LATAR BELAKANG
Penyusunan petunjuk teknis ini didasari keinginan lebih dalam melayani pasien secara
tepat dan cepat. Pelayanan pasien kegawatdaruratan yang juga diharapkan lebih memikirkan
kondisi vital dan kestabilan. Masih seringnya kiriman data awal di SISRUTE membuat respon
balasan awal yang diberikan berupa pertanyaan. Padahal petugas untuk membalas SISRUTE
adalah petugas IGD yang sedang bertugas menghadapi pasien. Bahkan seringkali dalam waktu
yang bersamaan masuk lebih dari satu data pasien. Sehingga diharapkan kejelasan dan
kelengkapan data awal yang diberikan untuk mempercepat dalam mengambil keputusan.
Kesesuaian data yang diberikan merupakan hal yang mutlak. Masih adanya data yang
diberikan tidak sesuai. Hal ini mengakibatkan tidak sesuainya rencana yang sudah disiapkan
dengan yang akhirnya diterapkan. Semua ini mengganggu pelayanan yang bertujuan untuk
Disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah sebagai usaha perbaikan pelayanan rujukan
dengan SISRUTE. Sehingga tujuan utama kita untuk keselamatan pasien dapat mencapai pada
tingkat kepuasan atau dikenal dengan pelayanan prima. Tujuan untuk mempermudah dan
mempercepat pelayanan ini pun jangan justru dianggap mempersusah dan memperlambat.
terhadap pelayanan, karena masih harus mengecek dengan sarana dan para ahli di bidang
tersebut.
1
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan Petunjuk Teknis pengisian data awal pasien rujukan
1. Mengurangi jumlah percakapan atau balas membalas pada setiap kasus SISRUTE.
3. Meningkatkan daya tanggap RSUD Dr M Yunus Bengkulu atas kedatangan pasien rujukan.
Bengkulu.
5. Menjadi tolak ukur evaluasi atas pelaksaan rujukan pasien menggunakan SISRUTE.
A. ANAMNESA
Setiap pengisian data pasien rujukan dengan SISRUTE, anamnesa pasien harus
diisi. Pengisian data itu dimulai dengan keluhan pada saat pasien diterima, sejak kapan,
intensitas, bagian tubuh yang terlibat, penjalaran keluhan, kualitas keluhan, dan keluhan
penyerta. Setelah itu dilaporkan perkembangan keluhan yang berarti saat pasien akan
dirujuk. Pengisian data riwayat alergi dan riwayat keluhan yang sama sebelumnya juga
harus diisi. Jika pasien trauma juga dilaporkan mekanisme trauma yang diketahui.
B. VITAL SIGN
Setiap pengisian data pasien rujukan dengan SISRUTE, vital sign pasien harus
diisi. Pengisian data itu seperti tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu,
kesadaran dengan standar glasgow coma scale, dan saturasi oksigen. Data vital sign yang
diisi di SISRUTE harus data yang terpantau dan terbaru setidaknya 1 jam terakhir
2
sebelum data terkirim. Jika dalam pemantauan vital sign pasien belum stabil maka
C. PEMERIKSAAN FISIK
Setiap pengisian data pasien rujukan dengan SISRUTE data pemeriksaan fisik,
pasien harus diisi. Pengisian data itu seperti pada mata dilaporkan konjungtiva anemis
atau tidak, sklera ikterik atau tidak, keadaan pupil, dan reflek cahaya. Pada pemeriksaan
fisik dada harus melaporkan hasil inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi jantung paru.
Begitu juga pada pemeriksaan fisik perut, harus melaporkan hasil inspeksi, palpasi,
kekuatan motorik dan refiling kapiler. Pemeriksaan fisik lainnya yang terkait dengan
alasan pasien dirujuk juga harus dilampirkan sesuai dengan kasus pasien.
D. FOTO KLINIS
memperlihatkan skala nyeri pasien. Pada kasus luka robek atau fraktur dicantumkan
keadaan sebelum dan setelah diberi pertolongan awal gawat darurat atau situasi. Foto
klinis yang dilampirkan setidaknya dari dua posisi yang berbeda. Pada pasien kesakitan,
foto wajah yang menahan nyeri bisa membantu menggambarkan nilai dari skala nyeri.
Selain itu foto klinis bisa membantu gambaran kondisi pasien penurunan kesadaran dan
hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, gula darah sewaktu, ureum, dan kreatinin.
3
Pemeriksaan laboratorium setidaknya 1 hari terakhir sebelum pengisian data.
Pemeriksaan laboratorium lainnya yang mendukung diagnosa dan terkait dengan alasan
F. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
pasien sesak nafas, nyeri dada, trauma pada dada, dan batuk lebih dari dua minggu harus
dilampirkan pemeriksaan rontgen dada. Pada pasien yang memiliki tiga gejala berikut
yaitu: nyeri perut, tidak bisa buang angin, dan kembung harus melampirkan rontgen
abdomen tiga posisi. Pada pasien curiga fraktur harus melampirkan rontgen daerah yang
dicurigai fraktur dengan posisi AP dan Lateral. Sedangkan pada pasien cedera kepala
sedang berat harus melampirkan CT Scan kepala jika fasilitasnya tersedia di fasilitasnya
Pada kasus pasien jantung dan nyeri dada, hasil pemeriksaan elektrokardiografi harus
dilampirkan. Terutama pada kasus nyeri dada yang mengarah pada penyakit jantung
terakhir. Pada kasus akut abdomen jika tersedia fasilitas ultrasonografi abdomen cito
sebaiknya dilampirkan. Sedangkan pada kasus gangguan buang air kecil, pasien bengkak
diseluruh badan, atau pasien hamil mual muntah sebaiknya dilakukan pemeriksaan urin.
4
H. TERAPI DAN TATALAKSANA YANG DIBERIKAN
Setiap pengisian data pasien rujukan dengan SISRUTE, terapi yang sudah
diberikan harus diisi. Pengisian data itu meliputi obat yang diberikan, cara pemberian,
dan dosis. Pemberian obat yang menimbulkan reaksi alergi juga diisi.
Penatalaksanaan yang sudah dilakukan juga harus diisi. Tindakan operasi yang
sudah dilakukan diisi mulai dari indikasi, waktu, dan keadaan post operasi. Tindakan
medis lainnya juga harus diisi seperti pemasangan kateter, NGT, oksigen, dan intubasi.
Pada pasien dengan perjalanan rujukan lebih dari 3 jam harus dipasang kateter
urin. Pada pasien dengan penurunan kesadaran nilai GCS dibawah 9 harus diintubasi,
Data yang diisi juga harus melengkapi atau menyimpulkan alasan pasien harus
dirujuk. Rujukan pun harus jelas untuk tindakan apa, sarana apa, dan bidang ilmu apa
yang akan diharapkan. Hal ini bertujuan agar bisa dinilai apakah RSUD Dr M Yunus
Bengkulu saat itu bisa memenuhi apa tidak. Bisa saja pelayanan medis tersebut memang
tersedia tetapi sedang terpakai dengan pasien lain. Atau dokter spesialis itu memang
memiliki izin berpraktek tetapi sedang cuti. Jika rujukan terkait dengan
Pelayanan Kegawatdaruratan. Pada Permenkes ini juga dijelaskan bahwa untuk rujukan
Informed consent terhadap rencana tindakan di tempat rujukan juga harus sudah
dijelaskan. Terlebih jika tindakan tersebut memiliki resiko yang tinggi terhadap nyawa
5
atau kecacatan, surat pernyataan informed consent harus dilampirkan pada data awal
PENUTUP
Demikianlah Petunjuk Teknis Pengisian Data Awal Pasien Rujukan dengan SISRUTE
kami susun. Semoga Petunjuk Teknis ini bisa menjadi pedoman yang bisa dipergunakan untuk
melayani pasien dengan sepenuh hati. Selain itu kami berharap adanya masukan yang bersifat
Jika selama ini proses rujukan pasien mengalami kendala, hambatan, atau hal-hal lain
yang dirasa menimbulkan ketidaknyaman, kami haturkan permintaan maaf yang sedalam-
dalamnya. Semoga komunikasi kita selaku pelayan masyarakat bisa terjaga. Atas perhatian
Mengetahui
Kepala Bidang Pelayanan Medik