Anda di halaman 1dari 4

Phenytoin

Phenytoin adalah obat untuk mencegah dan mengontrol mengontrol kejang yang
umumnya terjadi pada penderita epilepsi. Epilepsi merupakan penyakit di mana
penderitanya mengalami kejang secara berulang. Kejang itu sendiri terjadi karena
adanya gangguan pada sinyal listrik di dalam otak, sehingga otot-otot tubuh
berkontraksi dan menyebabkan gerak yang tidak terkendali. Phenytoin bekerja dengan
menyeimbangkan aliran listrik tersebut, sehingga secara otomatis mengurangi
kemunculan gejala kejang.

Merek dagang: Kutoin, Phenytoin Sodium, Decatona, Dilantin, Curelepz, Phenitin,


Ikaphen, Zentropil

Tentang Phenytoin

Golongan Antikonvulsan

Kategori Obat resep

Manfaat Mengatasi kejang

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia,


tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari
Kategori kehamilan dan risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam
Menyusui jiwa.Phenytoin dapat diserap ke dalam ASI. Ibu menyusui diharuskan
untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelu
menggunakan obat ini.

Bentuk obat Kapsul dan suntik

Peringatan:
 Meningkatkan risiko hipotensi dan gangguan irama jantung pada penggunaan phenytoin
yang diberikan melalui suntikan secara cepat.
 Penggunaan phenytoin bagi penderita epilepsi kronis dapat mengurangi kandungan
mineral dalam tulang.
 Phenytoin berisiko mengurangi vitamin D dari dalam tubuh, sehingga menyebabkan
rendahnya kadar kalsium dan fosfat dalam darah.
 Hati-hati bagi penderita aritmia, albumin rendah, gangguan pada hati, hormon tiroid
rendah, agranulositosis, anemia, trombositopenia, pansitopenia, diabetes, dan porfiria.
 Phenytoin dapat meningkatkan dorongan untuk bunuh diri, hati-hati terutama pada
awal-awal konsumsi.
 Jangan menghentikan penggunaan obat ini secara mendadak karena berpotensi
memperburuk kondisi.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan phenytoin, segera temui
dokter.

Dosis Phenytoin

Kondisi Bentuk obat Dosis

Dewasa: Dosis awal adalah 3-4


mg/kgBB atau 150-300 mg per
hari. Jika diperlukan, dosis dapat
ditingkatkan setiap 7-10 hari
hingga 600 mg per hari. Dosis
pemeliharaan adalah 200-500
mg per hari.Anak-anak: Dosis
Epilepsi Oral awal adalah 5 mg/kgBB per hari,
yang dapat dibagi ke dalam 2-3
jadwal konsumsi. Dosis
pemeliharaan adalah 4-8
mg/kgBB per hari, yang dapat
dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi. Dosis maksimal
adalah 300 mg per hari

Dewasa: 10-15 mg/kgBB,


diberikan dengan suntikan
lambat atau infus dengan
kecepatan tidak lebih dari 50 mg
per menit. Dosis pemeliharaan
Status epileptikus Suntik (intravena) adalah 100 mg (bisa juga secara
oral), yang diberikan tiap 6-8 jam
sekali.Anak-anak: 15-20
mg/kgBB, dengan kecepatan
tidak melebihi 1-3 mg/kgBB per
menit.
Mengonsumsi Phenytoin dengan Benar

Untuk phenytoin injeksi, pemberian obat harus dilakukan oleh petugas medis. Petugas
akan menyuntikan cairan phenytoin ke dalam pembuluh darah pasien.

Phenytoin kaspul lebih baik dikonsumsi setelah makan, namun bisa juga
dikonsumsi dalam keadaan perut masih kosong. Jika mengalami nyeri lambung,
konsumsilah phenytoin kapsul bersama dengan makanan.

Usahakan untuk mengonsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya, guna
mendapatkan manfaat yang maksimal.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi phenytoin, disarankan untuk segera melakukannya
begitu ingat, jika jarak dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika
sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi apabila menggunakan phenytoin
bersama dengan obat-obatan lain:

 Meningkatkan kadar phenytoin dalam darah, jika digunakan dengan amiodarone,


ketoconazole, capecitabine, chloramphenicol, chlordiazepoxide, diazepam, disulfiram,
estrogen, fluorouracil, fluoxetine, fluvoxamine, cimetidine, isoniazid, omeprazole,
phenothiazine, sertraline, ticlopidine, atau warfarin.
 Mengurangi kadar phenytoin dalam darah, jika digunakan dengan
bleomycin, carbamazepin, asam folat, reserpin, phenobarbital, natrium divalproex, asam
valproat atau sukralfat.
 Berpotensi mengurangi efektivitas obat antijamur golongan azole, kortikosteroid,
doxycycline, estrogen, furosemide, irinotecan, paclitaxel, paroxetine, rifampisin,
sertraline, teofilin, dan vitamin D.
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan dengan warfarin.
 Mengurangi kadar albendazole, efavirenz, quetiapine, atorvastatin, ciclosporin,
digoxin, asam folat, dan simvastatin di dalam darah.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Phenytoin

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan phenytoin juga berisiko menimbulkan
efek samping. Di antaranya berupa:

 Mengantuk
 Kelelahan
 Ataksia
 Mudah marah
 Sakit kepala
 Gelisah
 Gangguan berbicara
 Gugup
 Gangguan pada pergerakan mata (nystagmus)
 Pusing
 Vertigo
 Kesemutan

Anda mungkin juga menyukai