PENDAHULUAN
Atas putusan ini, PT Phapros mengajukan kasasi. Apa kata MA? "Menolak
permohonan kasasi," demikian lansir website MA, Kamis (17/12/2015).
Duduk sebagai ketua majelis hakim agung Mahdi Soroinda Nasution dengan anggota
hakim agung Nurul Elmiyah dan hakim agung Hamdi. Vonis ini diketok pada 3
September lalu.
Berdasarkan Latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam makalah ini ada metode
penelitian deskriptif yuridis normatif.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, penulis berharap bahwa sebagai subyek
hukum, hendaklah berhati hati dalam melakukan tindakkan hukum, serta memberikan
edukasi kepada pembaca tentang Hukum Hak Kekayaan Intelektual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a.Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh
pihak lain untuk barang dan Zatau jasa sejenis
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dari/atau jasa sejenis
(3) Permohonan ditolak jika diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak
baik
BAB III
PEMBAHASAN
Itikad tidak baik juga terlihat dari komposisi produk merek BIONEURON
yang terdiri dari “Thiamine HCI (Vitamin B1)”, Pyridoxine HCL (Vitamin B6)”, dan
Cyanocobalamin (Vitamin B 12), dimana komponen isi obat dan vitamin produk
merek BIONEURON sama persis dengan komposisi produk merek NEUROBION
milik PENGGUGAT, maka sangat jelas tindakan TERGUGAT meniru, membonceng
ketenaran merek PENGGUGAT dan bertujan untuk memperoleh keuntungan yang
besar dengan mengambil manfaat keterkenalan merek NEUROBION yang pastinya
menyesatkan konsumen, seolah-olah produk merek TERGUGAT berasal atau
memiliki hubungan dengan produk merek PENGGUGAT padahal tidak sama sekali
dan tentunya tindakan TERGUGAT tersebut sangat merugikan PENGGUGAT
sebagai perusahaan farmasi yang memiliki reputasi sangat baik dan selalu menjaga
mutu/kwalitas produk-produknya.
Namun, TERGUGAT menyangah gugatan PENGGUGAT karena
TERGUGAT merasa Bahwa desain “ Neurobion “ dan Neurobion + Logo” yang
beredar di pasaran tidak sama dengan desain “Neurobion“ dan “Neurobion + Logo“
yang terdapat pada sertifikat merek dari Ditjen HKI Kemenkum HAM.
3. Bila melihat desain dan merek BIONEURON, akan terlihat sama persis
sekilas sehingga berpotensi menyesatkan masyarakat awam dalam
menggunakan produk, sehinga pendaftaran merek tidak dapat didaftar. Hal
ini selaras dengan isi Pasal 20 huruf c UU A Quo:
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kasus sengketa merek antara Perusahaan farmasi dari Jerman, Merck yang
memproduksi Neurobion dengan perusahaan dari Semarang, PT Phapros Tbk.
Pangkalnya, PT Phapros Tbk dimenangkan oleh pemegang merek Neurobion.
Sebenarnya, kasus ini sudah dibawa sampai kasasi, namun disini penulis hanya
memasukkan dari pengadilan tingkat pertama saja.
Pada intinya, didini tergugat telah membut kesalahan pada merek dan desain
dari produknya sehingga penggugat merasa keberatan dan meminta majelis hakim
untuk memutus membatalkan merek Bioneuron.
4.2 Saran
1. Bagi perusahaan yang ingin mendaftarkan merek, alangkah lebih baik bila
berpikir dua kali terhadap merek yang akan didaftarkannya sebab merek yang
mirip dengan merek lain akan berpotensi menimbullkan sengketa.