Anda di halaman 1dari 9

KONSEP HUBUNGAN ANTARA PERAWAT DENGAN

PERAWAT
Makalah Etika Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Hasyim As’ari, S. Kep.Ns.M.Ked
Disusun Oleh :
1. Alfira Intan Assabillah
(P27820318055)
2. Albi Husein Mahendra(P27820318056)
3. Rizka Fadilla Octavia
(P27820318057)
4. Ainur Rizqiyah (P27820318058)
5. Wadahnia Nur Cayani (P27820318059)
6. Fitriatun Ulfa (P27820318060)

Tingkat I – Reguler B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
Jl.Parangkusumo No.1 Telp.(031)3550163 Surabaya 60176
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas Rahmat,
Karunia, Anugerah hidup, dan kesehatan yang telah kami terima. Serta pentunjuk-Nya
sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam membuat
makalah.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata kuliah “Etika
Keperawatan” dan sebagai media untuk lebih mendalami setiap unit yang akan
dipelajari dan dibahas dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untu
memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya, semoga makalah inidapat berguna
bagi kita semua.

Surabaya, 26 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1. Model Hubungan Perawat, Dokter, dan Pasien...........................................5
2.2. Hubungan Antara Perawat dan Perawat.....................................................6
BAB III......................................................................................................................... 8
PENUTUP....................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu serta peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban
moral. Etika juga berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang
mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai
tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang
baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat
dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.Profesi
menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang
dilayani. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu
profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau
IBI.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan.
Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan
“standar perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota
masyarakat tempat ia tinggal. Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada
standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara
etika dalam agama, hukum, adat dan praktek professional. Etika, moral dan etiket sulit
dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih dititikberatkan pada aturan, prinsip
yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang –
undang yang membedakan benar atau salah secara moralitas. Nilai – nilai moral yang
ada dalam kode etik keperawatan Indonesia (2000), diantaranya:
1. Menghargai hak klien sebagai individu yang bermartabat dan unik
2. Menghormati nilai-nilai yang diyakini klien
3. Bertanggung jawab terhadap klien
4. Confidentiality

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja model hubungan perawat, dokter dan pasien ?
2. Bagaiman hubungan antara perawat dengan perawat ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui jenis – jenis model hubungan perawat, dokter dan pasien
2. Mengetahui hubungan antara perawat dengan perawat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Model Hubungan Perawat, Dokter, dan Pasien

A. Model Aktivitas- Pasivitas


Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif.
Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam keadaan
darurat.Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistic.

B. Model Hubungan Membantu


Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktik keperawatan atau praktik
kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan
dan perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan
pasien.Perawat dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau
pengobatan. Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran perawat atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa
yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari
prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistik.

C. Model Partisipasi Mutual


Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau kesejahteraan
antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini mencerminkan asumsi
dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini, menyebutkan kekuasaan
yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasan kedua pihak. Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek penting pada
layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam model ini adalah membantu pasien
menolong dirinya sendiri. Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini
penting untuk mengenal dari pasien dan kemampuan diri pasien. Model ini
menjelaskan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik, berbeda
satu sama lain dan membantu kemampuan dalam menentukan dan mengatur diri
sendiri ( Bandman and Bandman,2004. dikutip dari American Nurses Assocication,
Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 2005).

D. The Pristly Model


Dalam model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat memberi
tahu pasien apa yang harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi ini
berdasarkan prinsip etis jangan kerjakan ketidak baikan. Ini mencerminkan
pelaksanaan prinsip paternalistic dengan tidak memberitahukan berita buruk kepada
pasien, tetapi memberikan suatu pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak
menyertakan pasien dalam membuat keputusan, tetapi menyerahkan kebebasan
kepada dokter, misalnya, pasien tidak diizinkan menolak transfusi darah yang
menurut agamanya tidak diperbolehkan. Prinsip paternalime mengurangi takdir
pasien dengan mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan kehidupan.

E. The Collegial Model


Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling percaya dan
percaya diri merupakan hal utama. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan yang
sama. Namun pada kenyataannya, veatch berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada
dasar untuk persamaan kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karna perbedaan
kelas sosial, status ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi
tentang rasa tertarik yang lazim terhadap ilusi.

F. The Contractual Model


Dalam model ini, peserta yang mengadakan hubungan/interaksi berharap untuk
memegang ketaatan terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah pihak.
Kesepakatan terhadap prinsip moral merupakan hal yang penting. Lebih lanjut dalam
kesepakatan hubungan, pasien berhak menentukan nasib mereka. Dalam model ini
terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab dan kewajiban etis.

2.2. Hubungan Antara Perawat dan Perawat

Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan lulusan
S.Kep maupun DIII Keperawatan (Am.Kep) diperlukan adanya sikap saling menghargai
dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr mengadakan pendekatan yang
baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat lainnya.

Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan
sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap
klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina hubungan baik
dengan sesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Dalam membina
hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling menghargai dan saling
toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.

Tunjukkan sikap memupuk rasa persaudaraan dengan cara:


 Silih Asuh
Yaitu sesama perawat dapat saling membimbing, menasihati, menghormati, dan
mengingatkan bila sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan sehingga terbina
hubungan yang serasi.
 Silih Asih
Yaitu dalam menjalankan tugasnya, setiap perawat dapat saling mrnhargai satu sama
lain, saling mengahrgai antar anggota profesi, saling bertenggang rasa, serta
bertoleransi yang tinggi sehingga tidak terpengaruh oleh hasutan yang dapat
menimbulkan sikap saling curiga dan benci.
 Silih Asah
Yaitu perawat yang merasa lebih pandai/tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat
mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada rekan sesama perawat tanpa
pamrih.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien komunikasi antar


tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan
informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan
perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan


dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural, dan
hubungan intrapersonal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam menjalankan tugasnya, sesama perawat sebagai pelaksana asuhan


keperawatan kepada pasien harus bisa membina hubungan baik., mempunyai rasa saling
menghargai, toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci, dan
saling tukar pikiran dan pendapat di lingkungan tempat kerjanya. Sebagai anggota
profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan sesama perawat dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien. Dalam memupuk
rasa persaudaraan sesama perawat dapat dilakukan dengan cara silih asuh, silih asih, dan
silih asah.

3.2. Saran

Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam konteks profesional


seseorang harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawi secara
universal menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang yang rutin untuk
menyalahgunakan
Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi kerusakan
fisiologis yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala penyakit atau kelainan lain,
tetapi juga harus menemukan bagaimana keadaan tersebut dapat mengganggu
humanitas pasien sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia
Dengan mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan memperlihatkan reaksi-
reaksi yang berbeda terhadap ancaman penyakit yang telah dialami dan dapat
mengancam humanitas pasien, maka perawat harus melakukan pengidentifikasian
respon-respon manusia terhadap ancaman-ancaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 http://novitasariparamitha.blogspot.com/2014/04/konsep-hubungan-perawat-anggota.html
 https://safieraputriauliyah.wordpress.com/2015/08/08/makalah-etika-kep-tentang-
hubungan-perawat-dokter-dan-pasien/

Anda mungkin juga menyukai