5036 14391 1 PB PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

J. AMPIBI 1(2) hal.

( 38-42 ) Agustus 2016

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN KECAMBAH KACANG HIJAU


(Phaseolus radiatus L.) TERHADAP VARIASI WAKTU
PERKECAMBAHAN
Nuning Martianingsih1, Hittah Wahi Sudrajat2, Lili Darlian2
1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO, 2Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kandungan protein pada berbagai umur kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) berupa lama perkecambahan dengan variasi
waktu yaitu biji sebelum direndam (X0), biji setelah direndam 0 jam (X1), 24 jam (X2), 48 jam (X3), 72 jam (X4), dan 96 jam
(X5), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu kandungan protein. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 6 kali ulangan. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif untuk mengetahui kandungan protein dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf
kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis kadar protein menggunakan
metoe biuret. Nilai rerata kandungan protein varietas I (kacang hijau abu-abu) secara berturut-turut sebelum direndam, 0 jam, 24
jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam yaitu 17.18%, 15.85%, 12.04%, 9.05%, 6.85% dan 3.54%, sedangkan rerata kandungan protein
varietas II (kacang hijau nilon) secara berturut-turut yaitu 17.56%, 16.09%, 13.20%, 8.99%, 6.26% dan 4.14%. Hasil analisis
sidik ragam diperoleh bahwa varietas I Fhitung > Ftabel yaitu 597,97>4,56 dan varietas II Fhitung > Ftabel yaitu 1886,45>4,56 ,
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. Lama perkecambahan kacang hijau berpengaruh negatif terhadap kandungan
protein baik pada varietas I maupun varietas II. .

Kata Kunci: Kadar Protein, Kecambah, Phaseolus radiatus L., Metode Biuret

PENDAHULUAN untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau juga


Kacang hijau merupakan salah satu jenis mengandung kalsium (124 mg/100g) dan fosfor (326
kacang-kacangan yang memiliki berbagai manfaat, di mg/100g) yang relatif tinggi. Hal ini berarti
antaranya sebagai sumber protein sangat penting bagi bermanfaat memperkuat kerangka tulang yang
tubuh manusia. Pada umumnya masyarakat sebagian besar tersusun dari kalsium dan fosfor
memanfaatkannya dalam bentuk kecambah yang biasa (Astawan, 2009).
disebut dengan tauge. Kecambah kacang hijau ini pun Berdasarkan penelitian Suarni dan Patong
juga mempunyai sumber nutrisi selain protein yaitu (2007) melaporkan bahwa kadar protein kecambah
karbohidrat, lemak, dan air. kacang hijau, semakin menurun dengan bertambahnya
Peranan penting protein adalah sebagai bahan umur kecambah secara berturut-turut mulai dari
pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi pertama, kedua, ketiga, keempat, dan hari kelima,
dalam tubuh. Protein juga mengganti jaringan tubuh terhadap kacang hijau varietas kenari. Olehnya itu,
yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utama perlu adanya pembuktian secara ilmiah terhadap
protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan kandungan protein pada kecambah kacang hijau
baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. terhadap perbedaan waktu perkecambahan.
Protein juga digunakan sebagai bahan bakar apabila Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik
keperluan energi tubuh tidak dipenuhi oleh untuk melakukan penelitian tentang Analisis
karbohidrat dan lemak. Protein mengatur kandungan protein pada kecambah kacang hijau
keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh (Phaseolus radiatus L.) terhadap variasi waktu
darah yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotik perkecambahan.
koloid yang dapat menarik cairan dari jaringan ke
dalam pembuluh darah (Winarno, 2002). METODE PENELITIAN
Kandungan gizi kacang hijau didominasi oleh Penelitian ini telah dilaksanakan mulai
karbohidrat dan protein. Protein kacang hijau tanggal 20 Juli sampai tanggal 21 Agutus 2016, yang
mengandung 20-25%, protein kacang hijau kaya asam bertempat di Laboratorium Pengembangan Pendidikan
amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin. MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Meskipun proteinnya dibatasi oleh asam amino seperti Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
metionin dan sistein. Kacang hijau sangat bermanfaat Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bagi tubuh dan kesehatan. Kandungan lemak kacang metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan
hijau 1,3%, kacang hijau sangat baik bagi orang yang adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Rendahnya perlakuan, yaitu biji sebelum direndam (X0), biji setelah
lemak dalam kacang hijau menyebabkan bahan direndam 0 jam (X1), 24 jam (X2), 48 jam (X3), 72 jam (X4),
makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau dan 96 jam (X5).
tidak mudah tengik (bau). Lemak kacang hijau
tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27%
asam lemak jenuh. Asupan lemak jenuh tinggi penting
38
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016

