Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA SISWA

Aqidah Akhlak
KELAS 7
Materi Semester Genap

1. Asmaul Husna
2. Iman Kepada Para Malaikat
3. Akhlak Tercela Kepada Allah Swt
4. Adab Berdo’a dan Membaca Al-Qur’an
5. Ashabul Kahfi
Bab I

Asmaul Husna

A. KOMPETENSI INTI

KI.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya


KI.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR

1.1. Meyakini sifat-sifat Allah SWT melalui al-asmaa' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-
Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
2.1. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asmaa' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-
Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
3.1. Menguraikan al-asmaa’ al-husnaa (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-
Qayyuum)
4.1. Menyajikan fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asmaa’ al-husnaa (al-‘Aziiz, al-
Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum )
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan 9 nama asmaul Husna
2. Peserta didik mampu bertanya tentang materi baik secara lisan maupun tertulis.
3. Menyebutkan arti dari masing-masing asmaul Husna
4. Menjelaskan pengertian asmaul Husna dan sub-sub dari asmaul Husna
5. Menyebutkan dalil naqli dan aqli tentang masing-masing sub asmaul Husna
6. Menjelaskan berbagai manfaat perilaku yang merupakan contoh perbuatan meneladani sub asmaul husna tertentu.
7. Menyajikan fenomena, fakta atau bercerita tentang peristiwa, fenomena atau kejadian yang menunjuk pada
ilustrasi sub asmaul Husna.
D. Ringkasan Materi Bagian I
1. Definisi Asmaul Husna
Secara bahasa asma berarti nama-nama, sedangkan al-husna adalah terbaik. Asmaul Husna adalah nama-
nama terbaik yang mencerminkan kebesaran Allah dan keagungannyayang mesti menyatu dalam dirinya.
Allah berfirman dalam Q.S Thaha [20]:8,
‫ل ُنل ُإإ ىلننه ُإإلل ُحۡهونو ُنلحۡه ُٱسلنسسنماَحۡء ُٱسلحۡحسسننىى‬
ۡ‫ٱ ل ح‬
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-
nama yang baik)
Dalam hadisnya Rasulullah bersabda:

«‫ »إن لل تسعةا وتسعين اسما ا من أحصاها دخل الجنة‬:‫ولهذا قال عليه الصلةا والسلما‬

“Sungguh Allah mempunyai 99 nama, 100 kurang satu, barang siapa menghafalnya, maka ia akan masuk
surga’. (HR. Bukhari dan Muslim)
Beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan asmaul HUsna diantaranya adalah:
QS al-Hasyr 59:24

﴾٢٤ ﴿ ‫ض ِ ووههوو اللوعلزيِهز اللوحلكيهم‬


‫ت وواللولر ل‬
‫صبوهر ِ لوهه اللولسوماهء اللهحلسنوىى ٰ يِهوسببهح لوهه وما لفيِ الاسوماووا ل‬
‫ئ اللهم و‬
‫ق اللوبالر ه‬
‫اه اللوخالل ه‬
‫ههوو ا‬

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna.
Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. al A’raf 7:180

﴾١٨٠ ﴿ ‫وولالل اللولسوماهء اللهحلسنوىى وفالدهعوهه بلوها ِ وووذهروا الالذيِون يِهلللحهدوون لفيِ أولسومائلله ٰ وسيهلجوزلوون وما وكاهنوا يِولعومهلوون‬

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
2. Memahami kebesaran Allah melalui asmaul husna
a. Al’aziz
1) Pengertian al Al‘Aziz
Adalah nama Allah yang menunjuk pada pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian dan
mengendalikan. Al-Aziz juga merupakan nama Allah yang menunjukkan keperkasaan Allah Swt. Keperkasaan-
Nya tidaklah mampu diukur oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Allah berfirman dalam Q.S Yasin ayat 1-5
yang menunjukkan bahwa diri-Nya yang memiliki Maha Keperkasaan dan Maha Kasih Sayang.
Ayat ini, Allah memaklumatkan bahwa diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada yang
bisa mengungguli keperkasaan Allah Swt. Misalnya dalam menggerakkan matahari diatas kita, Allah Maha
Perkasa untuk menjaganya sampai nanti hari kiamat.
Penyebutan kata al-Aziz seing diiringi dengan kata al-Hakim atau kata al-Rahim. Misalnya dalam surah
al-Maidah[5]:118.

﴾١١٨ ﴿ ‫ت اللوعلزيِهز اللوحلكيهم‬


‫ك أولن و‬ ‫إللن تهوعبذلبههلم فوإ لناههلم لعوباهد و‬
‫ك ِ ووإللن تولغفللر لوههلم فوإ لنا و‬

[5:118] Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan
jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Hal ini menunjukkan bahwa sifat Maha Keperkasaan, Maha Kekuatannya, sifat Maha Mengendalikan-
Nya senantiasa diiringi dengan Kebijaksanaan Allah dan kasih sayang Allah Swt.
2) Bukti Kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap Al-Aziz
Dalam sejarah umat Islam, sejak jaman dahulu kala sampai pada zaman modern ini banyak orang yang
mengaku dirinya sebagai tuhan yang memiliki kekuatan dan keperkasaan disbanding yang lain. Kita mengenal
raja Fir’aun, Raja Namruz, Raja Abrahah, dan masih banyak yang lainnya termasuk pemimpin aliran
kerajaan Tuhan. Mereka mengaku sebagai tuhan yang mempunyai kekutan dan keperkasaan. Mereka
menyerukan kepada umatnya agar mau menyembahnya dan menuruti titah mereka. Namun apa yang terjadi,
mereka tidak mampu melawan dan menandingi keperkasaan dan kedigdayaan Allah SWT., buktinya mereka
hancur dan mati secara hina.
3) Perilaku orang yang mengamalkan al-‘aziz
Orang yang dapat mengamalkan sifat al-aziz, tentu akan tampak dari sikap perilakunya yang luhur dan mulia,
diantaranya sebagai berikut:
a. Perilaku cinta ilmu
b. Perilaku rendah hati
c. Perilaku mandiri
4) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam Al-‘aziz
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-Aziz, hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Tanamkan keyakinan bahwa Allah SWT. Maha Perkasa
b. Perbanyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum.
c. Biasakan membaca dan memahami Asma’ul Husna beserta maknanya.
d. Mulailah dari sekarang membiaakan diri menekadani sifat Allah Al-Aziz dalam kehidupan sehari-hari.
b. Al ‘Adl
1) Pengertian Al ‘Adl
Al-‘Adl artinyaAllah Maha Adil dalam menetapkan dan memutuskan sesuatu perkara. Kata Al-‘Adl untuk sifat
Allah tidak terdapat dalam Al-Qur’an, sebab Allah tidak menyebutnya dengan kata “Al-‘Adl” melainkan dengan
kata “Al-Muqsit”, seperti terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 42, yaitu :
‫إ‬ ‫إ‬ ‫ساضعوتن لإملتكإذ إ‬
‫ضرروتك تشميئئاو ُ توإمن تحتكمم ت‬
‫ت‬ ‫ض تعمنفضهممو ُ توإمن تفضمعإر م‬
‫ض تعمنفضهمم فتفلتمن يت ض‬ ‫ب أتككاضلوتن للرسمحت ُ فتإمن تجاضءوتك تفامحضكمم بتمفيفنتفضهمم أتمو أتمعإر م‬ ‫تك‬
﴾٤٢ ﴿ ‫ي‬ ‫إإ‬
‫ب المضممقسط ت‬‫تفامحضكمم بتمفيفنتفضهمم إبالمإقمسإط ُ إكن اللكهت ضإي ر‬

