Tesis Evi Ramayanti Purba PDF
Tesis Evi Ramayanti Purba PDF
TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
(Ketua)
(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D) (Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D)
Pembimbing II:
..............................................................
(dr. Dedi Ardinata, M.Kes)
Dekan
Telah diuji
Pada tanggal: 29 Agustus 2015
Tesis
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Tahun : 2015
ABSTRAK
indikator caring yang paling penting. Perilaku caring perawat sangat erat
didasarkan pada prinsip caring dapat memberikan dampak yang positif bagi
caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan
caring perawat di rumah sakit negeri dan swasta di Medan dengan pengambilan
sampel multistage cluster sampling yang berjumlah 200 orang. Kuesioner CBI-24
terdiri dari 24 pernyataan untuk mengukur perilaku caring perawat yang terbagi
i
Berdasarkan hasil analisis perbandingan antara persepsi perawat dan pasien
tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri menunjukan ada perbedaan
yang signifikan dengan nilai p=0,00 (p<0,05) sedangkan di rumah sakit swasta
dan memenuhi kebutuhan pasien. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi
ii
Thesis Title : Nurses’ Caring Behavior according to Nurse and
Hospitals in Medan
Year : 2015
ABSTRACT
Enhancement the role of caring is basic for nursing care quality improvement.
Caring behavior as the central focus of nursing is the most important nusing
Nursing practice which is based on caring principle gives positive impact for
nurses and patients. The objective of this study is to compare the perception of
nurse and patient in private and state hospital in Medan. This study uses
caring behavior in private and state hospital in Medan using multistage cluster
measure caring behavior which is devided into 4 dimensions. Data analysis using
Mann Wjitney U test. The analysis interprets any differences between nurse and
patient perception in State Hospital with p value = 0,00 (p<0,05) while in private
iii
indicates that the nurse less optimum assessing and meet the patient necessity. It is
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “ Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien di Rumah
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp.,
MNS., Ph.D dan Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah
Kintoko Rochadi, M.K.M dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku
Komisi Penguji yang telah banyak memberikan saran kepada penulis demi
Pirngadi Medan, Direktur RS Royal Prima Medan, dan Direktur RS Sari Mutiara
Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
ini.
orang tua, abang dan kakak yang telah banyak memberikan bantuan moril dan
materil.
v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Program
Utara Angkatan III dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah banyak membantu dan memberi dukungan untuk menyelesaikan tesis
ini.
karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tesis ini dan harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat demi
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
Riwayat pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
vii
Kegiatan Akademik Penunjang Studi:
Medan.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4.4.4 Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah
sakit swasta............................................................................. 63
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
bentuk pelayanan profesional (UU No. 38 Tahun 2014). Pasien sebagai pengguna
jujur, dan tanpa diskriminasi, sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional, memperoleh layanan yang efektif dan efisien (UU No. 44 Tahun
2009).
dasar bagi profesi keperawatan (Salimi & Azimpour, 2013). Caring merupakan
2011), konsep inti bagi praktik keperawatan (Sossong & Pirier, 2013) dan konsep
1
2
(Glembocki & Dunn, 2010) merupakan indikator caring yang paling penting
Haghani (2007; 2008) di Iran dan penelitian yang dilakukan oleh Wolf et al.
Lubuk Pakam Sumatera Utara juga menunjukan ada hubungan antara perilaku
dampak yang positif bagi pasien dan perawat. Pasien mengalami peningkatan
harga diri, kualitas hidup, pengetahuan dan mekanisme koping, penurunan length
of stay (LOS) dan juga penurunan biaya pengobatan (Desmond, Horn, Keith,
Kelby, Ryan, & Smith, 2014). Dampak positif yang dirasakan perawat yaitu
merasa puas, terarah dan senang dengan pekerjaannya (Desmond, Horn, Keith,
Kelby, Ryan, & Smith, 2014; Glembocki & Dunn, 2010). Meningkatkan dan
2
3
(Clerico et al., 2011). Sebaliknya, praktik yang tidak didasarkan pada prinsip
caring akan memberikan dampak negatif bagi perawat dan pasien. Pasien merasa
juga menjadi kaku, tertekan dan kelelahan dengan pekerjaannya (Desmond, Horn,
ekspresif (Papastavrou et al., 2011). Hal ini sejalan dengan pernyataan Abdullah,
Pasien dan perawat dapat memiliki persepsi yang berbeda tentang caring.
Komunikasi dan interaksi antara perawat dan pasien yang terjadi secara verbal
maupun non verbal dapat mempengaruhi persepsi pasien dan perawat tentang
perawatan (Coughlin, 2012). Pasien dan perawat dengan latar belakang budaya
pengalaman yang sama tentang caring (Wikberg & Eriksson, 2008). Beberapa
perilaku caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Papastavrou et al. (2011;
2012) di enam negara Eropa dan penelitan yang dilakukan oleh Sossong dan
3
4
dilakukan oleh Green (2004) menyatakan bahwa perilaku caring perawat menurut
persepsi perawat adalah menghormati orang lain, berada ditempat saat dibutuhkan
penelitian yang dilakukan oleh Brunton dan Beaman (2000) bahwa perilaku
caring perawat menurut persepsi perawat adalah sensitif, berbicara kepada pasien,
Penelitian yang dilakukan oleh Alexis (2009) tentang persepsi perawat luar negeri
pemahaman dan perspektif caring, dampak emosional dan kurangnya tim kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurbiyati (2013) tentang persepsi pasien tentang
bahwa persepsi pasien tentang perilaku caring perawat adalah perawat memberi
4
5
perhatian lebih pada pasien dan pasien dianggap keluarga. Perilaku caring
perawat yang dirasakan oleh pasien adalah perawat aktif bertanya, berbicara
mempelajari perilaku caring sebagai dasar bagi persepsi pasien tentang perawatan
(Peterson, Essen, & Sjoden, 1998). Semakin besar perhatian yang diperoleh
pasien dari perawat maka semakin besar kesempatan mereka untuk sembuh
(Abdullah, Sulaiman, Ahmed, Lalji, Damani, & Merchant, 2007) dan sebaliknya
perawat yang tidak mengkaji persepsi pasien tentang caring secara akurat dapat
harapan pasien (Papastavrou et al., 2011) dan hal ini dapat mempengaruhi
satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi (Salimi & Azimpour,
2013). Persepsi dan perilaku mempunyai hubungan yang sangat erat dimana
perawat dan sebaliknya (King, 1981). Persepsi perawat tentang perilaku caring
perawat akan mendorong perawat berperilaku caring sesuai dengan apa yang
5
6
et al. (2011) di enam negara Eropa menunjukan adanya hubungan positif yang
kepuasan pasien.
praktik keperawatan, termasuk dalam hal ini adalah penelitian tentang perilaku
caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Rika (2013) pada 55 orang
perawat di ruang rawat inap sudah menunjukan perilaku caring dalam melakukan
perawat dan pasien masih terbatas. Pada tahun 2002, Erniyati melakukan
adanya perbedaan persepsi antara perawat dan pasien pada seluruh kategori
perilaku caring perawat pada manajemen nyeri pasien pasca bedah. Sejak tahun
2002 sampai sekarang, selama tiga belas tahun belum ada penelitian lain terkait
6
7
khususnya di Kota Medan menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian
tentang perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di Medan.
caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien yang dapat digunakan
sebagai evaluasi sejauh mana pelayanan keperawatan yang telah dilakukan oleh
perawat.
1.2. Permasalahan
caring perawat. Penelitian di Indonesia juga menunjukan hal yang sama yaitu
adanya perbedaan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat.
pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh perawat. Hal ini dapat mempengaruhi
perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan negeri di
Medan.
7
8
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan perilaku caring perawat
menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan negeri di Medan.
perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien yaitu melakukan
8
9
9
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku didorong oleh faktor internal yang meliputi neurologis, psikis, dan
konseptual (Skinner, 2014). Secara luas, perilaku dapat diartikan sebagai reaksi
pengertian umum, segala sesuatu yang dilakukan oleh organisme adalah perilaku.
Perilaku manusia adalah segala sesutu yang difikirkan, dirasakan dan dilakukan
pada keturunan. Variasi gen yang mengontrol dapat menyebabkan perilaku yang
berbeda (Bloom et al., 2000). Perilaku juga dapat dipengaruhi oleh faktor
dan untuk dapat melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan
sosial. Perilaku dapat dipelajari dan dapat juga terjadi secara alami. Beberapa
perilaku didorong oleh kebutuhan biologis dasar dan kebutuhan sosial. Perilaku
10
11
sesorang dan berapa lama seseorang dapat bertahan. (Bloom et al., 2000).
Chaaralambous, 2010).
Caring adalah ciri dan ekspresi yang esensial sebagai manusia. Caring
kapasitas untuk mengekspresikan caring. Dengan kata lain setiap orang tumbuh
Lima konsep utama caring yaitu ciri manusia, moral yang sangat penting, afek,
yang caring mampu, melalui konsep diri yang kuat, menyusun aktivitas sehari-
hari dan adanya keterbukaan terhadap kebutuhan orang lain dan kemampuan
orang lain baik secara individu maupun kelompok. Caring dapat diartikan sebagai
12
beban, sebagai tanggung jawab dan sebagai perasaan terhadap orang lain (Nyberg,
1998).
memelihara hubungan dengan orang lain dengan adanya rasa kedekatan pribadi
terhadap dirinya sendiri. Caring menurut Swanson terdiri dari lima proses yaitu:
keyakinan dasar pada seseorang dan kapasitasnya untuk menjadikan hal tersebut
melalui kejadian dan transisi dan menghadapi masa depan dengan lebih
emosional dengan orang lain, menyampaikan kepada klien bahwa mereka dan
pengalaman mereka berarti bagi perawat, 4) doing for meliputi tindakan perawat
lain menghadapi masa transisi dan kejadian yang baru, mencakup pelatihan,
yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan caring dalam berbagai situasi klinis
intisari dari keperawatan profesional yang dapat dilihat pada praktik keperawatan,
13
Konsep utama dari teori caring menurut Watson terdiri dari teori human
moment (Watson, 2008). Caring moment merupakan bagian yang penting bagi
seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi perawat dan pasien dan memancarkan
pengetahuan dan sumber daya yang dimiliki, membuat moment tersebut menjadi
Inti dan struktur dari teori human caring adalah 10 carative factors.
berfungsi sebagai teknisi atau pekerja terampil didalam lingkup kerja ilmu medis
altruistic).
dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini
ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan
meningkatkan sikap altruistik. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini
klien.
harapan).
spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih baik
melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara
sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan murni dan bersikap wajar pada orang lain.
penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat yang mampu untuk mengenali
dan mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat orang lain
kebutuhan perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan
sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri seseorang yang
peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika perawat berusaha meningkatkan
kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan
menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri
maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu (Watson, 1979).
dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berrinteraksi dan
16
dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui
bahasa tubuh, ucapan, tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain.
klien. Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup beresiko baik bagi
perawat maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun
pengambilan keputusan).
terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap
dan lingkungan yang estetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik
dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan
manusia).
yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling
Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa
pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri. Diakuinya faktor ini dalam ilmu
menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar yang irrasional tentang
kehidupan, penyakit dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk
kematian.
(1994) terhadap 278 perawat dan 263 pasien di Philadelphia dengan menggunakan
Tabel 2.1.2
Hubungan dimensi perilaku caring dengan carative factors
No 5 Dimensi perilaku 10 Carative Factors
caring (Wolf, 1994) (Watson, 2009)
1 Respectful deference 1. Humanistic-altruistic system of values
to the other (sistem nilai humanistic dan altruistic)
(menghormati orang 2. Installation of faith and hope (Menanamkan
lain) sikap kepercayaan dan penuh harapan)
3. Cultivation of sensitivity to oneself and
others (menanamkan sensitifitas terhadap diri
sendiri dan orang lain)
2 Assurance of human 4. Developing a helping – trusting relationship
presence (mengakui (mengembangkan hubungan saling
keberadaan manusia) membantu dan saling percaya)
5. Promotion and acceptance of the expression
of positive and negative feelings
(meningkatkan dan menerima ekspresi
perasaan positif dan negatif)
3 Positive 6. Systematic use of the scientific problem-
connectedness solving method for decision making
(menciptakan (menggunakan metode penyelesaian masalah
hubungan yang ilmiah sistematis dalam pengambilan
positif) keputusan)
7. Promotion of interpersonal teaching and
learning (meningkatkan proses belajar -
mengajar interpersonal).
4 Professional 8. Attending to a supportive, protective, and/or
knowledge and skill corrective mental, physical, societal, and
(pengetahuan dan spiritual environment (menciptakan
keterampilan yang lingkungan mental, fisik, sosial dan spiritual
profesional) yang suportif, protektif atau korektif).
5 Attentiveness to the 9. Assistance with gratification of human needs
other’s experience (memenuhi kebutuhan dasar manusia).
(perhatian terhadap 10. Allowance for existential - phenomenological
pengalaman orang forces (menghargai kekuatan existential -
lain) phenomenological).
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan
Tabel 2.1.3
Klasifikasi perawat berdasarkan jenjang pendidikan (Dikti, 2012)
Jenis Pendidikan Jenjang Pendidikan
Vokasi Diploma Tiga Keperawatan
Profesi Ners
Ners Spesialis Keperawatan
Akademik Magister Keperawatan
Doktor Keperawatan
yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan
21
berikut:
b. Masih terikat dengan data-data objektif, misalnya vital sign, intake, output.
ditetapkan.
d. Diperlukan supervisi yang ketat dan bantuan pada situasi non rutin.
klien dan menentukan apa yang penting dalam tujuan jangka panjangnya.
4. Proficient (cakap)
selanjutnya.
d. Melakukan keputusan dengan cepat dan luas serta dapat menangani situasi.
5. Expert (ahli)
cukup.
Jonsdottir, Reykjavik, & Iceland, 2002), unit perawatan luka ((Oskouie, Rafii, &
waktu dan dukungan dapat mempengaruhi perilaku caring perawat dan menurut
Suliman, Welmann, Omer, dan Thomas (2009) perbedaan budaya perawat dan
yang tinggi, upah yang rendah, perasaan perawat yang tertekan, kurangnya
motivasi perawat dan usia pasien juga dapat mempengaruhi perilaku caring
perawat.
Penelitian yang dilakukan oleh Cox, James, dan Hunt (2006) pada unit
pada setiap daerah, oleh karena itu dibutuhkan instrumen yang valid dan reliabel
untuk mengukur perilaku caring pada situasi yang berbeda (Salimi & Azimpour,
2013).
dengan menggunakan konsep dasar caring secara umum dan teori Transpersonal
Caring Watson (1988). CBI telah digunakan lebih dari 132 penelitian dari
dapat digunakan pada perawat dan pasien tanpa perubahan dan untuk mendukung
Caring Behaviors Inventory (CBI) yang dibuat oleh Wolf (1986) dan Wolf
perawat dan pasien yang dapat meningkatkan pertumbuhan perawat dan pasien
digunakan pada pengkajian pasien dan perawat yaitu perbandingan antara evaluasi
diri oleh perawat dan penilaian pasien tentang caring perawat (Papastavrou et al,
2010).
factors sebagai panduan praktik caring dalam keperawatan. Carative factors ini
aktifitas klinis dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu CBI konsisten
Versi pertama alat ukur ini terdiri dari 75 item pernyataan yang dengan
1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju. CBI 43 item
pernyataan diuji pada 541 subjek yang terdiri dari 278 perawat dan 263 pasien.
Konsistensi reliabilitas internal mencapai 0.96 pada tahun 1994. Terdapat 1 item
item pernyataan. Setelah tahun 1994, skala Likert pada CBI-42 direvisi menjadi 6
2009).
Pengurangan item ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Wu et al. (2006)
pada 362 pasien, yang digunakan untuk mengembangkan format yang lebih
26
terhadap format tersebut pada 64 pasien dan 42 perawat, yang menunjukan hasil
CBI-42, 3) menampilkan kembali 97% varian pada CBI-42 pada pasien dan
perawat, 4) memberikan hasil statistik yang sama dengan CBI-42 pada skoring
perilaku caring oleh pasien dan perawat, 5) memiliki sensitifitas yang sama dalam
baik (r=.88 untuk pasien dan r=.82 untuk perawat, dan 7) nilai internal konsistensi
psikometrik, validitas, reliabilitas, dan skoring perilaku caring diantara pasien dan
perawat. Instrumen ini memiliki dasar konsep teori yang jelas, menggunakan
bahasa yang konsisten dan instruksi yang mudah dipahami. Instrumen ini
Tabel 2.1.5
Alat ukur perilaku caring perawat
Jumlah
Faktor Dimensi perilaku caring Nomor item
item
1 Respectful deference to the other 16, 17, 18, 20, 8
(menghormati orang lain) 21, 22, 23,24
2 Assurance of human presence (mengakui 9, 10, 11, 12, 5
keberadaan manusia) 15
3 Positive connectedness (menciptakan 1, 3, 5, 6, 13, 6
hubungan yang positif) 19
4 Professional knowledge and skill 2, 4, 7, 8, 14 5
(pengetahuan dan keterampilan yang
profesional)
Jumlah 24
Caring Behaviors Inventory (CBI-24) (Wu, Larrabe, & Putman, 2006 dalam
Papstavrou et al., 2010).
27
dengan aman dan efektif terhadap lingkungan. Persepsi mengutamakan hal yang
penting dan mengabaikan hal yang tidak relevan. Persepsi berasal dari pengaruh
pola dari rangsangan saraf yang membawa informasi yang mencakup bagaimana
yang terjadi pada dunia eksternal seseorang. Proses perseptual dimulai dengan
seseorang tentang situasi yang dirasakan dan diinterpretasikan (Cherry & Jacob,
2005). Persepsi adalah interpretasi dari rangsangan dan apresiasi yang sadar
terhadap rangsangan tersebut (Pollock, 1993 dalam Tomey & Alligood, 2010).
1. Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu objek atau
atau peristiwa.
peristiwa bagi diri seseorang maka semakin peka dia terhadap objek-objek
persepsinya.
3. Kebiasaan, artinya semakn sering dirasakan orang objek atau perstiwa maka
kejadian secara konstan sekalipun bervariasi dalam bentuk, ukuran, warna dan
kecemerlangan.
1. Persepsi jarak
29
(distance cues). Faktor ini ada bila penglihatan dipandang dengan kedua mata
(isyarat binokuler) dan sebagian lagi ada dalam stimulus luas pada tiap mata
(isyarat monokuler).
2. Persepsi gerakan
dikatakan bergerak bila benda itu bergerak, sebagian menutupi dan sebagian lagi
tidak menutupi latar belakang yang tidak bergerak. Benda juga bergerak saat
berubah jarak, bagian baru terlihat ketika bagian lain hilang dari pandangan.
3. Persepsi kedalaman
isyarat fisik seperti akomodasi, konvergensi dan disparitas selaput jala mata dan
isyarat-isyarat yang dipelajari dari perspektif linier dan udara interposisi atau
Teori Goal Attainment menurut King berasal dari kerangka konsep yang
dalam mencapai tujuan. Kerangka konsep tersebut terdiri dari sistem personal,
Sistem sosial terdiri dari sistem keluarga, 2) sistem agama atau keyakinan, 3)
diri sendiri dan perilaku orang lain. Selama proses interaksi, perawat dan pasien
tujuan. Ketika tujuan perawat tidak sejalan dengan tujuan pasien maka masalah
dapat terjadi dan meningkatkan stres baik bagi perawat maupun bagi pasien
(King, 1981).
pengalaman masa lalu, status sosial ekonomi dan pendidikan (King, 1981).
negara Eropa dan penelitan yang dilakukan oleh Sossong dan Poirier (2013) di
perilaku caring perawat. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
perbedaan persepsi antara perawat dan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh
Landers dan O’Connell (2008) tentang persepsi perawat dan keluarga pasien
sedangkan menurut Brunton dan Beaman (2000) adalah sensitif, berbicara kepada
instruksi. Penelitian yang dilakukan oleh Alexis (2009) tentang persepsi perawat
luar negeri terhadap sikap caring kolega mereka di Inggris yaitu mencakup
empati, pemahaman dan perspektif caring, dampak emosional dan kurangnya tim
kerja.
Iceland (2002) tentang perilaku caring perawat menurut persepsi pasien adalah
dasar.
32
bahwa ada perbedaan persepsi perawat tentang perilaku caring sebelum dan
setelah intervensi pendidikan (Reigniting the Spirit of Caring) dan penelitian yang
Tabel 2.2.2
Matriks hubungan carative factors, dimensi perilaku caring dan CBI-24
Dimensi perilaku
No Carative Factors CBI-24
caring
1 Humanistic-altruistic system of values 1. Respectful No.
(sistem nilai humanistic dan altruistic) deference to the Pernyataan
2 Installation of faith and hope other 16,17,18,20
(Menanamkan sikap kepercayaan dan (menghormati ,2122,23,24
penuh harapan) orang lain)
3 Cultivation of sensitivity to oneself and
others (menanamkan sensitifitas
terhadap diri sendiri dan orang lain)
4 Developing a helping – trusting 2. Assurance of No.
relationship (mengembangkan hubungan human presence Pernyataan
saling membantu dan saling percaya) (mengakui 9,10,11,12,
5 Promotion and acceptance of the keberadaan 15
expression of positive and negative manusia)
feelings (meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif)
6 Systematic use of the scientific problem- 3. Positive No.
solving method for decision making connectedness Pernyataan
(menggunakan metode penyelesaian (menciptakan 1,3,5,6,13,1
masalah ilmiah sistematis dalam hubungan yang 9
pengambilan keputusan) positif)
7 Promotion of interpersonal teaching and
learning (meningkatkan proses belajar -
mengajar interpersonal).
8 Attending to a supportive, protective, 4. Professional No.
and/or corrective mental, physical, knowledge and Pernyataan
societal, and spiritual environment skill 2,4,7,8,14
(menciptakan lingkungan mental, fisik, (pengetahuan
sosial dan spiritual yang suportif, dan
protektif atau korektif). keterampilan
yang
profesional)
33
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No.44 tahun 2009).
dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pelayanan, d) menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
rumah sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi
yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang
k) menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, m) menghormati dan melindungi
hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas, dan t)
dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus dan berdasarkan
pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Publik dan Rumah
fungsi rujukan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit yang terdiri dari 1)
Rumah Sakit Umum kelas A, 2) Rumah Sakit Umum kelas B, 3) Rumah Sakit
Umum kelas C, dan 4) Rumah Sakit Umum kelas D (UU No.44 tahun 2009).
36
Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Goal
Attainment menurut King (1981) dan teori Human Caring (Watson, 2009). Teori
mengarah pada pencapaian tujuan yaitu perilaku caring perawat yang didasarkan
pada 10 carative factors menurut Watson. Persepsi perawat dan pasien tentang
caring perawat yang dipengaruhi oleh persepsi perawat dan pasien dapat
Perawat Persepsi
Sama
Perilaku caring
perawat
Berbeda
Pasien Persepsi
Factors (sepuluh faktor karatif) Watson yang berhubungan dengan lima dimensi
perilaku caring (Wolf, Giardino, Osborne & Ambrose, 1994). Perilaku caring
(Wu, Larrabee & Putman, 2006) untuk mengetahui persepsi perawat dan pasien
tentang perilaku caring perawat. Perilaku caring perawat yang dipengaruhi oleh
persepsi perawat dan pasien dapat dipersepsikan secara berbeda maupun sama.
tentang perilaku caring perawat dengan persepsi pasien tentang perilaku caring
perawat. Kesimpulan dari teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, RSU Royal Prima
Medan dan RSU Sari Mutiara Medan. Pemilihan rumah sakit didasarkan pada
kelas rumah sakit yang sama. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni s/d Juli
2015.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu perawat yang
bekerja di rumah sakit negeri dan swasta di Medan dan pasien yang dirawat inap
di rumah sakit tersebut. Kriteria inklusi perawat: 1) pendidikan ners, 2) masa kerja
minimal 2 tahun sebagai perawat, dan 3) tidak sedang cuti. Ners dengan
pengalaman lebih dari 2 tahun sudah mampu menganalisa masalah klien dan
minimal dan parsial, dan 3) lama rawat minimal dua hari. Pasien dewasa dengan
38
39
tingkat ketergantungan minimal dan parsial diharapkan dapat bekerja sama selama
dengan baik dan benar, 2 hari merupakan waktu yang cukup bagi pasien untuk
disebabkan jumlah sampel yang banyak dan tersebar secara luas sehingga tidak
memungkinkan untuk memperoleh seluruh daftar populasi (Polit & Beck, 2012).
Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat daftar nama rumah sakit
swasta dan negeri di Kota Medan dengan jenis yang sama yaitu rumah sakit kelas
proporsi yang sama dari masing-masing rumah sakit. Semakin banyak jumlah
sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi maka semakin besar proporsi sampel
dari rumah sakit tersebut. Persentase sampel pada masing-masing rumah sakit
adalah 50% dari RSUD Dr. Pirngadi Medan, 30% dari RSU Royal Prima Medan
dan 20% dari RSU Sari Mutiara Medan. Cara pengambilan sampel dilakukan
secara acak dengan melakukan undian. Perawat dan pasien yang sesuai dengan
kriteria inklusi dipilih secara acak pada setiap ruang rawat inap.
40
significance), 1-beta (1-β =power), gamma (“γ” = effect size) (Polit & Beck,
2012).
perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat
dengan menggunakan medium effect size (1-β) = .40, alfa level (α) = .05 dan
power (γ) = .80, maka sampel penelitian ini sesuai dengan tabel power analysis
kuesioner. Peneliti membagi kuesioner kepada perawat dan pasien yang sesuai
kepada Kepala Ruangan untuk melihat data perawat dan data pasien yang sesuai
dengan kriteria inklusi, selanjutnya peneliti menemui perawat dan pasien. Peneliti
penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan perawat dan
mendampingi perawat dan pasien agar dapat menjelaskan pernyataan yang tidak
perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat
Tabel 3.5.1
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Independen Definisi Operasional
Persepsi perawat Tanggapan perawat tentang tindakan yang mereka
tentang perilaku lakukan saat memberikan asuhan keperawatan kepada
caring perawat pasien.
Persepsi pasien Tanggapan pasien tentang tindakan yang dilakukan
tentang perilaku oleh perawat saat memberikan asuhan keperawatan
caring perawat kepada pasien.
42
3.6.1. Instrumen
dipersepsikan oleh perawat dan pasien adalah Caring Behavior Inventory (CBI-
24) yang dikembangkan oleh Wu et al. (2006). Kuesioner perilaku caring perawat
terdiri dari 24 butir pernyataan yang didasari oleh sepuluh carative factors yang
Versi pertama alat ukur ini terdiri dari 75 item pernyataan yang dengan
1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju. CBI 43 item
pernyataan diuji pada 541 subjek yang terdiri dari 278 perawat dan 263 pasien.
43
Konsistensi reliabilitas internal mencapai 0.96 pada tahun 1994. Terdapat 1 item
item pernyataan. Setelah tahun 1994, skala Likert pada CBI-42 direvisi menjadi 6
sumber dengan bahasa asli ke bahasa target dan kemudian diterjemahkan kembali
ke bahasa asli oleh penterjemah yang tidak mengetahui tentang sumber yang asli
(2006) menggunakan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, peneliti dan subjek
kuesioner ini harus diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Jika sumber asli dan hasil
3.6.3. Validitas
Caring behavior inventory-42 (Wolf et al., 1994) yang dilakukan oleh Wu et al.
44
(2006). Pengujian dilakukan pada 362 pasien dengan nilai convergent validity
(r=.62) sama dengan CBI-42. CBI-24 ekuivalen dengan CBI-42 pada kajian
psikometrik, validitas, reliabilitas, dan skoring perilaku caring diantara pasien dan
perawat.
item kuisioner dengan persentasi skor item pada ranting 3 dan 4. Tujuan dari
Content Validity Indeks (CVI) ini adalah untuk menilai relevansi dari masing-
masing item terhadap apa yang akan di ukur oleh peneliti. Para ahli diberikan
menjumlahkan persentase skor item pada ranting 3 dan 4 yang disetujui oleh para
relevan namun perlu dilakukan revisi pada item pernyataan nomor 2, 7, 8, 12, 13,
16, 23. Nilai CVI yang diperoleh untuk kuesioner perilaku caring perawat adalah
1.
Peserta
Para ahli terdiri dari 3 orang magister keperawatan yang terdiri dari Staf
Pengajar pada Poltekes Kemenkes Medan dan Stikes Medistra Lubuk Pakam serta
Kepala Seksi Penelitian pada RSUD Dr. Pirngadi Medan. Para expert akan
skala 1-6. Skala 1 tidak pernah, skala 2 hampir tidak pernah, skala 3 kadang-
Prosedur
(relevance) relevansi terdiri dari: 1 = item tidak relevan, 2 = item perlu revisi
banyak, 3 = item relevan tetapi perlu sedikit revisi, 4= item sudah relevan.
kategori 2 (clarity) kejelasan terdiri dari: 1 = item tidak jelas, 2 = item perlu revisi
banyak agar jelas, 3 = item jelas tetapi perlu sedikit revisi, 4= item sudah jelas.
item perlu revisi banyak agar sederhana, 3 = item sederhana tetapi perlu sedikit
= item sangat ambigu, 2 = item perlu beberapa revisi, 3 = tidak ambigu tetapi
Hasil
kalimat pada kuesioner perilaku caring perawat menurut persepsi pasien. Expert
kedua diperoleh hasil CVI=0,98 dengan nilai 4 pada seluruh kategori pada 23 item
pernyataan namun terdapat nilai 3 pada item pernyataan nomor 8 pada seluruh
kategori. Expert ketiga diperoleh hasil CVI=0,91 dengan nilai 4 pada seluruh
kategori pada 16 item pernyataan dan terdapat nilai 3 pada 8 item pernyataan pada
bahwa para expert mengerti tentang konsep perilaku caring perawat dan instrumen
46
3.6.4. Reliabilitas
diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara
reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
cronbach’s alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabilitas tinggi jika nilai alpha
cronbach melebihi 0,70. Semakin tinggi nilai alpha maka semakin tinggi
Caring behavior inventory-42 (Wolf et al, 1994) yang dilakukan oleh Wu et al.
dilakukan pada 64 pasien dan 42 perawat dan diperoleh nilai r=0,88 untuk pasien
dan r=0,82 untuk perawat dan nilai konsistensi internal (internal consistency)
masing penelitian tersebut lebih besar dari 0,80. Penelitian yang dilakukan oleh
Papastavrou et al. (2011; 2012) di enam negara Eropa diperoleh nilai alpha=0,94
untuk perawat dan 0,96 untuk pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Palese et al.
(2011) pada 1565 pasien di enam negara Eropa juga memperoleh nilai reliabilitas
dilakukan oleh Papastavrou et al. (2010) pada 362 pasien dan 90 perawat di
Pilot study adalah pengambilan data awal dengan jumlah responden yang
lebih sedikit dari jumlah sampel penelitian yaitu 30 orang perawat dan 30 orang
pasien. Pilot study dilakukan untuk mengevaluasi metode dan prosedur penelitian
perancu yang perlu dikontrol, kesiapan peneliti, ketepatan hasil penelitian dan
Pilot study dilakukan pada dua rumah sakit yaitu RSUD dr. Djasamen
setiap rumah sakit dengan metode multistage cluster sampling dan diperoleh nilai
48
cronbach’s alpha 0,96 untuk instrumen perilaku caring perawat menurut persepsi
perawat dan 0,94 untuk instrumen perilaku caring perawat menurut persepsi
dimensi I (8 item) tertinggi 0.75 dan yang terendah 0.57 dan nilai cronbach alpha
= 0,88. Nilai corrected item total correlation untuk dimensi II (5 item) tertinggi
0.78 dan yang terendah 0.46 dan nilai cronbach alpha = 0,81. Nilai corrected
item total correlation untuk dimensi III (6 item) tertinggi 0.62 dan yang terendah
0.48 dan nilai cronbach alpha = 0,79. Nilai corrected item total correlation untuk
dimensi IV (5 item) tertinggi 0.73 dan yang terendah 0.34 dan nilai cronbach
alpha = 0,78.
besar perawat menyatakan bahwa mereka sedang sibuk bekerja sehingga mereka
tidak bersedia didampingi oleh peneliti selama mengisi kuesioner dan meminta
waktu 2-3 hari untuk melengkapi kuesioner sedangkan kendala yang dihadapi dari
pasien adalah ada beberapa item pernyataan yang kurang dimengerti oleh pasien
Tabel 3.6.4
Hasil pilot study di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dan RSU Vita
Insani Pematangsiantar (n=60)
Standar item
Item soal croncbach’s
alpha
Dimensi 1 (item no 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24) 0,88
Dimensi 2 (item no 9, 10, 11, 12, 15) 0,81
Dimensi 3 (item no 1, 3, 5, 6, 13, 19) 0,79
Dimensi 4 (item no 2,4,7,8,14) 0,78
49
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata croncbach’s alpha
lebih besar dari 0,7 dan hal ini menunjukan bahwa pernyataan yang ada pada
masing-masing dimensi caring sudah reliabel. Data demografi dari kedua rumah
Tabel 3.6.5
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat di rumah sakit negeri
dan swasta hasil pilot study
RS negeri RS swasta
Data demografi perawat
f % F %
Jenis kelamin
Laki-laki 1 6,7 2 13,3
Perempuan 14 93,3 13 86,7
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 0 0 1 6,7
Dewasa awal 25-35 tahun 5 33,3 7 46,7
Dewasa akhir 36-45 tahun 9 60 7 46,7
Lansia awal 46-55 tahun 1 6,7 0 0
Suku
Batak 13 86,7 12 80
Jawa 2 13,3 2 13,3
Melayu 0 0 1 6,7
Masa kerja
Advanced beginner/ pemula berpengalaman 0 0 2 13,3
(1-2 tahun)
Competent/kompeten (2-5 tahun) 1 6,7 0 0
Proficient/cakap (3-5 tahun) 2 13,3 0 0
Expert/ahli (> 5 tahun) 12 80 13 86,7
Penghasilan
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 7 46,7 13 86,7
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 8 53,3 2 13,3
Pilot study yang dilakukan pada 15 orang perawat di rumah sakit negeri
14 orang (93,9%), rentang usia dewasa akhir yaitu 36-45 tahun sebanyak 9 orang
(60%), suku batak 13 orang (86,7%), berdasarkan masa kerja tergolong sebagai
50
expert/ahli (> 5 tahun) sebanyak 12 orang (80%), penghasilan Rp. 3.000.000,- s/d
orang (86,7%), suku batak 12 orang (80%), berdasarkan masa kerja tergolong
usia, responden terbanyak terdapat pada dua kategori yang sama yaitu dewasa
awal 25-35 tahun dan dewasa akhir 36-45 tahun masing-masing sebanyak 7 orang
Tabel 3.6.6
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi pasien di rumah sakit negeri dan
swasta hasil pilot study
RS negeri RS swasta
Data demografi pasien
f % f %
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 6,7 5 33,3
Remaja akhir 17-25 tahun 1 6,7 2 13,3
Dewasa awal 25-35 tahun 1 6,7 3 20
Dewasa akhir 36-45 tahun 3 20 2 13,3
Lansia awal 46-55 tahun 4 26,7 2 13,3
Lansia akhir 56-65 tahun 3 20 1 6,7
Manula > 65 tahun 2 13,3 0 0
Suku
Batak 12 80 13 86,7
Jawa 2 13,3 2 13,3
China 1 6,7 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 6 40 8 53,3
Perempuan 9 60 7 46,7
Pendidikan
Tidak sekolah 1 6,7 1 6,7
SD 5 33,3 3 20
SMP 3 20 1 6,7
SMA 6 40 8 53,3
Perguruan Tinggi 0 0 2 13,3
51
RS negeri RS swasta
Data demografi pasien
f % f %
Pekerjaan
Pegawai negeri 0 0 1 6,7
Pegawai swasta 0 0 1 6,7
Wiraswasta 5 33,3 5 33,3
Petani 3 20 0 0
Pelajar/mahasiswa 1 6,7 6 40
Ibu rumah tangga 5 33,3 2 13,3
Pensiunan 1 6,7 0 0
Penghasilan
Belum berpenghasilan 1 6,7 6 40
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 14 93,3 9 60
Lama rawat
2-5 Hari 11 73,3 14 93,3
>5 hari 4 26,7 1 6,7
Pengalaman dirawat
Pernah 7 46,7 3 20
Tidak pernah 8 53,3 12 80
Pilot study yang dilakukan pada 15 orang pasien di rumah sakit negeri
diperoleh data sebagai berikut: mayoritas responden berusia lansia awal 46-55
tahun sebanyak 4 orang (26,7%), suku batak 12 orang (80%), berjenis kelamin
(93,3%).
Pasien yang dirawat di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia,
jenis kelamin dan pekerjaan. Mayoritas responden suku batak 13 orang (86,7%),
s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 9 orang (60%). Sedangkan pada data usia, jenis
kelamin dan pekerjaan, sebagian besar responden berusia remaja awal 12-16 tahun
52
pasien yang dirawat di rumah sakit negeri dan swasta yaitu mayoritas pasien
dirawat selama 2-5 hari dengan jumlah masin-masing 11 orang (73,3%) dan 14
frekuensi dan persentase dari data demografi perawat dan pasien, persepsi perawat
tentang perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring
biasanya, hampir selalu dan selalu. Nilai terendah yang dicapai untuk instrumen
perilaku caring perawat adalah 24 dan nilai tertinggi adalah 144. Berdasarkan
rumus statistik penghitungan jumlah kelas, p adalah panjang kelas (nilai tertinggi
dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 120, dan banyak kelas dibagi menjadi tiga
katagori untuk perilaku caring, maka akan diperoleh interval sebesar 40. Nilai
terendah 24 sebagai batas bawah kelas pertama, maka persepsi perawat tentang
perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di
rumah sakit swasta dan negeri di Medan dikatagorikan menjadi, Baik= ≥104,
Cukup=64–103, Kurang=24–63.
53
perilaku caring perawat. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji Mann
Whitney U dimana bila nilai p ≤ α maka Ho ditolak yang artinya ada perbedaan
Peneliti menggunakan uji non parametrik sebab uji asumsi pada uji
parametrik tidak terpenuhi. Data tidak normal meskipun telah dilakukan transform
dan cleaning.
lingkungan yang kondusif bagi perawat dan pasien pada saat pengambilan data,
perawat dan pasien dalam keadaan tenang. Pada penelitian ini seluruh responden
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Juni dan
Juli 2015 pada rumah sakit negeri dan swasta yang ada di Kota Medan yaitu
RSUD Dr. Pirngadi Medan, RSU Royal Prima Medan dan RSU Sari Mutiara
Medan.
Utara kepada Pemerintah Kota Medan. Peraturan Daerah Kota Medan No. 30
Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr.
Pirngadi menjadi Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.
Pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Kota
Rumah Sakit Royal Prima Medan merupakan rumah sakit swasta kelas B
yang berada di jalan Jl. Ayahanda No. 68 A Medan. Rumah Sakit Royal Prima
Medan diresmikan pada tanggal 16 Februari 2014 dengan dasar Pemberian Izin
54
55
RSU Sari Mutiara Medan merupakan rumah sakit swasta kelas B yang
beralamat di jl. Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan. Yayasan Sari Mutiara Medan
berawal dari Yayasan Sitanggang Purba. Yayasan ini telah berdiri sejak tanggal
28 Oktober 1970 dengan Akta Notaris Nomor 148 dan berkedudukan di Medan.
dilakukan pada tahun 1992 yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Medan pada 1
bidang usaha yayasan, melalui Akte Notaris Nomor 58 tanggal 12 Mei 2000,
mendirikan dan membina rumah sakit umum atau rumah sakit bersalin serta
tersebut.
4.2. Data Demografi Perawat dan Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta
rumah sakit dengan rincian 50 orang perawat dan 50 orang pasien di RSUD Dr.
Pirngadi Medan, 30 orang perawat dan 30 orang pasien di RSU Royal Prima
Medan serta 20 orang perawat dan 20 orang pasien di RSU Sari Mutiara Medan.
56
Tabel 4.2.1
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat dan pasien di rumah
sakit negeri dan swasta
RS negeri RS swasta
Data demografi
f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 16 1 2
Perawat
Perempuan 42 84 49 98
Jenis Kelamin
Laki-laki 39 78 22 44
Pasien
Perempuan 11 22 28 56
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 1 2 28 56
Dewasa awal 25-35 tahun 24 48 19 38
Perawat
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 22 3 6
Lansia awal 46-55 tahun 14 28 0 0
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 2 3 6
Remaja akhir 17-25 tahun 9 18 11 22
Dewasa awal 25-35 tahun 4 8 9 18
Dewasa akhir 36-45 tahun Pasien 7 14 9 18
Lansia awal 46-55 tahun 12 24 9 18
Lansia akhir 56-65 tahun 12 24 5 10
Manula > 65 tahun 5 10 4 8
Suku
Batak 30 60 37 74
Jawa 12 24 6 12
Melayu 2 4 1 2
Aceh 3 6 2 4
Perawat
Padang 1 2 1 2
Banjar 1 2 0 0
Betawi 1 2 0 0
Nias 0 0 3 6
Suku
Batak 32 64 24 48
Jawa 7 14 20 40
Melayu 4 8 1 2
Aceh Pasien 2 4 1 2
Padang 2 4 3 6
Nias 3 6 0 0
Sunda 0 0 1 2
Penghasilan
Rp. 1 juta s/d Rp. 3 juta Perawat 24 48 47 94
Rp. 3 juta s/d Rp. 5 juta 22 44 0 0
Lebih dari Rp. 5 juta 4 8 3 6
57
RS negeri RS swasta
Data demografi
f % f %
Penghasilan
Belum berpenghasilan 7 14 7 14
Rp. 1 juta s/d Rp. 3 juta Pasien 34 68 30 60
Rp. 3 juta s/d Rp. 5 juta 9 18 13 26
Masa kerja
Advanced beginner (1-2 tahun) 3 6 25 50
Competent (2-3 tahun) 44 88 11 22
Perawat
Proficient (3-5 tahun) 0 0 3 6
Expert (> 5 tahun) 3 6 11 22
Pendidikan
Tidak sekolah 1 2 0 0
SD 7 14 4 8
SMP Pasien 12 24 5 10
SMA 19 38 23 46
Perguruan Tinggi 11 22 18 36
Pekerjaan
Pegawai negeri 5 10 5 10
Pegawai swasta 10 20 16 32
Wiraswasta 16 32 12 24
Petani Pasien 2 4 0 0
Pelajar/mahasiswa 6 12 8 16
Ibu rumah tangga 4 8 9 18
Pensiunan 7 14 0 0
Lama rawat
2-5 Hari 33 66 41 82
Pasien
>5 hari 17 34 9 18
Pengalaman dirawat
Pernah 29 58 17 34
Pasien
Tidak pernah 21 42 33 66
(84,0%), rentang usia dewasa awal 25-35 tahun sebanyak 24 orang (48,0%), suku
Perawat yang bekerja di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia
(94%). Berdasarkan rentang usia dan masa kerja, responden terbanyak berusia
remaja akhir 17-25 tahun sebanyak 28 orang (56%) dan masa kerja tergolong
berusia lansia awal 46-55 tahun dan lansia akhir 56-65 tahun masing-masing
sebanyak 12 orang (24%), suku batak 32 orang (64%), berjenis kelamin laki-laki
Pasien yang dirawat di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia,
jenis kelamin dan pekerjaan. Mayoritas responden suku batak 24 orang (48%),
s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 30 orang (60%). Sedangkan pada data usia, jenis
kelamin dan pekerjaan, sebagian besar responden berusia remaja akhir 17-25
memiliki kesamaan baik drumah sakit negeri maupun swasta yaitu 2-5 hari
dengan nilai masing-masing 33 orang (66%) dan 41 orang (82%). Pada rumah
59
sakit negeri mayoritas pasien pernah dirawat sebanyak 29 orang (58%) sedangkan
dirumah sakit swasta mayoritas pasien tidak pernah dirawat sebanyak 33 orang
(66%).
Tabel 4.3.1
Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat menurut persepsi
perawat di rumah sakit negeri dan swasta Medan
RS negeri RS swasta
Perilaku caring perawat menurut persepsi perawat
f % f %
Baik 49 98 50 100
Cukup 1 2 0 0
Kurang 0 0 0 0
Perawat di rumah sakit negeri dan swasa memiliki persepsi yang baik
tentang perilaku caring mereka, hal ini dapat dilihat dari tabel diatas dimana
mayoritas responden memiliki persepsi yang baik tentang perilaku caring yang
ditampilkan oleh perawat. Seluruh perawat di rumah sakit swasta menilai perilaku
caring mereka sudah baik dan sedikit berbeda dengan perawat yang bekerja di
perilaku caring mereka sudah baik, selebihnya yaitu sebanyak 1 orang (2%)
cukup.
60
Tabel 4.3.2
Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat menurut persepsi
pasien di rumah sakit negeri dan swasta Medan
RS negeri RS swasta
Perilaku caring perawat menurut persepsi pasien
f % f %
Baik 39 78 46 92
Cukup 10 20 4 8
Kurang 1 2 0 0
perilaku caring perawat sudah baik. Sebanyak 46 orang (92%) pasien di rumah
sakit swasta dan 39 orang (78%) pasien di rumah sakit negeri memiliki persepsi
yang baik tentang perilaku caring perawat, selebihnya termasuk kategori cukup
dan hanya 1 orang (2%) pasien di rumah sakit negeri yang mempersepsikan
Uji statistik Chi Square digunakan untuk mengkaji apakah ada perbedaan
perawat di rumah sakit negeri dan swasta dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4.1
Perbandingan karakteristik perawat di rumah sakit negeri dan swasta
RS RS
Karakteristik perawat X² p
negeri swasta
Jenis kelamin
Laki-laki 8 1 0,19 0,65
Perempuan 42 49
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 1 28 3,92 0,68
Dewasa awal 25-35 tahun 24 19
61
RS RS
Karakteristik perawat X² p
negeri swasta
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 3
Lansia awal 46-55 tahun 14 0
Suku
Batak 30 37 9,04 1,00
Jawa 12 6
Melayu 2 1
Aceh 3 2
Padang 1 1
Banjar 1 0
Betawi 1 0
Nias 0 3
Penghasilan
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 24 47 0,57 0,75
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 22 0
Lebih dari Rp.5.000.000,- 4 3
Masa kerja
Advanced beginner (1-2 tahun) 3 25 6,09 0,41
Competent / Kompeten (2-3 tahun) 44 11
Proficient/cakap (3-5 tahun) 0 3
Expert/ahli (> 5 tahun) 3 11
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai p untuk seluruh data
demografi lebih besar dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan jenis kelamin, usia, suku, penghasilan dan masa kerja perawat antara
Tabel 4.4.2
Perbandingan karakteristik pasien di rumah sakit negeri dan swasta
RS RS
Karakteristik pasien X² p
negeri swasta
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 3 44,07 0,16
Remaja akhir 17-25 tahun 9 11
Dewasa awal 25-35 tahun 4 9
Dewasa akhir 36-45 tahun 7 9
Lansia awal 46-55 tahun 12 9
Lansia akhir 56-65 tahun 12 5
Manula > 65 tahun 5 4
Suku
Batak 32 24 16,22 0,90
62
RS RS
Karakteristik pasien X² p
negeri swasta
Jawa 7 20
Melayu 4 1
Aceh 2 1
Padang 2 3
Nias 3 0
Sunda 0 1
Jenis kelamin
Laki-laki 39 22 1,60 0,20
Perempuan 11 28
Pendidikan
Tidak sekolah 1 0 19,00 0,08
SD 7 4
SMP 12 5
SMA 19 23
Perguruan Tinggi 11 18
Pekerjaan
Pegawai negeri 5 5 17,68 0,81
Pegawai swasta 10 16
Wiraswasta 16 12
Petani 2 0
Pelajar/mahasiswa 6 8
Ibu rumah tangga 4 9
Pensiunan 7 0
Penghasilan
Belum berpenghasilan 7 7 1,33 0,85
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 34 30
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 9 13
Lebih dari Rp. 5.000.000,- 0 0
Lama rawat
2-5 Hari 33 41 0,53 0,46
>5 hari 17 9
Pengalaman dirawat
Pernah 29 17 0,47 0,49
Tidak pernah 21 33
dilakukan pada rumah sakit negeri dan swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat
63
dilihat bahwa tidak ada perbedaan karakteristik pasien antara rumah sakit negeri
dan swasta.
Tabel 4.4.3
Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah sakit negeri
Data demografi Perawat Pasien X² p
Jenis kelamin
Laki-laki 8 39 0,501 0,48
Perempuan 42 11
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 0 1 20,91 0,28
Remaja akhir 17-25 tahun 1 9
Dewasa awal 25-35 tahun 24 4
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 7
Lansia awal 46-55 tahun 14 12
Lansia akhir 56-65 tahun 0 12
Manula > 65 tahun 0 5
Suku
Batak 30 32 25,84 0,68
Jawa 12 7
Melayu 2 4
Aceh 3 2
Padang 1 2
Banjar 1 0
Betawi 1 0
Nias 0 3
Penghasilan
Belum berpenghasilan 0 7 8,83 0,07
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 24 34
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 22 9
Lebih dari Rp.5.000.000,- 4 0
Pada rumah sakit negeri terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan
antara karakteristik demografi perawat dan pasien baik pada jenis kelamin, usia,
Tabel 4.4.4
Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah sakit swasta
Data demografi Perawat Pasien X² p
Jenis kelamin
Laki-laki 1 22 1,29 0,254
Perempuan 49 28
64
Pada rumah sakit swasta juga menunjukan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara karakteristik demografi perawat dan pasien baik pada jenis
Uji asumsi dilakukan pada data yang telah diperoleh. Data yang
menggunakan nilai skewness dan kurtosis dan diperoleh bahwa data tidak normal.
Kemudian dilakukan transform data dan dilakukan uji normalitas kembali dan
diperoleh data tetap tidak normal. Karena uji asumsi normalitas tidak terpenuhi
65
maka uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji Mann
Whitney U.
Tabel 4.5.1
Perbandingan persepsi perawat di rumah sakit negeri dan swasta pada 4 dimensi
perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful RS Negeri 50 57,23 2861,50 913,50 0,02
deference to the RS Swasta 50 43,77 2188,50
other
(menghormati
orang lain)
2. Assurance of RS Negeri 50 54,89 2744,50 1030,50 0,13
human presence RS Swasta 50 46,11 2305,50
(mengakui
keberadaan
manusia)
3. Positive RS Negeri 50 57,00 2850,00 925,00 0,02
connectedness RS Swasta 50 44,00 2200,00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional RS Negeri 50 54,44 2722,00 1053,00 0,17
knowledge and RS Swasta 50 46,56 2328,00
skill (pengetahuan
dan keterampilan
yang profesional)
perawat di rumah sakit negeri dan swasta pada dimensi 1 dan 3 sedangkan pada
Tabel 4.5.2
Perbandingan persepsi pasien di rumah sakit negeri dan swasta pada 4 dimensi
perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful deference RS Negeri 50 50,92 2546,00 1229,00 0,89
to the other RS Swasta 50 50,08 2504,00
(menghormati orang
lain)
66
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
2. Assurance of human RS Negeri 50 48,10 2405,00 1130,00 0,41
presence (mengakui RS Swasta 50 52.90 2645.00
keberadaan
manusia)
3. Positive RS Negeri 50 46,72 2336,00 1061,00 0,19
connectedness RS Swasta 50 54.28 2714.00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional RS Negeri 50 49,40 2470,00 1195,00 0.70
knowledge and skill RS Swasta 50 51,60 2580,00
(pengetahuan dan
keterampilan yang
profesional)
pasien antara rumah sakit negeri dan swasta pada seluruh dimensi caring.
Tabel 4.5.3
Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri terhadap 4
dimensi perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful deference Perawat 50 57,20 2860,00 915,00 0,02
to the other Pasien 50 43,80 2190,00
(menghormati orang
lain)
2. Assurance of human Perawat 50 58,54 2927,00 848,00 0,00
presence (mengakui Pasien 50 42,46 2123,00
keberadaan manusia)
3. Positive Perawat 50 61,55 3077,50 697,50 0,00
connectedness Pasien 50 39,45 1972,50
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional Perawat 50 55,53 2776,50 998,50 0,08
knowledge and skill Pasien 50 45,47 2273,50
(pengetahuan dan
keterampilan yang
profesional)
67
pasien pada empat dimensi caring di rumah sakit negeri ditemukan bahwa hanya
pada dimensi keempat terlihat tidak ada perbedaan sedangkan pada dimensi 1,2
Tabel 4.5.4
Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta terhadap 4
dimensi perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful Perawat 50 52,28 2614,00 1161,00 0,54
deference to the Pasien 50 48,72 2436,00
other
(menghormati
orang lain)
2. Assurance of Perawat 50 53,88 2694,00 1081,00 0,24
human presence Pasien 50 47,12 2356,00
(mengakui
keberadaan
manusia)
3. Positive Perawat 50 54,40 2720,00 1055,00 0,17
connectedness Pasien 50 46,60 2330,00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional Perawat 50 50,86 2543,00 1232,00 0,90
knowledge and Pasien 50 50,14 2507,00
skill (pengetahuan
dan keterampilan
yang profesional)
caring perawat antara perawat dan pasien pada empat dimensi caring di rumah
sakit swasta dimana tidak ada perbedaan pada seluruh dimensi caring.
68
di rumah sakit negeri dan swasta dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6.1
Perbandingan persepsi perawat tentang perilaku caring perawat di RS negeri dan
swasta
RS negeri RS swasta
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi perawat
tentang perilaku 57,65 2882,50 43,35 2167,50 892,50 0,01
caring perawat
rumah sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan dengan nilai p=0,01
(p<0,05).
Tabel 4.6.2
Perbandingan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di RS negeri dan
swasta
RS negeri RS swasta
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi pasien
tentang perilaku 48,18 2409,00 52,82 2641,00 1134,00 0,42
caring perawat
rumah sakit negeri dan swasta menunjukan tidak ada perbedaan dengan nilai
p=0,42 (p>0,05).
69
Tabel 4.6.3
Perbandingan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat di
rumah sakit negeri dan swasta
Perawat Pasien
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi tentang
perilaku caring
59,22 2961,00 41,78 2089,00 814,00 0,00
perawat di rumah sakit
negeri
Persepsi tentang
perilaku caring
52,32 2616,00 48,68 2434,00 1159,00 0,53
perawat di rumah sakit
swasta
rumah sakit negeri dengan persepsi pasien di rumah sakit negeri menunjukan ada
tentang perilaku caring perawat di rumah sakit swasta dengan persepsi pasien di
rumah sakit swasta menunjukan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,53
(p>0,05).
BAB 5
PEMBAHASAN
persepsi yang baik tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan
persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan swasta menunjukan bahwa
mayoritas perawat dan pasien (> 70%) memiliki persepsi yang baik tentang
sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan yang signifikan. Perawat
memiliki respon yang lebih tinggi dibandingkan pasien dan di rumah sakit swasta
humanistik yang diaplikasikan oleh perawat. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Brunton dan Beaman (2000) bahwa perilaku caring perawat menurut persepsi
70
71
yang dimiliki perawat, hal ini sejalan dengan pernyataan Green (2004) bahwa
di rumah sakit negeri dan swasta dengan nilai p=0,01 (p<0,05) dimana nilai rata-
rata lebih tinggi pada rumah sakit negeri. Hal ini menunjukan bahwa perawat di
rumah sakit negeri memiliki persepsi yang lebih baik daripada di rumah sakit
swasta.
(Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011). Tindakan yang dilakukan secara berulang dan
dalam waktu yang lama akan berubah menjadi sebuah kebiasaan. Sama dengan
dilakukan secara berulang dan dalam waktu yang lama. Kebiasaan yang sudah
terbentuk akan sulit dirubah meskipun kebiasaan tersebut merupakan sesuatu yang
kurang baik.
perawat sehingga apabila kebutuhan fisik pasien telah terpenuhi maka perawat
memenuhi kebutuhan fisik pasien di rumah sakit negeri sudah menjadi sebuah
kebiasaan yang akan diikuti oleh perawat lainnya karena menganggap bahwa
perilaku tersebut adalah perilaku caring kepada pasien. Hal yang berbeda terjadi
di rumah sakit swasta dimana bukan hanya kebutuhan fisik saja yang harus
72
terpenuhi tetapi juga kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual pasien seperti
perawat (Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006; Suliman, Welmann, Omer, &
Thomas, 2009), namun pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaaan
yang signifikan pada karakteristik demografi perawat di rumah sakit negeri dan
swasta yang meliputi jenis kelamin, usia, suku, penghasilan dan masa kerja
lingkungan kerja (Cox, James, & Hunt, 2006; Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006;
Salimi & Azimpour, 2013). Menurut UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi. Rumah sakit
negeri dan swasta memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam memberikan
pelayanan kesehatan namun dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut rumah
sakit membuat kebijakan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Pada rumah sakit swasta, kepuasan pasien menjadi hal yang sangat penting
sebab dapat berdampak langsung pada finansial rumah sakit. Pasien yang merasa
puas terhadap pelayanan yang diperoleh akan cenderung berobat lagi ke rumah
sakit tersebut ketika mngalami sakit. Untuk mencapai kepuasan pasien tersebut,
peraturan yang ketat serta menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
didalamnya sistem ketenagaan perawat, perawat dengan kinerja yang tidak baik
akan menjadi ancaman bagi rumah sakit sehingga rumah sakit dapat melakukan
Hal yang berbeda terjadi pada rumah sakit negeri dimana sebagian besar
kebijakan yang dibuat memerlukan birokrasi yang panjang dan lama seperti dalam
melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana. Keputusan yang dibuat oleh rumah
sakit tidak terlepas dari peran serta pemerintah setempat. Beban kerja perawat
yang tinggi juga dapat mempengaruhi. Perawat banyak melakukan pekerjaan non
sebagainya.
perawat bahwa pasien di rumah sakit swasta adalah pasien yang memiliki
kemampuan yang lebih secara finansial (pasien di rumah sakit swasta memiliki
kebutuhan dan harapan pasien akan pelayanan di rumah sakit swasta juga
74
kepuasan pasien merupakan hal yang paling penting. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan tidak dapat diwujudkan hanya melalui keterampilan perawat saja, sikap
pelayanan di rumah swasta lebih tinggi daripada di rumah sakit negeri, oleh
yang sejalan dengan dimensi 1 dan 3 merupakan hal yang lebih penting di rumah
sakit swasta.
kepuasan akan asuhan keperawatan dan hal ini dapat diwujudkan melalui perilaku
caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Raffi, Hajinezhad, dan Haghani
(2007; 2008) di Iran dan penelitian yang dilakukan oleh Wolf et al. (1998) di
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat tetapi juga sikap
harga diri, kualitas hidup, pengetahuan dan mekanisme koping, penurunan length
of stay (LOS) dan juga penurunan biaya pengobatan (Desmond, Horn, Keith,
rumah sakit negeri dan swasta dengan nilai p=0,53 (p>0,05). Karakteristik
demografi pasien dan keempat dimensi caring juga tidak menunjukan perbedaan
yang signifikan antara di rumah sakit negeri dan swasta. Hal tersebut menunjukan
bahwa konteks rumah sakit apakah rumah sakit negeri maupun swasta tidak
mempengaruhi persepsi pasien tentang perilaku caring perawat tetapi pasien lebih
akan pelayanan dimana pun pasien tersebut dirawat, apakah di rumah sakit negeri
maupun di rumah sakit swasta. Kepuasan pasien akan pelayanan tidak hanya
keperawatan (dimensi 2) tetapi juga sikap yang ditampilkan oleh perawat. Ketika
oleh pasien. Perawat dapat menilai diri mereka sendiri tentang sejauh mana
pasien dan pasien dapat menilai perilaku caring perawat berdasarkan apa yang
persepsi perawat dengan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan
nilai p=0,00 (p<0,05). Perawat dan pasien memiliki persepsi yang berbeda tentang
perilaku caring perawat, perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh perawat
lebih tinggi dibandingkan yang dipersepsikan oleh pasien meskipun berada dalam
lingkungan rumah sakit yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Papastavrou et al. (2011, 2012) di enam negara Eropa serta
menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dan pasien
(Skinner, 2014). Kebutuhan seseorang untuk dihargai dan dinilai baik oleh orang
lain akan mempengaruhi penilaian orang tersebut terhadap dirinya sendiri. Hal
yang sama terjadi pada perawat dimana saat perawat menilai perilakunya sendiri
maka perawat akan cenderung menilai dirinya lebih baik dibandingkan penilaian
oleh pasien.
77
perawat dan pasien juga dapat mempengaruhi perbedaan persepsi antara perawat
et al. (2011) yang menyatakan bahwa persepsi pasien tentang perilaku caring
(2002) perilaku caring perawat menurut persepsi pasien adalah kompetensi klinis.
dan pasien tentang perilaku caring perawat adalah lingkungan kerja (Salimi &
Azimpour, 2013; Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006; Cox, James, & Hunt, 2006),
Rafii, & Nikravesh, 2006) serta karakteristik pasien (Oskouie, Rafii, & Nikravesh,
2006).
penghasilan tidak menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara perawat dan
78
pasien sedangkan pada lingkungan kerja terdapat perbedaan antara rumah sakit
negeri dan swasta yang mencakup sistem dan kebijakan yang diterapkan di rumah
sakit tersebut.
kebutuhan dan harapan pasien. Hal ini dapat dilihat pada dimensi caring yang
berbeda antara perawat dan pasien yaitu pada dimensi 1 (menghormati orang
pengetahuan dan keterampilan perawat tetapi juga tuntutan pasien pada kebutuhan
informasi yang jelas tentang pelayanan yang diperoleh, pasien ikut terlibat dalam
hubungan yang positif antara perawat dan pasien. Apabila hal ini tidak terpenuhi
maka pasien akan mencari alternatif rumah sakit lain yang memberikan pelayanan
yang lebih baik. Peningkatan jumlah pasien yang berobat keluar negeri khususnya
ke negara tetangga merupakan salah satu dampak dari ketidak puasan pasien akan
Hal yang berbeda terjadi antara persepsi perawat dengan persepsi pasien
tentang perilaku caring perawat di rumah sakit swasta yang menunjukan tidak ada
perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,53 (p>0,05). Keempat dimensi caring
79
dan karakteristik demografi antara perawat dan pasien di rumah sakit swasta juga
Karakteristik demografi perawat dan pasien di rumah sakit swasta yang meliputi
jenis kelamin, usia, dan suku tidak berbeda secara signifikan, hal ini dapat dilihat
Persepsi perawat dan pasien yang sama tentang perilaku caring perawat
melakukan asuhan keperawatan dapat dipahami dan diterima oleh pasien, hal ini
dapat dipengaruhi oleh interaksi antara perawat dan pasien. Interaksi merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku caring perawat (Oskouie,
kebutuhan pasien akan mempengaruhi persepsi pasien dan secara tidak langsung
Perilaku dan persepsi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
dapat mempengaruhi perilaku (Sekuler & Blake, 2002). Persepsi pasien yang
sejalan dengan harapan pasien akan mendorong perawat berperilaku caring untuk
memenuhi harapan pasien tersebut. Dimana pun pasien di rawat baik di rumah
sebab kepuasan pasien merupakan outcome dari perilaku caring perawat. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raffi, Hajinezhad dan Haghani
(2007, 2008) yang menunjukan ada hubungan antara perawat yang caring dengan
kepuasan pasien.
(2006) dan telah digunakan pada beberapa penelitian seperti penelitian yang
dilakukan oleh Papastavrou et al. pada tahun 2010, 2011 dan 2012, serta
penelitian yang dilakukan oleh palese et al. (2011). Uji validitas dilakukan oleh
tiga expert keperawatan dengan nilai CVI= 1. Pilot study dilakukan pada 60 orang
parametrik sebab data tidak terdistribusi secara normal. Tidak dilakukan kontrol
pada confounding factor seperti penyakit pasien dan klasifikasi unit rawat.
BAB 6
6.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa perawat dan pasien memiliki
persepsi yang baik tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan
swasta. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi dan persentase perilaku
caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan
swasta yang menunjukan bahwa mayoritas perawat dan pasien (> 70%) berada
pada kategori baik. Perbandingan persepsi tentang perilaku caring perawat antara
perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan
yang signifikan. Perawat memiliki respon yang lebih tinggi daripada pasien.
perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan swasta adalah karakteristik
rumah sakit negeri dan swasta menunjukan tidak ada perbedaan dan hal ini
persepsi antara perawat dengan pasien tentang perilaku caring perawat di rumah
sakit negeri menunjukan ada perbedaan sedangkan pada rumah sakit swasta
adalah perbedaan pemahaman antara perawat dan pasien tentang perilaku caring
81
82
Perbedaan persepsi antara perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat di
memnuhi kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pasien. Oleh karena itu
penting bagi rumah sakit negeri melakukan evaluasi sejauh mana perilaku caring
6.2. Saran
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator mutu pelayanan dan hal
ini dapat tercapai melalui perilaku caring perawat. Perilaku caring perawat dapat
dalam misi rumah sakit, menggunakan perilaku caring perawat sebagai salah satu
keharmonisan hubungan antar dosen dan mahasiswa. Hal ini dapat terwujud
perbedaan persepsi antara perawat dan pasien seperti penyakit pasien, klasifikasi
ruang rawat pasien serta seberapa besar perbedaan persepsi antara perawat dan
Abdullah L., Sulaiman Z., Ahmed N., Lalji S., Damani S., & Merchant A. (2007).
Perception of caring: Patients, nurses, physicians, and administrators.
International Journal for Human Caring, 11 (4).
Alligood M. R. & Tomey A. M. (2010). Nursing theorists and their work. Seventh
Edition. Missouri: Elsevier Inc.
Baldursdottir G., Jonsdottir H., Reykjavik, & Iceland. (2002). The importance of
nurse caring behaviors as perceived by patients receiving care at an
emergency department. Heart & Lung, 31 (1).
Chen S. Y., Yen W. J., Lin Y. J., Lee C. H., & Lu Y. C. (2012). A Chinese
version of the caring assessment report evaluation Q-Sort Scale for
measuring patients’ perception on nurses’ caring behaviours: Reliability
and validity assessment. International Journal of Nursing Practice, 18,
388-395.
Clerico E. et al. (2011). Caring for the nurse in the hospital environment.
International Journal for Human Caring, 15 (4).
84
85
Cox H., James J., & Hunt J. (2006). The experiences of trained nurses caring for
critically ill patients within a general wardsetting. Intensive and Critical
Care Nursing, 22, 283-293.
Desmond M., Horn S., Keith K., Kelby S., Ryan L., & Smith J. (2014).
Incorporating caring theory into personal and professional nursing practice
to improve perception of care. International Journal for Human Caring,
18 (1).
Gurusinga R. (2013). Perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap.
(Tesis).
King I. M. (1981). A theory for nursing. systems, concepts, process. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.
Marston L. (2010). Introductory statistics for health and nursing using SPSS.
SAGE Publications Ltd.
O’Connel E. & Landers M. (2008). The importance of critical care nurses’ caring
behaviours as perceived by nurses and relatives. Intensive and Critical
Care Nursing, 24, 349-358.
Oskouie F. H., Rafii F., & Nikravesh M. Y. (2006). Major determinants of caring
behavior. Harvard Health Policy Review, 7 (1).
Petersson V. W., Essen L., V., Sjoden P. O. (1998). Cancer patient and staff
perceptions of caring and clinical care in free versus forced choice
response formats. Original Article, 12, 238-245.
Pieter Z. H., Janiwarti B., & Saragih M. (2011). Pengantar psikopatologi untuk
keperwatan. Jakarta: Kencana.
Raffi F., Hajinezhad M. E., & Haghani H. (2007). Nurse caring in Iran and it’s
relationship with patient satisfaction. Australian Journal of Advanced
Nursing, 26 (2).
Raffi F., Hajinezhad M. E., & Haghani H. (2008). Nurse caring and patients
satisfaction in Iran. International Journal for Human Caring, 12 (3).
Rika. (2013). Perilaku caring perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien di Ruang rawat inap RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai.
(Skripsi). Diakses dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39084/7/Cover.pdf pada tanggal
17 April 2015.
Sekuler R. & Blake R. (2002). Perception. Fourth edition. New York: McGraw-
Hill Companies. Inc.
Sossong A. & Poirier P. (2013). Patients and nurse perceptions of caring in rural
United States. International Journal for Human Caring, 17 (1).
Suliman W. A., Welmann E., Omer T., & Thomas L. (2009). Applying Watson’s
nursing theory to assess patients perceptions of being cared for in a
multicultural environment. Journal of Nursing Research, 17 (4).
Watson J. (2008). Nursing. The philosophy and science of caring. Revised edition.
Colorado: University press of Colorado.
Watson J. (2009). Assessing and measuring caring in nursing and health sciences.
Second edition. Newyork: Springer Publishing Company.
Watson J. (2009). Caring as the essence and science of nursing and health care.
Research report, 33 (2), 143-149.
Widmark-Petersson V., Essen L. V., & Sjoden P. (1998). Cancer patient and staff
perceptions of caring and clinical care in free versus forced choice
response formats. Original Article, 12, 238-245.
Wilkin K. (2003). The meaning of caring in the practice of intensive care nursing.
British Journal of Nursing, 12 (20).
Wolf Z. R., Giardino E. R., Osborne P. A., & Ambrose M. S. (1994). Dimensions
of nurse caring. Journal of Nursing Scholarship, 26 (2).
Wolf Z. R., Colahan M., Costello A., Warwick F., Ambrose M. S., & Giardino E.
R. (1998). Relationship between nurse caring and patient satisfaction.
Medsurg Nursing, 7 (2).
INSTRUMEN PENELITIAN
Kode :
No. Responden :
Tanggal :
I. Kuesioner Data Demografi Perawat
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
2. Usia :.............Tahun
3. Suku :.......................
5. Penghasilan:
88
Petunjuk pengisian:
Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i selama memberi asuhan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit.
Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
1. Berbicara dengan
pasien
2. Mendengarkan pasien
dengan penuh
perhatian
3. Merasa empati dan
mengenali pasien
4. Menunjukkan
perhatian kepada
pasien
5. Memperlakukan
pasien sebagai
individu
6. Meluangkan waktu
bersama pasien
7. Mendukung pasien
8. Membantu pasien
untuk sembuh
9. Sabar dan tidak
merasa bosan
menghadapi pasien
10. Percaya diri dalam
menghadapi pasien
11. Melibatkan pasien
dalam perencanaan
perawatannya
12. Memberi kesempatan
pada pasien untuk
menyatakan
perasaannya tentang
penyakitnya dan
pengobatannya
89
Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
13. Menjaga kerahasiaan
informasi pasien
14. Memenuhi kebutuhan
pasien yang
diinginkannya
15. Membantu
mengurangi sakit
pasien
16. Mendatangi pasien
dengan sukarela
17. Memberikan saran
atau mengajari pasien
18. Menunjukkan
pengetahuan dan
keterampilan
professional
19. Menggunakan
peralatan dengan
terampil
20. Mengetahui cara
memberikan suntikan,
dll
21. Menganjurkan pasien
untuk memanggil jika
ada masalah
22. Menjawab panggilan
pasien dengan cepat
23. Memberikan
perawatan dan
pengobatan tepat
waktu
24. Mengurangi keluhan
pasien
90
INSTRUMEN PENELITIAN
91
Petunjuk pengisian:
Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i selama memperoleh asuhan
keperawatan dari perawat di rumah sakit.
Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
1. Perawat berbicara
dengan pasien
2. Perawat mendengarkan
pasien dengan penuh
perhatian
3. Perawat merasa empati
dan mengenali pasien
4. Perawat menunjukkan
perhatian kepada pasien
5. Perawat memperlakukan
pasien sebagai individu
6. Perawat meluangkan
waktu bersama pasien
7. Perawat memberikan
dukungan kepada pasien
8. Perawat membantu
pasien untuk sembuh
9. Perawat bersikap sabar
dan tidak merasa bosan
menghadapi pasien
10. Perawat bersikap percaya
diri dalam menghadapi
pasien
11. Perawat melibatkan
pasien dalam
perencanaan
perawatannya
12. Perawat memberi
kesempatan pada pasien
untuk menyatakan
perasaannya tentang
penyakitnya dan
pengobatannya
92
Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
13. Perawat menjaga
kerahasiaan informasi
pasien
14. Perawat memenuhi
kebutuhan pasien yang
diinginkannya
15. Perawat membantu
mengurangi rasa sakit
yang dialami pasien
16. Perawat mendatangi
pasien dengan sukarela
17. Perawat memberikan
saran atau mengajari
pasien
18. Perawat menunjukkan
pengetahuan dan
keterampilan
professional
19. Perawat menggunakan
peralatan dengan
terampil
20. Perawat mengetahui cara
memberikan suntikan, dll
21. Perawat menganjurkan
pasien untuk memanggil
jika ada masalah
22. Perawat menjawab
panggilan pasien dengan
cepat
23. Perawat memberikan
perawatan dan
pengobatan tepat waktu
24. Perawat mengurangi
keluhan pasien
93
BIODATA
No. Hp : 081362104623
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan:
1. Staf Dosen di Akper Deli Husada Medan-Sumatera Utara mulai 17Juli 2007
2. Staf Dosen di STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 20 Maret 2011 s.d
sekarang.
3. Sekretaris Program Studi Ners STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 2011
s.d sekarang.
95
BIODATA
Agama : Islam
Medan 20132
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan
4. Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2006 s/d 2010.
96
BIODATA
Medan
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
1 Tenaga Perawat di PT. Smart Coorporation mulai dari 1990 s.d 2005
97
3 PNS sebagai Ketua Tim Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mulai
4 PNS sebagai Kepala Ruangan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mulai dari
98
KEMENTERIAN PENDIDIKAFI DAN KEBUDAYAAN
T]NIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. illa'as No. 3 Kampus USU Medan 20155
Telp.l Fax: (061) 82r33r8
2 MAY ?015
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
M.Kes
199802 I 002
Tembusan:
1. Yang bersangkutan
KEMENTERIA}{ PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAh{
TNI-IVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. Ma'as No. 3 Kampus USU Medan 20155
Telp./ Fax: (06,l} 8213318
Laman : htb:/Ifkep.usu.ac.id/
1 2 I'{AY 20:5
(\6
Nomor ,Q /uN5.2. l. r 3/PPt\,{/20 I 5
Lampiran
Perihal : Ijin Pengambilan Data
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Tembusan:
1. Yang bersangkutan
KEMENTERIAN PENDIDTKAIT DAN KEBUDAYAAN
T]MVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. Ma'as No.3 Kampus USU iiedan 20155
Telp./ Fax: (061) 82{33{8
Laman : http://ftep.usu.ac.id/
I ? MAY lni6
Nomor , 923 ruN5.2.l.t3 tPPMJzors
Lampiran
Perihal : Ijin Pengambilan Data
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
9- W8(&zz
Tembusan:
1. Yang bersangkutan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F'AI(ULTAS KEPERAWATA}I
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAI{
JL Prof.ll{us No.3 Krupus USU 20155 M€ds II{DONE$IA* Tel : +62-61-8283f 8
Fex: +62-6 1-&l 133 18, E-Mait : Fkep_keplr@yahooco.id
Nomor :473rulsP2015
htdt : khmran Komisi Hk Mfit[an Keselrnrtan Hrrulh Kefemw'alan USIJ
telah dikaji dan diputuskan bahrva proposal penelitian tersebut tidak bertentangan dengan nilai dan
norma kemanusiaan.
re#ffi
Nasution, S.Kp, MNS
1m052m1122001
Page 1 of 1
PEMBRINTAH KOTAMEDAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI
(AKREDITASI DEP. KES. RI NO : HK.00.06.3.5.738 TGL.9 FEBRUARI2007 )
Jalan Prof. H.M. Yamin, SH No. 47 MEDAN ffi
Nomor
Sifat lNt *za.z,wza$ Medan, 3l tai za1'5
Lampiran
Perihal i"tesal Penelitian
An. Evi Ramayanti Purba
fiepada kh:
Dekan Fakultas Keperawatan
U*ivers*;ssW-
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Membalas surat saudara no : 920lUN5.2.l.13lPPMl20l5 tanggal: 12 May 2015 perihal :
Peritaks Curing Perswst Menurut Percepsi Perawat Dsn Pasien Di Rumak Sfikft
Swasta Dan Negeri Di Medan.
Untuk kelangsungan kegiatan Penelitian, kiranya saudara dapat memberikan kepada kami
I (satu) eksp Tesis jilid Lux dan I (satu) buatr dalam bentuk CD.
Demikian disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya diucapkanterima kasih.
.iAH (o
/,Y* r\\ -/.,-
ffirs
,a
o-
tr\
\ Elfendi M.Sc
Utamri Muda
NrP. 19610815 198710 I 001
w
Jl. Ayahanda No. 68 A
Medan 20118
Tlp : (061) 888 13182 - 888 13183 (Hunting)
Fax: (061) 800 13181
Web : www.royalpriina.com
RS. RO YAL PRIMA Email : contact@royalprima.com
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Diizinkan untuk melakukan pengambilan data di RS Royal Prima Medan, pada bulan Juni
2015.
Tembusan:
1. Arsip
I{rprer,\Iuslinrl.Io. 19 } i:1. (06 S{5 }8] Exr { i ). Fsx [06 U 845i I-14
Losdih.ssrwF-staail. ce
Medan, 22 Juni 2015
Dengan hormat,
Maka dengan ini kami sampaiknn kepada Ka. Instalasi / Ruangan agar membantu
mahasiswa tersebut dalam pengambilan data sesuai yang diharapkan. Dalam hal ini mahasiswa
tersebut bersedia mematuhi peraturanyang berlaku di RSU Sari Mutiara.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.
Tembusan:
- Direldur RSU Sari Mutiara Medan