Oleh
TRESA MONA TAMARA HUTABARAT
150206122
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “Hubungan Kecanduan Gadget Dengan Kecerdasan
Emosi Pada Remaja ”.
Berjalannya penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada Bapak/Ibu :
1. Parlindungan Purba, SH, MM Selaku Ketua Yayasan Universitas Sari
Mutiara Medan
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes Selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. Taruli Sinaga, SP, MKM Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ns. Rinco Siregaar, S.Kep, MNS Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Ns. Galvani Volta Simanjuntak,S.Kep,M,kep Selaku Dosen Pembimbing I
dalam Penulisan Proposal ini
6. Ns. Rani Kawati Damanik M.Kep Selaku Dosen Pembimbing II Dalam
Penulisan Proposal Ini
7. Orang tua saya yang telah memberikan support dan dukungan dalam segala
bentuk demi selesainya proposal ini
8. Teman-Teman Program Studi Ilmu Keperawatan Tingkat 4.2 Tahun Ajaran
2018-2019 dan seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan proposal ini
Semoga Proposal Ini bermanfaat bagi para pembaca, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar belakang
Remaja atau adolescene berasal dari bahasa Latin yaitu “tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan” (Dinie dkk, 2017). Masa ini merupakan proses
tumbuh kembang penting yang akan dilewati seseorang dan merupakan proses
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
perkembangan disik, psikis, sosial, biologis, dan koognitif. Selain itu menurut
Santrock () dalam Kharisma (2017) remaja juga mengalami tahapan menuju
kemandirian sosial dan ekonomi,membangun identitas,akuisi kemampuan,
untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegoisasi.
Federasi Kesehatan Mental Indonesia (Fekmi) pada tahun 2003 di 10 kota besar
Indonesia yaitu Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Banjarmasin, Denpasar, dan Ujung Pandang mengaku 54% pernah
berkelahi,87% berbohong, 28% mengatakan kekerasan adalah hal biasa, dan
8,9% pernah mencoba narkoba (Kharisma & Melani 2018)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Farid yang
berjudul “hubungan tingkat kecanduan gadget dengan gangguan emosi dan
perilaku remaja usia 11-12 tahun” yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
dengan gangguan emosi dan perilaku remaja usia 11-12 tahun.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini
Apakah ada “Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat kejadian insomnia”.
5
C. Tujuan penelitian
Dari rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas tidur
pada remaja.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi SMAN 2 DOLOKSANGGUL
Hasil penelitian ini bagi SMAN 2 DOLOKSANGGUL dapat memanfaatkan
hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan
dalam hal manajemen waktu khususnya manjemen waktu dalam penggunaan
gadget dan waktu untuk tidur
2. Bagi siswa dan siswi SMAN 2 DOLOKSANGGUL
Bagi siswa/siswi hasil penelitian ini dapat dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan agar lebih bijaksan dalam pengguanaan gadget sehingga dapat
tmeminimalisir efek-efek yang tidak diinginkan di masa depan khususnya
insomnia.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data untuk
memotivasi pelaksanaan penelitian yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kecerdasan Emosional
1. Defenisi
Emosi mengarah ke perasasaan dan pikiran-pikiran khasnya,keadaan
dimana biologis,psikologis dan segala kecenderungan ikut terlibat.
Menurut Goleman, 2015) emosional adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan emosi.
1) Perubahan Jasmani
Perubahan yang dimaksud dalam hal ini adalah perubahan pada bebrapa
bagian anggota tubuh. Pertumbuhan ini terjadi hanya pada bebrapa
bagian tubuh yang mengakibatkan ketidakseimbangan postur tubuh.
Ketidakseimbangan ini secara tidak terduga memberikan pengaruh
terhadap perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja mampu
menrima setiap perubahan dalam dirinya, terlebih jika perubahan itu
seperti kulit yang kasar dan wajah yang penuh jerawat. Hormon-hormon
tertentu mulai berfungsi dan memebri rangsangan dalm tubuh remaja dan
seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2) Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua
Pola asuh orang tua yang bervariasi seringkali memberi pengaruh
terhadap perkembangan emosi sang anak. Seperti cara memberikan
hukuman dengan memukul akal karena nakal,namun pada remaja hal
tersebut dapat menjadikan kesenggangan hubungan antara remaja dan
orang tua, sehingga sering terjadi pemberontakan yang menandakan
bahwa si remaja ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua. Hal
tersebut menjadi sebuah kepuasan tersendiri, dan merupakan sebuah
bentuk pembuktian bahwa ia sudah semakin bertumbuh dewasa.
Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi
remaja.
3) Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebaya dengan
cara membentuk sebuah geng,dimana interaksi dalam geng ini sangant
intens,dan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi. Faktor yang sering
menimbulkan masalah pada masa ini ialah hubungan percintaan. Pada
masa remaja tengah, biasanya remaja sudah benar-benar jatuh cinta
terhadap lawan jenisnya. Hal ini sebenarnya merupakan hal yang
wajar,namun tak jarang juga menjadi alas an timbulnya konflik atau
gangguan terhadap emosi remaja jika tidak diikuti dengan didikan dari
orang tua atau orang yang lebih dewasa. Gangguan emosional yang
mendalam akan terjadi ketika cinta remaja ditolak atau tidak dijawab,
sehingga menimbulkan kecemasan bagi orang tua dan remaja itu sendiri.
4) Perubahan Pandangan Luar
8
2. Faktor Eksternal.
Ini perlu agar bisa memilih pekerjaan apa yang mendesak, dan apa yang
bias ditunda.
7. Siap mental
Situasi apa pun yang akan dihadapi, kita harus menyiapkan mental
sebelumnya.
8. Ungkapkan lewat kata-kata
Katakan maksud dan keinginan dengan jelas dan baik, agar dapat salaing
mengerti.
9. Bersikap rasional
Kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan, namun tetap berpikir
rasional.
10. Fokus
Konsentrasikan diri pada suatu masalah yang perlu mendapat perhatian.
Jangan memaksa diri melakukannya dalam 4-5 masalah secara bersamaan.
B. Kecanduan gadget
1. Defenisi kecanduan gadget
Kecanduan gadget dapat diartikan sebagai suatu kelekatan yang kompleks
terhadap penggunaan gadget,menyebabkan individu ketergantungan dan
dapat merugikan kondisi tubuhnya (Kharisma & Melani, 2018)
C. Remaja
1. Defenisis Remaja
Remaja adalah peralihan atau masa pubertas menuju masa dewasa. (Herry
& Namora,2010). Hurlock (2009) menyatakan bahwa remaja atau yang
dalam bahasa latin disebut adolescene- adolescere yang memiliki arti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” . Istilah adolescene, seperti yang
digunakan saat ini,memiliki arti yang lebih luas,mencakup kematangan
mental,emosional,social,dan fisik.
orang yang lebih tua melainkan berada dalma tingkat yang sama. Masa
remaja dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Masa Remaja Awal
Remaja awal atau kaula muda adalah masa yang berlangsung pada usia
tiga belas tahun sampai dengan tujuh belas tahun Hurlock (2009).
Adapun ciri-ciri dari dinamika remaja awal ini adalah : (Pieter &
Lumongga, 2010)
a) Mulai menerima kondisi dirinya
b) Berkembangnya cara berpikir
c) Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi
d) Bersikap overestimate,seperti meremehkan segala masalah,meremehkan
kemmapuan orang lain dan terkesan sombong.
e) Gegabah dan kurang waspada
f) Tubuh semakin proporsional
g) Emosi tidak stabil
h) Sikap dan moralitasnya bersifat egosentris
i) Perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental
j) Selalu kebingungan dalam status
k) Periode sulit dan kritis
7. Periode Ambivalen
Dikatakan periode ambivalen karena untuk satu waktu remaja takut
untuk bertanggung jawab dan meragukan kemampuannya. Selama
masa ini remaja akan mengalami frustasi dan konflik (Pieter & Lubis,
2010).
a) Perubahan Eksternal
i. Tinggi Dan Berat Badan
Pertambahan tinggi antar remaja laki-laki dan remaja putri berbeda.
Remaja putri biasanya mengalami perubahan rata-rata pada usia 17-
18 tahun,sedangkan remaja laki-laki mengalami perunaham tinggi
badan pada usia 18-19 tahun. Dan dalam waktu yang bersamaan juga
terjadi perubahan berat badan yang terjadi di bagian tubuh yang
mengandung lemak sedikit maupun tidak sama sekali (Pieter &
Lubis, 2010).
ii. Organ Seks Dan Ciri-Ciri Seks Sekunder
Organ-organ seksual akan berkembang mencapai ukuran yang matang
pada fase remaja akhir. Akan tetapi untuk fungsinya belum matang
sampai beberapa tahun (Pieter & Lubis, 2010).
iii. Proporsi Tubuh
15
b) Perubahan Internal
i. Sistem Pencernaan
Bentuk perut akan lebih panjang,usus bertambah besar dan
panjang,otot-oto perut dan dinding usus menjadi lebih kuat dan
tebal,kerongkongan semakin memanjang dan bertambahnya ukuran
hati (Pieter & Lubis, 2010).
ii. Sistem Peredaran Darah dan Sistem pernafasan
Pada usia 17-18 tahun jantung mengalami pertumbuhan pesat,panjang
dan tebalnya dinding pembuluh darang juga mengalami perubahan
seiring pertumbuhan dan kematangan kerja jantung. Kapasitas paru-
paru pada remaja putri akan meningkat,dan lebih cepat matang
dibandingkan remaja putra (Pieter & Lubis, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam
melakukan prosedur penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan mencari
hubungan antara penggunaan gadget dengan angka kejadian insomnia, dengan
pendekatan cross sectional yaitu pengukuran kedua variabel yang dilakukan
pada waktu yang sama.
D. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasinal Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
18
F. Etika Penelitian
Etika penelitian menurut (Hidayat, 2007), terdiri dari 4 macam, yaitu:
1. Informed consent (surat persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden dengan bentuk lembaran persetujuan. Lembarpersetujuan
diberikan sebelum spenelitian dilakukan kepada responden yang akan
diteliti. Lembaran ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat
penelitian, sehingga subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
harus menghargai keputusn responden.
3. Confidentiality
Confidentiality merupakan informasi yang telah dikumpulkan dari
responden akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya
digunakan untuk pengembangan ilmu.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
variable independent dan variable dependent.
b. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecanduan
gadget dengan kecerdasan emosional pada remaja di SMAN 2
Doloksanggul tahun 2019.Dengan menggunakan uji statistic chi-
square, dimana penghitungannya dapat diambil kesimpulan bila nilai
P lebih kecil dari nilai alfa (p<0,05)dan Cl 95%, berarti ada hubungan
yang bermakna antara variable dependent dan variable independent.
21
5