Pembenihan kecambah kacang hijau (Phaseolus HASIL DAN PEMBAHASAN


radiatus L.). Hasil Penelitian
Langkah-langkah dalam pembenihan Hasil penelitian persentase kandungan
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) protein kecambah kacang hijau berdasarkan variasi
sebagai berikut: waktu perkecambahan pada varietas I (kacang hijau
1. Menyiapkan kacang hijau yang akan digunakan. abu-abu) dapat dilihat pada tabel 1.
Kacang hijau dicuci dengan menggunakan air Tabel 1. Kandungan Protein Kecambah Kacang Hijau Varietas I
(Kacang Hijau Abu-abu)
bersih.
2. Dilakukan perendaman kacang hijau selama 12 Waktu Ulangan Rerata
jam. Rendaman ini digunakan untuk mengetahui Kecambah I II III IV V (%)
kacang hijau yang layak untuk dikecambahkan. X0
3. Setelah dilakukan perendaman selama 12 jam, (Sebelum 17.71 17.37 16.94 17.08 16.79 17.18
kemudian kacang hijau ditiriskan dan dicuci direndam)
kembali dengan menggunakan air bersih. X1 (0 jam) 16.89 16.40 14.66 15.24 16.06 15.85
4. Kacang hijau diletakkan pada masing-masing X2 (24 jam) 12.04 12.28 12.38 11.55 11.94 12.04
cawan, yang sudah disediakan dengan kapas
sebagai media tumbuh kacang hijau. X3 (48 jam) 9.08 8.60 8.84 9.18 9.57 9.05
5. Kacang hijau disimpan dengan suhu ± 34 0C untuk X4 (72 jam) 6.66 6.75 7.38 6.71 6.75 6.85
dikecambahkan dalam rentang waktu 0 jam
X5 (96 jam) 3.41 3.51 3.80 3.94 3.02 3.54
sebagai kontrol, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96
jam.
6. Dalam masa perkecambahan, kecambah tersebut Dari data Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada
disemprotkan dengan menggunakan air (3 jam biji kecambah kacang hijau yang belum direndam
sekali). dalam air diperoleh kandungan protein tertinggi yaitu
17,56% dan terendah pada kecambah usia 96 jam
Pembuatan Larutan Standar dan Larutan Sampel. yaitu sebanyak 4,14.
Pembuatan larutan standar dan larutan Tabel 2. Kandungan Protein Kecambah Kacang Hijau Varietas II
(Kacang Hijau Nilon)
sampel dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan
Unit Biologi, FKIP, Universitas Halu Oleo dengan Waktu Ulangan Rerata
langkah-langkah sebagai berikut: Kecambah I II III IV V (%)
1) Pembuatan larutan standar protein (Fardiaz dkk., X0
1986). Larutan standar protein dibuat dengan cara (Sebelum 17.80 17.69 17.66 17.61 17.51 17.56
menimbang 90 mg albumin murni (BSA), direndam)
kemudian dilarutkan dalam 10 mL akuades hingga X1 (0 jam) 16.04 16.19 15.85 16.20 16.16 16.09
volumenya menjadi 15 mL dengan penambahan X2 (24 jam) 12.85 12.98 13.40 13.40 13.40 13.20
beberapa tetes NaOH 3% dan aquades hingga
diperoleh larutan protein induk 6000 ppm. X3 (48 jam) 8.69 8.71 9.66 9.02 8.84 8.99
2) Pembuatan larutan blanko (Fardiaz dkk., 1986). X4 (72 jam) 6.45 5.93 5.92 6.22 6.80 6.26
Pembuatan larutan blanko dilakukan dengan
X5 (96 jam) 4.43 3.84 4.13 3.94 4.38 4.14
memasukkan 6 mL akuades ke dalam tabung
reaksi, selanjutnya ditambahkan 6 mL reagen
biuret sambil dikocok lalu didiamkan selama 30 a. Pengujian hipotesis
menit pada suhu kamar, dibaca absorbansinya pada Hasil analisis sidik ragam pengaruh lama
panjang gelombang maksimum pada perkecambahan terhadap kandungan protein
spektrofotometer. kecambah kacang hijau pada varietas I (kacang hijau
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis abu-abu) dapat dilihat pada Tabel 3. yang.
menggunakan analisis deskriptif dan menggunakan menunjukkan bahwa lama perkecambahan
Analisis of Variance (ANOVA) pada taraf memberikan pengaruh secara nyata terhadap
kepercayaan 95% (α = 0,05). Selanjutnya dilakukan kandungan protein pada varietas I yang diketahui dari
uji lanjut berdasarkan nilai Koefisien Keragaman nilai Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai koefisen
(KK). Apabila KK besar (>10%) maka dilakukan uji keragamannya adalah 0,03% maka untuk mengetahui
BJND, jika KK sedang (5=10%) maka dilakukan uji perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan
BNT, dan KK kecil (<5%) maka dilakukan uji BNJ terhadap kandungan protein kecambah kacang hijau
(Hanafiah, 2010). pada varietas I , digunakan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf kepercayaan 95%.

