk
Negara (SBSN) jangka panjang dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S).
Prinsip pengelolaan utang negara saat ini mencakup efisiensi biaya yang
dalam negeri dan utang luar negeri, serta utang negara harus dapat menutup defisit
fiskal juga untuk membiayai Penanaman Modal Negara (PMN), yang ditujukan untuk
utang yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional, statistik, dan analitik
bagi manajer keuangan negara yang terlibat dalam menjabarkan strategi utang publik.
mengelola tangnya dengan cara yang efektif dan berkelanjutan (UNCTAD, 2018).
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadopsi DMFAS sebagai salah satu
mengelola utang pemerintah, yaitu dengan mewujudkan database utang yang handal
2
utang (cost of debt), manajemen kas, hingga pertanggungjawaban. Namun tentu
penerapan DMFAS membawa tantangan tersendiri. Hal ini terutama terkait tentang
informasi keuangan negara lainnya sehingga menjadi satu kesatuan sistem informasi
keuangan (IFMIS) yang komprehensif (Aslan, 2017). Sayangnya saat ini belum
DMFAS, serta hubungan DMFAS dengan sistem informasi keuangan negara lainnya
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah terbatas kepada pengelolaan
yang ada pada DMFAS, proses dalam DMFAS, serta hubungan DMFAS dengan
3
C. Tujuan Penulisan
mengenai topik terkait sehingga dapat dijadikan dasar pembahasan, analisis, dan
literatur, seperti peraturan perundang-undangan, buku, dan artikel, baik melalui media
cetak maupun media elektronik. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab dengan
4
BAB II
Defisit APBN dan APBD, serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Pemerintah No. 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan
8. Peraturan Pemerintah No. 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
10. Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Penarikan
5
11. Peraturan Menteri Keuangan No. 50/PMK.08/2008 tentang Lelang SUN di Pasar
Perdana;
Kembali SUN;
Pencairan Hibah;
Hibah;
15. Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Penarikan
Karena utang adalah salah satu elemen laporan keuangan yang krusial,
pembahasan tentang utang tidak terlepas dari isu-isu akuntansi yang mendasarinya.
6
IMF (19-28, 2011) menjabarkan beberapa prinsip-prinsip akuntansi yang
1. Residence (wilayah)
memiliki hubungan yang terkuat, yaitu pusatnya kepentingan ekonomi yang dominan.
dengan waktu di mana peristiwa yang menimbulkan aliran sumber daya yang
sebenarnya terjadi. Sementara itu, jika organisasi menggunakan basis kas, waktu
ekonomi yang sebenarnya terjadi karena dasar untuk mencatat pembayaran transaksi
biasanya baru dilakukan setelah aliran sumber daya telah benar-benar terjadi.
Penentuan waktu dasar komitmen akan mendahului arus sumber daya yang
sebenarnya.
a. Interest accrued and not yet due for payment (bunga akrual yang belum
dibayarkan)
Bunga yang masih harus dibayar dan belum jatuh tempo untuk pembayaran
harus dimasukkan sebagai bagian dari nilai instrumen yang mendasarinya. Artinya,
akrual dari bunga belum jatuh tempo untuk pembayaran terus meningkatkan jumlah
7
b. Arrears (tunggakan)
Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah yang yang belum dibayar dan jumlah
3. Valuation (penilaian)
aset-sekuritas yang didukung, harus dihargai baik dengan menggunakan nilai nominal
maupun pasar.
skema jaminan)
keuangan, sehingga mereka juga tidak selalu memiliki formula yang bisa diterapkan
untuk menghitung nilai nominal. Namun, prinsip-prinsip penilaian yang berlaku untuk
Unit mata uang domestik adalah pilihan yang tepat untuk mengukur utang luar
8
b. Currency conversion (konversi mata uang)
Nilai tukar yang paling tepat digunakan untuk konversi hutang (dan aset
keuangan dalam bentuk instrumen utang) adalah denominasi mata uang asing ke
dalam mata uang domestik adalah kurs (spot) pasar yang berlaku pada tanggal neraca.
Titik tengah antara kurs beli dan jual juga harus digunakan.
Mata uang domestik adalah alat pembayaran yang sah dalam perekonomian
Mata uang denominasi ditentukan oleh mata uang di mana nilai arus dan posisi
6. Consolidation
Dalam beberapa publikasi IMF dan World Bank, pengelolaan utang publik
adalah proses untuk menetapkan dan melaksanakan strategi dalam mengelola utang
pemerintah untuk:
3. Identify and manage the trade offs between expected cost and risk;
9
5. Meet any other public debt management goal
a. Objectives (Tujuan)
Pengelolaan utang harus dilekatkan dalam kebijakan sektor ekonomi makro dan
keuangan yang sehat untuk memastikan bahwa tingkat pertumbuhan utang publik
berkelanjutan.
responsible for debt management (Kejelasan peran, tanggung jawab, dan tujuan
agen pengelolaan utang terpisah, untuk saran kebijakan manajemen utang dan untuk
mengatasi isu utama utang seperti pengaturan pasar sekunder, fasilitas penyimpanan,
10
kliring, dan penyelesaian pengaturan perdagangan surat berharga pemerintah, harus
Aspek yang sangat penting dari operasi manajemen utang harus diungkapkan
kepada publik.
Kegiatan pengelolaan utang harus diaudit setiap tahun oleh auditor eksternal.
Sistem Teknologi Informasi (TI) dan prosedur pengendalian risiko juga harus tunduk
pada audit eksternal. Selain itu, harus ada audit internal reguler atas aktivitas
3. Institutional Framework
menerbitkan utang baru, memegang asset untuk tujuan manajemen kas, dan
11
Risiko operasional harus dikelola sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
termasuk tanggung jawab yang telah dikomunikasikan dengan baik pada staf,
Risiko yang melekat dalam struktur utang pemerintah harus dipantau secara
hatihati dan dievaluasi. Risiko-risiko ini harus dikurangi sejauh mungkin, dengan
Manajer utang yang berusaha mengelola portofolio utang secara aktif untuk
mendapatkan keuntungan dari ekspektasi pergerakan suku bunga dan nilai tukar, yang
berbeda dari yang tersirat dalam arus harga pasar, harus menyadari risiko yang terlibat
b. Risks arising from the use of derivatives, credit risk, and settlement risk (Risiko
yang timbul dari penggunaan derivatif, risiko kredit, dan risiko penyelesaian)
manajer utang seharusnya sadar akan biaya keuangan dan skenario penebusan yang
dapat muncul, serta potensi konsekuensi dari kontrak derivatif (misalnya, dalam kasus
Manajer utang harus memastikan bahwa dampak risiko yang terkait dengan
12
secara keseluruhan, dimasukkan ke dalam pertimbangan saat merancang strategi
manajemen utang.
Securities
Pemerintah harus berusaha untuk mencapai basis investor yang luas untuk
instrumen utang domestik dan asing, dengan memperhatikan biaya dan risiko, dan
b. Primary market
c. Secondary market
sekunder yang tangguh dan dapat berfungsi secara efektif di bawah berbagai kondisi
pasar.
13
1. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan dan risiko;
risiko;
Risiko; dan
Infrastruktur
14
Gambar II.1 Struktur Organisasi DJPPR
Dari struktur tersebut, core pengelolaan utang utamanya dilaksanakan oleh lima
unit eselon II yakni yang bertindak sebagai front office, middle office, dan back
office. Tiga unit eselon II yang merupakan front office adalah Direktorat Pinjaman
dan Hibah, Direktorat Surat Utang Negara dan Direktorat Pembiayaan Syariah.
Selanjutnya, peran middle office dilaksanakan oleh Direktorat Strategi dan Portfolio
Pembiayaan dan back office dijalankan oleh Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan
Setelemen.
15
Front office pada dasarnya menjalankan beberapa tugas dan fungsi yakni:
internasional.
Front and middle office didukung dengan peran back office yang menjalankan
16
E. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang Saat ini
pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid yang berdampak pada peningkatan
yang baik.
instrumen operasi pasar moneter. Karena tujuan penggunaan yang kompleks, sistem
c. Mengoptimalkan bauran mata uang (currency mix) dalam penerbitan SBN dengan
17
d. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan
e. Melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif antara lain melalui cash
buyback dan debt switch untuk meningkatkan likuiditas dan stabilitas pasar serta
keseimbangan makro;
pengadaan pinjaman kegiatan dan penerbitan sukuk yang berbasis proyek dengan
menengah;
pembiayaan.
1. Pinjaman.
Pemberi Pinjaman Dalam Negeri atau Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian
pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tertentu. Pinjaman dapat dikategorikan menjadi 2 jenis antara lain:
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) merupakan jenis pinjaman yang dilakukan oleh
Pemerintah yang diperoleh dari Lender Dalam Negeri, dalam hal ini yaitu BUMN
atau Pemerintah Daerah (Pemda), yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
18
tertentu, sesuai dengan masa berlakunya. Pinjaman dalam negeri bertujuan untuk
menghasilkan penerimaan.
diperoleh Pemerintah dari Lender Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian dan
tidak berbentuk Surat Berharga Negara, yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tertentu. Sumber Pinjaman Luar Negeri dapat berasal dari bilateral,
multirateral dan Kreditor Swasta Asing (KSA) misalnya dari World Bank, Asian
Jerman, Perancis, dll), serta Kredit Ekspor. Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri terdiri
dari:
1) Pinjaman Tunai
lain, yang pencairannya bersifat tunai. Pinjaman tunai ditujukan untuk budget support
19
2) Pinjaman Kegiatan
Obligasi pemerintah atau lebih dikenal dengan Surat Utang Negara (SUN)
adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah
maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara
a. berdasarkan wilayah:
1) SUN Domestik;
2) SUN Internasional
20
d. Berdasarkan jenis mata uang
1) ON – Valuta asing
2) ON – Rupiah
e. Berdasarkan sifatnya
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau disebut juga Sukuk Negara adalah
Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai
bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah
maupun mata uang asing. Jenis-jenis SUN dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. SBN Domestik, merupakan SBSN yang diterbitkan di pasar domestik dalam mata
b. SBSN Internasional
pasar internasional, yaitu Sukuk Negara Indonesia (SNI) atau yang dikenal dengan
Sukuk Global/Valas. SNI adalah Sukuk Negara yang diterbitkan dalam denominasi
21
valuta asing di pasar perdana internasional, memberikan tingkat imbalan tetap (fixed
22
manajemen utang yang efektif; untuk memberikan bantuan teknis kepada kantor-
menggunakan dan memajukan analisis hutang dan sistem manajemen; dan untuk
bertindak sebagai titik fokus untuk diskusi dan pertukaran pengalaman dalam
pengelolaan utang.
DMFAS dapat digunakan oleh negara anggota United Nations dan pada bagian
kementerian keuangan, debt management office, bank sentral, dan atau institusi yang
terlibat dalam pengelolaan utang, termasuk pemerintah daerah dan departemen audit.
Bank Indonesia, dan PT SMI sesuai dengan kebutuhan dan level wewenangnya.
operasional utang, pelaporan internal dan eksternal, statistik utang dan analisis dasar,
maupun pembuatan link antar software keuangan serta upstream, misalnya analisis
sustainability dari utang yang disediakan oleh World Bank dan IMF. Di Indonesia,
DMFAS telah digunakan sejak 1989 hingga kini. Pada masa itu, Indonesia adalah
negara keenam di dunia yang menggunakan DMFAS dalam mengelola utang negara.
pelapor utang yang paling komprehensif setelah Australia, Kanada, dan Korea Selatan.
Public Sector Debt Statistic di Indonesia juga termasuk yang telah menerapkan best
practices dengan tersedianya statistik atas sektor moneter, internal, dan external debt
23
yang dipublikasikan melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Sejarah
Sumber: DFMAS
dan DMFAS Interface. DMFAS UNCTAD merupakan aplikasi utama (core system)
DJPPR untuk mengadministrasikan data Pinjaman, Hibah dan Surat Berharga Negara
berperan sebagai basis data utama. sedangkan, DMFAS Interface adalah aplikasi
yang berperan sebagai penghubung antara DMFAS dan sistem aplikasi pendukung
dan Kurs. Dalam hubungannya dengan siklus hidup operasional utang, DMFAS
24
memiliki peranan yakni menyediakan aplikasi dan modul-modul yang memadai untuk
ini dikenal dengan SPAN. Karena kompleksitas dan kekhususannya, modul utang
yang telah dikelola dengan DMFAS tidak tergabung sebagai modul di dalam SPAN.
Selain DMFAS, transaksi utang terutama sekuritas ditunjang dan didukung dengan
25
2. Decision Support System (DSS), Aplikasi yang digunakan untuk mendukung
a. Issuance
4. BI-RTGS (Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement) adalah sistem transfer
besar yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent);
5. SPAN;
6. SASPEM;
8. Many to many, apabila seri SBN yang ditransaksikan lebih dari satu seri;
10. Dealing Room, suatu ruangan kerja yang khusus digunakan untuk melaksanakan
26
asing/foreign exchange market maupun transaksi-transaksi surat berharga jangka
11. Bloomberg, perusahaan media massa multinasional yang bergerak dalam bidang
12. Reuters, merupakan sebuah kantor berita yang bermarkas di London, Inggris
sebagi salah satu penyedia informasi dibidang investasi serta transaksi keuangan
lainnya.
27
BAB III
A. Fungsi DMFAS
di mana rincian utang dan instrumen lainnya terdaftar di bagian administrasi dan,
berdasarkan informasi kontrak, tabel amortisasi dihitung dan taksiran awal dibuat.
Bagian Administrasi juga berisi menu file Referensi (reference file) di mana
pengguna memasukkan informasi tentang nilai tukar harian, suku bunga variabel,
suku bunga acuan komersial, nomor identifikasi garis anggaran, dll. Serta kreditor/
debitor dan peserta lain untuk perjanjian. Dalam kaitannya dengan organisasi
pengguna, front office dan back office adalah pengguna utama fitur ini.
merekam data penarikan tetapi juga mencetak permintaan penarikan secara otomatis.
Setelah itu, semua transaksi yang terkait dengan servis instrumen utang, termasuk
operasi atas tunggakan, bunga penalti, penjadwalan kembali, swap, dan lain-lain.
Nilai penarikan akan teregistri secara otomatis dalam tranches atau blok-blok
28
3. Fungsi Pengendalian dan Pengawasan pada DMFAS.
laporan validasi yang berbeda untuk memeriksa data, menggunakan fasilitas laporan
yang ditentukan pengguna di bagian Laporan DMFAS. Pengelola utang juga dapat
4. Fungsi Pelaporan.
Selain harus didasarkan pada input data yang valid, database harus berisi
informasi yang dapat dipercaya yang dapat digunakan oleh pengelola utang untuk
laporan yang komprehensif dalam pengelolaan utang, baik untuk kebutuhan internal
maupun eksternal, dan dalam berbagai format yang umum digunakan seperti xls. dan
html.
5. Fungsi Analisis.
Setelah database dimuat dengan informasi dari pinjaman, obligasi dan kontrak
hibah, DMFAS menjadi alat yang powerfull. Ketika perangkat lunak memproses
sejumlah besar informasi tentang hutang, lebih banyak waktu dan energi dapat
digunakan untuk tugas analitis. Fungsi analisis memungkinkan pengelola utang untuk
menghitung proyeksi berdasarkan outstanding dan total komitmen serta nilai sekarang
29
Fungsi ini memungkinkan pengguna menganalisis dampak pada beban utang
masa depan negara secara keseluruhan dengan waktu yang cepat yang dihasilkan dari
pinjaman berbagai entitas pada profil utang global negara. Fungsi analisis pada
Negotiation adalah modul baru pada DMFAS versi 6 dan belum digunakan di secara
optimal di Indonesia karena DJPPR memiliki sistem lelang sendiri melalui dealing
30
1. Modul Administration.
berbagai jenis utang yang dapat direkam pada DMFAS antara lain:
1) Loans
DMFAS dapat merekam semua kontrak jenis pinjaman, termasuk kredit
dengan karakteristik umum yang diberikan kepada pemerintah daerah atau entitas
keuangan) dan informasi kualitatif (seperti catatan untuk komentar tertentu atau item
2) Bonds
Istilah "bond" digunakan oleh DMFAS dalam arti umum untuk melingkupi
"government paper”, promissory notes, treasury bills, surat utang, obligasi, eurobond,
baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Modul bonds
dirancang untuk menangani konsep obligasi khas seperti yields, diskonto, harga rata-
rata, bunga yang dikapitalisasi, serta pembayaran dua bulanan dan mingguan.
3) Grants (Hibah)
Modul untuk pendaftaran hibah mengandung fasilitas yang sama dengan modul
4) Projects
Fasilitas ini memungkinkan identifikasi yang mudah dari masing-masing
31
5) On-lent loans (Pinjaman yang diteruspinjamkan)
Perangkat lunak ini dapat merekam On-lent loans (pinjaman yang dipinjamkan)
perjanjian ini dengan pinjaman individu atau hibah yang timbul dari mereka.
Reorganization agreements juga dapat direkam pada modul ini. DMFAS dapat
dirancang untuk menyediakan data pendukung untuk negosiasi dan reorganisasi untuk
memfasilitasi pencatatan persyaratan yang ditata ulang yang diterima, dan untuk
Seluruh informasi pinjaman (atau obligasi) direkam pada tiga tingkat yakni,
General Information, Tranche (atau Seri untuk obligasi) dan Komisi, di bagian.
Setiap pinjaman/ obligasi memiliki satu informasi umum dan setidaknya satu bagian
32
Gambar III.4. Tingkatan Informasi Modul Administrasi untuk Pinjaman (Loans)
33
File referensi dalam DMFAS merupakan submenu yang akan menjadi master
database untuk register pinjaman, hibah, atau obligasi tertentu. File referensi berisi
informasi rinci yang dapat dirujuk dari banyak modul DMFAS. Mereka termasuk data
1) The Participants (debitor, kreditur, dll.) dalam perjanjian yang berbeda. Sistem
perbankan.