[5:42] Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.
Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara
mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi
mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu)
diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.
Dalam al-Qur’an al ‘adl memiliki aspek dan objek yang beragam, begitu pula pelakunya. Keragaman
tersebut mengakibatkan keragaman makna ‘adl (keadilan). Menurut penelitian M. Quraish Shihab bahwa paling
tidak ada empat makna keadilan, yakni:
a) Sama
b) Seimbang
c) Perhatian terhadap hak-hak individu dan memberi kan hak-hak itu kepada setiap pemiliknya. Pengertian
inilah yang didefinisikan dengan “menempatkan sesuatu pada tempatnya atau memberi pihak lain haknya
melalui jalan yang terdekat.
d) Yang dinisbahkan kepada Allah. ‘Adl disini berarti memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi,
tidak mencegah kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan untuk
itu.
Jadi, keadilan Allah pada dasarnya merupakan rahmat dan kebaiknan-Nya. Keadilan Allah mengandung
konsekuensi bahwa rahmat Allah swt tidak tertahan untuk diperoleh sejauh makhluk itu dapat meraihnya. Allah
memiliki hak atas semua yang ada, sedangkan semua yang ada tidak memiliki sesuatu disisi-Nya.
Quraish Shihab menegaskan bahwa manusia yang bermaksud meneladani sifat Allah yang al-’adl -setelah
meyakini keadilan Allah- dituntut untuk menegakkan keadilan walau terhadap keluarga, ibu bapak, dan dirinya,
bahkan terhdap musuhnya sekalipun. Keadilan pertama yang dituntut adalah dari dirinya dan terhadap dirinya
sendiri, yakni dengan jalan meletakkan syahwat dan amarahnya sebagai tawanan yang haru s mengikuti perintah
akal dan agama; bukan menjadikannya tuan yang mengarahkan akal dan tuntunan agama. Karena jika demikian,
ia justru tidak berlaku ‘adl, yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya yang wajar.
2) Perilaku yang mencerminkan bahwq Allah bersifat Al-‘Adl
Di antara sikap perilaku yang mencerminkan sifat Allah Al-‘Adl ialah sebagai berikut:
a) Bersikap istiqomah
b) Bersikap musawah
c) Bersikap amanah
3) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam al-‘Adl
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-‘Adl hendaknya diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal sabagai
berikut:
a) Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa beriman kepada sifat-sifat Allah, merupakan bagian dari
keimanan kepada-Nya
b) Baca dan pahami makna yang terkandung dalam sifat-sifat Allah agar dapat mengamalkannya kelak
dengan baik dan benar
c) Mulailah untuk mengamalkannya dari yang termudah dan terus berusaha untuk meningkatkannya.
c. Al-Qayyum: Maha Berdiri Sendiri Mengurusi Makhluk
1) Pengertian Al-Qayyum
Al-Qayyum artinya yang Maha Berdiri Sendiri lagi senantiasa terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Dalam al-Qur’an kata Al-Qayum hanya disebut sebanyak tiga kali, di antaranya adalah Firman Allah SWT:

﴾٢ ﴿ ‫اللكهض تل إللتهت إكل ضهتو املتري المتقريوضم‬


﴾٣ ﴿ ‫ي يتتديمإه توأتنَمفتزتل التكفموتراتة توا مإل مإنيتل‬ ‫إ‬ ‫نَتفكزتل علتي ت إ‬
‫ب إباملتدق ضم ت‬
‫صددئقا لتما بتف م ت‬ ‫ك المكتتا ت‬ ‫تم‬
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 2 -
3)
Nabi dalam doa hariannya juga berdo’a menggunakan lafal ya hayyu ya qayyum.
Allah yang mengurusi dan memperbaiki alam semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada
yang lebih baik daripada perbuatan Allah dalam mengurusi dan memperbaikinya. Misalnya ada manusia yang
mengotori tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki juga walau jika nanti kita melihatnya akan
memerlukan waktu yang lama.
Allah tidaklah tersentuh oleh rasa lelah, kantuk dan tidur suatu ketika nabi Musa as. Bertanya kepada Allah:
“ Ya Allah, tidakkah engkau merasa lelah dalam menjaga makhluk-makhlukMu, juga alam semesta ini?” Maka,
Allah memerintahkan Musa As untuk mengambil sebuah cermin. Allah berfirman: “Ambillah sebuah cermin wahai
Musa, lalu peganglah ia, satu malam saja dengan berdiri, jangan sampai cermin tersebut jatuh”.
Lalu Nabi Musa mengambil dan memegang cermin itu, dan berusaha berdiri semalam untuk menjaga
cermin tersebut supaya tidak jatuh. Dan sampailah pertengahan malam, dan karena lelah dan berat rasa kantuk
Nabi Musa, maka terjatuhlah cermin itu dari tangan nabi Musa. Setelah terjatuh, maka cermin itu jatuh berkeping-
keping. Lalu Nabi Musa mengambil pecahan-pecahan cermin.
2) Perilaku orang yang mengamalkan makna sifat Allah al-Qayyum
Di antara perilaku orang yang mengamalkan makna sifat Allah al-Qayyum adalah sebagai berikut:
a) Perilaku tidak bergantung kepada orang lain
b) Perilaku tidak putus asa
3) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam al-Qayyum
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-Qayyum hendaklah terlebih dahulu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a) Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa beriman kepada sifat-sifat Allah, merupakan bagian dari
keimanan kepada-Nya
b) Baca dan pahami makna yang terkandung dalam sifat-sifat Allah agar dapat mengamalkannya kelak
dengan baik dan benar
c) Mulailah untuk mengamalkannya dari yang termudah dan terus berusaha untuk meningkatkannya.
E. Evaluasi
 Tugas1 (individu) [Penilaian Pengetahuan]:
Tulislah Q.S al Hasyr [59] : 22-24, dan garis bawahilah kata yang mengandung asmaul husna!
 Tugas dikerjakan secara berkelompok, akan tetapi hasil nya dikumpulkan secara individu [Penilaian
Keterampilan]:
1. Carilah dan tulislah dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu Maha Perkasa (al-Aziz)!
2. Carilah peristiwa alam yang menunjukkan bahwa Allah yang mempunyai nama al-Aziz!
3. Kemukakan alasan terkait dengan dalil dan peristiwa yang kalian dapatkan!
4. Carilah cerita-cerita atau fenomena yang menggambarkan nama Allah Al-’adl!

5. cobalah perhatikan fenomena dalam gambar tersebut! Apakah hubungan fenomena


dalam gambar dan sifat al-Aziz Allah Swt! Coba Hubungkan!
6. Buat dan ceritakan ke depan kelas tentang suatu peristiwa atau fenomena yang menunjukkan bahwa Allah itu al-
Qayyum!
F. Ringkasan Materi Bagian II
1. Al-Ghaffar (Maha Pengampun)
Al-Ghaffar adalah nama Allah Swt yang menunjukkan sifat-Nya bahwa Allah Swt Maha Pengampun yang akan
memberikan ampunan pada hamba-Nya yang mu’min. Allah Swt amat senang dalam memberikan ampunan (maghfirah)
kepada hamba-Nya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan pada-Nya. Allah Swt memerintah hamba-Nya untuk
meminta ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga
mengalami hal yang sama, mereka ada yang melakukan kekhilafan, lalu Allah Swt memberitahu cara mereka memohon
ampunan, lalu mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam QS. Nuh :10-12
"Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. Nuh :10-12).
Bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap sifat Allah Al-Gafar
Di dunia ini tidak ada yang luput dari dosa, termasuk para nabi dan rasul Allah, apalagi manusia biasa. Namun
semua manusia akan mendapat ampunan dari Allah SWT. asalkan manusia mau bertaubat dengan taubat yang sebenar-
benarnya. Demikina itu, karena Allah Maha Pengampun atas segala dosa hamba-hamba-Nya.
Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam Al-Gafar
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-Gafar, hendaknya kamu perhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Tanamkan keyakinan bahwa Allah Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan kita
b. Hindari sifat pendendam danpembenci kepada orang lain.
c. Biasakan bersikap tegas dan konsekuen dalam berbuat dan bertindak.
d. Mulailah membiasakan diri meneladani sifat Allah Al-Gafar sejak saat ini, agar kelakmenjadi anak yang berakhlak
mulia.
2. Al-Basit
Pengertian Al-Basit
Al-Basit artinya Yang Mahalapang. Maksudnya, Allah SWT. Mahalapang dan melapangkan rezeki hamba-
hamba-Nya yang dikehendaki. Dalam Al-Qur’an kata Al-Basit tidak tercantum, tapi turunan katanya; seperti
“Yabsutu, Tabsutu dan Al-Bastu”.
Firman Allah SWT:

