5036 14391 1 PB PDF
5036 14391 1 PB PDF
5036 14391 1 PB PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kandungan protein pada berbagai umur kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) berupa lama perkecambahan dengan variasi
waktu yaitu biji sebelum direndam (X0), biji setelah direndam 0 jam (X1), 24 jam (X2), 48 jam (X3), 72 jam (X4), dan 96 jam
(X5), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu kandungan protein. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 6 kali ulangan. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif untuk mengetahui kandungan protein dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf
kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis kadar protein menggunakan
metoe biuret. Nilai rerata kandungan protein varietas I (kacang hijau abu-abu) secara berturut-turut sebelum direndam, 0 jam, 24
jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam yaitu 17.18%, 15.85%, 12.04%, 9.05%, 6.85% dan 3.54%, sedangkan rerata kandungan protein
varietas II (kacang hijau nilon) secara berturut-turut yaitu 17.56%, 16.09%, 13.20%, 8.99%, 6.26% dan 4.14%. Hasil analisis
sidik ragam diperoleh bahwa varietas I Fhitung > Ftabel yaitu 597,97>4,56 dan varietas II Fhitung > Ftabel yaitu 1886,45>4,56 ,
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. Lama perkecambahan kacang hijau berpengaruh negatif terhadap kandungan
protein baik pada varietas I maupun varietas II. .
Kata Kunci: Kadar Protein, Kecambah, Phaseolus radiatus L., Metode Biuret
39
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016
Tabel 3.
Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Lama Tabel 6. Hasil Analisis BNJ Kecambah Kacang Hijau Varietas II
Perkecambahan Kecambah Kacang Hijau Varietas I Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
Sumber Ftabel (α Beda Real Pada Jarak P
JK DB KT Fhitung BNJ
Keragaman 0,05) Perlakuan Rerata
2 3 4 5 6 (0,05)
Perlakuan 695,58 5 139,11 597,97* 4,56
X0 (Sebelum
Galat 5,58 24 0,23 17.56 13.42 11.3 8.57 4.36 1.47* a
direndam)
Total 29 X1 (0 jam) 16.09 11.95 9.83 7.1 2.89* - b
Keterangan: * = berbeda nyata X2 (24 jam) 13.2 9.06 6.94 4.21* - c
X3 (48 jam) 8.99 4.85 2.73* - d
Hasil uji BNJ pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa waktu perkecambahan kacang hijau pada X4 (72 jam) 6.26 2.12* - e
varietas I (kacang hijau nilon) memberikan pengaruh X5 (96 jam) 4.14 - f
yang nyata terhadap kandungan proteinnya, pada taraf
P(0.05).(p.24) 2.92 3.53 3.9 4.17 4.37
kepercayaan 95%, sebagai hasil Uji BNJ pada tabel 4
menyatakan bahwa Perlakuan X5 (96 jam), X4 (72 BNJ(0.05).P.sy 0.022 0.027 0.030 0.032 0.034
jam), X3(48 jam), X2(24 jam), X1(0 jam sebagai Keterangan: * = berbeda nyata
kontrol) dan X0 (kecambah yang belum direndam)
Hasil analisis BNJ pada Tabel 6 menunjukkan
menunjukkan adanya perbedaan secara nyata dari
bahwa waktu perkecambahan kacang hijau pada
setiap perlakuan terhadap kandungan protein pada
varietas II (Kacang hijau nilon) memberikan
kecambah kacang hijau.
Tabel 4. Hasil Analisis Uji BNJ Pengaruh Lama Perkecambahan perbedaan yang nyata terhadap kandungan pada
Kecambah kacang Hijau Varietas I masing-masing perlakuan perlakuan terhadap
kandungan protein pada kecambah kacang hijau.
Pembahasan
1. Kandungan Protein Kecambah Kacang Hijau
Analisis kandungan protein pada penelitian
ini terdiri atas dua varietas kecambah kacang hijau
yaitu varietas I (kacang hijau abu-abu) dan varietas II
(kacang hijau nilon). Analisis protein pada kedua
varietas tersebut dilakukan dengan metode Biuret.
