Mindi diperkirakan dari India dan Birma. Di Jawa dikenal dengan nama
Geringging atau mindi, di Karo dikenal dengan nama Renceh. Jenis tumbuhan ini
(Meylia azedarach) merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan selalu hijau di
daerah tropis dan menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak
tahan kekeringan, toleran terhadap salinitas tanah dan subur dibawah titik beku.
Pada umur 10 tahun dapat mencapai tinggi bebas cabang 8 meter dan diameter
pohon yang masih muda memiliki kulit licin dan berlentisel; kayu gubal putih
pucat; kayu teras coklat kemerahan. Daun majemuk ganda menyirip ganjil, anak
daun bundar telur atau lonjong, pinggir helai daun bergirigi. Bunga majemuk
malai, pada ketiak daun, panjang malai 10-22 cm, warna keunguan, berkelamin
dua (biseksual) atau bunga jantan dan bungan betina pada pohon yang sama. Buah
bulat atau jorong, tidak membuka, ukuran 2-4 cm x 1-2 cm, kulit luar tipis, licin,
berkulit kering keriput kulit dalam keras, buah muda hijau, buah masak kuning,
dalam satu buah umumnya terdapat 4-5 biji. Biji kecil 3,5 x 1,6 mm, lonjong,
4
Universitas Sumatera Utara
Tanaman mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi,
ketinggian 0 - 1200 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata per
tahun 600 - 2000 mm, dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tumbuh subur
pada tanah berdrainase baik, tanah yang dalam, tanah liat berpasir, toleran
Kayu teras berwarna merah coklat muda semu-semu ungu, gubal berwarna
putih kemerah-merahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Serat
lurus atau agak berpadu, berat jenis rata-rata 0,53. Penyusutan dari keadaan basah
sampai kering tanur 3,3% (radial) dan 4,1% (tangensial). Kayu mindi tergolong
kelas kuat III-II, setara dengan mahoni, sungkai, meranti merah dan kelas awet
IV-V. Pengeringan alami, pada papan tebal 2,5 cm dari kadar air 37% sampai
(Sastrodiharjo, 1990).
80 cm. Anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung
runcing, pangkal membulat atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua,
bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. Bunga majemuk dalam
malai yang panjangnya 10-20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota
berjumlah 5, panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum.
Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 cm. Jika masak warnanya cokelat
kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyakan dengan biji. Biji sangat beracun dan
biasa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun dan biji mindi telah
1987).
berwarna hitam, baunya tidak sedap serta rasanya pahit sekali. Biji dan daun
Menurut Fogoone dan Lauge (1981). Kematian larva oleh ekstrak daun
dan biji mindi ditandai tidak sempurnanya proses ekdisis yaitu terdapat larva yang
gagal melepas kutikula lamanya, terutama pada bagian kapsul kepalanya. Larva
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Meliaceae
Genus : Azadirachta
Spesies : Meylia azedarach Linn
Pada (Sutisna, 1998) kulit kayu dan kulit akar mindi mengandung
toosendanin dan komponen yang larut. Selain itu, juga terdapat alkaloid azaridine
kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin
yang sangat beracun, 60% minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat,
linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur.
Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun
mengandung alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida,
dan kaemferol.
kulit kayu mindi antara lain Alkaloid margosina, nieldenim, nimbin, nimbinin,
atsiri, dan zat samak yang dapat menghambat pertumbuhan organisme perusak
tanaman. Daun dan biji mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida
nabati. Kandungan bahan aktif mindi sama dengan nimba (Azadirachta indica)
pula.
tanaman inang antara lain kangkung, bayam, tembakau, genjer dan beberapa jenis
gulma (Kalshoven, 1981). Nama umum dan yang lebih dikenal ulat ini adalah ulat
digantikan dengan nama ilmiah yang sering kita kenal yaitu Spodoptera litura.
Dalam beberapa tahun belakangan ini sering dilakukan pengendalian terhadap ulat
Phylum : Atrhropoda
Klass : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctudae
Genus : Spodoptera
dengan diameter 0,5 mm. Telur berkelompok dan seperti diselimuti kain woll
(Harjono, 1996). Imago betina mampu menghasilkan telur sebanyak 2000 butir.
permukaan bawah daun. Telur berbentuk bulat dan berwarna merah kecoklatan.
Larva yang baru keluar dari telur berwarna kehijau-hijauan dengan sisi
samping berwarna coklat hitam (Sudarmo, 1997). Kepala larva yang baru keluar
dari telur berwarna kemerahan, tubuhnya putih transparan, tetapi ruas abdomen
pertama dan kedelapan berwarna kehitaman. Larva yang keluar dari telur akan
2000).
Pada siang hari larva brsembunyi dekat permukaan atau didalam tanah dan
ditempat-tempat yang lembab, lalu kering pada malam hari. Stadium larva
berlangsung sekitar 13-16 hari. Larva yang lebih tua berwarna keabu-abuan, pada
tiap ruas abdomennya terdapat bentuk seperti bulan sabit. Pada abdomen ruas
pertama bentuk tersebut besar dan kadang-kadang bersatu. Panjang larva instar
dalam tanah atau pasir dengan lama stadium 9-10 hari. Larva dewasa menjelang
pupa berada di dalam tanah atau lapisan bahan organik tanah dan menuju lubang
Pada abdomen pupa jantan, segmen terakhir dijumpai dua titik yang agak
berjauhan. Titik yang ada disebelah atas adalah calon alat kelamin jantan
sedangkan titik dibawahnya calon anus. Pupa betina mempunyai dua titik yang
jantannya kira-kira 14 mm. Warna imago abu-abu dengan tanda bintik-bintik pada
yang terlindung dan umumnya diam ditempat gelap. Imago hidup sekitar 5-10 hari
dan populasi terjadi segera setelah menjadi imago. Imago betina mulai
Gejala Serangan
telur sampai pada instar ketiga dan fase ini ulat memakan daun dengan gejala
transparan. Pada instar keempat ulat mulai menyebar kebagian tanaman atau
tanaman disekitarnya. Biasanya serangan ini muncul 20-30 hari setelah tanam
(Subandrijo, 1992).
Ulat tua memakan habis daun muda, sedangkan daun tua bila diserang
akan terpisah tulang daunnya. Tanaman muda yang terserang akan terhambat
dan berwarna putih pada bekas gigitan. Serangan yang parah dapat menyebabkan
tembakau ini merupakan salah satu tanaman inang Spodoptera litura. Tanaman
tembakau deli yang digunakan pada saat ini masih menjadi primadona tembakau
tembakau deli lebih terkenal sebagai pembungkus cerutu nomor satu di dunia,
sehingga tetap dibutuhkan oleh pabrik penghasil cerutu berkualitas tinggi (Erwin,
2000).
volume produksi untuk lelang masih belum tercapai sesuai dengan permintaan
serangan hama dan penyakit, disamping faktor lingkungan seperti iklim, terutama
Wajar jika harga jual tembakau deli cukup tinggi, namun harga yang tinggi
ini tidak ada artinya bila biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tembakau
yang berkualitas baik juga cukup mahal, diantaranya biaya untuk pengendalian
penting adalah pencegahan kerusakan tanaman dari serangan hama sejak dari
pembibitan sampai pada saat tanaman di lapangan, karena akibat serangan hama
kadang, tumbuhan yang diteliti tidak tersedia dan bahan mungkin harus
disediakan oleh seorang pengumpul yang tinggal didaerah lain. Dalam hal ini,
jaringan yang diambil segar harus disimpan kering didalam plastik, dan biasanya
akan tetap dalam keadan baik untuk dianalisis setelah beberapa hari dalam
dikeringkan secepat mungkin, tanpa menggunakan suhu tinggi, lebih baik dengan
aliran udara yang baik. Setelah betul-betul kering, tumbuhan dapat disimpan
untuk jangka waktu lama sebelum digunakan untuk analisis. Analisis flavonoid,
alkaloid, kuinon, dan terpenoid, telah dilakukan dengan berhasil pada herbarium
keaslian pada tahap tertentu dalam pemeriksaan, dan ini harus dilakukan oleh ahli
sehingga penentuan identitas bahan merupakan hal yang penting bila kita
melaporkan senyawa baru dari suatu tumbuhan, atau senyawa yang sudah dikenal
tetapi dari sumber tumbuhan baru. Identitas bahan harus tidak dapat diragukan
lagi.
Uji fitokimia
Ekstraksi
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang
atau bunga, bila perlu dipotong-potong, kedalam etanol mendidih adalah suatu
cara yang baik untuk mencapai tujuan ini. Alkohol, adalah pelarut serba guna yang
alkohol berkaitan langsung dengan seberapa jauh klorofil tertarik oleh pelarut.
Bila ampas jaringan, pada ekstraksi ulang, sama sekali tak berwarna hijau lagi,
tumbuhan keringan (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan mengekstraksi-
Flavonoid
merupakan turunan senyawa induk flavon yang terdapat berupa tepung putih pada
Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Flavonoid dapat
diekstraksi dengan etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini
dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu
warnanya berubah bila ditambah basa atau amonia, jadi senyawa tersebut mudah
menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum tampak,
flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida
dan aglikon flavonoid yang manapun mungkin saja terdapat dalam satu tumbuhan
dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida. Karena alasan itu maka dalam
menganalisis flavonoid biasanya lebih baik bila kita memeriksa aglikon yang
terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh tetapi beberapa kelas lebih tersebar
daripada yang lainnya, flavon dan flavonol terdapat semesta, sedangkan isoflavon
tumbuhan secara rutin ialah kromatografi kertas dua arah dari ekstrak etanol pekat
tumbuhan dapat diekstraksi dengan sedikit etanol 70% pada suhu kamar selama 8-
24 jam, dan biasanya ekstrak ini dapat ditotolkan langsung pada pekat atau kertas
kromatografi.
Alkoloid
tanaman hampir selalu terdapat dalam bentuk garam-garam ialah terikat kepada
asam-asam sebagai asam oksalat, asam laktat, asam asetat, asam malat, asam
Alkoloida merupakan zat padat berbentuk kristal yang tak berwarna dan tidak
mudah menguap, sebagai basa bebas senyawa alkoloida sukar larut dalam air
tetapi mudah larut dalam pelarut organik seperti etanol, kloroform. Dapat
menimbulkan efek fisiologis pada hewan dan manusia, karena itu sering
Triterpenoida
dasar yang membangun senyawa tersebut yaitu dalam bentu asiklik dan siklik,
Saponin
saponin. Bila dalam tumbuhan terdapat banyak saponin, sukar untuk memekatkan
ekstrak alkohol air dengan baik, walaupun digunakan penguap putar. Karena itu,
uji saponin yang sederhana ialah mengocok ekstrak alkohol-air dari tumbuhan
dalam tabung reaksi dan diperhatikan apakah ada terbentuk busa dengan baik,
walaupun digunakan penguap putar. Karena itu, uji tumbuhan dalam tabung reaksi
dan diperhatikan apakah ada terbentuk busa tahan lama pada permukaan cairan.
utama penyabab belum optimalnya peran musuh alami sebagai faktor mortalitas
pada tanaman. Penyemprotan insektisida hingga saat ini dianggap sebagai sebuah
insektisida botani ekstrak kulit mindi dan daun mindi dapat menjadi solusi cara
hama, aman terhadap musuh alami, dan dapat dibuat dengan tehnik ekstraksi
Sementara itu, telah diketahui bahwa kandungan zat ekstraktif dalam kayu
merupakan penyebab utama keawetan alami kayu yang digunakan. Konsep ini
pertama kali dikemukakan oleh Hawley dalam Scheffer dan Cawling (1966), yang
setelah kayu tersebut diekstraksi dengan air panas maupun dengan pelarut
netral lainnya.
menimbulkan rasa gatal, pahit, langu dan tidak disukai serangga serta bahan-
bahan yang memiliki racun juga bahan-bahan yang pernah dicoba ternyata mampu
Lebih dari 2400 jenis tanaman yang masuk dalam 235 familia telah