Artinya: “Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan Dia
(pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ankabut : 62)
Perilaku orang yang mengamalkan sifat allah Al-Basit
Diantara akhlak terpuji yang tampak dari pengamalan sifat Allah A-Basit ialah sebagai berkut:
a. Perilaku kerja keras
b. Perilaku ikhlas
c. Perilaku percaya diri
Meneladani sifat Allah Al-Basit
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-Basit, hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Tanamkan keyakinan yang kuat terhadap sifat-sifat Allah SWT. sebagai bagian dari rukun iman.
b. Yakinkan dalam hati bahwa sifat Allah Al-Basit memiliki makna yang sangat luhur dan mulia yang dapat
diteladani oleh semua umat manusia
c. Perbanyak membaca dan memahami sift-sifat Allah Al-Basit
3. An-Nafi’
Pengertian
An-Nafi artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Dalam Al-Qur’an tidak ada satu ayat pun yang menjelaskan
tentang sifat Allah An-Nafi. Namun demikian, menurut para ulama tahid sifat Allah An-Nafi mengandung makna
bahwa Allah itu, Maha Pemberi Manfaat terhadap hamba-hambanya. Perhatikan Firman Allah SWT :

﴾٢٧ ﴿ ‫ك ظترن الكإذيتن تكتفضروا ُ فتفتويملل لإلكإذيتن تكتفضروا إمتن الكناإر‬ ‫إ‬
‫ض توتما بتمفيفنتفضهتما تباإطئل ُ لتذل ت‬
‫توتما تخلتمقتنا الكستماءت تواملتمر ت‬

Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka.” (QS. Shad: 27)
Bukti kebenaran tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap sifat Allah An-Nafi’
Allah menciptakan alam semesta ini tidak ada yang sia-sia, manusia, flora dan fauna masing-masing
mengandung nilai manfaat satu sama liannya. Allah member nilai manfat tumbuhan dan binatang bagi
kelangsungan hidup manusia. Manusia juga mengandung nilai manfaat bagi pengelolaan jagat raya, termasuk flora
fauna. Hakikatnya, semua makhluk ciptaan Allah mengandung nilai manfaat yang satu bagi yang lainnya, terutama
bagi manusia. Demikian bukti kebenran sifat Allah An-Nafi.
Perilaku orang yang mengamalkan sifat Allah An-Nafi’
Perilaku orang yang mengamalkan sifat Allah An-Nafi’ akan tampak pada perilaku sehari-hari, yaitu sebagai
berikut:
a. Perilaku dermawan
b. Perilaku rukun dan damai
c. Perilaku tanggung jawab
Meneladani sifat Allah An-Nafi’
Untuk dapat meneladani sifat Allah An-Nafi, sebaiknya diperhatikan telebih dahulu beberapa hal sebagai
berikut:
a. Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa beriman kepada sifat Allah An-Nafi’ merupakan bagian dari keimanan
kepada Allah SWT.
b. Perbanyak membaca dan memahami sifat-sifat Allah dan makna yang terkandung di dalamnya, agar semakin
menambah keimanan kepada-Nya.
c. Mulailah meneladani makna sifat Allah An-Nafi dari sikap perilaku yang paling mudah dilakukan, dan terus
berusaha untuk meningkatkannya.
G. Evaluasi
Tugas individu [Penilaian pengetahuan]
1. Amati cerita dibawah ini!
Di zaman Nabi Musa ada seorang fasik yang suka melakukan kejahatan. Penduduk negeri tersebut tidak
mampu lagi mencegah perbuatannya, lalu mereka berdoa kepada Allah. Maka Allah telah mewahyukan kepada
Nabi Musa supaya mengusir pemuda itu dari negerinya agar penduduknya tidak ditimpa bencana. Lalu keluarlah
pemuda tersebut dari kampunganya dan sampai disuatu kawasan yang luas, dimana tidak seekor burung atau
manusia pun di situ.
Selang beberapa hari pemuda itu jatuh sakit. Merintihlah ia keseorangan, lalu berkata: "Wahai Tuhanku,
kalaulah ibuku, ayahku dan isteriku berada di sisiku sudah tentu mereka akan menangis melihat waktu akan
memisahkan aku dengan mereka (mati). Andaikata anak-anakku ada di sisi pasti mereka berkata: "Ya Allah,
ampunilah ayah kami yang telah banyak melakukan kejahatan sehingga ia diusir dari kampungnya ke tanah lapang
yang tidak berpenghuni dan keluar dari dunia menuju akhirat dalam keadaan putus asa dari segala sesuatu kecuali
rahmat-Mu ya Allah."
Akhir sekali pemuda itu berkata: Ya Allah, janganlah Kau putuskan aku dari rahmat-Mu, sesungguhnya
Engkau Maha Berkuasa terhadap sesuatu." Seterlah berkata maka matilah pemuda itu.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, firmannya: "Pergilah kamu ke tanah lapang di sana ada
seorang wali-Ku telah meninggal. Mandikan, kapankan dan sembahyangkanlah dia." Setiba di sana Nabi Musa
mendapati yang mati itu adalah pemuda yang diusirnya dahulu. Lalu Nabi Musa berkata: "Ya Allah, bukankah dia ini
pemuda fasik yang Engkau suruh aku usir dahulu." Allah berfirman: "Benar. Aku kasihan kepadanya disebabkan
rintihan sakitnya dan berjauhan dari kaum keluarganya. Apabila seseorang yang tidak mempunyai saudara mati,
maka semua penghuni langit dan bumi akan sama menangis kerana kasihan kepadanya. Oleh kerana itu
bagaimana Aku tidak mengasihaninya sedangkan Aku adalah zat Yang Maha Penyayang di antara penyayang."

