Anda di halaman 1dari 5

DESAIN PERENCANAAN

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) INDUSTRI


MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI MAKASSAR

Penyusun :

Nama : Marvi Yunando Albar

NIM : 161.11.1023

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Desain Perencanaan Tahun Ajaran 2019-2020

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS TERAPAN

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir mata kuliah
Desain Perencanaan semester VII Tahun Ajaran 2019/2020 . Laporan akhir penyusun
buat untuk melaporkan hasil dari apa yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan . Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan kata
sempurna , maka dari itu penyusun berharap kepada pembaca untuk memberikan saran
, kritikan , dan masukan guna memenuhi kekurangan makalah ini . Penyusun juga tak
lupa berterimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing mahasiswa
selama perkuliahan . Perkenankan penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Purnawan S.T., M.Eng, C.WS, selaku Ketua Jurusan Teknik


Lingkungan IST AKPRIND Yogyakarta sekaligus dosen pengampu Mata
Kuliah Desain Perencanaan yang telah memberikan seluruh ilmu dan
pengetahuannya kepada mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan .
2. Teman-teman mahasiswa Teknik Lingkungan yang telah memberikan
dukungan serta semangat dan do’a kepada penyusun agar penyusun mampu
menyelesaikan pembuatan laporan ini guna memenuhi tugas dari mata kuliah
Desain Perencanaan.

Yogyakarta, September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan dan juga reparasi adalah bagian dari
industry, hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu


negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks
pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian
industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan
pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau
jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri
negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus
dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Monosodium Glutamat (MSG) merupakan bahan penyedap rasa pada makanan


yang banyak digunakan di berbagai negara, menurut Belitz dan Grosch, 2009 konsumsi
MSG pada tahun 1978 mencapai 200.000 ton di seluruh dunia. Produksi MSG akan
semakin meningkat untuk mencukupi konsumsi MSG setiap tahunnya. Berdasarkan
data perkembangan produksi MSG tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, Indonesia
mengalami peningkatan produksi MSG dengan rata-rata 9,1% per tahun (Pratiwi,
2015). Produksi limbah MSG pun diperkirakan akan terus bertambah dengan semakin
meningkatnya permintaan dari industri penyedap masakan ini (Muyassir, 2002). Salah
satu dampak dari produksi MSG adalah menghasilkan limbah cair yang dapat
berpengaruh terhadap lingkungan.

I.2 Dasar Hukum

Indonesia adalah negara hokum yang telah ditetapkan dalam Undang-undang


Dasar 1945 pasal 1 ayat 3, maka dari itu segala aktifitas yang berada di negara
Indonesia harus mengikut hukum yang berlaku, tidak terlepas pula aktifitas industri
maupun pertambangan sumberdaya. Berikut dasar hukum yang digunakan dalam
laporan ini yang berkaitan tentang industri monosodium glutamate (MSG) dan
pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup yang berlaku di
Indonesia :

1. Undang-undang
a. Undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
c. Undang-undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2014 Tentang
Perindustrian.
d. Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi.
2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27 Tahun 2012
b. Tentang Izin Lingkungan.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
3. Peraturan Presiden
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.21 Tahun 2010 Tentang
Pengawasan Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Dan Keputusan Menteri
d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.5
Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.142 Tahun 2003
Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No.11 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara
Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air Atau
Sumber Air.

4. Peraturan Daerah
a. Peraturan Walikota Makassar Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Standar
Biaya Tahun 2017.
b. Peraturan Walikota Makassar Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan
Perda Kota Makassar Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Air
Limbah.
c. Peraturan Walikota Makassar Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Makassar No.2 Tahun 2016 Tentang Tanggung
Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan.
d. Peraturan Walikota Makassar Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penerbitan Izin Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai