Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS ISLAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KESEJAHTERAAN PEDAGANG SAPI


AHMAD HULAIMI
Magister Ilmu Ekonomi, Universitas Mataram
E-mail: hulaimilenbe@yahoo.com

SAHRI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram
E-mail: sahari_se@ymail.com

MOH. HUZAINI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram
E-mail: mohhuzaini@ymail.com

Abstract
The theme of the article is "economy based on the principles of Islam". This study aims to determine the
business ethics of Islam being implemented, and its impact on the welfare of cattle traders. The method used
is qualitative descriptive. This type of research is a field research. The results of this study found that Islamic
business ethics applied by cattle traders in the Masbagik not yet fully apply the principles of Islamic ethics.
Not all cattle traders get welfare because of not fulfilling the needs dharuriyat.

Keywords: Business Ethics, Cattle Dealer, Welfare

PENDAHULUAN terselamatkan, daripada menjunjung tinggi


Saat ini dunia bisnis tumbuh dan etika namun korporat gulung tikar. Penomena
berkembang pesat. Ini terbukti dengan seperti ini antara lain bisa dipahami dari
adanya berbagai macam jenis barang dan bagaimana hasil penelitian seperti diatas baik
jasa yang ditawarkan ditengah-tengah yang dilakukan di Amerika Serikat maupun
masyarakat. Dalam perekonomian saat ini, di Indonesia. Sebagai indikasi bahwa norma-
bisnis memainkan peran sangat penting bagi norma moral dewasa ini hampir pasti tidak
perubahan perekonomian dan pembagunan mendapat tempat dalam hati sanubari pelaku
serta perkembangan industri selalu dimulai bisnis. Mementingkan diri sendiri sama
dengan perkembangan bisnis. Sebab bisnis halnya dengan mulai pudarnya moral yang
membawa signal yang memberi tanda tentang mengajarkan kepedulian terhadap orang lain
apa yang dikendaki masyarakat. (Djakfar, 2008).
Di era globalisasi yang ditandai semakin Suatu kegitan bisnis harus dilakukan
ketatnya persaingan para pelaku bisnis dengan etika atau norma-norma yang berlaku
tampak lebih memilih jalan pintas dengan di masyarakat bisnis. Etika dan norma-
meninggalkan nilai etis asalkan usahanya norma itu digunakan agar para pengusaha/
18 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

pedagang tidak melanggar aturan yang mengacu kepada AlQur’an dan Hadis. Dalam
telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan bukunya Khalifah (2012), “Muhammad
memperoleh berkah dari Allah SWT dan Sebagai Pedagang”. Al-Qur’an jelas-jelas
memperoleh simpati dari masyarakat. Pada termaktub bahwa, ”Allah telah menghalalkan
akhirnya, etika tersebut membentuk para jual beli” dan Nabi Muhammad pernah
pengusaha/pedagang yang bersih dan dapat berwasiat, “berdaganglah engkau karena 9 dari
memajukan serta membersihkan usaha yang 10 bagian kehidupan adalah perdagangan”
dijalankan dalam waktu yang relatif lebih (Santosa, Andalus, dan Khalifah, 2012).
lama. Dalam melaksanakan etika yang benar, Pengungkapan kegiatan perdagangan
akan terjadi keseimbangan hubungan antara dalam al-Qur’an ditemui dalam tiga bentuk,
pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, yaitu tijarah (perdagangan), bay (menjual)
pemerintah, dan pihak-pihak lain yang dan syira (membeli). Selain istilah tersbut
berkepentingan. Masing-masing pihak merasa masih banyak lagi terminologi-terminologi
dihargai dan dihormati. Kemudian nada rasa lain yang berkaitan dengan perdagangan,
saling membutuhkan diantara mereka yang seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, dan
pada akhirnya menumbuhkan rasa saling sejumlah perintah melakukan perdagangan
percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat global (Qs. Al-Jum’ah:9). Kata tijarah disebut
berkembang sesuai dengan yang diinginkan sebanyak delapan kali dalam al-Qur’an yang
(Kasmir, 2010:20). Seorang pengusaha dalam tersebar dalam tujuh surat, yaitu surah al-
pandangan etika bisnis Islam bukan sekedar baqarah:16 dan 282, surah an-Nisa’:29,
mencari keuntungan melainkan keberkahan surah at-Taubah:24, surah an-Nur:37, surah
yaitu kemantapan dari usaha itu dengan al-Fatir:29, surah as-Shaf:10, dan surah al-
memperoleh keuntungan yang wajar, ini Jum’ah:11. Sedangkan kata ba’a (menjual)
berarti yang harus diraih oleh seorang dalam disebut sebanyak empat kali dalam al-Qur’an,
melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan yaitu surah al-Baqarah:254 dan 275, surah
materil (duniawi) tetapi yang lebih penting Ibrahim:31 dan surah al-Jum’ah:9. Selanjutnya
adalah keuntungan immateril (spritual) terminology as-syira terdapat dalam 25 ayat .
(Djakfar, 2008). dua ayat diantaranya berkonotasi perdagangan
Pe r d a g a n g a n d a l a m p a n d a n g a n dalam konteks bisnis yang sebenarnya,
Islam merupakan aspek kehidupan yang yaitu kisah al-Qur’an yang menjelaskan
dikelompokkan ke dalam masalah mu’amalah, tentang Nabi Yusuf yang dijual oleh orang
yakni masalah yang berkenaan dengan yang menemukannya, terdapat dalam surah
hubungan yang bersifat horizontal dalam Yusuf:21 dan 22.
kehidupan manusia. Sekalipun sifatnya adalah Dalam berbagai hadist Nabi Muhammad
hubungan yang horizontal namun sesuai saw sering menekankan pentingya perdagangan.
dengan ajaran Islam, rambu-rambunya tetap Diantaranya riwayat dari Mu’az bin Jabal,
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 19

bahwa nabi bersabda: “Sesungguhnya sebaik- manusia yang sejahtera tentu menjadi salah
baik usaha adalah usaha perdagangan yang satu tujuan hidup, namun kesejahteraan
apabila mereka berbicara tidak berdusta, jika tidak dicapai begitu saja. Banyak cara dan
berjanji tidak menyalahi, jika dipercaya tidak pengorbanan yang harus dilewati untuk
khianat, jika membeli tidak mencela produk, jika meraih kesejahteraan yang diidamkan
menjual tidak memuji-muji barang dagangan, oleh masing-masing individu misalnya
jika berhutang tidak melambatkan pembayaran, dengan bekerja. Seperti yang diungkapkan
jika memiliki piutang tidak mempersulit” (H.R. William Glasser (Sumarnonugroho, 1984).
Baihaqi dan dikeluarkan oleh As-Ashbahani). Memenuhi kebutuhan dapat dicapai dengan
Nabi Muhammad Saw: “Menempatkan jalur pendidikan atau melalui proses belajar.
dan mensejajarkan para pedagang yang jujur Ketika bekerja individu akan merasakan
bersama para Nabi, Syuhada dan Sholihin proses belajar dalam dirinya karena individu
(H.R. Tirmizi). Dalam riwayat lain dijelaskan akan banyak mendapatkan pengalaman,
bahwa: “Hendaklah kamu berdagang, karena pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut
didalamnya terdapat 90% pintu rezeki (HR. dapat mengembangkan potensi individu dan
Ahmad). membantu individu untuk meraih kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan hal yang ingin seperti yang dijelaskan Amartya Sen (Chamsah,
dicapai oleh setiap orang, baik kesejahteraan 2008) bahwa individu yang sejahtera adalah
secara individu maupun kesejahteraan keluarga. yang dapat mengembangkan potensinya secara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, optimal serta dapat memenuhi kebutuhan
sejahtera mengandung pengertian aman hidup seperti makan, minum, rasa aman,
sentosa, makmur, serta selamat dan terlepas dan kesempatan memilih untuk mencapai
dari berbagai gangguan. Pengertian lainnya kehidupan yang layak. Individu yang ingin
tentang kesejahteraan menurut Hartoyo mencapai kesejahteraan dengan bekerja
dan Noorma Bunga Aniri (2010) adalah memiliki kesempatan untuk dapat memilih
sebagai kemampuan untuk memenuhi semua pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
kebutuhan agar dapat hidup layak, sehat, dan Dalam Alqur’an (Al-Baqarah, 2:126)
produktif. Kesejahteraan sendiri bisa dicapai seorang dikatakan sejahtera adalah bila
dengan cara bekerja. Banyak profesi yang negeri (pribadi atau rumah tangga) yang
dilakukan setiap kepala keluarga ataupun siapa aman dan sentosa, murah rezeki dan banyak
saja dari anggota keluarga tersebut untuk bisa mendapatkan anugerah dari Allah SWT
mencapai taraf sejahtera bagi keluarganya. dengan syarat penduduk harus beriman.
Salah satu profesi tersebut adalah bekerja Bagi orang yang beriman dalam menggapai
sebagai pedagang. kehidupan sejahtera harus menjaga 5
Kesejahteraan merupakan dambaan komponen yang di uraikan oleh Al-Ghazali
setiap masusia dalam hidupnya. Menjadi di atas. Selanjutnya implementasi lebih jauh
20 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

dari orang yang beriman dan beragama Islam TINJAUAN PUSTAKA


adalah melaksanakan perintah-perintah Allah Pengertian Etika
dalam segala aspek kehidupan termasuk Etika atau ethics berasal dari bahasa Inggris
dalam ilmu ekonomi Islam. Oleh karenanya yang mengandung banyak pengertian. Dari
Zadjuli (2006), mengatakan bahwa tugas segi etimologi, istilah etika berasal dari bahasa
dari Ekonomi Islam adalah 1) Memerangi latin ethius (dalam bahasa Yunani adalah ethos)
Kebodohan, 2) Memerangi kemiskinan, 3) yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak
Memerangi kesakitan dan, 4) memerangi arti kebiasaan, ahklak, watak, sikap, cara
kebathilan (Zadjuli, 2006). berfikir. Perkataan etika berasal dari bahasa
Masbagik adalah salah satu kota Kecamatan yunani ethos yang berarti kebiasaan. Yang
yang terletak di Timur Pulau Lombok NTB. dimaksud adalah kebiasaan baik atau kebiasaan
Masyarakat Masbagik mata pencaharian buruk. Dalam kepustakaan, umumnya, kata
keseharian penduduknya adalah 75% pedagang etika di artikan sebagai ilmu. Makna etika
dan selain pedagang masyarakat juga sebagai dalam Kamus Buku Besar Bahasa Indonesia,
petani (agraris), Sumber penghasilan penduduk misalnya, adalah ilmu tentang apa yang baik
cukup variatif dan tidak hanya tergantung dan apa yang buruk dan tentang hak dan
pada sektor pertanian dan pedagang saja tetapi kewajiban moral atau akhlak (Bertens, 2005).
juga sektor-sektor lain. Berdasarkan observasi Sedangkan secara terminologis etika berarti
yang dilakukan peneliti, saat berteransaksi, pengetahuan yang membahas baik-buruk atau
pedagang membohongi pembeli contoh saat benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan
terjadi tawar menawar, pembeli menawar manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
dengan harga Rp. 5 jt, lalu pedagang bilang kewajiban manusia (Haris, 2007).
itu tidak bisa, karena sudah ditawar Rp. 5.7 jt, Dalam bukunya Zubair (1995) etika
padahal sapi itu belum ditawar sama sekali dan secara terminologi sebagai berikut: bahwa etika
terjadinya persengkongkolan antara pedagang merupakan studi sismatis tentang tabiat konsep
satu dengan yang lainnya saat terjadi transaksi nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan lain
dan tawar menawar. Transaksi dan tindakan sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang
yang sebenarnya tidak sesuai dalam etika bisnis membenarkan kita untuk mengaplikasikannya
Islam. Ada kecurangan dalam melakukan atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai
perdagangan yang dilakukan oleh pedagang sebagai dasar morallitas seseorang dan di
terhadap pembeli. Ini terlihat pada perdagangan saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam
yang dilakukan oleh beberapa pedagang yang berprilaku (Zubair, 1995). Sedangkan kata
tidak berlaku jujur dan transparan dalam ‘etika’ dalam kamus besar bahasa Indonesia
melakukan transaksi. Hal ini jelas bertentangan yang baru (Departemen Pendidikan dan
dengan etika bisnis Islami karena mengandung Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens
unsur ketidak jujuran dan penipuan. 2000), mempunyai arti:
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 21

a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang Etika Bisnis Islam
buruk dan tentang hak dan kewajiban Pengertian bisnis dalam kamus bahasa
moral (akhlak). Indonesia, bisnis di artikan sebagai usaha
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dagang, usaha komersial di usaha perdagangan,
dengan akhlak; dan bidang usaha. Kata bisnis dalam Al-
c. Nilai mengenai benar dan salah yang Qur’an biasanya yang digunakan adalah
dianut suatu golongan atau masyarakat. al- tijarah, al- ba'i tadayantum, dan isytara.
Tetapi seringkali kata yang digunakan yaitu
Pada dasarnya, etika berpengaruh terhadap
altijarahi dan bahasa arab tijaraha yang
para pelaku bisnis, terutama dalam hal
bermakna berdagang. Menurut ar-Raghib al-
kepribadian, tindakan dan perilakunya. Etika
Asfahani dalam al Mufradat fi gharib al-Qur’an,
ialah teori tentang perilaku perbuatan manusia,
at-tijarah bermakna pengelolaan harta benda
dipandang dari nilai baik dan buruk, sejauh
untuk mencari keuntungan (Fauroni, 2002).
yang dapat ditentukan oleh akal. Etika lebih
Etika bisnis Islam merupakan suatu
bersifat teori yang membicarakan bagaimana
proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal
seharusnya, sedangkan moral lebih bersifat
yang benar dan yang salah dan selanjutnya
praktik yang membicarakan bagaimana adanya.
tentu melakukan hal yang benar berkenaan
Etika lebih kepada menyelidik, memikirkan
dengan produk, pelayanan perusahaan dengan
dan mempertimbangkan tentang yang baik
pihak yang berkepentingan dengan tuntunan
dan buruk sedangkan moral menyatakan
perusahaan (Aziz, 2013). Etika bisnis sebagai
ukuran yang baik tentang tindakan manusia
perangkat baik, buruk, benar, dan salah
dalam kesatuan social tertentu (Kadir, 2010).
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-
Dari beberapa definisi di atas penulis
prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis
dapat menyimpulkan bahwa etika adalah
berarti seperangkat bisnis dan norma di mana
suatu ilmu yang membicarakan masalah
para pelaku bisnis harus komit padanya
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana
dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi
yang dapat dinilai baik dan mana yang
guna mencapai ’daratan’ atau tujuan-tujuan
dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan
bisnisnya dengan selamat. Selain itu, etika
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
bisnis juga dapat berarti pemikiran atau refleksi
dicerna akal pikiran, etika bisa memberikan
tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis
gambaran mengenai prilaku seseorang dalam
yaitu refleksi tentang perbuatan baik, buruk,
menentukan sikap baik maupun buruk dalam
terpuji, tercela, benar, salah, wajar, tidak wajar,
aktifitas kehidupan sehari-harinya. Maksud
pantas dari pelaku seseorang dalam berbisnis
etika dalam penelitian ini adalah etika yang
atau bekerja (Badroen, 2006).
berlaku dalam perdagangan.
Etika bisnis dalam pandangan agama
Islam yaitu memiliki etika yang senantiasa
22 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

memelihara kejernihan aturan agama (Syariat) yang berbasiskan Al-Quran dan Al-Hadis
yang jauh dari keserakahan dan egoisme. yang harus dijadikan pedoman oleh semua
Ketika etika-etika ini di implikasikan secara pedagang dalam aktivitas bisnis baik bisnis
baik dalam setiap kegiatan usaha (bisnis) maka sekala besar dan sekala kecil.
usaha-usaha yang dijalankan tersebut menjadi
jalan yang membentuk sebuah masyarakat yang Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
makmur dan sejahtera. Islam juga memandang Harta yang halal dan berkah niscaya akan
tentang etika yakni langkah penting pertama menjadi harapan bagi pelaku bisnis muslim.
dalam menentukan kaidah-kaidah perilaku Karena dengan kehalalan dan keberkahan
ekonomi dalam masyarakat Islam. Pandangan itulah yang akan mengantar manusia pemilik
Islam mengenai proses kehidupan tampak unik beserta keluarganya kegerbang kebahagian dan
karena bukan saja perhatian utamanya pada kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.
norma-norma etika, melainkan juga karena Hanya dalam meraih keberkahan itu tentu
kelengkapannya (Raharjo, 1991). ada syaratnya, seorang pelaku bisnis harus
Dalam bisnis, Islam memberikan pedoman memperhatikan beberapa prinsip etika yang
berupa norma-norma atau etika untuk telah di gariskan dalam Islam (Djakfar, 2008).
menjalankan bisnis agar pelaku bisnis benar- 1. Jujur dan transaparan. Jujur dalam
benar konsisten dan memiliki rasa tanggung takaran sangat penting untuk diperhatikan
jawab (responsibility) yang tinggi. Maka dengan karena tuhan sendri secara gamblang
adanya norma-norma atau etika spiritual yang mengatakan: “Celaka bagi orang yang
tinggi, iman dan ahlak yang mulia, merupakan curang. Apabila mereka menyukat dari
kekayaan yang tidak habis dan sebagai pusaka orang lain (untuk dirinya), dipenuhkannya
yang tidak akan pernah sirna (Qardhawi, (sukatan). Tetapi apabila mereka menyukat
1997). Dalam bisnis tidak boleh lepas dari (untuk orang lain) atau menimbang (untuk
nilai-nilai ke-Islaman (khususnya bagi seorang orang lain) dikuranginya. Jadi kejujuran
muslim) yang telah tertuang dalam hukum itu harus direalisasikan antara lain dalam
perdata Islam dan selalu menjunjung tinggi praktik penggunaan timbangan yang tidak
etika bisnis (Nawawi, 2009). membedakan antara kepentingan pribadi
Dari beberapa definisi di atas penulis (penjual) maupun orang lain (pembeli).
dapat menyimpulkan bahwa bisnis adalah Dengan sikap jujur itu kepercayaan
usaha dagang atau usaha komersial dalam pembeli kepada penjual akan tercipta
dunia perdagangan. Bisnis yang dimaksud dengan sendirinya. Jujur dalam penegertian
dalam penelitian ini adalah perdagangan yang lebih luas yaitu tidak berbohong,
yang dilakukan oleh pedagang sapi di pasar tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta,
hewan Masbagik. Sedangkan etika bisnis tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar
Islam adalah seperangkat prinsip dan norma janji (Arifin, 2009).
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 23

2. Menjual barang yang baik mutunya bentuk lain yang tidak mencerminkan rasa
(quality). Salah satu cara cacat etis dalam keadilan atau pemerataan pendapat.
perdagangan adalah tidak transparan 6. Tertibadministrasi.Dalam dunia perdagangan
dalam hal mutu, yang berarti mengabaikan wajar terjadi praktik pinjam meminjam. Dalam
tanggung jawab dalam dunia bisnis. Padahal hubungan bisnis Al-Qur’an mengajarkan
tanggung jawab yang diharapkan adalah perlunya administrasi hutang piutang tersebut
tanggung jawab yang berkesinambungan agar manusia terhindar dari kesalahan yang
(balance) antara memperoleh keuntungan mungkin terjadi.
(profit) dan memenuhi norma-norma 7. Menetapkan harga dengan transparan.
dasar masyarakat baik berupa hukum, Harga yang tidak transpran bisa mengandung
maupun etika dan adat. penipuan. Untuk itu menetapkan harga
3. Dilarang menggunakan sumpah (al- dengan terbuka dan wajar sangat dihormati
qasm). Dalam Islam perbuatan semacam itu dalam Islam agar tidak terjerumus dalam
tidak dibenarkan karena akan menghilangkan riba. Kendati dalam dunia bisnis kita tetap
keberkahan sebagaimana sabda: ingin memperoleh pretasi (keuntungan),
Nabi berkata, “Hindarilah banyak namun hak pembeli harus tetap kita
bersumpah ketika melakukan transaksi hormati.
dagang, sebab itu dapat menghasilkan 8. Menepati Janji. Sebagai seorang pebisnis
suatu penjualan yang cepat lalu menghapus ataupun pedagang juga harus selalu
b e r k a h .” ( Bu k h a r i d a n Mu s l i m ) menepati janjinya, baik kepada para
(Afzalurrahman, 2000). pembeli maupun diantara sesama pebisnis,
4. Longgar dan bermurah hati (tatsamuh terlebih lagi harus dapat memepati
dan taraahum). Dalam transaksi terjadi janjinya kepada Allah SWT. Janji yang
kontak antara penjual dan pembeli. Dalam dimaksudkan adalah janji dimana seorang
hal ini seorang penjual diharapkan bersikap pebisnis melakukan transaksi bisnisnya
ramah, senyum dan bermurah hati kepada baik kepada pembeli, maupun kepada
setiap pembeli. Dengan sikap ini seorang rekan bisnisnya (Arifin, 2009).
penjual akan mendapatkan berkah dalam
penjualan dan akan diminati oleh pembeli. Konsep Kesejahteraan menurut Islam
5. Membangun hubungan baik (interrelation Menurut Islam kesejahteraan adalah orang
ship/silat al-rahym) antar kolega. Islam yang beruntung dengan kecukupan rizqi halal
menekankan hubungan konstruktif dengan yang diterimanya, terpenuhinya kebutuhan
siapa pun, inklud antarsesama pelaku dalam spiritual bagi segenap anggota keluarganya,
bisnis. Islam tidak menghendaki dominasi merasa qana’ah dengan apa yang diterimanya.
pelaku yang satu di atas yang lain, baik dalam Menurut para ahli atau para mufassir, indikator
bentuk monopoli, oligopoly maupun bentuk- kesejahteraan Islami adalah terpenuhinya
24 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

kebutuhan fisik dari rizqi yang halal, hidup yang sakinah mawaddah wa rahma penuh
sehat baik jasmani maupun rohani, keberkahan ketentaram dan ketenangan (hifzun-
rizqi yang diterimanya, keluarga yang sakinah nabal).
mawaddah wa rahmah, rasa cinta kasih sesama, 2) Menumbuhkan nilai-nilai yang mampu
riba dan qana’ah dengan apa yang diberikan memelihara keselamatan jiwa dalam
Allah kepadanya serta merasa bahagia. rumah tangga/masyarakat (hifzun-nafs)
Dengan demikian maka kesejahteraan bukan yang ditandai oleh angka kesakitan dalam
hanya diukur dari terpenuhinya kebutuhan rumah tangga/masyarakat.
fisik dan material (makan, minum, pakain, 3) Menegakkan nilai-nilai yang menjamin
perumahan) saja, melainkan juga terpenuhinya pemikiran manusia yang jenius (hifz’aql)
kebutuhan spiritual. Dengan demikian yang ditandai oleh terpenuhinya kewajiban
dimensi dan indikator kesejahteraan Islami menuntut ilmu untuk mendapatkan
adalah terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pengetahuan dan pengalaman yang
sebagai berikut. dapat dijadikan sandaran dalam mencari
a. Ad-Dien: telah melaksanakan rukun Islam kehidupan yang diridhoi Allah Swt.
yang lima (syahadat, sholat, puasa, zakat 4) Membangun nilai-nilai yang mampu
dan haji). menjamin pengembangan ekonomi
b. An-Nafs: terpenuhinya kebutuhan- keluarga/masyarakat yang saling
kebutuhan aman dari segala ancaman menguntungkan (hifz-mall) yang ditandai
terhadap jiwa dan raga. oleh terpenuhinya kebutuhan hidup
c. Al-Aql: terpenuhinya kebutuhan- rumah tangga yang diperoleh dari aktivitas
kebutuhan pendidikan bagi keluarganya. ekonomi yang diridhoi Allah (rizqi halalan
d. An-Nasl: terpenuhinya keturunan yang tayyibah).
baik (tidak berbuat maksiat). 5) Membangun nilai-nilai yang bebas memilih
e. Al-Maal: terpenuhinya kebutuhan (bersikap sesuai dengan yang diyakini)
sandang, pangan, papan dan kekayaan santun, beradap dan bermoral tinggi (al-
lainya. tahsiniyyat) dalam tatanan kebersamaan
dan membangun nilai-nilai kekeluargaan
Zadjuli (2006) menjelaskan bahwa
dalam peri kehidupan bermasyarakat,
indikator kesejahteraan yang di turunkan dari
bangsa dan bernegara (al-hajiyyat). Hal ini
nilai-nilai al-Qur’an (maqasid syariah) sebagai
ditandai dengan terjalinnya silaturrahmi
berikut (Zadjuli, 2006):
antar anggota masyarakat, saling tolong
1) M e m e l i h a r a n i l a i - n i l a i a g a m a menolong, bantu membantu dan saling
dan melaksanakan ajaran-ajarannya member dan menerima dalam suasana
(hifzuddien) dalam bekerja mengerjakan keberterimaan antar angota masyarakat
untuk menciptakan ekonomi kelurga (Ummatan wa sathan).
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 25

METODOLOGI PENELITIAN langsung mempunyai keterkaitan dengan


fokus penelitian, yang dapat berupa kata-kata
Jenis Penelitian
dan tindakan informan yang diamati dan
Penelitian ini menggunakan metode diwawancarai.
kualitatif, karena meneliti realitas, fenomena
atau gejala yang bersifaat holistik/utuh, Teknik pengumpulan data
komplek, dinamis dan penuh makna. Dalam penelitian ini, pengumpulan data
Dengan metode kualitatif ini diharapkan primer dilakukan pada kondisi yang alamiah
akan mendapatkan informasi yang mendalam (natural setting). Teknik pengumpulan data
dan mengandung makna yang sebenarnya dilakukan dengan cara observasi partisifatif dan
dan merupakan suatu nilai dibalik data yang wawancara mendalam dan teknik dokumentasi
Nampak (Moleong, 2014). dalam bentuk rekaman suara dan foto-foto
Metode penelitian kualitatif untuk (Sugiyono, 2014).
meneliti pada kondisi yang alamiah (natural
setting), dan peneliti sebagai instrument kunci. Pemilihan Informan
Teknik pengumpulan data dilakukan secara Dalam penelitian ini, informan yang dipilih
trianggulasi (gabungan). dan ditetapkan selama berada dilapangan,
dengan menggunakan teknik “snowboll
Lokasi Penelitian sampling”. Peneliti memilih orang tertentu
Kegiatan penelitian ini dilakukan di yang dipertimbangkan dapat memberikan data
Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data
Timur. Khususnya pedagang sapi yang atau informasi yang diperoleh dari informan
berdomisili di Kecamatan Masbagik. sebelum peneliti dapat menetapkan informan
lainnya.
Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini Analisis Data
adalah peneliti sendiri (human instrument). Teknik analisis kualitatif digunakan
Sebagai human instrument, peneliti dalam reduksi data, display data, dan menarik
kegiatan penelitian berfungsi menetapkan kesimpulan.
fokus penelitian, menetapkan lokasi penelitian,
memilih data, analisis, menafsirkan data dan HASIL DAN PEMBAHASAN
membuat kesimpulan atas temuan (Sugiyono,
Penerapan Etika Bisnis Islam oleh
2014). Pedagang Sapi di Kecamatan Masbagik
Jenis dan Sumber Data Secara ringkas mengenai penerapan etika
bisnis Islami oleh pedagang sapi, kegiatan
Data primer diperoleh secara langsung
perdagangan merupakan mata pencaharian
dari sumbernya, informan yang secara
26 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

bagi informan/pedagang dan masyarakat secara langsung lebih menguntungkan dan


yang ada di Kecamatan Masbagik Kabupaten leluasa dalam memasarkan dan menawarkan
Lombok Timur. Kegiatan perdagangan sapi harga kepada calon pembeli, sedangkan
yang ditekuni oleh informan, rata-rata setelah alasan pedagang tidak memilih perdagangan
mereka menikah, umur bisnis informan adalah secara timbangan, karena pedagang harus
1-5 tahun bahkan lebih. Sebelum menjadi menimbang, membayar administrasi dan
pedagang sapi rata-rata informan pernah kurang leluasa dalam menetapkan harga. Jadi
menjadi mekelar sapi disetiap pasar hewan pedagang lebih memilih secara berdagang
seperti, Pasar Hewan Masbagik Lotim, Pasar secara langsung karena lebih menguntungkan
Hewan Selakalas Lobar, Pasar Hewan Peraya dari pada menggunakan timbangan, alasan lain
Loteng. Informan mengungkapkan keinginan juga pembeli dan calon pembeli lebih memilih
dan kemauannya menjadi pedagang sapi harga di bawah Rp. 15 juta karena pembeli dan
sangat besar, setelah melihat, mempelajari dan calon pembeli lebih memilih untuk di ternak
mengambil pelajaran dari kesehariaannya dan kembali dengan maksud mendapatkan anak
orang tuanya pada saat menjadi makelar sapi. atau keturanan.
Pemasaran di pasar hewan Masbagik Harta yang halal dan berkah niscaya akan
beroperasi hanya 3 kali dalam seminggu, menjadi harapan bagi pelaku bisnis muslim.
yaitu hari senin, rabu dan jum’at. Dari 3 hari Karena dengan kehalalan dan keberkahan
yang paling full/rame ialah hari senin dan itulah yang akan mangantar manusia pemilik
rabu, sedangkan hari jum’at sepi. Informan beserta keluarganya kegerbang kebahagian dan
mengungkapkan ada 2 (dua) cara menjual sapi, kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.
yaitu secara langsung dan secara timbangan. Hanya dalam meraih keberkahan itu tentu
Secara langsung maksudnya pedagang ada syaratnya, seorang pelaku bisnis harus
langsung memegang sapi di halaman pasar memperhatikan beberapa prinsip etika yang
untuk ditawarkan kepada calon pembeli tanpa telah di gariskan dalam Islam.
pernah dibawa ke tempat penimbangan tanpa Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah
mengetehui seberapa berat sapi yang dimiliki. kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran
Sedangkan secara timbangan diperuntukan merupakan syarat paling mendasar dalam
bagi para pelaku pasar untuk menimbang kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens
ternaknya sehingga diketahui berat hidupnya menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.
untuk ditawarkan dan diperdagangkan kepada Dari hasil penelitian, peneliti dapat katakan
calon pembeli seperti Sapi Mental, Sapi Limosin bahwa penerapan prinsip kejujuran oleh
dan Sapi Bali dengan perincian harga Rp. 15 jt pedagang itu masih kurang, karena peneliti
sampai dengan Rp. 30 jt bahkan lebih. Rata- melihat pedagang lebih condong menjelaskan
rata pedagang lebih memilih perdagangan keadaan sapi yang bagus dan tidak sakit, supaya
secara langsung dengan alasan, berdagang sapi yang dibawa ke pasar dan diperdagangkan
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 27

cepat laku. Padahal dalam Islam diperintahkan menipu orang lain, maka ia bukanlah termasuk
untuk menjelaskan keadaan barang dagangan dalam golongan orang-orang muslim.
yang sebenarnya atau menjelaskan kekurangan- Apabila diperhatikan, banyak cara yang
kekurangan barang dagangan yang dia ketahui dilakukan pebisnis atau pedagang untuk
dan yang tidak terlihat oleh pembeli, tidak melariskan barang daganganya. Sebagain dari
melipatgandakan harga dalam jual beli. mereka menghalalkan segala cara. Memang
Saat terjadi tawar pedagang juga menyuruh tak peduli, ataupun tidak mengetahui mana
temannya untuk membujuk pembeli supaya cara yang diperbolehkan dan mana yang
sapi yang di jual bisa dibeli oleh calon pembeli. tidak boleh. Salah satu cara yang kita temui
Seringkali terdegar dimasyarakat terutama adalah bersumpah. Banyak para pedagang
dikalangan pedagang, mereka terlalu mudah yang melakukan sumpah untuk melariskan
mengatakan sapi ini sudah ditawar dengan dagangannya. Sering kali dengan sumpah
maksud untuk menyakinkan pembeli bahwa itu, mereka membenarkan kebohongan atas
barang dagangannya benar-benar sudah suatu barang yang dijual. Mereka berkata ini
ditawar oleh calon pembeli lain padahal berkata itu. Dari hasil penelitian penulis dapat
kenyataannya tidak, dengan harapan agar disimpulkan bahwa pedagang sudah sesuai
orang terdorong untuk membelinya. dengan prinsip bisnis dan tidak mengucapkan
Kejujuran merupakan hal yang harus atau mengeluarkan kata bersumpah pada saat
mendasari perbuatan manusia dalam segala berdagang atau pada saat menawarkan sapinya
bidang, terlebih lagi bagi orang muslim dalam kepada calon pembeli, menurut informan kata
bermuamalah. Sebagai mana firman Allah sumpah itu tidak dibolehkan. Pedagang paham
SWT dalam al-Qur’an surat al-Ahzab [33]:70 pada saat menawarkan dan memperdagangkan
yang berbunyi: sapinya kepada pembeli, pedagang tidak pernah

َ ‫ﻳَﺎ أَﱡﻳـ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬


‫ِﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا اﱠﺗـ ُﻘﻮا اﷲَ َوﻗُﻮﻟُﻮا َﻗـ ْﻮﻻ‬
dan tidak berani mengungkap kata sumpah
artinya sumpah buatan atau sumpah palsu.
‫َﺳﺪِﻳ ًﺪا‬ Jadi sumpah palsu merupakan uangkapan yang
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
tidak benar, akan tetapi memberikan sinyal
kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang besar karena bisa meyakinkan pembeli,
yang benar” dan pada gilirannya meningkatkan daya beli
Tafsir ayat di atas merupakan perintah atau pemasaran. Namun, harus disadari oleh
Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang pedagang, bahwa meskipun keuntungan yang
beriman untuk berkata dengan perkataan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak
benar (qoulan mustaqiman) (Shobuni, 2007). berkah. Pada suatu hadis dijelaskan:
Dengan kata lain bahwa orang yang beriman “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, aku
mendegar Rasullullah Saw. Bersabda, ‘sumpah
kepada Allah SWT harus berkata dan berbuat
itu melariskan dagangan jual beli namun
jujur. Orang yang tidak berbuat jujur atau menghilangkan berkah (HR. Bukhari).
28 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Dalam transaksi terjadi kontrak antara dengan hubungan pribadi antarpelaku bisnis ini,
penjual dan pembeli. Dalam hal ini, seorang Diana Rowland (1992:108) mengemukakan
harus bersikap ramah dan murah hati kepada cara berfikir menurut orang Jepang bisnis lebih
pembeli. Apa yang dijalankan oleh Rasulullah merupakan suatu komitmen daripada sekedar
SAW dalam menjalankan bisnisnya patut ditiru transaksi. Karenanya hubungan pribadi
oleh setiap pebisnis. Penerapan prinsip longgar dalam mengembangkan ikatan perasaan
ini masih kurang diterapkan oleh padagang dan kemanusiaan dan perlu diyakini secara
sapi, melihat dari pernyataannya keuntungan timbal balik bahwa hubungan bisnis tidak
yang sedikit itu tidak membuat merasa akan berakhir segera setelah hubungan bisnis
cukup atau puas, jadi melihat pernyataannya selesai. Dengan demikian, dengan memahami
pedagang lebih mengutamakan keuntungan filosofi bisnis orang Jepang bahwasanya yang
besar daripada sedikit, padahal pedagang ingin penting antar penjual dan pembeli tidak hanya
sekali sapinya cepat laku dan mendapatkan mengejar keuntungan materi semata, namun
calon pembeli baru atau pelanggan. Mendapat dibalik itu ada nilai kebersamaan untuk saling
keuntungan yang kecil bisa membuat bisnis menjaga jalinan kerjasama yang terbangun
menjadi lebih kuat. Sedang prinsip bisnis lewat silaturrahmi (Djakfar, 2008).
dengan murah hati sudah diterapkan oleh Sebagai seorang pebisnis ataupun pedagang
pedagang sapi contoh pada saat pedagang harus selalu menepati janjinya, baik kepada
menawarkan sapinya kepada calon pembeli pembeli maupun diantara sesama pebisnis,
pedagang bersikap ramah, senyum. Dengan terlebih lagi harus dapat menepati janjinya
sikap ini seorang pedagang akan mendapatkan kepada Allah SWT. Menepati janji, saat
berkah dalam berdagang dan akan diminati melakukan perdagangan, pedagang dan
oleh pembeli. pembeli juga dituntut untuk selalu menepati
Islam menekankan hubungan konstruktif janjinya. Janji pedagang kepada pembeli, yaitu
dengan siapa pun, inklud antarsesama pelaku menyerahkan barang sesuai dengan kualitas
dalam bisnis. Pedagang setelah melakukan yang ditawar oleh pembeli, dan memberikan
transaksi dengan pihak pembeli tidak pernah barang sesuai dengan spesifikasinya sesuai
saling mendatangi ataupun kerumahnya, dengan perjanjian semula, dan lain sebagainya.
kecuali pembeli dari satu kampung. Jadi Sedangkan janji yang ditepati oleh pembeli
seharusnya pihak pedagang lebih menekankan adalah membayar tepat pada waktu yang
hubungan kontrukstif dengan siapapun, dijanjikan, menyepakati perjanjian jual beli
membangun hubungan baik dengan kolega yang dilakukan dan sebagainya. Pedagang
perlu dan hubungan pribadi sangat penting dan pembeli sudah sesuai dengan prinsip
antar pelaku bisnis supaya umur bisnis semakin bisnis Islami. Dengan demikian, setiap orang
panjang dan berkembang sesuai dengan yang hendaknya mematuhi adab berdagang, agar
diharapkan (Djakfar, 2008). Dalam kaitannya tercipta masyarakat yang harmonis dan
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 29

terjalin hubungan yang baik antara masyarakat keluarganya. Pendapatan para pedagang
terutama pedagang dan pembeli. diperoleh dari hasil perdagangan sapi dan
Perdagangan merupakan interaksi antar dari usaha sampingan yang dilakukannya.
pihak, yakni antara penjual dan pembeli. Secara umum pendapatan yang diperoleh oleh
Dengan demikian, hubungan antara keduanya informan/pedagang sapi untuk memenuhi
memiliki aturan ataupun etika yang perlu kebutuhan hidup sehari-hari. Khusus untuk
diperhatikan. Masyarakat pada umumnya konsumsi makan, lauk pauk yang menjadi
juga telah memiliki etika dalam melaksanakan hidangan sehari-hari antara lain, kangkung,
perdagangan. Bahkan peraturan perundangan kacang panjang, terong, kedelai muda,
juga ada yang dibuat oleh negara untuk tomat, cabe, daun singkok, kerupuk, tahu,
melindungi kepentingan penjual, pembeli, dan daun turi, pare, jagung muda, ikan laut, ikan
masyarakat pada umumnya. Sebagai agama yang darat, tempe, dan kadang-kadang juga daging
sempurna, Islam mengatur segala kehidupan sapi dan daging ayam. Sayur-sayuran yang
manusia. Aturan yang dikeluarkan Islam ada dikonsumsi sehari-hari umumnya diperoleh
yang sangat rinci dan ada kalanya pada pokok- dari tanaman yang ditanam di pematang sawah
pokoknya saja. Islam juga memiliki ayat Al- dan sawahnya sendiri bahkan sawah orang lain,
Quran ataupun Hadis Nabi saw yang menjadi atau dibeli di pasar dan warung-warung disekitar
pedoman dalam melakukan perdagangan. rumahnya. Dari informasi yang diperoleh dari
informan yang ada umumya cukup sederhana.
Dampak Etika Bisnis Islam terhadap Mereka lebih mengutamakan karbohidrat
Kesejahteraan Pedagang di Kecamatan atau kalori untuk keperluan kerja fisik. Para
Masbagik pedagang lebih banyak mengkonsumsi
Kajian terhadap kesejahteraan pedagang sayur-sayuran, sedangkan daging sapi atau
mengacu kepada konsep kesejahteraan yang daging ayam biasa satu kali atau dua kali
Islami dengan menggunakan indikator yang bahkan lebih dalam seminggu. Dari hasil
bersifat material maupun spiritual. Indikator wawancara dapat disimpulkan bahwa pola
yang bersifat material adalah terppenuhinya konsumsi para pedagang lebih mengutamakan
kebutuhan akan sandang, pangan, papan, nasi (karbohidrat) dari pada makanan yang
keamanan dan lain-lain. Sedangkan indikator mengandung protein. Jadi mereka masih
spiritual adalah terpenuhinya kebutuhan- kurang memperhatikan komposisi makanan
kebutuhan seperti hifzud-dien, hifzud-nafs, yang diperlukan oleh tubuh, yang penting
hifzun-Aq’l, hifzun-nasl dan hifzun-mal. intinya pedagang bisa kenyang untuk bisa
Gambaran kesejahteraan para pedagang melaksanakan kegiatan sehari-hari. Untuk
dimulai dengan memaparkan pendapatan membeli pakain, umumnya para informan
yang diperoleh dari kegiatan perdagangan membeli pakaian untuk keluarganya yaitu,
sapi yang ditekuninya serta pemanfaatkannya sekali atau dua kali bahkan lebih dalam
untuk membiayai berbagai macam kebutuhan setahun.
30 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Sebagai seorang yang menganut ajaran Dalam menjaga harta, para informan
Islam, semua informan termasuk keluarga membelanjakan hartanya dengan cara halal
rajin melaksanakan ibadah mahdhah seperti atau pada pos-pos kebenaran seperti menafkahi
sholat lima waktu, puasa, zakat, infaq dan diri dan keluarga atau memberi hadiah
sadaqah. Sedangkan rukun Islam yang lebaran kepada anaknya serta membeli baju
lima belum dilaksanakan oleh pedagang, untuk dirinya, istrinya dan anaknya setiap
akan tatapi keinginan dan kemauan untuk tahun. Sedangkan, untuk menafkahi dan
melaksanakannya sangat besar dan kuat. memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga
Keadaan keamanan di wilayah penelitian dalam dalam hal konsumsi berupa makan
cukup kondusif, hal ini dapat diketahui dari tiga kali dalam sehari seperti membelikan
jarangnya terjadi pencurian, kemalinganm keluarga beras dan lauk pauk untuk kebutuhan
perampokan, keributan, pertengkaran sesame makan. Selain itu informan mengeluarkan
warga. Keadaan yang kondusif inilah yang zakat dan bersedeqah kepada fakir miskin
menjadi warga dan pedagang tenang bekerja dan orang yang membetuhkan. Dalam Islam
dan beribadah. Nuansa pedesaan masih sangat manusia dituntut untuk menjaga harta
kental terlihat dalam lingkungan masyarakat berarti menjaga kehidupan, berarti ia telah
dalam bentuk saling tolong menolong dan saling memenuhi kewajibannya untuk bersyukur
memberi dan saling mengasihi sesama warga. kepada Allah terhadap harta yang ia miliki.
Dari hasil wawancara yang dilakukan Apabila dianalisis secara intuitif, hal ini
peneliti kepada informan, selama melakukan sesungguhnya merupakan penerapan dari
penelitian para informan/para pedagang perintah Allah Swt (Qs. al-Baqarah [2]:186)
sangat memperhatikan kesehatan dan keadaan dan (Qs. al-A’raf [7]:31). Sedangkan, apabila
keluarganya. Hal ini terlihat dari sikap mereka dikaji dari sudut pandang ekonomi Islam,
yang berobat ke Dukun Sasak, Puskesmas, pola konsumsi keluarga informan lebih
Rumah Sakit atau dengan cara menemui mengutamakan kehalalan dan kesederhanaan,
dokter praktik yang ada di Desa mereka. sesungguhnya mereka merupakan contoh nyata
dalam pelaksanaan prinsip-prinsip ekonomi
Dalam hal ini menjaga keturunan, para
Islam, yaitu halal dalam memperolehnya dan
informan selalu memperhatikan putra-
sederhana (israf=tidak berlebihan) dalam
putrinya teruma dalam pergaulan, kegiatan
mengkonsumsi.
sehari-hari dan pendidikan. Memperhatikan
dan menjauhkannya dari kegiatan yang negatif. Dari hasil pembahasan tentang kajian
Jadi menjaga keturunan dengan memberikan terhadap dampak etika bisnis Islam terhadap
perhatian di atas agar anaknya menjadi kesejahteraan pedagang yang sudah diuraikan,
anak yang shaleh sahalehah, bermanfaat, dapat dinyatakan bahwa keluarga pedagang,
bermartabat, bertanggung jawab serta berguna dilihat dari sudat pandang Islam , sudah
bagi agama, nusa dan bangsa. mendapatkan kehidupan yang baik (hayaa
Etika Bisnis Islam (Ahmad Hulaimi, Sahri & Moh. Huzaini) 31