3) Daily Exchange rates. Angka ini digunakan oleh DMFAS dalam perhitungan
seperti penarikan (drawings) yang sebenarnya dan operasi layanan utang. Skrip
tersedia untuk mengunduh secara otomatis nilai tukar resmi yang dipublikasikan
digunakan DMFAS untuk perhitungan bunga dalam modul lain. Mereka juga
34
9) Funds terkait dengan pinjaman bergulir dan utang pemerintah daerah.
10) Budget lines, yang berguna dalam proses pembayaran dan pembayaran utang,
sebagaimana diperlukan. Dengan kata lain, garis anggaran mengacu pada nomor
Setelah data diinput pada Menu Referensi, perekaman informasi lain yang
waktu tertentu;
4) Perekaman currency pool loans (untuk pinjaman World Bank and Regional
sesuai dengan persyaratan baru di bidang statistik utang serta dengan standar yang
diterima secara internasional. Beberapa kode yang digunakan untuk klasifikasi instrumen
utang dipilih dalam jendela General Information misalnya, sumber utang, jaminan publik,
35
kategori debitur, kategori pemberi pinjaman, dll. Menu Bonds pada Modul
Administration mirip dengan modul pinjaman di mana semua informasi dasar seperti
referensi yang berbeda, tanggal penerbitan dan tanggal akhir masalah dicatat dalam
jendela General Information. Struktur seri dan peserta obligasi (penerbit, pelanggan,
penjamin, penerima manfaat, dll.) juga didefinisikan pada tingkat ini. Salah satu
informasi yang direkam pada General Information adalah trances. Dalam suatu
pinjaman, suatu tranche adalah satu set pencairan (pembayarannya berada di bawah
pembayaran pokok dan suku bunga: masing-masing tahap memiliki tabel amortisasi
Tranche memungkinkan perekaman pinjaman yang lebih akurat dalam beberapa mata
uang dan dengan beberapa suku bunga. Pinjaman multilateral, misalnya, sering
memiliki beberapa tranche mata uang dengan kredit yang sama. Segmen yang
berbeda ini mungkin atau mungkin tidak memiliki tingkat bunga yang sama. Oleh
karena itu, setiap mata uang akan terdaftar sebagai bagian terpisah dengan jadwal
amortisasi sendiri.
tranche. Angka-angka ini dimasukkan ke dalam file nilai tukar umum untuk seluruh
36
portofolio utang dalam sistem atau dimasukkan sebagai karakteristik tahapan
pinjaman. Karena kreditur yang berbeda mungkin menggunakan suku bunga yang
berbeda untuk mata uang yang sama pada tanggal yang sama, DMFAS
2. Modul Mobilization.
individual penarikan yang muncul dari tiap pinjaman. Pembiayaan yang berasal dari
obligasi tidak banyak memanfaatkan fitur ini karena tidak ada disbursement selama
umur obligasi. Fitur ini digunakan pada operasionalisasi pinjaman, hibah, dan project
by sukuk. Informasi yang direkam pada modul ini termasuk pembayaran kembali
DMFAS dapat mencatat informasi disbursement dalam mata uang yang sama
(atau berbeda) dan mencatat nilai yang setara dalam mata uang pinjaman, dalam mata
uang tranche, dan dalam mata uang lokal serta dalam euro dan U.S. dollar. Untuk
validasi semua angka diperiksa untuk konsistensi terhadap nilai tukar yang terdaftar
Modul ini juga bagian dari fungsi operasi yang dimungkinkan pada DMFAS
yang terutama digunakan saat pembayaran. Terdapat opsi yang berkaitan dengan
pokok dan bunga dan dua opsi lain untuk komisi dan bunga penalti. Semua operasi
layanan utang dapat dimasukkan dan / atau diikuti dalam berbagai mata uang: lokal,
tranche, pinjaman, efektif, euro, dolar AS, dan SDR. Data schedule dihasilkan secara
37
otomatis dari berbagai informasi yang telah dicatat pada General Information.
Schedule pada DMFAS dapat menunjukkan dan menghitung data historis baik per
pinjaman maupun secara akumulatif, baik berdasarkah tranche atau cut-off pada
waktu tertentu.
4. Modul Reports.
Modul ini digunakan untuk fungsi pelaporan. Laporan yang dihasilkan oleh
dapat juga digunakan untuk fungsi pengendalian dan pemantauan. Beberapa laporan
1) Laporan pembayaran jatuh tempo pada bulan berikutnya, untuk membayar tepat
waktu;
dan parameter lain yang dapat digunakan untuk mengontrol plafon atas utang
pembayaran penaltinya.
a. Standart Reports
38
Standard Reporting berisi berbagai jenis laporan operasional dan manajerial
mulai dari rekapitulasi pembayaran, denda, total penarikan, jatuh tempo utang,
dan lain-lain yang format dan isiannya telah diatur by default oleh aplikasi.
yakni laporan yang sifatnya akan dihasilkan secara otomatis berdasarkan data
awal yang menjadi input, tanpa harus menambahkan parameter pelaporan lain.
User Defined Reports adalah jenis laporan yang isiannya ditentukan oleh pengguna,
baik dengan atau tanpa parameter, sesuai dengan kebutuhan laporan yang
pinjaman, dengan bunga floating, yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu
tertentu.
Dalam praktiknya, laporan dapat disajikan secara net atau gross, stock atau flow.
Dengan adanya fitur user defined reports ini, memungkinkan bagi pengelola utang untuk
39
5. Modul Analysis.
Modul ini mendukung fungsi analisis sebagai bahan untuk menyusun strategi
dan portofolio utang pemerintah. Analisis yang dihasilkan termasuk tren belanja
pembayaran pokok dan bunga, rasio dari sisi mata uang, tingkat maturitas dan tren
suku bunga. Modul ini banyak digunakan oleh bagian middle office yakni Direktorat
Strategi dan Portofolio Pembiayaan. Selain dari middle office, front office juga
40
BAB IV
melalui pinjaman atau utang menjadi bagian integral dan penting untuk dilakukan
secara akuntabel dan baik. Kebijakan defisit APBN dengan nilai yang cukup besar
memunculkan kebutuhan data yang tidak hanya sebagai bahan evaluasi, tetapi mampu
Terkini, SPAN telah diterapkan sebagai sebuah sistem tunggal yang terintegrasi
pengeluaran, hingga akuntansi dan pelaporan. Akan tetapi, DMFAS telah digunakan
sejak 1989 dan sistemnya begitu komprehensif untuk tiba-tiba diubah atau
diintegrasikan fungsinya secara total dengan SPAN. Selain berbiaya besar, hal
tersebut tidak efektif karena DMFAS telah mampu menjalankan fungsi-fungsi yang
Sebelum adanya SPAN, pembuatan SPP dan SPM dilakukan melalui SAS.
Khusus untuk utang yang dilakukan oleh DJPU (sekarang DJPPR), aplikasi yang
digunakan adalah SASPEM. Saat ini SASPEM telah disesuaikan menjadi sistem
41
Pada dasarnya, proses bisnis pengelolaan utang secara umum terdiri dari enam
pelaporan. Dalam setiap tahapannya, terdapat sistem informasi yang terlibat dalam
Gambar IV.1: Proses Bisnis Umum Pengelolaan Utang dan Sistem Informasi yang Terkait
Sumber: DJPPR
1. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Penerimaan dan Penarikan Pinjaman &
Hibah .
Proses Bisnis Pinjaman dan hibah luar negeri secara karakteristik hampir
serupa. Perbedaan utamanya adalah bahwa tidak ada kewajiban pembayaran kembali
untuk hibah. Hibah sendiri dibagi menjadi dua jenis yakni hibah terencana dan hibah
langsung kepada institusi. Dari sisi pengaturan kerangka hukum, tahapan dalam
42
Gambar IV.2 : Proses Bisnis Umum Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
Sumber: DJPPR
melibatkan proses settlement dimana kewajiban utang pemerintah dan biaya terkait
yang muncul dalam transaksi terkait utang. Hubungan aplikasi-aplikasi dalam sistem
43
negeri dapat dibagi dari dua kelompok aktivitas utama di dalamnya yakni penerbitan
perlu dipahami alur dalam proses bisnis tersebut. Pada proses penerbitan sampai
dalam proses tersebut dan sistem informasi terkaitnya dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar IV.3: Proses Penerbitan Hingga Penarikan PHLN dan Sistem Informasi Terkait
Sumber: DJPPR
agency dari pinjaman atau hibah tersebut akan mengajukan surat permohonan register
yang disampaikan melalui Direktorat Pinjaman dan Hibah di DJPPR. Perjanjian dan
44
isinya diadministrasikan dalam database DMFAS yakni melalui modul
Setelah loan/grant efektif, K/L dapat melakukan penarikan dana atau dikenal
2. Pembayaran Langsung
3. Reksus
4. L/C
5. Pembiayaan Pendahuluan
Secara umum, tidak banyak perbedaan antara tiap metode dengan interaksinya
dalam aplikasi. Perbedaan antar metode penarikan ada pada dokumen-dokumen dan
urutan proses, dan dalam beberapa kejadian subjek penerima dananya. Penarikan
pinjaman atau hibah luar negeri ditatausahakan dalam aplikasi DMFAS melalui
45
1. Rekanan mengajukan tagihan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran (PA/KPA).
rekanan.
Pinjaman Hibah.
7. Atas dasar NOD yang diterima dari DJPPR, KPPN Khusus Pinjaman Hibah
46
Dalam bagan, proses di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: DJPPR
1. Atas dasar Naskah Perjanjian PHLN dan Permintaan Pembukaan Reksus dari EA
2. Setelah Reksus dibuka, sesuai ketentuan dalam Naskah Perjanjian PHLN DJPB
(PA/KPA).
47
5. PA/KPA mengajukan SPM atau SPP-SKM RK LC ke KPPN
6. Atas dasar SPM dari PA/KPA, KPPN menerbitkan SP2D untuk disampaikan
kepada PA/KPA, BI, Dit PKN dan atas dasar SPP-SKM RK L/C, KPPN
7. Atas dasar SP2D atau SKM RK LC yang diterbitkan KPPN dan penyerahan
dokumen L/C oleh supplier melalui Bank Koresponden, BI atau bank lain
rekanan/bendaharawan.
7a. Bank Indonesia atau Bank menerbitkan dan menyampaikan Advis Debet
Kas Negara.
9. Atas copy SP2D dari KPPN, Dit PKN mengajukan Surat Pengantar- Surat
48
10. PPHLN mentransfer dana ke reksus
11. Berdasarkan transfer oleh PPHLN, Bank Indonesia atau Bank lain yang ditunjuk
Sumber: DJPPR
sebagai berikut:
49
2. KPPN Khusus menerbitkan SKPD L/C dan mengirimkan asli SKPD L/C ke BI
4. Rekanan atau importir yang diberi kuasa oleh rekanan, atas dasar KPBJ dan
master list yang disetujui oleh PA/KPA mengajukan permintaan pembukaan L/C
5. BI atau bank lain yang ditunjuk mengajukan permintaan kepada PPHLN untuk
commitment)/ P-LOC.
6. Atas dasar permintaan pembukaan L/C dari rekanan/importir disertai master list.
8. Atas dasar pembukaan L/C dari BI atau bank lain yang ditunjuk, Letter of
50
11. PPHLN mengirimkan Notice of Disbursement atas pembayaran Bank
12. Atas dasar realisasi L/C, BI atau bank membuat Nota Disposisi L/C (NDLC) dan
13. Atas dasar SKPD L/C dan Nota Disposisi L/C, KPPN KPH menerbitkan &
menyampaikannya kepada :
a. PA/KPA sbg dasar pembukuan SAI dalam hal L/C dibuka di BI,
51
1.4. Penarikan Pinjaman Melalui Pembiayaan Pendahuluan
Pemberi PHLN.
