Anda di halaman 1dari 2

Policy Brief : No.

10/Agustus 2010

dalam merek dagang. Pemerintah didengungkan ke masyarakat bahwa POLICY BRIEF


Media ini bertujuan untuk menjadi jembatan antara pengkajian akademik,
juga tidak boleh membiarkan industri obat generik memiliki mutu yang
penelitian dengan pengambilan kebijakan di sektor kesehatan.
farmasi yang belum COPB 100%. sama dengan obat merek dagang.
Karena melindungi industri farmasi Seperti di Amerika akses masyarakat
nakal seperti ini akan selalu memberi perlu dibuka untuk mengetahui mutu
obat yang ada. Biarlah masyarakat
“Kebijakan obat Indonesia yang masih belum memihak pasien:
image obat generik sebagai obat Contoh kasus obat generic”
yang mutunya rendah. Terakhir, menilai, industri farmasi mana yang
diseminasi informasi yang seimbang, menghasilkan obat yang patut
dikonsumsi karena terbukti Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
terbuka, dan lugas harus selalu
mutunya.
Pendahuluan yang dituangkan dalam SK Menkes
seolah-olah tidak berdaya ketika
Penyusun Pro dan kontra mengenai obat generik berhadapan dengan realita di lapangan.
Prof. Dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Sc, PhD
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta selalu menjadi isu menarik di bidang Para dokter tetap meresepkan obat
email: iwandwi@indo.net.id
kesehatan. Tidak diketahui siapa yang merek dagang, duta-duta farmasi tetap
mendengungkan, tetapi sebagian berkeliaran menyodorkan obat produk
masyarakat dan bahkan dokter sudah perusahaan, dan masyarakat lebih
Untuk mengikuti forum diskusi dan informasi terbaru terlanjur menganggap bahwa obat memilih untuk tidak diresepkan obat
mengenai kebijakan kesehatan silahkan kunjungi generik adalah obat untuk orang miskin. generik. Entah apa yang keliru, tetapi
http://www.kebijakankesehatanindonesia.net Peresepan obat generik dianggap tidak kebijakan obat generik tampaknya akan
bergengsi, murah, diragukan selalu menemui jalan buntu juga upaya
kemanfaatannya, dan kandungan zat yang sistematik dan komprehensif tidak
aktifnya di bawah standar. Harga obat dilaksanakan secara intens oleh berbagai
generik yang murah juga tidak jarang pemangku kepentingan. Secara
dijadikan alasan untuk penolakan. Mana sederhana dapat dijelaskan bahwa obat
mungkin obat yang murah memberi generik adalah obat copy. Ketika suatu
khasiat yang setara dengan obat yang industri farmasi mengembangkan obat
mahal? Fenomena tersebut menunjukkan baru maka yang bersangkutan memiliki
ada yang salah dalam menjelaskan apa itu hak paten selama 15 hingga 20 tahun
obat generik. untuk memasarkan obat produknya
tanpa diusik industri farmasi lainnya. Obat
Masalah dan yang memiliki hak paten ini lazim disebut
Konteks Kebijakan Obat Generik sebagai obat originator. Setelah masa
paten terlewati maka industri farmasi
Distorsi informasi mengenai obat generik yang lain boleh memproduksi obat yang
juga diperparah oleh kurang konsistennya kandungan zat aktifnya sama persis
pemerintah dalam menerapkan dengan obat originatornya. Inilah yang
kebijakan obat generik. Bahkan pada selanjutnya yang disebut obat copy atau
setiap pergantian kabinet isu generik obat generik. Jika obat copy ini diberi
biasanya hanya terdengar sehari dua hari nama maka disebut sebagai obat merek
dan setelah itu mati. Berbagai kebijakan dagang. Sedangkan obat copy yang tidak

diterbitkan oleh:
4 Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
1
Phone. +62 274 549424, 549425
Website http://www.kebijakankesehatanindonesia.net
diberi nama biasanya disebut obat masalah ini. Kusutnya masalah obat di pasien bahwa kalau ingin cepat sembuh merupakan bahan baku impor, yang
generik. Apabila obat generik diberi logo negara ini semakin tidak dapat dipahami. jangan minum obat generik. sangat rentan terhadap fluktuasi dolar.
perusahaan obat maka disebut obat Pemerintah hanya mampu mengeluarkan Dokter yang secara tegas menyangsikan Jika regangan nilai tukar rupiah terhadap
generik berlogo. Jadi, yang disebut permenkes tentang harga obat generik, mutu obat generik jumlahnya juga tidak dolar seperti karet, hentakan kenaikan
sebagai obat merek dagang dan obat yang direvisi setiap tahun, tapi tak sedikit. Siapa yang berani menjamin obat pasti tak terelakkan.
generik berlogo pada dasarnya adalah bernyali menghadapi raksasa kecil mutu obat generik? Kalau pasien tidak
obat generik. Tidak yang berbeda dalam bernama industri farmasi. Obat generik sembuh setelah minum obat generik, apa
hal kandungan zat aktifnya. hanya bertaring di puskesmas, tapi tidak ada yang berani menanggung?
Pertanyaanya, mengapa harga obat bergigi di pelayanan kesehatan yang lebih Sementara pemerintah sendiri dianggap Usulan Kebijakan
generik murah sedangkan obat originator tinggi, apalagi swasta. Dengan dalih tidak transparan soal produsen yang
sangat mahal? Tentu mudah dijawab, harga yang terlalu murah, ketersediaan nakal yang sebetulnya belum 100%
karena industri farmasi yang obat generik di banyak daerah juga sering memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Sulit memang tetapi bukan tidak
memproduksi obat originator harus langka. Herannya, industri farmasi yang Obat yang Baik/COPB (current Good ada solusi. Kebijakan obat harus
mengeluarkan biaya yang teramat besar memproduksi obat negerik yang sama Manufacturing Practice/cGMP). Jadi tidak disusun lebih komprehensif. Industri
untuk riset, antara lain uji pra klinik in vitro justru menyodorkan obat merek dagang salah kita menyebut masalah obat, farmasi yang tidak lagi
dan in vivo, uji pada hewan coba, maupun produk mereka yang harganya 3 kali lipat dokter, industri farmasi, dan pemerintah memproduksi obat generik dengan
uji klinik pada umumnya melibatkan lebih mahal dari obat generik. Wajar, sebagai lingkaran setan (circulus vitiosus) alasan minim profit perlu dijewer.
ratusan hingga ribuan subyek. Tidak karena harga tersebut masih dalam Akan halnya industri farmasi, sangatlah Kalau perlu pengajuan registrasi
demikian halnya dengan industri farmasi rentang yang dibolehkan untuk mudah menciptakan peluang. Duta-duta mereka untuk obat berikutnya
yang memproduksi obat copy. Mereka pengadaan obat di pelayanan kesehatan farmasi sebagai garda terdepan sangatlah disuspensi, untuk efek jera.
tidak perlu mengeluarkan biaya besar dasar. Akibatnya, kabupaten yang intens, sabar, dan tak kenal lelah merayu Pemerintah juga terus perlu
untuk riset sebagaimana obat originator. anggaran obatnya kecil hanya bisa dokter meresepkan produk mereka. mendorong pemberlakuan
Ya n g d i p e r l u k a n h a n y a l a h u j i membeli obat dalam jumlah sedikit. Militansi mereka tak lagi diragukan. managed care secara nasional.
ketersediaan hayati dan uji bioequivalensi Rentetannya, sebagai puskesmas Indikator sukses mereka adalah berapa Hanya lembaga asuransi berskala
sebagai syarat untuk registrasi ke Badan terpaksa memberikan obat ke pasien jumlah resep yang ditulis oleh dokter yang besar seperti Askes yang memiliki
Pengawas Obat dan Makanan RI. Nah, hanya untuk 2-3 hari pengobatan. loyal. posisi tawar sangat tangguh dalam
produsen obat merek dagang juga tidak Rakyatpun gigi jari, penyakitpun tidak Masyarakat sendiri terpolarisasi secara memperoleh obat dengan harga
perlu melakukan uji klinik, sehingga, mau pergi. acak mengenai obat generik ini. Jika dulu yang masuk akal. IDI juga harus
biaya produksi obat merek dagang kelompok sosio ekonomi menengah dan mengambil peran sentral untuk
tidaklah berbeda dengan obat generik. Aktor Pelaku atas merasa alergi terhadap obat generik, mengingatkan kepada para dokter
Soal obat banyak yang aneh di negeri ini. Lalu bagaiman a den gan do kt er ? akhir-akhir ini pun masyarakat miskin bahwa salah satu area kompetensi
Harga obat merek dagang bisa sama Mengapa mayoritas lebih senang sudah terpapar secara sistematik dengan dokter adalah moral, etika dan
mahalnya dengan obat produk meresepkan obat merek dagang? Bukan istilah obat generik adalah obat yang medikolegal. Artinya, jika setiap
originatornya. Harga obat merek dagang rahasia lagi, ada insentif tak kasat mata di tidak menyembuhkan. Beginilah nasib kehadiran di seminar dan kongres
bahkan 50-80 kali lebih mahal daripada balik peresepan obat merek dagang dan obat generik. Di kota tidak dipercaya di selalu mengandalkan dibiayai
obat generik. Padahal bahan aktifnya akomodasi gratis hotel berbintang lima daerah pelosok mulai terpojok. Pijakan industri farmasi, apakah pantas. Jika
sama persis, kandungannya juga sama untuk menghadiri seminar atau kongres obat generik yang selama ini sangat di Malaysia semua dokter
dan sebangun. Tapi, siapa yang peduli? yang didanai industri farmasi. kokoh di puskesmas, mulai goyah, gontai pemerintah wajib menuliskan resep
Rakyat tidak berdaya, sementara wakil Rasionalisasinya adalah dokter perlu dan tidak sedikit yang terseok seok. dalam bentuk nama generik,
rakyat lebih memikirkan politik dan diri menambah ilmu sesuai UU Praktek Masalah mendasar lain yang tidak kalah mengapa hal itu sulit dilakukan di
sendiri. Di sisi lain, pemerintah tidak Kedokteran no 29 tahun 2004. Kelompok penting adalah bahan baku obat. Sekitar negara ini. Tidak harus sama, tetapi
memiliki energi untuk mengatasi dokter inilah yang sering berujar kepada 96 % bahan baku obat di negara ini jangan semua resep selalu ditulis

2 3

Anda mungkin juga menyukai