Keberadaan senyawa protein pada kecambah kacang
hijau didasarkan pada perubahan warna hijau
Keterangan: * = berbeda nyata
menjadi warna ungu. Terjadinya perubahan warna
ungu disebabkan karena terputusnya ikatan peptida
Hasil analisis sidik ragam pengaruh lama
pada senyawa protein antara gugus asam amino yang
perkecambahan terhadap kandungan protein
satu dengan gugus asam amino yang lainnya, lalu
kecambah kacang hijau pada varietas II (kacang hijau
dilanjutkan dengan terperangkapnya atau terjadinya
nilon) dapat dilihat pada Tabel 5.
ikatan kompleks antara ion logam Cu2+ dengan gugus
Tabel 5. Pengaruh Lama Perkecambahan Kacang Hijau Varietas II
karboksilat pada asam amino penyusun protein dalam
Sumber Ftabel (α suasana basa.
JK DB KT Fhitung Kandungan protein pada kecambah kacang
Keragaman 0,05)
hijau varietas I (kacang hijau abu-abu) tidak jauh
Perlakuan 742,54 5 148,50 1886,45* 4,56
berbeda dengan kandungan protein kecambah kacang
Galat 1,88 24 0,07 hijau varietas II (kacang hijau nilon) yang mengalami
Total 29 penurunan secara berturut-turut berdasarkan waktu
perkecambahan. Kandungan protein tertinggi
diperoleh pada kecambah kacang hijau yang 0 jam
Tabel 5. menunjukkan bahwa lama dan 24 jam dengan rata-rata secara berturut 15.85%
perkecambahan memberikan pengaruh secara nyata dan 12.04% kecambah kacang hijau varietas I
terhadap kandungan protein pada varietas I (kacang (kacang hijau abu-abu) dan 16,09% dan 13,20%
hijau abu-abu) yang diketahui dari nilai Fhitung > Ftabel. kecambah kacang hijau varietas II (kacang hijau
Selanjutnya, karena nilai koefisen keragamannya nilon).
adalah 0,03% maka untuk mengetahui perbedaan Penurunan kandungan protein kecambah
pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap kacang hijau dari setiap varietas menunjukkan selisih
kandungan protein kecambah kacang hijau pada yang beragam. Pada Tabel 1 dan Tabel 2
varietas I (kacang hijau abu-abu), digunakan Uji BNJ menunjukkan bahwa dari kedua varietas kandungan
pada taraf kepercayaan 95%. protein selama proses perkecambahan mengalami
penurunan kadar protein. Hal ini terjadi karena
40
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016
kandungan protein digunakan selama proses bahan-bahan struktur jaringan baru paa proses
perkecambahan. Senada dengan penelitian Pertiwi morfogenenis dari perkecambahan. Pada proses
(2013) yang menyatakan bahwa semakin lama umur perkecambahan akan terbentuk jaringan-jaringan baru
perkecambahan maka kandungan proteinnya akan yang membentuk struktur plumula dan radikula.
mengalami penurunan, karena pada saat Untuk proses morfogenesis ini diperlukan sejumlah
pertumbuhan kecambah, nitrogen (protein) substrat baik karbohidrat, protein maupun lemak, oleh
digunakan untuk pembentukan struktur yang baru karena itu kadar protein pada biji akan mengalami
sejalan dengan bertambahnya umur dalam tahapan penurunan selama proses perkecambahan. Hal ini
perkecambahan. Lebih lanjut Widajati (2013) sejalan dengan Hidayat (1995) bahwa perkecambahan
menyatakan bahwa dalam proses perkecambahan dapat terjadi apabila substrat (karbohidrat, protein dan
terjadi berbagai perubahan biologis yaitu perubahan lemak) berperan sebagai penyedia energi yang akan
senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih digunakan dalam proses morfologi (pemunculan
sederhana yang telah siap dimanfaatkan oleh embrio organ-organ tanaman seperti akar, daun, dan batang).
untuk pertumbuhan lebih lanjut. Selama terjadinya Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa smakin
proses perkecambahan, kandungan karbohidrat lama proses perkecambahan akan semakin
diubah menjadi dekstrin atau bagian yang lebih kecil menurunkan kaar protein pada biji kacang hijau, baik
yaitu dalam bentuk gula maltosa, protein yang besar varietas I maupun varietas II, dengan kata lain bahwa
dipecah menjadi asam amino. lama perkecambahan berkorelasi negatif dengan kadar
protein pada biji
2. Pengaruh Lama Perkecambahan Kacang
Hijau KESIMPULAN
Hasil analisis data baik dari analisis 1. Adanya perbedaan kandungan protein dari setiap
deskriptif maupun analisis inferensial menunjukkan perlakuan perkecambahan kacang hijau baik dari
bahwa terdapat pengaruh perlakuan berupa lama varietas I (kacang hijau abu-abu) maupun varietas
perkecambahan terhadap kandungan protein II (kacang hijau nilon).
kecambah kacang hijau baik kecambah kacang hijau 2. Terdapat pengaruh waktu perkecambahan terhadap
varietas I maupun kecambah kacang hijau varietas II. kandungan protein kecambah kacang hijau baik
Pengaruh lama perkecambahan kacang hijau dari varietas I (kacang hijau abu-abu) maupun
terhadap kandungan protein dapat di lihat pada Tabel varietas II (kacang hijau nilon).
3 dan Tabel 5 yang dilakukan dengan uji BNJ 3. Ada pengaruh negatif pada lama perkecambahan
dinyatakan bahwa setiap perlakuan berpengaruh terhdap kandungan protein baik pada varietas I
terhadap kandungan protein dari setiap kecambah mapun varietas II
kacang hijau berbeda nyata. Berdasarkan Tabel 4.5 di
atas didapatkan bahwa harga Fhitung untuk perlakuan DAFTAR PUTAKA
kultivar kecambah kacang hijau varietas I (kacang Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang
hijau abu-abu) yang dikecambahkan adalah sebesar dan biji-bijian. Penebar Swadaya. Jakarta.
597,97 sedangkan harga F tabel pada taraf signifikansi Fardiaz D, Apriyantono A, Yasni S, Budiyanto S, dan
5% (0,05) adalah sebesar 4,56. Jadi Fhitung > Ftabel, Puspitasari N. 1986. Analisis Pangan. Institut
yang berarti hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh Pertanian Bogor Press. Bogor.
perbedaan lama perkecambahan kacang hijau yang Hanafiah KA. 2001. Rancangan Percobaan Edisi
dikecambahkan terhadap kandungan protein ” Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang Hidayat EB. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB .
signifikan dari perlakuan lama perkecambahan yang Bandung.
dikecambahkan terhadap kandungan protein. Ila NL. 2008. Pengaruh kultivar dan umur
Begitupun juga Tabel 5 didapatkan harga Fhitung untuk perkecambahan terhadap kandungan protein
perlakuan kecambah kacang hijau varietas II (kacang dan vitamin E pada kecambah kedelai.
hijau abu-abu) yang dikecambahkan adalah sebesar [Skripsi]. Malang: Universitas Islam Negeri
1886,45 sedangkan harga F tabel pada taraf Malang.
signifikansi 5% (0,05) adalah sebesar 4,56. Jadi Pertiwi FS. 2013. Aktivitas antioksidan, karakteristik
Fhitung > Ftabel, yang berarti ada pengaruh yang kimia, dan sifat organoleptik susu kecambah
signifikan lama perkecambahan terhadap kandungan kedelai hitam (Glycine soja)
protein. berdasarkanvariasi waktu perkecambahan.
Faktor lama perkecambahan pada kecambah Jurnal Pangan dan Gizi.4(8).
kacang hijau memberikan pengaruh negatif terhadap Suarni dan Patong R. 2007. Potensi kecambah kacang
kandungan protein. Semakin lama perkecambahan hijau sebagai sumber enzim (α-amilase).
kacang hijau semakin berkurang kandungan protein. J.Cem. 7(3).
Hal ini karena selama proses perkecambahan,
kandungan protein pada biji akan dirombak dan
dimanfaatkan baik sebagai sumber energi maupun
41
J. AMPIBI 1(2) hal. ( 38-42 ) Agustus 2016
42