OLEH:
MUHAMMAD BAYU IHSAN, S. Kep.
NIM. 1930913310030
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Definisi : GERD adalah penyakit Etiologi : Penyakit refluks gastroesofageal dapat disebabkan karena terjadi kontak dalam waktu yang lama
saluran pencernaan kronis yang terjadi antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus, terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa esofagus
jika asam lambung atau empedu naik walaupun kontak antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus tidak cukup lama, terjadi gangguan
membalik ke kerongkongan secara sensitivitas terhadap rangsangan isi lambung yang disebabkan adanya modulasi persepsi neural esofageal
berulang. Pada orang normal, refluks baik sentral maupun perifer dan kelainan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan (Tjokroprawiro, 2015).
ini bisa terjadi pada posisi tegak
setelah makan atau disebut refluks
fisiologis. Keadaan tersebut dikatakan Manifestasi Klinis :
patologis apabila refluks terjadi 1. Heart Burn (rasa panas seperti terbakar di
berulang-ulang sehingga esofagus Klasifikasi : daerah substernal), merupakan gejala tersering
distal terkena pengaruh isi lambung 1. Klasifikasi Los Angeles pada kasus GERD
untuk waktu yang lama (Anurogo, Berdasarkan gambaran endoskopi menunjukkan : 2. Regurgitasi
2016; Tjokroprawiro, 2015). A : Erosi kecil-kecil pada mukosa esophagus 3. Disfagia
dengan diameter < 5 mm 4. Sesak nafas
B: Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan 5. Suara serak atau parau
diameter > 5 mm tanpa saling berhubungan 6. Rasa bengkak pada tenggorokan
C: Lesi yang konfluen tetapi tidak 7. Odinofagia (nyeri ketika menelan)
mengenai/mengelilingi seluruh lumen 8. Rasa asam di mulut (Anurogo, 2016;
D: Lesi mukosa esophagus yang bersifat Smeltzer&Brenda, 2002; Tjokroprawiro, 2015).
sirkumferensial
2. The Genval Workshop Report
a. GERD dengan esofagitis erosif, ditandai Pemeriksaan penunjang :
dengan adanya kerusakan lapisan mukosa di 1. Endoskopi
esofagus pada pemeriksaan endoskopi. 2. Esofagografi dengan barium
b. GERD tanpa erosif (Non Erosive Reflux 3. Pemantauan pH 24 jam
Disease/NERD), tidak terdapat kerusakan 4. Tes Perfusi Berstein
lapisan mukosa di esofagus pada pemeriksaan 5. Manometri esofagus
endoskopi (Susanto, 2002). 6. Sinar X sistem pencernaan bagian atas
(Siantarini, 2012).
Penatalaksanaan :
Komplikasi : GERD menahun (kronis) dapat
1. Modifikasi gaya hidup
menyebabkan penyempitan kerongkongan, tukak
2. Terapi medikamentosa
lambung, perdarahan saluran cerna bagian atas,
3. Pembedahan
lesi pada kerongkongan, dan keganasan berupa
4. Terapi endoskopi
kanker kerongkongan (Anurogo, 2016).
(Siantarini, 2012).
PATHWAY GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
Gangguan motilitas
Kegagalan mekanisme
antirefluks
Asam naik ke
esofagus
Penurunan BB
Refluks berulang
Ketidakseimbangan
Trauma mukosa nutrisi kurang dari
esophagus kebutuhan tubuh
Anurogo, Dito. 2016. The Art of Medicine: Seni Mendeteksi, Mengobati, dan
Menyembuhkan 88 Penyakit dan Gangguan Kesehatan. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka.
Moorhead, Sue. Et all. Alih bahasa oleh Nurjannah, Intisari. Tumanggor, Roxsana
D. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi Ke-5 Edisi
Bahasa Indonesia.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta: EGC.
Tjokroprawiro, A, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 2. Surabaya :
Airlangga University Press.