Kurikulum Kearifan Lokal Kel10
Kurikulum Kearifan Lokal Kel10
Disusun oleh:
Kelompok 10
Lely Latifah Pauziah (17081070690)
Nuraeni Indah Sari (1708107074)
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Page | i
DAFTAR ISI
Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
A Musanna, ‘Model Pendidikan Guru Berbasis Ke-Bhinekaan Budaya Di Indonesia’, Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 17.4 (2011), 383–90.
2
A Salim, Indigenisasi Ilmu Pendidikan Di Indonesia Indonesia Belajarlah: Membangun Pendidikan
Indonesia (semarang: Tiara Wacana, 2007).
3
Wangsalegawa. T, Origin of Indonesian Curriculum Theory and Practice: Possibilities for the
Future (Chicago: University of Illionis, 2009).
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah kearifan lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan
lokal (local). Secara umum makna local wisdom (kearifan lokal) dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat
yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan
lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada
di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan
lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan
dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.4
4
Abdul Ghofur, ‘Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal’, Wordpress, 2018
<https://abdulghofur91.wordpress.com/2018/07/31/pendidikan-berbasis-kearifan-local-local-
genius/>.
5
Permana Erwin, ‘Kearifan Lokal’, Blogspot, 2012.
Page | 2
(hablumminallah), dengan manusia (hablumminan-naas) maupun dengan
alam (hablumminal’alam).
Kearifan bukan hal yang baru dalam praksis pendidikan. Dalam tinjauan
historisnya, upaya menjadi arif atau bijaksana telah dikenal sejak zaman
Yunani Kuno. Istilah filsafat yang berasal dari kata philo dan sophia yang
berarti cinta dan kebijaksanaan (kearifan) menunjukkan bahwa menjadi
orang yang bijak atau arif dipandang sebagai sasaran akhir yang perlu
dicapai secara personal. Menjadi arif atau bijak diposisikan sebagai
capaian tertinggi dan merepresentasikan pribadi ideal. Dalam Islam,
kearifan (hikmah) dan ilmu (‘ilm) sering diidentikkan, meskipun terdapat
perbedaan substansi. Istilah hikmah atau kearifan sesungguhnya merujuk
pada level atau tingkat ke sadaran tertinggi yang berada di atas
pengetahuan. Al-Qur’an (al-Baqarah: 269) menegaskan bahwa orang yang
diberi hikmah telah memperoleh kebaikan yang banyak.
Kearifan lokal bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, dan perilaku yang
melembaga secara tradisional untuk mengelola sumber daya (alam,
manusia , dan budaya) secara berkelanjutan. Dengan demikian, kearifan
lokal dapat dirumuskan sebagai formulasi pandangan hidup (world-view)
sebuah komuni tas mengenai fenomena alam dan sosial yang mentradisi
atau ajeg dalam suatu daerah yang terdiri atas perpaduan nilai-nilai suci
firman Tuhan dan nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat .
Pandangan hidup tersebut menjadi identitas komuni tas yang
membedakannya dengan kelompok lain.6
6
F.X Rahyono, Kearifan Budaya Dalam Kata (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2009).
Page | 3
tata aturan bermasyarakat yang berwujud menjadi sistem sosial; dan
kearifan yang berupa kebiasaan, prilaku sehari-hari dalam pergaulan
sosial.7
7
K. Rasyidin., Siregar, P., Batubara, “Penyerapan Nilai-Nilai Budaya Lokal Dalam Kehidupan
Beragama: Studi Tentang Budaya Lokal Di Medan” Dalam Afif Dan Bahri, S. Ed. Harmonisasi
Agama Dan Budaya Di Indonesia (Jakarta: Balitbang Kemenag, 2009).
8
Sukatman, Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori Dan Pembelajarannya.
(Yogyakarta: Leksbang Pressindo, 2009).
Page | 4
C. Fungsi Kurikulum Kearifan Lokal
Kearifan lokal berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan. Masyarakat memiliki sudut pandang tersendiri terhadap alam
dan lingkungannya. Masyarakat mengembangkan cara-cara tersendiri
untuk memelihara keseimbangan alam dan lingkungannya guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
melalui pengembangan kearifan lokal memiliki kelebihan tersendiri.
Selain untuk memelihara keseimbangan sumber daya alam dan
lingkungannya, kebudayaan masyarakat setempat pun dapat dilestarikan.
1. Landasan Historis
9
Sartini, ‘Menggali Karifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafati’, Jurnal Filsafati, 2004.
Page | 5
berbagai aspek kehidupan. Awal pembentukan kearifan lokal dalam
suatu masyarakat umumnya tidak diketahui secara pasti kapan kearifan
lokal tersebut muncul. Pada umumnya terbentuk mulai sejak
masyarakat belum mengenal tulisan (praaksara). Tradisi praaksara ini
yang kemudian melahirkan tradisi lisan.10
2. Landasan Psikologis
10
Suhartini, ‘Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan’, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Penelitian. Universitas Negeri Yogyakarta, 2009.
Page | 6
Secara politik dan ekonomi pembelajaran berbasis kearifan lokal ini
memberikan sumbangan kompetensi untuk mengenal persaingan dunia
kerja. Dari segi ekonomi pembelajaran ini memberikan contoh nyata
kehidupan sebenarnya kepada siswa untuk mengetahui kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Karena pada akhirnya siswa dididik dan
disiapkan untuk menghadapi persaingan global yang menuntut
memiliki ketrampilan dan kompetensi yang tinggi di lingkungan sosial.
4. Landasan Yuridis
Tujuan dari pendidikan berbasis kearifan lokal ialah sesuai dengan yang
telah termaktub dalam undang- undang nasional yaitu Undang- undang
(UU) No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
11
Muhammad Takari, ‘Kearifan Lokal’, Wordpress, 2017
<http://www.etnomusikologiusu.com./artikel-kearifan-lokal.html. >.
Page | 7
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan
manfaat dari pendidikan yang berbasis kepada kearifan lokal antara lain
ialah:
Sekolah berbasis kearifan lokal tidak serta merta muncul begitu saja,
melainkan terdapat proses dan langkah-langkah, sehingga suatu sekolah
dapat dikatakan berbasis kearifan lokal. Langkah-langkah tersebut mulai
dari mengumpulkan berbagai jenis kearifan lokal sampai pada
penerapannya dalam pendidikan baik terintegrasi dalam mata pelajaran
maupun menjadi mata pelajaran pengembangan diri. Kemendiknas (2011)
menguraikan hasil analisis tentang penentuan jenis keunggulan lokal
dalam implementasinya di sekolah dalam pembelajaran, yang meliputi:
inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal, analisis kondisi internal
sekolah, analisis lingkungan eksternal sekolah, dan strategi
penyelenggaraan sekolah berbasis kearifan local.12
12
Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal. Prosidind, Seminar Nasional
Fisika Dan Pendidikan Fisika (surakarta: FKIP UNS, 2013).
Page | 8
b. Memperhatikan potensi keunggulan lokal di kabupaten/kota yang
merupakan keunggulan kompetitif dan komparatif;
c. Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi melalui
dokumentasi, observasi, wawancara, atau literatur;
d. Mengelompokkan hasil identifikasi setiap aspek keunggulan lokal
yang saling terkait.
2. menganalisis kondisi internal sekolah, yaitu:
a. Mengidentifikasi data riil internal sekolah meliputi peserta didik,
diktendik, sarpras, pembiayaan dan program sekolah;
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah yang dapat
mendukung pengembangan potensi keunggulan lokal yang telah
diidentifikasi;
c. Menjabarkan kesiapan sekolah berdasarkan hasil identifikasi dari
kekuatan dan kelemahan sekolah yang telah dianalisis.
3. Melakukan analisis lingkungan eksternal sekolah, yaitu:
a. Mengidentifikasi data riil lingkungan eksternal sekolah meliputi
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas/instansilain;
b. Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang ada dalam
pengembangan potensi keunggulan lokal yang telah diidentifikasi;
c. Menjabarkan kesiapan dukungan pengembangan Pendidikan
berbasis kearifan lokal berdasarkan hasil identifikasi dari peluang
dan tantangan sekolah yang telah dianalisis.
Page | 9
b. Kemungkinan mendapat lebih dari pada 1 tema dapat terjadi. Dipilih
yang sangat potensial, paling kuat keterkaitannya dengan kesiapan
sekolah dan dukungan eksternal sekolah;
c. Tema sebagai sebuah label harus mampu menginspirasi serta
memotivasi warga sekolah melakukan suatu perubahan yang membuat
iklim dan budaya sekolah sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
d. Tema menggunakan kalimat yang singkat, jelas, danmudah dipahami.
Misalnya, SMA Berwawasan Bahari atau SMA Berbasis Pertanian.
2. Penetapan Jenis Keunggulan Lokal, harus diperhatikan perlunya:
a. Mengidentifikasi semua alternatif jenis keunggulan lokal
berdasarkan tema yang telah ditetapkan;
b. Memilih satu alternatif jenis keunggulan lokal dengan
memperhatikan hal-hal sbb: (1) minat dan bakat peserta didik, yang
dapat dihimpun melalui angket, (2) kesiapan sumber daya sekolah
(3) dapat menjadi keunggulan komparatif atau keunggulan
kompetitif satuan pendidikan;
c. Jenis keunggulan lokal menjadi acuan untuk mengembangkan
kompetensi tertentu yang harus dipenuhi oleh peserta didik ketika
lulus dari satuan pendidikan (pengembangan Standar Kompetensi
Lulusan/SKL).
3. Kompetensi Keunggulan Lokal, harus diperhatikan:
a. Kompetensi keunggulan lokal yang dikembangkan adalah Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
b. Standar Kompetensi keunggulan lokal adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dari jenis
keunggulan lokal yang telah ditentukan
c. Kompetensi keunggulan lokal menggambarkan sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam keunggulan
lokal yang dipilih sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi untuk digunakan dalam pembelajaran
Page | 10
4. Penentuan jenis keunggulan lokal adalah dengan melakukan strategi
penyelenggaraan PBKL, yaitu bahwa yang menjadi acuan dalam
menentukan strategi penyelenggaraan PBKL adalah:
a. Untuk kompetensi pada ranah kognitif (pengetahuan) maka
strateginya adalah dengan cara mengintegrasikan pada mata
pelajaran yang relevan atau melalui muatan lokal;
b. Untuk kompetensi pada ranah psikomotor (keterampilan) maka
strateginya adalah dengan menetapkan Mata Pelajaran
Keterampilan;
c. Untuk kompetensi pada ranah afektif (sikap) dapat dilakukan
dengan cara Pengembangan Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata
Pelajaran Agama atau Budaya Sekolah. d. Strategi
penyelenggaraan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan
kemampuan masing masing sekolah.
13
Jamal Ma’mur, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (Yogyakarta: DIVA Press, 2012).
Page | 11
3. Tahap Penentuan Tema dan Jenis Keunggulan Lokal Tahap ini
mempertimbangkan tiga hal yaitu:
a. Hasil inventarisasi proses keunggulan lokal yang dihasilkan, dipilih
keunggulan lokal yang bernilai komparatif dan kompetitif;
b. Hasil analisis internal dan eksternal satuan pendidikan;
c. Minat dan bakat peserta didik.
4. Tahap Implementasi Lapangan Tahap implementasi lapangan harus
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing satuan pendidikan,
mengacu pada hasil analisis faktor eksternal dan internal, hasil
inventarisasi potensi keunggulan lokal, minat, serta bakat peserta
didik. Selain itu, harus memperhatikan kompetensi yang telah
dikembangkan/ditetapkan. Lebih baik yang dipilaih keunggulan lokal
yang dominan pada elemen skill (keterampilan).
Page | 12
BAB III
KESIMPULAN
Page | 13
DAFTAR PUSTAKA
Rahyono, F.X, Kearifan Budaya Dalam Kata (Jakarta: Wedatama Widya Sastra,
2009)
Page | 14
Possibilities for the Future (Chicago: University of Illionis, 2009)
Page | 15