tan-tayyibah) karena merasa cukup atas rizki timur mendapatkan kesejahteraan


yang dikaruniakan Allah kepadanya (qana’ah). yang Islami karena belum memenuhi
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al- kebutuhan dharuriyatnya (sholat dan haji).
Qur'an (Qs. an-Nahl [16]:97).: Sebagainnya lagi sudah mendapatkan
kehidupan yang baik. Karena sudah dapat
‫ِﻦ ذ ََﻛ ٍﺮ أَ ْو أُْﻧـﺜَﻰ َوُﻫ َﻮ‬ ً ِ ‫ِﻞ َﺻ‬
ْ ‫ﺎﳊﺎ ﻣ‬ َ ‫َﻣ ْﻦ َﻋﻤ‬ memenuhi kebutuhan dharuriyatnya.
‫ُﻣ ْﺆِﻣ ٌﻦ َﻓـﻠَﻨُ ْﺤﻴَِﻴـﻨﱠُﻪ َﺣﻴَﺎ ًة َﻃﻴﱢﺒَ ًﺔ َوﻟَﻨَ ْﺠ ِﺰَﻳـﱠﻨـ ُﻬ ْﻢ‬ Mereka telah mengatakan berbahagia,

‫أَ ْﺟ َﺮُﻫ ْﻢ ﺑِﺄَ ْﺣ َﺴ ِﻦ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا َﻳـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬ karena telah bersyukur atas rizqi yang
diterimanya. Dan telah mendapatkan
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
kehidupan yang baik (hayaatan tayyibah)
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, Maka Sesungguhnya akan kami sebagaimana terkandung dalam QS an-
berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] Nahl [16] : 97 dan telah qana’ah, meskipun
dan Sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
hidup dalam kesederhanaan.
dari apa yang Telah mereka kerjakan”. 3. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan bagi pedagang sapi
KESIMPULAN supaya menerapkan dan tidak melanggar
Berdasarkan analisis data yang telah prinsip etika bisnis secara Islam.
dilakukan pada bab empat terdahulu dan 4. Disarankan untuk memulai kegiatannya
telah dibuktikan secara kualitatif maka dapat dengan niat yang baik supaya terhindar
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: dari fitnah dunia maupun fitnah akhirat
1. Dari kajian terhadap etika bisnis Islam sehingga bernilai ibadah.
yang diterapkan oleh pedagang sapi di 5. Perlunya percerahan yang dilakukan oleh
Kecamatan Masbagik belum sepenuhnya tokoh agama kepada para pedagang sapi
menerapkan prinsip etika bisnis Islam, terkait penarapan prinsip etika bisnis
misalnya, prinsip kejujuran, longgar secara Islami.
dan bermurah hati dan membangun 6. Sosialisasi perlu diadakan oleh Dinas
hubungan baik. Disisi lain, pedagang Peternakan, terkait penerapan prinsip etika
sapi di Kecamatan Masbagik Kabupaten bisnis Islam yang harus diterapkan oleh
Lombok Timur sudah menerapkan prinsip seorang pedagang supaya tidak merugikan
etika bisnis Islam tersebut, mislanya masyarakat banyak dalam hal transaksi
dilarang menggunakan sumpah palsu dan perdagangan.
menepati janji.
2. Dari kajian terhadap dampak etika DAFTAR PUSTAKA
bisnis Islam terhadap kesejahteraan,
Afzalurrahman. (2000). Muhammad Sebagai
tidak semua pedagang sapi yang ada di
Seorang Pedagang. Jakarta: Yayasan Swarna
Kecamatan Masbagik kabupaten Lombok
Bhumy.
32 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017

Arifin, Johan. (2009). Etika Bisnis Islami, Nawawi, Ismail. (2009). Fiqh Muamalah:
Semarang: Walisongo Press. Hukum Perdata Islam dan Perilaku Ekonomi
Islam. Surabaya: Pustaka VIV Grafika.
Aziz, Abdul. (2013). Etika Bisnis Persfektif
Islam. Bandung: Alfabeta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi
Islam (P3EI), Universitas Islam Indonesia
Badroen, Faisal. (2006). Etika Bisnis Dalam
dan Bank Indonesia. (2008). Ekonomi
Islam. Jakarta: Kencana.
Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bertens, K. (2000). Etika. Jakarta: Gramedia
Qardhawi, Yusuf. (1997). Norma dan Etika
Pustaka Utama.
dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Gema
Bertens, K. (2005). Etika. Jakarta: Gramedia Insani Press.
Pustaka Utama.
Raharjo, M. Dawan. (1991). Etika Dan Ilmu
Djakfar, Muhammad. (2008). Etika Bisnis Ekonomi Suatu Sintesis Islam. Bandung:
Islam Tataran Teori Dan Praktis. Malang: Mizan.
UIN Malang Press.
Ramadhan, Sri. (2016). Pengaruh Harga
Djakfar, Muhammad. (2012). Etika Bisnis Psikologis Terhadap Etika Bisnis, Maqdis:
Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Jurnal Kajian Ekonomi Islam, 1 (1): 97-112.
Moral Ajaran Bumi. Jakarta: Penebar Plus.
Santosa, Ippo, Andalus, dan Khalifah. (2012).
Departemen Agama RI. (2002). Mushaf Muhammad Sebagai Pedagang. Jakarta:
Al-Qur'an Terjemah. Jakarta: Al- Huda Gramedia.
Kelompok Gema Insani.
Shobuni, Asy-Syaikh Muhammad Ali, dkk.
Fauroni, Lukman Muhammad. (2002). Visi al- (2007). Al-Tafsir Al-Wadhih Al-Muyassar.
Qur'an: tentang Etika dan Bisnis. Jakarta: Bairut: Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah.
Salemba Diniyah.
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis.
Haris, Abd. (2007). Pengantar Etika Islam. Bandung: Alfabeta.
Sidoarjo: Al-Afkar.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kasmir. (2010). Kewirausahaan. Jakarta: Raja Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Grafindo Persada.
Zadjuli, Suroso Imam. (2006). Makalah
Kadir, A. (2010). Hukum Bisnis Syari’ah dalam Seminar Evaluasi Ekonomi Syari’ah 2005
al-Qur’an. Jakarta: Amzah. dan Outlook 2006, CIEBERD, Surabaya:
Universitas Airlangga.
Komariah, Aan dan Djam’an. (2012).
Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Zubair, Charis, Achmad. (1995). Kuliah Etika.
Alfabeta. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai