Anda di halaman 1dari 11

HUKUM KELIPATAN PERBAND

INGAN

I. TUJUAN
 Dapat melakukan langkah-langkah percobaan dengan
benar
 Dapat menuliskan reaksi yang terjadi pada tiap langkah
percobaan
 Dapat menghitung hasil percobaan yang telah
dilakukan

II. PERINCIAN KERJA


 Menyiapkan peralatan dan zat yang akan digunakan
 Melakukan pemanasan sampel
 Melakukan penimbangan hasil yang diperoleh

III. ALAT YANG DIPAKAI


 Pemanas busen
 Tabung reaksi besar 2 buah
 Statif dan klem
 Timbangan
 Spatula
 Sarung tangan
 Pengaduk kaca
 Pipet volume 10 ml
 Kacamata

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Tembaga klorida
 Larutan HNO3 70%
 HCL 6M
 Logam Zn

V. DASAR TEORI
Beberapa unsur dapat membentuk lebih dari satu
senyawa dengan oksigen atau unsur bukan logam lain.
Sebagai contoh besi membentuk tiga oksida dengan rumus
FeO ; Fe2O3 dan Fe2. Oksida ini seperti senyawa biner berisi
dua unsur yang sama, dapat digunakan untuk
mengilustrasikan hukum kelipatan perbandingan jika kita
mulai dengan 1 mol Fe : banyaknya mol yang bergabung
dengan jumlah besi berur
utan 1, 3/2, dan 4/2. semua bilangan ini merupakan
fraksi sederhana seperti diperoleh hukum. Oleh analisa suatu
zat senyawa seperti oksida besi, kita dapat menemukan
rumus dan cek validitas dari hukum kelipatan perbandingan.
Dalam eksperimen ini, kita akan mempelajari beberapa
senyawa biner yang berisi tembaga dan clorida. Kita akan
diberi suatu sampel yaitu senyawa 1 (tembaga klorida).
Pada pemanasan sampel A akan terurai menjadi senyawa
tembaga klorida yang lain (senyawa 2), yang membebaskan
klorida (CL2).

Reaksi yang terjadi dapat dikemukakan sebagai berikut :


panaskan xy
CuCl x CuCl y + 2 Cl2
1 2

Kita akan merubah senyawa 2 menjadi tembaga oksida


(senyawa 3) dengan perlakuan asam nitrat yang kemudian
dipanaskan.

Reaksi yang terjadi seperti pada persamaan berikut :


7 y
CuCl y + 2 O2 CuO + 2 Cl2
Tembaga oksida kemudian direduksi menjadi tembaga
oleh pemanasan dengan adanya gas alam. Dengan
penimbangan sampel pada akhir sebuah step dalam deret
reaksi ini, kita dapat menentukan massa dari senyawa 1, 2
dan 3 bersama massa tembaga yang ada. Dari data ini, dan
massa atom tembaga klorida dan oksigen, kita dapat
menemukan rumus dari dua klorida dan oksida dan
menentukan hukum kelipatan perbandingan menggunakan
senyawa tembaga klorida.
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
 Ditimbang tabung reaksi kosong, dimasukkan kira-kira
1 gram tembaga klorida (sampel) kedalam tabung reaksi
dan ditimbang lagi
 Dipasang tabung reaksi pada statif
 Dipanaskan sampel klorida, mula-mula pelan,
kemudian agar kuat dengan nyala busen. Sampel yang
terurai dan gas klorida yang dibebaskan, diserap dalam
larutan
 Pemanasan dilanjutkan sampai CL2 tidak dihasilkan
lagi, tetapi pemanasan jangan sampai tabung reaksi
menjadi merah, sebab pada suhu tinggi hasil dari
peruraian awal akan terurai menjadi logam tembaga
 Tabung reaksi didinginkan dan dilepaskan dari statif,
jika ada sedikit klorida yang mengembun menempel
pada dinding tabung, usirlah dengan pemanasan pelan-
pelan pada bagian atas, setelah dingin ditimbang
kembali
 Ditambahkan 2 ml larutan HNO 3 70 % pada tabung
reaksi dan menyusun alat seperti semula
 Dipanaskan tabung reaksi dengan pelan-pelan, baru
dilanjutkan dengan kuat untuk beberapa menit, untuk
menghasilkan tembaga oksida yang berwarna hitam
 Ditimbang kembali tabung reaksi yang berisi senyawa
tadi, jika sudah dingin
 Setelah ditimbang, memasukkan 0,5 – 1 gram logam Zn
 Ditambahkan 1 ml HCL pekat dan 6 ml HCL 6M
kedalam sampel
 Diaduk pelan-pelan dengan batang pengaduk.
(pengadukan ini akan menyebabkan logam Zn cepat
hancur/habis, bereaksi dengan HCL, sehingga
mencegah terlapisnya Zn oleh logam cu yang
terbentuk).
 Jika semua logam Zn telah bereaksi, dan cuO sudah
direduksi menjadi cu, maka memisahkan larutan yang
jernih yang terbentuk. Mencuci logam cu yang didapat
dan mengeringkan dengan api burner
 Setelah semua air habis menguap, maka mendinginkan
tabung, dan setelah dingin ditimbang kembali.

VII.DATA PENGAMATAN
 Berat tabung reaksi kosong (1) = 30,17
gram ( n )
 Berat tabung reaksi + tembaga klorida = 31,18
gram
 Berat tabung reaksi kosong (2) = 29,72
gram (i)
 Berat tabung reaksi + Zn = 30,394 gram ( Zn =
0,57 )
 Berat tabung reaksi + CuO2 = 30,60 gram (
t)
 Berat tabung reaksi + tembaga klorida = 31,18
gram (Y)
 Berat tabung reaksi + tembaga = 30,19
gram (M)
 Berat CuCl2 = 1,01 gram (
L)
 Berat Cu = 0,2 gram (
P)
Jadi Berat CuCl2 : Y – n (1) =
31,18 gr – 30,17 gr = 1,01 gram
Jadi Berat CuCl2 : Y – I (2) =
31,18 gr – 29,72 gr = 1,46 gram
Jadi Berat Cl2 : Y – M (1) =
31,18 gr – 30,19 gr = 0,99 gram
Jadi Berat Cl2 : L – P (2) =
1,01 gr – 0,2 gr = 0,81 gram
Jadi Berat CuO2 : t – n = 30,60
gr – 30,17 gr = 0,43 gram

VIII. PERHITUNGAN
 Menghitung jumlah Cu dan Cl yang ada dalam sampel.
Tembaga Clorida (1) dan Tembaga Clorida (2)
Senyawa 1 : 0,2 gr Cu = 1,01 gr – 0,2 gr
= 0,81 gr Chlor
Senyawa 2 : 0,2 gr Cu = 1,46 gr – 0,2 gr
= 1,26 gr Chlor

 Dari hasil Chlor diatas yang bergabung dengan 1 mol


Cu dalam senyawa 1 dan 2
Senyawa 1 : 63,54 gr mol-1 Cu = 63,54 x
0,81
 257,4 gr Cl
0,2

Senyawa 2 : 63,54 gr mol-1 Cu = 63,54 x


1,26
 400,3 gr Cl
0,2

 Dari hasil diatas, menghitung mol chlor yang bergabung


dengan 1 mol Cu dalam 2 senyawa tembaga clorida
257,4
Senyawa 1 : 1 mol Cu = 35,5 gr mol  1
 7,3 mol Cl
400,3
Senyawa 2 : 1 mol Cu = 35,5 gr mol  1
 11,3 mol Cl

 Rumus sederhana :
Senyawa 1 : CuCl7,3 disederhanakan menjadi
CuCl9
Senyawa 2 : CuCl11,3 disederhanakan menjadi
CuCl12
 Hubungan Hukum Kelipatan Perbandingan untuk hasil
diatas
panaskan 53
CuCl5 CuCl3 + 2 Cl2 (g)
panaskan
CuCl5 (s) CuCl3 + Cl2 (g)
 Rumus tembaga oksida yang dibuat dengan
menggunakan cara yang sama seperti menentukan
rumus senyawa 1 dan 2 pada pembahasan diatas.
 Jumlah Cu dan O yang ada dalam sampel
Cu : 0,2 gram
O : 0,43 gr – 0,2 gr = 0,23 gram
 Banyaknya O yang bergabung dalam mol Cu
Cu : 63,54 gr mol-1
0,23
O: 0,2
x 63,54 gr  73,1 gram
 Jumlah mol O yang bergabung dengan 1 mol Cu
dalam 2 senyawa CuO2
Cu : 1 mol
73,1 gr
O: 16 gr mol  1
 4,57 mol

 Rumus sederhana senyawa C : CuO5


 Hubungan kelipatan perbandingan
5 3
CuCl3 (s) + 2 O2 (g) CuO5 + 2 Cl2 (g)
10 3
CuCl3 (s) + 2 O (g) CuO5 + 2 Cl2 (g)
IX. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, kita akan membuktikan adanya
hubungan kelipatan perbandingan dengan menentukan
rumus sederhana suatu senyawa, misalnya tembaga klorida
dan tembaga oksida. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam percobaan ini yaitu pada saat pemanasan
dan pencampuran bahan dengan larutan yang lain harus
dilakukan dalam lemari asam, agar gas-gas yang dikeluarkan
pada saat pemanasan tidak terhirup langsung. Kedua pada
saat penimbangan, Zat yang akan ditimbang harus benar-
benar dingin, karena apabila tidak dingin maka akan
mempengaruhi hasil penimbangan yang diperoleh. Setelah
dilakukan tahap pemanasan dan penimbangan maka
dilanjutkan dengan perhitungan mol Zat yang digunakan dari
data yang diperoleh.

X. KESIMPULAN
Dari data percobaan hukum kelipatan perbandingan
diperoleh :
 Rumus senyawa A untuk tembaga klorida = CuCL5
 Rumus senyawa B untuk tembaga klorida = CuCL3
 Rumus tembaga oksida = CuO3
Kita lihat dari banyaknya mol yang bergabung dengan
jumlah 1, 3/2 yang merupakan fraksi sederhana, seperti yang
diperoleh dari hukum kelipatan perbandingan yang berbunyi:
“Bila 2 unsur bersenyawa membentuk lebih dari satu
senyawa maka bobot-bobot unsur lain berbanding sebagai
bilangan bulat sederhana “

XI. DAFTAR PUSTAKA


E.J.Slowinski, Chemical Principle in laboratory with
qualitative Analysis, New York,1983.

Anda mungkin juga menyukai