52
5. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko c.q. Direktorat Evaluasi,
a. SP3 juga disampaikan oleh KPPN ke Bank Indonesia atau Bank sebagai
53
c. Tanggal diterimanya dokumen
j. Tanggal NOD
dahulu. Atas data yang telah diverifikasi dan divalidasi, dilakukan penerbitan Surat
Perintah.
melalui lelang dan non lelang (transaksi di pasar perdana) dan melalui transaksi di
pasar sekunder.
Transaksi di pasar perdana melalui metode non lelang dapat dilakukan dengan
cara private placement atau book building. Private Placement adalah penerbitan dan
penjualan SBN yang dilakukan oleh pemerintah kepada investor dengan ketentuan
dan persyaratan SBN sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan, book building adalah
kegiatan penjualan SBN di pasar perdana melalui Agen Penjual, dimana Agen Penjual
54
ditentukan. Atas penjualan melalui e-SBN, Agen Penjual adalah Mitra Distribusi.
Gambaran tentang mekanisme penerbitan utang dapat terlihat pada gambar di bawah
ini.
2.1. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Bisnis Transaksi SUN secara Langsung
Obligasi pemerintah atau yang dikenal dengan Surat Utang Negara (SUN),
merupakan salah satu jenis instrumen utang berupa surat berharga yang digunakan
pemerintah. Proses bisnis transaksi SUN secara sederhana dapat dijabarkan sebagai
berikut ini:
55
2. Setelah disetujui, melalui dealing room, dealer DJPPR akan mengirimkan
5. Dealer DJPPR menyiapkan dokumen hasil transaksi dan melakukan rekap SUN
8. Pemindahan dana dan settlement dilakukan oleh Bank Indonesia melalui sistem
9. Transaksi dalam sistem BI-SSSS dan BI-RTGS tersebut kemudian direkam oleh
aplikasi DMFAS.
56
Seluruh rangkaian proses di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar: Proses Penerbitan SUN Secara Langsung dan Sistem Informasi Terkait
2.2. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Bisnis Lelang Issuance SBN di Pasar Perdana
akan mengumumkan rencana lelang kepada investor dan dealer pasar keuangan.
Selanjutnya proses bisnis lelang issuance SBN di pasar perdana dapat dijabarkan
1. Investor dan dealer melakukan bidding atas penawaran SBN yang ada dalam
57
4. Data bidding tersebut kemudian menjadi bahan bagi Decision Support System
dan sebagainya.
5. Keputusan yang telah dibuat melalui DSS kemudian dikirimkan kepada Trading
Platform.
6. Pengumuman hasil lelang akan dilakukan setelah mendapat konfirmasi DSS dan
Trading Platform. Selanjutnya dealer dan investor akan mendapat notifikasi hasil
lelang.
7. Berdasarkan hasil lelang yang telah diputuskan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS
8. Transaksi dalam sistem BI-SSSS dan BI-RTGS tersebut kemudian direkam oleh
aplikasi DMFAS.
Gambar: Proses Lelang Issuance SBN di Pasar Perdana dan Sistem Informasi Terkait
58
2.3. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Bisnis Penjualan SBN dengan Cara Private
Placement
Selain melalui lelang, penjualan SBN juga dapat dilakukan melalui private
membahasnya secara internal. Apabila penawaran ditolak maka surat penolakan akan
2. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka DJPPR akan membuat surat penolakan
59
5. Dokumen hasil kesepakatan yang telah mendapat penetapan juga akan menjadi
6. Transaksi dalam sistem BI-SSSS dan BI-RTGS tersebut kemudian direkam oleh
aplikasi DMFAS.
Gambar: Proses Penjualan SBN dengan Cara Private Placement dan Sistem Terkait
2.4. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Bisnis Penjualan SBN dengan Cara Book
Penjualan SBN juga dapat dilakukan melalui sistem e-SBN. Ini adalah asalh
satu inovasi layanan untuk memperdalam pasar surat utang dalam negeri dengan basis
investor yang lebih banyak. Proses penjualan SBN melalui sistem e-SBN dapat
60
1. Account officer DJPPR akan menetapkan berbagai perimeter terkait penjualan
SBN ke dalam sistem e-SBN, selain itu Account Officer juga akan melakukan
monitoring dan reporting atas proses yang terjadi dalam sistem tersebut.
dalam sistem e-SBN. Selain itu Mitra Distribusi SBN juga melakukan pemesanan
3. Sistem e-SBN akan meminta pembuatan kode billing dari aplikasi SIMPONI
(MPN G2).
4. Sistem e-SBN akan mengirimkan notifikasi pemesanan yang sukses dan kode
billing kepada Mitra Distribusi SBN dan kepada investor melalui email.
diterima. Hasil pembayaran juga akan dicatat oleh modul penerimaan SPAN.
Gambar: Proses Penjualan SBN dengan e-SBN dan Sistem Informasi Terkait
61
3. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Pembayaran Kembali Pinjaman Luar
Negeri/Utang .
Perbedaan utama pada pinjaman dan hibah adalah tidak adanya pembayaran
kembali pada hibah, sehingga proses penatausahaan hibah terhenti setelah adanya
penarikan dan pelaporan. Atas pinjaman luar negeri, dilakukan pembayaran kembali
Proses pembayaran pada dasarnya dimulai ketiga terdapat tagihan, yang dalam
NOP tersebut, DJPPR akan memroses pembayaran mulai dari pembuatan SPP hingga
SP2D. Sama seperti transaksi pengeluaran negara lainnya, penerbitan SP2D untuk
pembayaran belanja utang dan bunga utang tetap menggunakan SPAN. Khusus BA
ke dalam dua BA yang hanya difasilitasi dalam SPAN dan bukan SAKTI. Interaksi
antarmodul dalam proses bisnis pembayaran utang dapat dilhat pada gambar berikut
ini.
62
DMFAS telah secara otomatis menghasilkan schedule pembayaran utang. Akan
tetapi, tidak terdapat notifikasi dari aplikasi yang menampilkan jadwal pembayaran
Ketika NOP diterima dari lender, rencana pembayaran dan tagihan mulai dari
nominal, mata uang, dan data lain direkam pada modul debt service. Dari modul ini
dihasilkan no.payment yang secara otomatis menjadi no. SPM pada SASPEM.