39
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016

Tabel 3.
Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lama Tabel 6. Hasil Analisis BNJ Kecambah Kacang Hijau Varietas II
Perkecambahan Kecambah Kacang Hijau Varietas I Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
Sumber Ftabel (α Beda Real Pada Jarak P
JK DB KT Fhitung BNJ
Keragaman 0,05) Perlakuan Rerata
2 3 4 5 6 (0,05)
Perlakuan 695,58 5 139,11 597,97* 4,56
X0 (Sebelum
Galat 5,58 24 0,23 17.56 13.42 11.3 8.57 4.36 1.47* a
direndam)
Total 29 X1 (0 jam) 16.09 11.95 9.83 7.1 2.89* - b
Keterangan: * = berbeda nyata X2 (24 jam) 13.2 9.06 6.94 4.21* - c
X3 (48 jam) 8.99 4.85 2.73* - d
Hasil uji BNJ pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa waktu perkecambahan kacang hijau pada X4 (72 jam) 6.26 2.12* - e
varietas I (kacang hijau nilon) memberikan pengaruh X5 (96 jam) 4.14 - f
yang nyata terhadap kandungan proteinnya, pada taraf
P(0.05).(p.24) 2.92 3.53 3.9 4.17 4.37
kepercayaan 95%, sebagai hasil Uji BNJ pada tabel 4
menyatakan bahwa Perlakuan X5 (96 jam), X4 (72 BNJ(0.05).P.sy 0.022 0.027 0.030 0.032 0.034
jam), X3(48 jam), X2(24 jam), X1(0 jam sebagai Keterangan: * = berbeda nyata
kontrol) dan X0 (kecambah yang belum direndam)
Hasil analisis BNJ pada Tabel 6 menunjukkan
menunjukkan adanya perbedaan secara nyata dari
bahwa waktu perkecambahan kacang hijau pada
setiap perlakuan terhadap kandungan protein pada
varietas II (Kacang hijau nilon) memberikan
kecambah kacang hijau.
Tabel 4. Hasil Analisis Uji BNJ Pengaruh Lama Perkecambahan perbedaan yang nyata terhadap kandungan pada
Kecambah kacang Hijau Varietas I masing-masing perlakuan perlakuan terhadap
kandungan protein pada kecambah kacang hijau.

Pembahasan
1. Kandungan Protein Kecambah Kacang Hijau
Analisis kandungan protein pada penelitian
ini terdiri atas dua varietas kecambah kacang hijau
yaitu varietas I (kacang hijau abu-abu) dan varietas II
(kacang hijau nilon). Analisis protein pada kedua
varietas tersebut dilakukan dengan metode Biuret.
Keberadaan senyawa protein pada kecambah kacang
hijau didasarkan pada perubahan warna hijau
Keterangan: * = berbeda nyata
menjadi warna ungu. Terjadinya perubahan warna
ungu disebabkan karena terputusnya ikatan peptida
Hasil analisis sidik ragam pengaruh lama
pada senyawa protein antara gugus asam amino yang
perkecambahan terhadap kandungan protein
satu dengan gugus asam amino yang lainnya, lalu
kecambah kacang hijau pada varietas II (kacang hijau
dilanjutkan dengan terperangkapnya atau terjadinya
nilon) dapat dilihat pada Tabel 5.
ikatan kompleks antara ion logam Cu2+ dengan gugus
Tabel 5. Pengaruh Lama Perkecambahan Kacang Hijau Varietas II
karboksilat pada asam amino penyusun protein dalam
Sumber Ftabel (α suasana basa.
JK DB KT Fhitung Kandungan protein pada kecambah kacang
Keragaman 0,05)
hijau varietas I (kacang hijau abu-abu) tidak jauh
Perlakuan 742,54 5 148,50 1886,45* 4,56
berbeda dengan kandungan protein kecambah kacang
Galat 1,88 24 0,07 hijau varietas II (kacang hijau nilon) yang mengalami
Total 29 penurunan secara berturut-turut berdasarkan waktu
perkecambahan. Kandungan protein tertinggi
diperoleh pada kecambah kacang hijau yang 0 jam
Tabel 5. menunjukkan bahwa lama dan 24 jam dengan rata-rata secara berturut 15.85%
perkecambahan memberikan pengaruh secara nyata dan 12.04% kecambah kacang hijau varietas I
terhadap kandungan protein pada varietas I (kacang (kacang hijau abu-abu) dan 16,09% dan 13,20%
hijau abu-abu) yang diketahui dari nilai Fhitung > Ftabel. kecambah kacang hijau varietas II (kacang hijau
Selanjutnya, karena nilai koefisen keragamannya nilon).
adalah 0,03% maka untuk mengetahui perbedaan Penurunan kandungan protein kecambah
pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap kacang hijau dari setiap varietas menunjukkan selisih
kandungan protein kecambah kacang hijau pada yang beragam. Pada Tabel 1 dan Tabel 2
varietas I (kacang hijau abu-abu), digunakan Uji BNJ menunjukkan bahwa dari kedua varietas kandungan
pada taraf kepercayaan 95%. protein selama proses perkecambahan mengalami
penurunan kadar protein. Hal ini terjadi karena
40
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016

kandungan protein digunakan selama proses bahan-bahan struktur jaringan baru paa proses
perkecambahan. Senada dengan penelitian Pertiwi morfogenenis dari perkecambahan. Pada proses
(2013) yang menyatakan bahwa semakin lama umur perkecambahan akan terbentuk jaringan-jaringan baru
perkecambahan maka kandungan proteinnya akan yang membentuk struktur plumula dan radikula.
mengalami penurunan, karena pada saat Untuk proses morfogenesis ini diperlukan sejumlah
pertumbuhan kecambah, nitrogen (protein) substrat baik karbohidrat, protein maupun lemak, oleh
digunakan untuk pembentukan struktur yang baru karena itu kadar protein pada biji akan mengalami
sejalan dengan bertambahnya umur dalam tahapan penurunan selama proses perkecambahan. Hal ini
perkecambahan. Lebih lanjut Widajati (2013) sejalan dengan Hidayat (1995) bahwa perkecambahan
menyatakan bahwa dalam proses perkecambahan dapat terjadi apabila substrat (karbohidrat, protein dan
terjadi berbagai perubahan biologis yaitu perubahan lemak) berperan sebagai penyedia energi yang akan
senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih digunakan dalam proses morfologi (pemunculan
sederhana yang telah siap dimanfaatkan oleh embrio organ-organ tanaman seperti akar, daun, dan batang).
untuk pertumbuhan lebih lanjut. Selama terjadinya Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa smakin
proses perkecambahan, kandungan karbohidrat lama proses perkecambahan akan semakin
diubah menjadi dekstrin atau bagian yang lebih kecil menurunkan kaar protein pada biji kacang hijau, baik
yaitu dalam bentuk gula maltosa, protein yang besar varietas I maupun varietas II, dengan kata lain bahwa
dipecah menjadi asam amino. lama perkecambahan berkorelasi negatif dengan kadar
protein pada biji
2. Pengaruh Lama Perkecambahan Kacang
Hijau KESIMPULAN
Hasil analisis data baik dari analisis 1. Adanya perbedaan kandungan protein dari setiap
deskriptif maupun analisis inferensial menunjukkan perlakuan perkecambahan kacang hijau baik dari
bahwa terdapat pengaruh perlakuan berupa lama varietas I (kacang hijau abu-abu) maupun varietas
perkecambahan terhadap kandungan protein II (kacang hijau nilon).
kecambah kacang hijau baik kecambah kacang hijau 2. Terdapat pengaruh waktu perkecambahan terhadap
varietas I maupun kecambah kacang hijau varietas II. kandungan protein kecambah kacang hijau baik
Pengaruh lama perkecambahan kacang hijau dari varietas I (kacang hijau abu-abu) maupun
terhadap kandungan protein dapat di lihat pada Tabel varietas II (kacang hijau nilon).
3 dan Tabel 5 yang dilakukan dengan uji BNJ 3. Ada pengaruh negatif pada lama perkecambahan
dinyatakan bahwa setiap perlakuan berpengaruh terhdap kandungan protein baik pada varietas I
terhadap kandungan protein dari setiap kecambah mapun varietas II
kacang hijau berbeda nyata. Berdasarkan Tabel 4.5 di
atas didapatkan bahwa harga Fhitung untuk perlakuan DAFTAR PUTAKA
kultivar kecambah kacang hijau varietas I (kacang Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang
hijau abu-abu) yang dikecambahkan adalah sebesar dan biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.
597,97 sedangkan harga F tabel pada taraf signifikansi Fardiaz D, Apriyantono A, Yasni S, Budiyanto S, dan
5% (0,05) adalah sebesar 4,56. Jadi Fhitung > Ftabel, Puspitasari N. 1986. Analisis Pangan. Institut
yang berarti hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh Pertanian Bogor Press. Bogor.
perbedaan lama perkecambahan kacang hijau yang Hanafiah KA. 2001. Rancangan Percobaan Edisi
dikecambahkan terhadap kandungan protein ” Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang Hidayat EB. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB .
signifikan dari perlakuan lama perkecambahan yang Bandung.
dikecambahkan terhadap kandungan protein. Ila NL. 2008. Pengaruh kultivar dan umur
Begitupun juga Tabel 5 didapatkan harga Fhitung untuk perkecambahan terhadap kandungan protein
perlakuan kecambah kacang hijau varietas II (kacang dan vitamin E pada kecambah kedelai.
hijau abu-abu) yang dikecambahkan adalah sebesar [Skripsi]. Malang: Universitas Islam Negeri
1886,45 sedangkan harga F tabel pada taraf Malang.
signifikansi 5% (0,05) adalah sebesar 4,56. Jadi Pertiwi FS. 2013. Aktivitas antioksidan, karakteristik
Fhitung > Ftabel, yang berarti ada pengaruh yang kimia, dan sifat organoleptik susu kecambah
signifikan lama perkecambahan terhadap kandungan kedelai hitam (Glycine soja)
protein. berdasarkanvariasi waktu perkecambahan.
Faktor lama perkecambahan pada kecambah Jurnal Pangan dan Gizi.4(8).
kacang hijau memberikan pengaruh negatif terhadap Suarni dan Patong R. 2007. Potensi kecambah kacang
kandungan protein. Semakin lama perkecambahan hijau sebagai sumber enzim (α-amilase).
kacang hijau semakin berkurang kandungan protein. J.Cem. 7(3).
Hal ini karena selama proses perkecambahan,
kandungan protein pada biji akan dirombak dan
dimanfaatkan baik sebagai sumber energi maupun
41
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016

Widajati E, Murniart E, Palupi RE, Kartika T,


Suhartanto MR, dan Qadir A. 2013. Dasar
Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press. Bogor.
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai