Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penegakan
HAM Melalui Komnas HAM ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hak asasi manusia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul …………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………… iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah……..……………………………………… 2
Bab II Pembahasan
A. Komnas HAM………………………………………………………….. 3
B. LANDASAN HUKUM…....................................................................... 3
C. TUJUAN DAN FUNGSI KOMNAS HAM........................................... 4
D. ALAT KELENGKAPAN LEMBAGA.................................................. 7
E. INSTRUMEN HAK ASASI MANUSIA............................................... 7
F. ALUR DAN MEKANISME PENGADUAN......................................... 8
G. TAHAPAN PENANGANAN KASUS HAM........................................ 10
H. BENTUK IMPLEMENTASI KOMNAS HAM DARI INDIKATOR
HAM........................................................................................................ 11
I. CONTOH KASUS PELANGGARAN HAM.......................................... 13
Bab III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………....... 15
B. Saran……………………………………………………………….. 15
Daftar Pustaka………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat mengenai hak asasi manusia di
Indonesia. Namun begitu hak asasi manusia di Indonesia masih kurang maksimal
utamanya dikarenakan sampai saat ini Negara Indonesia masih dalam zona transisi
yang masih diwarnai dengan ketidak pastian hukum. Padahal Undang Undang Dasar
1945 menjelaskan secara tegas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum
(rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtstaat). Hal itu berarti
bahwa Republik Indonesia ialah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Berbagai persoalan yang
mengatasnamakan hak asasi manusia tidak serta merta terjadi. Pelanggaran hak asasi
manusia tentu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya instrument
lembaga penegakan hak asasi manusia.
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas terdapat berbagai tujuan diantaranya :
1. Mengetahui apa itu Komnas HAM
2. Mengetahui Landasan hukum dari Komnas HAM
3. Mengetahui peran, tugas, dan wewenang Komnas HAM
4. Mengetahui alat kelengkapan Komnas HAM
5. Mengetahui Instrumen HAM yang menjadi acuan Komnas HAM
6. Mengetahui Alur dan Mekanisme pengaduan dan penanganan kasus di
Komnas HAM
7. Mengetahui contoh Komnas HAM dalam menangani kasus pelanggaran
HAM di Indonesia
8. Mengetahui bagaimana Implementasi Komnas HAM
BAB II
ISI
A. Komnas HAM
B. Landasan Hukum
Sejak didirikan pada 1993, Komnas HAM telah mengalami enam kali periodisasi
keanggotaan, yaitu 1993-1998, 1998-2002, 2002-2007, 2007-2012, 2012-2017, dan
2017-2022.
2. Fungsi penyuluhan
Dalam rangka pelaksanaan fungsi ini, Komnas HAM berwenang:
a. Menyebarluaskan wawasan mengenai hak-hak asasi manusia kepada
masyarakat Indonesia.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak asasi manusia
melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal serta berbagai
kalangan lainnya.
c. Kerja sama dengan organisasi, lembaga atau pihak lain baik tingkat
nasional, regional, maupun internasional dalam bidang hak-hak asasi
manusia.
3. Fungsi pemantauan
Fungsi ini mencakup kewenangan:
a. Pengamatan pelaksanaan hak-hak asasi manusia dan penyusunan
laporan hasil pengamatan tersebut.
b. Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam
masyarakat yang patut diduga terdapat pelanggaran hak-hak asasi
manusia.
c. Pemanggilan kepada pihak pengadu atau korban maupun pihak yang
diadukan untuk dimintai atau didengar keterangannya.
d. Pemanggilan saksi untuk dimintai dan didengar kesaksiannya, serta
kepada saksi pengadu diminta menyerahkan bukti yang diperlukan.
e. Peninjauan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang dianggap perlu.
f. Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk memberikan keterangan
secara tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai
dengan aslinya dengan persetujuan ketua pengadilan.
4. Fungsi mediasi
Dalam melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM berwenang untuk
melakukan:
a. Perdamaian kedua belah pihak.
b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli.
c. Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa
melalui pengadilan.
d. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak-hak asasi
manusia kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.
e. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak-hak asasi
manusia kepada DPR RI untuk ditindaklanjuti.
f. Pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan, dan
tempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu dengan
persetujuan ketua pengadilan.
g. Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan ketua pengadilan terhadap
perkara tertentu yang sedang dalam proses peradilan, bilamana dalam
perkara tersebut terdapat pelanggaran hak-hak asasi manusia dalam
masalah publik dan acara pemeriksaan oleh pengadilan, yang kemudian
pendapat Komnas HAM tersebut wajib diberitahukan oleh hakim
kepada para pihak.
Bagi setiap orang atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya
telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis pada
Komnas HAM. Pengaduan hanya akan dilayani apabila disertai dengan identitas
pengadu yang benar dan keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi yang
diadukan.
D. Alat Kelengkapan Lembaga
Alat kelengkapan Komnas HAM terdiri atas Sidang Paripurna dan Subkomisi.
Disamping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur
pelayanan.
1. Sidang Paripurna
Sidang Paripurna adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Komnas HAM, yang
terdiri atas seluruh anggota Komnas HAM. Sidang Paripurna menetapkan Tata
Tertib, Program Kerja dan Mekanisme Kerja Komnas HAM.
2. Sub-komisi
Pada periode keanggotaan 2017-2022, Sub-komisi Komnas HAM terdiri atas:
a. Subkomisi Pemajuan HAM, yang terdiri atas fungsi Pengkajian dan
Penelitian dan fungsi Penyuluhan,
b. Subkomisi Penegakan HAM, yang terdiri atas fungsi
pemantauan/penyelidikan dan fungsi mediasi.
Dalam hal pengaduan disampaikan oleh pihak lain, maka pengaduan harus
disertai dengan persetujuan pihak yang merasa menjadi korban pelanggaran suatu
HAM (misalnya surat kuasa atau surat pernyataan). Hal yang perlu di ingat adalah
membubuhkan tanda tangan dan nama jelas pengadu atau yang diberi kuasa.
Setelah lengkapnya keterangan dan bahan tersebut pengaduan dapat dikirimkan
melalui berbagai cara, yakni:
a. Melakukan konsultasi, baik melalui telepon ke nomor (021) 3925230 ext 126
atau datang langsung langsung ke kantor Komnas HAM yang beralamat di Jl.
Latuharhary No. 4B Menteng, Jakarta Pusat
b. Pengadu yang menyerahkan berkas pengaduan secara langsung dan kasusnya
belum pernah diadukan ke Komnas HAM berhak mendapatkan tanda terima,
nomor agenda, dan Surat Tanda Penerimaan Laporan
c. Pengadu berhak menanyakan perkembangan penanganan pengaduan, baik
melalui telepon atau datang langsung
d. Mendapat jaminan akan kerahasiaan identitas pengadu dan bukti lainnya serta
pihak yang terkait dengan materi pengaduan
e. Mendapat pelayanan penerimaan pengaduan tanpa dimintai biaya atau
pungutan dalam bentuk apapun baik berupa barang dan/atau jasa.
2. Tahap Penyidikan
Tahap kedua yang terjadi ketika penanganan kasus hak asasi manusia
adalah tahap penyidikan. Tahap penyidikan dilakukan oleh tim jaksa agung,
dan berdasarkan hasil akhir dari laporan penyelidikan yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh tim penelidik dari komnas HAM. Pada tahap ini, segala
bukti dan juga reka ulang kejadian yang diduga melanggar hak asasi manusia
akan diperdalam dan juga dipertegas, sehingga tahap penyidikan bisa
berlanjut hingga ke tahap penuntutan.
3. Tahap Penuntutan
Setelah pada tahap penyidikan sudah diperoleh kesimpulan, berupa
pelanggaran HAM apa yang sudah terjadi, serta tersangka yang sudah
ditetapkan berdasarkan alat bukti serta saksi yang ada, maka kemudian proses
penanganan pelanggaran HAM dilanjutkan pada tahap Penuntutan. Tahap
penuntutan merupakan tahapan setelah penyidikan yan gjuga dilakukan oleh
jaksa agung. Setelah proses tahapan penuntutan ini berakhir, dilanjutkan
dengan tahapan peradilan pada Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4. Tahap Peradilan
Tahap peradilan merupakan tahapan terakhir dan paling panjang
dilakukan, karena pada tahap peradilan, semua perangkat peradilan, dan juga
upaya mencari keadilan dapat dilakukan, seperti melakukan proses banding,
dan juga kasasi.
Proses peradilan ini dilakukan di Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan
dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Pada
pengadilan ini, semua tuntutan akan dibahas dan ditentukan keputusannya.
Setelah proses tersebut berjalan, maka penanganan kasus HAM yang ada pun
selesai. Namun demikian ini merupakan hal yang sangat rumit dan juga panjang,
bahkan sampai saat ini, masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang
belum tuntas kasusnya. Karena itu, tugas Komnas HAM sebagai lembaga
Negara yang bertindak untuk mengawasi dan juga melindungi HAM di Negara
Indonesia sangatlah berat dan juga penuh tantangan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia
sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM nya
terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi
oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-
Undang pengadilan HAM.
B. Saran-saran