Dokumen pembayaran tagihan yang terdiri dari lampiran SPM, Surat Pernyataan
Ringkasan Penggunaan Dana, disertai dengan ADK dari SASPEM adalah output dari
ADK tersebut kemudian diunggah ke SPAN untuk diproses SPP dan SPM pada
Modul Pembayaran. Data-data terkait supplier, dalam hal ini lender atau investor,
telah direkam sebelumnya pada Modul Komitmen. SPP dan SPM ini kemudian
diproses SP2D nya oleh KPPN KPH. Munculnya pembebanan chart of account di
mengupdate pada report DMFAS ketika no payment telah dihasilkan dari modul Debt
Services. Karena sistem tidak terhubung secara langsung, pada periode tertentu
dilakukan rekonsiliasi atas pelaporan versi DMFAS, data SPAN, dan Bank Indonesia.
63
4. DMFAS dan IFMIS dalam Proses Pembelian Kembali (Buyback) dan Debt
Switching.
belum jatuh tempo. Program buyback dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu:
meningkatkan likuiditas pasar dengan membeli seri yang tidak likuid, stabilisasi pasar
sebagai langkah untuk mengurangi volatilitas (besarnya jarak antara fluktuasi / naik
Debt switching adalah penukaran SBN dengan SBN yang lain jatuh tempo
lebih panjang / penukaran obligasi yang telah beredar dengan obligasi jenis lain yang
memiliki jangkawaktu jatuh tempo dan/atau kupon yang berbeda. Tujuan program
debt switching adalah dalam rangka pendalaman pasar untuk meningkatkan likuiditas
pasar SBN melalui penukaran obligasi yang kurang likuid (off the run series) dengan
pada sistem MOFiDS atau Ministry of Finance Dealing System. Adapun penjabaran
64
4. Data penawaran yang diajukan oleh dealer diteruskan ke DSS dari MOFiDS.
5. DJPPR kemudian memeriksa tabulasi pada DSS dan alokasi yang direncanakan
untuk diperoleh.
Gambar: Proses Lelang Buyback & Debt Switching dan Sistem Informasi Terkait
65
5. Data Flow Diagram Sistem Aplikasi DMFAS
66
B. Laporan Terkait DMFAS
satu sumber anggaran adalah berasal dari pinjaman, baik itu pinjaman luar negeri
maupun dalam negeri. Setiap perjanjian pinjaman, terdapat waktu jatuh tempo dari
pinjaman tersebut. Pinjaman yang sudah dibayar lunas atau sudah jatuh tempo harus
segera dihapuskan dari kewajiban pemerintah. Selain itu, pemerintah dituntut untuk
melakukan transparansi terhadap kondisi keuangan Negara saat ini kepada masyarakat
luas. Untuk itu, perlu adanya sebuah laporan yang disusun secara berkala yang
Laporan Outstanding atau posisi utang adalah laporan yang berisikan informasi
terkait posisi dari jumlah kewajiban kepada masing-masing debitur yang dibuat setiap
periode tertentu, dalam hal ini ialah posisi dari pinjaman atau utang pemerintah.
keuangan pemerintah yaitu setiap enam bulan sekali, juga disusun setiap bulan pada
profil utang negara. Tujuannya adalah untuk menyamakan jumlah utang yang dicatat
diunggah kedalam website resmi DJPPR. Didalam DMFAS, terdapat 3 (tiga) jenis
Berisi berbagai jenis laporan operasional dan manajerial mulai dari rekapitulasi
pembayaran, denda, total penarikan, jatuh tempo utang, dan lain-lain yang format dan
isiannya telah diatur by default oleh aplikasi. Laporan Operasional meliputi laporan
67
pinjaman, obligasi, proyek, perjanjian umum, hibah dan referensi file. Misalnya,
dapat dihasilkan kapan pun pengguna perlu memeriksa bahwa mereka telah mencatat
semua data dengan benar untuk instrumen hutang. Di antara laporan ini adalah
laporan kontrol, juga dikenal sebagai laporan Validasi Data. Laporan ini sudah
Hutang - Program DMFAS. Laporan ini dihasilkan dalam Oraclen Browser dan
direkam.
68
Gambar: Standart Reporting Reports
Berisi berbagai jenis laporan yang isiannya ditentukan oleh pengguna, baik
dengan atau tanpa parameter, sesuai dengan kebutuhan laporan yang ingin dihasilkan,
69
termasuk didalamnya terdapat Laporan Mangement dan Analisis. Laporan ini terdiri
dari laporan tentang status hutang, buletin statistik, reorganisasi, Pelaporan Bank
Dunia, dan perjanjian umum yang melibatkan kredit bergulir. Sejumlah laporan
70
Gambar: Standard and User-Defined Reports
Berisi format laporan yang disesuaikan dengan format yang telah ditentukan
oleh World Bank dan dikhususkan utnuk pinjaman/hibah dari World Banks. Nantinya,
laporan ini, yang berasal dari semua negara yang menggunakan sistem DMFAS, akan
digabungkan menjadi satu kedalam Laporan Tahunan DMFAS oleh World Bank.
Laporan tahunan ini menjelaskan kegiatan, pencapaian, dan situasi keuangan Program
dari 1 Januari hingga 31 Desember di akhir tahun yang bersangkutan dan memberikan
Laporan ini ditujukan untuk para donor Program, mitra pengembangannya dan negara
penerima, dan untuk semua pihak yang tertarik pada pembahasan utang dan
pembangunan dunia.
71
Gambar: World Bank Reports
fiscal antara lain peningkatan target pembiayaan utang sebagai dampak pelebaran
tahun sebelumnya;
72
2. Kendala di bidang Risiko Keuangan Negara dan dukungan Pemerintah yang
3. Kendala di bidang Pasar SBN yang likuid, dalam, dan stabil antara lain kenaikan
suku bunga The Fed yang dapat terjadi sewaktu-waktu dapat mendorong
pergeseran minat investor kepada sektor riil yang dapat mempengaruhi pasar
SBN;
4. Kendala di bidang Pinjaman yang efektif dan efisien antara lain tidak tercapainya
rencana penarikan pinjaman luar negeri yang disebabkan oleh perencanaan K/L
kebijakan K/L setelah penetapan pagu anggaran, dan adanya perubahan target
penarikan pinjaman luar negeri yang disebabkan oleh K/L yang tidak dapat
dipersyaratkan, dan Pemerintah dan Lender tidak sepakat dalam hal penetapan
5. Kendala dalam hal pengoptimalan biaya dan risiko utang yang terkendali antara
lain pembayaran utang yang dipercepat akibat penetapan hari libur nasional yang
73
dilakukan secara mendadak; pergeseran realisasi penarikan pinjaman diluar
kendali DJPPR; serta perubahan kondisi ekonomi makro seperti kenaikan suku
bunga The Fed, potensi volatilitas pasar, dan pelebaran defisit APBN;
6. Kendala dalam bidang Risiko Keuangan Negara dan dukungan Pemerintah yang
dukungan Pemerintah yang taat prosedur antara lain perlu kerjasama dan
koordinasi intensif antara DJPPR dengan unit lain untuk tidak lanjut rekomendasi
9. Kendala dalam bidang pengelolaan SDM yang kompetitif antara lain kurangnya
10. Kendala dalam bidang Organisasi yang kondusif antara lain kurangnya
RBTK;
11. Kendala dalam bidang Sistem Manajemen Informasi yang andal antara lain
74
2. Pengendalian dalam mengatasi hambatan pengelolaan Utang Pemerintah.
utang akan semakin besar. Oleh karena itu, DJPPR seharusnya menyiapkan beberapa
unit eselon I terkait terutama melalui forum ALM terkait proyeksi kebutuhan
Keuangan dan Instrumen Mitigasi Risiko, serta aset dan kewajiban negara;
3. Strategi pemecahan masalah di bidang Pasar SBN yang likuid, dan stabil antara
75
keuangan; serta melakukan penerbitan instrumen SBN sesuai strategi dan
4. Strategi pemecahan masalah di bidang Pinjaman yang efektif dan efisien antara
lain Koordinasi dengan Bappenas, dan koordinasi dengan internal DJPPR terkait
Criteria;
5. Strategi pemecahan masalah dalam hal pengoptimalan biaya dan risiko utang
yang terkendali antara lain koordinasi dalam forum Komite ALM dan Tim CPIN
secara rutin dalam rangka penyediaan data dan update proyeksi arus kas baik
negara, dan dukungan Pemerintah yang taat prosedur antara lain melakukan
listing daftar rekomendasi LKPP dan LK BUN, dan berkoordinasi dengan aparat
76
pemeriksa dan unit terkait perihal rencana tindak lanjut rekomendasi LKPP dan
LK BUN;
andal antara lain penggunaan tools PRTG sebagai sarana monitoring sistem TIK
melalui email yang dikirim melalui sistem kepada pengelola TIK yang bertugas;
sebagai backup;
9. Strategi pemecahan masalah dalam sistem DMFAS jika terjadi erorr antara lain
77
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan fakta yang telah kami peroleh terkait pengelolaan utang
oleh DJPPR, maka dapat kami simpulkan beberapa hal berikut ini:
1. Utang merupakan bagian integral dari APBN Indonesia dimana utang digunakan
utang yang kredibel, efektif, andal dan berkelanjutan sangat diperlukan dalam
2. DMFAS adalah sebuah sistem pengelolaan utang dan analisis keuangan berbasis
komputer yang dibangun oleh lembaga PBB yakni UNCTAD yang menangani
DMFAS sejak tahun 1989 dan Indonesia menjadi negara keenam yang
78
Modul Analysis. Kelengkapan fitur dan kemudahan penggunaan menjadi salah
dokumen dan informasi pengelolaan utang yang memenuhi tujuan dan sesuai
B. Saran
telah digunakan oleh Kementerian Keuangan. Hal tersebut didasari dengan adanya
fakta bahwa SPAN telah menjadi core system dalam pengelolaan keuangan negara.
79
DAFTAR PUSTAKA
Defisit APBN dan APBD, serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
Peraturan Pemerintah No. 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan
Peraturan Pemerintah No. 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar
Perdana;
80
Peraturan Menteri Keuangan No. 209/PMK.08/2009 tentang Lelang Pembelian
Kembali SUN;
Pencairan Hibah;
Hibah;
index.php
81
DISKUSI KELAS
Pertanyaan:
Jawaban: DMFAS sudah ada sejak tahun 1980. Sejak 1980 sampai
statement yang keluar dari Ibu Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan
82
pemerintah yang wajib dibayarkan kembali kepada pihak pemberi
pinjaman yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian Utang
laporan keuangan.
83
Jawaban: Pengelolaan utang utamanya dilaksanakan oleh lima unit
eselon II yakni yang bertindak sebagai front office, middle office, dan
back office. Tiga unit eselon II yang merupakan front office adalah
Analysis.
Pertanyaan:
oleh Bank Indonesia adalah terbatas kepada Surat Berharga. Jadi, BI-
84
elektronik dan terhubung langsung antara Peserta, Penyelenggara dan
Sistem BI-RTGS.
Jawaban: Alert atas pengadaan utang tidak terletak pada sistem tapi sesuai
Saran: salah satu topik yang didebatkan sangat menarik untuk didiskusikan.
Pertanyaan:
utang.
85
b. Apakah pemerintah wajib memakai DMFAS dalam pengelolan utangnya?
DMFAS?
pencatatannya?
Pertanyaan:
86
dicatat penarikan pinjaman saat ada pengisian initial deposit dan
penggantian
BUMN dan pihak swasta yang dijamin Pemerintah tersebut gagal bayar?
c. Jika ada perubahan kurs apakah ada penyesuaian terhadap nilai utang LN
utang luar negeri akan dilakukan penyesuaian secara manual pada buku
besar akrual kepada gain atau loss atas selisih kurs tersebut. Nilai selisih
kurs ini akan disesuaikan dan dicatat sebagai pendapatan atau beban
87
2. Kelompok Lain
Jawaban: pada aplikasi DMFAS terdapat kurs dan tingkat suku bunga. Jadi,
suku bunga yang digunakan akan selalu menyesuaikan dengan yang ada di
88