Hikmah apa yang kalian petik dari kisah umat Nabi Musa diatas? Sebutkan!
2. Cari dan tulislah dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu Maha Melapangkan Rizki!
3. Carilah peristiwa alam yang menunjukkan bahwa Allah adalah al-Basith!
4. Kemukakan alasan kalian terkai dengan dalil dan peristiwa yang kalian dapatkan!
5. Allah menciptakan segala sesuatu tidaklah ada yang sia-sia, tetapi pasti Ia mempunyai berbagai manfaat! Coba
sekarang carilah dan tulislah contoh dalam kehidupan nyata hal-hal yang menunjukkan bahwa Allah itu bersifat al-
Nafi’ (Maha Memberi Manfaat)?
H. Ringkasan Materi III
1. Ar-Ra’Uf
a) Pengertian sifat Ar-Rauf
Ar-Rauf artinya Yang maha Pengasih atau Maha Belas Kasih. Sifat Allah Ar-Rauf disebut dalam Al-Qur’an
sebanyak 11 kali dan terdapat pada sebelas ayat dan surat.
Perhatikan firman Allah SWT
٧ ﴿ ‫ف ترإحيلم‬ ‫﴾توتمتإمل أتثمفتقالتضكمم إ ت لل بتفلتدد تلم تضكونَضوا تبالإإغيإه إكل بإإشدق املتنَمفضف إ‬
‫س ُ إكن تربكضكمم لتترضءو ل‬ ‫ض‬
Artinya: “Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang,” (QS. An-Nahl: 7)
b) Bukti kebenaran tanda kebesaran Allah melalui pemahaman sifat Ar-Rauf
Allah menciptakan makhluk-Nya di muka bumi dengan beraneka ragam. Ada yang besar, kecil, ada yang
berjalan, merangkak, melata, ada yang terbang, yang berenang, yang tampak oleh mata manusia dan yang
tersembunyi. Semuanya dapat menjalankan hidupnya sesuai dengan kodratnya masing-masingmereka mendapat
rezeki secara merata sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Semua itu merupakan bukti bahwa Allah SWT.
Maha Pengasih tanpa pilih kasih, Dia tidak meminta imbalan walaupun sekedar ucapan terima kasih.
c) Perilaku orang yang mengamalkan sifat-sifat Ar-Rauf
Orang yang beriman kepada sifat Allah Ar-Rauf, tentu akan memiiki sikap perilaku terpuji, di antaranya
sebagai berikut :
1) Perilaku saling mengasihi
2) Perilaku dermawan
3) Perilaku lembut
d) Meneladani sifat Allah Ar-Rauf
Untuk dapat meneladani sifat Allah ini hendaknya diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini:
1) Tanamkan keimanan yang kuat terhadap sifat-sifat Allah SWT
2) Pelajari dan pahami dengan baik makna yang terkandung dalamsifat-sifat Allah baik secara satu persatu
maupun keseluruhannya.
3) Tanamkan keyakinan bahwa meneladani danmengamalkan makna kandungan sifat Allah merupakan bagian
dari keimanan kepada-Nya
4) Mulailah meneladani dan mengamalkan sifat Allah Ar-Rauf dari yang paling mudah, dan terus berusaha
untukmeningkatkannya.
2. Al-Barr
a) Pengertian Al-Barr
Al-Barr artinya Yang Maha Melimpahkan Kebaikan. Kata Al-Barr dalam Al-Qur’an hanya disebut satu kali.
Yaitu Dalam surat At-Tur ayat 28 yaitu:
٢٨ ﴿ ‫﴾إإكنَا ضككنا إممن قتفمبلض نَتمدضعوهضو ُ إنَإكهض ضهتو املبتفر الكرإحيضم‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan
lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Tur : 28)
b) Bukti kebenaran tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap sifat Allah Al-Barr
Di dunia ini, tidak semua orang beriman kepada Allah, di antara mereka ada yang jelas-jelas menyatakan
kekafirannya dan menolak beriman kepada Allah. Namun demikian, Allah tidak benci apalagi dendam kepada
mereka yang menolak beriman kepada-Nya. Bahkan sebaliknya, Allah tetap memberikan kebaikan dan
melimpahkan kasihsayang-Nya terhadap mereka. Sepanjang mereka mau berbuat baik kepada sesame, mereka
tetap mendapatkan kasih sayang dari Allah selama hidupdi dunia ini. Meskipun Allah kelak akan mengazab
mereka di akhirat kelak sesuai dengan perbuatan dosanya. Demikian itu, ialah bukti bahwa Allah Maha Pelimpah
kebaikan terhadap hamba-hamba-Nya.
c) Perilaku orang yang mengamalkan sifat Allah Al-Barr
Orang yang beriman terhadap sifat Allah Al-Barr, tentu ia akan menunjukkan sikap perilaku terpuji, di
antaranya sebagai berikut:
1) Perilaku Menghargai orang lain
2) Perilaku peduli terhadap sesama
3) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam Al-Barr
d) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam Al-Barr
Untuk dapat meneladaninya, hendaknya kamu perhatikan beberpa hal berikut:
1) Tanamkan keyakinan kepada Allah SWT. bahwa beriman kepada sifat-sifat Allah merupakan kewajiban
setiap muslim
2) Perbanyak membaca dan memahami makna yang terkandung dalam sifat-sifat Allah
3) Mulailah meneladani dan mengamalkan makna yang terkandung dalam sifat Allah Al-Barr dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Berdoalah kepada Allah SWT. agar diberi kekuatan dalam mengamalkan sifat-sifat-Nya.
3. Al-Fattah
a) Pengertian Al-Fattah
Al-Fattah artinya Yang Maha Pemberi Keputsan. Maksudnya hanya Allah yang memberikan keputusan atau
ketentuan atas segala harapan dan keinginan, cita-cita dan angan-angan manusia.
Allah SWT. berfirman:
٢٦ ﴿ ‫﴾قضمل تميتمضع بتمفيفنتفتنا تربفرتنا ضثك يتفمفتتضح بتمفيفنتفتنا إباملتدق توضهتو المتفكتاضح المتعإليضم‬
Artinya: “Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara
kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (QS. Saba : 26).
b) Bukti kebenaran tanda kebesaran Allah melalui pemahaman sifat Allah Al-Fattah
Setiap ulangan kenaikan kelas, tentu kamu berharap mendapat nilai bagus dan meraih peringkat pertama.
Berbagai cara telah kamu tempuh, seperti rajin belajar, menghapal, bahkan ikut les privat, namun hasilulangan
umum kamu masih tetap kurang memuaskan meskipun tidak ada merah, tapi semua nilai hanya pas-pasan. Kamu
sudah berusaha dengan baik sesuai dengan kemampuan kamu, tetapi soalulangan yang memang sangat tinggi
atau ketika ujian kamu mengantuk atau tergesa-gesa karena soalnya merasa gampang. Padahal kamu merasa
bahwa jawabannya benar tetapi jawaban yang kamu pilih itu tidak benar, maka hasilnya mengecewakan.
Demikian itu merupakan bukti bahwa Allah Maha pemberi keputusan dan keputusan Allah itu pasti yang terbaik
bagi kita.
c) Perilaku orang yang mengamalkan sifat Allah Al-Fattah
Orang yang beriman kepada sifat Allah Al-Fattah tentu akan memiliki sikap perilaku terpuji, antara lain
sebagai berikut:
1) Perilaku cinta kebenaran
2) Perilaku tegas dan pemberani
d) Meneladani sifat Allah yang terkandung dalam Al-Fattah
Untuk dapat meneladani sifat Allah Al-Fattah, hendaknya diperhatikan dahulu beberapa hal sebagai berikut:
1) Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa beriman kepada sifat-sifat Allah, merupakan bagian dari keimanan
kepada-Nya
2) Baca dan pahami makna yang terkandung dalam sifat-sifat Allah agar dapat mengamalkannya kelak dengan
baik dan benar
3) Mulailah untuk mengamalkannya dari yang termudah dan terus berusaha untuk meningkatkannya.
I. Evaluasi
Tugas individu (Penilaian Keterampilan)
1. Allah adalah ar-rauf, perilaku apa saja yang bias kita teladani dari nama dan sifat Allah ar-Rauf? Berikan
alasanmu!
2. Allah adalah al-Barr, perilaku apa saja yang bias kita teladani dari nama dan sifat Allah al-Barr? Berikan alasanmu!
3. Allah adalah al-Fatah, perilaku apa saja yang bias kita teladani dari nama dan sifat Allah al-Fatah? Berikan
alasanmu!
4. Amati cerita dibawah ini!
Pada suatu hari ketika Baginda Rasul berjalan pulang kerumahnya, lalu dilihat seekor kucing yang sedang tidur
dengan anak-anaknya di atas jubah yang hendak dipakainya. Sikap Baginda yang mengasihi binatang membuat
baginda menggunting sebagian jubah yang selebihnya untuk dipakai. Dengan itu kucing-kucing tersebut tidak
terganggu.
Suatu ketika yang lain pula sedang baginda memandang seekor unta sedang berlari dengan kencangnya. Orang
ramai berlarian untuk mengelakkan diri khawatir akan tertabrak oleh unta itu. Tetapi anehnya ketika unta itu
sampai kepada Rasulullah ia menjadi jinak, lalu ia dipeluk oleh Baginda. Sejurus kemudian pemilik unta itu dating
dengan tergesa-gesa sambal mengucapkan terima kasih kepada Rasul.
Rasulullah amat tahu apa yang menyebabkan unta itu lari dari pemiliknya. Baginda berkata: “Kenapa engkau
tidak memberikan makanan yang cukup untuk unta ini? Ia mengadu lapar kepadaku. Kalua engkau dapat
menjaganya dengan baik, ia tidak akan lari”.
Orang itu sangat terkejut mendengar kata-kata rasulullah, dia tidak menyangka bahwa unta itu bisa mengadu
kepada Rasulullah dan baginda memahami Bahasa binatang itu. Lantas ia sadar bahwa unta itu merupakan
hamba Allah juga yang harus dijaga dengan baik dan tidak boleh membebani dengan beban-beban berat di luar
kesanggupannya.
Dari cerita diatas, hikmah dan manfaat apa sajakah yang bias kita petik dari kasus yang dilakukan oleh sahabat
Nabi yang membebani kudanya dengan beban terlalu berat tersebut!
5. Ceritakan secara tertulis, tentang pengalama menarik yang kalian alami dalam hidup kalian, sebagai contoh
meneladani sifat dan nama Allah ar-Rauf.! Kemukakan alasan-alasan kalian!

Anda mungkin juga menyukai